Anda di halaman 1dari 39

Penerapan Model Project Based Learning (PjBL) untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Pabelan


Tahun Pelajaran 2015/2016

Oleh

Deppy Eka Nurani


NIM: 432012008

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar


Sarjana Pendidikan dari Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas
Biologi

FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
2
3
4
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Biologi merupakan salah satu ilmu hasil pikiran manusia berdasarkan pengalaman,
pemikiran, dan penyesuaian dengan lingkungan yang berkaitan erat dengan kehidupan
(Susilowati, 2013). Belajar biologi tidak hanya belajar dalam wujud pengetahuan berupa
konsep, fakta, prinsip dan hukum namun juga belajar tentang pengetahuan berupa cara
memperoleh informasi, kebiasaan bekerja ilmiah, dan keterampilan berfikir (Wenno,
2008). Konsep-konsep dalam biologi disusun melalui rangkaian penelitian ilmiah yang
melibatkan aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap ilmiah.
Hasil belajar biologi idealnya dilakukan dengan mengukur aspek kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan). Hal ini sejalan dengan
Permendiknas No. 65 Tahun 2013 yang menyatakan bahwa sasaran pembelajaran sesuai
dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mencakup pengembangan ranah sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Sudjana
(2005) mengemukakan bahwa ranah sikap diperoleh melalui aktivitas menerima,
menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Ranah pengetahuan diperoleh
melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi,
mencipta. Ranah keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba,
menalar, menyaji, dan mencipta. Ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan, di SMA Negeri 1 Pabelan
pembelajaran biologi yang berlangsung masih berpusat pada guru. Pembelajaran masih
hanya sekedar pemberian informasi kepada siswa dalam bentuk transfer of knowledge.
Sebanyak 75 % siswa menganggap pembelajaran di kelas kurang menarik. Pembelajaran
yang diterapkan oleh guru hanya berlangsung di dalam kelas, siswa sebatas mempelajari
teori tanpa ada aplikasi atau tidak pernah menghasilkan produk. Kegiatan pembelajaran
yang demikian memiliki banyak keterbatasan dalam pengembangan pemikiran siswa,
karena guru hanya menekankan pada aspek kognitif tingkat rendah. Guru terkadang
menggunakan metode tanya jawab dan diskusi kelompok. Upaya metode tanya jawab dan
diskusi kelompok dilakukan namun masih sebagian besar siswa pasif dan tidak ikut

5
mengerjakan tugas. Siswa yang tidak ikut mengerjakan tugas berarti kurang memiliki rasa
ingin tahu, kurang kerjasama, disiplin dan tanggung jawab. Guru jarang memperhatikan
aspek aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini mengakibatkan kurangnya
keterampilan siswa dan kemampuan afektif siswa tidak dapat berkembang secara optimal.
Aktivitas dan hasil belajar siswa menjadi rendah karena siswa cenderung pasif sebatas
menerima tanpa mengeksplorasi pemikiran siswa sendiri.
Hasil belajar kognitif siswa yang rendah didukung oleh data nilai Ujian Akhir
Semester (UAS) semester ganjil siswa kelas XI IPA 2 dengan siswa yang tidak tuntas
mencapai 55%. Rendahnya hasil belajar dapat disebabkan oleh faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal merupakan faktor dari dalam yang mempengaruhi proses dan
hasil belajar siswa. Faktor internal meliputi fisiologi dan psikologis. Faktor fisiologis
merupakan kondisi jasmaniah secara umum dan kondisi panca indera, sedangkan faktor
psikologis meliputi kecerdasan, bakat, minat, motivasi, emosi dan kemampuan kognitif.
Faktor eksternal adalah faktor luar yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.
Faktor-faktor ini meliputi lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Lingkungan sosial
yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga yaitu rumah, sekolah dan
masyarakat. Lingkungan non sosial meliputi waktu belajar, lokasi gedung sekolah dan alat-
alat pembelajaran. Kemampuan belajar siswa juga dipengaruhi oleh strategi, model dan
metode yang digunakan guru untuk melakukan kegiatan pembelajaran (Muhibbin, 2007).
Pembelajaran yang berpusat pada guru seyogyanya diperbaiki dan diubah dengan
model belajar aktif dan mandiri. Guru bukan lagi sebagai sumber belajar utama yang
memiliki kekuasan dominan terhadap siswa tetapi guru sebagai fasilitator yang akan
membimbing siswa untuk belajar. Sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas sekaligus
hasil belajar siswa secara keseluruhan, maka perlu dipilih pembelajaran dengan konteks
lingkungan belajar yang membentuk sikap ilmiah siswa serta memaksimalkan keterlibatan
siswa dalam proses belajar mengajar. Adnyawati (2011) menyatakan siswa perlu diberi
kesempatan untuk belajar secara bebas dan beragam sehingga dapat meningkatkan
berbagai interaksi antar individu, sehingga mampu meningkatkan proses belajar dan hasil

6
belajar. Siswa diharapkan mengembangkan pola berfikir sehingga dapat menghasilkan
sebuah produk.
Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa
secara keseluruhan adalah model Project Based Learning (PjBL). PjBL adalah suatu
pendekatan pendidikan yang efektif yang berfokus pada kreatifitas berfikir, pemecahan
masalah, dan interaksi antara siswa dengan kawan sebaya mereka untuk menciptakan dan
menggunakan pengetahuan baru. Khususnya ini dilakukan dalam konteks pembelajaran
aktif, dialog ilmiah dengan supervisor yang aktif sebagai peneliti (Asan, 2005).
Berdasarkan The George Lucas Educational Foundation (2005), langkah-langkah PjBL
terdiri dari: (1) melemparkan pertanyaan esensial kepada siswa, (2) mendisain rencana
proyek, (3) menyusun jadwal kegiatan, (4) memonitoring aktivitas siswa, (5) menilai
keberhasilan siswa, dan (6) mengevaluasi pngalaman siswa. Manfaat dari PjBL adalah siswa
menjadi pembelajar aktif, pembelajaran menjadi lebih interaktif, memberikan kesempatan
siswa memanajemen sendiri kegiatan atau aktivitas penyelesaian tugas sehingga melatih
siswa menjadi mandiri, dapat memberikan pemahaman konsep atau pengetahuan secara
lebih mendalam kepada siswa. Hasil penelitian Widiastuti (2010) dan Zaenal (2010)
menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek berpengaruh positif terhadap hasil
belajar siswa baik pada ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Hal ini sejalan dengan
Widyaningrum (2012) yang menyatakan bahwa pembelajaran dengan proyek berpengaruh
positif terhadap aktivitas dan hasil belajar kognitif, psikomotorik dan afektif.
Berdasarkan permasalahan, maka peneliti mencoba untuk menerapkan model PjBL
untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa. Oleh karena itu, peneliti ingin mengkaji
lebih dalam melalui sebuah penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penerapan Model
Project Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA 2
SMA Negeri 1 Pabelan Tahun Pelajaran 2015/2016”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah penerapan model PjBL dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas XI
IPA 2 SMA Negeri 1 Pabelan?

7
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Pabelan?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Pabelan melalui
penerapan model PjBL.
2. Mengetahui peningkatan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Pabelan
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
a. Menyampaikan informasi tentang penerapan dari model pembelajaran PjBL dalam
meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Memperoleh pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran PjBL di
sekolah.
2. Bagi siswa
a. Meningkatkan hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik.
b. Memberikan motivasi belajar, melatih keterampilan, bertanggung jawab pada
setiap tugasnya.
c. Memperoleh pengalaman proses pembelajaran yang baru.
d. Mengembangkan pola berfikir sehingga siswa dapat menghasilkan sebuah produk.
3. Bagi Guru
a. Menjadikan model pembelajaran PjBL sebagai salah satu alternatif dalam proses
belajar mengajar.
b. Menambah wawasan tentang model pembelajaran yang efektif dalam mencapai
tujuan pembelajaran.

2. METODE PENELITIAN
2.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Pabelan
yang beralamat di Semowo, kecamatan Pabelan, kabupaten Semarang pada semester II
tahun pelajaran 2015/2016.
2.2. Subyek Penelitian

8
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Pabelan
dengan jumlah 22 siswa, terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.
2.3. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Data pada penelitian penerapan model PjBL dikumpulkan melalui teknik observasi,
angket, wawancara.
2.3.1 Observasi
Observasi dilaksanakan ketika proses pembelajaran biologi berlangsung. Observasi
dilakukan dengan instrumen lembar observasi. Lembar observasi yang digunakan adalah
Lembar observasi afektif, psikomotorik, dan lembar observasi keterlaksanaan model PjBL.
2.3.2 Angket
Angket diberikan pada saat observasi awal untuk mengetahui proses pembelajaran
yang telah berlangsung. Selain itu angket diberikan untuk menilai hasil belajar afektif.
Kriteria penilaian item soal angket hasil belajar afektif sesuai dengan skala Likert yang dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Skor Penilaian Angket
Skor untuk aspek yang Skor
dinilai (+) (-)
Sangat setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Punya Pendapat 2 3
Tidak setuju 1 4

2.3.3 Wawancara
Wawancara dilakukan pada saat observasi awal dan setelah proses pembelajaran
berlangsung. Narasumber dalam wawancara adalah guru biologi dan siswa kelas XI IPA 2
SMA Negeri 1 Pabelan. Wawancara yang digunakan dalam penelitian adalah wawancara
terstruktur dimana semua pertanyaan telah dirumuskan sebelumnya dengan cermat.
Wawancara dilakukan bersama guru atas dasar hasil pengamatan di kelas maupun kajian
dokumen dalam setiap siklus yang ada.
9
2.3.4 Tes
Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif setelah penerapan model
PjBL. Tes yang dibuat sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Instrumen yang
digunakan adalah lembar tes kognitif. Untuk menghitung nilai siswa digunakan rumus :

𝑛
Nilai = × 100
𝑁

Keterangan : n = jumlah skor yang diperoleh siswa


N = jumlah skor maksimal

Setelah diketahui nilai siswa, kemudian dianalisis persentase ketuntasan. Rumus


yang digunakan untuk melihat persentase ketuntasan siswa :

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝐾𝐾𝑀


%= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
× 100%

2.4 Teknik Analisis Data


Teknik analisis yang dilakukan dalam penelitian adalah deskriptif kualitatif. Teknik
tersebut dilakukan karena sebagian besar data yang dikumpulkan dalam penelitian berupa
uraian deskriptif tentang perkembangan hasil belajar siswa pada ranah kognitif, afektif,
maupun psikomotorik.
Teknik yang digunakan dalam menjaga validitas data dalam penelitian ini adalah
dengan triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Triangulasi sumber data diperoleh
dari guru, siswa dan observer. Triangulasi metode dilakukan dengan menganalisis informasi
yang diperoleh melalui observasi, angket, maupun wawancara.

2.5 Prosedur Penelitian


2.5.1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, dilakukan observasi awal untuk mengidentifikasi
permasalahan yang ada di kelas, kemudian guru, peneliti dan kolaborator merencanakan
alternatif tindakan yang dipilih untuk mengatasi permasalahan. Berdasarkan identifikasi
masalah dan observasi yang telah dilakukan. Alternatif pemecahan masalah yang diajukan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan menerapkan model PjBL. Pada tahap

10
ini dilakukan penyusunan skenario dan perangkat pembelajaran model PjBL yaitu meliputi
penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan instrumen pembelajaran.
2.5.2. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan merupakan tahap penerapan model PjBL. Pelaksanaan
tindakan diwujudkan dalam langkah-langkah pembelajaran yang sistematis seperti yang
tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
2.5.3. Observasi
Observasi dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran dengan
penerapan model PjBL. Observasi berupa kegiatan pemantauan, pencatatan, serta
pendokumentasian segala kegiatan selama pelaksanaan pembelajaran. Data pendukung
observasi adalah hasil wawancara terhadap guru dan siswa, angket afektif, lembar
observasi afektif dan psikomotorik, serta kajian dokumen yang ada. Data yang diperoleh
digunakan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari tindakan yang dilakukan.
2.5.4. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan melihat, dan mengkaji, mempertimbangkan hasil
tindakan yang sudah dilakukan. Hasil analisis pada tahap refleksi berupa kelebihan,
kelemahan, ataupun hambatan dalam pelaksanaan tindakan yang dijadikan dasar
perencanaan kegiatan pada siklus berikutnya. Prosedur jalannya penelitian tindakan kelas
dapat dilihat pada Gambar 1.

Refleksi
Plan
Awal
Reflection
Siklus I

Action /
Observation
Revised Plan

Reflection 11
Siklus II
Action /
Observation
Revised Plan

Gambar 1. Siklus Perencanaan Penelitian Kemiss dalam Hopkins (1993)

2.6 Target Penelitian


Pembelajaran melalui penerapan PjBL dilakukan sampai target yang ditetapkan yaitu
nilai rata-rata hasil belajar siswa baik pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik
mencapai 80 dan 100% siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil
3.1.1. Hasil Belajar Kognitif
Berdasarkan hasil penelitian selama tiga siklus, diperoleh hasil belajar kognitif dari
persentase ketuntasan dan nilai rata-rata siswa. Ketuntasan hasil belajar kognitif siswa
dapat dilihat pada Gambar 1.

100 100
100 81.81
Ketuntasan (%)
Persentase

50
18.18

0
Pra Siklus I Siklus II Siklus
Siklus III

Gambar 1. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif dari Pra Siklus,


Siklus I, Siklus II dan Siklus III
Rata-rata hasil belajar kognitif siswa dapat dilihat pada Gambar 2.

12
85.04 90.11
100 79.9

Rata-rata Nilai
68.52

Kognitif
50

0
Pra Siklus I Siklus II Siklus
Siklus III
Gambar 2. Perbandingan Rata-rata Nilai Kogitif Siswa Pra Siklus, Siklus I,
Siklus II, dan Siklus III

3.1.2. Hasil Belajar Afektif


Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil belajar afektif dari persentase
ketuntasan dan nilai rata-rata siswa. Ketuntasan hasil belajar afektif siswa dapat dilihat
pada Gambar 3.

100 100
100
Ketuntasan (%)
Persentase

50
50
18.18

0
Pra Siklus I Siklus II Siklus
Siklus III

Gambar 3. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Afektif Siswa Pra


Siklus, Siklus I, Siklus IIdan Siklus III

Rata-rata hasil belajar afektif siswa dapat dilihat pada Gambar 4.


Rata-rata Nilai Afektif

100 85.22
73.75 77.95
70.22

50

0
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

Gambar 4. Perbandingan Rata-rata Nilai Afektif Siswa Pra Siklus, Siklus I,


Siklus II, dan Siklus III

13
3.1.3. Hasil Belajar Psikomotorik
Berdasarkan penelitian dapat dilihat ketuntasan dan rata-rata nilai siswa. Ketuntasan
hasil belajar psikomotorik siswa dapat dilihat pada Gambar 5.
100 100
100

Keruntasan (%)
Persentase
59.09
50
18.18

0
Pra Siklus I Siklus II Siklus
Siklus III

Gambar 5. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Psikomotorik dari Pra


Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III

Rata-rata hasil belajar psikomotorik siswa dapat dilihat pada Gambar 6.

83.38 89.91
100
Rata-rata Nilai

71.87
Psikomotorik

61.78

50

0
Pra Siklus I Siklus II Siklus
Siklus III

Gambar 6. Perbandingan Rata-rata Nilai Psikomotorik Siswa Pra Siklus,


Siklus I, Siklus II, dan Siklus III

3.1.4. Keterlaksanaan Model PjBL


Keterlaksanaan langkah-langkah model PjBL sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dapat dilihat pada Gambar 7.

14
86.66
90

Persentase (%)
81.66
85
76.66
80
75
70
Siklus I Siklus II Siklus III

Gambar 7. Perbandingan Keterlaksanaan Model PjBL pada Siklus I, Siklus


II dan Siklus III

4. PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Siklus
Penelitian siklus I menunjukkan hasil bahwa saat proses pembelajaran, siswa kurang
paham mengenai langkah-langkah PjBL, sehingga siswa kurang maksimal pada saat
penerapan model PjBL, siswa kurang aktif dalam mencari informasi dan kurang
menggunakan sumber yang relevan kaitannya dengan materi yang dipelajari,
membutuhkan waktu yang lama karena siswa belum memahami langkah-langkah model
PjBL. Hasil refleksi pada siklus I menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam proses
pembelajaran biologi dengan menggunakan model PjBL sudah mengalami peningkatan
namun belum mencapai target yang telah ditetapkan, agar peningkatan tersebut dapat
mencapai target maka dilanjutkan pemberian tindakan pada siklus II. Pelaksanaan siklus II
selanjutnya dilakukan revisi terhadap beberapa tindakan untuk memperbaiki kekurangan
yang terjadi pada siklus I sehingga proses pembelajaran lebih baik dan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran dapat lebih maksimal dan target dapat tercapai.
Perencanaan dalam tindakan siklus II ini adalah guru mengadakan perbaikan agar
proses pembelajaran lebih optimal, siswa lebih mempersiapkan diri pada kegiatan
pembelajaran dan lebih maksimal dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Perencanaan
yang dilakukan untuk perbaikan pada siklus II yaitu guru lebih menekankan siswa untuk
membangun kesiapan selama mengikuti pelajaran dengan harapan siswa dapat mengingat
langkah-langkah yang dijelaskan guru sehingga kegiatan belajar mengajar berjalan sesuai
dengan langkah-langkah PjBL, siswa untuk berperan aktif dalam mencari sumber-sumber
15
lain yang relevan untuk dipelajari sebagai penunjang penguasaan konsep, sehingga
mempermudah siswa dalam menyampaikan penjelasan, membuat kesimpulan mengenai
proyek yang akan dibuat, siswa untuk tetap disiplin waktu dalam penyelesaian proyek
sesuai dengan langkah-langkah PjBL. Berdasarkan hasil penelitian beberapa kekurangan
yang terdapat pada siklus II adalah siswa kurang bertanggungjawab dalam penyelesaian
tugas kelompok yang sudah dibagikan kepada masing-masing anggota, siswa kurang teliti
dalam membuat perencanaan proyek. Agar model PjBL terlaksana sesuai dengan indicator
penilaian, dilakukan perbaikan pada tindakan siklus III.
Perencanaan dalam tindakan siklus III ini adalah guru mengadakan perbaikan agar
proses pembelajaran dari siklus II. Guru membimbing siswa dalam penyelesaian tugas
kelompok dan membimbing siswa dalam membuat perencanaan proyek, supaya
pembelajaran sesuai lebih maksimal dari siklu II. Hasil analisis pada siklus III menunjukkan
bahwa hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran biologi dengan menggunakan model
PjBL sudah mengalami peningkatan. Siswa mengalami ketuntasan 100 % dari hasil belajar
kognitif, afektif, psikomotorik dan nilai rata-rata hasil kognitif, afektif dan psikomotorik
mencapai 80, sehingga pada siklus III target penelitian telah tercapai, keterlaksanaan
langkah-langkah PjBL sudah berjalan sesuai dengan ketentuan yang direncanakan.
4.2 Peningkatan Hasil Belajar Kognitif
Berdasarkan gambar 1 dan gambar 2 menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan
hasil belajar dan rata-rata nilai kognitif siswa. Ketuntasan jumlah siswa yang memenuhi
nilai KKM 75 pada pra siklus hanya 18,18 %, kemudian pada siklus I setelah dilakukan
penerapan model PjBL terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar kognitif siswa menjadi
81,81 %. Peningkatan pra siklus menuju siklus I cukup tinggi yaitu 63,63 %. Pada siklus II
dan siklus III penerapan model PjBL pada materi sistem pernapasan, persentase PjBL
jumlah siswa yang memenuhi nilai KKM 100%.
Pembelajaran berbasis proyek mendorong siswa untuk melakukan aktivitas atau
kegiatan tertentu seperti penyelidikan. Melalui kegiatan yang dilakukan atau pengalaman
langsung yang telah didapatkan oleh siswa dalam mengerjakan tugas atau proyek dapat
menjadikan siswa lebih memahami materi sehingga hasil belajar yang didapat menjadi

16
maksimal. Hal ini sesuai dengan teori piramida pembelajaran dari NTL (1999) yang
menyatakan bahwa siswa dengan melakukan kegiatan, retensi yang dicapai lebih besar
yakni sebesar 75% dibanding dengan siswa yang hanya mendengarkan orang
berbicara/lecture, membaca/reading, mendengar dan melihat/audiovisual, maupun
demonstrasi/demonstration yang retensinya hanya 5%, 10%, 20%, dan 30% saja.
Peningkatan signifikan terjadi karena penerapan model PjBL mengerjakan tugas
proyek yang diberikan oleh guru termasuk dalam kategori practice by doing/dipraktekkan
di kehidupan nyata dan retensinya sebesar 75% karena tugas proyek merupakan salah satu
kegiatan yang mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan. Melalui kegiatan yang
dilakukan oleh siswa ini nantinya pengetahuan yang didapat oleh siswa lebih bermakna jika
dibandingkan dengan pengetahuan yang diperoleh siswa melalui membaca, mendengar
maupun yang mendengar dan melihat saja. Melalui kegiatan yang dilakukan sendiri oleh
siswa (tugas proyek) materi yang diterima siswa dapat lebih lama dan nantinya hasil belajar
yang dicapai juga baik.
Dalam penerapan PjBL siswa termotivasi untuk melakukan proyek saat mendengar
pengarahan yang diberikan guru mengenai proyek yang akan mereka kerjakan. Siswa yang
antusias terhadap apa yang dipelajarinya akan cenderung menggali lebih dalam dan
mengembangkan pembelajaran tersebut. Mereka akan tetap menguasai dan mengingat
daripada melupakan semua pengetahuan yang sudah dipelajari karena aplikasi dari teori
yang telah dipelajari langsung mereka ketahui melalui proyek (Yance, 2013).
Pembelajaran dengan model PjBL lebih bermakna dengan proyek yang dihasilkan
sehingga ingatan siswa terhadap pelajaran lebih tahan lama (learning to know). PjBL
mampu meningkatkan motivasi siswa sehingga hampir semua siswa aktif dalam kegiatan
pembelajaran (learning to do). Hampir semua siswa bekerja secara kelompok dengan baik
tanpa memperdulikan jenis kelamin (learning to live together), sehingga pembuatan proyek
dengan model PjBL lebih lengkap (learning to be) (Munawaroh, 2012).
Siswa dalam pembuatan proyek dituntut dapat berpikir. Untuk menganalisis masalah
yang telah diberikan oleh guru, siswa harus berpikir mencari solusi sehingga masalah dapat
diselesaikan dan dapat menyelesaikan produk untuk hasil akhir proyek. Pembuatan proyek

17
menuntut siswa untuk berpikir kreatif, sehingga siswa dapat menciptakan sendiri media
pembelajaran sesuai dengan masalah yang berkaitan dengan sistem pernapasan manusia.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran PjBL adalah sebuah pembelajaran
yang relevan dengan melibatkan kreativitas yang ada dalam diri siswa (Widiyatmoko &
Pamelasari 2012).
Dengan kreativitas siswa, siswa dapat membuat sebuah proyek dengan
memanfaatkan sumber belajar dari buku, internet, maupun sumber belajar lain yang
mendukung siswa menyelesaikan proyek dan memahami materi lebih dalam. Secara tidak
langsung siswa dapat belajar dan menemukan materi sendiri tanpa guru. Dengan siswa
belajar sendiri, siswa lebih paham mengenai materi dan konsep, sehingga hasil belajar
kognitif siswa meningkat di setiap siklus dan mencapai KKM 75. Hal ini didukung oleh
pendapat Liu (2007) bahwa model pembelajaran PjBL merupakan model yang didasarkan
pada teori kontruktivistik. Teori konstruktivis menyatakan bahwa siswa belajar dengan
membangun pengetahuannya sendiri dalam konteks pengalamannya sendiri. Sesuai
dengan pendapat Stephanie (2010) PjBL mendorong pembelajaran mereka sendiri melalui
penyelidikan, serta dapat bekerja sama untuk meneliti dan membuat proyek yang
mencerminkan pengetahuan yang mereka miliki.
Penerapan model PjBL siswa tidak hanya menghafal materi yang mereka dapatkan
tetapi dapat merealisasikan pengetahuan yang diperoleh dengan membuat produk.
Pengetahuan yang diiperoleh siswa lebih bermakna. Menurut Gulbahar (2006) PjBL
memberikan kesempatan kepada siswa belajar sesuai kehidupan nyata yang dapat
mengakibatkan pengetahuan permanen.
Pembelajaran PjBL adalah pembelajaran yang didasarkan pada temuan konstruktivis
bahwa siswa memperoleh pemahaman materi yang lebih dalam ketika mereka aktif
membangun pemahaman dengan bekerja dengan menggunakan ide-ide. Krajcik (2006)
berpendapat dalam pembelajaran PjBL, siswa terlibat secara nyata, sehingga kelas
denganpenerapan model PjBL memungkinkan siswa untuk menyelidiki pertanyaan,
mengusulkan hipotesis dan penjelasan, mendiskusikan ide-ide mereka, menantang
gagasan orang lain, dan mencoba ide-ide baru.

18
Pada proses pembelajaran PjBL, siswa banyak mengajukan pertanyaan kepada guru
maupun teman kelompok. Menurut Nuryani (2005) bertanya untuk meminta penjelasan
tentang pokok bahasan pada saat pembelajaran menunjukkan bahwa siswa ingin
mengetahui dengan jelas tentang materi. Pertanyaan yang diajukan siswa menunjukkan
proses berpikir, menunjukkan bahwa siswa memiliki gagasan atau pemikiran sendiri untuk
menguji atau memeriksanya. Demikian jelaslah bahwa bertanya tidak sekedar bertanya
tetapi melibatkan pikiran.
Pembelajaran PjBL mendorong siswa untuk bereksplorasi dan melakukan penemuan
dengan cara berinteraksi dengan lingkungan yang ada disekitarnya. Siswa diatih untuk
untuk memecahkan permasalahan yang ada dalam tugas proyek. Hal ini diungkapkan oleh
Blumenfeld (2001) bahwa pembelajaran PjBL adalah pendekatan pembelajaran yang
dirancang untuk melibatkan para siswa dalam penyelesaian masalah-masalah. Siswa diberi
kesempatan untuk menungkan ide-ide atas proyek yang dikerjakan sehingga pengetahuan
yang diperoleh lebih bermakna dan siswa terlibat langsung dalam pembelajaran.
4.3 Peningkatan Hasil Belajar Afektif
Berdasarkan Gambar 3 dan 4 dapat diketahui bahwa nilai ketuntasan dan rata-rata
nilai afektif siswa mengalami peningkatan dari pra siklus, siklus I, dan siklus II. Peningkatan
terjadi baik dari aspek dan indikator afektif. Peningkatan hasil afektif siswa dapat dilihat
dari aktivitas siswa dalam membuat proyek. Persentase sikap tanggung jawab meningkat
cukup tinggi, hal ini terlihat dari tanggung jawab siswa terhadap alat dan bahan yang
digunakan. Selain itu sikap tanggung jawab terlihat dari keterlibatan siswa saat
mengerjakan tugas proyek secara berkelompok. Rencana proyek dapat berjalan lancer dan
sukses apabila masing-masing anggota bertanggung jawab atas tugas yang diberikan. Hal
ini didukung oleh pendapat Trianto (2010) yang menyatakan bahwa kesuksesan sebuah
kelompok bergantung dari tanggung jawab masing-masing anggota kelompok. Dalam
sebuah kelompok siswa merancang proyek melalui diskusi dan kerjasama. Pada saat
diskusi, semua anggota kelompok mendengarkan ide dari teman maupun guru. Model PjBL
ini menuntut siswa untuk dapat menghargai penjelasan guru dan menjawab pertanyaan
guru.

19
PjBL membutuhkan waktu yang efektif untuk dapat menyelesaikan proyek. Aspek
disiplin mengalami peningkatan mulai siklus I. Siswa harus disiplin dalam mencari informasi
atau sumber belajar dan disiplin dalam pembuatan proyek, sehingga proyek berjalan tepat
waktu. PjBL menuntut siswa untuk belajar disiplin waktu. Hal ini sesuai dengan pendapat
Asan (2005) yang menyatakan bahwa dalam penerapan model PjBL siswa dilatih untuk
belajar disiplin dalam mengalokasikan waktu dan mencari informasi serta sumber-sumber
lainnya. Waktu adalah kunci dari model PjBL, waktu sangat diperhatikan saat pembelajaran
PjBL (Keegan, 2001).
Pembelajaran PjBL terbukti efektif dalam meningkatkan sikap kerjasama siswa,
karena siswa bekerja secara kelompok untuk mendapatkan hasil yang baik. Sesuai dengan
pendapat Bartsch (2013) bahwa kerjasama proyek dapat meningkatkan sikap kerjasama
siswa secara berkelompok. Kerja kelompok sangat penting dalam keberhasilan kegiatan
proyek. Kerjasama yang baik dapat dibangun dengan adanya hubungan yang baik antar
siswa. Saat bekerja sama dengan kelompok baik diskusi mengerjakan soal diskusi maupun
saat mengerjakan tugas proyek. Hal ini sesuai dengan pendapat Djoko (2011) mengatakan
bahwa melalui proses pembelajaran berkelompok akan membuat siswa menjadi terbiasa
bekerjasama untuk mencapai tuuan dalam belajar. Hasil penelitian Van (2009)
menunjukkan bahwa metodologi manajemen proyek memfasilitasi kolaboratif yang positif.
Ketelitian dalam pembuatan proyek juga sangat penting. Siklus III terlihat siswa
sudah mulai teliti saat tahap persiapan yaitu mendesain tugas proyek yang akan dikerjakan.
Selain siswa harus teliti peranan guru juga sangat penting dalam membantu siswa untuk
teliti, karena siswa akan menjadi lebih teliti dalam bekerja jika mendapatkan perhatian dari
guru. Hal ini sesui dengan pendapat Sudjana (2004) bahwa guru harus lebih
memperhatikan siswa saat mengerjakan tugas, sehingga siswa lebih teliti dalam
mengerjakan tugas yang diberikan.
4.4 Peningkatan Hasil Belajar Psikomotorik
Penelitian yang dilakukan dengan menerapkan model PjBL dapat meningkatkan
aspek psikomotorik siswa dari aspek membuat produk, melakukan diskusi, menyelesaikan
tugas, dan komunikasi. Pra siklus menuju siklus I mengalami peningkatan yang cukup tinggi

20
sebesar 40,91. Pada siklus II dan siklus III ketuntasan aspek psikomotorik siswa meningkat
100 % mencapai KKM dan nilai rata-rata siswa sudah mencapai 80.
Peningkatan yang cukup tinggi disebabkan karena PjBL memberi kesempatan kepada
siswa untuk merancang produk, mengembangkan, dan meningkatkan kreativitas mereka.
Dalam kelompok siswa aktif dalam melakukan diskusi, karena siswa bertukar pikiran
dengan teman lain. Proyek dikerjakan secara berkelompok dan nantinya akan
dipresentasikan. Pembuatan proyek sangat membutuhkan keterampilan karena siswa
praktik secara langsung. Hasil penugasan proyek tidak hanya dituangkan dalam bentuk
laporan tetapi juga dalam bentuk poster, dan media pembelajaran.
Pembuatan proyek membuat siswa perlu mengembangkan dan mempraktikkan
keterampilan berkomunikasi. Siswa belajar berkomunikasi dengan teman dan belajar
komunikasi dengan guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Nazifah (2013) dan Van (2009)
yang mengungkapkan bahwa model PjBL dapat mendorong siswa mempraktikkan
keterampilan berkomunikasi.
Melalui model PjBL siswa dapat memperoleh pengalaman belajar secara langsung.
Adanya aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran, dapat lebih
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi. Jadi dapat diketahui bahwa aktivitas
belajar memiliki hubungan positif terhadap hasil belajar. Sebagian besar siswa yang hasil
belajarnya optimal adalah siswa yang sangat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini
sesuai dengan pendapat Darsono (2001) yang menyatakan bahwa aktivitas siswa
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar, semakin tinggi aktivitas
siswa pada saat pembelajaran maka semakin tinggi pula hasil belajar dicapai. Wiyanto
(2008) juga menyatakan bahwa model PjBL dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
psikomotorik siswa. Aktivitas yang dilakukan oleh siswa antara lain membuat produk,
melakukan diskusi, menyelesaikan tugas dan melakukan presentasi. Susilowati (2013)
menyatakan melalui aktivitas yang dilakukan oleh siswa, siswa mendapat pengetahuan
yang lebih bermakna dibanding dengan pengetahuan yang diperoleh siswa melalui
membaca, mendengar, maupun yang mendengar dan melihat saja.
4.5 Keterlaksanaan Model Project Based Learning (PjBL)

21
Keterlaksanaan langkah model PjBL mengalami peningkatan yang cukup baik. Pada
saat siklus I tindakan perencanaan guru belum sempurna. Guru belum memahami langkah
pembelajaran PjBL dan melewatkan tujuan pembelajaran, sehingga peran guru sebagai
fasilitator terlihat belum maksimal. Penerapan model PjBL siswa harus dibimbing oleh guru.
Guru berperan sebagai fasilitator (Yunus, 2012). Pada saat pembelajaran guru
membutuhkan waktu yang lama untuk membimbing aktivitas siswa dalam penerapan
model PjBL. Menurut Yance (2013) penggunaan waktu untuk penerapan PjBL dalam
pembelajaran perlu diperhatikan sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
Pada siklus II keterlaksanaan model PjBL sudah meningkat. Guru sebagai fasilitator
sudah menjalankan langkah PjBL dengan baik. Penyampaian materi dan penyampaian
keterlaksanaan PjBL kepada siswa sudah baik, sehingga siswa dapat memahaminya. Tujuan
pembelajaran sudah disampaikan oleh guru, sehingga siswa mengikuti pembelajaran
dengan baik. Waktu yang digunakan oleh guru sudah sesuai dengan rencana.
Pada siklus III keterlaksanaan model PjBL juga mengalami peningkatan. Penerapan
model PjBL sudah berjalan dengan baik, dari pendahuluan sampai dengan penutup. Guru
sudah melakukan peran sebagai fasilitator yang membimbing setiap individu maupun
kelompok, sehingga pembelajaran berjalan dengan lancar dan maksimal. Penerapan PjBL
dapat mendorong siswa untuk tetap menjaga perhatian terhadap guru selama proses
pembelajaran berlangsung. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2003) yang
mengatakan bahwa peranan dan fungsi guru mampu mendorong siswa menjadi lebih baik
dalam belajar. Peningkatan rata-rata hasil belajar siswa menunjukkan bahwa ada
perubahan tingkah laku siswa dalam kegiatan belajar mengajar menjadi lebih baik.
Selama penerapan model PjBL, dilakukan keterlaksanaan PjBL dengan lembar
observasi. Observer mencatat hal-hal penting yang terjadi saat pembelajaran. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I guru sudah menerapkan langkah-langkah PjBL,
namun guru dalam menjelaskan langkah-langkah model PjBL kepada siswa kurang
maksimal, sehingga siswa masih kebingungan dalam melaksanakan langkah-langkah PjBL.
Guru kurang memberikan motivasi belajar, sehingga siswa belum fokus terhadap materi

22
pembelajaran. Guru merasa kurang maksimal dalam pelaksanaan model PjBL sehingga
diperbaiki pada siklus II.
Pada siklus II guru sudah melakukan model PjBL sesuai dengan langkah-langkah PjBL,
sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dibandingkan pada siklus I. Motivasi belajar
sudah diberikan oleh guru diawal pembelajaran, sehingga siswa mulai fokus terhadap
materi pembelajaran. Guru sudah mulai bisa mengatur waktu sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan, sehingga pembelajaran berlangsung dengan baik dan lancar. Siklus III
keterlaksanaan PjBL sudah baik, penerapan model PjBL sudah sesuai dengan langkah-
langkah PjBL, karena guru sudah belajar dari pengalaman siklus I dan siklus II.
Setelah dilakukan penerapan PjBL, didapatkan hasil wawancara bahwa siswa merasa
senang menggunakan model PjBL, tetapi pada awal penerapan model PjBL siswa merasa
bingung dengan langkah-langkah PjBL. Siswa belum paham tentang pemecahan masalah
yang diberikan guru, tetapi guru berperan sebagai fasilitator untuk membimbing siswa.
Respon siswa terhadap model PjBL adalah pembelajaran yang cukup menarik, karena siswa
membuat proyek yang berupa media pembelajaran.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
5.1.1. Penerapan model PjBL dapat meningkatkan hasil belajar belajar kognitif, afektif
dan psikomotorik siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Pabelan.
5.1.2. Peningkatan hasil belajar kognitif ditunjukkan dengan ketuntasan pra siklus
menuju siklus I sebesar (63,63%), pada siklus II dan siklus III mencapai 100% tuntas. Rata-
rata kenaikan nilai kognitif pra siklus menuju siklus I sebesar 11,38, pada siklus I menuju
siklus II sebesar 5,14, dan pada siklus II menuju siklus III sebesar 5,07. Peningkatan hasil
belajar afektif ditunjukkan dengan ketuntasan pra siklus menuju siklus I sebesar (41,82%),
pada siklus I menuju siklus II sebesar (50%), dan pada siklus II menuju siklus III mencapai
100 %. Rata-rata kenaikan nilai afektif pra siklus menuju siklus I sebesar 6,48, pada siklus I
menuju siklus II sebesar 4,20, dan pada siklus II menuju siklus III sebesar 7,27. Peningkatan
hasil belajar psikomotorik ditunjukkan dengan ketuntasan pra siklus menuju siklus I sebesar
40,91, dan pada siklus II serta siklus III mencapai 100% tuntas. Rata-rata nilai psikomotorik
23
pra siklus menuju siklus I sebesar 10,09, pada siklus I menuju siklus II sebesar 11,51, dan
pada siklus II menuju siklus III sebesar 6,53.
5.2 Saran
5.2.1. Penggunaan waktu untuk penerapan PjBL dalam pembelajaran perlu diperhatikan
sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
5.2.2. Siswa diharapkan lebih aktif mencari sumber-sumber belajar yang relevan secara
mandiri sehingga dapat memecahkan permasalahan dan membuat suatu produk.
5.2.3. Penerapan model pembelajaran PjBL dalam pembelajaran sebaiknya dilakukan
dalam kelompok kecil sehingga semua siswa aktif dalam pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Adnyawati. (2011). Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Kreativitas dan


Hasil Belajar Tentang Hidangan Bali. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. 44 (1-3):
52-59.
Asan, H. (2005). Implementing project based learning in computer classroom. The Turkish
Online Journal of Educational Technology-TOJET. 4(2):1-12. Diakses pada tanggal 7
Februari 2016.
Blumenfeld. (2001). Motivating Project-Based Learning: Sustaining the Doing, Supporting
the Learning. Educational Psychologist. vol: 26 (3 & 4) pp: 369-398. Diakses pada
tanggal 29 Agustus 2016.
Darsono. (2001). Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang Press.
Djoko, A. (2011). Meningkatkan Keterampilan Kerjasama Siswa Dalam Belajar Melalui
Pembelajaran Kaloboratif. Jurnal Prospektus Nomor 2. Diakses pada tanggal 10 Juli
2016.
24
Gulbahar, y. Tinmaz. (2006). Implementing Project Based learning And E-Portofolio
Assessment In an Undergraduate Course. Journal of Research on Technology in
Education, 38(3): 309-327. Diakses pada tanggal 29 Agustus 2016.
Hopkins, D. (1993). A Teacher’s Guide to Classroom Research. Buckingham : Open
University.
Keegan, A. (2001). Quantity versus Quality in Project Based Learning Practices.
Management Learning. vol: 32(1) pp:77-98. Diakses pada tanggal 30 Agustus 2015.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Model Pembelajaran Berbasis Proyek.
Jakarta : Balai Pustaka.
Kemmis, S dan R. Mc Taggart. (1988). The Action Research Planner. Victoria : Deakin
University.
Krajcik, J. (2006). Project-Based Learning. The Cambridge Handbook of the Learning
Sciences: Cambridge University Press.
Liu, W. C. (2007). Project-Based Learning and Student Motivation. [serial online].
http://www.goole.co.id/Project-Based-Learning- Journalfiletype.pdf. Diakses pada
tanggal 24 Agustus 2016.
Muhibbin, S. (2007). Psikologi Belajar. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.
Munawaroh. (2012). Penerapan model project based learning dan kooperatif untuk
membangun empat pilar pembelajaran siswa SMP. Unnes Physics Education
Journal. 1(1).
Nazifah. (2013). Penggunaan Media Konkret Meningkatkan Aktivitas Siswa Matematika
Kelas I SDN 07 Sungai Soga, Bengkayang. Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura.
Diakses pada tanggal 24 Februari 2016. http://jurnal.untan.ac.id.
NTL [National Training Laboratories]. 1999. The Learning Pyramid. Online at
http://siteresources.worldbank.org/Handout_The Learning Pyramid.pdf. Diunduh
tanggal 21 Januari 2016.
Nuryani, R. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Jakarta : IKIP Malang.
Risda, A. (2015). Pengaruh Penggunaan Project Based Learning dan Motivasi Belajar
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD. Malang : Universitas Muhamadiyah
Malang. Jurnal Pendidikan Biologi. Diakses pada tanggal 10 Februari 2016.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta : Jakarta.
Stephanie, B. (2010). Project-Based Learning for the 21st Century: Skills for the Future. The
Clearing House. vol: 83 pp: 39-43. Diakses pada tanggal 30 Agustus 2016.
Sudijono, A. (2011). Pengantar Evaluasi pendidikan. Jakarta : Grafindo Persada.
Sudjana, N. (2005). Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya
Offest.
Susanti. (2013) . Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Kemampuan Berpikir
Kreatif Dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Materi Nutrisi. Jurnal Pengajaran Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam .vol 18 No 1. Diakses pada tanggal 13 Februari 2016.
Susanti E & Muchtar Z. (2008). Pendekatan Project Based Learning untuk Pembelajaran
Kimia Koloid di SMA. Jurnal Pendidikan Matematika & Sains. 3 (2):106-112.

25
Susilowati, I. (2013). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Hasil Belajar Siswa
Materi Sistem Pencernaan Manusia. Jurusan Biologi, FMIPA: Universitas Semarang.
Unnes Journal of Biology Education . http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujbe
The George Lucas Educational Foundation. 2005. Instructional Module Project Based
Learning. Online at http://www.edutopia.org/teaching-module-pbl-how [diakses
tanggal 6 Februari 2016].
Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta :
Prestasi Pustaka
Van Rooij, S. (2009). Scaffolding project-based learning with the project management body
of knowledge.Computers and Education.
http://dx.doi.org/10.1016/j.compedu.2008.07.012. Vol.52.1 : 210-219. Diakses
pada tanggal 23 Agustus 2016.
Wenno I. H. (2008).Strategi Belajar Mengajar Sains Berbasis Kontekstual. Yogyakarta : Inti
Media Yogyakarta.
Widiastuti, F.D.S. (2010). Implementasi Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Semarang pada Materi Limbah dan Daur Ulang.
Semarang: Universitas Negeri Semarang. Jurnal Pendidikan Biologi. Diakses pada
tanggal 13 Februari 2016
Widyaningrum, I. (2012). Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Proyek pada
Materi Arthropoda Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa SMA 1 Parakan
Temanggung Jurnal.Semarang: Universitas Negeri Semarang. Diakses pada tanggal
13 Februari 2016.
Widiyatmoko, A., & Pamelasari, S. D. (2012). Pembelajaran Berbasis Proyek untuk
Mengembangkan Alat Peraga IPA dengan Memanfaatkan Bahan Bekas
Pakai. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia (Indonesian Journal of Science
Education), 1(1).
Wiyanto. (2008). Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi Laboratorium.
Semarang: Universitas Negeri Semarang Press.
Yance, R. D., Ramli, E., & Mufit, F. (2013). Pengaruh Penerapan Model Project Based
Learning ( PjBL ) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas Xi IPA SMA Negeri 1
Batipuh Kabupaten Tanah Datar. 1(April), 48–54.
Yunus. (2012). Teachers’ Views on the Practice of Project Based Learning Approach in
Primary School Science Education. Firat University : Mustafa Kemal University
(Turkey).
Zaenal, M. (2010). Pembelajaran Berbasis Proyek pada Materi Protista di SMA Nusa Bhakti
Semarang untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa (Skripsi).
Semarang: Universitas Negeri Semarang. Jurnal pendidikan Biologi. Diakses pada
tanggal 10 Maret 2016.

26
Lampiran 1

Hasil Observasi Afektif Siklus 1

Indikator
SIS Rata-
Tanggung NA
WA Disiplin Kerjasama Teliti Menghargai rata
jawab
1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 28 70
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29 72.5
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 75
4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 28 70
5 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 31 77.5
6 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 31 77.5
7 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 31 77.5
8 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 29 72.5
9 3 3 4 3 3 2 3 3 2 4 30 75
10 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 29 72.5
11 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 28 70
12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29 72.5
13 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 32 80
14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29 72.5
15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 31 77.5
16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 75
17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 31 77.5
27
18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 75
19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 75
20 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 28 70
21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29 72.5
22 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 26 65
75 75 77 73 75 67 75 75 72 71 29.5 73
75 75 71 75 72 368.7

Lampiran 2

Hasil Observasi Afektif Siklus 2

Indikator
SIS Rata-
Tanggung NA
WA Disiplin Kerjasama Teliti Menghargai rata
jawab
1 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 31 77
2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 32 80
3 2 4 3 3 2 3 4 3 3 3 30 75
4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 31 77
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 75
6 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 30 75
7 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 30 75
8 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 30 75
9 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 31 77
10 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 31 77
11 2 4 4 3 3 3 4 4 3 3 33 82
12 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 33 82
13 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 32 80
14 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 31 77
15 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 32 80
16 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 32 80
17 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 34 85

28
18 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 31 77
19 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 31 77
20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 75
21 3 3 3 3 2 3 4 4 4 3 32 80
22 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 29 72
70 92 76 77 71 75 82 79 79 75 77.9
81 76 73 81 77 77.9

Lampiran 3

Hasil Observasi Afektif Siklus 3

Indikator
SIS Rata-
Tanggung NA
WA Disiplin Kerjasama Teliti Menghargai rata
jawab
1 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 34 85
2 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 37 92.5
3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 31 77.5
4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 32 80
5 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 32 80
6 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 35 87.5
7 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 32 80
8 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 33 82.5
9 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 32 80
10 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 32 80
11 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 35 87.5
12 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39 97.5
13 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 32 80
14 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 33 82.5
15 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 38 95
16 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 38 95
17 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 37 92.5

29
18 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 34 85
19 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 33 82.5
20 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 32 80
21 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 36 90
22 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 33 82.5
84 82 82 82 79 81 98 95 82 80 34 85
83 82 80 97 81

Lampiran 4

Hasil Belajar Kognitif

SISWA Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 Rata-rata

1 70 78 77 93 82.6666667
2 67 84 90 85 86.3333333
3 45 63 85 74
4 75 85 90 90 88.3333333
5 57 87 95 85 89
6 53 80 70 75
7 67 80 85 90 85
8 50 73 90 81.5
9 65 85 83 90 86
10 53 85 85 87 85.6666667
11 65 70 70 70
12 77 87 95 95 92.3333333
13 67 87 90 93 90
14 50 80 85 95 86.6666667
15 53 70 71 87 76
16 65 90 95 95 93.3333333
17 65 75 75 85 78.3333333
18 55 80 95 95 90
30
19 53 83 85 87 85
20 50 78 92 90 86.6666667
21 53 80 95 90 88.3333333
22 57 78 73 90 80.3333333
59.63636364 79.90909091 85.04545455 90.11111111

Lampiran 5

Hasil Belajar Psikomotorik Siklus 1

Indikator Rata-
Siswa NA
1 2 3 4 rata
1 3 3 3 3 2 3 3 4 24 75
2 3 3 3 3 2 3 2 2 21 65.625
3 3 2 3 3 3 3 3 4 24 75
4 3 4 3 2 3 3 2 3 23 71.875
5 3 2 3 3 3 3 2 2 21 65.625
6 3 3 3 3 2 4 3 4 25 78.125
7 3 2 3 2 3 2 2 3 20 62.5
8 3 2 3 3 3 4 2 2 22 68.75
9 3 3 3 2 3 3 2 3 22 68.75
10 3 2 3 3 4 3 3 3 24 75
11 3 3 3 2 4 3 3 3 24 75
12 3 3 3 3 3 4 3 3 25 78.125
13 3 2 3 3 2 2 2 3 20 62.5
14 3 3 3 3 3 2 3 4 24 75
15 3 2 3 3 3 3 3 4 24 75
16 3 3 3 3 3 2 3 4 24 75
17 3 3 3 3 2 4 3 3 24 75
18 3 3 3 3 3 3 3 3 24 75

31
19 3 3 3 3 3 3 3 3 24 75
20 3 3 3 3 3 3 3 3 24 75
21 3 3 3 3 3 2 3 2 22 68.75
22 3 2 3 3 2 2 3 3 21 65.625
Rata-rata 75 67 75 70 70 72 67 77 23 71.875
71 72 71 72 287.5 71.875

Keterangan =
1 = Membuat laporan
2 = Melakukan diskusi
3 = Menyelesaikan tugas
4 = Melakukan presentasi

Lampiran 6

Hasil Belajar Psikomotorik Siklus 2

Indikator
No. Rata-rata NA
1 2 3 4
1 4 3 3 4 4 3 3 3 27 84.375
2 4 4 3 3 4 4 3 4 29 90.625
3 3 3 2 2 4 3 3 2 22 68.75
4 3 3 3 3 4 2 3 3 24 75
5 3 3 3 3 4 3 3 3 25 78.125
6 4 4 3 3 4 3 4 3 28 87.5
7 3 3 3 3 4 3 3 3 25 78.125
8 3 3 4 3 4 3 4 3 27 84.375
9 3 3 3 3 4 3 3 3 25 78.125
10 3 3 3 3 4 3 3 3 25 78.125
11 3 3 4 3 4 4 3 3 27 84.375
12 4 3 4 4 4 3 4 3 29 90.625
13 3 3 3 3 4 3 4 3 26 81.25
14 4 4 3 4 4 4 3 3 29 90.625
15 4 3 4 3 4 3 3 3 27 84.375
16 3 4 3 4 4 4 4 4 30 93.75
17 3 3 3 3 4 4 3 3 26 81.25
18 3 3 3 3 4 3 3 3 25 78.125

32
19 3 3 3 4 4 3 3 3 26 81.25
20 3 3 3 3 4 3 3 3 25 78.125
21 4 4 4 4 4 3 4 4 31 96.875
22 4 4 3 3 4 3 4 4 29 90.625
84.0 81.8 79.5 80.6 100 79.5 82.9 78.4 26.68 83.3806
82.9 80.1 89.7 80.6

Keterangan =
1 = Membuat laporan
2 = Melakukan diskusi
3 = Menyelesaikan tugas
4 = Melakukan presentasi

Lampiran 7

Hasil Belajar Psikomotorik Siklus 3

Indikator Rata-
No. NA
1 2 3 4 rata
1 3 4 4 4 4 4 3 3 29 90.625
2 4 4 4 4 4 4 3 3 30 93.75
3 3 4 3 4 3 4 3 2 26 81.25
4 4 4 4 4 4 3 3 3 29 90.625
5 3 4 4 4 4 3 3 3 28 87.5
6 3 4 4 4 4 4 4 3 30 93.75
7 3 3 3 4 3 3 4 3 26 81.25
8 3 4 3 4 4 4 3 4 29 90.625
9 3 4 4 4 4 4 4 3 30 93.75
10 3 4 4 4 4 4 3 3 29 90.625
11 3 4 3 4 3 4 4 4 29 90.625
12 4 4 4 4 3 4 3 4 30 93.75
13 3 4 4 4 4 4 3 3 29 90.625
14 4 4 3 4 4 3 3 3 28 87.5
15 3 4 3 4 3 4 4 3 28 87.5
16 3 4 4 4 4 4 4 4 31 96.875
17 3 3 3 4 4 4 3 3 27 84.375
18 3 4 4 4 3 3 3 3 27 84.375
19 3 4 3 4 4 4 3 4 29 90.625
33
20 3 4 4 4 4 4 4 3 30 93.75
21 3 4 4 4 3 4 4 4 30 93.75
22 3 3 4 4 3 4 4 4 29 90.625
79.5 96.5 90.9 100 90.9 94.3 85.2 81.8 28.772 89.914
88.0 95.4 92.6 83.5

Keterangan =
1 = Membuat laporan
2 = Melakukan diskusi
3 = Menyelesaikan tugas
4 = Melakukan presentasi

34
Lampiran 8
Hasil Angket Siswa Siklus 1
Siswa Indikator
Disiplin Kerjasama Tanggungjawab Teliti Menghargai
1 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4
2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3
4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 2 2 4 3 3 3 3 3 3
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2
7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
8 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
9 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3
10 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2
11
12 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3
13 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 4 3 4 3
14 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
15 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 4 3
16 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 2 4 3 2 3 2 3 4 2 4 4 4 3 3 3
17 3 4 2 2 2 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3
18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 2
19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
20 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
21 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 2 2 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4
22 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 2 3
6 5 5 5 6 6 6 5 5 5 6
60 0 6 9 9 1 61 61 57 59 2 0 62 54 60 59 8 58 60 61 63 61 9 63 60 61 64 64 9 1
35 36 36
5 360 351 7 9
68. 66. 69. 69.
67 1 4 5 8
Lampiran 9
Hasil Angket Siswa Siklus 2
Sis Indikator
wa Displin Tanggungjawab Kerjasama Teliti Menghargai
1 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 2 1 4 3 2 3
4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
6 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3
7 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4
8 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
10 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3
11
12 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 3 3 3 3 4 3
13 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3
14 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3
15 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3
16 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3
17 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3
18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3
19 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 4 3 3
20 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
21 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4
22 3 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
6 6 6 6 6
63 64 65 65 66 68 66 67 67 65 70 5 69 62 5 4 7 9 66 64 64 66 66 67 59 64 68 65 67 66
39 40 39 39 38
1 0 6 3 9
74. 75. 74. 73.
0 75 75 43 67

36
Lampiran 10
Hasil Angket Siswa Siklus 3
Siswa Indikator
Disiplin Tanggungjawab Kerjasama Teliti Menghargai
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
6
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4
9 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
10 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
11 3
12 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
13 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
14 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3
15 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
16 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
17 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
18 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
20 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4
78 78 72 80 80 77 74 77 78 76 74 76 76 78 76 76 77 75 77 74 76 79 76 77 79 79 78 77 79 77
465 455 458 459 469
88.06 0 0 0 0 0 86.17 0 0 0 0 0 86.7 0 0 0 0 0 86.9 0 0 0 0 0 88.8 0 0 0 0 0

37
Lampiran Foto

1
2

Anda mungkin juga menyukai