Oleh:
SEPTI MAYASARI
(855724991)
PENDAHULUAN
Kenyataan yang terjadi pada siswa bahwa belajaran IPA sering kali tidak seperti
yang diharapkan, mereka menganggap bahwa belajar IPA itu sulit karena
banyak hafalannya sehingga mereka malas belajar IPA. Hal ini nampak dari
aktivitas siswa yang antara lain kurang perhatian pada materi yang diajarkan
terutama tentang ekosistem, kurangnya partisipasi pada pembelajaran, serta
tidak mengerjakan tugas yang diberikan. Gejala ini adalah kurangnya interaksi
belajar mengajar yang terjadi, baik interaksi antara siswa dengan siswa lainnya
maupun interaksi siswa dengan guru pada saat pembelajaran berlangsung.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan penelitian adalah sebagai berikut: Apakah penerapan metode
Project Based Learning (PjBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V
SD Negeri 1 Margoyoso untuk materi tema 5: Ekosistem Subtema 2: Hubungan
Antar Makhluk Hidup Dalam Ekosistem?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA dengan penerapan
metode pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada siswa kelas V SD
Negeri 1 Margoyoso.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Dengan penerapan metode Project Based Learning (PjBL) diharapkan dapat
meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk belajar guna mancapai prestasi
dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) khususnya materi
Ekosistem.
2. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam memilih metode
pembelajaran yang tepat dan relevan dalam menujang penyajian materi
pelajaran IPA disekolah dasar.
A. Landasan Teori
1. Pengertian Hasil Belajar
Belajar pada hakikatnya adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada
diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena
adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu,
belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa
seseorang itu belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang
itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat
pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya (Arsyad: 1997).
Adapun hasil belajar menurut Hamalik (1995) adalah perubahan tingkah laku
subjek yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor dalam
situasi tertentu berkat pengalamannya berulang-ulang.
Dimyati dan Mudjiono (2006) juga menyatakan hasil belajar merupakan hasil
dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak
mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi peserta didik,
hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.
Jadi h asil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat
keberhasilan yang dicapai oleh peserta didik dalam situasi belajar yang
menunjukkan tingkat penguasaan kemampuan baik aspek kognitif, afektif dan
psikomotor yang dicapai oleh individu atau kelompok dalam jangka waktu
tertentu dengan aktivitas belajar yang berupa nilai.
Menurut Iskandar (2001:2), IPA adalah pengetahuan manusia yang luas yang
didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta
dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip teori
dan hipotesis-hipotesis.
3. Pembelajaran IPA di SD
Keterampilan proses IPA yang diberikan kepada anak usia SD harus
dimodifikasi dan disederhanakan sesuai tahap perkembangan kognitifnya.
Struktur kognitif anak berbeda dengan struktur kognitif ilmuwan. Proses dan
perkembangan belajar anak Sekolah Dasar memiliki kecenderungan belajar
dari hal-hal konkrit, memandang sesuatu yang dipelajari sebagai satu
kesatuan yang utuh, terpadu dan melalui proses manipulatif. Oleh karena itu,
keterampilan proses IPA yang diberikan kepada anak usia SD harus
dimodifikasi dan disederhanakan sesuai tahap perkembangan kognitifnya.
Keterampilan proses IPA yang harus dikembangkan meliputi: (1) observasi,
(2) klasifikasi, (3) interpretasi, (4) prediksi, (5) hipotesis, (6) mengendalikan
variabel, (7) merencanakan dan melaksanakan penelitian, (8) inferensi, (9)
aplikasi, dan (10) komunikasi (Hendro Darmodjo dan Kaligis, 2006: 11).
C. Kerangka Berfikir
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
C. Prosedur Penelitian
2. Tindakan
3. Observasi
4. Refleksi
a. Tes
Tes yang digunakan adalah tes tertulis. Tes ini berfungsi untuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan pada
akhir kegiatan tiap-tiap siklus dengan memberikan sejumlah soal tes
kepada subjek penelitian.
b. Non-tes
- Observasi
Pengamatan (observasi) dilakukan pada saat pelaksanaan
pembelajaran berlangsung. Pengamatan ini bertujuan untuk
mengetahui keterlaksanaan RPP dan aktivitas peserta didik selama
proses pembelajaran. Hasil pengamatan dituangkan dalam lembar
keterlaksanaan RPP dan aktivitas peserta didik selama pembelajaran.
- Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen
tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen-dokumen yang dihimpun
dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan ada dua jenis, yaitu:
1) instrumen pengumpul data, meliputi lembar observasi, pedoman
wawancara, lembar catatan lapangan, lembar tes siswa;
2) instrumen pemandu analisis, meliputi tabel penskoran tes kemampuan
membuat produk, lembar perbandingan nilai siswa, lembar ketuntasan,
dan kriteria keaktifan siswa.