Anda di halaman 1dari 26

kHUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN


(Penelitian Korelasi pada Siswa Kelas VIII MTs Akhlaqiyyah)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan

SITI NURHASANAH
NIM. 1162060105

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan sarana yang tepat bagi seseorang untuk
memperoleh dasar-dasar pengembangan manusia unggul, bermoral, dan
pekerja keras tersebut. Untuk itu, pemerintah berkomitmen serta berupaya
dalam perbaikan mutu pendidikan demi mencapai tujuan pembelajaran
yang baik. Ketercapaian tujuan pembelajaran tersebut salah satunya dapat
terlihat melalui hasil belajar siswa (Mite, 2016:53).
Hasil belajar merupakan suatu nilai atau ukuran yang mewakili
kemampuan atau keterampilan yang siswa miliki setelah ia mengikuti
suatu proses pembelajaran (Sudjana, 2014:22). Berdasarkan hasil studi
dokumentasi Penilaian Akhir Semester (PAS) semester genap tahun ajaran
2019/2020 yang telah dilaksanakan di MTs Akhlaqiyyah kabupaten
Cianjur, bahwa masih banyak siswa yang memperoleh hasil belajar di
bawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) pada mata pelajaran IPA
yakni 65 dari nilai KKM yang telah ditentukan yakni 70, sebanyak 24
orang dari 34 orang siswa dikategorikan tidak tuntas. Hal ini menunjukkan
bahwa tujuan pembelajaran IPA yang baik belum tercapai.
Salah satu faktor yang mempengaruhi rendah tingginya hasil
belajar siswa yaitu gaya belajar. Gaya belajar adalah cara yang lebih
disukai seseorang ketika mempelajari sesuatu ataupun kombinasi dari
bagaimana cara ia menyerap, mengolah, dan memproses suatu informasi.
Selain itu gaya belajar juga mempengaruhi kesuksesan akademik siswa di
kelas (DePorter dan Hernacki, 2015:112).
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPA di
MTs Akhlaqiyyah, bahwa 75% siswa belum mengetahui dan mengerti
kecenderungan gaya belajar mereka ketika mempelajari pelajaran IPA.
Sehingga guru belum mengimplementasikan berbagai metode pengajaran
yang disesuaikan dengan gaya belajar siswa yang berbeda-beda di kelas.
Hal ini menyebabkan siswa belum dapat memaksimalkan proses
pembelajaran dan mencapai hasil belajar IPA terutama pada materi sistem
pencernaan.
Materi sistem pencernaan pada manusia merupakan materi yang
berkaitan langsung dengan siswa sehingga apabila siswa menemukan
informasi sendiri dari berbagai sumber, maka siswa dapat lebih memahami
bagaimana mengaplikasikan pengetahuan sistem pencernaan di kehidupan
sehari-hari dan menerapkan pengetahuannya untuk menjaga kesehatan diri
(Kimball, 2001:132).
Dalam materi sistem pencernaan, banyak materi yang berupa
hapalan dan gambar. Sehingga siswa diharapkan dapat mengerti gaya
belajarnya sendiri, karena hal tersebut dapat memudahkannya dalam
menyerap materi dengan cepat dan tepat. Siswa akan mencapai nilai yang
maksimal dalam proses pembelajaran apabila ia mengerti gaya belajar
yang sesuai dengannya. Sehingga gaya belajar memiliki peranan penting
dalam pencapaian hasil belajar siswa (Chania dkk, 2016:86).
Adanya gaya belajar siswa yang berbeda-beda menyebabkan hasil
belajar siswa di sekolah pun berbeda pula. Bila gaya belajar siswa baik dan
efisien, maka tingkat hasil belajar siswa pun tinggi. Begitu pula
sebaliknya, apabila gaya belajar siswa kurang baik dan efisien, maka
tingkat pencapaian hasil belajar siswa di sekolah pun akan menurun.
Terdapat tiga faktor yang bisa memengaruhi belajar siswa di antaranya
faktor internal (faktor dari dalam siswa), faktor eksternal (faktor dari luar
siswa), dan faktor pendekatan belajar (Syah, 2012:132).
Beberapa hasil penelitian yang menunjukkan hubungan yang
positif antara gaya belajar dengan hasil belajar dilakukan oleh Firdhania
(2018:71) kepada siswa SMAN 1 Kota Serang pada mata pelajaran kimia
dengan signifikansi 5%. Kemudian dilakukan oleh Philipus (2017:36)
kepada siswa di SMAN 1 Bitung pada mata pelajaran matematika dengan
taraf signifikansi 5%.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti mengambil judul
“HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana gaya belajar siswa pada materi sistem pencernaan?
2. Bagaimana hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan?
3. Bagaimana korelasi antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa pada
materi sistem pencernaan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, maka tujuan dari
penelitian ini antara lain:
1. Mendeskripsikan gaya belajar siswa pada materi sistem pencernaan.
2. Menganalisis hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan.
3. Menganalisis korelasi antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa
pada materi sistem pencernaan.
D. Manfaat Hasil Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan, guna memperbaiki proses kegiatan
belajar mengajar IPA pada materi sistem pencernaan, khususnya
dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dan
profesionalisme seorang guru, terutama bagi dunia pendidikan yang
lebih maju dan sebagai dasar dalam menerapkan model pembelajaran
yang tepat dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada materi
sistem pencernaan.
2) Dapat memberikan motivasi, kreatifitas dan minat siswa dalam
belajar sesuai dengan gaya belajar yang dimilikinya.
b. Bagi guru
1) Mengembangkan keterampilan guru dalam proses mengajar.
2) Melatih guru agar lebih peka dalam memperhatikan kesulitas
belajar siswa.
E. Batasan Masalah Penelitian
Agar masalah yang diteliti dalam penelitian ini lebih jelas dan
terarah, maka dibuat batasan masalah sebagai berikut:
1. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas VIII MTs Akhlaqiyyah
semester ganjil.
2. Materi yang digunakan yaitu materi sistem pencernaan.
3. Gaya belajar siswa yang dilihat melalui angket yang mengacu pada
modalitas gaya belajar Barsch (1996:10) yaitu: visual (V), auditorial
(A), dan kinestetik (K).
4. Hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar
ranah kognitif yang diambil dari nilai PTS kelas VIII semester ganjil
tahun ajaran 2020/2021 pada mata pelajaran IPA materi sistem
pencernaan.
F. Definisi Operasional
Untuk memperjelas masalah penelitian ini, berikut penjelasan
definisi dari beberapa istilah tertentu:
1. Gaya belajar adalah cara yang lebih disukai seseorang ketika
mempelajari sesuatu ataupun kombinasi dari bagaimana cara ia
menyerap, mengolah, dan memproses suatu informasi. (DePorter dan
Hernacki, 2015:112).
2. Menurut Sudjana (2014:22) hasil belajar merupakan kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia mengalami proses dan
mendapatkan pengalaman belajarnya.
3. Sistem pencernaan manusia terdiri dari saluran dan kelenjar
pencernaan. Saluran pencernaan atau yang disebut organ utama
merupakan saluran yang dilalui bahan makanan, sedangkan kelenjar
pencernaan adalah suatu bagian yang bertugas melancarkan pencernan
makanan dengan mengeluarkan enzim. Organ utama tersusun dari
mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan
anus (Campbell, 2010:29).
G. Kerangka Berpikir
Setiap siswa memliki kemampuan yang berbeda-beda dalam
memahami dan menyerap pelajaran IPA khususnya pada materi sistem
pencernaan. Ada yang cepat, sedang dan ada pula yang sangat lambat.
Siswa harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah
informasi atau pelajaran yang sama. Sebagian siswa lebih suka jika guru
mengajar dengan cara menuliskan di papan tulis, sehingga siswa bisa
membaca kemudian mencoba memahaminya. Tetapi sebagian siswa lebih
suka jika guru mengajar dengan cara menyampaikannya secara lisan dan
mereka mendengarkan untuk bisa memahaminya. Sementara itu, ada siswa
yang lebih suka membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan
pertanyaan yang menyangkut pelajaran tersebut (Widayanti, 2013:8).
Berdasarkan kurikulum 2013, materi sistem pencernaan adalah
materi IPA yang disajikan kepada siswa kelas VIII semester ganjil dari
KD 3.5 Menganalisis sistem pencernaan pada manusia dan memahami
gangguan yang berhubungan dengan sistem pencernaan, serta upaya
menjaga kesehatan sistem pencernaan dan KD 4.5 Menyajikan hasil
penyelidikan tentang pencernaan mekanis dan kimiawi. Menurut Zubaidah
(2017:181) Sistem pencernaan pada manusia meliputi saluran pencernaan
dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan terdiri atas mulutnya,
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus.
Kelenjar pencernaan terdapat pada ludah, lambung, pankreas, dan hati.
Salah satu dari ketercapaian tujuan pembelajaran yang baik dapat
terlihat melalui hasil belajar siswa. Menurut Sudjana (2014:22) hasil
belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
mengalami proses dan mendapatkan pengalaman belajarnya. Adapun
rendah tingginya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor dan
salah satunya adalah gaya belajar.
Gaya belajar adalah kombinasi dari bagaimana cara seseorang
menyerap, mengolah, dan memproses suatu informasi. Salah satu jenis
gaya belajar yang telah dikenal luas di Indonesia adalah gaya belajar
berdasarkan pendekatan modalitas sensori: visual, auditorial, dan
kinestetik (V-A-K). Siswa dengan modalitas visual akan belajar dengan
cara melihat, siswa dengan modalitas auditorial akan belajar dengan cara
mendengarkan, dan siswa dengan modalitas kinestetik akan belajar dengan
cara bergerak, bekerja dan menyentuh. Siswa dapat memiliki satu
modalitas (unimodal), dua modalitas (bimodal), dan tiga modalitas
(multimodal) (DePorter dan Hernacki, 2015:112). Adapun indikator gaya
belajar visual, auditorial, dan kinestetik (V-A-K) sebagai berikut:
1. Gaya Belajar Visual: lebih suka membaca daripada dibacakan;
mengingat dengan gambar; dan mengingat apa yang dilihat.
2. Gaya Belajar Auditorial: belajar dengan cara mendengarkan dan
belajar dengan cara menggerakkan bibir (bersuara).
3. Gaya Belajar Kinestetik: belajar dengan melakukan; banyak bergerak;
dan berorientasi pada fisik (sentuhan) (DePorter dan Hernacki,
2015:116-120).
Adapun skema kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat
pada Gambar 1.

siswa

Pembelajaran IPA Materi Sistem Pencernaan

Hasil Belajar IPA


Indikator Gaya Belajar
Materi Sistem Pencernaan
1. Gaya belajar visual
- Lebih suka membaca dari pada
dibacakan
- Mengingat dengan gambar
- Mengingat apa yang dilihat
2. Gaya belajar auditorial
- Belajar dengan cara
Study
Dokumentas
i

Angket Hubungan

Gambar 1. Kerangka Berpikir

H. Hipotesis Penelitian
Dapat dibuat hipotesis penelitian yaitu “terdapat hubungan gaya
belajar dengan hasil belajar pada materi sistem pencernaan”. Sedangkan
hipotesis statistik diantaranya:
H0 : rxy = 0
H1 : rxy ≠ 0
H0 = Tidak terdapat hubungan gaya belajar dengan hasil belajar pada
materi sistem pencernaan.
H1 = Terdapat hubungan gaya belajar dengan hasil belajar pada materi
sistem pencernaan.
rxy = Nilai korelasi yang didapatkan setelah uji korelasi Product Moment.
I. Hasil Penelitian Yang Relevan

Hasil penelitian hubungan gaya belajar dengan hasil belajar siswa


dengan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti lain
menggunakan materi yang berbeda. Hasil penelitian yang menjadi
referensi diantaranya:

1. Menurut Andriansyah (2015:69), bahwa terdapat hubungan yang


positif antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa kelas VIII
materi IPS di SMP YKS Depok dengan taraf signifikansi 5% dan
X2 hitung = 13,19 > X2 tabel = 5,66.
2. Menurut Firdhania (2018:71), bahwa terdapat hubungan yang
positif antara gaya belajar dengan hasil belajar kimia siswa di
SMAN 1 Kota Serang. Hal ini didasarkan pada hasil uji korelasi
pada taraf signifikansi 5% dan X2 hitung = 22,05 > X2 tabel = 9,84.
3. Menurut Yen dkk., (2016:79), bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa kelas X
SMAN 2 Sungai Tarab baik hubungan secara terpisah untuk setiap
gaya belajar maupun hubungan secara bersama-sama. Hal ini
didasarkan pada hasil uji korelasi pada taraf signifikansi 5% dan X 2
hitung = 18,05 > X2 tabel = 8,21.
4. Menurut Mite dkk., (2016:68), bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa SMAK St.
Maria Malang berbasis skor terkoreksi dalam pembelajaran
biologi. Hal ini didasarkan pada hasil uji korelasi pada taraf
signifikansi 5% dan X2 hitung = 11,05 > X2 tabel = 9,05.
5. Menurut Philipus (2017:36), bahwa terdapat hubungan yang positif
antara gaya belajar dengan hasil belajar matematika siswa di
SMAN 1 Bitung. Hal ini didasarkan pada hasil uji korelasi pada
taraf signifikansi 5% dan X2 hitung = 15,24 > X2 tabel = 9,488.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian


1. Pendekatan Penelitian
Berdasarkan permasalahan dan uraian dalam latar belakang
penelitian maka memakai pendekatan kuantitatif. Pendekatan
kuantitatif merupakan pendekatan yang melibatkan angka-angka
serta didapatkan dari hasil pengujian angket (Arikunto, 2012:12).
Menurut Sugiyono (2011:7) menjelaskan bahwa penelitian
kuantitatif merupakan suatu penelitian dimana data-data hasil
penelitiannya disajikan dalam bentuk angka-angka dan dianalisis
menggunakan data statistik. Penelitian kuantitatif juga
menggunakan kuesioner guna memperjelas permasalahan dalam
penelitian.
2. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang dipakai dalam penelitian yaitu metode survey
karena data diperoleh dari tempat tertentu (bukan alamiah). Maka
prosedur untuk menggambarkan keadaan objek penelitian
berdasarkan fakta dan data yang ada, kemudian data tersebut
dianalisis, diinterpretasikan, dan disimpulkan (Sugiyono, 2011:6).
Dalam penelitian ini, peneliti ingin meneliti hubungan antara gaya
belajar dan hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan di
MTs Akhlaqiyyah Cianjur dengan mengedarkan kuesioner, tes, dan
wawancara (perlakuan tidak seperti eksperimen).
Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas
(independen) dan variabel terikat (dependen). Adapun variabel
bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Sementara
variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011:39).
Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas adalah gaya
belajar dan yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar IPA
materi sistem pencernaan.
Desain penelitian variabel bebas (X) dan terikat (Y) ini
dijelaskan pada gambar 3.1.
X = Gaya Belajar Y = Hasil
Belajar
Gambar 3.1 Desain Penelitian Variabel X dan Y

B. Jenis dan Sumber Data


1. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan
data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari nilai validasi angket,
sedangkan data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara guru dan
siswa. Untuk data jawaban berupa angket, supaya dapat diukur
maka dikonversikan dari data kualitatif ke data kuantitatif dengan
memberikan skor pada jawaban angket.
2. Sumber Data
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer dalam penelitian ini yaitu seluruh
siswa MTs Akhlaqiyyah kelas VIII tahun ajaran 2020/2021
sebanyak 4 kelas yang terdiri dari kelas VIII A berjumlah 40
orang, kelas VIII B berjumlah 34 orang, kelas VIII C berjumlah
36 orang, dan kelas VIII D berjumlah 34 orang sehingga
berjumlah 144 orang.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada
penelitian ini menggunakan purposive sampling. Menurut
Sugiyono (2013:218) bahwa purposive sampling merupakan
pemungutan sampel tidak secara acak melainkan dengan
rekomendasi dari seseorang yang berpengalaman, dalam hal ini
adalah guru. Guru dapat mempertimbangkan rata-rata nilai
Penilaian Akhir Semester (PAS) siswa yang homogen antara
kelas VIII A, VIII B, VIII C dan VIII D. Berdasarkan dari rata-
rata nilai Penilaian Akhir Semester (PAS) antara kelas VIII A
dengan nilai rata-rata 63, kelas VIII B dengan nilai rata-rata 65,
kelas VIII C dengan nilai rata-rata 67 dan kelas VIII D dengan
nilai rata-rata 69. Maka dipilih satu dari empat kelas tersebut
yaitu kelas VIII D.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang diambil dari hasil
studi dokumentasi pada saat penelitian. Dapat berupa profil
sekolah, data siswa, hasil belajar siswa dan data guru.

C. Teknik Pengumpulan Data


Dalam pengumpulan data hasil penelitian yaitu data mengenai
variabel yang diteliti untuk memudahkannya dapat menggunakan
prosedur penelitian dan instrumen penelitian.
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh
peneliti untuk mempermudah dalam pengumpulan data. Adapun teknik
pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat
pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Teknik Pengumpulan Data

Sumber Data Aspek Teknik Instrumen


Pengumpulan
Data

Guru dan Siswa Studi Pendahuluan Wawancara Susunan


pertanyaan

Guru Profil sekolah, data Dokumentasi


siswa, data hasil Studi
belajar siswa dan Dokumentasi
data guru

Siswa Respon siswa Angket respon Angket


tentang hubungan siswa tentang
gaya belajar dengan hubungan gaya
hasil belajar belajar dengan
hasil belajar

Berdasarkan teknik pengumpulan data yang digunakan maka


dibutuhkan sebuah instrumen penelitian. Menurut Sugiyono (2013:148)
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui informasi secara
langsung dari siswa mengenai gaya belajar mereka dan hubungannya
dengan hasil belajar IPA pada materi sistem pencernaan. Wawancara
siswa ini hanya bertujuan untuk memperjelas dan mengkonfirmasi
(pendukung) data angket yang telah diperoleh. Selain itu, guru juga
diwawancarai untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan di studi
pendahuluan. Adapun kelebihan wawancara ialah dapat melakukan
kontak langsung dengan narasumber sehingga jawaban yang
diungkapkan lebih bebas dan mendalam (Sudjana, 2014:68).
2. Studi Dokumentasi
Peneliti melakukan studi dokumentasi kepada guru untuk
memperoleh data hasil belajar materi sistem pencernaan siswa. Studi
dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil data nilai Penilaian
Akhir Semester (PAS) siswa kelas VIII semester genap tahun ajaran
2019/2020 pada mata pelajaran IPA. Selain itu, data profil sekolah,
data siswa, dan data guru juga diperoleh dari guru mata pelajaran dan
pihak sekolah.
3. Angket
Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data gaya belajar siswa diadaptasi dari Barsch
Learning Style Inventory (BLSI) yang dibuat oleh Jeffrey Barsch
(1996). Dalam penelitian Nzesei (2015:17) dijelaskan bahwa BLSI
merupakan angket gaya belajar standar yang digunakan untuk
mengukur kecenderungan gaya belajar siswa.
Butir-butir pernyataan dalam angket BLSI ini sesuai dengan
indikator gaya belajar Barsch (1996) yaitu: modalitas visual (V),
auditorial (A), dan kinestetik (K). BLSI berisikan 24 pernyataan,
terdiri dari 8 pernyataan visual, 8 pernyataan auditorial, dan 8
pernyataan kinestetik.
Berdasarkan prosedur penilaian yang terdapat pada angket
BLSI, skala yang digunakan untuk mengukur kecenderungan gaya
belajar siswa adalah Skala Likert. Menurut Sugiyono (2013:132)
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Terdapat
lima alternatif jawaban pada setiap butir pernyataan yaitu Sangat
Setuju (SS), Setuju (S), Ragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak
Setuju (STS). Adapun skornya dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2. Skala Likert (Likert Scale)

Alternatif Jawaban Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Ragu (R) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

D. Teknik Analisis Data


Setelah data didapatkan, untuk memperoleh nilai atau informasi
yang diperlukan maka data harus dianalisis terlebih dahulu. Data yang
diperoleh dari setiap instrumen penelitian dianalisis sebagai berikut:
1. Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen ini bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana kualitas instrumen penelitian yang akan digunakan. Uji coba
instrumen dilakukan dengan menghitung validitas dan reliabilitas
instrumen.

a. Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat-tingkat kevaliditasan atau kesahihan instrumen
(Arikunto, 2010:211). Instrumen yang valid mempunyai
validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid
memiliki validitas yang rendah. Peneliti melakukan validasi
instrumen dengan validator ahli (judgement expert) dan
dilanjutkan dengan uji validasi kepada siswa (validasi empirik).
Untuk melihat sejauh mana instrumen dapat
mengungkap variabel yang hendak diukur, dilakukan analisis
item dengan cara mengkorelasikan skor setiap item dengan
skor total item (Sugiyono, 2011:133), yaitu dengan cara
mencari nilai rhitung. Pada uji validitas instrumen ini, nilai rhitung
dicari dengan menggunakan software SPSS Statistics 22. Selain
menggunakan software, menguji validitas bisa menggunakan
korelasi Product Moment, dengan rumus:

Keterangan:
rxy =validitas angket
N = jumlah responden
X = jumlah skor butir soal
Y = jumlah skor total
Hasil perhitunganrXY dikonsentrasikan dengan taraf
signifikansi 5% atau taraf kepercayaan 95%. Jika didapatkan
harga rXY>rtabel maka butir instrumen dapat dikatakan valid,
akan tetapi sebaliknya jika harga rXY<rtabel maka dapat dikatakan
bahwa instrumen tersebut tidak valid.
b. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan keterandalan suatu instrumen
(Arikunto, 2010:221). Instrumen yang reliabel merupakan
instrumen yang dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Uji
reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan rumus Alpha Cronbach dan perhitungannya
dilakukan dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics
22.
Kriteria penafsiran indeks reliabilitas instrumen
menurut Sugiyono (2011:184) terdapat dalam tabel 3.3.
Tabel 3.3. Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen

Interval Koefisien Interpretasi


0,81 – 1,00 Sangat reliabel
0,61 – 0,80 Reliabel
0,41 – 0,60 Cukup reliabel
0,21 – 0,40 Kurang reliabel
0,00 – 0,40 Tidak reliabel
Selain menggunakan software bisa juga menggunakan
rumus alpha dari Cronbach, sebagai berikut:

Keterangan:
r11 = koefisien reliabilitas tes
n = jumlah butir item
∑ S b 2 = jumlah varian skor dari setiap butir
St 2 = varian total
2. Analisis Data
a. Uji Normalitas
Menurut Rahayu (2017:107-108), langkah
pengujian normalitas data adalah sebagai berikut:
1) Merumuskan formula
H0 = data berasal dari populasi yang berdistribusi
normal
H1 = data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi
normal
2) Menentukan nilai Z, FT, FS dan | FT – FS |
Keterangan:
Z = Transformasi dari angka ke notasi pada distribusi
normal
FT = Probabilitas komulatif normal
FS = Probabilitas komulatif empiris
3) Menentukan tingkat signifikansi
K-S=K-S (α) (n)
4) Menentukan kriteria pengujian hipotesis
Nilai terbesar | FT – FS | dibandingkan dengan nilai
tabel K-S:
-Jika nilai terbesar | FT – FS | lebih kecil dari tabel K-S,
maka H0 diterima. Data berdistribusi normal.
-Jika nilai terbesar | FT – FS | lebih besar dari tabel K-S,
maka H0 ditolak. Data tidak berdistribusi normal.
Keterangan:
K-S = Kolmogorov-Smirnov
5) Memberikan kesimpulan
b. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas varians berfungsi untuk mengetahui
keseragaman (homogen) ataupun bervariasi sampel yang
diambil dari populasi yang sama. Dalam Rahayu
(2017:133), rumus uji F adalah sebagai berikut:
1) Mencari nilai F
F = Vb
Vk
Keterangan : F = Distribusi F, Vb = Variansi terbesar,
Vk = Variansi terkecil
Jika Fhitung <Ftabel, maka 2 varian homogen
Jika Fhitung >Ftabel, maka 2 varian tidak homogen
2) Menentukan derajat kebebasan dengan rumus:
db1= n1– 1 db2 = n2– 1
Ket : db1= Derajat kebebasan data ke-1
db2= Derajat kebebasan data ke-2
n1= Jumlah sampel data ke-1
n2= Jumlah sampel data ke-2
3) Menentukan nilai Ftabel dari daftar
4) Menentukan homogenitas dengan kriteria
Jika Fhitung <Ftabel, maka daftar homogen
c. Pengujian Hipotesis
Untuk membuktikan hipotesis yang telah
dikemukakan, data yang telah diperoleh dalam penelitian
selanjutnya diolah dengan menggunakan teknik analisis
korelasi. Teknik analisis ini digunakan untuk mengetahui
apakah ada hubungan antara gaya belajar (variabel X)
terhadap hasil belajar IPA materi sistem pencernaan
(variabel Y).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
analisis korelasi Product Moment. Menurut Sudijono
(2015:190) mengatakan bahwa Product Moment
Correlation adalah salah satu teknik yang kerap kali
digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel. Uji
korelasi Product Moment ini dilakukan dengan
menggunakan program IBM SPSS Statistics 22.
BerikutBerikut langkah-langkah uji korelasi Product
Moment menurut Trihendradi (2010:130-131):
1) Pada menu utama, pilih Analyze, lalu pilih Correlate,
lalu klik Bivariate.
2) Masukkan variabel gaya belajar dan hasil belajar materi
sistem pencernaan pada kotak Variables, kemudian
pilih Pearson, lalu klik OK.
3) Menarik kesimpulan dari output uji korelasi Product
Moment, dengan ketentuan penerimaan atau penolakan
Ha (hipotesis alternatif) sebagai berikut:
Jika nilai Sig. < α (0.05), maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Jika nilai Sig. > α (0,05), maka Ha ditolak dan Ho diterima.
Menurut Kadir (2015:176-177), hubungan antara
variabel X (gaya belajar) dan Y (hasil belajar IPA) dapat
dinyatakan dalam suatu persamaan regresi linear sebagai
berikut: Ŷ = a + bX. Dimana a = konstanta, b = koefisien
regresi (slope), yang nilainya dapat diperoleh dari data
sampel. Selanjutnya, dalam memberikan interpretasi secara
sederhana terhadap nilai korelasi “r” Product Moment
(rxy), Sudijono (2015:193)mengemukakan pedoman yang
umum digunakan. Pedoman tersebut terdapat pada tabel
3.5.
Tabel 3.5.
Interpretasi Nilai Korelasi “r” Product Moment

Besarnya “r” Product


Interpretasi
Moment (rxy)
0,00 – 0,20 Antara variabel X dan variabel Y
memang terdapat korelasi, akan
tetapi korelasi itu sangat lemah atau
sangat rendah sehingga korelasi itu
diabaikan (dianggap tidak ada
korelasi antara variabel X dan
variabel Y).
Antara variabel X dan variabel Y
0,20 – 0,40
terdapat korelasi yang lemah atau
rendah.
Antara variabel X dan variabel Y
0,40 – 0,70
terdapat korelasi yang sedang atau
cukup.
Antara variabel X dan variabel Y
0,70 – 0,90
terdapat korelasi yang kuat atau
tinggi.
Antara variabel X dan variabel Y
0,90 – 1,00
terdapat korelasi yang sangat kuat
atau sangat tinggi.

Selanjutnya, untuk mencari kontribusi variabel X


terhadap variabel Y, menurut Subana (2000:145) digunakan
perhitungan dengan rumus sebagai berikut :
KD = r2 x 100%
Keterangan :
KD = Kontribusi variabel X terhadap Y
r = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
E. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Akhlaqiyyah Kabupaten
Cianjur pada kelas VIII D semester ganjil. Alasan mengapa lokasi
penelitian ini dilakukan di lokasi tersebut karena ditemukan
permasalahan yang sesuai dengan topik penelitian, selain itu juga
belum pernah dilaksanakan penelitian dengan topik yang sama.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di semester ganjil tahun ajaran
2020/2021 dari mulai bulan Juni sampai Oktober 2020. Adapun
untuk pengambilan sampel ke lapangan dari mulai bulan Juli
sampai Agustus 2020.
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini antara
lain sebagai berikut:
1. Tahap persiapan sebelum penelitian
Langkah yang dilakukan sebelum melaksanakan penelitian adalah:
a. Melakukan studi pendahuluan.
b. Melakukan studi literatur.
c. Merumuskan masalah.
d. Menentukan sampel penelitian.
e. Menetapkan alokasi waktu.
f. Menyusun instrumen penelitian.
g. Melakukan validasi instrumen kepada pembimbing.
h. Melakukan uji coba instrumen kepada siswa untuk mengetahui
validitas dan reliabilitas instrumen.
2. Tahap pelaksanaan penelitian
Tahap pelaksanaan penelitian merupakan tahap kedua setelah tahap
persiapan. Adapun tahap pelaksanaan penelitian yaitu
menyebarkan instrumen penelitian kepada sampel untuk
mengambil data.
3. Tahap penyelesaian penelitian
Tahap penyelesaian penelitian merupakan tahap terakhir, tahap ini
meliputi:
a. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian.
b. Menguji hipotesis penelitian.
c. Menarik kesimpulan.
Adapun skema alur penelitian dalam penelitian ini terdapat pada
gambar 3.2.
Studi Pendahuluan

Studi Literatur

Merumuskan Masalah

Menentukan sample penelitian Menetapkan alokasi waktu

Menyusun instrumen penelitian

Validasi Instrumen

Uji coba instrumen

Pengambilan data dengan Penyebaran


angket

Mengolah dan menganalisis Data

Menguji hipotesis penelitian

Menarik Kesimpulan

Gambar 3.2. Alur Penelitian


Daftar Pustaka

Andriansyah. 2015. Hubungan Antara Gaya Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran IPS SMP Islam YKS Depok. Skripsi. Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Barsch, Jeffrey. 1996. Barsch Learning Style Inventory. Academic Therapy


Publication, Novato, USA: 1-4.

Campbell, Neil A. 2010. Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Chania, Yen dkk. 2016. Hubungan Gaya Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa
Pada Pembelajaran Biologi Kelas X SMAN 2 Sungai Tarab Kabupaten
Tanah Datar. Journal of Sainstek, 8(1):77-84.

DePorter, Bobbi dan Hernacki, M. 2015. Quantum Learning: Membiasakan


Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.

Fayombo, Grace. 2015. Learning Styles, Teaching Strategies and Academic


Achievement among some Psychology Undergraduates in Barbados.
Caribbean Educational Research Journal, 3(2): 46-61.

Firdhania, Mega. 2018. Hubungan Gaya Belajar Dengan Hasil Belajar Kimia
Siswa Di SMA Negeri 1 Kota Serang. Skripsi. Jakarta: Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah.

Hanafiah, Nanang dan Suhana, C. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung:


PT Refika Aditama.
Kadir. 2015. Statistika Terapan: Konsep, Contoh, dan Analisis Data dengan
Program SPSS/Lisrel dalam Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Kemendiknas. 2011. Panduan Pendidikan Karakter. Jakarta.

Kimball, John W. 2001. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Mite, Yakobus dkk. 2016. Hubungan Antara Gaya Belajar Dengan Hasil Belajar
Siswa SMA Katolik Santa Maria Malang Berbasis Skor Terkoreksi Dalam
Pembelajaran Biologi Melalui Pembelajaran Group Investigation (GI)
Tahun Ajaran 2015/2016. Jurnal Pendidikan, Vol.1, No. 5, Hal 822—827.

Nzesei, Mutua M. 2015. A Correlation Study Between Learning Styles and


Academic Achievement among Secondary School Students in
Kenya.Thesis for Master of Education Degree (University of Nairobi:
Departement of Psychology): 1-92.

Philipus, Cliff dkk. 2017. Hubungan Antara Gaya Belajar Dengan Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas XII di SMA Negeri 1 Bitung. Jurnal Sains,
Matematika, & Edukasi (JSME). Vol 5 No 1, ISSN 2337-6139.

Riduwan. 2018. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Rose, Colin dan Malcolm J. Nicholl. 2002. Accelerated Learning. Bandung:

Nuansa.

Subana, Rahadi, M., dan Sudrajat. 2000. Statistik Pendidikan. Jakarta: Pustaka

Setia.

Sudijono, Anas. 2015. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Sudjana, Nana. 2014. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.
Sugiono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Sya’ban, Ali. 2005. Teknik Analisis Data Penelitian: Aplikasi Program SPSS dan
Teknik Menghitungnya. Pelatihan Metode Penelitian Universitas Prof.
Dr. Hamka: 1-69.

Syah, Muhibbin. 2002. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Tarihi, Yayın Geliş dan Tarihi, Y. 2015. The Effects of Student’s Learning Style
Preference on Their Academic Achievement in Science and Technology
Class. International Journal of Social Science, 41(5): 199-206.

Trihendradi, C. 2010. Step by Step SPSS 18: Analisis Data Statistik. Yogyakarta:
Penerbit Andi.

Widayanti, Febi, D. 2013. Pentingnya Mengetahui Gaya Belajar Siswa Dalam


Kegiatan Pembelajaran Di Kelas. ERUDIO. Vol. 2 No.1. ISSN: 2302-
9021. Hal:1-9.

Anda mungkin juga menyukai