BAB I
PENDAHULUAN
melibatkan berbagai unsur/ semua komponen yang saling berkaitan dan sangat
dewasa ini masih dalam kualitas yang rendah. Untuk menciptakan kualitas
pendidikan yang lebih baik maka perlu adanya berbagai tindakan yang
perubahan baru yang ada kaitannya dengan suatu pembelajaran untuk mencapai
tujuan tertentu. Pembelajaran sendiri tentunya ada suatu proses dimana guru atau
menggunakan otak, agar anak didik (siswa) mampu menggunakan otaknya dengan
lebih baik. Dengan demikian otak anak akan lebih berkembang jika terbiasa
SMA Methodist Banda Aceh adalah STAD, TPS, Jigsaw, dan Picure and Picture
siswa lebih ditekankan dalam menguasai materi tanpa melatih keterampilan proses
sains. Siswa kurang mampu dalam melakukan praktikum, khususnya pada materi
kendala yang paling sering dan umum yang dialami oleh narasumber adalah
siswanya yang kurang percaya diri ketika PBM berlangsung, serta waktunya yang
pembelajaran sesuai dengan kondisi siswa yang diajarnya. Selain itu guru belum
dan membuktikan teori (Rustaman, 2003). Setiap peserta didik perlu memiliki
memecahkan masalah yang dihadapi dalam berbagai segi kehidupan yang relevan,
Praktek proses belajar biologi di sekolah sesuai dengan hakikat sains pada
belum tampak, interaksi antar siswa yang satu dengan siswa yang lainnya belum
melibatkan siswa dalam belajar, baik secara mental, fisik, maupun sosial.
dan pemahaman konsep. Menurut Hamalik (2009) aktivitas belajar siswa adalah
suatu hal yang dilakukan untuk mencapai hasil belajar yang diperolehnya dari
mengajar yang kurang melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan belajar
jarang berdiskusi dan bekerja sama dengan siswa lain yang mengakibatkan siswa
strategi pembelajaran. Peserta didik dalam belajar lebih terstruktur dan terarah
LKDP berbasis guided inquiry . Model ini cocok diterapkan dalam pembelajaran
biologi khususnya pada materi sel hewan dan sel tumbuhan. Topik-topik materi
yang ada mengarah pada metode ilmiah. Siswa dilatih untuk menumbuhkan
kemampuan berfikir mandiri dan terlibat secara aktif pada pembelajaran mulai
dari tahap awal sampai tahap akhir sehingga memberi peluang kepada siswa untuk
pengalaman langsung kepada siswa, sehingga siswa termotivasi dan lebih aktif
pula sekedar interaksi komunikasi materi dari guru kepada siswa (transfer
pengamatan atau praktikum secara bersama. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
merupakan salah satu contoh instrumen belajar biologi yang dapat dimanfaatkan
Banda Aceh?
mengetahui:
BAB II
LANDASAN TEORI
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) atau biasa disebut dengan Lembar
penting dalam pembelajaran. LKPD dan LKS merupakan dua hal yang sama yaitu
berupa lembar kerja yang harus dikerjakan oleh peserta didik atau siswa.
yang berupa lembaran-lembaran yang berisi materi, ringkasan dan petunjuk yang
harus dilaksanakan oleh peserta didik. Dalam hal ini tugas-tugas tersebut sudah
syarat yang mesti dipenuhi oleh pendidik. Pendidik harus cermat ,serta memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk bisa membuat LKPD yang
bagus. Sebuah LKPD harus memenuhi kriteria yang berkaitan dengan tercapai
atau tidaknya sebuah kompetensi dasar yang harus dikuasi dan dipahami oleh
peserta didik.
Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai (Andi Prastowo, 2012: 204). Hal ini
sesuai dengan definisi LKPD menurut Trianto (2010: 111) Lembar Kerja Peserta
pemecahan masalah sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus dicapai.
lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik biasanya berupa
LKPD ini berfungsi sebagai sarana dan media pembelajaran yang berisi
data, analisis data, dan penyusunan kesimpulan. LKPD yang dikembangkan berisi
Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah lembaran yang berisi tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik dalam proses pembelajaran, berisi petunjuk atau
LKPD meliputi (1) judul, (2) petunjuk belajar, (3) indikator pembelajaran, (4)
informasi pendukung, (5) langkah kerja, serta (6) penilaian. Sedangkan, menurut
Widyantini (2013: 3), LKPD sebagai bahan ajar memiliki unsur yang meliputi (1)
8
judul, (2) mata pelajaran, (3) semester, (4) tempat, (5) petunjuk belajar, (6)
kompetensi yang akan dicapai, (7) indikator yang akan dicapai oleh peserta didik,
(8) informasi pendukung, (9) alat dan bahan untuk menyelesaikan tugas, (10)
pada penelitian ini disintesis bahwa LKPD yang akan dibuat dan dikembangkan
memuat unsur judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar, indikator, peta konsep,
diberikan;
3. Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih; serta
pembelajaran.
3. Dapat untuk mengetahui seberapa jauh materi yang telah dikuasai oleh
peserta didik.
mengajar.
itu penyusunan LKPD harus dilakukan secara baik dan LKPD yang di susun harus
dan kaidah penyusunan LKPD yang baik. Menurut Prastowo (2012: 212) langkah-
memerlukan bahan ajar LKPD. Materi yang digunakan ditentukan dengan cara
melakukan analisis terhadap materi pokok, pengalaman belajar, serta materi yang
diajarkan.
yang harus ditulis serta melihat sekuensi atau urutan LKPD-nya. Menyusun peta
10
kebutuhan di ambil dari hasil analisi kurikulum dan kebutuhan yang diperlukan
dalam pembelajaran sesuai dengan hasil analisis. Hal-hal yang biasa di analisis
untuk menyusun peta kebutuhan diantaranya, SK, KD, indikator pencapaian, dan
sebuah judul LKPD. Jika kompetensi dasar tersebut tidak terlalu besar.
4. Penulisan LKPD
LKPD:
kompetensi dasar
LKPD yang baik harus memiliki alat penilaian untuk menilai semua
hasil kerja peserta didik. Alat penilaian dapat berupa soal pilihan ganda
hasilnya.
c) Menyusun materi
yang akan dicapai. Ketika menyusun materi untuk LKPD ada beberapa
penilaian.
12
1. Kelebihan LKPD
b. Harga LKPD murah dan terjangkau sehingga semua peserta didik dapat
membelinya.
2. Kekurangan LKPD
LKPD belum memenuhi syarat-syarat LKPD yang baik. LKPD yang baik
1. Tugas-tugas yang terdapat dalam LKPD hanya berupa soal tanpa ada
baik.
4. LKPD belum sesuai dengan kurikulum, lalu antara materi dan tugas
yang luas terhadap peserta didik pada model pembelajaran inkuiri terbimbing
(guided inquiry) ini guru telah memberukan petunjuk petunjuk mengenai materi
13
yang akan diajarkan kepada peserta didik seperlunya. Petunjuk tersebut dapat
berupa pertanyaan agar Peserta didik mampu menemukan atau mencari informasi
inkuiri terbimbing siswa hanya diberikan sebuah masalah, topik dan pertanyaan,
oleh peserta didik dengan bimbingan yang intensif dari guru. Pada tahap
dibuat oleh guru, siswa tidak merumuskan problem atau masalah. Dalam
yang dilakukan oleh siswa. Guru harus memberikan pengarahan dan bimbingan
lambat atau siswa yang mempunyai intelegensi rendah tetap mampu mengikuti
berpikir tinggi tidak memonopoli kegiatan oleh sebab itu guru harus memiiki
siswa diharapkan bukan hanya dari hasil mengingat fakta-fakta, melainkan juga
dari menemukan sendiri. Dalam prosesnya, siswa tidak hanya berperan sebagai
menemukan sendiri inti dari materi pelajaran tersebut. Proses pembelajaran inkuiri
2008:37).
dan gairah belajar peserta didik untuk belajar lebih giat lagi, 4) memberikan
peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan dan minat
kelemahan yang pasti dihadapi pada proses pembelajaran baik secara konsep
(2010:89) yaitu 1) model ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena
pelajaran, maka startegi ini akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
17
BAB III
METODELOGI
kualitatif dalam bentuk studi kasus. Observasi dilaksanakan dalam bentuk studi
kasus dengan data-data yang dikumpulkan yang diperoleh dari observasi lapangan
yang diperlukan. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu suatu prosedur
penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
wawancara.
Adapun sabjek yang penulis pilih sebagai narasumber dalam penelitian ini
adalah guru mata pelajaran Biologi berjumlah 1 orang guru serta 5 orang siswa
SMA Methodist Banda Aceh. Hal ini disebabkan karena penelitian berdasarkan
a. Observasi
b. Wawancara
Pengumpulan data dalam studi kasus ini dilakukan dari beberapa narasumber,
seperti kepala sekolah, waka kurikulum, guru mata pelajaran Biologi dan siswa di
c. Dokumentasi
BAB IV
melalui wawacara dengan guru Biologi dan siswa. Ada beberapa permasalahan
hasil belajar siswa dan kurangnya keterampilan proses sains siswa, yaitu:
1) Keadaan siswa dalam proses pembelajaran masih terlihat pasif dan siswa
STAD, TPS, Jigsaw, dan Picure and Picture tapi paling dominan dengan
metode konvensional.
pembelajaran
20
1) Siswa kurang senang dalam belajar biologi dan siswa merasa bosan,
dikarenakan siswa hanya belajar berfokus pada materi yang ada di buku.
5) Siswa merasa sulit dalam memahami materi biologi, dan siswa terasa
materi sel hewan dan sel tumbuhan, siswa jarang diajak mengamati
4.2 Pembahasan
Aceh khusunya pada mata pelajaran biologi kelas X IPA guru masih jarang
interaktif. Metode ceramah masih menjadi favorit oleh guru dalam menyampaikan
sebab itu kurikulum 2013 masih kurang efektif terjalani. Karena metode ceramah
yang masih dipakai dalam kegiatan pembelajaran maka siswa menjadi cepat
ketuntusan belajar tidak tercapai. Ketuntasan hasil belajar khususnya pada materi
(KKM) yaitu nilai 65 belum mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu 75. Hal
21
ini disebabkan karena model pembelajaran yang digunakan guru lebih di domisili
diam dan pasif di tempat duduk karena hanya mendengar dan menerima materi
dari guru. Jika mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran, siswa pada
umumnya kurang termotivasi untuk bertanya kepada guru, apalagi siswa yang
Salah satu hasil wawancara yang penulis dapatkan dari guru mata pelajaran
dialami siswa dikarenakan guru yang hanya menerapkan metode ceramah dan
pasif dan cenderung tidak bertanya apabila mengalami kesulitan dalam belajar.
yang digunakan untuk dapat menunjang proses belajar mengajar. Guru dan siswa
juga jarang melakukan pratikum secara langsung seperti salah satunya pada materi
sel hewan dan sel tumbuhan, guru tidak pernah membawa siswa ke lingkungan
untuk mengamati secara langsung. Guru hanya menggunakan buku paket dalam
kurang”.
Hasil wawancara yang penulis dapatkan dari siswa SMA Methodist Banda
Aceh: “Pada dasarnya siswa memang tidak terlalu menyukai dengan mata
22
pelajaran biologi, karena anggapan mereka biologi itu salah satu mata pelajaran
pelajaran yang sulit dipenuhi dengan banyak bahasa ilmiah. Dari anggapan ini
maka timbul kesulitan belajar siswa. Guru yang kurang menggunakan metode
serta media pembelajaran juga mejadi salah satu pemicu bahwa siswa
mengganggap biologi itu membosankan. Materi sel hewan dan sel tumbuhan
merupakan salah satu materi yang sulit di pahami oleh siswa, dikarenakan siswa
hanya belajar memahami materi dari buku, jadi siswa terasa menghayal dalam
proses belajar , siswa tidak ditempat secara langsung untuk dapat memahami yang
dan sel tumbuhan. Hal tersebut mengakibatkan siswa mengalami penurunan minat
biologi. Dimana kesulitan belajar adalah suatu gejala yang tampak pada peserta
didik yang ditandai dengan adanya hasil belajar yang rendah atau dibawah
BAB V
Salah satu cara untuk mengatasi permasalah di SMA Methodist Banda Aceh
yaitu dengan menggunakan LKPD dan model guided inquiry. Salah satu model
bagi peserta didik khususnya siswa kelas X IPA pada materi sel hewan dan sel
tumbuhan. Peserta didik dapat termotivasi dan memacu aktivitas serta saling
membantu dalam tim untuk menguasai materi pembelajaran guna mencapai hasil
belajar yang maksimal serta berkembangnya keterampilan proses sains siswa pada
siswa untuk terlibat secara langsung dan aktif dalam proses pembelajaran mulai
sebelumnya jauh dari yang diharapkan. Proses pembelajaran ini juga dapat
inovatif, mandiri, bertanggung jawab untuk dirinya dan tetap menjaga kelestarian
lingkungannya.
1. Menyusun LKPD berbasis guided inquiry pada sel hewan dan sel tumbuhan di
kegiatan inti dan kegiatan penutup pada RPP (termuat dalam lampiran).
ajaran berikutnya.
BAB VI
KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
siswa.
keterampilan proses sains siswa pada materi sel hewan dan sel tumbuhan.
6.2 Saran
LKPD berbasis praktikum agar siswa terlibat secara langsung dan aktif dalam
DAFTAR PUSTAKA
Zuriyani, Elsy. 2012 Penerapan Model Simulasi Pada Diklat Guru Mata
Pelajaran IPA MI.