Anda di halaman 1dari 12

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK TEMA 5: EKOSISTEM SUBTEMA 2:

HUBUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP DALAM EKOSISTEM MELALUI METODE


PROJECT BASED LEARNING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1
MARGOYOSO TAHUN 2020/2021

Oleh:

SEPTI MAYASARI

(855724991)

UPBJJ-UT BANDAR LAMPUNG


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ekosistem merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Ilmu


Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib
dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam
sekitar dengan belajar IPA. IPA juga merupakan salah satu disiplin ilmu yang
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan dan memiliki sifat ilmiah.

Belajar IPA berati melakukan pengamatan terhadap gejala alam dan


menceritakan hasil pengamatannya secara lisan dan tertulis, siswa diajak lebih
dekat dan bersahabat dengan lingkungan alam semesta. Ini berarti pembelajaran
IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan pemahaman untuk
mengembangkan kompetensi siswa agar siswa mampu menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah.

Dengan belajar langsung mengamati kejadian alam diharapkan bahwa belajar


IPA itu tidak hanya teori tetapi praktek dengan alam sekitar sehingga belajar IPA
lebih menyenangkan.

Kenyataan yang terjadi pada siswa bahwa belajaran IPA sering kali tidak seperti
yang diharapkan, mereka menganggap bahwa belajar IPA itu sulit karena
banyak hafalannya sehingga mereka malas belajar IPA. Hal ini nampak dari
aktivitas siswa yang antara lain kurang perhatian pada materi yang diajarkan
terutama tentang ekosistem, kurangnya partisipasi pada pembelajaran, serta
tidak mengerjakan tugas yang diberikan. Gejala ini adalah kurangnya interaksi
belajar mengajar yang terjadi, baik interaksi antara siswa dengan siswa lainnya
maupun interaksi siswa dengan guru pada saat pembelajaran berlangsung.

Permasalahan sebagaimana disebutkan di atas merupakan kejadian-kejadian


yang sering ditemukan dalam penyajian materi-materi IPA di SD Negeri 1
Margoyoso pada tahun pelajaran 2020/2021, terutama materi untuk tema 5 :
Ekosistem . Dari data yang diperoleh jumlah siswa yang memperoleh nilai 70 ke
atas dan dinyatakan tuntas pada materi tersebut kurang dari 50% dari
keseluruhan siswa. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, perhatian
maupun partisipasi siswa cenderung kurang. Bahkan ketika diberikan pekerjaan
rumah, hanya siswa-siswa tertentu saja yang mengerjakan tugas, sedangkan
siswa lain menunggu hasil pekerjaan temannya untuk kemudian disalin. Kodisi
tersebut berakibat pada rendahnya pemahaman siswa pada materi, sehingga
peringkat hasil belajar yang diharapkan belum tercapai.

Belum efektifnya proses pembelajaran dan belum berdampak pada peningkatan


hasil belajar siswa menjadi indikator bahwa metode yang digunakan guru dalam
penyajian materi-materi pelajaran pengetahuan alam belum efektif. Penggunaan
metode-metode sebelumnya belum mampu melibatkan siswa dalam
pembelajaran, karena jalannya pembelajaran lebih berorientasi pada kegiatan
guru dalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi kondisi ini perlu model
pembelajaran yang relevan dan ditunjang oleh metode-metode yang dipandang
dapat mengoptimalkan proses pembelajaran terutama dapat mengaktifkan siswa
dalam pembelajaran.

Salah satu metode pambelajaran yang dipandang mampu meningkatkan


aktivitas belajar siswa adalah metode Project Based Learning (PjBL). Hal
tersebut dimungkinkan, karena dengan menggunakan metode tersebut, interaksi
antar siswa maupun interaksi antara siswa dengan guru akan tumbuh dan
terpelihara melalui diskusi-diskusi kelompok yang disajikan. Selain itu, melalui
metode project based learning (PjBL), mendorong tumbuhnya kreativitas,
kemandirian, tanggung jawab, kepercayaan diri, serta berpikir kritis dan analitis
pada siswa.. Kondisi pembelajaran seperti ini memudahkan siswa memahami
dan mengambil makna dari materi yang diajarkan, sehingga diharapkan
berdampak pada peningkatan hasil belajar.

Berdasarkan alasan-alasan serta pertimbangan-pertimbangan sebagaimana


diuraikan di atas, maka dilakukan penelitian tindakan kelas dengan judul
“Peningkatan Hasil Belajar Tematik Tema 5: Ekosistem Subtema 2: Hubungan
Antar Makhluk Hidup Dalam Ekosistem Melalui Metode Project Based Learning
Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Mrgoyoso tahun 2020/2021”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan penelitian adalah sebagai berikut: Apakah penerapan metode
Project Based Learning (PjBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V
SD Negeri 1 Margoyoso untuk materi tema 5: Ekosistem Subtema 2: Hubungan
Antar Makhluk Hidup Dalam Ekosistem?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA dengan penerapan
metode pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada siswa kelas V SD
Negeri 1 Margoyoso.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa
Dengan penerapan metode Project Based Learning (PjBL) diharapkan dapat
meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk belajar guna mancapai prestasi
dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) khususnya materi
Ekosistem.

2. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam memilih metode
pembelajaran yang tepat dan relevan dalam menujang penyajian materi
pelajaran IPA disekolah dasar.

3. Bagi Pihak Sekolah


Penelitian ini diharapakan dapat meningkatkan kinerja profesional guru
sehinggga berpengaruh pada meningkatnya kualitas pembelajaran yang
mencerminkan kualitas pendidikan di sekolah tersebut.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Pengertian Hasil Belajar
Belajar pada hakikatnya adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada
diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena
adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu,
belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa
seseorang itu belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang
itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat
pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya (Arsyad: 1997).

Adapun hasil belajar menurut Hamalik (1995) adalah perubahan tingkah laku
subjek yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor dalam
situasi tertentu berkat pengalamannya berulang-ulang.

Dimyati dan Mudjiono (2006) juga menyatakan hasil belajar merupakan hasil
dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak
mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi peserta didik,
hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Jadi h asil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat
keberhasilan yang dicapai oleh peserta didik dalam situasi belajar yang
menunjukkan tingkat penguasaan kemampuan baik aspek kognitif, afektif dan
psikomotor yang dicapai oleh individu atau kelompok dalam jangka waktu
tertentu dengan aktivitas belajar yang berupa nilai.

2. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam


Dari zaman dahulu, saat ini, dan saat yang akan datang Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) memegang peranan sangat penting dalam kehidupan manusia.
Hal ini disebabkan karena kehidupan manusia sangat tergantung dari alam,
dan segala jenis gejala yang terjadi di alam. IPA merupakan rumpun ilmu,
memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual
(factual), baik berupa kenyataan (reality), atau kejadian (event) dan hubungan
sebab akibatnya (Wisudawati dan Sulistyowati, 2014: 22).

Menurut Iskandar (2001:2), IPA adalah pengetahuan manusia yang luas yang
didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta
dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip teori
dan hipotesis-hipotesis.

Berdasarkan pendapat tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa IPA adalah


sebagai suatu proses upaya manusia untuk memahami berbagai gejala-
gejala alam dengan cara yang sistematik dan menghasilkan suatu produk
yang telah diuji kebenarannya.

3. Pembelajaran IPA di SD
Keterampilan proses IPA yang diberikan kepada anak usia SD harus
dimodifikasi dan disederhanakan sesuai tahap perkembangan kognitifnya.
Struktur kognitif anak berbeda dengan struktur kognitif ilmuwan. Proses dan
perkembangan belajar anak Sekolah Dasar memiliki kecenderungan belajar
dari hal-hal konkrit, memandang sesuatu yang dipelajari sebagai satu
kesatuan yang utuh, terpadu dan melalui proses manipulatif. Oleh karena itu,
keterampilan proses IPA yang diberikan kepada anak usia SD harus
dimodifikasi dan disederhanakan sesuai tahap perkembangan kognitifnya.
Keterampilan proses IPA yang harus dikembangkan meliputi: (1) observasi,
(2) klasifikasi, (3) interpretasi, (4) prediksi, (5) hipotesis, (6) mengendalikan
variabel, (7) merencanakan dan melaksanakan penelitian, (8) inferensi, (9)
aplikasi, dan (10) komunikasi (Hendro Darmodjo dan Kaligis, 2006: 11).

Aspek penting yang harus diperhatikan guru dalam pelaksanaan


pembelajaran IPA di SD adalah melibatkan siswa secara aktif dalam
pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya. Pembelajaran
IPA dimulai dengan memperhatikan konsepsi/pengetahuan awal siswa yang
relevan dengan apa yang akan dipelajari. Selanjutnya aktivitas pembelajaran
dirancang melalui berbagai kegiatan nyata dengan alam. Kegiatan
pengalaman nyata dengan alam ini dapat dilakukan di kelas atau
laboratorium dengan alat bantu pelajaran maupun dilakukan langsung di alam
terbuka.

4. Tinjauan Tentang Metode Project Based Learning (PjBL)


Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang inovatif,
dan lebih menekankan pada belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan
yang kompleks. Fokus pembelajaran terletak pada prinsip dan konsep inti dari
suatu disiplin ilmu, melibatkan siswa dalam inventisgasi dalam pemecahan
dalam proses belajar mengajar dan kegiatan tugas-tugas bermakna yang
lain, memberi kesempata siswa bekerja secara otonom dalam
mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya
untuk menghasilkan produk nyata (Simbolon, 2013).

Pada pembelajaran berbasis proyek, siswa diberikan tugas untuk


mengerjakan proyek, membuat produk yang sesuai dengan materi yang
dipelajari saat itu. Selain untuk memantapkan pengetahuan dan materi yang
telah dimiliki siswa, pembelajaran ini juga memiliki potensi yang besar untuk
memberi pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa.

5. Tinjauan Materi Ekosistem


Makhluk hidup yang hidup bersama dalam lingkungan yang sama beserta
lingkungannya disebut ekosistem (Ibayati, Yayat 2008 : 36), sedangkan
menurut Sulistyanto (2008: 35) makhluk hidup selalu berinteraksi dengan
lingkungan. Interaksi antara makhluk hidup dan tak hidup dalam suatu tempat
tertentu disebut ekosistem.

Champbell (2010: 327) menjelaskan bahwa ekosistem merupakan semua


organisme pada daerah tertentu berikut faktor-faktor abiotik yang berinteraksi
dengan organisme satu atau beberapa komunitas dan lingkungan fisik di
sekitarnya.

Dapat disimpulkan bahwa ekosistem merupakan interaksi makhluk hidup


dengan lingkungannya, hubungan saling ketergantungan antara makhluk
hidup dengan lingkungannya, hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungan fisiknya, tumbuhan, hewan, dan lingkungan membentuk
sebuah ekosistem.

Ekosistem dibedakan menjadi dua golongan yaitu :


1. Ekosistem Alami, contohnya hutan, Danau, Laut, Sungai dan Padang
Rumput.
2. Ekosistem Buatan, contohnya sawah, kolam ikan, kebun dan akuarium.

B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Peneliti terdahulu pernah dilakukan oleh Roufah mahasiswa Universitas Kristen


Satya Wacana. Roufah meneliti pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD
Negeri Ngrambitan, Salatiga, dengan menerapkan metode Project Based
Learning (PjBL) dan hasil belajar siswa meningkat.

C. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir dapat dilihat dari gambar berikut:


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian


Tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas sangat tepat diterapkan dalam
penelitian ini, karena penelitian tindakan di dalam kelas dan pada proses
belajar mengajar dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik
pembelajaran.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa penelitian tindakan adalah kegiatan


penelitian untuk mendapatkan kebenaran dan manfaat praktis dengan cara
melakukan tidakan secara partipasif. PTK partipasi taitu suatu penelitian yang
apabila peneliti terlibat langsung di dalam proses penelitian sejak awal sampai
dengan hasil penelitian yang berupa laporan. Dengan demikian, sejak
perencanaan penelitian peneliti senantiasa terlibat, sselanjutnya peneliti
memantau, mencatat dan mengumpukan data, lalu menganalisis data serta
berakhir dengan melaporkan hasil penelitiannya.PTK partisipan juga dapat
dilakukan di sekolah seperti halnya contoh secara langsung dan terus
menerus sejak awal sampai berakhirnya penelitian. (Aqib, 2006: 19-20)

B. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Negeri 1 Margoyoso tahun ajaran 2020/2021.


Subjek penelitian adalah siswa kelas V berjumlah 20 orang. Jadwal penelitian
ini dimulai pada 17 Mei s.d. 31 Mei 2021.

C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus, setiap siklus terdiri dari


perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi seperti gambar berikut;
1. Perencananaan

Perencanaan pembelajaran berbasis proyek mencoba mengaitkan materi


yang dipelajari dengan situasi sebenarnya. Secara berurutan tahap
perencanaan itu meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
a) Mempelajari pokok bahasan sesuai dengan produk yang akan dibuat;
b) Merumuskan tujuan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
berbasis proyek tersebut;
c) Menentukan materi pelajaran dari pokok bahasan yang berkaitan
dengan produk yang akan dibuat;
d) Menentukan langkah-langkah dalam kegiatan belajar mengajar
termasuk metode dan pendekatannya;
e) Merencanakan organisasi kelas sesuai dengan kegiatan belajar
mengajar (misalnya bekerja dalam kelompok);
f) Menyiapkan format-format persiapan untuk siswa;
g) Merencanakan kegiatan tindak lanjut;
h) Menyiapkan penilaian kegiatan belajar mengajar.

2. Tindakan

Langkah-langkah dalam tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut:


a) Pada permulaan pembelajaran, guru menyampaikan produk yang akan
dibuat siswa;
b) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil (misalnya per
kelompok 5 orang);
c) Tiap kelompok merencanakan kegiatan kegiatan yang berhubungan
dengan materi yang sesuai dengan produk yang akan dia buat. Guru
membimbing setiap kelompok dan memberikan bantuan bila siswa
memerlukannya. Tiap kelompok merangkai produk, mendiskusikan dan
mencatat hasil diskusinya;
d) Guru menjelaskan hal-hal penting yang perlu dilakukan;
e) Data yang terkumpul didiskusikan dan di presentasikan didepan kelas;
f) Siswa-siswa memberikan komentar atau saran yang dicatat oleh
anggota kelompok yang sedang mempresentasikan;
g) Guru membantu memahami hubungan produk yang dibuat dengan
materi yang dipelajari.

3. Observasi

Pengamatan dilakukan peneliti sendiri dan dibantu oleh pengamat dan


mencatat hasil pengamatan.

4. Refleksi

Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan dampak dari tindakan


yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh
pengamat. Tahapan tindakan ini dilakukan secara berkesinambungan
sehingga diperoleh hasil yang optimal.
D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data melalui:

a. Tes
Tes yang digunakan adalah tes tertulis. Tes ini berfungsi untuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan pada
akhir kegiatan tiap-tiap siklus dengan memberikan sejumlah soal tes
kepada subjek penelitian.

b. Non-tes
- Observasi
Pengamatan (observasi) dilakukan pada saat pelaksanaan
pembelajaran berlangsung. Pengamatan ini bertujuan untuk
mengetahui keterlaksanaan RPP dan aktivitas peserta didik selama
proses pembelajaran. Hasil pengamatan dituangkan dalam lembar
keterlaksanaan RPP dan aktivitas peserta didik selama pembelajaran.

- Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen
tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen-dokumen yang dihimpun
dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah.

E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan ada dua jenis, yaitu:
1) instrumen pengumpul data, meliputi lembar observasi, pedoman
wawancara, lembar catatan lapangan, lembar tes siswa;
2) instrumen pemandu analisis, meliputi tabel penskoran tes kemampuan
membuat produk, lembar perbandingan nilai siswa, lembar ketuntasan,
dan kriteria keaktifan siswa.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan


menggunakan data berupa nilai tes yang dianalisis dengan analisis deskriptif
kuantitif yaitu berbentuk angka-angka yang diperoleh dari tes tertulis dan
deskriptif kualitatif yaitu berupa kata-kata atau penjelasan yang diperoleh dari
lembar observasi. Kemudian hasilnya dianalisis dengan deskriptif komparatif,
yaitu membandingkan nilai siklus I, nilai siklus II dan nilai siklus III. Kemudian
membuat kesimpulan berdasarkan hasil deskripsi data.
G. Indikator Keberhasilan

Dalam penelitian ini, sebagai patokan keberhasilan penelitian pada


pembelajaran IPA kelas V dengan menggunakan model pembelajaran project
based learning (PjBL) adalah: “Meningkatnya hasil belajar IPA pada siswa
kelas V SD Negeri 1 Margoyoso setelah melakukan tindakan dengan
menggunakan model pembelajaran project based learning yang ditandai rata-
rata nilai hasil sesuai dengan KKM yaitu 70 dan siswa yang mendapatkan nilai
tersebut adalah sebanyak 80% dengan pokok bahasan tema 5: Ekosistem
subtema 2: Hubungan antar makhluk hidup dalam ekosistem.

Anda mungkin juga menyukai