Anda di halaman 1dari 11

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran IPA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK


MENIGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Nesia Ruli Septianti


PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya

Julianto
PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya

Abstrak
Berdasarkan observasi yang dilakukan, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa belum mampu
mencapai KKM yang sudah ditentukan yaitu 70. Hal ini disebabkan oleh banyaknya siswa yang belum
memahami materi sehingga tidak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Selain itu
pembelajaran yang kurang menarik membuat siswa merasa jenuh dalam menerima materi. Penyebab
masalah tersebut adalan penerapan model pembelajaran yang kurang tepat, hanya menggunakan cara
tradisional dalam pembelajaran. Penelitian ini mendeskripsikan pengaruh penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran IPA kelas V SDN Pojokrejo 2 jombang. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus
dilaksanakan melalui 3 tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan, serta refleksi. Subjek
penelitian ini adalah semua siswa kelas V SDN Pojokrejo 2 Jombang. Data penelitian diperoleh melalui
observasi, tes dan angket. Data hasil observasi guru dianalisis dalam bentuk persentase. Data tes hasil
belajar siswa dianalisis berdasarkan persentase ketuntasan belajar individu dan klasikal. Data jawaban
angket respon siswa dianalisis dalam bentuk persentase kemudian dijabarkan secara deskriptif. Hasil
penelitian menunjukkan aktivitas guru mengalami peningkatan dari siklus I 69,1% menjadi 86,7% pada
siklus II. Ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 62% menjadi 85% pada
siklus II. Penilaian sikap pada siswa mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 72% menjadi 84%
pada siklus II. Sedangkan penilaian keterampilan pada siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I
sebesar 74% menjadi 85% pada siklus II. Siswa juga memberikan respon positif terhadap pembelajaran
IPA dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Berdasarkan hasil yang diperoleh
dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan
hasil belajara siswa.
Kata Kunci : IPA, jigsaw, hasil belajar

Abstract
Based on the researched had been conducted by researcher, most of the students was under the criteria
minimum of study which had decided that 70 point. This caused by a lot of the students was not
understood well about the material so that they couldnt answer the question of the teacher given.
Another side the un interactive learning made the students feel bored in learning process. The cause of
the problem was ineffective learning application which only used traditional method. This researched
described the effect of implementation Jigsaw Cooperative Learning in Science learning at the fifth
grade of SDN Pojokrejo 2 Jombang. This researched used quantitative approach with CAR method
which consists of two cycles. Every cycles was three steeps: Planning, implementation and observation,
and also reflection. The subject of this researched is all of the students at the fifth grade of SDN
Pojokrejo 2 Jombang. The data of researched got from observation, test and sampling. The data result
of teacher observation analyzed on presentence form. The data result of students learning was analyzed
based on the presentence classical and individual learning. The data sampling of the students response
analyzed in presentence then was explained descriptively. The result of researched shown that the
teachers activity got increasing from the first cycles was 69, 1% to 86,7% at the second cycles. The
students learning got increasing from 62% to 85 % at the second cycles. The behaviour evaluation got
improvement from the first cycles was 72% to 84% at the second cycles. Whereas in skill evaluation
also got increasing from the first cycles was 74% to 85% at the second cycles. The students also gave
positive response to the science learning process with implement the Jigsaw Cooperative Learning
model. Based on the result of researched could be concluded that the implementation of Jigsaw
cooperative learning model can be increased the students result of study.
Keywords: science, jigsaw, learning results

93
JPGSD Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015

dicapai adalah kompetensi Jika siswa kurang antusias pembelajaran yang tepat
PENDAHULUAN yang berimbang antara dan motivasinya rendah, agar nilai yang dicapai
Pembelajaran sikap, keterampilan, dan maka dimungkinkan siswa meningkat, salah
Tematik Terpadu pengetahuan, disamping proses belajar mengajar satunya dengan
dilaksanakan dengan cara pembelajarannya tidak berjalan secara menerapkan model
menggunakan prinsip holistik dan optimal dan hasil belajar pembelajaran kooperatif
pembelajaran terpadu. menyenangkan, proses siswa serta tujuan tipe jigsaw. Diharapkan
Pembelajaran terpadu pembelajaran pengajaran tidak akan dengan model
menggunakan tema menekankan aspek tercapai dengan baik. pembelajaran tersebut
sebagai pemersatu kognitif, afektif, Salah satu masalah proses dan hasil belajar
kegiatan pembelajaran psikomotorik melalui yang dihadapi pada saat akan mengalami
yang memadukan penilaian berbasis tes dan ini adalah masalah peningkatan.
beberapa mata pelajaran portofolio saling lemahnya pelaksanaan Dalam pembelajaran
sekaligus dalam satu kali melengkapi (Latifatul proses pembelajaran yang kooperatif tipe jigsaw
tatap muka, untuk 2013 : 142). diterapkan para guru di siswa dituntut untuk
memberikan pengalaman Berdasarkan sekolah. Proses terlibat secara maksimal,
yang bermakna bagi observasi awal pada siswa pembelajaran yang terjadi bekerja sama dalam
peserta didik. Karena kelas V SDN Pojokrejo 2 selama ini kurang mampu proses kegiatan belajar
peserta didik dalam Jombang, diketahui mengembangkan mengajar, lebih terarah,
memahami berbagai bahwa hasil belajar yang kemampuan berpikir logis dan sistematis pada
konsep yang mereka dicapai siswa di kelas peserta didik. Pelaksanaan tujuan pembelajaran yaitu
pelajari selalu melalui tersebut belum mencapai proses pembelajaran yang siswa dapat
pengalaman langsung dan Kriteria Ketuntasan berlangsung di kelas mengidentifikasi macam-
menghubungkannya Minimal (KKM). Dimana hanya diarahkan pada macam sumber listik dan
dengan konsep lain yang KKM yang telah kemampuan siswa untuk menjelaskan rangkaian
dikuasainya. Dalam ditetapkan untuk mata menghafal informasi, otak listrik sederhana (seri,
pembelajaran tematik pelajaran IPA adalah 70. siswa dipaksa hanya paralel dan campuran).
memandu peserta didik Dari 13 siswa yang ada di untuk mengingat dan Pada model pembelajaran
untuk berpikir kritis kelas tersebut, hanya menimbun berbagai ini mendorong siswa lebih
dengan mengoptimalkan sekitar 30% siswa yang informasi tanpa dituntut aktif, bekerja sama dan
kecerdasan ganda yaitu mampu mencapai KKM. untuk memahami saling membantu dalam
pengembangan dimensi Hal ini disebabkan karena informasi yang diperoleh menguasai materi
sikap, keterampilan dan siswa kurang memahami untuk menghubungkannya pelajaran untuk mencapai
pengetahuan untuk materi, terutama dalam dengan situasi dalam prestasi yang maksimal.
mencapai hasil belajar mengidentifikasi macam- kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu model
yang maksimal. macam sumber listrik Selama ini proses pembelajaran kooperatif
Dengan adanya serta menjelaskan pembelajaran sains di tipe jigsaw dipandang
kurikulum baru yaitu rangkaian listrik sekolah dasar masih sebagai model yang tepat
Kurikulum 2013 sederhana (seri, parallel banyak yang dilaksanakan untuk meningkatkan hasil
diharapkan dapat dibentuk dan campuran). Guru secara konvensional. Para belajar siswa kelas V SDN
manusia yang berakhlak, belum menerapkan model guru belum sepenuhnya Pojokrejo 2 Jombang pada
berkarakter, dan inovatif. pembelajaran yang melaksanakan kompetensi dasar
Karakteristik dari inovatif. pembelajaran secara aktif Mengenal rangkaian
kurikulum 2013 adalah Penyajian materi dan kreatif dalam listrik sederhana serta
berbasis pada sains atau yang kurang variatif, melibatkan siswa serta penerapannya dalam
menggunakan pendekatan terkadang dapat belum menggunakan kehidupan sehari-hari
saintifik (mengamati, mengakibatkan siswa pendekatan atau strategi pada sub tema hidup
menanya, mencoba, merasa jenuh dan tidak pembelajaran yang rukun.
mengasosiasi/ menalar semangat dalam belajar bervariasi berdasarkan Penerapan model
dan mengkomunikasikan), sehingga siswa juga akan karakter materi pelajaran. kooperatif tipe jigsaw
kurikulum 2013 untuk SD merasa kesulitan dalam Untuk mengatasi juga terbukti dapat
bersifat tematik integratif, mengerti, memahami dan permasalahan di atas, guru meningkatkan hasil
Kompetensi yang ingin menghafal sebuah konsep. sangat memerlukan model belajar siswa. Hal ini
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran IPA

dapat dilihat dari 1) Bagaimanakah kerjasama dalam penerapannya dalam


penelitian yang dilakukan penerapan model kelompok belajar, kehidupan sehari-hari.
oleh Arifah tahun 2014, pembelajaran kooperatif terciptanya suasana Waktu dilaksanakan
bahwa hasil belajar tipe jigsaw untuk belajar yang aktif, kreatif penelitian ini pada
mengalami peningkatan meningkatkan aktivitas dan menyenangkan, siswa semester I tahun ajaran
persentase ketuntasan guru pada mata pelajaran akan lebih aktif dalam 2014 / 2015 mulai 5
hasil belajar klasikal IPA subtema hidup rukun memahami materi sendiri Nopember sampai 28
siswa mulai dari siklus I di kelas V SDN Pojokrejo dan mencari informasi Januari pada siswa kelas
75% dan siklus II 88.9%. 2 Jombang ?. 2) sendiri, dan meningkatkan V SDN Pojokrejo 2
Dalam penerapan Bagaimanakah hasil kemampuan Jombang. Hasil belajar
model pembelajaran belajar siswa kelas V SDN berkomunikasi antar yang ditekankan dalam
kooperatif tipe jigsaw Pojokrejo 2 Jombang teman. Manfaat bagi kurikulum 2013 meliputi
dapat meningkatkan hasil dalam penerapan model Sekolah adalah: Memiliki 3 penilaian, yaitu
belajar siswa pada aspek pembelajaran kooperatif informasi tentang penilaian sikap, penilaian
sikap, pengetahuan dan tipe jigsaw pada mata penerapan model pengetahuan dan penilaian
keterampilan. Pada aspek pelajaran IPA subtema pembelajaran kooperatif keterampilan.
sikap siswa dituntut harus hidup rukun ?. 3) tipe jigsaw untuk Rusman 2012 : 133)
aktif, bekerja sama, Bagaimanakah respon membantu meningkatkan berpendapat bahwa model
menghargai pendapat siswa terhadap penerapan hasil belajar siswa, pembelajaran adalah suatu
teman, serta model pembelajaran memberikan bahan rencana atau pola yang
berkomunikasi antar kooperatif tipe jigsaw ? masukan dalam rangka dapat digunakan untuk
teman. Pada aspek Berdasarkan mengembangkan membentuk kurikulum
pengetahuan, siswa dapat rumusan masalah yang pembelajaran siswa agar (rencana pembelajaran
menjawab beberapa telah dituliskan, maka tidak terpaku pada cara- jangka panjang),
pertanyaan dari guru tujuan dari penelitian ini cara konvensional, dapat merancang bahan-bahan
secara individu. Pada adalah : 1) menerapkan model pembelajaran, dan
aspek keterampilan siswa Mendeskripsikan pembelajaran kooperatif membimbing
mampu melakukan penerapan model tipe jigsaw dalam proses pembelajaran di kelas atau
percobaan dengan benar pembelajaran kooperatif pembelajaran untuk yang lain.
serta mampu tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil Pembelajaran
mendemonstrasikan hasil meningkatkan aktivitas belajar siswa. Sedangkan kooperatif tipe jigsaw
percobaannya. Dari guru pada mata pelajaran manfaat bagi Peneliti merupakan salah satu tipe
beberapa kriteria tersebut IPA subtema hidup rukun adalah: Menambah pembelajaran kooperatif
adalah tujuan dari model di kelas V SDN Pojokrejo wawasan mengenai yang mendorong siswa
pembelajaran kooperatif 2 Jombang ?, 2) penerapan model aktif dan saling membantu
tipe jigsaw. Mendeskripsikan hasil pembelajaran kooperatif dalam menguasai materi
Berdasarkan uraian belajar siswa kelas V SDN tipe jigsaw. Mengetahui pelajaran untuk mencapai
diatas, peneliti bermaksud Pojokrejo 2 Jombang teknik penerapan model prestasi yang maksimal
melakukan penelitian dalam penerapan model pembelajaran kooperatif (Isjoni 2013 : 54).
pembelajaran kooperatif Kooperatif tipe
tindakan kelas tentang tipe jigsaw dalam
tipe jigsaw pada mata jigsaw merupakan satu
strategi pembelajaran kegiatan pembelajaran.
pelajaran IPA subtema Agar peneliti ini jenis pembelajaran
yaitu dengan Penerapan
hidup rukun ?, 3) berfokus pada kooperatif yang terdiri
Model Kooperatif Tipe
Bagaimanakah respon pembahasan tertentu dan dari beberapa anggota
Jigsaw Untuk
siswa terhadap penerapan menghindari penjabaran dalam satu kelompok
Meningkatkan Hasil
model pembelajaran yang terlalu luas, maka yang bertanggung jawab
Belajar Subtema Hidup
kooperatif tipe jigsaw ? penulis membatasi atas penguasaan bagian
Rukun Siswa Kelas V
Manfaat model penelitian pada : materi belajar dan mampu
SDN Pojokrejo 2
pembelajaran kooperatif Penelitian ini membahas mengajarkan bagian
Jombang.
tipe jigsaw bagi Siswa materi mengenal tersebut kepada anggota
Berdasarkan latar
antara lain: Meningkatkan rangkaian listrik lain dalam kelompoknya.
belakang di atas, maka
hasil belajar siswa, sederhana (seri, paralel Terdapat dua kelompok
dapat dituliskan rumusan
meningkatkan sikap dan campuran) serta belajar, yaitu kelompok
masalah sebagai berikut :

95
JPGSD Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015

Asal dan kelompok Ahli. sekedar belajar kelompok, Dalam pembelajaran Stepens, Sikes
Kelompok ahli yang tetapi ada unsur-unsur Cooperative Learning and Snapp (dalam
diberi tugas untuk dasar yang setiap kelompok harus Rusman 2012 : 220),
mempelajari dan membedakannya dengan diberikan kesempatan mengemukakan langkah-
mendalami topik tertentu pembagian kelompok untuk bertatap muka dan langkah pembelajaran
dan menyelesaikan tugas- yang dilakukan asal- berdiskusi. Kegiatan kooperatif tipe jigsaw
tugas yang berhubungan asalan. Roger dan David interaksi ini akan sebagai berikut : 1) Siswa
dengan topiknya Johnson (dalam Trianto. memberikan para dikelompokkan ke dalam
kemudian dijelaskan 2007: 41) mengatakan pembelajar untuk 1-5 anggota tim. 2) Tiap
kembali ke kelompok bahwa tidak semua kerja membentuk sinergi yang orang dalam tim diberi
asal. Jigsaw mengajarkan kelompok bisa dianggap menguntungkan semua bagian materi yang
konsep pengajaran pada Cooperative Learning, anggota. Inti dari sinergi berbeda. 3) Tiap orang
teman sekelompok atau untuk itu harus diterapkan ini adalah menghargai dalam tim diberi bagian
teman sebaya dalam usaha lima unsur model perbedaan, memanfaatkan materi yang ditugaskan. 4)
membantu belajar. Jigsaw pembelajaran yaitu : 1) kelebihan, dan mengisi Anggota dari tim yang
bertujuan untuk Saling ketergantungan kekurangan. 4) berbeda yang telah
meningkatkan rasa positif. Keberhasilan Komunikasi antar mempelajari bagian/
tanggung jawab, percaya suatu karya sangat anggota. Unsur ini subbab yang sama
diri pada pembelajarannya bergantung pada usaha menghendaki agar para bertemu dalam kelompok
sendiri dan juga setiap anggotanya. Untuk pembelajar dibekali baru (kelompok ahli)
pembelajaran orang lain. menciptakan kelompok dengan berbagai untuk mendiskusikan
Serta membuat siswa kerja yang efektif, keterampilan subbab mereka. 5) Setelah
lebih aktif dan belajar pengajar perlu menyusun berkomunikasi, karena selesai diskusi sebagai tim
berkomunikasi dengan tugas sedemikian rupa keberhasilan suatu ahli tiap anggota kembali
baik. sehingga setiap anggota kelompok juga kekelompok asal dan
Jigsaw didesain kelompok harus bergantung pada bergantian mengajar
untuk meningkatkan rasa menyelesaikan tugasnya kesediaan para teman satu tim mereka
tanggung jawab siswa sendiri agar yang lain anggotanya untuk saling tentang subbab yang
terhadap pembelajarannya dapat mencapai tujuan mendengarkan dan mereka kuasai dan tiap
sendiri dan juga mereka. 2) Tanggung kemampuan mereka untuk anggota lainnya
pembelajaran orang lain. jawab perseorangan. Jika mengutarakan pendapat mendengarkan dengan
Siswa tidak hanya tugas dan pola penilaian mereka. Keterampilan saksama. 6) Tiap tim ahli
mempelajari materi yang dibuat menurut prosedur berkomunikasi dalam mempresentasikan hasil
diberikan, tetapi mereka model pembelajaran kelompok juga merupakan diskusi. 7) Guru memberi
juga harus siap Cooperative Learning, proses panjang. Namun, evaluasi dan 8)
memberikan dan setiap siswa akan merasa proses ini merupakan penutupan.
mengajarkan materi bertanggung jawab untuk proses yang sangat Kelebihan model
tersebut pada anggota melakukan yang terbaik. bermanfaat dan perlu pembelajaran kooperatif
kelompoknya yang lain. Pengajar yang efektif ditempuh untuk tipe jigsaw adalah: 1)
Dengan demikian, siswa dalam model memperkaya pengalaman Meningkatkan rasa
saling tergantung satu pembelajaran Cooperative belajar dan pembinaan tanggung jawab siswa
dengan yang lain dan Learning membuat perkembangan mental dan terhadap pembelajarannya
harus bekerja sama secara persiapan dan menyusun emosional para siswa. 5) sendiri dan juga
kooperatif untuk tugas sedemikian rupa Evaluasi proses pembelajaran orang lain.
mempelajari materi yang sehingga masing-masing kelompok. Pengajar perlu 2) Siswa tidak hanya
ditugaskan. anggota kelompok harus menjadwalkan waktu mempelajari materi yang
Menurut Anita melaksanakan tanggung khusus bagi kelompok diberikan, tetapi mereka
Lie dalam bukunya jawabnya sendiri agar untuk mengevaluasi juga harus siap
Cooperative Learning, tugas selanjutnya dalam proses kerja kelompok memberikan dan
bahwa model kelompok bisa dan hasil kerja sama mengerjakan materi
pembelajaran Cooperative dilaksanakan. 3) Tatap mereka agar selanjutnya tersebut pada anggota
Learning tipe Jigsaw muka. bisa bekerja sama dengan kelompoknya yang lain,
tidak sama dengan lebih efektif. sehingga pengetahuannya
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran IPA

jadi bertambah. 3) kognitif, efektif dan keterampilan berpikir lain: 1) Bisa lebih
Menerima keragaman dan psikomotor sebagai hasil anak; 5)menyajikan memfokuskan diri pada
menjalin hubungan sosial dari kegiatan belajar. kegiatan belajar yang proses belajar, daripada
yang baik dalam Perubahan peserta didik bersifat pragmatis sesuai hasil belajar. 2)
hubungan dengan belajar. baik pada penilaian sikap, dengan permasalahan Menghilangkan batas
4) Meningkatkan berkerja Penilaian pengetahuan yang sering ditemui; 6) semu antar bagian-bagian
sama secara kooperatif dan penilaian mengembangkan kurikulum dan
untuk mempelajari materi keterampilan setelah keterampilan sosial. menyediakan pendekatan
yang ditugaskan. 5) melakukan proses belajar. Menurut proses belajar yang
Memungkinkan peer Penilaian sikap yaitu Trianto (2011 : 160) integratif. 3)
instruction dan pengembangan sikap Pembelajaran tematik Menyediakan kurikulum
pengumpulan jujur, percaya diri, akif memiliki keuntungan bagi yang berpusat pada siswa
pengetahuan, memberikan dan bekerjasama. Pada guru dan bagi siswa: yang dikaitkandengan
peserta informasi dari bab penilaian pengetahuan Keuntungan pembelajaran minat, kebutuhan, dan
bab yang tidak sempat untuk mengukur tematik bagi guru antara kecerdasanmereka
mereka baca. Kelemahan pemahaman siswa tentang lain adalah : 1) Tersedia didorong untuk membuat
Model Pembelajaran materi serta penilaian waktu labih banyak untuk keputusan sendiri dan
Kooperatif Tipe Jigsaw keterampilan yang dilihat pembelajaran. Materi bertanggung jawab pada
adalah: 1) Jika guru tidak saat melakukan percobaan pelajaran tidak dibatasi keberhasilan belajar. 4)
mengingatkan agar siswa sederhana. oleh jam pelajaran, Merangsang penemuan
selalu menggunakan Pembelajaran melainkan dapat dan penyelidikan mandiri
keterampilan- tematik pada dasarnya dilanjutkan sepanjang di dalam dan di luar kelas.
keterampilan kooperatif adalah model hari, mencakup berbagai 5) Membantu siswa
dalam kelompok masing- pembelajaran terpadu mata pelajaran. 2) membangun hubungan
masing maka yang menggunakan tema Hubungan antar mata antara konsep dan ide,
dikhawatirkan kelompok untuk mengaitkan pelajaran dan topik dapat sehingga meningkatkan
akan macet dalam beberapa mata pelajaran diajarkan secara logis dan apresiasi dan pemahaman.
pelaksanaan diskusi. 2) sehingga dapat alami. 3) Dapat Proses
Jika anggota memberikan pengalaman ditunjukkan bahwa belajar pembelajaran dapat
kelompoknya kurang akan bermakna kepada siswa merupakan kegiatan yang dipadankan dengan suatu
menimbulkan masalah. 3) Depdiknas (dalam Trianto berkelanjutan, tidak proses ilmiah, karena itu
Membutuhkan waktu 2011 :147). terbatas pada buku paket, kurikulum 2013
yang lebih lama, apalagi Pembelajaran jam pelajaran, atau mengamatkan esensi
bila penataan ruang belum tematik memiliki ciri-ciri bahkan empat dinding pendekatan saintifik
terkondisi dengan baik sebagai berikut: 1) kelas. Guru dapat dalam pembelajaran.
sehingga perlu waktu pengalaman dan kegiatan membantu siswa Pendekatan saintifik
untuk merubah posisi belajar sangat relevan memperluas kesempaatn diyakini sebagai titian
yang dapat menimbulkan dengan tingkat belajar ke berbagai aspek emas perkembangan dan
kegaduhan. 4) Apabila perkembangan dan kehidupan. 4) Guru bebas pengembangan sikap,
satu peserta tidak kebutuhan anak usia membantu siswa melihat keterampilan dan
membaca tugasnya, sekolah dasar; 2) masalah, situasi atau pengetahuan p peserta
informasi tersebut tidak kegiatan-kegiatan yang pokok bahasan dari didik. Metode ilmiah pada
akan dibagi untuk dipilih dalam pelaksanaan berbagai sudut pandang. umumnya memuat
didiskusikan. Potensi pembelajaran tematik 5) Pengembangan serangkaian aktivitas
untuk pembelajaran yang bertolak dari minat dan masyarakat belajar pengumpulan data melalui
naratif (bukan kebutuhan siswa; 3) terfasilitasi. Penekanan observasi atau
interpretatif) dalam kegiatan belajar akan pada kompetensi bisa eksperimen, mengolah
berbagi informasi. lebih bermakna dan dikurangi dan diganti informasi atau data,
Hasil belajar adalah berkesan bagi siswa dengan kerja sama dan menganalisis, kemudian
perubahan-perubahan sehingga hasil belajar kolaborasi. memformulasi dan
yang terjadi pada diri dapat bertahan lebih lama; Adapun menguji hipotesis.
siswa, baik yang 4) membantu keuntungan pembelajaran Menurut
menyangkut aspek mengembangkan tematik bagi siswa antar Permendikbud Nomor 81

97
JPGSD Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015

A Tahun 2013 lampiran pengertian Penelitian siswa. 3) Melaksanakan melalui diskusi mengenai
IV, proses pembelajaran Tindakan Kelas adalah metode pembelajaran pembelajaran yang telah
terdiri atas lima sebuah penelitian yang kooperatif tipe jigsaw: a) dilaksanakan terutama
pengalaman belajar pokok dilakukan oleh guru di Berdoa, b) Presensi dan tentang hal-hal apa yang
yaitu: mengamati, kelasnya sendiri dengan memotivasi siswa, c) sudah berhasil dan yang
menanya, mengumpulkan jalan merancang, Guru menyampaikan kurang berhasil dan
informasi/ eksperimen/ melaksanakan dan tujuan pembelajaran yang tingkat keberhasilan hasil
mencoba, merefleksikan tindakan ingin dicapai pada belajar siswa serta
mengasosiasikan/ secara kolaboratif dan pelajaran tersebut dan menentukan tindakan
mengolah informasi dan partisipatif dengan tujuan memotivasi siswa belajar, perbaikan pembelajaran
mengkomunikasikan. untuk memperbaiki d) Guru menjelaskan pada siklus berikutnya.
kinerjanya sebagai guru kepada siswa bagaimana Data yang akan
METODE sehingga hasil belajar caranya membentuk dikumpulkan dalam
Penelitian ini siswa dapat meningkat. kelompok belajar dan penelitian ini adalah data
merupakan Penelitian Berdasarkan hasil membantu setiap mengenai proses dan hasil
Tindakan Kelas (PTK). refleksi siklus pertama kelompok agar melakukan pembelajaran, meliputi: 1)
Menurut Arikunto muncul permasalahan transisi secara efesien, e) Aktivitas guru, data ini
(2010:130), Penelitian baru akan dilakukan Pembentukan kelompok dikumpulkan melalui
Tindakan Kelas perbaikan tindakan 4-5 anggota kelompok, f) teknik observasi dimana
merupakan suatu pembelajaran pada siklus Pembagian materi yang observer akan
pencermatan yang kedua kemudian berbeda kepada setiap menggunakan instrumen
dimunculkan, yang terjadi dilanjutkan dengan kelompok, g) Kelompok 1 lember observasi aktivitas
dalam kelas yang perencanaan ulang, (rangkaian listrik seri), guru. 2) Hasil belajar
dilakukan dengan tujuan pelaksanaan dan Kelompok 2 (rangkaian siswa digunakan untuk
memperbaiki proses pengamatan, refleksi. listrik paralel) dan mengetahui pemahaman
belajar mengajar. Kegiatan yang Kelompok 3 (rangkaian siswa terhadap materi
Penelitian tindakan kelas dilakukan pada tahap listrik campuran), h) rangkaian listrik
dilakukan untuk perencanaan meliputi: a) Diskusi kelompok pada sederhana. Penilaian
memperbaiki kualitas Membuat skenario kelompok asal, i) Setelah dilakukan saat proses
pembelajaran dikelas dan pembelajaran itu berkumpul di pembelajaran
untuk menyelesaikan menggunakan model kelompok ahli (ahli seri, berlangsung. Penilaiannya
masalah-masalah yang pembelajaran kooperatif ahli paralel, dan ahli meliputi penilaian sikap,
ada dalam proses tipe jigsaw, (b) Menyusun campuran) untuk pengetahuan dan
pembelajaran dikelas. Rencana Pelaksanaan menjelaskan materinya keterampilan. 3) Angket
Penelitian ini dilakukan Pembelajaran ( RPP ), (c) masing-masing, j) adalah teknik yang
dengan menggunakan tiga Menyusun instrumen Kembali ke kelompok digunakan untuk
tahapan yang terdiri dari : penilaian, meliputi: asal untuk menjelaskan memperoleh data respon
perencanaan, pelaksanaan lembar observasi, dan semua materi, k) siswa terhadap
tindakan dan observasi, lembar kerja siswa, (d) Presentasi ke depan , l) pembelajaran IPA dengan
serta refleksi. Tahap 1 Menyusun alat evaluasi Membuat kesimpulan penerapan model
sampai dengan tahap 3 pembelajaran berupa tes hasil diskusi seluruhnya pembelajaran kooperatif
tersebut adalah sebuah untuk mengetahui hasil bersama guru. Tahap tipe jigsaw.
proses yang merupakan belajar siswa. Tahap Pengamatan dilakukan Menurut Arikunto
sebuah siklus. Jadi, setiap Pelaksanaan dan pengamatan terhadap (2010:203) menyatakan
siklus menempuh ke tiga Pengamatan, Tahap aktivitas guru secara bahwa instrument
tahapan tersebut. Jumlah Pelaksanaan. Kegiatan umum serta hasil belajar penelitian merupakan
siklus pembelajaran pembelajaran yang siswa dalam kelompok sebuah alat atau fasilitas
dibentuk oleh dilakukan oleh peneliti: 1) melalui instrumen yang digunakan oleh
ketercapaian tujuan Persiapan sebelum pengamatan. (1) Tahap peneliti dalam
penelitian. mengajar, 2) Peneliti Refleksi, Setelah berakhir mengumpulkan data untuk
Sedangkan mempersiapkan bahan pembelajaran guru mempermudah pekerjaan
Rustam dan Mundilarto ajar dan evaluasi yang bersama observer peneliti danhasilnyaakan
(dalam Asrori 2008 : 5) akan diberikan kepada melakukan refleksi lebih baik, lengkap,
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran IPA

sistematis, serta mudah kemampuan melakukan dan 3) instrument respon kelas V di SDN Pojokrejo
untuk diolah. Instrumen percobaan saat siswa Angket adalah 2 Jombang dengan jumlah
yang digunakan untuk berlangsung. Penilaian ini teknik yang digunakan siswa sebanyak 13 siswa
menjaring data adalah: 1) dilakukan untuk untuk memperoleh data pada semester I tahun
Instrument hasil belajar mengembangkan respon siswa terhadap pelajaran 2014-2015.
meliputi instrument kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA dengan Penelitian tindakan kelas
penilaian sikap Penilaian proses pembelajaran. Ada penerapan model ini dilakukan melalui 2
sikap dilakukan pada saat beberapa kriteria yang pembelajaran kooperatif siklus, untuk setiap siklus
diskusi kelompok sudah ditentukan oleh tipe jigsaw. Dalam dilakukan tiga kegiatan
berlangsung. Penilaian ini guru, seperti kelengkapan pengisian angket ini yang utama, yaitu perencanaan,
dilakukan untuk alat dan bahan, menjadi respondennya pelaksanaan serta
mengembangkan karakter kemampuan melakukan adalah siswa kelas V SDN pengamatan, dan refleksi.
siswa dalam proses percobaan serta Pojokrejo 2 Jombang. Penelitian dilakukan
pembelajaran. Ada kemampuan dalam Apakah siswa merasa dengan dua siklus yang
beberapa kriteria yang mendemonstrasikan ke senang dalam masing-masing siklus
sudah ditentukan oleh depan kelas. Skornya pembelajaran IPA dengan dilakukan selama satu kali
guru, seperti bekerjasama adalah 1, 2, 3, 4. Nilai 1 menggunakan model pertemuan. Pada satu
dengan kelompok, aktif jika tidak ada indikator pembelajaran kooperatif pertemuan alokasi
dalam kelompok serta yang muncul, nilai 2 jika tipe jigsaw. waktunya 6 jam atau satu
menghargai pendapat satu indikator yang Berdasarkan hasil hari pembelajaran.
orang lain. Skornya muncul, nilai 3 jika dua dari teknik analisis data, Data yang
adalah 1, 2, 3, 4. Nilai 1 indikator yang muncul, maka peneliti menentukan dikumpulkan dalam
penelitian dianggap penelitian ini ada tiga
jika tidak ada indikator nilai 4 berarti indikator
berhasil apabila sudah
yang muncul, nilai 2 jika sudah tercapai. 2) jenis, yaitu data hasil
mencapai tingkat
satu indikator yang instrument aktivitas guru keberhasilan: a) Aktivias observasi guru selama
muncul, nilai 3 jika dua Aspek yang diamati dari guru 80% artinya dalam kegiatan pembelajaran
indikator yang muncul, aktivitas guru selama penyampaian tujuan dan berlangsung, respon siswa
nilai 4 berarti indikator kegiatan pembelajaran mempersiapkan siswa, terhadap model
sudah tercapai. Instrumen antara lain: melakukan menyajikan informasi, pembelajaran kooperatif
mengorganisasikan siswa tipe jigsaw, serta tes hasil
penilaian pengetahuan kegiatan pembukaan,
dalam kelompok belajar,
ditinjau dari sasaran atau menyampaikan motivasi belajar pada proses
evaluasi, pemberian
objek yang akan dan tujuan pembelajaran, penghargaan, secara pembelajaran IPA dengan
dievaluasi, maka tes yang menyajikan informasi keseluruhan dalam menggunakan model
digunakan adalah tes tentang materi kategori baik. b) Hasil pembelajaran kooperatif
prestasi yaitu tes yang pembelajaran, membentuk belajar 80% artinya dari tipe Jigsaw.
digunakan untuk dan membimbing siswa 13 siswa sudah mencapai Siklus I ini
atau di atas KKM yang dilaksanakan dengan satu
mengukur pencapaian dalam berkelompok,
ditetapkan yaitu 70. c) kali pertemuan dalam
seseorang setelah membimbing siswa Respon siswa terhadap
mempelajari sesuatu. Tes mempresentasikan hasil alokasi waktu 6 jam atau
penerapan model
dalam penelitian ini diskusi, membimbing pembelajaran kooperatif satu hari. Siklus I
menggunakan instrument siswa membuat tipe jigsaw sudah dilaksanakan pada hari
yang berbentuk soal kesimpulan, memberikan mencapai indikator Senin tanggal 15
objektif dengan jumlah 10 evaluasi, melakukan keberhasilan 80% Desember 2014. Siklus II
artinya jika semua siswa dilaksanakan pada tanggal
soal. Tiap-tiap soal tindak lanjut dan
memberikan respon 16 Desember 2014.
bernilai 10, sehingga nilai memberikan penghargaan. positif terhadap model
keseluruhan adalah 100. Skornya adalah 1, 2, 3, 4. Penelitian ini
pembelajaran kooperatif
Penilaian dilakukan Nilai 1 jika tidak ada tipe jigsaw. dilaksanakan mulai pukul
setelah penerapan model indikator yang muncul, 07.00 sampai 12.15 WIB
pembelajaran kooperatif nilai 2 jika satu indikator HASIL DAN yang diikuti oleh siswa
tipe jigsaw. Instrument yang muncul, nilai 3 jika PEMBAHASAN kelas V sejumlah 13
Hasil Penelitian siswa, kegiatan yang
penilaian keterampilan dua indikator yang
Penelitian ini dilakukan sebagai
Penilaian keterampilan muncul, nilai 4 berarti dilakukan pada siswa berikut : Perencanaan,
dilakukan pada indikator sudah tercapai.

99
JPGSD Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015

yaitu : 1) Menentukan lembar observasi aktivitas keberhasilan yaitu apabila 76,9% belum mencapai
jadwal pelaksanaan guru, lembar hasil belajar mencapai persentase indikator keberhasilan
penelitian Peneliti siswa dan lembar respon 80%. yaitu 80%. Rata-rata
menganalisis kurikulum siswa. Untuk mengukur nilai sebesar 74.2 dan
2013 , 2) untuk Pelaksanaan siklus I tingkat pemahaman siswa prosentase tingkat
mengetahui Kompetensi yaitu pada tanggal 15 terhadap materi keberhasilan ketuntasan
Dasar dan indikator. Desember 2014 mulai pembelajaran melalui belajar sebesar 61.5%,
Setelah Dianalisis pukul 07.00 sampai 12.15 penerapan model dapat disimpulkan bahwa
Kompetensi Dasarnya WIB. Siklus II pembelajaran kooperatif penelitian ini belum bisa
adalah : 3.4 Mengenal dilaksanakan pada tanggal tipe jigsaw siswa dikatakan berhasil karena
rangkaian listrik 16 Desember 2014. diberikan soal evaluasi belum mencapai KKM
sederhana dan sifat Peneliti melaksanakan pada akhir pembelajaran. yang telah ditetapkan
magnet serta proses pembelajaran pada Diketahui jumlah siswa yaitu 70 dan tingkat
penerapannya dalam siswa kelas V SDN yang tuntas belajar adalah prosentase keberhasilan
kehidupan sehari-hari. Pojokrejo 2 Jombang. 8 dan jumlah siswa yang belum mencapai 80%
Merancang dan membuat Langkah-langkah tidak tuntas belajar adalah sesuai dengan yang telah
rangkaian seri dan paralel pembelajaran sesuai 5. Berdasarkan analisis ditetapkan sehingga
menggunakan sumber dalam RPP. Pengamatan yang dilakukan, dilanjutkan ke Siklus II.
arus searah. 3) Membuat dilakukan pada setiap persentase hasil belajar menunjukkan bahwa
Rencana Pelaksanaan pertemuan yaitu pada siswa pada siklus I adalah aktivitas guru saat proses
Pembelajaran (RPP) aktivitas guru, hasil 61,5% dengan kategori pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan belajar dan angket. kurang. Hal ini mencapai 86,7% dan
model pembelajaran Pada Siklus I bahwa menunjukkan belum dikategorikan Baik. Hal
kooperatif tipe jigsaw. 4) aktivitas guru saat proses mencapai indikator ini menunjukkan bahwa
Merancang media, alat pembelajaran berlangsung keberhasilan yaitu apabila aktivitas guru pada siklus
dan sumber belajar. Media mencapai 69.1% dan mencapai persentase ini telah mencapai
yang digunakan berkaitan dikategorikan kurang. 80%. persentase dari indikator
dengan materi rangkaian Namun hasil tersebut Penilain keterampilan keberhasilan yang telah
listrik sederhana yaitu belum tuntas karena dilakukan pada saat ditetapkan.
KIT IPA.. Alat yang belum mencapai indikator praktik membuat Berdasarkan kegiatan
digunakan meliputi keberhasilan yaitu 80% rangkaian listrik siklus II tentang
lampu, kabel dan baterai. sehingga penelitian sederhana. Berdasarkan penerapan model
Alat-alat ini untuk dilanjutkan ke Siklus II. analisis yang dilakukan, pembelajaran kooperatif
Berdasarkan kegiatan persentase hasil belajar tipe jigsaw pada mata
melakukan kegiatan
siklus I tentang penerapan siswa pada penilaian pelajaran IPA materi
praktik tentang rangkaian
model pembelajaran keterampilan siklus I rangkaian listrik
listrik sederhana.Sumber
kooperatif tipe jigsaw adalah 74,25% dengan sederhana. Pada penelitian
belajar yang digunakan
pada mata pelajaran IPA kategori cukup. Hal ini ini hasil belajar yang
terdiri dari beberapa buku
materi rangkaian listrik menunjukkan belum hendak dicapai meliputi :
IPA kelas V, yaitu:
sederhana. Pada penelitian mencapai indikator penilaian sikap, penilaian
Kemendikbud RI. 2013.
ini hasil belajar yang keberhasilan yaitu apabila pengetahuan dan penilaian
Kerukunan Dalam
hendak dicapai meliputi : mencapai persentase keterampilan.
Bermasyarakat. Jakarta:
penilaian sikap, penilaian 80%. Berdasarkan analisis
Kemendikbud RI.
pengetahuan dan penilaian Dapat diketahui bahwa yang dilakukan,
Haryanto. 2012. Sains
keterampilan. siswa yang memberikan persentase hasil belajar
untuk SD/MI kelas VI.
Berdasarkan analisis respon positif sebanyak siswa pada penilaian sikap
Jakarta: Erlangga. 5)
yang dilakukan, 10. Berdasarkan analisis siklus II adalah 84%
Menyusun alat evaluasi
persentase hasil belajar tersebut, hasil angket dengan kategori baik. Hal
pembelajaran, menyusun
siswa pada penilaian sikap respon siswa terhadap ini menunjukkan bahwa
LKS (lembar kerja siswa),
siklus I adalah 72,1% penerapan model hasil belajar siswa pada
menyusun lembar
dengan kategori cukup. pembelajaran kooperatif siklus II telah mencapai
penilaian. 6) Menyiapkan
Hal ini menunjukkan tipe jigsaw pada mata persentase dari indikator
instrumen penelitian yang
belum mencapai indikator pelajaran IPA adalah
akan digunakan yaitu :
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran IPA

keberhasilan yang telah tidak tuntas. Ketuntasan kegiatan berlangsung Ketuntasan hasil
ditetapkan. hasil belajar siswa secara banyak siswa yang belajar siswa pada ketiga
Diketahui jumlah klasikal mengalami berbicara sendiri, hanya aspek yaitu pengetahuan
siswa yang tuntas belajar peningkatan sebesar 13% mengandalkan teman bahwa model ini unggul
adalah 11 dan jumlah pada siklus II menjadi kelompoknya. Pada saat dalam membantu siswa
siswa yang tidak tuntas 85%. Siswa yang telah mengerjakan evaluasi memahami konsep-
belajar adalah 2. tuntas belajar pada siklus diakhir pembelajaran, konsep sulit. Para
Berdasarkan analisis yang II berjumlah 11, beberapa siswa tidak pengembang model ini
dilakukan, persentase sedangkan 2 siswa lain dapat menjawab soal yang telah menunjukkan, model
hasil belajar siswa pada tidak tuntas belajar. Hal diberikan guru dengan struktur penghargaan
siklus II adalah 84,6% ini menunjukkan bahwa benar. Begitu juga dalam kooperatif telah dapat
dengan kategori baik. Hal ketuntasan hasil belajar kegiatan presentasi setiap meningkatkan nilai siswa
ini menunjukkan sudah siswa secara klasikal pada siswa praktik merangkai pada belajar akademik
mencapai indikator siklus II telah mencapai listrik tetapi masih ada dan perubahan norma
keberhasilan yaitu apabila persentase yang beberapa siswa bertanya yang berhubungan dengan
mencapai persentase ditetapkan pada indikator kepada teman sebelahnya. hasil belajar. Di samping
80%. keberhasilan yaitu 80%. Selain itu masih banyak mengubah norma yang
Berdasarkan analisis Peningkatan persentase siswa yang praktik berhubungan dengan hasil
yang dilakukan, ketuntasan hasil belajar merangkai listrik belum belajar, dapat memberi
persentase hasil belajar secara klasikal berhasil artinya lampu keuntungan, baik pada
siswa pada penilaian menunjukkan bahwa tidak bisa menyala karena siswa kelompok bawah
keterampilan siklus II penerapan model ada yang salah dalam maupun kelompok atas
adalah 84,6% dengan pembelajaran kooperatif merangkai kabel. Pada yang bekerja bersama
kategori baik. Hal ini tipe jigsaw dalam siklus II, upaya perbaikan menyelesaikan tugas-
menunjukkan sudah pembelajaran IPA siswa pada proses pembelajaran tugas akademik. Hal ini
mencapai indikator dapat menguasai diterapkan agar siswa ditulis dalam Isjoni
keberhasilan yaitu apabila pengetahuan secara mampu menguasai dan (2013 : 27).
mencapai persentase mendalam yang tidak memahami materi dengan Menurut Piaget
80%. mungkin diperoleh baik sehingga siswa yang (dalam Julianto 2010: 11)
Dapat diketahui bahwa
apabila mereka mencoba tidak tuntas belajar dapat perkembangan kognitif
siswa yang memberikan
untuk mempelajari semua menjadi tuntas belajar, sebagaian besar
respon positif sebanyak
materi itu sendiri. Mereka dan yang telah tuntas ditentukan oleh
11. Berdasarkan analisis
sangat aktif dan saling belajar dapat lebih manipulasi dan interaksi
tersebut, hasil angket
membantu untuk ditingkatkan kembali. aktif anak dengan
respon siswa terhadap
menguasai materi Upaya peningkatan lingkungan sekitar.
penerapan model
pelajaran sehingga kualitas pembelajaran Pengetahuan datang dari
pembelajaran kooperatif
mencapai hasil belajar dapat dilakukan dalam pengalaman yang dialami
tipe jigsaw pada mata
yang maksimal pada berbagai cara, diantaranya oleh anak atau tindakan.
pelajaran IPA sudah
siklus II. Pendapat ini meningkatkan aktivitas Piaget yakin bahwa
mencapai indikator
sesuai dengan (Isjoni guru dalam membimbing pengalaman-pengalaman
keberhasilan yaitu 80%.
2013 : 54). kelompok merangkai fisik dan manipulasi
Pembahasan
Pada siklus I, listrik sederhana. Guru lingkungan penting terjadi
Berdasarkan Siklus I
persentase siswa yang harus membimbing bagi berlangsungnya
dan Siklus II terlihat
tidak tuntas belajar masih kelompok secara perubahan perkembangan
bahwa ketuntasan hasil
tinggi. Tingginya siswa menyeluruh. Setelah pada anak. Sementara itu
belajar siswa pada
yang tidak tuntas belajar siswa mengeluarkan alat interaksi sosial dengan
penilaian pengetahuan
disebabkan karena siswa dan bahan. Guru teman sebayanya,
secara klasikal pada siklus
masih belum mampu menjelaskan alat dan khususnya berargumentasi
I memperoleh presentase
menguasai semua materi bahan seperti baterai dan berdiskusi membantu
sebesar 62% atau
pelajaran. Mereka hanya mana komponen positif memperjelas pemikiran
sebanyak 8 siswa yang
menguasai satu materi dan negatif. Jika semua yang pada akhirnya
telah tuntas belajar,
yang dibahas dalam lampu menyala maka memuat pemikiran itu
sedangkan 5 siswa lainnya
kelompok asal. Ketika rangkaian berhasil. menjadi logis.

101
JPGSD Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015

Pada aspek keberhasilan yaitu 80%. sekelompoknya. Siswa model pembelajaran


keterampilan mengajarkan Dalam aktivias guru juga mencari informasi kooperatif tipe jigsaw,
kepada siswa siklus I: guru kurang sendiri dengan melakukan siswa lebih mudah
keterampilan bekerja memotivasi siswa, praktik. Dari informasi memahami materi
sama dan kolaborasi. penyampaian tujuan yang didapat siswa pelajaran IPA dengan
Keterampilan- pembelajaran kurang mampu menerapkan model
keterampilan sosial lengkap dan jelas, dalam mempresentasikan ke pembelajaran kooperatif
penting dimiliki siswa, memantau aktivitas siswa depan kelas. Kelompok tipe jigsaw, siswa lebih
sebab saat ini banyak anak dalam diskusi dan praktek yang aktif akan mendapat tertarik untuk belajar
muda masih kurang dalam belum merata pada penghargaan. setelah mengikuti
keterampilan sosial. seluruh kelompok. Peningkatan kualitas pembelajaran IPA dengan
Hal yang penting Berdasarkan kekurangan pada aktivitas guru menerapkan model
dalam pembelajaran tersebut, maka diadakan memyebabkan tercipatnya pembelajaran kooperatif
kooperatif adalah bahwa upaya perbaikan pada suasana belajar yang tipe jigsaw, siswa lebih
siswa dapat belajar siklus II. menyenangkan. Siswa bersemangat belajar
dengan cara bekerja sama Setelah ada upaya juga lebih aktif dan setelah mengikuti
dengan teman, bahwa perbaikan, kualitas bersemangat dalam pembelajaran IPA dengan
teman yang lebih mampu aktivitas guru pada siklus mengikuti pembelajaran. menerapkan model
dapat menolong teman II mengalami kenaikan Hasil belajar siswa juga pembelajaran kooperatif
yang lemah, dan setiap sebesar 17.6% dari siklus mangalami tipe jigsaw. Apakah kamu
aggota kelompok tetap sebelumnya. Aktivitas peningkatan .Dengan senang dengan belajar
memberi sumbangan pada guru selama proses demikian maka aktivitas kelompok dalam
prestasi kelompok. Para pembelajaran dalam siklus guru pada siklus II telah pembelajaran IPA dengan
siswa juga mendapat II mencapai persentase berhasil. menerapkan model
kesempatan untuk 86.7%. Aktivitas guru Respon siswa dalam pembelajaran kooperatif
bersosialisasi. dalam semua aspek pembelajaran IPA dengan tipe jigsaw, siswa merasa
Model pembelajaran dikategorikan baik. Dalam menerapkan model tidak jenuh menerima
kooperatif dikembangkan memotivasi dan pembelajaran kooperatif pembelajaran IPA dengan
untuk mencapai hasil melakukan apersepsi, tipe jigsaw mengalami menerapkan model
belajar yang berupa guru menyajikan media peningkatan persentase pembelajaran kooperatif
prestasi akademik, benda konkrit dan dari siklus I dan siklus II. tipe jigsaw.
toleransi, menerima memotivasi siswa dengan Kenaikan persentase yang
keragaman, dan kegiatan tanya jawab yang diperoleh dalam setiap PENUTUP
pengembangan menyenangkan sehingga pertanyaan pada angket Berdasarkan hasil
keterampilan sosial yang merangsang siswa untuk dari 76,9% menjadi penelitian dan
menuntut kerja sama bersemangat dalam 84,6%. Hasil jawaban pembahasan yang telah
peserta didik dalam mengikuti kegiatan siswa pada seluruh dideskripsikan diperoleh
struktur tugas., struktur pembelajaran. Guru pertanyaan angket telah kesimpulan bahwa
tujuan, dan struktur mengaitkan materi mencapai indikator penerapan model
rewardnya. pembelajaran dengan keberhasilan yang telah pembelajaran kooperatif
Terlihat bahwa kegiatan sehari-hari siswa ditetapkan yaitu 80% tipe jigsaw pada
aktivitas guru dalam sehingga siswa mudah berespon positif. Dari pembelajaran IPA dapat
pembelajaran IPA dengan memahami tentang materi seluruh pertanyaan pada meningkatkan hasil
menerapkan model yang akan diajarkan. angket, sebagian besar belajar siswa kelas V SDN
pembelajaran kooperatif Setelah melakukan siswa dikelas memberikan Pojokrejo 2 Jombang. Hal
tipe jigsaw pada siklus II refleksi perencanaan respon positif dari ini dibuktikan dengan: 1)
mengalami peningkatan ulang untuk perbaikan pertanyaan tersebut. Dari Aktivitas guru antara
menjadi 86.7%. aktivias guru. Guru lebih hasil jawaban angket siklus I dan siklus II
sebelumnya pada siklus I membimbing siswa dalam respon siswa, dapat mengalami peningkatan.
persentase aktivitas guru kegiatan diskusi. Siswa diketahui bahwa siswa Pada siklus I yaitu
69.1% dikategorikan dibimbing untuk merasa senang dalam 69.10% menjadi 86.70%
kurang karena belum mengkomunikasikan menerima pembelajaran pada siklus II. Pada siklus
mencapai indikator hasilnya kepada teman IPA dengan menerapkan II aktivitas guru telah
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran IPA

mencapai indikator pembelajaran kooperatif Pembelajaran


keberhasilan. Hal ini tipe jigsaw bisa dijadikan Mengembangkan
membuktikan bahwa strategi dalam Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT
penerapan model pembelajaran pada semua
Rajagrafindo
pembelajaran kooperatif mata pelajaran di SD tidak Persada.
tipe jigsaw dapat hanya pada mata pelajaran
meningkatkan aktivitas IPA saja. 2) Dalam Susanto, Ahmat. 2013.
Teori Belajar
guru. 2) Hasil belajar pembentukan kelompok
dan
siswa kelas V SDN harus heterogen. Antara Pembelajaran di
Pojokrejo 2 Jombang pada siswa yang aktif dan pasif, Sekolah Dasar.
pembelajaran IPA siswa perempuan dan Jakarta:
mengalami peningkatan laki-laki harus dibagi Kencana Prenada
dari siklus I ke siklus II . secara merata. Media Group.
Peningkatan hasil belajar Trianto. 2011. Desain
siswa pada penilaian sikap DAFTAR PUSTAKA Pengembangan
siklus I memperoleh Arikunto, Suharsimi. Pembelajaran
persentase 72% menjadi 2010. Penelitian Tematik Bagi
Tindakan Kelas. Anak Usia Dini
84% pada siklus II. Pada
Jakarta : PT TK/ RA dan Usia
penilaian pengetahuan Bumi Aksara. Kelas Awal SD/
62% dari siklus I menjadi MI. Jakarta: PT
Asrori, Muhammad.
85% pada siklus II. Selain Kencana Prenada
2008. Penelitian
itu pada penilaian Media Group.
Tindakan Kelas.
keterampilan juga Bandung: CV Trianto. 2010. Model
mengalami peningkatan Wacana Prima. Pembelajaran
dari siklus I ke siklus II Terpadu. Jakarta:
Isjoni. 2013. Cooperative
yaitu 74% menjadi 85%. Bumi Pustaka.
Learning.
pada siklus II hasil belajar Bandung: Arifah. 2014. Penerapan
siswa telah mencapai ALFABETA. Model
indikator keberhasilan. Pembelajaran
Julianto. dkk. 2011. Teori
Terbukti bahwa penerapan Kooperatif Tipe
dan
model pembelajaran Jigsaw dalam
Implementasi
Pelajaran IPA
kooperatif tipe jigsaw Model-model
Untuk
dapat meningkatan hasil Pembelajaran
Meningkatkan
belajar siswa. 3) Siswa Inovatif.
Hasil Belajar
Surabaya : Unesa
memberikan respon Siswa Pada Kelas
University Press.
positif terhadap V SDN Kutisan
pembelajaran IPA dengan Kemendikbud RI. 2014. II Surabaya
menerapkan model Kerukunan (Online. (Volume
Dalam 1 No 2). http.e-
pembejaran kooperatif
Bermasyarakat journal.ac.id.
tipe jigsaw telah Buku Tematik diakses 18 Mei
mencapai indikator Terpadu 2015.
keberhasilan yang telah Kurikulum 2013.
ditetapkan. Kenaikan Jakarta:
persentase yang diperoleh Kemendikbud.
dalam setiap pertanyaan Putra, Sitiatava Rizema.
pada angket dari 77% 2013. Desain
menjadi 84,6%. Belajar
Berdasarkan hasil Mengajar Kreatif
Berbasis Sains.
penelitian yang diperoleh,
Jogjakarta: DIVA
maka peneliti PRESS.
menyampaikan beberapa
Rusman. 2012. Model
saran sebagai berikut: 1)
Model
Penerapan model

103

Anda mungkin juga menyukai