berkualitas dan unggul agar kita dapat bersaing secara global dengan
masyarakat dunia. SDM yang berkualitas dan unggul tentunya di dasarkan dari
keterampilan hidup yang dimiliki akan dijadikan bekal untuk bisa eksis dan
sehat, kreatif, mandiri, dan beriman serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
1
2
masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. Aspek kajian Biologi
kurang efektif bahkan masih membosankan dan membuat jenuh peserta didik.
yang masih cenderung berpusat pada guru (teacher centered). Peserta didik
cenderung pasif dan menerima materi hanya dari satu arah saja, padahal dalam
semua konsep dan fakta pada peserta didik, adanya kecenderungan bahwa
peserta didik lebih memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika
pengetahuan dan teknologi tidak bersifat mutlak, tapi bersifat relatif, dalam
pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik (Semiawan, 1992) (dalam
pembelajaran pada mata pelajaran Biologi selama ini masih belum maksimal
karena Biologi sebagai salah satu mata pelajaran yang sulit dipahami oleh
4
siswa karena banyaknya istilah-istilah yang sulit serta proses alam yang rumit.
Dengan anggapan seperti itu mengakibatkan siswa tidak begitu paham dengan
materi yang terkandung di dalamnya. Nilai rata-rata yang diambil dari ulangan
pada materi sistem pencernaan makanan pada manusia tahun ajaran 2016/2017
72,00.
berlangsung selama ini masih belum maksimal, khususnya pada konsep Sistem
adanya informasi yang disampaikan maupun yang tertulis dalam buku. Ketika
pembelajaran pun guru masih berperan aktif di kelas sehingga peserta didik
sangatlah penting karena dengan keterampilan proses sains peserta didik akan
mampu bersikap ilmiah dan berpikir secara rasional dalam melakukan suatu
Untuk itu guru dituntut harus memiliki inovasi dan kreativitas dalam
proses sains peserta didik dan hasil belajarnya dalam mengikuti kegiatan
keterampilan proses sains dan hasil belajar peserta didik adalah model problem
based learning.
berbagai konsep dan keterampilan dari berbagai disiplin ilmu. Dari pernyataan
yaitu dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahan atau berdasarkan
ilmiah pada pembelajaran, menurut Masek & Sulaiman (Wahyudi, Andi, dkk
tinggi. Keterampilan proses sains akan dikuasai siswa jika siswa mampu
berfikir tingkat tinggi (Meyers, Washburn & Dyer, 2004 (Wahyudi, Andi, dkk,
membuat siswa berfikir tingkat tinggi sehingga keterampilan proses sains dapat
dikuasai siswa, dengan kata lain pengetahuan dan keterampilan proses sains
2. apa saja kesulitan yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran pada
hasil belajar peserta didik pada konsep sistem pencernaan makanan pada
manusia?; dan
keterampilan proses sains dan hasil belajar peserta didik pada konsep sistem
Tasikmalaya ?.
7
mengkomunkasikan
5. hasil belajar yang diukur adalah hasil belajar kognitif meliputi dimensi
metakognitif (K4) serta dimensi proses kogintif yang dibatasi pada jenjang
terhadap Keterampilan Proses Sains Dasar dan Hasil Belajar Peserta Didik
8
B. Rumusan Masalah
terhadap keterampilan proses sains dasar dan hasil belajar peserta didik pada
C. Definisi Operasional
penafsiran istilah istilah yang digunakan, maka dalam penelitian ini penulis
1. hasil belajar peserta didik adalah perubahan tingkah laku peserta didik
makanan pada manusia dan diamati dalam dimensi kognitif yang dibatasi
dan pengetahuan metakognitif (K4). Pada penelitian ini hasil belajar peserta
didik dinyatakan dengan skor yang diperoleh peserta didik setelah peserta
didik melakukan post test pada materi sistem pencernaan makanan pada
manusia;
9
tingkat tingginya. Pada penelitian ini aspek keterampilan proses sains dasar
dengan permasalahannya;
D. Tujuan Penelitian
hasil belajar peserta didik pada konsep sistem pencenaan makanan pada
E. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoretis
dalam pendidikan sains berupa teori-teori bagi para peneliti dan pihak
lain, serta hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan yang
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Sekolah
b. Bagi Guru
pembelajaran;
pengetahuan;
inovatif.
d. Bagi Peneliti
F. Landasan Teoretis
1. Kajian Teoretis
1) Pengertian Belajar
lingkungnnya”.
proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar
14
bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni
mengalami.”
2) Pengertian Mengajar
peserta didik biasanya ditunjukan oleh evaluasi atau hasil tes yang
menyatakan bahwa:
bahwa:
1) Dimensi Pengetahuan
a) Pengetahuan faktual: unsur-unsur dasar yang ada dalam
suatu disiplin ilmu tertentu yang biasa digunakan oleh ahli
di bidang tersebut untuk saling berkomunikasi dan
memahami bidang tersebut. Pengetahuan faktual pada
umumnya merupakan abstraksi level rendah.
(1) Pengetahuan tentang terminology yaitu mencakup
pengetahuan tentang label atau simbol tertentu baik
yang bersifat verbal maupun non verbal. Setiap
disiplin ilmu biasanya mempunyai banyak sekali
terminologi yang khas untuk disiplin ilmu tersebut.
17
faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri
baik itu faktor intern maupun ekstern. Dan dari setiap faktor tersebut
1. Karakteristik umum
Pembahasan pokok uji pada karakteristik umum lebih
ditunjukan untuk membedakan dengan pokok uji biasa
yang mengukur penguasaan konsep. Karakteristik pokok
uji tersebut yaitu:
a) Pokok uji tidak boleh dibebani konsep (non concept
burdan). Hal ini diupayakan agar pokok uji tersebut
tidak rancu dengan pengukuran penguasaan
konsepnya. Konsep dijadikan kinteks. Konsep yang
terlibat harus diyakini oleh penusun dan pokok uji
sudah tidak asing lagi bagi siswa (dekat dengan
keadaan sehari-hari siswa)
b) Pokok uji keterampilan proses mengandung
sejumlah informasi yang harus diolah oleh
responden atau siswa. Informasi pokok uji dalam
keterampilan proses dapat berupa gambar, diagram,
grafik, data dalam label atau uraian atau objek
aslinya.
c) Seperti pokok uji pada umumnya aspek yang akan
diukur oleh pokok uji keterampilan proses harus
jelas dan hanya mengandung satu apek saja,
misalnya interpretasi.
d) Sebaliknyua ditampilkan gambar untuk membantu
menghadirkan objek.
2. Karakteristik khusus
Pada karakteristik khusus ini jenis keterampilan proses
sains tentu dibahas dan dibandingkan satu sama lain
sehingga jelas perbedaannya karakteristik tersebut lain:
a) Pengamatan: harus dari objek atau peristiwa yang
sesungguhnya.
b) Interpretasi: harus menyajikan sejumlah data untuk
memperlihatkan pola.
c) Klasifikasi: harus ada kesempatan mencari/
menemukan persamaan, perbedaan, atau diberikan
kriteria tertentu untuk melakukan pengelompokan
atau ditentukan jumlah kelompok yang harus
terbentuk.
d) Prediksi: harus jelas pola atau kecenderungan untuk
dapat mengajukan dugaan atau ramalan.
e) Berkomunikasi : harus ada satu bentuk pernyataan
tertentu untuk diubah ke bentuk penyajian lainnya,
misalnya bentuk uraian ke bentuk bagan, atau tabel
ke bentuk grafik.
f) Berhipotesis: harus dapat merumusakan perumusan
dugaan atau jawaban sementara, atau menguji
pertanyaan yang ada dan mengandung hubungan
24
a) Mengamati/observasi
Menggunakan berbagai indera;
mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan;
b) Mengelompokan/klasifikasi
Mencatat setiap pengalaman secara terpisah; mencari
perbedaan; persamaan; mengontraskan ciri-ciri;
membandingkan; mencari dasar pengelompokan atau
penggolongan;
c) Menstrasfer/interpretasi
Menghubung-hubungkan hasil pengamatan;
menemukan pola/keteraturan dalam suatu seri
pengamatan; menyimpulkan;
d) Meramalkan/prediksi
Menggunakan pola-pola atau keteraturan hasil
pengamatan; mengemukakan apa yang mungkin terjadi
pada keadaan yang belum terjadi;
e) Melakukan komunikasi
Memprediksikan atau menggambarkan data empiris
hasil percobaan/pengamatan denan grafik/label
diagram atau mengubahnya dalam bentuk salah
satunya; menyusun dan menyampaikan laporan secara
25
1) Model pembelajaran
model pembelajaran”.
pembelajaran tersebut.”
2015:21)
bahwa:
(2017: 91) menyebutkan bahwa ada lima fase atau tahapan dalam
Tabel 1
Sintaks Problem Based Learning menurut Arends
Fase Perilaku Guru
Fase 1 : Memberikan orientasi Guru membahas tujuan
suatu masalah pada pembelajaran,
peserta didik (orient mendeskripsikan dan
student to the memotivasi peserta didik
problem) untuk teribat dalam kegiatan
mengatasi masalah.
Fase 2 : Mengorganisasi Guru membantu peserta didik
peserta didik untuk untuk mendefinisikan dan
meneliti (organize mengorganisasikan tugas-
student for study) tugas belajar yang terkait
dengan permasalahannya.
Fase 3 : Mendampingi dalam Guru mendorong peserta didik
penyelidikan sendiri untuk mendapatkan informasi
maupun kelompok yang tepat, melaksanakan
(assist independet and eksperimen, serta mencari
group investigation) penjelasan dan solusi.
Fase 4 : Mengembangkan dan Guru membantu peserta didik
mempresentasikan dalam merencanakan dan
hasil (develop and menyiapkan hasil-hasil yang
present article and tepat, seperti laporan, rekaman
exhibits) video, serta model-model, dan
membantu mereka untuk
30
Manusia
dari ukuran besar menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus, serta
tubuh. Zat makanan yang dicerna akan diserap oleh tubuh dalam
(2012:42) :
h) Colon
i) Rectum
Sedangkan organ-organ terkait terdiri dari:
a) Tiga kelenjar di dalam cavum oris
b) Gigi dan ludah
c) Hepar dengan vesica valeanya
d) Pancreas.
enzim. Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang
kelenjar didalam cavum oris, gigi dan lidah, hepar dan visecavalea
tambahan.
a) Mulut (oris)
proses pencernaan.
b) Faring
c) Esophagus
sekitar 2,54 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak di
bawah lambung.
d) Ventriculus (lambung)
penyerapan nutrisi.
usus halus.
h) Anus / Rectum
a) Parotis epidemika
37
b) Konstipasi
c) Pankreasitis
d) Diare
e) Apendicitis
f) Disfagia
g) Enteritis
h) Kolik
i) Ulkus
j) Parotis
k) Peritonitis
peserta didik pernah dilakukan oleh Wahyudi, Andi dkk (2014). Dari
siswa pada materi laju reaksi. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa
konvesional.
G. Kerangka Pemikiran
individu tentu berbeda satu sama lain karena setiap individu memiliki karakter
oleh guru. Peserta didik pada dasarnya hanya menerima informasi satu arah
dari pendidik saja, sehingga proses pembelajaran yang dirasakan oleh peserta
dan membuat mata pelajaran Biologi menjadi mata pelajaran yang menakutkan
dan tidak disukai. Kurangnya keaktifan peserta didik dalam proses belajar
mengajar menyebabkan peserta didik merasa tidak tertarik dan tertantang untuk
mengemukakan ide- ide yang dimiliki dan membuat keterampilan proses sains
nya tidak pernah diajarkan. Akibatnya berdampak pada hasil belajar peserta
maka peserta didik akan terlatih untuk bisa menggunakan keterampilan proses
kemampuan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan proses sains adalah model
pembelajaran ini menuntut siswa untuk terus berpikir dan mencari solusi agar
dapat menonjol dan bisa menjadi sebuah kelebihan untuk nantinya digunakan
based learning terhadap keterampilan proses sains dan hasil belajar peserta
didik pada konsep sistem pencernaan makanan pada manusia di kelas XI MIPA
SMAN 1 Tasikmalaya.
40
H. Hipotesis
keterampilan proses sains dan hasil belajar peserta didik pada konsep
SMAN 1 Tasikmalaya.
proses sains dan hasil belajar peserta didik pada konsep Sistem
Tasikmalaya.
I. Prosedur Penelitian
1. Metode Penelitian
2. Variabel Penelitian
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
41
a. Variabel terikat
b. Variabel bebas
learning.
a. Populasi
Tabel 2
Jumlah Seluruh Siswa Kelas XI Tahun Ajaran 2017/2018
5. XI MIPA 5 37 orang
6 XI MIPA 6 37 orang
7 XI MI8A 7 38 orang
8 XI MIPA 8 35 orang
Jumlah 299 orang
Sumber: Tata Usaha (TU) SMAN 1 Tasikmalaya
b. Sampel
sampling digunakan agar peneliti memberi hak yang sama kepada setiap
kelas;
43
kedua; dan
4. Desain Penelitian
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random,
kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah
perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Hasil pretest yang baik bila kelompok eksperimen tidak berbeda
secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2-O1) – (O4-O3).
Pola dari desain penelitian dirumuskan sebagai berikut:
44
Kelompok A R _____O1_________X______O2
Pola:
Kelompok B R _____O3_____________________O4
Keterangan :
A = Kelompok eksperimen
B = Kelompok kontrol
R = Randomisasi
K (KK) 03 04
O1 = pretest pada kelas ekperimen
O2 = posttest pada kelas eksperimen
O3 = pretest pada kelas kontrol
O4 = posttest pada kelas kontrol
X = treatmen dengan menggunakan model pembelajaran
problem based learning.
5. Langkah-langkah Penelitian
skripsi;
proposal penelitian;
Tasikmalaya;
penelitian.
learning;
c. Tahap pengolahan
tes keterampilan proses sains dan hasil belajar yang diperoleh dari
penelitian.
adalah teknik tes. Tes dilaksanakan sebelum (pretest) dan setelah (posttest)
proses pembelajaran pada materi yang dibahas selesai. Tes yang digunakan
pada penelitian ini adalah tes keterampilan proses sains dalam bentuk
uraian/essay dan tes akhir belajar yang berupa pilihan majemuk dengan 5
option, dan berjumlah 50 butir soal. Tujuan dari pelaksanaan tes ini adalah
sejauh mana keberhasilan belajar yang telah dilakukan oleh peserta didik.
7. Instrumen Penelitian
a. Konsepsi
Keterampilan proses sains peserta didik pada penelitian ini di ukur pada
menggunakan alat/bahan.
Tabel 3
Kisi-Kisi Instrument Penelitian Keterampilan Proses Sains
Konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia
No Indikator Sub indikator Materi No. soal Jumlah
butir soal. Tes berbentuk pilihan ganda dengan 5 option. Hasil belajar
yang diukur adalah ranah kognitif yang dibatasi hanya pada tingkat
benar diberikan skor 1 (satu) dan apabila salah diberi skor 0 (nol).
Tabel 4
Kisi-Kisi Soal
Pada Materi Sistem Pencernaan Makanan Pada Manusia
Aspek Kognitif
Pokok Dimensi
No. Jumlah
Bahasan Pengetahuan
C1 C2 C3 C4 C5
6, 12,
Organ K1 14, 21, 28 6
Sistem 48
Pencernaan
1. 11,
Makanan K2 8, 23, 5
16, 33
Pada
3
Manusia K3 27 17, 27,
K4
7, 43,
K1 3, 46 5
45
1, 2,
4, 9,
Proses 10,
Sistem 12,
2. Pencernaan K2 49 22, 20, 47 15
Makanan 35,
Pada 36,
Manusia 38,
42, 50
13,
30,
K3 5, 32 40, 9
37, 39
41, 44
K4 26 1
Kelainan K1 18, 25 31 3
Pada Sistem
Pencernaan
3. K2 23, 29 2
Makanan
Pada
Manusia K3 15,30 24 3
K4
49
Jumlah 11 21 11 8 1 50
memiliki validitas dan reliabilitas yang baik atau tidak. Uji coba
1) Uji Validitas
: 211)
N XY X Y
rxy = N X 2
X 2 N Y 2 Y 2
Keterangan :
rxy = Validitas soal
N = Jumlah siswa
x = Jumlah betul setiap soal
y = Jumlah betul seluruh soal setiap siswa
50
Tabel 5.
Koefisien Kolerasi Uji Validitas Butir Soal
No. Validitas Penafsiran
2) Uji Reliabilitas
berikut:
k Vt pq
r11 =
k 1 Vt
keterangan:
Tabel 6
Kriteria Reliabilitas Butir Soal
No Reliabilitas Penafsiran
1 r11 ˂ 0,20 derajat reliabilitas sangat rendah
2 0,20 ≤ r11 ˂ 0,40 derajat reliabilitas rendah
3 0,40 ≤ r11 ˂ 0,70 derajat reliabilitas sedang
4 0,70 ≤ r11 ˂ 0,90 derajat reliabilitas tinggi
5 0,90 ≤ r11 ≤ 1,00 derajat reliabilitas sangat tinggi
Sumber : Guilford,J.P., (Widaningsih,Dedeh 2012:5)
sebagai berikut:
𝑺𝒑𝒐𝒔𝒕 − 𝑺𝒑𝒓𝒆
𝑵𝒈 =
𝑺𝒎𝒂𝒙 − 𝑺𝒑𝒓𝒆
Keterangan:
Ng : Nilai gain yang dinormalisasi (N-gain) dari kedua
pendekatan
Spost : Skor test akhir
Spre : Skor test awal
Smax : Skor maksimum
Tabel 5
Kriteria Nilai N-Gain
Perolehan N- gain Keterangan
N- gain > 0,70 Tinggi
0,30 ≤ N- gain ≤ 0,70 Sedang
N- gain < 0,30 Rendah
Sumber: (Meltzer, 2002:3)
b. Analisis Data
1) Uji Prasyarat
uji chi kuadarat (X2) karena jumlah data ≥ 30. Uji normalitas
≥ Ftabel.
c) Uji Hipotesis
Tabel 6
Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian
Nov '17 Des '17 Jan '18 Feb ‘17
No Kegiatan Penelitian Minggu Minggu Minggu Minggu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Mendapat SK
bimbingan skripsi
2 Mengajukan
judul/masalah
penelitian
3 Menyusun dan
bimbingan proposal
5 Ujian Proposal
6 Penyempurnaan
proposal
7 Persiapan penelitian
8 Uji coba instrumen
penelitian
9 Melaksankan
penelitian
10 Pengolahan data
11 Menyusun dan
bimbingan skripsi
12 Sidang skripsi
13 Penyempurnaan
skripsi
55
DAFTAR PUSTAKA
Hanafiah, Aan. (2015). Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap
Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa pada Materi Laju Reaksi. (Kuasi
Eksperimen di MAN Mauk Kabupaten Tangerang). (Skripsi). Jakarta :
Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengatahuan
Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah.
Jufri, Wahab. (2017). Belajar dan Pembelajaran Sains : Modal Dasar Menjadi
Guru Profesional. Bandung : Penerbit Pustaka Reka Cipta.
Sloane, Ethel (2004). Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Tawil, Muh. dan Liliasari. (2013). Berpikir Kompleks dan Implementasinya dalam
Pembelajaran IPA. Makasar : Badan Penerbit UNM.