SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan
SITI NURHASANAH
NIM. 1162060105
siswa
Angket Hubungan
H. Hipotesis Penelitian
Dapat dibuat hipotesis penelitian yaitu “terdapat hubungan gaya
belajar dengan hasil belajar pada materi sistem pencernaan”. Sedangkan
hipotesis statistik diantaranya:
H0 : rxy = 0
H1 : rxy ≠ 0
H0 = Tidak terdapat hubungan gaya belajar dengan hasil belajar pada
materi sistem pencernaan.
H1 = Terdapat hubungan gaya belajar dengan hasil belajar pada materi
sistem pencernaan.
rxy = Nilai korelasi yang didapatkan setelah uji korelasi Product Moment.
I. Hasil Penelitian Yang Relevan
METODOLOGI PENELITIAN
1. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui informasi secara
langsung dari siswa mengenai gaya belajar mereka dan hubungannya
dengan hasil belajar IPA pada materi sistem pencernaan. Wawancara
siswa ini hanya bertujuan untuk memperjelas dan mengkonfirmasi
(pendukung) data angket yang telah diperoleh. Selain itu, guru juga
diwawancarai untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan di studi
pendahuluan. Adapun kelebihan wawancara ialah dapat melakukan
kontak langsung dengan narasumber sehingga jawaban yang
diungkapkan lebih bebas dan mendalam (Sudjana, 2014:68).
2. Studi Dokumentasi
Peneliti melakukan studi dokumentasi kepada guru untuk
memperoleh data hasil belajar materi sistem pencernaan siswa. Studi
dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil data nilai Penilaian
Akhir Semester (PAS) siswa kelas VIII semester genap tahun ajaran
2019/2020 pada mata pelajaran IPA. Selain itu, data profil sekolah,
data siswa, dan data guru juga diperoleh dari guru mata pelajaran dan
pihak sekolah.
3. Angket
Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data gaya belajar siswa diadaptasi dari Barsch
Learning Style Inventory (BLSI) yang dibuat oleh Jeffrey Barsch
(1996). Dalam penelitian Nzesei (2015:17) dijelaskan bahwa BLSI
merupakan angket gaya belajar standar yang digunakan untuk
mengukur kecenderungan gaya belajar siswa.
Butir-butir pernyataan dalam angket BLSI ini sesuai dengan
indikator gaya belajar Barsch (1996) yaitu: modalitas visual (V),
auditorial (A), dan kinestetik (K). BLSI berisikan 24 pernyataan,
terdiri dari 8 pernyataan visual, 8 pernyataan auditorial, dan 8
pernyataan kinestetik.
Berdasarkan prosedur penilaian yang terdapat pada angket
BLSI, skala yang digunakan untuk mengukur kecenderungan gaya
belajar siswa adalah Skala Likert. Menurut Sugiyono (2013:132)
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Terdapat
lima alternatif jawaban pada setiap butir pernyataan yaitu Sangat
Setuju (SS), Setuju (S), Ragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak
Setuju (STS). Adapun skornya dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2. Skala Likert (Likert Scale)
Setuju (S) 4
Ragu (R) 3
a. Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat-tingkat kevaliditasan atau kesahihan instrumen
(Arikunto, 2010:211). Instrumen yang valid mempunyai
validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid
memiliki validitas yang rendah. Peneliti melakukan validasi
instrumen dengan validator ahli (judgement expert) dan
dilanjutkan dengan uji validasi kepada siswa (validasi empirik).
Untuk melihat sejauh mana instrumen dapat
mengungkap variabel yang hendak diukur, dilakukan analisis
item dengan cara mengkorelasikan skor setiap item dengan
skor total item (Sugiyono, 2011:133), yaitu dengan cara
mencari nilai rhitung. Pada uji validitas instrumen ini, nilai rhitung
dicari dengan menggunakan software SPSS Statistics 22. Selain
menggunakan software, menguji validitas bisa menggunakan
korelasi Product Moment, dengan rumus:
Keterangan:
rxy =validitas angket
N = jumlah responden
X = jumlah skor butir soal
Y = jumlah skor total
Hasil perhitunganrXY dikonsentrasikan dengan taraf
signifikansi 5% atau taraf kepercayaan 95%. Jika didapatkan
harga rXY>rtabel maka butir instrumen dapat dikatakan valid,
akan tetapi sebaliknya jika harga rXY<rtabel maka dapat dikatakan
bahwa instrumen tersebut tidak valid.
b. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan keterandalan suatu instrumen
(Arikunto, 2010:221). Instrumen yang reliabel merupakan
instrumen yang dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Uji
reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan rumus Alpha Cronbach dan perhitungannya
dilakukan dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics
22.
Kriteria penafsiran indeks reliabilitas instrumen
menurut Sugiyono (2011:184) terdapat dalam tabel 3.3.
Tabel 3.3. Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen
Keterangan:
r11 = koefisien reliabilitas tes
n = jumlah butir item
∑ S b 2 = jumlah varian skor dari setiap butir
St 2 = varian total
2. Analisis Data
a. Uji Normalitas
Menurut Rahayu (2017:107-108), langkah
pengujian normalitas data adalah sebagai berikut:
1) Merumuskan formula
H0 = data berasal dari populasi yang berdistribusi
normal
H1 = data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi
normal
2) Menentukan nilai Z, FT, FS dan | FT – FS |
Keterangan:
Z = Transformasi dari angka ke notasi pada distribusi
normal
FT = Probabilitas komulatif normal
FS = Probabilitas komulatif empiris
3) Menentukan tingkat signifikansi
K-S=K-S (α) (n)
4) Menentukan kriteria pengujian hipotesis
Nilai terbesar | FT – FS | dibandingkan dengan nilai
tabel K-S:
-Jika nilai terbesar | FT – FS | lebih kecil dari tabel K-S,
maka H0 diterima. Data berdistribusi normal.
-Jika nilai terbesar | FT – FS | lebih besar dari tabel K-S,
maka H0 ditolak. Data tidak berdistribusi normal.
Keterangan:
K-S = Kolmogorov-Smirnov
5) Memberikan kesimpulan
b. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas varians berfungsi untuk mengetahui
keseragaman (homogen) ataupun bervariasi sampel yang
diambil dari populasi yang sama. Dalam Rahayu
(2017:133), rumus uji F adalah sebagai berikut:
1) Mencari nilai F
F = Vb
Vk
Keterangan : F = Distribusi F, Vb = Variansi terbesar,
Vk = Variansi terkecil
Jika Fhitung <Ftabel, maka 2 varian homogen
Jika Fhitung >Ftabel, maka 2 varian tidak homogen
2) Menentukan derajat kebebasan dengan rumus:
db1= n1– 1 db2 = n2– 1
Ket : db1= Derajat kebebasan data ke-1
db2= Derajat kebebasan data ke-2
n1= Jumlah sampel data ke-1
n2= Jumlah sampel data ke-2
3) Menentukan nilai Ftabel dari daftar
4) Menentukan homogenitas dengan kriteria
Jika Fhitung <Ftabel, maka daftar homogen
c. Pengujian Hipotesis
Untuk membuktikan hipotesis yang telah
dikemukakan, data yang telah diperoleh dalam penelitian
selanjutnya diolah dengan menggunakan teknik analisis
korelasi. Teknik analisis ini digunakan untuk mengetahui
apakah ada hubungan antara gaya belajar (variabel X)
terhadap hasil belajar IPA materi sistem pencernaan
(variabel Y).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
analisis korelasi Product Moment. Menurut Sudijono
(2015:190) mengatakan bahwa Product Moment
Correlation adalah salah satu teknik yang kerap kali
digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel. Uji
korelasi Product Moment ini dilakukan dengan
menggunakan program IBM SPSS Statistics 22.
BerikutBerikut langkah-langkah uji korelasi Product
Moment menurut Trihendradi (2010:130-131):
1) Pada menu utama, pilih Analyze, lalu pilih Correlate,
lalu klik Bivariate.
2) Masukkan variabel gaya belajar dan hasil belajar materi
sistem pencernaan pada kotak Variables, kemudian
pilih Pearson, lalu klik OK.
3) Menarik kesimpulan dari output uji korelasi Product
Moment, dengan ketentuan penerimaan atau penolakan
Ha (hipotesis alternatif) sebagai berikut:
Jika nilai Sig. < α (0.05), maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Jika nilai Sig. > α (0,05), maka Ha ditolak dan Ho diterima.
Menurut Kadir (2015:176-177), hubungan antara
variabel X (gaya belajar) dan Y (hasil belajar IPA) dapat
dinyatakan dalam suatu persamaan regresi linear sebagai
berikut: Ŷ = a + bX. Dimana a = konstanta, b = koefisien
regresi (slope), yang nilainya dapat diperoleh dari data
sampel. Selanjutnya, dalam memberikan interpretasi secara
sederhana terhadap nilai korelasi “r” Product Moment
(rxy), Sudijono (2015:193)mengemukakan pedoman yang
umum digunakan. Pedoman tersebut terdapat pada tabel
3.5.
Tabel 3.5.
Interpretasi Nilai Korelasi “r” Product Moment
Studi Literatur
Merumuskan Masalah
Validasi Instrumen
Menarik Kesimpulan
Andriansyah. 2015. Hubungan Antara Gaya Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran IPS SMP Islam YKS Depok. Skripsi. Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Chania, Yen dkk. 2016. Hubungan Gaya Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa
Pada Pembelajaran Biologi Kelas X SMAN 2 Sungai Tarab Kabupaten
Tanah Datar. Journal of Sainstek, 8(1):77-84.
Firdhania, Mega. 2018. Hubungan Gaya Belajar Dengan Hasil Belajar Kimia
Siswa Di SMA Negeri 1 Kota Serang. Skripsi. Jakarta: Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah.
Mite, Yakobus dkk. 2016. Hubungan Antara Gaya Belajar Dengan Hasil Belajar
Siswa SMA Katolik Santa Maria Malang Berbasis Skor Terkoreksi Dalam
Pembelajaran Biologi Melalui Pembelajaran Group Investigation (GI)
Tahun Ajaran 2015/2016. Jurnal Pendidikan, Vol.1, No. 5, Hal 822—827.
Philipus, Cliff dkk. 2017. Hubungan Antara Gaya Belajar Dengan Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas XII di SMA Negeri 1 Bitung. Jurnal Sains,
Matematika, & Edukasi (JSME). Vol 5 No 1, ISSN 2337-6139.
Nuansa.
Subana, Rahadi, M., dan Sudrajat. 2000. Statistik Pendidikan. Jakarta: Pustaka
Setia.
Alfabeta.
Sugiono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sya’ban, Ali. 2005. Teknik Analisis Data Penelitian: Aplikasi Program SPSS dan
Teknik Menghitungnya. Pelatihan Metode Penelitian Universitas Prof.
Dr. Hamka: 1-69.
Tarihi, Yayın Geliş dan Tarihi, Y. 2015. The Effects of Student’s Learning Style
Preference on Their Academic Achievement in Science and Technology
Class. International Journal of Social Science, 41(5): 199-206.
Trihendradi, C. 2010. Step by Step SPSS 18: Analisis Data Statistik. Yogyakarta:
Penerbit Andi.