Anda di halaman 1dari 10

Indonesian Journal of

p-ISSN: 2721-172X e-ISSN: 2721-1746


Vol. 1 No. 2 Th 2020; hal 80 – 90
http://mass.iain-jember.ac.id

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD


terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VII MTsN 1 Jember

Fitri Yatus Saadah1, Laily Yunita Susanti1,*


1 Tadris IPA IAIN Jember. Jember, Indonesia.
* E-mail: laikyirzi@gmail.com

Abstrak
Pembelajaran IPA masih menerapkan model pembelajaran konvensional. Pembelajaran ini
didominasi oleh guru dan terdapat siswa yang memiliki sifat individual/kurang bisa bekerja sama.
Hal ini menyebabkan rendahnya hasil belajar. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD
memungkinkan untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA kelas VII pada materi Objek IPA dan
Pengamatannya, karena materi bersifat konseptual dan prosedural. Penelitian ini bertujuan : 1) untuk
mengetahui perbedaan hasil belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional; 2) untuk mengetahui pengaruh yang signifikan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa MTsN 1 Jember
kelas VII pada materi Objek IPA dan Pengamatannya tahun pelajaran 2019/2020. Jenis penelitian ini
adalah Quasi Experiment yang didesain menggunakan Nonequivalent Control Group Design dengan
teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan populasi seluruh siswa kelas VII
MTsN 1 Jember. Selama proses pembelajaran, aktivitas siswa meningkat dan setelah perlakuan nilai
rata-rata posttest kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata posttest kelas kontrol. Berdasarkan
analisis data dengan menggunakan uji-z pada taraf signifikansi 0,05, maka Ha diterima, artinya data
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD terhadap hasil belajar siswa MTsN 1 Jember kelas VII pada materi Objek IPA dan
Pengamatannya tahun pelajaran 2019/2020.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, dan STAD.

PENDAHULUAN (PAIKEM). Pembelajaran merupakan


suatu proses interaksi antara siswa dan
Pendidikan di era global harus
guru yang menggunakan segala sumber
dapat memfasilitasi tumbuh dan ber-
daya sesuai dengan perencanaan yang
kembangnya keterampilan intelek-tual
telah dipersiapkan sebelumnya untuk
dan berbagai kompetensi siswa. Hal ini
mencapai tujuan. Pembelajaran aktif,
dapat dicapai melalui proses pem-
inovatif, kreatif, efektif dan menye-
belajaran. Salah satu upaya yang dapat
nangkan adalah pembelajaran ber-
dikembangkan yaitu dengan me-
makna yang dikembangkan dengan
wujudkan pembelajaran aktif, inovatif,
cara siswa membangun keterkaitan
kreatif, efektif dan menyenangkan
antara pengetahuan baru dengan

Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746 81


Indonesian Journal of Mathematics and Natural Science Education, 1 (2), 2020
Fitri Yatus Saadah, Laily Yunita Susanti

pengetahuan yang telah dimiliki siswa. sebut cenderung didominasi oleh guru
Pembelajaran PAIKEM merupakan pro- dan kurang memberikan kesempatan
ses konstruksi pengetahuan (Suprijono, bagi siswa dalam mengembangkan
2016). Tujuan pembelajaran dapat pengetahuan dan penemuan masalah
dicapai melalui penerapan model secara mandiri serta pemecahan masa-
pembelajaran yang sesuai dengan lah kompleks yang ada dalam pem-
materi dan siswa. Oleh karena itu, guru belajaran. Selain itu, dalam kelas
memiliki peran penting dalam pem- umumnya siswa kurang bisa bekerja
belajaran agar siswa dapat belajar lebih sama dalam tim atau cenderung
aktif. individual. Sementara siswa memiliki
Salah satu pembelajaran di sekolah kemampuan intelegensi yang heterogen
yang juga perlu menerapkan pem- mulai dari kemampuan intelegensi yang
belajaran PAIKEM adalah pem- tinggi, sedang, sampai rendah.
belajaran IPA. Pembelajaran IPA haki- Salah satu upaya untuk mening-
katnya adalah ilmu pengetahuan yang katkan keaktifan siswa dalam pem-
mempelajari gejala-gejala melalui se- belajaran IPA adalah dengan guru
rangkaian proses yang dikenal dengan memilih model pembelajaran yang
proses ilmiah yang dibangun atas dasar tepat. Model pembelajaran adalah
sikap ilmiah dan hasilnya terwujud kerangka konseptual yang melukiskan
sebagai produk ilmiah yang tersusun prosedur secara sistematis mengorgani-
atas tiga komponen terpenting berupa sasikan pengalaman belajar untuk men-
konsep, prinsip, dan teori yang berlaku capai tujuan pembelajaran (Wisudawati
secara universal (Trianto, 2017). dan Sulistyowati, 2015). Model pembe-
Pembelajaran IPA adalah interaksi lajaran adalah kerangka konseptual
antara komponen-komponen pembela- yang melukiskan prosedur secara
jaran dalam bentuk proses pem- sistematis mengor-ganisasikan
belajaran untuk mencapai tujuan yang pengalaman belajar untuk mencapai
berbentuk kompetensi yang telah dite- tujuan pembelajaran. Apabila guru
tapkan (Wisudawati dan Sulistyowati, mampu menerapkan model
2015). Proses pem-belajaran IPA pembelajaran yang sesuai dengan ka-
menekankan pada pem-berian rakteristik materi, maka guru akan lebih
pengalaman langsung untuk mudah dalam melaksanakan pembela-
mengembangkan kompetensi yang jaran di kelas dan siswa mampu
diarahkan untuk membantu siswa mengikuti pembelajaran dengan baik
memperoleh pemahaman yang lebih sehingga tujuan belajar dapat tercapai
mendalam tentang alam. seperti yang diharapkan.
Berdasarkan hasil wawancara Salah satu model pembelajaran
yang dilakukan peneliti di MTsN 1 yang diharapkan dapat meningkatkan
Jember, sebagian siswa kurang aktif hasil belajar siswa melalui kerja sama
dalam pembelajaran di kelas dan guru tim dalam pembelajaran adalah
menjelaskan materi dalam pembelajaran pembelajaran kooperatif. Pembelajaran
IPA dengan model pembelajaran yang model kooperatif merujuk pada
konvensional. Proses pembelajaran ter- berbagai macam metode pengajaran di

82 Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746


Indonesian Journal Of Mathematics and Natural Science Education, 1 (2), 2020
Fitri Yatus Saadah, Laily Yunita Susanti

mana siswa bekerja dalam kelompok- tersebut, ranah kognitif yang paling
kelompok kecil untuk saling membantu banyak dinilai oleh para guru disekolah
satu sama lainnya dalam mempelajari karena berkaitan dengan kemampuan
materi pembelajaran. Model pembe- para siswa dalam menguasai isi bahan
lajaran kooperatif terdiri dari beberapa pengajaran. Diantara ketiga ranah
tipe, salah satunya kooperatif tipe tersebut, ranah kognitif yang paling
Student Teams-Achievement Divisions banyak dinilai oleh para guru disekolah
(STAD). Karakteristik pembelajaran ko- karena berkaitan dengan kemampuan
operatif tipe STAD yaitu para siswa para siswa dalam menguasai isi bahan
dibagi dalam tim belajar yang memiliki pengajaran. (Sudjana, 2014).
tingkat kemampuan berbeda, jenis Penilaian hasil belajar siswa dalam
kelamin, dan latar belakang etniknya. pembelajaran kooperatif tipe STAD
Gagasan utama dari STAD yaitu untuk dilakukan melalui pemberian kuis
memotivasi siswa agar dapat saling individu, pemberian skor dari tugas
membantu satu sama lain dalam yang telah diberikan oleh guru,
menguasai kemampuan yang diajarkan kemudian diberi penghargaan kepada
oleh guru sehingga mendapatkan hasil siswa yang memiliki skor tertinggi.
belajar sesuai dengan tujuan (Slavin, Melalui berbagai penilaian tersebut,
2005). diharapkan siswa memperoleh hasil
Berdasarkan latar belakang belajar yang baik dan sesuai dengan
masalah, model kooperatif tipe STAD tujuan pembelajaran.
memungkinkan cocok diterapkan untuk Rumusan masalah dalam pene-
pembelajaran IPA di SMP/MTs kelas VII litian ini adalah (1) Adakah perbedaan
dengan materi Objek IPA dan Penga- hasil belajar siswa MTsN 1 Jember kelas
matannya yang terdapat pada KD 3.1 VII menggunakan model pembelajaran
menerapkan konsep pengukuran ber- kooperatif tipe STAD pada materi Objek
bagai besaran dengan menggunakan IPA dan Pengamatannya?, (2) Adakah
satuan standar (baku). Materi tersebut pengaruh yang signifikan penerapan
merupakan materi yang bersifat kon- model pembe-lajaran kooperatif tipe
septual dan prosedural sehingga materi STAD terhadap hasil belajar siswa kelas
dapat dipahami melalui kerja tim. Kerja VII pada materi Objek IPA dan
sama tim dibutuhkan untuk pema- Pengamatannya?
haman materi lebih lanjut, karena siswa
memiliki kemampuan yang heterogen METODE
sehingga dapat saling membantu untuk Penelitian ini menggunakan
mengasah penge-tahuan yang dimiliki. pendekatan kuantitatif dengan jenis
Model pembelajaran yang dila- penelitian Quasi Experiment (Ekspe-
kukan oleh seorang guru dapat rimen Semu) dan desain penelitian non-
memotivasi belajar sehingga dapat equivalent control group design.
mempengaruhi hasil belajar siswa. Hasil
belajar mencakup kemampuan ranah Tabel 1. Desain Penelitian
kognitif, afektif, dan psikomotor Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
(Sarwan, 2013). Diantara ketiga ranah (1) (2) (3) (4)

Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746 83


Indonesian Journal of Mathematics and Natural Science Education, 1 (2), 2020
Fitri Yatus Saadah, Laily Yunita Susanti

Eksperimen O1 X O2 masing-masing butir soal menggunakan


Kontrol O3 - O4 korelasi pearson product moment (PPM)
Keterangan : pada aplikasi IBM SPSS Statistics 22.
O1 = Skor tes awal kelas Eksperimen Rumus korelasi pearson product
O2 = Skor tes awal kelas Kontrol moment (PPM) yang digunakan adalah
O3 = Skor tes akhir kelas Eksperimen sebagai berikut (Riduwan dan Sunarto,
O4 = Skor tes akhir kelas Kontrol 2017).
X = Perlakuan dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe ∑ ∑ ∑
STAD.
√( ∑ (∑ ( ∑ (∑
Penelitian dilakukan pada bulan
Juli 2019 sampai Agustus 2019. Populasi Keterangan:
dalam penelitian ini adalah siswa kelas rxy = Koefisien korelasi antara variabel X
VII di MTsN 1 Jember yang terdiri dari dan Y
delapan kelas dengan jumlah total 255 ∑xy = Jumlah hasil perkalian skor asli
dari X dan Y
siswa. Kelas eksperimen adalah kelas
∑x = Jumlah skor asli variabel X
VII C dengan jumlah 32 siswa,
∑x2 = Jumlah skor yang dikuadratkan
sedangkan kelas kontrol adalah kelas
dalam variabel X
VII D dengan jumlah 32 siswa.
∑y = Jumlah skor asli variabel Y
Penentuan sampel penelitian ber-
∑y2 = Jumlah skor yang dikuadratkan
dasarkan pertimbangan tertentu atau dalam variabel Y
secara purposive sampling (Sugiyono, N = Jumlah responden
2015), yakni berdasarkan guru yang
Dalam penghitungan rxy, pengam-
sama, tingkat kelas yang sama pada
bilan keputusan untuk menyatakan
mata pelajaran IPA dan memiliki
instrumen valid atau tidak didasarkan
pengalaman belajar yang sama.
pada r tabel dengan sig-nifikansi 5%
Kelas eksperimen dalam penelitian
atau 0,05. Apabila rhitung ≥ rtabel pada taraf
ini menggunakan penerapan model
signifikan 5%, maka butir pernyataan
pembelajaran kooperatif tipe STAD,
tersebut valid. Berikut tabel interpretasi
sedangkan kelas kontrol menggunakan
koefisien korelasi nilai r.
model pembelajaran konvensional. Baik
kelas eksperimen maupun kontrol Tabel 2. Interpretasi Koefisien Korelasi
diberikan pretest (sebelum diberi Nilai r
perlakuan) dan posttest (setelah diberi Interval Koefisien Tingkat
Hubungan
perlakuan) yang sama.
(1) (2)
Instrumen yang digunakan adalah
0,00 – 0,199 Sangat lemah
instrumen tes hasil belajar kognitif
0,20 – 0,399 Lemah
(pretest & posttest) berupa pilihan ganda.
0,40 – 0,599 Cukup
Sebelum digunakan dalam kelas
0,60 – 0,799 Kuat
penelitian, instrumen harus diuji
0,80 – 1,000 Sangat kuat
cobakan terlebih dahulu untuk
mengetahui tingkat validitas, relia- Setelah uji validitas, uji
bilitas, tingkat kesukaran dan daya beda reliabilitas dilakukan dengan meng-

84 Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746


Indonesian Journal Of Mathematics and Natural Science Education, 1 (2), 2020
Fitri Yatus Saadah, Laily Yunita Susanti

gunakan rumus KR.20 (Kuder soal itu dengan benar


Richardson) sebagai berikut: JS = Jumlah seluruh siswa

( )( ) Besarnya indeks kesukaran antara
0,00 sampai dengan 1,0. Indeks
dimana kesukaran menunjukkan taraf kesu-
r11 = Reliabilitas tes secara keseluru- karan soal. Soal dengan indeks
han
kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal
p = Proporsi subjek yang menjawab
itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0
item dengan benar
menunjukkan bahwa soal terlalu mudah
q = Proporsi subjek yang menjawab
(Arikunto, 2016). Indeks kesukaran
item dengan salah
ditunjukkan pada tabel 4.
∑pq = Jumlah hasil perkalian p dan q
n = Banyaknya item Tabel 4. Klasifikasi Indeks Kesukaran
S = Standar deviasi dari tes Daya Pembeda Kategori
(standar deviasi adalah akar (1) (2)
varians) 0,00 – 0,30 Sukar
Dasar pengambilan keputusannya 0,31 – 0,70 Sedang
adalah jika nilai Alpha lebih besar dari 0,71 – 1,00 Mudah
rtabel maka item-item yang digunakan Angka yang menunjukkan
dinyatakan reliabel dan konsisten, besarnya daya pembeda disebut
sebaliknya jika Alpha lebih kecil dari indeks diskriminasi disingkat dengan
rtabel maka item-item yang digunakan “D”. Rumus untuk menentukan
dinyatakan tidak reliabel atau konsis- indeks diskriminasi adalah:
ten. Kriteria reliabilitas dapat dilihat
pada tabel berikut:
Di mana:
Tabel 3. Kriteria Reliabilitas
J = Jumlah peserta tes
Koefisien Kriteria
Reliabilitas JA = Banyaknya peserta kelompok atas
(1) (2) JB = Banyaknya peserta kelompok
0,800- 1,000 Sangat Tinggi bawah
0,600 - 0,800 Tinggi BA = Banyaknya peserta kelompok atas
0,400 - 0,600 Cukup yang menjawab benar
0,200 - 0,400 Rendah BB = Banyaknya peserta kelompok
0,000 – 0,200 Sangat Rendah bawah yang menjawab benar
PA = Banyaknya peserta kelompok atas
Dalam istilah evaluasi, indeks yang menjawab benar (P sebagai
kesukaran diberi simbol P, singkatan indeks kesukaran)
dari “Proporsi”. Berikut rumus untuk PB = Banyaknya peserta kelompok
mencari indeks kesukaran: bawah yang menjawab benar
Untuk menentukan tingkat
kesukaran adalah membandingkan nilai
Di mana: rhitung pada SPSS dengan kriteria daya
P = Indeks kesukaran pembeda sebagai berikut.
B = Banyaknya siswa yang menjawab

Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746 85


Indonesian Journal of Mathematics and Natural Science Education, 1 (2), 2020
Fitri Yatus Saadah, Laily Yunita Susanti

D : 0,00- 0,20: Jelek (poor) berkenaan dengan hasil belajar yang


D : 0,21-0,40 : Cukup (satistifactory) terdiri dari pengetahuan, pemahaman,
D : 0,41-0,70 : Baik (good) penerapan, analisis, sintesis dan eva-
D : 0,71-1,00 : Baik sekali (excellent) luasi (Sahlan, 2013). Hasil penelitian
D : Negatif, semuanya tidak baik. Jadi yang dilakukan untuk mengetahui hasil
semua butir soal yang mempunyai belajar siswa kelas eksperimen mene-
nilai D negatif sebaiknya dibuang rapkan model pembelajaran kooperatif
saja tipe STAD dan kelas kontrol mene-
rapkan model pembelajaran konven-
Teknik analisis data dilakukan
sional, diperoleh rata-rata nilai pretest
untuk mengetahui ada perbedaan yang
kelas eksperimen 44,17 sedangkan kelas
signifikan hasil belajar siswa MTsN 1
konvensional memperoleh rata-rata
Jember kelas VII menggunakan model
nilai pretest 42,50.
pembelajaran kooperatif tipe STAD
Kemudian kedua kelas sampel
pada materi Objek IPA dan Pengama-
diberikan perlakuan yang berbeda,
tannya. Hasil tes yang dianalisis adalah
pada kelas eksperimen diberi perlakuan
nilai kemampuan awal dan kemampuan
dengan menerapkan model pembe-
akhir (pretest & posttest) pada kelas
lajaran kooperatif tipe STAD sedangkan
eksperimen dan kelas kontrol. Data
kelas kontrol diberikan perlakuan
dianalisis meliputi uji normalitas, uji
dengan menerapkan model pembe-
homogenitas, dan uji Z. Rumus
lajaran konvensional. Setelah diberikan
perhitungan menggunakan uji Z seba-
perlakuan yang berbeda, kedua kelas
gai berikut (Subana dan Sudrajat, 2015):
tersebut diberikan posttest untuk me-
lihat adanya perbedaan akibat pene-
√ ( rapan model pembelajaran yang ber-
beda. Hasil rata-rata nilai posttest kelas
Keterangan
eksperimen 66,25 sedangkan rata-rata
x = banyak data yang termasuk kategori
nilai posttest kelas konvensional 55,63.
hipotesis
Setelah memperoleh data hasil
n = Banyaknya data
pretest dan posttest siswa dari kedua
p = Proporsi pada hipotesis
sampel, maka dilakukan pengujian ana-
Pengujian hipotesis menggunakan lisis data dimana syaratnya harus
uji Z yaitu jika nilai sig > 0,05 maka H0 terdistribusi normal dan homogen.
diterima dan Ha ditolak. Jika nilai sig < Hasil uji normalitas dan uji homo-
0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. genitas pretest dan posttest dapat
Dilakukan uji Z karena jumlah sampel disajikan pada tabel 5.
tiap kelas memiliki > 30 siswa (Arifin,
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Rerata
2017).
Pretest dan Posttest
HASIL DAN PEMBAHASAN Kolmogorov-
Smirnov
Penelitian diawali dengan mem- Var. Y Kelas
Sta- Sta-
berikan pretest untuk mengetahui hasil df
tistic tistic
belajar pada ranah kognitif. Kognitif (1) (2) (3) (4) (5)

86 Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746


Indonesian Journal Of Mathematics and Natural Science Education, 1 (2), 2020
Fitri Yatus Saadah, Laily Yunita Susanti

Hasil Pretest ek- 0,149 32 0,070 lajaran STAD (kelas eksperimen)


belajar sperimen sebelum diberi perlakuan memiliki nilai
siswa (STAD)
pretest terendah = 26,67; nilai tertinggi =
(1) (2) (3) (4) (5)
Pretest 0,143 32 0,095 80,00; dan nilai rata-rata = 44,17.
kontrol Sedangkan hasil belajar kognitif siswa
(konven- yang sudah diberi perlakuan memiliki
sional) nilai posttest terendah = 26,67; nilai
Posttest 0.151 32 0,060
tertinggi = 93,33; dan nilai rata-rata =
eksperimen
Hasil (STAD)
66,25.
belajar Posttest 0,127 32 0,200 Penelitian diawali dengan uji coba
siswa kontrol soal terlebih dahulu untuk melihat
(konven- kelayakan soal dari valid, reliabel, daya
sional beda hingga tingkat kesukaran. Kemu-
dian peneliti menggunakan soal yang
layak untuk diberikan pretest terhadap
Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas rerata
kedua kelas sampel dengan jumlah soal
Pretest dan Posttest
15 butir berbentuk pilihan ganda.
Levene Statistic df 1 df 2 Sig. Hasil pretest kelas eksperimen
(1) (2) (3) (4)
memperoleh nilai rata-rata 44,17 dan
0,775 3 124 0,510
kelas kontrol 42,50. Hasil tersebut
Berdasarkan tabel 5 dan tabel 6 menyatakan bahwa kemampuan awal
tersebut data pretest dan posttest kedua siswa kelas eksperimen tidak jauh
kelas terdstribusi normal dan homogen, berbeda dengan kemampuan awal kelas
karena memiliki nilai signifikansi > 0,05. kontrol sebelum diberi perlakuan.
Data perbandingan rata-rata nilai Setelah diberi perlakuan yang berbeda
pretest dan posttest dapat dilihat pada yaitu kelas eksperimen dengan mene-

100

80
Hasil Belajar
Pretest kelas
60
Eksperimen
40
Hasil Belajar
20 Posttest kelas
Eksperimen
0
Min Max Mean

Gambar 1. Histogram Hasil Belajar Siswa

gambar 1. rapkan model pembelajaran kooperatif


Berdasarkan diagram tersebut, tipe STAD sedangkan kelas kontrol me-
hasil belajar kognitif siswa yang nerapkan pembelajaran konvensional,
dibelajarkan dengan model pembe- kedua kelas diberikan posttest untuk

Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746 87


Indonesian Journal of Mathematics and Natural Science Education, 1 (2), 2020
Fitri Yatus Saadah, Laily Yunita Susanti

melihat adanya perbedaan akibat diberi perbedaan hasil belajar siswa yang
perlakuan model pembelajaran yang dibuktikan dengan naiknya hasil
berbeda. posttest. Hasil belajar kognitif yang
Hasil rata-rata posttest kelas menggunakan model pembelajaran koo-
eksperimen adalah 66,25 sedangkan peratif tipe STAD lebih tinggi di-
kelas kontrol 55,63. Hasil uji normalitas bandingkan dengan kelas kontrol yang
dan uji homogenitas untuk kedua menggunakan model pem-belajaran
sampel diperoleh bahwa data konvensional. Hasil penelitian ini sesuai
terdistribusi normal dan homogen. dengan penelitian Azelia (2016) bahwa
Hasil uji hipotesis untuk posttest ada pengaruh peng-gunaan model
menggunakan uji z diperoleh sebagai pembelajaran kooperatif tipe STAD
berikut: terhadap hasil belajar kognitif siswa
pada materi pokok Zat Adiktif dan
Tabel 7. Analisis Uji Z Hasil Belajar
Psikotropika.
Kognitif Siswa
Perbedaan skor rata-rata siswa
Variabel Mean Sig. Ket.
tersebut disebabkan karena siswa yang
(2-Tailed)
pembelajarannya menggunakan model
(1) (2) (3) (4)
pembelajaran kooperatif tipe STAD
Posttest
66,25 Ada lebih menekankan pada kegiatan
Ekperimen
0,002 pengaruh kelompok. Kelebihan model pembe-
Posttest
55,63 signifikan lajaran kooperatif tipe STAD menurut
Kontrol
Budairi (2012) di antaranya (a) siswa
Berdasarkan hasil dari uji Z kelas
bekerja sama dalam mencapai tujuan
eksperimen dan kelas kontrol menun-
dengan menjunjung tinggi norma-
jukkan bahwa nilai prestest diperoleh
norma kelom-pok, sehingga
signifikansi sebesar 0,585; nilai posttest
meningkatkan jiwa sosial masing-
diperoleh signifikansi sebesar 0,002.
masing siswa, (b) siswa aktif saling
Maka dapat disimpulkan bahwa Ha
membantu dan memotivasi semangat
diterima dan H0 ditolak, dengan
untuk berhasil bersama, (c) semua siswa
demikian ada pengaruh yang signifikan
aktif berperan sebagai tutor sebaya
penerapan model pembelajaran koo-
untuk lebih meningkatkan keberhasilan
peratif tipe STAD terhadap hasil belajar
kelompok, sehingga setiap siswa
siswa. Hal ini ditunjukkan dengan hasil
mampu mengembangkan pema-haman
analisis uji Z memiliki nilai signifikansi
dan penguasaan materi yang bersifat
< 0,05. Maka ada pengaruh yang
kognitif, psikomotorik, maupun afektif,
signifikan penerapan model pembe-
(d) interaksi antar siswa seiring dengan
lajaran kooperatif tipe STAD terhadap
peningkatan kemampuan me-reka
hasil belajar siswa IPA kelas VII pada
dalam berpendapat (Sholihah: 2016).
Materi Objek IPA dan Pengamatannya
tahun pelajaran 2019/2020. SIMPULAN
Proses pembelajaran materi Objek
Berdasarkan rumusan masalah
IPA dan Pengamatannya dengan model
dan hipotesis yang diajukan, serta hasil
kooperatif tipe STAD memberikan
penelitian yang didasarkan pada

88 Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746


Indonesian Journal Of Mathematics and Natural Science Education, 1 (2), 2020
Fitri Yatus Saadah, Laily Yunita Susanti

analisis data dan penguijian hipotesis Sarwan. (2013). Belajar dan Pembelajaran.
diperoleh kesimpulan bahwa hasil uji z Jember: STAIN Jember Press.
dari hasil belajar siswa menunjukkan Slavin, R.E. (2005). Cooperative Learning
nilai rata-rata di kelas eksperimen yang Teori, Riset dan Praktik. Bandung:
menggunakan model pembelajaran Nusa Media.
kooperatif tipe STAD berbeda (lebih
tinggi) dari pada nilai rata-rata di kelas Solihah, Ai. (2016). Pengaruh Model
konvensional. Hal ini menunjukkan Pembelajaran Teams Games Tour-
bahwa ada pengaruh yang signifikan nament (TGT) terhadap Hasil Bela-
penerapan model pembelajaran jar Matematika. Jurnal SAP. Vol. 1.
kooperatif tipe STAD terhadap hasil Universitas Indraprasta PGRI: Ja-
belajar siswa IPA kelas VII pada Materi karta.
Objek IPA dan Pengamatannya. Subana, dan Sudrajat, M.R. (2015).
Statistik Pendidikan. Bandung:
DAFTAR PUSTAKA
Pustaka Setia.
Arifin, J. (2017). SPSS 24 untuk
Sudjana, N. (2014). Penilaian Hasil
Penelitian dan Skripsi. PT Elex
Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Media Komputindo: Jakarta.
Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2016). Dasar-Dasar Evalua-
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
si Pendidikan. Jakarta: Bumi
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Aksara.
Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Azelia, R.H. (2016). Pengaruh Alfabeta.
Pembelajaran tipe STAD terhadap
Suprijono, A. 2016. Cooperative Learning
Aktivitas dan Hasil Belajar
Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Kognitif Siswa. Skripsi. Lampung:
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Universitas Lampung.
Trianto. (2017). Model Pembelajaran
Budairi, A. (2012). Kelebihan dan
Terpadu: Konsep, Strategi, dan
Kekurangan Student Teams
Implementasinya dalam Kurikulum
Achievement. Diakses melalui
Tingkatan Satuan Pendidikan
http://
(KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.
www.budairi.com/2012/11/pendidi
kan-kelebihan-dan-keku- Wisudawati, A.W., dan Sulistyowati,
rangan.html#axzz2VcpXIF4H E.. (2015). Metodologi Pembelajaran
IPA. Jakarta: Bumi Aksara.
Riduwan dan Sunarto. (2017). Pengan-
tar Statistika untuk Penelitian Pen-
didikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, PROFIL SINGKAT
dan Bisnis. Alfabeta: Bandung.
Penulis pertama merupakan
Sahlan. (2013). Evaluasi Pembelajaran mahasiswa Tadris IPA Fakultas
Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Calon Pendidik. Jember: Stain Jember bernama Fitri Yatus Saadah, S.
Jember Press. Pd. yang biasa dikenal dengan nama

Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746 89


Indonesian Journal of Mathematics and Natural Science Education, 1 (2), 2020
Fitri Yatus Saadah, Laily Yunita Susanti

Riya. Ia lahir di Probolinggo, 4 Februari IPA Fakultas Tarbiyah dan Ilmu


1998. Studinya di IAIN Jember dimulai Keguruan IAIN Jember bernama Laily
tahun 2015 dan lulus tahun 2019. Yunita Susanti, S. Pd., M. Si. dengan
Peneliti kedua merupakan dosen Tadris bidang keahlian Pendidikan Kimia.

90 Copyright © 2020, MASS, p-ISSN: 2721-172x, e-ISSN: 2721-1746

Anda mungkin juga menyukai