Anda di halaman 1dari 7

Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Menggunakan Metode

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning) pada Mata


Pelajaran Kimia
Muhammad Agus Umar
Program Pascasarjana Univertsitas Negeri Jakarta

Abstrak
Dunia pendidikan saat ini dihadapkan pada sejumlah tantangan yang semakin berat. Salah satu
tantangan nyata adalah bahwa pendidikan hendaknya mampu menghasilkan sumber daya manusia
yang memiliki kompetensi yang utuh. Strategi yang dapat digunakan untuk menjawab tantangan
tersebut adalah dengan menerapkan pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran. Hasil
pemikiran yan dituangkan dalam artikel ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana menerapkan
konsep pendekatan saintifik dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran kimia. Hasil
pembahasan menunjukan bahwa penggunaan pendekatan saintifik dengan metode pembelajaran
berbasis proyek (project-based leraning) sangat efektif untuk dapat digunakan pada kegiatan
pembelajaran kimia, dimana langkah-langkah dalam metode ini dapat menjadikan kegiatan
pembelajaran lebih bermakna. Penerapan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran
berbasis proyek, akan meningkatkan daya tarik siswa terhadap mata pelajaran kimia,
menumbuhkan sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa sehingga pembelajaran diharapkan
mampu melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif dan efektif melalui penguatan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terintegrasi.

Kata Kunci: pembelajaran berbasis proyek, pendekatan saintifik

PENDAHULUAN Guru sebagai tenaga pendidik memiliki


Sejalan dengan perkembangan paradigma peran penting dalam mencetak anak didik yang
dunia tentang pendidikan, pendidikan saat ini kreatif, mandiri dan mempunyai jiwa entrepreneur.
dihadapkan pada sejumlah tantangan yang semakin Hal ini sangat diperlukan agar nantinya setelah
berat. Salah satu tantangan nyata adalah bahwa menempuh pendidikan di bangku sekolah, siswa
pendidikan hendaknya mampu menghasilkan dapat menjadi masyarakat yang berdaya saing
sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi dan mampu menghadapi persaingan di abad-
yang utuh. Kompetensi yang diharapkan dimiliki 21 yang saat ini sudah di depan mata kita semua.
oleh sumber daya manusia saat ini lebih dititik Guru dituntut memberikan materi pembelajaran
beratkan pada kompetensi berpikir dan yang mudah dimengerti dan menarik minat siswa
berkomunikasi. Kompetensi berpikir dan untuk senantiasa berkeinginan untuk belajar.
komunikasi artinya bahwa diharapkan sumber daya Untuk meningkatkan profesionalismenya,
manusia memiliki pengetahuan yang luas, seorang guru diharapkan mampu menciptakan dan
kemampuan berpikir kritis dan kemampuan menerapkan suatu model pembelajaran yang
berpikir kreatif dan berkomunikasi dalam bekerja inovatif, sehingga dalam Kegiatan Belajar
sama. Mengajar (KBM) akan tercipta suatu pembelajaran

©2016 by Department of Chemistry, Jurnal Entropi Volume 11, Nomor 2, Agustus 2016 (PP. 132-138)
Gorontalo State University - Indonesia Inovasi Penelitian, Pendidikan dan Pembelajaran Sains
Muhammad Agus Umar
Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning)
pada Mata Pelajaran Kimia « 133

dua arah atau adanya interaksi antara guru, siswa kajian pembelajaran dengan pendekatan model
dan lingkungan sekitar. Dalam rangka peningkatan Project Based Learning sebagai salah satu
profesionalitas dan kualitas belajar tersebut, maka alternatif untuk menjawab permasalahan dalam
pemerintah selalu melakukan perbaikan pada pembelajaran kimia di sekolah.
setiap kurikulum yang diterapkan, dan untuk saat
ini Kurikulum 2013 merupakan pembaharuan
kurikulum sebelumnya. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penerapan Kurikulum 2013 Konsep Pembelajaran Melalui Pendekatan
pendekatan yang dipakai adalah pendekatan Saintifik (Scientific Approach)
saintifik (scientific approach) atau pendekatan Konsep pembelajaran dengan pendekatan
berbasis keilmuan, di mana dalam kegiatan inti saintifik (scientific approach) merupakan proses
pembelajaran dengan pendekatan ini peserta didik pembelajaran yang menuntut siswa beraktivitas
diharapkan mampu melaksanakan 5 (lima) tahapan sebagaimana seorang ahli sains. Dalam praktiknya
kegiatan. Kelima tahapan kegiatan inti dalam siswa diharuskan melakukan serangkaian aktivitas
pendekatan saintifik adalah kegiatan mengamati, layaknya langkah-langkah dalam metode ilmiah.
menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan Serangkaian aktivitas yang dimaksud meliputi (1)
mengkomunikasikan. Terkait dengan itu Lawson merumuskan masalah, (2) mengajukan hipotesis,
(1995: 4) mengusulkan bahwa agar proses (3) mengumpulkan data, (4) mengolah dan
pembelajaran yang digunakan menjadi lebih menganalisa data, dan (5) membuat kesimpulan.
bermakna maka sebaiknya dimulai dengan Konsep pembelajaran sanitifik dapat juga
pemberian pertanyaan menantang tentang suatu dikatakan sebagai proses pembelajaran yang
fenomena, kemudian menugaskan peserta didik memandu peserta didik untuk memecahkan
untuk melakukan suatu aktivitas, memusatkan pada masalah melalui tahapan metode ilmiah dengan
pengumpulan dan penggunaan bukti, bukan perencanaan yang matang, pengumpulan data yang
sekedar penyampaian informasi secara langsung cermat, dan analisis data yang teliti untuk
dan penekanan pada hafalan. Secara eksplisit, menghasilkan sebuah kesimpulan, meskipun dalam
Lawson mengatakan bahwa, mengajar sains harus proses ini pasti akan banyak ditemukan berbagai
sebagaimana sains itu bekerja (teach science as kendala. Agar siswa mampu melakasakan tahapan
science is done). Ilmu kimia merupakan bagaian ini, siswa harus dibina kepekaannya terhadap
dari sains. Oleh karena itu maka tahapan-tahapan fenomena-fenomena yang terjadi, dilatih
dalam pembelajaran kimia seharusnya kemampuannya untuk mengajukan pertanyaan
mempertimbangkan pendekatan sains. kritis, dipertajam nalarnya dalam meneiti, cermat
Dalam kurikulum 2013 sebagai penerapan dalam mengolah data maupun menjawab
dari pendekatan saintfik, maka dibentuklah model pertanyaan serta dibimbing untuk merumuskan
pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru yang suatu kesimpulan sebagai jawaban atas pertanyaan
nantinya dapat disesuaikan dengan materi yang diajukan.
pembelajaran. Model pembelajaran dalam Barringer, et al. (2010) menjelaskan proses
kurikulum ini merupakan kerangka konseptual dan saintifik merupakan pembelajaran yang menuntut
operasional pembelajaran yang memiliki nama, siswa berpikir secara sistematis dan kritis dalam
ciri, urutan, logis, pengaturan dan budaya. Model- upaya memecahkan masalah yang penyelesaiannya
model pembelajaran tersebut antara lain dicovery tidak mudah dilihat. Dari pengertian yang ada
learning, project-based learning, problem-based dapat diartikan bahwa model pembelajaran
learning dan inquiry learning (permendikbud no. saintifik merupakan model pembelajaran yang
13 tahun 2014). Dalam proses penerapannya sering dikembangkan dengan prinsip metode ilmiah. Hal
diketemukan di sekolah bahwa praktik ini sejalan dengan Weinbaum, et al. (2004) yang
pembelajaran kimia yang tidak berbasis pada menyatakan bahwa pembelajaran merupakan
scientifik process, terjadi karena guru belum proses membangun makna dari informasi baru
terinternalisasi oleh nilai dan semangat scientific dengan menggunakan kerangka kerja konseptual.
process itu sendiri. Persoalannya adalah model Proses memahami informasi faktual dalam
pembelajaran seperti apa yang dapat digunakan kerangka konseptual memungkinkan siswa untuk
dalam kegiatan belajar mengajar kimia yang dapat mengambil, mengatur dan mempertahankan
mengiternalisasikan niali dan semangat Scientific informasi baru tersebut. Ketika informasi faktual
Process. Sejalan dengan hal tersebut maka tujuan diperlajari tanpa kerangka kerja konseptual yang
tulisan ini adalah untuk mencoba melihat dimensi jelas, maka berbagai informasi yang telah
134 JURNAL ENTROPI VOLUME 11 NOMOR 2 AGUSTUS 2016
Inovasi Penelitian, Pendidikan dan Pembelajaran Sains

dipelajari tersebut biasanya dilupakan dalam waktu dari prasangka yang serta-merta, pemikiran
singkat. subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari
Cresswel (2012) dikutip dalam Abidin alur berpikir logis.
(2014: 126) mengatakan bahwa ³UHVHDUFK LV D 3) Mendorong dan menginspirasi peserta didik
process of steps used to collect and analyze berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam
information to increased our understanding of mengidentifikasi, memahami, memecahkan
WRSLF LVVXH ´ Lebih lanjut ia mengatakan bahwa masalah, dan mengaplikasikan substansi atau
³UHVHDUFK LV SURFHVV LQ ZKLFK \RX HQJDJH LQ D materi pembelajaran.
small set of logica steps (1) pose a question (2) 4) Mendorong dan menginspirasi peserta didik
collect data to answer the question, dan (3) present agar mampu berpikir hipotetik dalam melihat
DQ DQVZHU WR WKH TXHVWLRQ´. Pengertian di atas perbedaan, kesamaan, dan atau tautan satu
mengandung makna bahwa penelitian merupakan dengan yang lain dari substansi atau materi
tahapan proses yang dilakukan untuk pembelajaran.
mengumpulkan dan menganalisis informasi untuk 5) Mendorong dan menginspirasi peserta didik
meningkatkan pemahaman kita atas topik atau isu mampu memahami, menerapkan, dan
tertentu. Penelitian hanya seperangkat tahapan mengembangkan pola berpikir yang rasional
logis yang sederhana mulai dari mengajukan dan objektif dalam merespon substansi atau
pertanyaan, mengumpulkan data dan menjawab materi pembelajaran.
pertanyaan. Selanjutnya berkaitan dengan beberapa 6) Berbasis pada konsep, teori dan fakta empiris
pengertian di atas, secara sederhana Abidin (2014: yang dapat dipertanggungjawabkan.
127) menyatakan bahwa pembelajaran santifik 7) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara
proses pada dasarnya adalah suatu pembelajaran sederhana, jelas dan menarik sistem
yang dilandasi pendekatan ilmiah dalam penyajiannya.
pembelajaran yang diorientasikan guna membina Untuk dapat mengimplementasikan
kemampuan siswa memecahkan masalah melalui pembelajaran dengan pendekatan saintifik proses,
serangkaian aktivitas inkuiri, yang menuntut guru harus dapat mengkreasikan pembelajaran
kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, dan dengan menghindari penggunaan berbagai cara
berkomunikasi dalam upaya meningkatkan untuk menemukan kebenaran yang tidak ilmiah.
pemahaman siswa. Penerapan model ini Dengan kata lain bahwa pembelajaran dengan
diharapkan akan mampu menghasilkan para pendekatan saintifik sengaja dikembangkan dalam
peneliti muda di masa yang akan datang. rangka menumbuhkan sikap, pengetahuan dan
Berdasarkan beberapa pengertian yang keterampilan siswa sehingga pembelajaran
sudah dikemukakan di atas, pembelajaran saintifik diharapkan mampu melahirkan siswa yang
merupakan pembelajaran yang meminjam konsep- produktif, kreatif, inovatif dan efektif melalui
konsep penelitian untuk diterapkan dalam proses penguatan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
pembelajaran. Setelah melalui proses pembelajaran secara terintegrasi.
dengan pendekatan saintifik ini, diharapkan pada
siswa akan terbentuk pola pikir yang berbasis KONSEP MODEL PEMBELAJARAN
metode ilmiah karena siswa senantiasa dilibatkan BERBASIS PROYEK
untuk melakukan kegiatan-kegiatan penelitian Model Pembelajaran Berbasis Proyek
walaupun dalam konteks yang sederhana. Untuk (Project Based Learning) atau yang disingkat
mewujudkan harapan tersebut maka proses MPBP merupakan model pembelajaran yang
pembelajaran dengan pendekatan ilmiah harus melibatkan siswa secara langsung dalam proses
dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan ilmiah. pembelajaran melalui kegiatan penelitian untuk
Kemendikbud (2013) dalam panduan Kurikulum menyelesaikan suatu proyek atau masalah. Project
2013 menjelasakan bahwa proses pembelajaran Based Learning sudah banyak dikembangkan di
disebut ilmiah jika memenuhi kriteria sebagai negara-negara maju seperti di benua Amerika dan
berikut : Eropa. Salah satu keunggulan dalam Project Based
1) Substansi atau materi pembelajaran berbasis Learning adalah bahwa model pembelajaran ini
pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan merupakan salah model pembelajaran yang sangat
dengan logika atau penalaran tertentu; bukan baik dalam mengembangkan berbagai
sebatas kira-kira, khayalan, legenda atau keterampilan berpikir siswa, terampil dalam
dongeng semata. mengambil keputusan, kemampuan beraktivitas,
2) Penjelasan guru, respon peserta didik, dan kemampuan memecahkan masalah yang sekaligus
interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas
Muhammad Agus Umar
Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning)
pada Mata Pelajaran Kimia « 135

dapat menumbuhakan rasa percaya diri merupakan pendekatan pembelajaran yang


maupun manajemen diri pada siswa. PHQXQWXW VLVZD PHPEXDW ³MHPEDWDQ´ \DQJ
MacDonell (2007) menjelaskan bahwa menghubungkan anatara berbagai subjek
Project Based Learning merupakan model materi. Melalui cara ini siswa dapat melihat
pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pengetahuan secara holistik.
tingkat perkembangan berpikir siswa dengan d. Project-based learning is a method that fosters
berpusat pada aktivitas belajar siswa sehingga abstract, intellectual tasks to explore complex
memungkinkan mereka untuk beraktivitas sesuai issues. Project Based Learning merupakan
keterampilan, kenyamanan, dan minat belajarnya. pendekatan pembeajaran yang memperhatikan
Pernyataan senada juga disampaikan Boss dan pemahaman. Peserta didik melakukan
Kraus (2007) yang dikutip Abidin (2014) Project eksplorasi, penilaian, interpretasi dan
Based Learning sebagai sebuah model mensintesis informasi melalui cara-cara yang
pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa bermakna.
dalam memecahkan berbagai permsalahan yang Berdasarkan beberapa pendapat maupun
bersifat open-ended dan mengaplikasikan defenisi yang telah disampaikan di atas, maka
pengetahuan mereka dalam mengerjakan sebuah dapat dikatakan bahwa dari segi filsafat Project
proyek untuk menghasilkan produk otentok Based Learning dikembangkan berdasarkan pada
tertentu. faham filsafat Konstruktivisme. Menurut Bell
Defenisi secara lebih komprehensif tentang (1995) aliran konstruktivisme mengembangkan
Project Based Learning menurut The George atmosfer pembelajaran yang menuntut peserta
Lucas Educational Foundation (2005) adalah didik untuk menyusun sendiri pengetahuannya.
sebagai berikut : Sebagai salah satu model pembelajaran
a. Project-based learning is a curriculum and yang sudah dikenal lama dan diakui
standards based. Project Based Learning kemampuannya dalam mengembangkan
merupakan pendekatan pembelajaran yang kompetensi siswa, banyak ahli di bidang
menghendaki adanya standar isi dalam pendidikan yang mengemukakan keunggulannya
kurikulumnya. Melalui Project Based Learning salah satunya menurut McDonnel (2007) yang
proses inkuiri dimulai dengan memunculkan menyatakan keunggulan metode Project Based
pertanyaan penuntun dan membimbing siswa Learning yang diyakini dapat meningkatkan
dalam sebuah proyek loaboratif yang kemampuan siswa dalam :
mengintegrasikan berbagai subjek (materi) a. mengajukan pertanyaan, mencari informasi dan
dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan menginterpretasikan informasi (visual dan
terjawab, siswa secara langsung dapat melihat tekstual) yang mereka lihat, dengar, atau baca;
berbagai elemant mayor sekaligus berbagai b. membuat rencana penelitian, mencatat temuan,
prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang berdebat, berdiskusi, dan membuat keputusan;
dikajinya. c. bekerja untuk menampilkan dan
b. Project-based learning ask a question or mengkonstruksi informasi secara mandiri;
process a problem that each student can d. berbagi pengetahuan dengan teman (orang
answer. Project Based Learning adalah model lain), bekerja sama untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang menuntut pengajar atau bersama, dan mengakui bahwa setiap orang
siswa mengembangkan pertanyaan penuntun ( a memiliki keterampilan tertentu yang berguna
guiding question). Oleh karena setiap siswa untuk proyek yang sedang dikerjakan;
memiliki gaya belajar masing-masing maka e. menampilkan semua disposisi intelektual dan
Project Based Learning memberikan sosial yang penting yang dibutuhkan untuk
kesempatan kepada siswa untuk menggali memecahkan masalah di dunia nyata.
konten (materi) dengan menggunakan berbagai Keberhasilan sebuah model pembelajaran
cara yang bermakna bagi dirinya, dan yang akan diterapkan oleh tenaga pendidik atau
melakukan eksperimen secara kolaboratif. Hal dalam hal ini guru akan sangat bergantung pada
ini memungkinkan siswa pada akhirnya mampu seberapa jauh guru tersebut memahami langkah-
menjawab pertanyaan penuntun. langkah yang harus dilakukan (sintaks) pada saat
c. Project-based learning asks students to memulai pembelajaran. Dalam implementasinya
investigate issues and topics addressing real- guru dapat menggunakan sintaks model
world problems while integrating subjects pembelajaran berbasis proyek dengan langkah-
across the curriculum. Project Based Learning langkah: (a) Pra proyek; (b) Fase 1:
136 JURNAL ENTROPI VOLUME 11 NOMOR 2 AGUSTUS 2016
Inovasi Penelitian, Pendidikan dan Pembelajaran Sains

Mengidentifikasi Masalah; (c) Fase 2: Membuat melibatkan keterampilan dan penalaran. Ada dua
desain dan Jadwal Pelaksanaan Proyek; (d) Fase 3: hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak
Melaksanakan Penilitian; (e) Fase 4: Menyususn terpisahkan, yaitu kimia sebagai produk
Draf/Prototipe Produk; (f) Fase 5: Mengukur, (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep,
Menilai, dan Memperbaiki Proyek; (g) Fase 6: prinsip, hukum, dan teori) temuan ilmuwan dan
Finalisasi dan Publikasi; (h) Pascaproyek. kimia sebagai proses (kerja ilmiah).
Guna menerapkan metode ini, selain guru Mata pelajaran Kimia perlu diajarkan
yang memahami kosepnya juga dibutuhkan sistem untuk tujuan yang lebih khusus yaitu membekali
lingkungan belajar yang dimungkinkan dengan peserta didik pengetahuan, pemahaman dan
ketersediaan media pembelajaran yang relevan. sejumlah kemampuan yang dipersyaratkan untuk
Model pembelajaran Project Based Learning memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi
dikembangkan dengan harapan memberikan serta mengembangkan ilmu dan teknologi. Tujuan
dampak instruksional berupa peningkatan mata pelajaran kimia dicapai oleh peserta didik
kemampuan siswa dalam menguasai materi melalui berbagai pendekatan, antara lain
pembelajaran, berpikir kritis, kreatif dan inovatif, pendekatan saintifik. Salah satu pendekatan
dan membina daya kretivitas dan produktif siswa. saintifik yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran kimia yaitu metode pembelajaran
Penerapan Pendekatan Saintifik Dengan berbasis proyek (Project Based Learning).
Menggunakan Model Pemebelajaran Berbasis Pembelajaran dengan pendekatan saintifik/ilmiah
Proyek Pada Mata Pelajaran Kimia bertujuan menumbuhkan kemampuan berpikir,
Pendekatan saintifik merupakan bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi
pendekatan yang dirancang untuk siswa agar sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup.
mampu belajar secara aktif dan menumbuhkan Oleh karena itu pembelajaran kimia dengan
sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa. metode project based learning dapat memberikan
Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran pengalaman belajar secara langsung kepada siswa
dikemukakan Kemendikbud (2013) sebagai asumsi melalui penggunaan dan pengembangan
dan aksioma ilmiah yang melandasi proses keterampilan proses dan sikap ilmiah.
pembelajaran. Tahapan atau ketrampilan yang Untuk mengkaji langkah-langkah
diharapkan dimiliki oleh siswa dengan pendekatan penerapan pembelajaran kimia dengan metode
pembelajaran saintifik nantinya siswa dapat secara project based learning berbasis santifik proses,
aktif menyusun konsep teori melalui tahapan maka dapat dilakukan dengan
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menginternalisasikan sintak pembelajaran dengan
menalar dan mengkomunikasikan. metode project based learning dengan konten atau
Permasalahan yang akan diangkat dalam materi dalam pelajaran kimia. Guru dapat memilih
kajian ini adalah bagaimana menyiapkan pendidik materi pembelajaran yang tertera pada pedoman
atau guru kimia yang mampu memberikan atau silabus yang sudah ada. Setelah materi yang
pengajaran kimia kepada peserta didik secara dipilih pada silabus diyakini dapat diajarkan
bermakna. Kimia merupakan ilmu yang termasuk dengan metode project based learning maka
rumpun IPA, oleh karenanya kimia mempunyai langkah selanjutnya adalah menginternalisasikan
karakteristik sama dengan IPA. Karakteristik materi pembelajran tersebut ke dalam sintak
tersebut adalah objek ilmu kimia, cara project based learning dengan tahapan sebagai
memperoleh, serta kegunaannya. Kimia merupakan berikut :
ilmu yang pada awalnya diperoleh dan a. Sintak pembelajaran project based learning
dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) adalah Pra proyek. Tahapan ini merupakan
namun pada perkembangan selanjutnya kimia juga kegiatan yang dilakukan guru di luar jam
diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori pelajaran. Pada tahap ini guru merancang
(deduktif). deskripsi proyek, menentukan batu pijakan
Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban proyek, menyiapkan media dan berbagai
atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana sumber belajar, dan menyiapkan kondisi
gejala-gejala alam yang berkaitan dengan pembelajaran. Untuk materi pembelajaran bisa
komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, disesuaikan dengan kondisi yang ada, karena
dan energetika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran tidak semua konten yang ada harus dilakukan
kimia di SMA/MA mempelajari segala sesuatu dalam laboratorium.
tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan b. Fase 1, sintak pembelajaran project based
sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat yang learning adalah Mengidentifikasi Masalah.
Muhammad Agus Umar
Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning)
pada Mata Pelajaran Kimia « 137

c. Pada tahap ini siswa melakukan pengamatan proyek yang sudah dijalankan. Siswa juga dapat
terhadap objek tertentu. Berdasarkan diminta untuk mengungkapkan perasaan dan
pengamatannya tersebut siswa mengidentifikasi pengalamannya selama menyelesaikan proyek.
masalah dan membuat rumusan masalah dalam
Dari uraian sintak penerapan pembelajaran
bentuk pertanyaan. Dalam materi pembelajaran
kimia dengan metode pembelajaran project based
kimia, ada beberapa objek yang bisa diamati
learning yang telah dikemukakan di atas dapat
siswa pada lingkungan sekitar tempat tinggal
disimpulkan suatu tahapan penting yang mampu
mereka. Aktivitas ini setara dengan melakukan
meningkatkan sikap berpikir kritis, inovatif, kreatif
³NDMLDQ WHRULWLV´ GDODP SHQGHNDWDQ VDLQWLILN
dan kemampuan mengkomunikasikan pendapatnya
d. Fase 2, sintak pembelajaran project based
adalah pada tahapan akhir atau pasca proyek. Pada
learning adalah Membuat desain dan Jadwal
tahap pasca proyek guru dan siswa dapat
Pelaksanaan Proyek. Pada tahapan ini, siswa
mengembangkan diskusi dalam rangka
secara kolaboratif baik dengan anggota
memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran
kelompok ataupun dengan guru mulai
sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan
merancang proyek yang akan mereka buat,
baru untuk menjawab permasalahan/pertanyaan
menentukan penjadwalan pengerjaan proyek,
yang diajukan pada tahap awal. Dengan kata lain
dan melakukan aktivitas persiapan lainnya.
pada tahap ini terjadi proses prestasi hasil proyek
e. Fase 3, sintak pembelajaran project based
di hadapan guru dan siswa lainnya. Prose semacam
learning adalah Melaksanakan Penelitian.
ini dalam pendekatan saintifik disebut sebagai
Pada tahap ini siswa melakukan kegiatan
mengkomunikasikan hasil atau laporan.
penelitian awal sebagai model dasar bagi
Berdasarakan analisis yang telah
produk yang akan dikembangkan. Berdasarkan
diuraikan, telah menggambarkan bagaimana
kegiatan penelitian tersebut siswa
pembelajaran kimia dapat diterapkan dengan sintak
mengumpulkan data dan selanjutnya
metode pembelajaran project based learning yang
menganalisis data tersebut sesuai dengan teknik
berbasis pendekatan saintifik. Dengan demikian,
analisis data yang relevan dengan penelitian
maka dapat dinyatakan bahwa metode
yang dilakukan.
pembelajaran project based learning yang berbasis
f. Fase 4, sintak pembelajaran project based
pada pendekatan saintifik dapat digunakan oleh
learning adalah Menyusun Draf/Prototipe
guru dalam pembelajaran kimia.
Produk. Pada tahap ini siswa mulai membuat
produk awal sebagaimana rencana dan hasil PENUTUP
pengamatan yaang telah dilakukan. Dari uraian dan pemaparan mengenai
g. Fase 5, sintak pembelajaran project based pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajran
learning adalah Mengukur, Menilai, dan dengan metode pembelajaran project based
Memperbaiki Produk learning dapat disimpulkan bahwa sintak model
Pada tahap ini siswa melihat kembali produk pembelajaran project based learning sangat
awal yang dibuat, mencari berhubungan dengan tahapan penelitian. Hal ini
kelemahan/kekurangan dan meperbaikinya. selaras dengan langkah-langkah dalam pendekatan
Dalam praktiknya, idealnya kegiatan mengukur saintifik (scientific approach) yang merupakan
dan menilai produk ini dapat dilakukan dengan proses pembelajaran yang menuntut siswa
meminta pendapat atau kritik dari anggota beraktivitas sebagaimana seorang ahli sains. Dalam
kelompok lain ataupun pendapat guru. kegiatan belajar mengajar khususnya pada mata
h. Fase 6, sintak pembelajaran project based pelajaran kimia, pendekatan saintifik akan efektif
learning adalah Finalisasi dan Publikasi jika diimbangi dengan suatu model pembelajaran
Produk. Pada tahap ini siswa melakukan yang tepat. Berdasarkan hasil analisis yang telah
finalisasi tahap akhir produk. Setelah diyakin dilakukan, model pembelajaran project based
sesuai dengan perencanaan dan harapan maka learning sangat tepat untuk pembelajaran kimia
produk bisa dipunlikasikan. dan diharapkan dapat nantinya dapat meningkatkan
i. Sintak pembelajaran project based learning kemampuan siswa dalam berbikir kritis, logis, dan
adalah Pasca proyek. Pada tahap ini guru analitis. Diharapkan kegiatan pembelajaran kimia
menilai, memberikan penguatan, masukan, dan akan menjadi lebih menyenangkan sehingga dapat
saran perbaikan atas produk yang telah menumbuhkan daya tarik peserta didik untuk mau
dihasilkan siswa. Guru dan siswa dapat bejalar kimia.
melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil
138 JURNAL ENTROPI VOLUME 11 NOMOR 2 AGUSTUS 2016
Inovasi Penelitian, Pendidikan dan Pembelajaran Sains

DAFTAR PUSTAKA Kemendikbud, 2013. Materi Pelatihan Guru


Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta:
Abidin, Yunus. 2014. Desain Pembelajaran dalam
Kemendikbud.
Konteks Kurikulum 2013. Bandung: Refika
Aditama. Lawson, A.E. 1995. Science Teaching and The
Development of Thinfking. Wadswort:
Ansyar, Muhammad. 2015. Kurikulum Hakekat,
California.
Fondasi, Desain & Pengembangan. Jakarta:
Kencana. MacDonell, C. 2007. Project-Based Inquiry Units
for Young Children: First Step to Research
Bell,B.F. 1995. &KLOGUHQ¶V 6FLHQFH &RQWUXFWLYLVP
for Grade Pre-K-2. Ohio: Linworth
and learning in science. Victoria: Deakin
Publishing,Inc.
University Pers.
The George Lucas Educational Fondation. 2005.
Kemendikbud, 2012. Pengembangan Kurikulum
Instructional Module Project based
2013 : Pergeseran Paradigma Belajar Abad
Learning. Diakses Januari 2016.
Ke-21 (online).
http://www.edutopia.org/modules/PBL/what
http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/uji-
pbl.php
publik-kurikulum-2013-2 (Januari 2016)
Triling, B. & Fadel, C. 2009. Century Skill:
Learning for Life in Our Times. San
Fransisco: Jossey-Bass Al Wiley Imprint.

Anda mungkin juga menyukai