Anda di halaman 1dari 5

1

JPFS 3 (1) 2020 1-5

http://journal.unucirebon.ac.id/index.php/jpfs

Pengaruh Model Pembelajaran SAVI Terhadap Hasil Belajar IPA


Siswa Kelas V

Mela Amalia1, Adiman2, Sri Hastuti3


1,3
Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Nahdlatul Ulama Cirebon, Kota
Cirebon 45134, Indonesia
2
Prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Nahdlatul Ulama
Cirebon, Kota Cirebon 45134, Indonesia

E-mail: adiman.sempd@gmail.com2; sri.hastuti0709@gmail.com3

Abstrak
Hasil belajar IPA siswa kelas V SD di kecamatan Gegesik tergolong rendah. Rendahnya
hasil belajar IPA ini disebabkan oleh pembelajaran yang bersifat teacher centered dan guru hanya
menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran. Siswa pun merasa bahwa IPA adalah mata
pelajaran yang sulit, karena selain berhitung siswa juga harus menghafal. Berdasarkan hasil
pendahuluan tersebut, peneliti merancang pembelajaran dengan model SAVI (Somatis, Auditori,
Visual dan Intelektual) pada pokok bahasan alat pernapasan pada manusia. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh model SAVI (Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual) pada pokok
bahasan alat pernapasan pada manusia terhadap hasil belajar mata pelajaran IPA kelas V SD
Negeri 1 Bayalangu Kidul. Penelitian ini menggunakan desain True Eksperimental Design dengan
bentuk desain penelitiannya Pretest-Posttest Control Group Design. Teknik sampling yang
digunakan yaitu teknik Sampling Jenuh. Sampel penelitian yang berjumlah 40 siswa, dibagi rata
menjadi dua kelompok secara random (acak). Instrumen yang digunakan adalah soal tes bentuk
pilihan ganda berjumlah 20 soal. Setelah dilakukan perlakuan yang berbeda, diperoleh nilai rata-
rata posttest kelompok eksperimen 77,75 dan kelompok kontrol 58,25. Berdasarkan hasil uji
hipotesis statistik dengan menggunakan uji N-Gain diperoleh rata-rata pre-test dan posttest sebesar
63,32% dan kelompok kontrol 29,23%. Selain itu berdasarkan uji T memperoleh bahwa nilai
= 7,014 > ttabel= 2,024 maka diterima. Artinya terdapat pengaruh model pembelajaran
SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD
Negeri 1 Bayalangu pada materi alat pernapasan pada manusia.
© 2020 Pendidikan Fisika FKIP Universitas Nahdlatul Ulama Cirebon

Kata Kunci: Model pembelajaran SAVI, Hasil Belajar, IPA.


___________________________________________________________________________________
PENDAHULUAN
Pelaksanaan pembelajaran di dalam tersebut, maka peserta didik tidak akan
kelas merupakan salah satu tugas utama sepenuhnya dapat mengikuti proses
guru,dan pembelajaran dapat diartikan pembelajaran, sehingga hasil belajar yang
sebagai kegiatan yang ditujukan untuk dicapai kurang maksimal.
mendidik siswa. Guru memiliki peranan
Dominasi guru dalam proses
penting artinya selain sebagai pembimbing
pembelajaran menyebabkan kecenderungan
dan fasilitator bagi siswa, guru juga harus
siswa lebih bersifat pasif sehingga mereka
bertindak secara profesional. Apabila guru
lebih banyak menunggu sajian guru daripada
tidak berhasil menciptakan pembelajaran
© JPFS: Amalia, M., Adiman, dan Hastuti, S. (2020). 1-5
ISSN 2622-7789 (print), ISSN 2622-822X (online)
2

mencari dan menemukan sendiri ilmu menguasai isi bahan pengajaran. Ranah
pengetahuan, keterampilan atau sikap yang afektif berkaitan dengan sikap siswa yang
mereka butuhkan. Hal ini guru menerapkan akan diperoleh dari perubahan setelah
model pembelajaran teacher centered mendapatkan ilmu pengetahuan. Sedangkan
(berpusat pada guru). Pembelajaran yang ranah psikomotorik berkaitan dengan
efektif adalah pembelajaran yang berpusat keterampilan dan kemampuan bertindak.
pada siswa yaitu, siswa sebagai subjek Ketiga ranah tersebut menjadi objek
pembelajaran harus aktif, kreatif dan mampu penilaian hasil belajar siswa. Diantara ketiga
berfikir kritis. Berhasil tidaknya suatu ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling
kegiatan pembelajaran dapat dilihat dari banyak dinilai oleh guru di sekolah karena
hasil pembelajaran, hasil pembelajaran tidak berkaitan dengan kemampuan para siswa
bisa lepas dari proses pembelajaran. Proses dalam menguasai isi bahan pembelajaran
pembelajaran yang baik akan menghasilkan (Sudjana, 2008, p.22-23). Hasil belajar siswa
hasil yang baik pula, namun sebaliknya seringkali digunakan sebagai ukuran untuk
apabila proses pembelajaran kurang baik mengetahui seberapa jauh siswa tersebut
maka hasilnya juga kurang baik. Untuk menguasai bahan yang diajarkan. Jika hasil
mencapai hasil yang baik tentu dibutuhkan belajar siswa yang diperoleh jauh lebih
kerjasama yang baik antara guru dan siswa tinggi dari empat batas Kriteria Ketentuan
sehingga pembelajaran bisa berjalan dua Minimal (KKM) yang ditentukan, maka
arah, tidak hanya berpusat pada guru pembelajaran dapat dikatakan berhasil.
maupun pada siswa sendiri.Sehingga hal ini Keberhasilan pembelajaran didukung pula
dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. oleh pemanfaatan media pembelajaran.
Salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu Melalui media pembelajaran, guru dapat
Pengetahuan Alam (IPA). menyajikan bahan pelajaran yang bersifat
abstrak menjadi konkret sehingga mudah
Trianto (dalam Sholeh, 2015, p.136)
dipahami (Sanjaya, 2007, p. 168).
mengatakan bahwa IPA adalah suatu
kumpulan pengetahuan tersusun secara Pembelajaran IPA lebih menekankan
sistematik dan dalam penggunaanya secara pada aspek proses dalam memperoleh
umum terbatas pada gejala-gejala alam. pengetahuan dan melibatkan seluruh panca
Dalam Perkembangannya IPA tidak hanya indra agar pengetahuan yang diperoleh akan
ditandai oleh adanya kumpulan fakta tetapi selalu diingat di otaknya. Pembelajaran bagi
oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. siswa SD harus disesuaikan pula dengan
tingkat perkembangan kognitifnya. Siswa
Pembelajaran IPA SD diharapkan pula
SD akan lebih mudah belajar dengan hal
dapat memberikan sumbangan yang nyata
yang bersifat konkret karena materi
dalam memberdayakan siswa. Adanya
pembelajaran akan lebih mudah dipahami.
interaksi langsung antara siswa dengan
Situasi pembelajaran tersebut akan membuat
lingkungan belajarnya dapat membuat siswa
hasil belajar siswa menjadi lebih optimal.
lebih aktif dalam pembelajaran. Salah satu
cara untuk mengaktifkan siswa dalam Rendahnya prestasi siswa dalam
pembelajaran adalah menerapkan variasi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
dalam proses pembelajaran. Variasi proses dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
pembelajaran dapat menciptakan proses kesalahan model pembelajaran, kondisi
belajar yang menyenangkan dan sekolah, kondisi lingkungan, latar belakang
menggairahkan, karena belajar tidak hanya orang tua dan kondisi keluarga peserta didik
memanfaatkan otak kiri namun serta tingkat dukungan orang tua dalam
memanfaatkan pula otak kanan. Variasi memotivasi peserta didik dalam belajar
dalam pembelajaran yang berfokus pada (Jihad & Haris, 2013). Situasi pembelajaran
aktivitas belajar siswa, akan berdampak menjadi salah satu faktor yang dapat
terhadap optimalnya hasil belajar siswa. diperbaiki oleh guru dengan cara
menggunakan model ataupun metode
Hasil belajar siswa menurut Bloom
pembelajaran yang beragam.
mencakup tiga ranah, yaitu kognitif, afektif,
dan psikomotorik (Jihad & Haris, 2013, p.2). Rendahnya hasil belajar siswa
Ranah kognitif berkaitan dengan ditunjukan dari hasil rata-rata nilai Ujian
kemampuan intelektual siswa dalam Tengah Semester (UTS) IPA di beberapa

© JPFS: Amalia, M., Adiman, dan Hastuti, S. (2020). 1-5


ISSN 2622-7789 (print), ISSN 2622-822X (online)
3

sekolah SD di Kecamatan Gegesik, mengetahui keadaan awal adakah perbedaan


Kabupaten Cirebon. Rata-rata KKM mata antara kelompok eksperimen dan kelompok
pelajaran IPA siswa SD Kelas 5 yaitu 67, kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai
sedangkan rata-rata nilai UTS yaitu 69. eksperimen tidak berbeda secara signifikan.
Berdasarkan data tersebut dapat dinyatakan Desain penelitian disajikan dalam
bahwa hasil UTS siswa kelas V belum Gambar 1.
maksimal. Siswa pun merasa bahwa IPA
adalah mata pelajaran yang sulit, karena E O1 X O2
selain berhitung siswa juga harus menghafal K O3 - O4
Oleh karena itu perlu adanya solusi
untuk pemecahan masalah tersebut, salah Gambar 1. Desain Penelitian
satunya adalah dengan menggunakan model (sumber: Sugiyono, 2016, p.75-76)
pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori,
Visual dan Intelektual). Model pembelajaran Keterangan:
SAVI terintegrasi dari empat unsur (Huda, E : Kelompok Eksperimen
2013, P.285). Unsur SAVI yang pertama K : Kelompok Kontrol
yaitu somatis, belajar dengan bergerak dan O1 : Pretest untuk kelompok eksperimen
berbuat. Unsur kedua yaitu auditori, belajar O2 : Posttest untuk kelompok eksperimen
dengan berbicara dan mendengar, O3 : Pretest untuk kelompok kontrol
sedangkan, unsur ketiga yaitu visual, belajar O4 : Posttest untuk kelompok kontrol
dengan mengamati dan menggambarkan. X : Pembelajaran menggunakan model
Selanjutnya, unsur keempat yaitu intelektual, SAVI
belajar dengan memecahkan masalah dan - : Pembelajaran yang biasa dilakukan
merenung. Keempat unsur ini harus ada dan oleh guru
terpadu dalam pembelajaran, agar siswa
dalam belajar berlangsung secara optimal Hasil pengumpulan data berupa hasil
jika semuanya itu digunakan secara simultan. belajar awal siswa (pre-test) digunakan
Melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
pembelajaran SAVI, diharapkan siswa lebih tingkat kemampuan awal antara kelas
mudah memahami konsep-konsep IPA. Jika eksperimen dan kelas kontrol. Perhitungan
konsep-konsep dalam IPA telah dipahami data awal (pre-test) dilakukan menggunakan
oleh siswa, maka hasil belajar yang t-test dengan bantuan program komputer
diperoleh siswa akan lebih optimal. Statistical IBM statistic (SPSS) versi 21.
Ada tidaknya perbedaan dilihat dari
METODE nilai sig thitung yang diperoleh. Jika niai sig
Penelitian ini menggunakan bentuk t-hitung> taraf signifikasi 0,05 maka
desain True Eksperimental Design. Menurut dinyatakan bahwa tidak ada perbedaan hasil
Sugiyono (2016, p.75-76) True belajar awal siswa antara kelompok
Eksperimental Design adalah (eksperimen eksperimen dan kelompok kontrol. Begitu
yang betul-betul), karena dalam desain ini, juga sebaliknya, jika diperoleh harga sig t-
peneliti dapat mengontrol semua variabel hitung< 0,05 maka ada perbedaan hasil
luar yang mempengaruhi jalannya belajar siswa pada awal. Kesimpulan yang
eksperimen. Ciri utama dari True diperoleh menjadi acuan bagi peneliti untuk
Eksperimental Design adalah bahwa, sampel melanjutkan penelitian atau tidak. Jika
yang di gunakan untuk eksperimen maupun diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada
sebagai kelompok kontrol diambil secara perbedaan hasil belajar awal antara siswa
random (acak) yaitu dipilih dari nomer absen kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
siswa ganjil genap dari populasi tertentu. maka penelitian dapat dilanjutkan dengan
Penelitian ini menggunakan bentuk memberikan pembelajaran pada kelompok
design tipe Pretest-Posttest Control Group eksperimen dan kelompok kontrol.
Design karena untuk mengetahui pengaruh Penelitian ini menggunakan sampling
pembelajaran SAVI terhadap hasil belajar jenuh. Menurut Sugiyono (2016, p.85)
siswa pada kelompok eksperimen maupun sampling jenuh yaitu teknik penentuan
kelompok kontrol yang dipilih secara sampel bila semua anggota populasi
random kemudian diberi pretest untuk digunakan sebagai sampel. Berdasarkan
teknik tersebut penelitian dilakukan di SD
© JPFS: Amalia, M., Adiman, dan Hastuti, S. (2020). 1-5
ISSN 2622-7789 (print), ISSN 2622-822X (online)
4

Negeri 1 Bayalangu Kidul di kelas V. Dalam penelitian ini adalah tes objektif dalam
penelitian ini peneliti membagi dua kelas V bentuk pilihan ganda dengan empat pilihan
menjadi kelompok eksperimen dan jawaban, setiap jawaban benar mendapatkan
kelompok kontrol dengan jumlah yang sama. skor 1 dan apabila jawaban salah
Pembagian siswa dipilih sesuai no urut absen mendapatkan skor 0.
ganjil genap untuk memudahkan peneliti
HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk membagi siswa. Kelompok
eksperimen adalah kelompok siswa yang Pada penelitian ini setelah siswa
mendapatkan perlakuan dengan diberikan tes berupa tes awal (pretest) dan
menggunakan model SAVI (Somatis tes akhir (posttest), maka diperoleh hasil
Auditori Visual dan Intelektual). Jumlah belajar IPA dari kedua kelompok sampel.
siswa pada kelas eksperimen yaitu 20 orang. Kemudian hasil tersebut, dilakukan
Kelompok kontrol adalah kelompok siswa perhitungan pengujian persyaratan dan
yang mendapat perlakuan dengan pengujian hipotesis. Adapun hasil penelitian
menggunakan pembelajaran konvensional tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest)
dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang. yang diperoleh dari kedua kelompok,
Instrumen tes yang digunakan untuk dideskripsikan pada Tabel 1.
mengukur hasil belajar kognitif IPA pada

.Tabel 1. Descriptive Statistics


N Range Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance
pre_eks 20 35 15 50 675 33,75 9,159 83,882

post_eks 20 30 60 90 1555 77,75 8,025 64,408

pre_kon 20 35 15 50 685 34,25 10,166 103,355

pos_kon 20 30 45 75 1165 58,25 9,497 90,197

Valid N (listwise) 20

Berdasarkan hasil Tabel 1, hasil 15. Jumlah posttest eksperimen sebesar 1555
penelitian kelas V SD Negeri 1 Bayalangu sedangkan posttest kontrol tidak sebesar
Kidul dengan jumlah siswa 20 siswa pada 1165 selisih 390, rata-rata tes eksperimen
tiap kelompok, dapat dilihat bahwa nilai sebesar 77,75 sedangkan posttest kontrol
terkecil pada pretest eksperimen sebesar 15 sebesar 58,25 selisih 19,5, maka dapat
sedangkan pretest kontrol sebesar 15, nilai diambil kesimpulan posttest eksperimen dan
terbesar posttest eksperimen 90 sedangkan posttest kontrol ada perbedaan setelah
nilai posttest kontrol 75. Jumlah pretest adanya perlakuan atau pemebelajaran, akan
eksperimen 675 sedangkan nilai pretest tetapi untuk mengetahui seberapa besar dan
kontrol sebesar 685, rata-rata pretest bagaimana pengaruhnya perlu dihitung
eksperimen sebesar 33,75 sedangkan rata- menggunakan statistik lebih lanjut.
rata pretest kontrol 34,25 maka dapat Penelitian ini dilakukan di SD Negeri
diambil kesimpulan pretest eksperimen dan 1 Bayalangu Kidul Kecamatan Gegesik
pretest kontrol tidak ada perbedaan yang Kabupaten Cirebon, populasi dalam
signifikan sebelum adanya treatment atau penelitian ini yaitu kelas V yang berjumlah
pemebelajaran. 40 siswa, dikarenakan jumlah populasi
Kemudian berdasarkan hasil Tabel. 1 sedikit, maka peneliti menetapkan untuk
deskriptive statistics hasil penelitian kelas V sampel dalam penelitian ini sampel jenuh.
SD Negeri 1 Bayalangu Kidul dengan Kemudian dibagi dua kelompok, yaitu
jumlah 20 siswa pada tiap kelompok, dapat kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dilihat bahwa nilai terkecil pada posttest dimana kelompok eksperimen menggunakan
eksperimen sebesar 60 sedangkan posttest model SAVI (Somatis, Auditori, Visual dan
kontrol sebesar 45 selisih 15, nilai terbesar Intelektual), sedangkan kelompok kontrol
posttest eksperimen sebesar 90 dan merupakan kelompok belajar menggunakan
sedangkan posttest kontrol sebesar 75 selisih pembelajaran seperti biasanya tanpa
© JPFS: Amalia, M., Adiman, dan Hastuti, S. (2020). 1-5
ISSN 2622-7789 (print), ISSN 2622-822X (online)
5

menggunakan model belajar. Masing-masing statistik dengan menggunakan uji T


kelompok berjumlah 20 siswa, pembagian memperoleh bahwa nilait_hitung sebesar
kelompok sendiri dipilih secara random 7,014 Selanjutnya menentukan t_tabel
(acak) melalui nomor urut absen ganjil dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05
genap. Variabel bebas dalam penelitian ini karena uji dua sisi, kemudian dicari t_tabel
adalah model SAVI (Somatis, Auditori, pada tabel distribusi t dengan ketentuan db: n
Visual dan Intelektual), sedangkan variabel – 2; db : 40 – 2 = 38, sehingga t_((a,db)) =
terikatnya adalah hasil belajar pada mata t_((0,05.12)) = 2,024 maka karena t_tabel ≤
pelajaran IPA materi alat pernapasan t_hitung atau t_2,024 ≤ t_7,014 maka H_1
manusia pada siswa kelas V SD Negeri 1 diterima. Artinya ada perbedaan hasil belajar
Bayalangu Kidul Kecamatan Gegesik siswa antara menggunakan model SAVI
Kabupaten Cirebon. (Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual)
Sebelum penelitian ini dilakukan dengan tidak menggunakan model SAVI
peneliti melakukan uji instrumen terlebih (Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual)
dahulu di kelas VI SD Negeri 1 Bayalangu pada mata pelajaran IPA materi alat
Kidul untuk mempersiapkan soal instrumen pernapasan manusia pada kelas V SD Negeri
yang valid dan ajeg, dengan jumlah soal 1 Bayalangu Kidul Kecamatan Gegesik
sebanyak 30 soal instrumen dan sebanyak 30 Kabupaten Cirebon.
siswa yang mengikuti uji instrumen. Hasil
SIMPULAN
yang diperoleh dalam uji instrumen
sebanyak 30 soal ada 20 soal yang dapat Berdasarkan hasil pengolahan dan
dipakai untuk penelitan. analisis data, dapat disimpulkan bahwa
Setelah melakukan uji instrumen terdapat pengaruh signifikan model
peneliti melakukan penelitian pada dua pembelajaran SAVI terhadap hasil belajar
kelompok tersebut yaitu kelompok IPA siswa kelas V SD.
eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil
DAFTAR PUSTAKA
evaluasi individu kedua kelompok setelah
diberi pretest dan posttest, hasil belajar IPA Huda, M. (2013). Model-model pengajaran
dari kedua kelompok sampel. Kelompok dan pembelajaran. Yogyakarta:
eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak Pustaka pelajar offset.
20 siswa diperoleh hasil nilai rata rata pretest
sebesar 33,75 dan hasil nilai rata-rata Jihad, A. dan Haris, A. (2013). Evaluasi
posttest sebesar 77,75 sedangkan kelompok Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 20 Pressindo.
siswa diperoleh hasil nilai rata-rata pretest
sebesar 34,25d an hasil nilai rata-rata Sanjaya, W. (2007). Strategi Pembelajaran
posttest sebesar 58,25. Kemudian kedua data Berorientasi Standar
tersebut dibandingkan antara hasil nilai ProsesPendidikan. Jakarta: Prenada
posttest kelompok eksperimen dan posttest Media.
kelompok kontrol, pada prosesnya
pembelajaran dengan menggunakan model Sholeh, A. (2015). Konsep dasar IPA.
SAVI (somatis, auditori, visual dan Bandung. Mujahid Press.
intelektual) lebih unggul dibandingkan
pembelajaran dengan pendekatan teacher Sudjana, N. (2008). Penilaian Hasil Proses
centerd. Belajar Mengajar. Bandung:Remaja
Dari hasil uji hipotesis statistik dengan Rosdakarya.
menggunakan uji N-Gain memperoleh rata-
rata pretest dan posttest nilai eksperimen Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
diperoleh nilai N-Gain sebesar 0,63 atau Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
63,32%. Sedangkan N-Gain rata-rata pretest Bandung:Alfabeta.
dan posttest nilai kontrol diperoleh nilai N-
Gain sebesar 0,29 atau 29,23% di
interprestasikan dengan nilai N-Gain, untuk
kelompok eksperimen sebesar 63,32%
sedang dan kelompok kontrol 29,23%
rendah. Selain itu berdasaran uji hipotesis
© JPFS: Amalia, M., Adiman, dan Hastuti, S. (2020). 1-5
ISSN 2622-7789 (print), ISSN 2622-822X (online)

Anda mungkin juga menyukai