Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR

(LEARNING CYCLE) 7E TERHADAP SIKAP ILMIAH DAN


HASIL BELAJAR BIOLOGI PESERTA DIDIK SMAN 1 PRINGGABAYA
TAHUN AJARAN 2015/2016

ARTIKEL PENELITIAN

Oleh :
CAMALIA OKTAMISARI ABDI
NIM. E1A 011 011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM

2015

1
Halaman Pengesahan

Artikel

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR


(LEARNING CYCLE) 7E TERHADAP SIKAP ILMIAH DAN
HASIL BELAJAR BIOLOGI PESERTA DIDIK SMAN 1 PRINGGABAYA
TAHUN AJARAN 2015/2016

Mataram, Desember 2015

Mengetahui :

2
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR
(LEARNING CYCLE) 7E TERHADAP SIKAP ILMIAH DAN
HASIL BELAJAR BIOLOGI PESERTA DIDIK SMAN 1 PRINGGABAYA
TAHUN AJARAN 2015/2016

THE EFFECT OF LEARNING CYCLE 7E LEARNING MODEL TOWARD


SCIENTIFIC ATTITUDES AND STUDENT ACHIEVEMENT BIOLOGY IN SMAN 1
PRINGGABAYA OF ACADEMIC YEAR 2015/2016

Camalia Oktamisari A.1), Agil Al Idrus2), M. Liwa Ilhamdi3)


1)
Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataran
2)3)
Dosen Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataram
Jalan Majapahit No. 62, Mataram
Email: camalia.okta@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran siklus belajar
(learning cycle) 7E terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar biologi peserta didik SMA Negeri
1 Pringgabaya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI SMA
Negeri 1 Pringgabaya. Sampel ditentukan melalui tehnik purposive sampling sehingga
diperoleh 2 kelas sampel yakni kelas XI IPA 3 (kelas eksperimen) dan XI IPA 4 (kelas
kontrol). Analisis data penelitian ini terdiri dari uji prasyarat analisis dan uji hipotesis. Data
dalam penelitian ini terdistribusi normal dan varian data bersifat homogen. Uji hipotesis
dianalisis dengan uji-t pooled varians dan uji korelasi product moment pada taraf signifikan
5%. Analisis data sikap ilmiah menunjukkan t hitung (3,613) > ttabel (1,671) dan data hasil belajar
menunjukkan thitung (2,694) > ttabel (1,671). Data sikap ilmiah peserta didik menunjukkan
bahwa sikap ilmiah peserta didik berada dalam kategori sangat tinggi (91,90 %), sedangkan
data hasil belajar menunjukkan rhitung (0,853) > rtabel (0,324). Dengan demikian dapat
disimpulkan, bahwa model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 7E berpengaruh
terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar peserta didik SMA Negeri 1 Pringgabaya.

Kata-kata kunci: Hasil Belajar, Model Pembelajaran Siklus Belajar 7E, Sikap Ilmiah

1
Abstract

This experimental research was done to examine the effect of learning cycle 7e learning
model toward scientific attitudes and student achievement biology in SMAN 1 Pringgabaya of
academic year 2015/2016. The population in this research were all students of class XI IPA
SMAN 1 Pringgabaya. The samples were taken by purposive sampling then XI IPA 3 selected
as the experimental class and XI IPA 4 selected as the control class. The result of prerequisite
test obtained distribution of the data was normal and the varians of data was homogeneous. The
hypothesis test was analyzed by t-test (pooled varians) and correlation test product moment at
the significance level 5%. The data analysis of the scientific attitude show counted t (3,613) > t
table (1,671) and student achievement show counted t (2,694) > t table (1,671). The data of the
scientific attitude show scientific student were in the category of very high (91,90 %), while data
on student achievement show counted r (0,853) > r table (0,324). It can be concluded that the
learning cycle 7e learning model affect toward scientific attitudes and student achievement
biology in SMAN 1 Pringgabaya.

Keywords : Learning cycle 7e Model, Student achievement, Scientific attitudes

PENDAHULUAN pemahaman yang lebih mendalam tentang


Undang-Undang Sistem Pendidikan alam sekitar. Oleh karena itu, pendekatan
Nasional Nomor 20 tahun 2003 Pasal 11 ayat yang diterapkan dalam menyajikan
1 mengamanatkan kepada pemerintah dan pembelajaran sains adalah memadukan
pemerintah daerah untuk menjamin antara pengalaman proses sains dan
terselenggaranya pendidikan yang bermutu pemahaman produk sains dalam bentuk
(berkualitas) bagi setiap warga negara. pengalaman langsung (Depdiknas, 2003).
Adapun makna yang tertuang dalam Proses pembelajaran biologi yang
Undang-Undang tersebut adalah pendidikan diharapkan menekankan pada keterampilan
merupakan usaha sadar dan terencana untuk proses yang dilandasi oleh sikap ilmiah.
mewujudkan suasana belajar dan proses Dalam pembelajaran biologi harus lebih
pembelajaran agar peserta didik secara aktif menekankan pembelajaran yang berpusat
mengembangkan potensi dirinya untuk pada peserta didik. Peserta didik harus benar-
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, benar dilibatkan secara langsung dalam
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan pembelajaran untuk memperoleh
akhlak mulia, serta keterampilan yang pemahaman yang lebih mendalam tentang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan alam sekitar.
negara. Berdasarkan hasil observasi dengan
Pendidikan sains menekankan pada teknik wawancara dengan guru mata
pemberian pengalaman langsung untuk pelajaran Biologi di SMA Negeri 1
mengembangkan kompetensi agar peserta Pringgabaya, diperoleh informasi bahwa
didik mampu menjelajahi dan memahami hasil belajar biologi peserta didik masih ada
alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains yang tidak mencapai KKM atau tidak
diarahkan untuk mencari tahu dan mengalami ketuntasan hasil belajar sehingga
melakukan sesuatu sehingga dapat harus melakukan ulangan remedial, hal ini
membantu peserta didik untuk memperoleh dikarenakan pembelajaran masih didominasi

2
oleh guru. Selain itu, model pembelajaran kegiatan diskusi (explanation), mengajak
yang digunakan kurang mengembangkan peserta didik mengaplikasikan konsep-
sikap ilmiah peserta didik. konsep yang mereka dapatkan dengan
Upaya mengatasi permasalahan tersebut mengerjakan soal-soal pemecahan masalah
diperlukan adanya penerapan model (elaboration) dan terdapat suatu tes akhir
pembelajaran yang dapat mengembangkan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
kemampuan peserta didik secara optimal dan pemahaman peserta didik terhadap konsep
mengembangkan sikap ilmiah peserta didik, yang telah dipelajari (evaluation, extend).
yakni dengan penerapan model pembelajaran Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk
yang dilandasi oleh konstruktivistik. Suciati mengetahui pengaruh model pembelajaran
dkk. (2014) mengemukakan bahwa salah siklus belajar (learning cycle) 7E terhadap
satu model pembelajaran yang memandang sikap ilmiah dan hasil belajar biologi peserta
bahwa belajar IPA atau biologi harus didik SMA Negeri 1 Pringgabaya.
mencerminkan sikap ilmiah dalam
memecahkan masalah melalui metode ilmiah METODE
adalah Model Siklus Belajar (Learning Penelitian ini merupakan penelitian
Cycle) 7E. Model pembelajaran ini berbasis eksperimen semu (Quasi Eksperimental).
konstuktivistik yang berpusat pada peserta Menurut Sugiyono (2010), penelitian
didik (student centered) serta dikembangkan eksperimen semu (Quasi Eksperimental)
sesuai dengan hakikat sains sebagai proses, merupakan bentuk desain eksperimen yang
produk dan sikap (Dahar, 1996). Dalam mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak
pembelajaran, model pembelajaran ini dapat berfungsi sepenuhnya untuk
menekankan keahlian dalam menerapkan mengontrol variabel-variabel luar yang
metode ilmiah yang dilandasi oleh sikap mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
ilmiah, sehingga diharapkan peserta didik Penelitian ini menggunakan desain non-
dapat melakukan pembelajaran penemuan equivalent kontrol group design (Sugiyono,
secara mandiri (free inquiry), belajar 2010)
bermakna (meaningfull learning), dan belajar Penelitian bertempat di SMA Negeri 1
dengan melakukan (learning by doing). Pringgabaya, Lombok Timur selama rentang
Susilawati dkk. (2014) juga waktu 2 bulan (September-Oktober) Tahun
mengemukakan bahwa model siklus belajar Ajaran 2015/2016 semester gasal. Populasi
7E sangat baik diterapkan dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik
pembelajaran sains yang lebih kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pringgabaya
mengedepankan discovery inquiry. Dalam yang terdiri dari empat kelas dengan jumlah
proses penemuan konsepsi ilmiah terlebih peserta didik 145 orang. Sedangkan, sampel
dahulu dilakukan kegiatan-kegiatan yaitu penelitian berjumlah 73 peserta didik.
berusaha untuk membangkitkan minat Sampel diambil dengan teknik purposive
peserta didik belajar (elicit, engagement), sampling yaitu teknik penentuan sampel
kemudian memberikan kesempatan kepada dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,
peserta didik untuk memanfaatkan panca 2013).
indera mereka semaksimal mungkin dalam Teknik pengumpulan data digunakan,
berinteraksi dengan lingkungan melalui yaitu: angket, test (pre-test, post-test), dan
kegiatan telaah literatur (exploration), lembar observasi. Untuk mengukur variabel
memberikan kesempatan yang luas kepada sikap ilmiah peserta didik digunakan
peserta didik untuk menyampaikan ide atau instrumen angket. Sedangkan variabel hasil
gagasan yang mereka miliki melalui belajar peserta didik menggunakan instrumen

3
tes pilihan ganda sebelum perlakuan (pre- kontrol masing-masing adalah sebesar dan
test) dan sesudah perlakuan (post-test). sebesar 83,19 dan 76,70.
Sedangkan lembar observasi digunakan
untuk mengukur aktivitas guru dan peserta Data Hasil Belajar
didik selama proses pembelajaran. Sebelum Hasil pengumpulan data melalui tes
digunakan, instrumen diuji-coba untuk awal, sebelum diberikan perlakuan (pre-test)
mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat diperoleh data mengenai hasil belajar peserta
kesukaran dan daya pembeda soal. Uji coba didik pada kelas eksperimen dan kelas
instrumen dilakukan terhadap 32 peserta kontrol, sebagaimana disajikan dalam Tabel
didik Validasi instrumen digunakan rumus 2 berikut:
korelasi Product Moment, dan reliabilitas
digunakan rumus Alpha Cronbach untuk Tabel 2 Data Pretest Pada Kelas Eksperimen dan
angket sikap ilmiah dan rumus Spearman Kelas Kontrol
Kelas Kelas
Brown untuk instrumen hasil belajar. Deskripsi
Eksperimen Kontrol
Teknik Analisis Data meliputi: uji Nilai Terendah 6,06 6,06
normalitas data dengan Chi-Kuadrat (χ2), uji
homogenitas data dengan rumus Uji F, uji Nilai Tertinggi 36,36 30,30
hipotesis dengan rumus uji-t pooled varians, Rata-rata 16,86 15,99
dan uji korelasi product moment.
Tabel 2 menunjukkan data hasil belajar
HASIL DAN PEMBAHASAN pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
Data Sikap Ilmiah Peserta didik sebelum diberikan perlakuan. Nilai terendah
Hasil pengumpulan data sikap ilmiah hasil belajar peserta didik pada kelas
peserta didik pada kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah 6,06 dan kelas kontrol
eksperimen yang diperoleh melalui angket adalah 6,06. Sedangkan, nilai tertinggi pada
yang dianalisis menggunakan Microsoft kelas eksperimen yakni 36,36 dan kelas
Excel 2007 dapat disajikan dalam Tabel 1 kontrol yakni 30,30. Rata-rata hasil pre-test
berikut: pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
Tabel 1 Data Sikap Ilmiah Pada Kelas Eksperimen masing-masing adalah sebesar 16,86 dan
dan Kelas Kontrol
sebesar 15,99.
Kelas Kelas Setelah diberikan perlakuan, diperoleh
No. Deskripsi
Kontrol Eksperimen data post-test mengenai hasil belajar peserta
1. Nilai Terendah 48,33 69,16 didik pada kelas eksperimen dan kelas
2. Nilai Tertinggi 92,50 93,33
kontrol yang disajikan pada Tabel 3 berikut:
3. Rata-rata 76,70 83,19
Tabel 3 Data Post-test Pada Kelas Eksperimen dan
Berdasarkan pada Tabel 1 di atas, Kelas Kontrol
menunjukkan bahwa terdapat nilai yang Kelas Kelas
berbeda pada kelas eksperimen dan kelas Deskripsi
Eksperimen Kontrol
kontrol setelah diberikan perlakuan. Nilai Nilai Terendah 54,54 45,45
terendah sikap ilmiah peserta didik pada Nilai Tertinggi 84,84 75,75
kelas eksperimen adalah 69,13 dan kelas
kontrol adalah 48,33. Sedangkan, jumlah Rata-rata 68,46 61,35
tertinggi pada kelas eksperimen yakni 93,33
dan kelas kontrol yakni 92,50. Rata-rata nilai Berdasarkan Tabel 3 nilai terendah yang
angket antara kelas eksperimen dan kelas diperoleh peserta didik pada kelas
eksperimen dengan model pembelajaran

4
siklus belajar 7E yakni sebesar 54,54 Uji prasyarat pertama yang dilakukan
sedangkan pada kelas kontrol dengan model yakni uji normalitas data hasil belajar peserta
konvensional sebesar 45,45. Sedangkan, nilai didik pada kelas eksperimen yang
tertinggi pada kelas eksperimen yakni 84,84 menggunakan model siklus belajar 7E dan
dan kelas kontrol yakni 75,75. Rata-rata nilai kelas kontrol yang menggunakan model
yang diperoleh pada kelas eksperimen konvensional. Uji normalitas data digunakan
dengan model pembelajaran siklus belajar 7E rumus Chi-Kuadrat (χ2 ). Maka, diperoleh nilai
yakni 68,46 dan kelas kontrol dengan model χ2hitung lebih kecil dibandingkan dengan χ2tabel
konvensional adalah 61,35. pada taraf kepercayaan 95%, yang berarti
Setelah diberikan perlakuan, diperoleh data terdistribusi normal. Rangkuman hasil
nilai gain-score hasil belajar peserta didik uji normalitas data tersaji pada Tabel 5.
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
yang disajikan pada Tabel 4 berikut: Tabel 5 Rangkuman Uji Normalitas Data Hasil
Belajar
Tabel 4 Data Gain-score Pada Kelas Eksperimen dan χ2hitung
Kelas Kontrol Model χ2tabel Keterangan
Pre-test Post-test
Kelas Kelas
Deskripsi Siklus Belajar
Eksperimen Kontrol 7E
2,542 5,068
11,07 NORMAL
Nilai Terendah 36,36 15,15 Konvensional 10,155 8,843
Nilai Tertinggi 69,69 63,63
Rata-rata 51,59 45,36 Setelah melakukan uji normalitas, uji
Tabel 4 menunjukkan bahwa, nilai gain- prasyarat selanjutnya, yakni uji homogenitas.
score pada kelas kontrol diperoleh nilai Rangkuman hasil uji homogenitas disajikan
terendah 15,15 dan nilai tertinggi 63,63 pada Tabel 6 berikut:
dengan nilai rata-rata 45,36, sedangkan nilai
Tabel 6 Rangkuman Uji Homogenitas Data Pre-test,
gain-score pada kelas eksperimen diperoleh Post-test dan Gain-score Hasil Belajar
nilai terendah 36,36 dan nilai tertinggi 69,69
Aspek Penilaian Fhitung Ftabel Kesimpulan
dengan nilai rata-rata 51,59. Data di atas
menunjukkan bahwa kelas eksperimen yang Pre-test 1,068
menggunakan model pembelajaran siklus Post-test 1,614 1,76 Homogen
belajar 7E hasil gain-scorenya lebih tinggi Gain-Score 1,694
dibandingkan kelas kontrol yang
menggunakan model konvensional.
Tabel 6 menunjukkan hasil uji
homogenitas data pre-test, post-test dan
Hasil Uji Hipotesis
gain-score. Nilai Fhitung pre-test pada kelas
Penelitian ini menggunakan uji prasyarat
dengan model pembelajaran siklus belajar 7E
statistik untuk memastikan bahwa data
dan kelas dengan model konvensional
sampel yang diperoleh bisa dilakukan dalam
menunjukkan bahwa nilai Fhitung yakni 1,068
uji statistik parametrik. Uji prasyarat yang
lebih kecil daripada nilai Ftabel yakni 1,76,
dilakukan pada penelitian ini berupa uji
artinya varians data pre-test dengan model
normalitas dan uji homogenitas. Uji
pembelajaran siklus belajar 7E dan kelas
prasyarat tersebut dilakukan pada data yang
dengan model konvensional bersifat
diperoleh baik dari kelas eksperimen dengan
homogen. Tabel 6 juga menunjukkan hasil
model pembelajaran siklus belajar 7E
uji homogenitas untuk data post-test yakni
maupun kelas kontrol dengan model
1,614 dimana nilai tersebut lebih kecil dari
pembelajaran konvensional.
nilai Ftabel yakni 1,76 pada taraf kepercayaan
5
95% artinya data post-test kelas dengan Tabel 7 Rangkuman Uji-t Data Sikap Ilmiah dan Gain
model pembelajaran siklus belajar 7E Score Hasil Belajar Peserta didik
maupun kelas dengan model konvensional Variabel thitung ttabel Keterangan
adalah homogen. Tabel 6 juga menunjukkan Sikap Ilmiah 3,613 Ada
bahwa Fhitung data gain-score yaitu 1,694 1,671
Hasil Belajar 2,694 perbedaan
lebih kecil dari nilai Ftabel yakni 1,76 pada
taraf kepercayaan 95% artinya data gain- Berdasarkan Tabel 7 nilai sikap ilmiah
score kelas dengan model pembelajaran thitung > ttabel yakni 3,613 > 1,671 pada taraf
siklus belajar 7E maupun kelas dengan kepercayaan 95% sehingga Ho ditolak
model konvensional adalah homogen. artinya ada perbedaan sikap ilmiah peserta
Berdasarkan hasil uji normalitas dan didik antara peserta didik yang diajarkan
homogenitas diperoleh kesimpulan bahwa dengan model pembelajaran siklus belajar 7E
data hasil belajar (pre-test, post-test dan dengan peserta didik yang diajarkan dengan
gain-score) pada kelas dengan model model konvensional. Pada Tabel 7 juga
pembelajaran siklus belajar 7E dan kelas dijelaskan, bahwa nilai hasil belajar thitung>
model konvensional terdistribusi normal dan ttabel yakni 2,694 > 1,671 pada taraf
varians data bersifat homogen sehingga uji kepercayaan 95% sehingga Ho ditolak,
hipotesis parametrik dapat dilakukan. artinya ada perbedaan hasil belajar peserta
Uji hipotesis parametrik yang dilakukan didik antara peserta didik yang diajarkan
dalam penelitian ini menggunakan uji dengan model pembelajaran siklus belajar 7E
perbedaan (uji-t). Uji-t bertujuan untuk dengan peserta didik yang diajarkan dengan
mengetahui adanya perbedaan sikap ilmiah model konvensional. Sikap ilmiah dan hasil
dan hasil belajar peserta didik yang diberikan belajar peserta didik yang diberikan
perlakuan dengan model pembelajaran siklus perlakuan dengan model pembelajaran siklus
belajar 7E dan model konvensional. Uji belajar 7E lebih baik dibandingkan dengan
selanjutnya menggunakan korelasi product sikap ilmiah dan hasil belajar peserta didik
moment untuk mengetahui pengaruh dari yang diberikan perlakuan dengan model
model pembelajaran siklus belajar 7E konvensional.
terhadap sikap imiah dan hasil belajar bilogi Setelah melakukan uji hipotesa
peserta didik. menggunakan t-test, dilakukan uji lanjut
Data yang dianalisis pada uji hipotesis menggunakan uji product-moment untuk
adalah nilai sikap ilmiah dan gain score hasil mengetahui pengaruh dari model
belajar baik pada peserta didik yang pembelajaran siklus belajar 7E terhadap
diajarkan dengan model pembelajaran siklus sikap ilmiah dan hasil belajar bilogi peserta
belajar 7E maupun peserta didik yang didik. Ketentuan yang digunakan pada Uji
diajarkan dengan model konvensional. Product Moment adalah apabila nilai rhitung >
Ketentuan yang digunakan pada uji-t adalah rtabel pada taraf kepercayaan 95% maka
apabila nilai thitung> ttabel pada taraf kesimpulanya adalah ada pengaruh model
kepercayaan 95% maka Ho ditolak artinya pembelajaran siklus belajar 7E terhadap
terdapat perbedaan sikap ilmiah dan hasil sikap ilmiah dan hasil belajar biologi peserta
belajar biologi peserta didik yang diajarkan didik . Rangkuman hasil uji product moment
dengan model pembelajaran siklus belajar 7E disajikan pada Tabel 8.
dan model konvensional. Rangkuman hasil
uji-t sikap ilmiah dan hasil belajar disajikan
pada Tabel 7.

6
Tabel 8 Rangkuman Hasil Uji Product Moment ilmiah peserta didik dan gain-score hasil
% belajar antara pre-test dan post-test antara
Kriteri rtabel 5
Variabel Korela rhitung Ket.
si
a % kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk
Sikap 91,90% Sangat 0,919 dapat melihat pengaruh model pembelajaran
Imiah tinggi Ada siklus belajar (learning cycle) 7E maka
85,30% Sangat 0,324 penga dilakukan uji statistik dengan menggunakan
Hasil
ruh
Belajar tinggi 0,853 uji-t dan product moment. Hasil perhitungan
dengan uji-t menunjukkan bahwa ada
Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan pengaruh model pembelajaran siklus belajar
bahwa persentase korelasi product moment (learning cycle) 7E terhadap sikap ilmiah
sikap ilmiah peserta didik yaitu 91,90 % dan hasil belajar biologi peserta didik, selain
dengan kriteria korelasi yaitu sangat tinggi, itu berdasarkan perbandingan nilai rata-rata
sedangkan r hitung sikap ilmiah > rtabel yakni post-test dan gain-score, terlihat bahwa nilai
(0,919 > 0,324) pada taraf kesalahan 5% rata-rata post-test kelas eksperimen lebih
sehingga diketahui bahwa terdapat korelasi tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata
yang sangat tinggi antara sikap ilmiah post-test kelas kontrol dan nilai rata-rata
peserta didik kelas kontrol dengan sikap gain-score kelas eksperimen lebih tinggi
ilmiah kelas kontrol . Oleh sebab itu dapat dibandingkan dengan nilai rata-rata gain-
dikatakan bahwa model pembelajaran siklus score kelas kontrol.
belajar (learning cycle) 7E berpengaruh Sikap ilmiah dalam pembelajaran
terhadap sikap ilmiah peserta didik SMA Biologi adalah pendirian atau kecenderungan
Negeri 1 Pringgabaya Tahun Ajaran pola tindakan terhadap suatu stimulus
2015/2016. Tabel 4.12 juga menunjukkan tertentu yang selalu berorientasi pada ilmu
bahwa persentase korelasi product moment pengetahuan dan metode ilmiah
hasil belajar peserta didik yaitu 85,30 % (Baharuddin, 1982). Faktor luar berupa
dengan kriteria korelasi yaitu sangat tinggi, model pembelajaran dapat saling berinteraksi
sedangkan rhitung hasil belajar > rtabel yakni dengan sikap ilmiah untuk mempengaruhi
(0,8530 > 0,324) pada taraf kesalahan 5% hasil belajar peserta didik. Hal ini sejalan
sehingga diketahui bahwa terdapat korelasi dengan pendapat Karhami (2000), bahwa
yang sangat tinggi antara hasil belajar sikap merupakan hasil belajar individu
biologi peserta didik kelas kontrol dengan melalui interaksi dengan lingkungan
hasil belajar biologi kelas kontrol. Oleh sehingga sikap dapat dibentuk dan diubah
sebab itu dapat dikatakan bahwa model melalui proses pendidikan, salah satunya
pembelajaran siklus belajar (learning cycle) melalui penerapan model-model dalam
7E berpengaruh terhadap hasil belajar proses pembelajaran.
biologi peserta didik SMA Negeri 1 Berdasarkan hasil penelitian terlihat
Pringgabaya Tahun Ajaan 2015/2016. bahwa model pembelajaran siklus belajar
(learning cycle) 7E lebih mendukung
Pembahasan peserta didik untuk memiliki sikap ilmiah
yang tinggi dibandingkan dengan model
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk pembelajaran konvensional, hal ini
mengetahui pengaruh model pembelajaran dikarenakan penggunaan model
siklus belajar (learning cycle) 7E terhadap pembelajaran siklus belajar (learning cycle)
sikap ilmiah dan hasil belajar biologi peserta 7E dapat merangsang peserta didik untuk
didik SMA Negeri 1 Pringgabaya . Adanya mengingat materi pelajaran yang telah
pengaruh dapat dilihat dari nilai angket sikap mereka pelajari sebelumnya, melatih peserta

7
didik belajar melakukan konsep melalui 7E dalam meningkatkan hasil belajar
kegiatan eksperimen (praktikum), melatih peserta didik sejalan dengan hasil penelitian
peserta didik untuk menyampaikan secara Suciati dkk. (2014) yang menyatakan bahwa
lisan konsep yang telah mereka pelajari, hasil belajar IPA peserta didik yang
memberikan kesempatan kepada peserta mengikuti pembelajaran model siklus belajar
didik untuk berpikir, mencari, menemukan, 7E lebih tinggi daripada model pembelajaran
dan menjelaskan contoh penerapan konsep langsung. Hal ini karena dengan
yang telah dipelajari sehingga indikator- diterapkannya model pembelajaran siklus
indikator sikap ilmiah seperti memiliki rasa belajar 7E secara tidak langsung memaksa
ingin tahu, sikap skeptis, pandangan yang peserta didik untuk ikut berpartisipasi di
luas dan terbuka, objektivitas, kemampuan dalam kelas. Adanya peningkatan partisipasi
berverifikasi, dan sikap positif terhadap akan meningkatkan pemahaman peserta
kegagalan dapat tercapai secara maksimal. didik terhadap materi yang dipelajari, yang
Hal ini sejalan dengan penelitian yang nantinya juga akan berdampak positif
dilakukan oleh Khoir (2010) yang terhadap hasil belajar peserta didik.
menyatakan bahwa sikap ilmiah di kelas
yang dibelajarkan dengan model PENUTUP
pembelajaran learning cycle 7E lebih tinggi Kesimpulan
daripada kelas yang dibelajarkan dengan Berdasarkan hasil penelitian dan
model pembelajaran direct instruction. pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:
Selain itu, model pembelajaran learning a. Model pembelajaran siklus belajar
cycle 7E lebih bisa memunculkan sikap (learning cycle) 7e berpengaruh terhadap
ilmiah peserta didik dalam sintak-sintaknya sikap ilmiah peserta didik SMA Negeri 1
dibandingkan dengan model pembelajaran Pringgabaya Tahun Ajaran 2015/2016.
direct instruction. b. Model pembelajaran siklus belajar
Fajaroh dan Dasna (2009) (learning cycle) 7e berpengaruh terhadap
mengemukakan bahwa keuntungan dari hasil belajar biologi peserta didik SMA
penggunaan model learning cycle salah Negeri 1 Pringgabaya Tahun Ajaran
satunya adalah adalah membantu 2015/2016.
mengembangkan sikap ilmiah peserta didik.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang Saran
dilakukan oleh Bahagia (2012) yang Berdasarkan kesimpulan di atas, maka
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh saran yang dapat disampaikan adalah :
model pembelajaran learning cycle 7E a. Bagi Pendidik, dapat mempertimbangkan
terhadap keterampilan proses IPA, sikap model pembelajaran siklus belajar
ilmiah dan prestasi belajar IPA peserta didik (learning cycle) 7e sebagai salah satu
lebih tinggi daripada pembelajaran standar alternatif untuk meningkatkan sikap
proses. ilmiah dan hasil belajar biologi peserta
Model pembelajaran siklus belajar didik, karena pembelajaran ini dapat
(learning cycle) 7E dapat meningkatkan menjadikan peserta didik lebih mandiri.
hasil belajar peserta didik, hal ini dapat b. Bagi Peneliti Selanjutnya, dapat
dilihat dari perbandingan hasil belajar pada memvariasikan model pembelajaran yang
kelas eksperimen yang lebih tinggi ingin dibandingkan dan hendaknya
dibandingkan dengan hasil belajar pada mampu mengatur waktu pelaksanaan
kelas kontrol. Adanya pengaruh model dengan baik mengingat pelaksanaan
pembelajaran siklus belajar (learning cycle) model siklus belajar (learning cycle) 7E

8
memerlukan waktu lebih banyak dan Tersedia :
diharapkan tidak hanya pada sikap ilmiah http://pasca.undiksha.ac.id/ejournal/i
dan hasil belajar biologi saja. ndex.php/jurnal_ipa/article/viewFile/
1057/805. Diakses 01 Juni 2015.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
DAFTAR PUSTAKA Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Bahagia, P. 2012. Pengaruh Model Siklus Kombinasi. Bandung : Alfabeta.
Belajar 7E Terhadap Keterampilan Susilawati, K., Adnyana,P.B., & Swasta,
Proses IPA, Sikap Ilmiah dan I.B.J. 2014. Pengaruh Model Siklus
Prestasi Belajar IPA. Tesis. Tersedia Belajar 7E Terhadap Pemahaman
di : http://karya- Konsep Biologi dan Sikap Ilmiah
ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/ar Siswa. Tersedia :
ticle/view/18929. Diakses 15 Oktober http://pasca.undiksha.ac.id/e-
2015. journal/index.php/jurnal_ipa/article/v
Baharuddin. 1982. Peranan Keterampilan iewFile /1283/985. Diakses 2 Juni
Intelektual, Sikap dan Pemahaman 2015.
dalam Fisika terhadap Kemampuan
Siswa. Jakarta: CV Rajawali.
Dahar, R. W. 1996. Model-model Mengajar.
Bandung : CV. Diponegoro.
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Standar
Kompetensi Mapel Sains. Jakarta:
Depdiknas.
Fajaroh & Dasna. 2009. Pembelajaran
Dengan Model Siklus Belajar
(Learning
Cycle).Tersedia:http://sahaka.multipl
y.com/journal/item/29/pembelajarand
engan_model_siklus_belajar_learnin
g_cycle. Diakses 01 Juni 2015.
Khoir. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran
Learning Cycle 7E Terhadap
Prestasi Belajar Fisika Dan Sikap
Ilmiah Siswa Kelas X SMAN 7
Malang. Tersedia di : http://jurnal-
online.um.ac.id/data/artikel/artikel51
946FF6734744
DDBBDC10F0DA576831.pdf.
Diakses 10 Oktober 2015.
Suciati, N.N.A., Arnyana, I.B.P & Setiawan,
I G.A.N. 2014. Pengaruh Model
Pembelajaran Siklus Belajar
Hipotetik-Deduktif Dengan Setting 7e
Terhadap Hasil Belajar IPA Ditinjau
Dari Sikap Ilmiah Siswa SMP.

Anda mungkin juga menyukai