KELOMPOK : 6
ANGGOTA KELOMPOK :
Resume :
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah
Ibtidaiyah (MI) memiliki peran penting dalam membangun pemahaman dasar anak-anak
tentang alam sekitar dan fenomena ilmiah. Model pembelajaran IPA di SD/MI dirancang untuk
memfasilitasi eksplorasi, pemahaman konsep, dan pengembangan keterampilan berpikir ilmiah
pada anak-anak usia dini.
3. Penggunaan Sumber Belajar Variatif : Guru dapat menggunakan berbagai sumber belajar,
seperti buku teks, video, eksperimen praktis, dan sumber-sumber digital, untuk memberikan
materi yang beragam dan menarik bagi siswa.
4. Kolaborasi dan Diskusi : Pembelajaran IPA di SD/MI mendorong kolaborasi antar siswa
melalui diskusi kelompok, diskusi kelas, dan proyek bersama. Ini membantu siswa untuk
berbagi pemahaman dan pandangan mereka tentang konsep ilmiah.
7. Evaluasi Formatif : Guru menggunakan evaluasi formatif secara berkala untuk memantau
kemajuan siswa dan memberikan umpan balik yang memungkinkan perbaikan. Ini membantu
guru dan siswa untuk mengukur pencapaian pembelajaran.
8. Pembelajaran Aktif : Model ini mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran mereka.
Aktivitas seperti eksperimen, observasi, dan penyelidikan langsung dilakukan untuk
memperkuat pemahaman.
- Membutuhkan waktu dan komitmen yang lebih besar dari guru untuk merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
- Perlunya dukungan dari sekolah dan kurikulum yang mendukung pendekatan ini.
TUGAS RESUME PEMBELAJARAN IPA
1. Alfan Aswiro
2. Nazila Rahmah
3. Nita Dahlia
1
Shilphy A. Octavia. Model-Model Pembelajaran. (Yogyakarta: Deepublish, 2012). Hal. 7
2
Septantiningtyas, Niken, Ahmad Madanibillah Shofiatun, and Abd Rahman. Pembelajaran Sains. Penerbit
Lakeisha, 2021.
yakni pengetahuan, teknologi, teknik, seni/bahasa, dan matematika, secara
menyeluruh dan berkaitan satu sama lain sebagai pola pemecahan masalah. Hasil
akhir yang diharapkan dari penerapan metode STEAM adalah peserta didik yang
mengambil risiko serius, terlibat dalam pembelajaran pengalaman, bertahan dalam
pemecahan masalah, merangkul kolaborasi, dan bekerja melalui proses kreatif.3
2. Model Pembelajaran PBL
Problem based learning (PBL) adalah metode pembelajaran yang dipicu oleh
permasalahan, yang mendorong siswa untuk belajar dan bekerja kooperatif dalam
kelompok untuk mendapatkan solusi, berpikir kritis dan analitis, mampu menetapkan
serta menggunakan sumber daya pembelajaran yang sesuai . Metode PBL atau
pemecahan masalah adalah suatu cara pembelajaran dengan menghadapkan siswa
kepada suatu problem/masalah untuk dipecahkan atau diselesaikan secara konseptual
masalah terbuka dalam pembelajaran.4
3. Model pembelajaran Inquiri
Model pembelajaran inquiri adalah cara mengajar yang bisa meningkatkan
kemandirian belajar murid di sekolah.model pembelajaran inquiri ini memposisikan
murid untuk bertambah luas daya fikir secara matang. Murid yang mampu belajar
sendiri ini haruslah mampu percaya diri untuk menyampaikan informasi yang
ditemukan kepada temannya. Guru bisa memberikan motivasi kepada murid agar bisa
termotivasi dengan giat.5
C. Pemilihan Model Pembelajaran
Menurut Arend memilih istilah model pembelajaran didasarkan pada dua alasan
penting. Pertama, istilah model memiliki makna yang lebih luas dari pada pendekatan,
strategi, metode dan teknik. Kedua model dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi
yang penting, apakah yang dibicarakan tentang mengajar di kelas atau praktik mengawasi
anak-anak.
3
Hasanah, Aan, Qiqi Yuliati Zaqiah, and Yeti Heryati. "Model pembelajaran STEAM untuk meningkatkan
keterampilan abad 21." (2021).
4
Hotimah, Husnul. "Penerapan metode pembelajaran problem based learning dalam meningkatkan kemampuan
bercerita pada siswa sekolah dasar." Jurnal edukasi 7.2 (2020): 5-11.
5
Sugianto, Irfan, Savitri Suryandari, and Larasati Diyas Age. "Efektivitas model pembelajaran inkuiri terhadap
kemandirian belajar siswa di rumah." Jurnal Inovasi Penelitian 1.3 (2020): 159-170.
Resume Pembelajaran IPA (Model Pembelajaran IPA)
3. Habiba (210106035)
Model pembelajaran merupakan kesatuan utuh dari penerapan pendekatan, strategi, metode,
teknik dan taktik pembelajaran. Maka dari itu, seorang guru harus mampu menguasai
berbagai variasi model pembelajaran agar dapat menyesuaikan dengan karakteristik dan gaya
belajar siswanya, khususnya dalam pembelajaran IPA. Hal ini bertujuan agar siswa dapat
memahami konsep dalam IPA, meningkatkan rasa ingin tahu mengenai berbagai peristiwa
yang berkaitan dengan alam sekitar, mengembangkan keterampilan proses sehingga mampu
memecahkan masalah melalui “doing science”, serta mengembangkan wawasan, sikap, nilai,
dan kemampuan untuk menerapkan konsep IPA, dan keterampilan dalam kehidupan sehari-
hari.
Model pembelajaran Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang lebih
mengutamakan proses belajar peserta didik (student center), dimana guru hanya
memfokuskan diri untuk membantu siswa belajar, mencapai keterampilan dan mengarahkan
diri. Model pembelajaran Problem based learning merupakan salah satu model pembelajaran
yang dapat menolong peserta didik meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan di era
globalisasi saat ini. Selain itu model pembelajar ini juga memberikan impact kemampuan
menganalisis masalah kepada peserta didik.
2. Inquiry Learning
3. Discovery Learning
Definisi dari Discovery Learning (belajar penemuan) sendiri banyak dikemukakan oleh para
ahli. Discovery Learning adalah proses pembelajaran yang melibatkan siswa dalam
pemeccahan masalah untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan. Harapannya,
melalui penemuan ini, siswa akan belajar secara intensif dengan mengikuti langkah
investigasi atau pendekatan ilmiah. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwaDiscovery
Learning merujuk pada proses pembelajaran dimana siswa berusaha sendiri mencari
permasalahan dengan modal pengetahuan yang dimiliki untuk kemudian menghasilkan
pengetahuan baru yang benar-benar bermakna melalui serangkaian proses penyelidikan
ilmiah.
Pemilihan model pembelajaran secara umum tentunya dilakukan sebelum proses atau
pelaksanaan pembelajaran dimulai. Tentunya sebagai bentuk kesiapan dalam mengajar
didalam kelas. beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru dalam pemilihan model dapat
dipertegas dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut:
akademik, kepribadian, sosial dan kompetensi vokasional atau yang dulu diistilahkan
d. Apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum atau teori tertentu?
e. Apakah untuk mempelajari materi pembelajaran itu memerlukan prasyarat atau tidak?
f. Apakah tersedia bahan atau sumber-sumber yang relevan untuk mempelajari materi itu?
b. Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan minat bakat, dan kondisi peserta didik?
c. Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan gaya belajar peseta didik?
a. Apakah untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu model saja?
b. Apakah model pembelajaran yang kita terapkan dianggap satu-satunya model yang
dapat digunakan?
RESUME
MODEL PEMBELAJARAN IPA MI/SD
1. Pengertian Model Pembelajaran IPA
Model pembelajaran merupakan kesatun utuh dari penerapan pendekatan, strategi,
metode, Teknik, dan taktik pembelajaran. Maka dari itu, seorang guru harus mampu
menguasai berbagai variasi model pembelajaran agar dapat menyesuaikan dengan
karakteristik dan gaya belajar siswanya, khususnya dalam pembelajaran IPA. Hal ini
bertujuan agar dapat memaahami konsep dalam IPA, meningkatkan rasa ingin tahu
mengenai berbagai peristiwa yang berkaitan dengan alam sekitar, mengemnbangkan
keterampilan proses sehingga mampu memecahkan masalah ‘’doing science’’, serta
mengembngkan wawasan sikap,nilai, dan kemampuan untuk menerapkan konsep IPA,
dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari. 1
2. Jenis-Jenis Model Pembelajaran IPA
a. Problem Based Learning
Model pembelajaran Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang
lebih mengutamakan proses belajar peserta didik (student center), dimana guru
hanya memfokuskan diri untuk membantu siswa belajar, mencapai keterampilan
dan mengarahkan diri.
b. Inquiry Learning
Strategi Pembelajaran Inquiry (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawabannya dari suatu masalah yang ditanyakan.
c. Discovery Learning
Discovery Learning (belajar penemuan) sendiri banyak dikemukakan oleh para ahli.
Discovery Learning adalah proses pembelajaran yang melibatkan siswa dalam
1
Jajang Bayu Kelana dan Duhita Savira Wardani. Model Pembelajaran IPA SD. (Cirebon: PENERBIT EDUTRIMA
INDONESIA,2021)
pemeccahan masalah untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.
Harapannya, melalui penemuan ini, siswa akan belajar secara intensif dengan
mengikuti langkah investigasi atau pendekatan ilmiah.
d. Project Based Learning
Pelaksanaan penerapan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
merupakan pembelajaran yang melibatkan proses berpikir aktif menyelesaikan
masalah dengan pembuatan proyek, yang dilaksanakan secara kolaboratif, inovatif
dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik lebih memahami
materi pelajaran. 2
3. Pemilihan Model Pembelajaran IPA MI/SD
a. Pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai.
b. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran.
c. Pertimbangan dari sudut peserta didik atau siswa.
3
d. Pertimbangan lainnya bersifat non-teknis.
2
Dea Mustika, "Model-Model Pembelajaran IPA SD dan Aplikasinya" (Solok: PENERBIT MITRA CENDEKIA
MEDIA, 2022)
3
Muhammad Anwar Sani, “Pembelajaran IPA MI/SD” (Mataram: Sanabil, 2020), hlm. 78
TUGAS RESUME PEMBELAJARAN IPA
Oleh Kelompok 1
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, model adalah pola (contoh,acuan, ragam,
dan sebagainya) dari suatu yang akan dibuat atau dihasilkan. Jadi secara leksikal
dikaitkan dengan pembelajaran tersebut, maka model pembelajaran adalah suatu
pola yang dirancang sebagai pedoman dalam pembelajaran. Gagne dan Briggs
menyebutkan istilah model pembelajaran dengan instructional model, yaitu
sejumlah komponen strategi yang disusun secara integrative, terdiri dari langkah-
langkah yang sistematis, aplikasi hasil pemikirann, contoh-contoh, latihan serta
berbagai strategi untuk memotivasi peserta didik.
1. Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar.
Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau
berpikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis
atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.
2. Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena
membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori
atau pemecahan masalah lainnya.
3. Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman,
sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara
keseluruhan kurang mendapat perhatian.
4. Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berpikir yang akan
ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.
4. Project Based Learning
Definisi project based learning (PjBL) menurut George Lucas Educational
Foundation adalah sebuah model pembelajaran yang menuntut pendidik dan
siswa mengembangkan guiding question (pertanyaan penuntun) yang
berhubungan dengan sebuah topik di dunia nyata dengan menghubungkan antar
subjek materi dalam lintas disiplin ilmu. Mengingat bahwa tiap siswa memiliki
gaya belajar yang berbeda, maka PjBL dapat memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menggali konten materi pengetahuan secara holistik dengan
menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi masing-masing siswa serta
melakukan eksperimen secara kolaboratif sehingga pada akhirnya setiap siswa
mampu menjawab dan menyelesaikan permasalahan.
Adapun kelebihan PjBL menurut Boss dan Kraus diantaranya:
1. Model PjBL ini bersifat terpadu dengan kurikulum sehingga tidak
memerlukan tambahan apapun dalam pelaksanaannya.
2. Siswa terlibat dalam kegiatan dunia nyata dan mempraktikkan strategi otentik
secara disiplin.
3. Siswa bekerja untuk memecahkan masalah yang penting baginya secara
kolaboratif.
4. Teknologi terintegrasi sebagai alat untuk penemuan, kolaborasi, dan
komunikasi dalam mencapai tujuan pembelajaran penting dalam cara-cara
baru.
5. Meningkatkan kerja sama guru dalam merancang dan mengimplementasikan
proyek-proyek lintas disiplin ilmu.
Sedangkan kelemahan dari model ini yaitu:
1. Memerlukan banyak waktu dan biaya.
2. Memerlukan banyak media dan sumber belajar.
3. Memerlukan guru dan siswa yang sama-sama siap belajar dan berkembang.
4. Ada kekhawatiran siswa hanya akan menguasai satu topik tertentu yang
dikerjakannya.
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru dalam pemilihan model dapat
dipertegas dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut: