id
BAB I
PENDAHULUAN
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
Tantangan internal yang dihadapi oleh pihak sekolah antara lain dengan
kondisi pendidikan di SMA dalam hal Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan
yang meliputi standar pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi, standar proses, standar
penilaian, dan standar kompetensi lulusan yang harus sesuai dengan tuntutan.
Hasil analisis skor pemenuhan 8 komponenStandar Nasional PendidikanSMA
Negeri 1 Jogorogo Ngawi masih memiliki beberapa kendala,salah satunya adalah
standar proses yang masih jauh dari yang diharapkan, maka untuk itu standar
prosesperlu mendapatkan perhatian untuk dilakukan pengembangan.
Pengembangan yang dilakukan adalah dengan mengembangkan modul
pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, nilai peserta didik dalam
pembelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Jogorogo Ngawi tahun 2011/2012 masih
banyak yang di bawah KKM,sehingga sering dilakukan remedial kepada peserta
didik untuk mencapai ketuntasan belajar.Sebagian peserta didik merasakan
kesulitan dalam memahami materi-materi yang menggunakan nama-nama ilmiah,
peserta didik juga jarang sekali di ajak untuk melakukan praktikum di
laboratorium. Kegiatan Belajar mengajar di SMA belum menggunakan
pendekatan ilmiah / scientific approach.
Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Biologi SMA menekankan penilaian
pada sikap spiritual, ketrampilan dan pengetahuan. Dimana guru Biologi
hendaknya mampu mengoptimalkan kemampuan peserta didik dan menciptakan
suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga peserta didik merasa
nyaman dalam belajar. Guru hendaknya juga mengoptimalkan fasilitas sekolah
seperti laboratorium, dimana peserta didik diarahkan untuk menemukan konsep,
pengetahuan dan informasi melalui kegiatan praktikum Biologi.
Hasil Ujian Nasional 2011/2012 di SMA Negeri 1 Jogorogo materi fungi
masih rendah dan buku ajar belum mengembangkan keterampilan proses sains
siswa. Modul dengan Discovery Learning yang dipadu survey diprediksi dapat
menumbuhkan kemampuan siswa secara maksimal, karena siswa dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id
semacam masalah yang direkayasa oleh guru. Sedangkan pada inkuiri masalahnya
bukan hasil rekayasa, sehingga peserta didik harus mengerahkan seluruh pikiran
dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu
melalui proses penelitian, sedangkan problem solving lebih memberi tekanan pada
kemampuan menyelesaikan masalah.
Penggunaan Discovery Learning dalam pembelajaran merupakan sebuah
upaya untuk mengoptimalkan kemampuan siswa, merangsang siswa untuk lebih
aktif dalam pembelajaran, memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman akan sebuah
pengetahuan melalui contoh-contoh yang dapat meraka jumpai dalam
kehidupannya sehari-hari.
Konsep biologi yang diajarkan pada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)
khususnya materi jamur/fungi dengan kompetensi dasar dalam kurikulum 2013
yang telah ditetapkan yaitu Mengelompokkan jenis-jenis jamur berdasarkan ciri-
ciri dan perannya bagi kehidupan melalui percobaan . Kompetensi dasar ini
menuntut pengalaman belajar yang diperoleh siswa berupa kemampuan dalam
melakukan pengamatan morfologi mikroskopis, kemampuan melakukan
pengamatan morfologi tubuh buah jamur makroskopis, kemampuan melakukan
kajian literatur tentang reproduksi jamur, kemampuan menggali informasi
tentang peranan jamur bagi kehidupan melalui kegiatan percobaan atau
praktikum. Namun, tuntutan ketercapian materi tersebut masih belum optimal,
hal ini dapat terjadi karena siswa merasakan kesulitan dalam mempelajari
materi jamur yang disebabkan oleh banyaknya penggunaan istilah bahasa latin
yang kurang dipahami siswa, sebagian siswa jarang diajak untuk melakukan
percobaan tentang materi jamur sehingga pembelajaran dirasakan kurang
menyenangkan dan akhirnya materi yang diaja rkan sulit untuk dipahami
sehingga keberhasilan penguasaan materi masih sangat rendah.
Indikator keberhasilan kompetensi dasar pada materi jamur antara lain:
siswa dapat menjelaskan ciri-ciri umum divisio dalam kingdom fungi,
kemampuan siswa dalam menggolongkan jamur berdasarkan ciri- ciri
commit
morfologinya, kemampuan siswa to user
dalam membandingkan reproduksi pada
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
jamur, kemampuan siswa dalam membuat laporan tertulis hasil pengamatan jenis-
jenis jamur di lingkungan sekitar, kemampuan siswa dalam menyajikan data
contoh peran jamur dalam kehidupan, dan kemampuan siswa dalam
membandingkan jamur dengan tumbuhan tinggi. Berdasarkan kompetensi dasar
dan tuntutan pengalaman belajar tersebut, maka perlu dibutuhkan sebuah bahan
ajar yang dapat membantu tercapainya kompetensi tersebut.
Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Propinsi Jawa Timur yang
berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Kabupaten
Ngawi adalah 1.298,58 km2, dari luas tersebut sekitar 40% atau sekitar 506,4 ha
berupa lahan sawah. Sektor pertanian masih merupakan sektor andalan bagi
Kabupaten Ngawi, mengingat 72% luas wilayah berupa lahan sawah, hutan dan
perkebunan. Sektor ini menyerap sekitar 76% dari total tenaga kerja yang ada.
Dari 5 sub sektor pertanian (tanaman pangan, perkebunan, peternakan, kehutanan
dan perikanan), sub sektor tanaman pangan merupakan penyumbang terbesar
terhadap nilai produksi pertanian. Pada tahun 2002 - 2006 Kabupaten Ngawi
menempati urutan ke empat se Jawa Timur dalam produksi padi dibawah
Kabupaten Jember, Banyuwangi danLamongan. Kondisi ini menunjukkan bahwa
Kabupaten Ngawi merupakan salah satu lumbung padi untuk Propinsi Jawa
Timur. Namun sistem agrobisnis yang bertumpu sepenuhnya pada sumber daya
lokal tidak dapat diandalkan secara terus menerus karena rendahnya nilai tambah
yang dihasilkan, serta tidak akan mampu bersaing dalam pasar yang makin
kompetitif.
Potensi lokal yang ada di Kabupaten Ngawi khususnya kecamatan Jogorogo
merupakan basis yang tepat untuk menjadikannya sebagai sumber atau bahan ajar
yang langsung dapat digunakan sebagai bahan pengamatan,bahan diskusi, dan
referensi untuk membantu siswa dalam melaksanakan Kurikulum 2013 dengan
model penemuan atau Discovery learning. Dari potensi yang ada dapat diangkat
untuk bahan pembelajaran untuk menemukan konsep sendiri, membuktikan
bahkan mengeksplornya sebagai pengembangan model pembelajaran yang dapat
diikuti oleh pebelajar lain sesuai dengan potensi lokal daerah masing-masing
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
dihadapi secara langsung dari pada jika belajar di dalam kelas yang memiliki
banyak keterbatasan. Lebih lanjut, melalui Survey Lapangan yang dilakukan di
luar kelas dapat menolong anak untuk mengaplikasikan pengetahuan yang
dimiliki. Selain itu, pembelajaran di luar kelas lebih menantang bagi siswa dan
menjembatani antara teori di dalam buku dan kenyataan yang ada di lapangan.
Kualitas pembelajaran dalam situasi yang nyata akan memberikan peningkatan
kapasitas pencapaian belajar melalui objek yang dipelajari serta dapat membangun
ketrampilan sosial, kreatifitas dan personal yang lebih baik.
Penggunaan modul pembelajaran discovery learning yang dipadu survey
lapangan diharapkan akan dapat mengajak siswa aktif mengeksplorasi
lingkungan sekitarnya untuk mencapai kecakapan kognitif afektif, dan
psikomotornya sehingga memiliki penguasaan ilmu dan keterampilan. Di dalam
Modul juga dikembangkan kegiatan ya n g berupa peramalan (prediksi),
pengamatan, dan penjelasan. Siwa juga diwajibkan untuk membuat laporan yang
akan dikomunikasikan baik secara lisan, tulisan, gambar, foto atau audiovisual
dirancang dengan mudah dan menyenangkan sehingga menimbulkan minat
untuk belajar lebih lanjut.
Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian yang
berjudul Pengembangan Modul Pembelajaran Discovery Learning Yang Dipadu
Survey Lapangan Dengan Memanfaatkan Potensi Lokal Pada Materi Fungi
Biologi SMA Kurikulum 2013.
B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah tersebut di atas,
pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan Modul Pembelajaran Discovery Learning yang dipadu Survey
Lapangan dengan Memanfaatkan Potensi Lokal Pada Materi Fungi Biologi
SMA Kurikulum 2013
2. Kelayakan Pengembangan Modul Pembelajaran Discovery Learning yang
dipadu Survey Lapangan dengan Memanfaatkan Potensi Lokal Pada Materi
commit
Fungi Biologi SMA Kurikulum 2013. to user
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah dikemukakan di atas,
permasalahan yang dapat diungkap yaitu :
1. Bagaimana Karakteristik Modul Pembelajaran Discovery Learning yang
dipadu Survey Lapangan dengan Memanfaatkan Potensi Lokal Pada Materi
Fungi Biologi SMA Kurikulum 2013?.
2. Bagaimana Kelayakan Pengembangan Modul Pembelajaran Discovery
Learning yang dipadu Survey Lapangan dengan Memanfaatkan Potensi Lokal
Pada Materi Fungi Biologi SMA Kurikulum 2013?.
3. Bagaimana Keefektifan Pengembangan Modul Pembelajaran Discovery
Learning yang dipadu Survey Lapangan dengan Memanfaatkan Potensi Lokal
Pada Materi Fungi Biologi SMA Kurikulum 2013?.
D. Tujuan Pengembangan
Tujuan dari penelitian yang dilakukan antara lain:
1. Mengetahui Karakteristik Modul Pembelajaran Discovery Learning yang
dipadu Survey Lapangan dengan Memanfaatkan Potensi Lokal Pada Materi
Fungi Biologi SMA Kurikulum 2013.
2. Mengetahui Kelayakan Pengembangan Modul Pembelajaran Discovery
Learning yang dipadu Survey Lapangan dengan Memanfaatkan Potensi Lokal
Pada Materi Fungi Biologi SMA Kurikulum 2013.
3. Mengetahui Keefektifan Pengembangan Modul Pembelajaran Discovery
Learning yang dipadu Survey Lapangan dengan Memanfaatkan Potensi Lokal
Pada Materi Fungi Biologi SMA Kurikulum 2013.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
G. Manfaat Pengembangan
Manfaat yang diharapkan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Bagi siswa
a. Meningktakan aktifitas siswa dengan mengembangkan Modul
Pembelajaran Discovery Learning yang dipadu Survey Lapangan dengan
Memanfaatkan Potensi Lokal Pada Materi Fungi Biologi SMA Kurikulum
2013.
b. Memberikan informasi aktivitas kegiatan belajar siswa baik pengetahuan
commit
maupun ketrampilan, terhadap to user perangkat pembelajaran berupa
penerapan
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
B. Definisi Istilah