Anda di halaman 1dari 4

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)

BERBASIS KONSTRUKTIVIS UNTUK MELATIHKAN


KETRAMPILAN PROSES SAINS

DEVELOPMENT OF CONSTRUCTIVIST-BASED STUDENT ACTIVITY SHEET


TO PRACTICE SCIENCE PROCESS SKILLS

Anis Supiati, Wisanti, Widowati Budijastuti


Jurusan Biologi-FMIPA Universitas Negeri Surabaya
Jalan Ketintang Gedung C3 Lt. 2 Surabaya 60231, Indonesia
e-mail: anis.su123@gmail.com

Abstract- Appropriate with constructivist principles, a pengetahuannya serta melatihkan ketrampilan proses
child learn if they actively construct knowledge in sains lewat keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran.
their brain. One way to implement in the classroom is  Inti dari teori konstruktivis adalah ide bahwa siswa harus
a way to package learning materials in the form of secara individu menemukan dan mentransfer informasi-
worksheets. The purpose of the research is to develop informasi kompleks apabila mereka ingin menjadikan
a constructivist-based worksheets to practice science informasi itu miliknya sendiri (Brook, 1990; Leinhardt,
process skills that feasiable theoretically and 1992; Brown et al, 1989 dalam Nur dan Wikandari,
empirically. Types of research, namely the 1999).  Guru dapat membantu dengan cara-cara mengajar
development of a customized worksheets with 4-D yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan
development procedures. The research instrument relevan bagi siswa, memberikan kesempatan kepada
used in the form of sheet validation worksheets and siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-
student activity sheets. Data were analyzed by idenya dan menyadari untuk menggunakan strategi
descriptive quantitative. The results showed that, mereka sendiri untuk belajar (Slavin, 2009). Dalam
LKS has developed theoretically feasible and get a implementasi LKS berbasis konstruktivis, tugas guru
percentage of 97.47% with a very decent criteria. hanya menjadi mitra yang aktif bertanya, merangsang
Percentage of students meeting Activity 1 and 2 get a pemikiran, menciptakan persoalan, membiarkan siswa
percentage of 82.4% and 87.5%. mengungkapkan gagasan dan konsepnya, serta kritis
menguji konsep siswa dengan menunjukan apakah
Keywords: constructivist-based worksheets, pemikiran itu sesuai atau tidak (Suparno, 1997).  Kegiatan
science process skills dalam LKS berbasis konstruktivis disusun mengikuti
tahapan konstruktivis yang dikembangkan oleh Scott
I. PENDAHULUAN
(1987) terdiri dari 5 tahapan yaitu, tahap orientasi,
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) merupakan selembar elisitasi, penerapan ide, rekonstruksi ide dan review. LKS
kertas untuk menyusun skema pemecahan masalah atau yang dikembangakan juga melatihkan ketrampilan proses
membuat desain, mencatat data hasil pengamatan dan sains. Keterampilan proses sains adalah pendekatan yang
lembar diskusi. LKS berisikan informasi dan interaksi didasarkan pada anggapan bahwa sains itu terbentuk dan
dari guru kepada siswa agar dapat mengerjakan sendiri berkembang melalui suatu proses ilmiah (Rudy, 2011).
suatu aktivitas belajar melalui praktek atau penerapan Penelitian ini membatasi pada ketrampilan proses sains
hasil-hasil belajar untuk mencapai tujuan instruksional pengamatan (observasi) dan mengelompokkan
(Suyanto, 2011). Berdasarkan penyataan tersebut maka (klasifikasi).
keberadaan LKS memberi pengaruh yang cukup besar Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin
dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan hasil mengetahui kelayakan LKS secara teoritis berdasarkan
wawancara dengan salah satu guru biologi kelas X SMA hasil validasi LKS serta mengetahui kelayakn secara
Negeri 2 Tuban diketahui bahwa, Dalam kegiatan empiris berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa
pembelajaran guru lebih banyak menggunakan ceramah, selama menggunakan LKS berbasis konstruktivis.
sehingga pembelajaran menjadi berpusat pada guru. Hasil
angket siswa menyatakan, siswa kesulitan menyusun atau II. METODE PENELITIAN
membangun sendiri pengetahuan mereka terhadap materi Jenis penelitian ini merupakan penelitian
yang dipelajarinya. Berdasarkan alasan ini, peneliti pengembangan LKS berbasis konstruktivis untuk
merasa perlu untuk mengembangkan LKS berbasis melatihkan ketrampilan proses sains pada materi
kontruktivis yang dapat melatih siswa untuk membangun tumbuhan berbiji kelas X. Pengembangan penelitian
dilaksanakan di kampus jurusan Biologi Universitas

Anis Supiati, dkk: Pengembangan LKS 145


Negeri Surabaya. Hasil pengembangan LKS diujicobakan No Aspek yang dinilai Skor Penilaian Rata- Kriteria
Kesesuaian gambar Sangat
secara terbatas di SMA Negeri 2 Tuban kelas X pada dengan materi
4 - 4 4
baik
semester genap, bulan April tahun ajaran 2013/2014. Keterpahaman
Sangat
Sasaran dalam penelitian ini adalah LKS berbasis prosedur kegiatan 4 4 4 4
baik
konstruktivis untuk melatihkan ketrampilan proses sains dalam LKS
Menarik/menyenangkan Sangat
pada materi tumbuhan berbiji kelas X SMA yang 4 4 4 4
baik
diujicobakan pada 16 siswa. Mencerminkan
Sangat
Rancangan penelitian yang digunakan mengacu pembelajaran berbasis 4 4 4 4
baik
konstruktivis
pada model pengembangan 4-D, yaitu Define. Design, Melatihkan ketrampilan Sangat
Develop dan Disseminate. Namun dalam penelitian ini, proses sains
4 4 4 4
baik
pengembangan perangkat dilakukan hanya sampai pada Jumlah 46 36 48 - -
Persentase kelayakan RPP Sangat
tahap develop (pengembangan) yaitu tahap ujicoba 98,5%
layak
terbatas, sedangkan tahap (Disseminate) penyebaran
tidak dilakukan. Instrumen penelitian yang digunakan
yaitu lembar validasi LKS. Metode pengumpulan data Keterangan validator:
adalah metode validasi dan observasi, sedangkan teknik V1 : Novita Kartika Indah, S.Pd., M.Si
V2 : Muji Sri Prastiwi, S.Pd., M.Pd
analisa data berupa analisa data hasil validasi LKS dan V3 : Dra. Wahyu S, M.Pd
analisa aktivitas siswa.
Se Setelah mengetahui hasil kelayakan LKS
selanjutnya adalah kelayakan berbadarkan aktivitas
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
siswa. Aktivitas siswa meliputi mengemukakan
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dikembangkan oleh pengetahuan awal tentang tumbuhan berbiji, pengamatan
peneliti mencerminkan pembelajaran berbasis bagian-bagian tubuh spesimen tumbuhan berbiji,
konstruktivis. Semua Kegiatan dalam LKS mengikuti menuliskan hasil pengamatan, saling bertukar ide atau
tahapan pembelajaran berbasis konstruktivis. Kelayakan berdiskusi dalam kelompok, mempresentasikan hasil
LKS diperoleh dari hasil validasi para ahli (2 dosen diskusi kelompok, menerapkan pengetahuan dan
Biologi Unesa dan 1 guru Biologi SMA N 2 Tuban). mengulas kembali yang telah dipelajari. Aktivitas siswa
Kelayakan LKS dinilai berdasarkan tiga aspek yaitu diamati dengan menggunakan lembar pengamatan
aspek materi, kebahasaan dan penyajian LKS. Aspek aktivitas siswa. Berikut ini merupakan hasil pengamatan
materi mendapatkan skor rata-rata 4. Pada aspek aktivitas siswa pada pertemuan 1 dan pertemuan 2.
kebahasaan dan penyajian LKS, mendapatkan skor rata-
rata 3,67. Aspek kebahasaan yang mendapatkan skorP Pada pertemuan pertama, terdapat 11 aspek yang
rata-rata 3,67 yaitu komponen penggunaan bahasa dinilai dalam pengamatan aktivitas siswa menggunakan
indonesia yang baik dan benar, sedangkan pada aspek LKS berbasis konstruktivis. Terdapat 4 aspek yang
penyajian, yang juga mendapatkan skor rata-rata 3,67 mendapatkan persentase 100% dengan kriteria sangat
yaitu komponen membangkitkan motivasi, minat atau baik, antara lain tahap orientasi, tahap elisitasi kegiatan 1
rasa ingin tahu. (menuliskan hasil pengamatan suplir dan pletekan), tahap
penerapan ide dan tahap review. Tujuh dari sebelas aspek
Tabel 1 Hasil validasi LKS berbasiskonstruktivis mendapatkan persentase < 100%, khususnya pada tahap
Skor Penilaian Rata-
No Aspek yang dinilai
V1 V2 V3 rata
Kriteria elisitasi dan rekonstruksi ide. Rata-rata persentase seluruh
1. Materi aspek sebesar 82,4% dengan kriteria sangat baik. Hal ini
LKS sesuai dengan
4 4 4 4
Sangat menunjukan bahwa pembelajaran berbasis konstruktivis
tujuan pembelajaran baik
Kebenaran konten Sangat
pada pertemuan 1 ini, menunjukan aktivitas yang sangat
(konsep, fakta, prinsip)
4 - 4 4
baik baik.
Materi dalam LKS
Sangat
Setelah menganalisa hasil pengamatan aktivitas
tersusun secara 4 4 4 4
baik siswa pada pertemuan 2, berikut ini adalah hasil aktivitas
sistematis
Sangat siswa pada pertemuan 2.
2. Kebahasaan
baik
Keterbacaan bahasa Tabel 3. Aktivitas siswa pertemuan 2 dengan LKS berbasis
atau bahasa yang Sangat konstruktivis
4 4 4 4
digunakan sesuai baik Skor Penilaian
dengan umur siswa N Kriteri
Aspek yang dinilai K K K K %
Menggunakan bahasa o a
Sangat 1 2 3 4
Indonesia yang baik dan 3 4 4 3,67
baik A Kegiatan
benar
Pembuka
Menggunakan istilah
Sangat Siswa
yang tepat dan dapat 4 - 4 4
baik mengemukakan
dipahami
3 Penyajian pengetahuan
87, Sangat
Membangkitkan awalnya tentang 3 3 4 4
5 baik
motivasi/ minat/rasa Sangat ciri-ciri tumbuhan
3 4 4 3,67 monokotil dan
ingin tahu baik
dikotil (tahap

Anis Supiati, dkk: Pengembangan LKS 146


N Aspek yang dinilai Skor Penilaian % Kriteri Pe Pertemuan 2, terdapat 7 aspek yang diamati
orientasi) berdasarkan pengamatan aktivitas siswa dengan LKS
B Kegiatan Inti
Siswa mengamati
berbasis konstruktivis. Dua dari tujuh aspek yang diamati
bagian-bagian mendapatkan persentase 100% dengan kriteria sangat
tubuh spesimen baik. Dua aspek tersebut meliputi tahap penerapan ide
tumbuhan jagung, dan tahap review. Lima aspek lainnya yang mendapatkan
kacang tanah,
bunga bakung dan
3 3 3 3 75 baik persentase < 100%, tetapi dengan kriteria baik dan sangat
bunga pukul baik. Rata-rata persentase seluruh aspek aktivitas siswa
empat dengan pada pertemuan 2 mendapatkan persentase 87,5%.
cermat (tahap Kelayakan LKS telah memenuhi tiga syarat penyusunan
elisitasi)
LKS yaitu, syarat didaktik, syarat konstruksi dan syarat
Siswa menuliskan
hasil pengamatan teknik. LKS yang dikembangkan peneliti telah memenuhi
tumbuhan jagung, ketiga syarat tersebut sehingga mendapatkan kriteria
kacang tanah, sangat layak. Beberapa aspek pada LKS juga ada yang
bunga bakung dan mendapatkan skor rata-rata 3,67. Hal ini dikarenakan ada
3 3 3 3 75 baik
bunga pukul
empat dengan penggunaan bahasa yang kurang sesuai dengan kaidah
melengkapi tabel tata bahasa serta penyajian LKS pada beberapa tahap
pengamatan kegiatan kurang membangkitkan motivasi siswa.
(tahap elisitasi). LKS yang disusun telah mencerminkan
Siswa bekerja
sama dengan pembelajaran berbasis konstruktivis. karena kegiatan
anggota pembelajaran yang ada dalam LKS disusun mengikuti
kelompoknya tahapan konstruktivis. Tahapan konstruktivis meliputi 5
saling bertukar
4 3 3 4
87, Sangat tahapan, yaitu orientasi, elisitasi, rekonstruksi ide,
ide untuk 5 baik
menjawab penerapan ide dan review (Scott,1987). Tahapan
pertanyaan pada konstruktivis diimplementasikan pada kegiatan
kegiatan diskusi pembelajaran yang ada pada LKS. Aktivitas yang
(rekonstruksi ide) dilakukan oleh siswa antara lain, mengemukakan
Perwakilan
kelompok
pengetahuan awalnya tentang tumbuhan berbiji (tahap
mempresentasika orientasi), mengamati bagian-bagian tubuh dari spesimen
n hasil diskusinya, tumbuhan dan menuliskan hasil pengamatan (tahap
siswa dari
4 4 3 3
87, Sangat elisitasi), saling bertukar ide dalam kegiatan diskusi serta
kelompok lain 5 baik
bertugas menjadi
mempresentasikan hasil diskusi (tahap rekonstruksi ide),
pendengar yang menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh
baik (rekonstruksi mengenai ciri-ciri tumbuhan berbiji untuk
ide) mengelompokkan beberapa spesimen tumbuhan ke dalam
Siswa
menggunakan
kelompok Gymnospermae, Angiospermae, tumbuhan
pengetahuannya monokotil dan tumbuhan dikotil,serta mengulas kembali
tentang ciri-ciri materi yang telah dipelajari.
tumbuhan LKS yang disusun juga telah mencerminkan
monokotil dan
dikotil untuk
ketrampilan proses sains. Ketrampilan proses yang
mengelompokkan Sangat dilatihkan adalah ketrampilan mengamati dan
4 4 4 4 100
beberapa baik mengelompokkan. Ketrampilan mengamati dilatihkan
tumbuhan ke pada saat tahap elisitasi, yaitu ketika siswa mengamati
dalam kelompok
tumbuhan
spesimen tumbuhan, baik spesimen Gymnospermae,
monokotil atau Angiospermae, tumbuhan monokotil maupun tumbuhan
tumbuhan dikotil dikotil. Ketrampilan mengamati yang maksudkan oleh
(tahap penerapan peneliti, yaitu melihat, menyentuh, meraba, memotong,
ide)
membuka dan mengupas bagian-bagian pada spesimen
C Kegiatan Penutup
Siswa mengulas tumbuhan berbiji. Ketrampilan mengamati perlu
kembali ciri dilatihkan pada siswa karena kemampuan untuk membuat
tumbuhan
4 4 4 4 100
Sangat pengamatan yang baik sangat penting untuk
monokotil dan ciri baik perkembangan ketrampilan proses sains lainnya (Rudy,
tumbuhan dikotil
(tahap review) 2011).
Rata-rata persentase aktivitas siswa 87, Sangat Ketrampilan yang kedua yaitu ketrampilan
5 baik mengelompokkan. Ketrampilan ini dilatihkan pada tahap
Keterangan: penerapan ide, yaitu siswa menerapkan pengetahuannya
K1 = kelompok 1
K2 = kelompok 2
mengenai ciri-ciri tumbuhan berbiji untuk
K3 = kelompok 3 mengelompokkan beberapa tumbuhan yang telah
K4 = kelompok 4 disediakan ke dalam kelompok Gymnospermae,
Angiospermae, tumbuhan monokotil maupun tumbuhan

Anis Supiati, dkk: Pengembangan LKS 147


dikotil. Ketrampilan mengelompokkan penting untuk pengumpulan ide. Ide-ide baru dibangun setelah
dilatihkan karena membantu siswa menuju pemahaman klarifikasi dan pertukaran ide, kemudian siswa
yang lebih baik (Rudy, 2011). Pengetahuan yang telah melakukan evaluasi atas implikasi dari pemahaman baru
dibangun oleh siswa mengenai tumbuhan berbiji, akan atau informasi baru.
lebih bermakna ketika pengetahuan tersebut diterapkan Pada tahap rekonstruksi ide, kelompok 2 dan
pada permasalahan yang berbeda, yaitu mengelompokkan kelompok 3 mendapatkan skor 2. Hal ini disebabkan
beberapa spesimen tumbuhan ke dalam kelompok karena pada saat kelompok lain sedang melakukan
Gymnospermae, kelompok Angiospermae, kelompok presentasi dan berdiskusi untuk menjawab pertanyaan
tumbuhan monokotil dan kelompok tumbuhan dikotil. pada LKS, kedua kelompok ini tidak mendengarkan
Aktivitas siswa dengan menggunakan LKS berbasis dengan baik serta tidak aktif berpartisipasi ketika
konstruktivis pada pertemuan 1, menunjukkan beberapa kelompok lain sedang presentasi .
aspek mendapatkan persentase <100% dengan kriteria Pada pertemuan kedua rata-rata persentase
sangat baik dan baik. Aspek yang medapatkan kriteria aktivitas siswa sebesar 87,5%. Pada pengamatan aktivitas
baik adalah aspek yang mendapatkan persentase ≤ 75% siswa, beberapa aspek mendapatkan persentase <100%
yaitu tahap elisitasi dan tahap rekonstruksi ide, baik pada dengan kriteria sangat baik dan baik. Aspek dengan
kegiatan 1 maupun kegiatan 2. Perolehan persentase kriteria baik mendapatkan persentase sebesar 75%, aspek
tersebut disebabkan karena siswa tidak terbiasa untuk tersebut adalah tahap elisitasi. Tahap elisitasi pada
melakukan kegiatan pengamatan, menuliskan hasil pertemuan 2 menunjukan persentase yang lebih baik
pengamatan, bekerja sama dan saling bertukar ide dengan dibandingkan tahap elisitasi pada pertemuan 1 kegiatan 2
kelompoknya serta menjadi pendengar yang baik. Hal ini (persentase 62,5%). Spesimen tumbuhan yang diamati
ditunjukkan dengan adanya dua kelompok yang pada tahap elisitasi pertemuan 2 merupakan spesimen
mendapatkan skor 2 pada tahap elisitasi dan rekonstruksi tumbuhan yang telah dikenal siswa sehingga siswa lebih
ide. terampil saat melakukan kegiatan pengamatan
Tahap elisitasi menurut Scott (1987) merupakan dibandingkan pada pertemuan 1.
aktivitas atau kegiatan siswa mengartikulasikan
pemahaman mereka pada topik melalui berbagai kegiatan V. SIMPULAN
seperti pengamatan (observasi), kegiatan self assessment Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka
dan berbagai kegiatan lain. Dalam LKS yang disusun dapat disimpulkan bahwa LKS yang dikembangkan telah
peneliti, tahap elisitasi diimplementasikan dalam bentuk layak secara teoritis dan aktivitas selama kegiatan
aktivitas pengamatan terhadap beberapa spesimen pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis
tumbuhan berbiji serta menuliskan hasil pengamatan ciri- konstruktivis, telah membantu siswa membangun
ciri tumbuhan tersebut dengan melengkapi tabel. pengetahuannya sendiri dan melatihkan ketrampilan
Tahap elisitasi pertemuan 1 kegiatan 2, berupa proses sains.
pengamatan terhadap spesimen tumbuhan Pinus dan
pepaya serta menuliskan hasil pengamatan dengan UCAPAN TERIMA KASIH
melengkapi tabel. Pada tahap elisitasi ini, kelompok 1 Kami mengucapkan terimakasih kepada Novita kartika
dan kelompok 3 mendapatkan skor 2. Hal ini disebabkan Indah, S.Pd.,M.Si., Muji Sri Prastiwi, S.Pd.,M,Pd dan
karena siswa tidak terbiasa melakukan kegiatan Dra. Wahyu S, M.Pd yang telah berkenan menjadi
pengamatan, sebagaimana yang diungkapkan siswa pada validator LKS berbasis konstruktivis untuk melatihkan
angket respon siswa pra penelitian terkait dengan ketrampilan proses sains pada materi tumbuhan berbiji
pembelajaran yang selama ini mereka lakukan. Siswa kelas X SMA.
tidak pernah dibiasakan melakukan kegiatan praktikum
yang melatihkan ketrampilan proses, khususnya DAFTAR RUJUKAN
pengamatan. Selain itu, spesimen yang digunakan pada [1] Nur, muhammad dan Wikandari, Prima. 1999. Teori Belajar.
tahap elisitasi yaitu tumbuhan Pinus, merupakan Surabaya : University Press.
spesimen tumbuhan yang belum pernah dikenal ataupun [2] Rudy. 2011. Ketrampilan proses sains.
diamati oleh siswa, sehingga siswa kurang terampil saat http://rudyunesa.blogspot.com/2011/10/keterampilan
-proses-sains.html, diakses 26 Maret 2012
melakukan kegiatan pengamatan terhadap spesimen [3] Scott, Philip. 1987. A Constructivist View Of
tumbuhan Pinus. Learning And Teaching In Science. Leeds: Center for
Tahap selanjutnya yang mendapatkan skor 2 Studies in Science and Mathemathics Education, The
adalah tahap rekonstruksi ide. Tahap rekonstruksi ide University of Leeds.
dalam perangkat pembelajaran yang disusun peneliti [4] Slavin, Robert. E. 2009. Educational Pshiology:
Theory into Practice. Prentice Hall: Engelwood
diimplementasikan dalam kegiatan diskusi, berupa (liff).
mendiskusikan hasil pengamatan, menjawab pertanyaan [5] Suyanto, Slamet, Paidi, dan Wilujeng, I. 2011.
serta melakukan presentasi terhadap hasil diskusi. Lembar Kerja Siswa (LKS). Universitas Negeri
Menurut Scott (1987), tahap rekonstruksi ide meliputi Yogyakarta.Yogyakarta.online.staff.uny.ac.id/sites/d
klarifikasi dan pertukaran ide, membangun ide-ide baru efault/files/lain-lain/dr-insih-wilujeng-
mpd/LEMBAR%20KERJA%20SISWA.docx.diakses
serta evaluasi. Saat klarifikasi dan pertukaran ide, 26 Maret 2013
pemahaman siswa dikontraskan dengan pemahaman
orang lain atau temannya melalui kegiatan diskusi atau

Anis Supiati, dkk: Pengembangan LKS 148

Anda mungkin juga menyukai