Anda di halaman 1dari 10

Model Pembelajaran:

Peningkatan Proses Pembelajaran

Dini Aulia Putri

E-mail: dini.aulia3329@student.unri.ac.id

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Pendahuluan

Pendidikan adalah pondasi bagi perkembangan setiap individu di masyarakat. Dalam


upaya mencapai hasil pembelajaran yang maksimal, model pelajaran memainkan fungsi yang
sangat penting dalam peningkatan proses pembelajaran. Model pembelajaran adalah kerangka
atau pendekatan yang digunakan oleh pendidik untuk menciptakan lingkungan pembelajaran
yang efektif, menarik dan memfasilitasi pemahaman yang mendalam bagi siswa. Dalam era
pendidikan yang terus berkembang, pendidik perlu memahami berbagai model pembelajran
yang tersedia dan bagaimana mengaplikasikannya secara efektif dalam konteks pembelajran
yang beragam. Model pembelajaran yang tepat dapat memperkaya pemahaman dan
pengalaman belajar siswa, meningkatkan keterlibatan mereka dalam pembelajaran, serta
membantu mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi dan kemandirian.

Model pembelajaran adalah kerangka atau pendekatan yang digunakan dalam proses
pengajaran untuk menciptakan proses pengajaran yang efektif bagi siswa. Model-model
pembelajaran ini menawarkan pendekatan yang berbeda dalam mengorganisasikan materi
pembelajaran, interaksi antara siswa dan guru dan aktivitas pembelajaran. Model
pembelajaran yang efektif dapat digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran. Setiap
model pembelajaran memiliki prinsip-prinsip, strategi dan manfaatnya masing-masing.
Pendidik perlu mempertimbangkan konteks, tujuan pembelajaran, dan kebutuhan siswa saat
memilih dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai. Tujuannya tentu memberikan
wawasan yang mendalam kepada pendidik dan praktisi pendidikan tentang
pengimplementasikan model pembelajaran yang sesuai untuk mencapai hasil pembelajaran
yang optimal.

Peran teknologi dalam model pembelajaran sangat penting, dikarenakan teknologi


adalah alat untuk meningkatkan proses pemebelajaran. Dengan adanya teknologi, pendidik
memiliki akses ke beragam sumber daya, platform online dan aplikasi yang dapat digunakan
untuk memfasilitasi pembelajaran yang dapat digunakan untuk memfasilitasi pembelajaran
yang interaktif, kreatif dan relevan dengan dunia nyata.

Dengan menerapkan model pembelajaran yang efektif, serta memangfaatkan


teknologi dengan seksama dan bijaksana, pendidik dapat menciptakan lingkungan
pembelajaran yang memotivasi, merangsang niat belajar, dan membantu siswa dalam
mencapai potensi mereka secara optimal.
Model pembelajaran

Model pembelajran adalah kerangka konseptual dan prosedur yang sistematis untuk
merencanakan pengalaman belajar untuk tercapainya tujuan pendidikan tertentu dan
berfungsi sebagai panduan guru dalam melakukan aktivitas mengajar. Jadi, dengan adanya
model belajar ini, diharapkan agar kegiatan mengajar terorganisi dengan baik dan mencapai
tujuan pembelajaran.

Pernyataan lain mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah rencana atau pola
yang digunakan sebagai pedoman ketika merencanakan pembelajaran di kelas dan
menentukan alat peraga yang mendukung kegiatan pembelajaran tersebut seperti buku, film,
kurikulum, computer dan lainnya. Fungsi dari model pembelajaran ini adalah sebagai acuan
pendidik dalm mengajar ataupun merencanakan pembelajaran.

Berikut beberapa pendapat ahli tentang pentingnya model pembelajaran:

a. Menurut Agus Suprijino menyatakan bahwa patokan dalam merencanakan pembelajatran


didalam kelas adalah pola model pembelajaran yang dipakai.

b. Menurut Trianto, model pembelajaran adalah perencanaan Mengajar kelas tatap muka atau
mengatur program pengajaran dan menentukan bahan serta alat pengajaran seperti buku, film
jenis program media computer dan kurikulum.

c. Pendapat lain dari Saefudin menyatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu kerangka
konseptual yang menggambarkan suatu proses sistematis untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi pendidik atau perancang
pendidikan dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran yang
dirancang untuk membentuk proses belajar mengajar di kelas, dan sesuai perangkat yang
digunakan, kurikulum dan strategi atau metode yang digunakan para siswa mencapai tujuan
pembelajaran.

Ciri-Ciri Model Pembelajaran

Setiap model pembelajaran memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dari model
lainnya. Berikut adalah beberapa ciri umum yang sering terdapat dalam model pembelajaran:

1. Tujuan pembelajaran yang jelas


Setiap model pembelajaran memiliki tujuan yang spesifik dan terukur. Tujuan ini
dirancang untuk mengarahkan siswa dalam mencapai hasil pembelajaran yang
diingankan.
2. Fokus pada interaksi
Banyak model pembelajaran yang menekankan pentingnya interaksi antara guru
dengan siswa, siswa dengan siswa, atau siswa dengan sumber belajar. Interaksi ini
berfungsi untuk membangun pemahaman yang lebih baik dan memfasilitasi
pembelajaran yang aktif.
3. Aktif, konstruktif dan kolaboratif
Model pembelajran yang efektif mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam
proses pembelajaran. Siswa memiliki peran aktif dalam membangun pengetahuan dan
pemahaman mereka sendiri melalui refleksi, diskusi, eksperimen dan kolaborasi
dengan teman sekelas.
4. Penggunaan sumber belajar yang beragam
Model pembelajaran menggabungkan penggunaan beragam sumber belajar, termasuk
buku teks, materi online, media visual, percakapan, permainan, dan sebagainya. Hal
ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar melalui berbagai cara yang
sesuai dengan gaya belajar mereka.
5. Pembelajaran berbasis masalah
Beberapa model pembelajaran mengadopsi pendekatan berbasis masalah, dimana
siswa diberi tantangan, atau masalah nyata yang harus mereka selesaikan. Model ini
mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, analisis
dan berpikir kritis.
6. Evaluasi yang beragam
Model pembelajaran menggabungkan berbagai metode evaluasi untuk mengukur
pencapaian siswa. Evaluasi dapat mencakup tugas tulis, peoyek, presentasi, ujian,
diskusi kelompok, atau penilaian formatif yang terjadi selama proses pembelajaran.
7. Adaptasi terhadap kebutuhan siswa
Model pembelajaran yang efektif mampu menyesuaikan pembelajaran dengan
kebutuhan dan karakteristik siswa. Guru memahami perbedaan indivisual siswa dan
memodifikasi strategi pembelajaran untuk memenuhi kebtuhan mereka.
8. Pembelajaran berkelanjutan
Model pembelajran mendorong pembelajaran sepanjang hayat. Siswa diajarkan untuk
menjadi pelajar mandiri yang terus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
mereka diluar lingkungan sekolah.

Perlu diingat bahwa setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan
masing-masing, dan pilihan model tergantung pada konteks pembelajaran, tujuan
pembelajaran dan kebutuhan siswa

Macam – macam model pembelajaran

Terdapat beberapa macam model pembelajaran yang biasa digunakan dalam kegiatan
pembelajaran, diantaranya:

a. Model pembelajaran Discovery/Inquiry


Model pembelajaran discovery juga dikenal sebagai pembelajaran penemuan atau
inquiry-based learning, adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada
eksplorasi, penemuan dan konstruksi pengetahuan oleh siswa melalui proses tanya
jawab, penyelidikan dan refleksi. Model ini mendorong siswa untuk aktif terlibat
dalam mencari informasi, menemukan pola, mengembangkan pemahaman dan
memecahkan masalah melalui pengalaman langsung.
Ciri-ciri utamanya adalah:
1. Menempatkan siswa sebagai pemimpin pembelajaran
Siswa memiliki peran aktif dalam memimpin proses pembelajaran. Mereka
mengidentifikasi pertanyaan, menyusun rencana penyelidikan dan mengambil
langkah-langkah untuk menjawab pertanyaan atau menyelesaikan masalah.
2. Pembelajaran berpusat pada siswa
Fokus utama model ini adalah siswa dan kebutuhan serta minat mereka. Guru
bertindak sebagai fasilitator yang membantu siswa dalam menyusun
pertanyaan yang relevan, memberikan bimbingan dan mendorong refleksi.
3. Penyelidikan dan eksplorasi aktif
Siswa terlibat dalam penyelidikan dan eksplorasi aktif untuk mencari jawaban
atau pemahaman. Mereka mengumpulkan data, melakukan observasi,
percobaan, wawancara, atau penelitian lapangan untuk mendapatkan informasi
yang mereka butuhkan.
4. Pemecahan masalah dan keterampilan berpikir kritis
Model pembelajaran discovery mengembangkan keterampilan berpikir kritis
dan pemecahan masalah siswa. Siswa diajak untuk menganalisis,
membandingkan, membuat referensi, menarik kesimpulan dan
menggabungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan sebelumnya.
5. Pembelajaran kolaboratif
Model ini mendukung kolaborasi dan kerja sama antara siswa. Siswa bekerja
dalam kelompok atau tim untuk berbagi ide, bertukar informasi, memecahkan
masalah bersama dan saling mendukung dalam proses pembelajaran.
6. Penerapan pengetahuan dalam konteks nyata
Pengetahuan yang diperoleh melalui proses discovery diterapkan dalam
konteks nyata. Siswa menghubungkan apa yang mereka pelajari dengan situasi
kehidupan sehari-hari, masalah dunia nyata, atau aplikasi praktis.
7. Evaluasi proses dan hasil pembelajaran
Evaluasi dalm model pembelajaran discovery tidak hanya berfokus pada hasil
akhir, tetapi juga pada proses pembelajaran. Siswa di evaluasi berdasarkan
keterlibatan, kemampuan berpikir kritis, kemajuan dalam penyelidikan dan
pemecahan masalah
Model pembelajaran discovery memberikan siswa kesempatan untuk
mengembangkan keterampilan kognitif, social dan metakognitif yang kuat.
Mereka menjadi pelajar aktif yang memiliki rasa ingin tahu, kemandirian daan
keterampilan penemuan yang mendalam.

b. Model pembelajaran berbasis Masalah


Model pembelajaran berbasis masalah juga dikenak sebagai problem based
learning(PBL), adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada pemecahan
masalah nyata. Dalam model ini, siswa dihadapkan pada permaslahan yang
autentik dan menantang, yang mendorong siswa untuk aktif mencari solusi
penyelidikan, kolaborasi dan refleksi.
Ciri-ciri utamanya adalah:
1. Identifikasi masalah
Siswa diberikan sebuah maslaah atau tantangan yang memiliki relevansi
dalam kehidupan nyata. Masalah ini menantang dan membutuhkan pemecahan
tidak langsung atau tidak jelas.
2. Pembelajaran berpusat pada siswa
Siswa memiliki peran aktif dalam mengidentifikasi dan memahami masalah.
Siswa berperan sebagai pelajar yang mengatur dan mengelola proses
pembelajran mereka sendiri.
3. Penyelidikan dan pemecahan masalah
Siswa terlibat dalam penyelidikan dan pemecahan masalah untuk mencari
solusi yang memadai. Mereka melakukan riset, mengumpulkan informasi,
menganalisis data, mengidentifikasi alternative soluai, dan merancang rencana
tindakan.
4. Kolaborasi dan diskusi
Model ini mendorong kolaborasi antara siswa. Mereka bekerja dalam
kelompok atau tim untuk berbagi ide, berdiskusi, dan saling mendukung
dakam memecahkan masalah.
5. Guru sebagai fasilitator
Guru berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran. Guru
memberikan mimbingan, mendukung siswa dalam menyusun strategi
pemecahan masalah, dan memberikaan umpan balik yang konstruktif.
6. Penerapan pengetahuan dalam konteks nyata
7. Refleksi dan evaluasi.

Model pembelajran berbasis masalah memberikan kesempatan kepada siswa


untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah,
kerjasama dan kemandirian. Mereka juga belajar bagaimana menghubungkan
pengetahuan yang mereka peroleh dengan dunia nyata dan pengaplikasikannya
dalam situasi yang kompleks.

c. Model pembelajaran kontekstual


Model pembelajaran kontekstual dikenal dengan contextual teaching and
learning(CTL), adalah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan konteks
nyata dan situasional dalam proses pembelajaran. Model ini menekankan
pentingnya menghubungkan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata siswa,
sehingga siswa dapat melihat relevansi dan aplikasi praktis dari apa yang
dipelajarinya.
Ciri-ciri utamanya adalah:
1. konteks nyata
2. pengalaman siswa
3. pembelajaran berpusat kepada siswa
4. pendekatan interdisipliner
5. kolaborasi dan komunikasi
6. penerapan pengetahuan dalam konteks nyata
7. refleksi dan evaluasi

Model pembelajaran kontekstual mendorongsiswa untuk membangun


pemahaman yang mendalam, mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan
melihat reverensi materi pembelajran dalam konteks kehidupan mereka. Siswa
juga dikembangkan sebagai pelajar yang mandiri, kreatif dan mampu menghadapi
tantangan dalam kehidupan nyata.

d. Model Pembelajaran Kooperatif


Model pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran dimana siswa
bekerja sama dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran
bersama. Dalam model ini, siswa saling bekerja sama, dan saling mendukng
dalam mencapai pemahaman yang lebih baik.
Ciri-ciri utamanya adalah:
1. Kerja kelompok
2. Interaksi dan diskusi
3. Pembagian tugas
4. Tanggung jawab bersama
5. Ketergantungan positif
6. Pembelajaran saling bantu
7. Evaluasi kelompok

Model pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa untuk belajar secara


aktif, mengem,bangkan keterampilan social,dan membangun hubungan yang
positif antar siswa. Model ini juga menekankan nilai-nilai kerja sama, saling
menghargai dan kepedulian terhadap orang lain.

e. Model Pembelajaran Berbasis Project


Model pembelajaran berbasis proyek adalah pendekatan pembelajaran dimana
siswa terlibat dalam kegiatan proyek yang melibatkan penelitian, perencanaan dan
penciptaan sesuatu yang nyata. Dalam model ini siswa bekerja secara aktif untuk
menyelesaikan proyek dengan tujuan mengembangkan pemahaman konsep,
keterampilan dan kemampuan kolaboratif.
Ciri-ciri utamanya adalah:
1. Proyek substansial
2. Kolaborasi tim
3. Penelitian dan eksplorasi
4. Pembuatan produk
5. Pembelajaran mandiri
6. Pengembangan keterampilan
7. Evaluasi autentik

Model pembelajaran berbasi proyek ini memberikan kesempatan kepada siswa


untuk mengalami pembelajaran yang aktif, mendalam dan relevan dengan
kehidupan nyata. Mereka belajar melalui pengalaman langsung, kolaborasi dan
refleksi terhadap proses pembelajaran. Model ini juga mengembangkan
keterampilan dan sikap penting dalam menghadapi tantangan dunia nyata.

1) Menurut nanang Hanafiah dan Suhana mengemukakan bahwa model


pembelajaran berbasis project merupakan pendekatan pembelajaran yang
memperkenankan peserta didik untuk belajar dan bekerja mandiri dalam
membentuk pembelajarannya dan pengaplikasikannya dalam produk nyata.

2) Sedangkan menurut Trianto project based learning/pembelajaran berbasis


project adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaranyang inovatif, yang
menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks.

3) Made Wena dalam bukunya mengungapkan bahwa model pembelajaran


berbasis Project merupakan pembelajaran yang melibatkan kerja proyek yang
memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelolanya. Bentuk dari kerja
proyek ini adalah suatu bentuk kerja yang memuat bermacam -macam tugas yang
berlandskan pada pertanyaan serta permasalahan yang menantang dan
mengarahkan siswa untuk mencari pemecahan masalah, merancang perencanaan,
berani mengambilkeputusan, mekalukan kegiatan penelitian, serta melatih para
siswa agar belajar secara mandiri.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran


berbasis project adalah model pembelajaran inovatif yang peserta didiknya bekerja
secara mandiri melibatkan suatu proyek dan megerjakan proyek tersebut menjadi
suatu produk yang nyata. Dalam kerja proyek memuat tugas-tugas kompleks
berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan yang sangat menantang dan
menuntun peserta didik untuk merancang, memecahkan masalah, membuat
keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan peserta
didik untuk bekerja secara mandiri. Pada pelaksanaan pembelajaran berbasis project
ini dapat menjadikan siswa lebih aktif dan kreatif dalam kegiatan belajar. Fungsi guru
disini adalah sebagai fasilitator, mengevaluasi hasil pembelajaran dan memberikan
penilaian terhadap project yang dikerjakan oleh siswa. Pembelajaran ini merupakan
pembelajaran yang cukup inovatif dengan menggunakan penekanan pembelajaran
yang kontektual dan kegiatan positif yang saling berhubungan.

Peningkatan proses pembelajaran

Peningkatan proses pembelajaran adalah upaya untuk meningkatkan efektivitas dan


efisiensi pembelajaran agar siswa dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Guru
harus mampu mengembangkan berbagai teknik, metode pendekatan, maupun model
pembelajaran yang lebih baik dan kreatif. Selain kemampuan dalam mengrkreasikan teknik,
metode pendekatan dan model pembelajaran, guru juga harus memiliki pengetahuan
pendukung untuk mendukung kegiatan pembelajaran (Zulhafizh). Setiap pembelajaran yang
berlangsung, kegiatan yang dilakukan guru terbatas pada waktu. Seorang guru harus mampu
menciptakan efektivitas dalam proses pembelajaran.(Zulhafizh)
Berikut ini adalah upaya untuk mengoptimalkan beberapa strategi yang digunakan
dalam meningkatkan proses pembelajaran:

1. Menyajikan materi pembelajaran yang relevan dan menarik


Penting untuk menyajikan materi pembelajaran yang relevan dengan kehidupan siswa
dan menarik minat mereka. Mengguanakan contoh-contoh dunia nyata, studi kasus,
atau sumber daya multimedia dapat membantu siswa melihat keterkaitan antara apa
yang mereka pelajari dengan kehidupan sehari-hari.
2. Menerapkan model pembelajaran yang interaktif dan kolaboratif
Model pembelajaran yang melibatkan interaksi dan kolaborasi antara siswa, seperti
cooperative learning atau problem based learing, dapat meningkatkan keterlibatan
siswa dan membangun keterampilan social mereka. Melalui diskusi, diskusi
kelompok, atau proyek bersama, siswa dapat memperluas pemahaman mereka dan
memperkuat pemecahan masalah.
3. Memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran
Teknologi dapat menjadi alat yang efektif dalam meningkatkan proses pembelajaran.
Menggunakan perangkat lunak, aplikasi atau platform online yang relevan dengan
konten pembelajaran dapat memperkaya pengalaman siswa. Misalnya penggunaan
multimedia, simulasi, atau platform e-learning dapat memfasilitasi pemahaman yang
lebih dalam dan interaksi siswa yang lebih aktif.
4. Memberikan umpan balik yang kontrusif
Memberikan umpan balik yang kontrusif kepada siswa merupakan bagian penting dari
proses pembelajaran. Umpan balik yang jelas, spesifik, dan mendalam membantu
siswa memahami kekuatan dan kelemahan mereka serta memberikan arah untuk
perbaikan. Pendekatan evaluasi formatif yang berkelanjutan, seperti penilaian tugas
atau refleksi, dapat memberikan umpan balik yang lebih terarah dan membantu siswa
mengembangkan pemahaman yang lebih baik.
5. Mendorong kemandirian siswa
Mendorong kemandirian siswa adalah kunci untuk meningkatkan proses
pembelajaran. Pendidik perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengambil inisiatif dalam pembelajaran, untuk mendorong mereka mengajukan
pertanyaan, mencari jawaban, dna mengeksplorasi topic secara mandiri. Melalui
pendekatan yang berpusat pada siswa, siswa dapat menjadi pemain aktif dalam
pembelajaran mereka sendiri.
6. Menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif
Lingkungan pembelajaran yang positif, inklusif, dan mendukung kontribusi pada
peningkatan proses pembelajaran. Pendekatan yang menciptakan iklim yang aman,
menghormati dan ramah siswa membantu dalam membangun hubungan baik antara
siswa dan pendidik, serta mendorong partisipasi dan keterlibatan siswa dalam
pembelajaran.

Penutup

Dalam dunia pendidikan yang terus berkembang., peningkatan proses pembelajaran


menjadi hal yang sangat penting. Pada pembahasan diatas telah digambarkan berbagai model
pembelajaran yang dapat digunakan dalam meningkatkan pembelajaran termasuk
discovery/Inquiry, problem based learning, kontekstual, kooperatif, dan berbasis project.
Setiap modle pembelajaran memiliki keunikan dan manfaatnya sendiri, yang dapat
disesuaikan dengan konteks dan tujuan pembelajaran.

Selain itu penting juga memanfaatkan teknologi sebagai alat dalam mendukung
peningkatan proses pembelajaran. Teknologi dapat memberikan akses ke berbagai sumber
daya dan platform pembelajaran online yang dapat meningkatkan keterlibatan, dan
aksebilitas siswa terhadap materi pembelajaran.

Referensi

Abdul Majid, Strategi Pembelajaran ( Rosdakarya, Bandung, 2013), 13.

Budiningsih. Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), 67.

Thamrin Tayeb,“Analisis Dan Manfaat Model Pembelajaran”, Alauduna :Vol.4 No. 2


(2017), 48.

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu (PT Bumi Aksara, Jakarta, 2011), 52.

Rusman, Model-Model Pembelajaran ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012) 35

Hatim Riyanto, Pradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Pendidik dalam
Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas (Jakarta: Pranadamedia
Group, 2009),135-136. 15

Hanafiah, Konsep Strategi Pembelajaran (Bandung: Refika Aditama: 2009), 78.

Badan Pengembangan SDM Pendidikan Dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu, Materi
Pelatihan Guru Implementasi K13 (Jakarta : Kemendikbud, 2014) 22.

Nanang Hanafiah, Konsep strategi pembelajaran (Bandung: PT. Refika Aditama, 2009), 30

Trianto, Mendesain model pembelajaran inovatif, progresif, dan kontekstual. (Jakarta:


Prenadamedia Group, 2014), 42.

Made Wena, Strategi pembelajaran inovatif kontemporer: suatu tinjauan konseptual


operasional (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 144.

Prisansa, Donni Juni. 2016. Pengembangan Strategi Dan Model Pembelajaran.Bandung : CV


Pustaka Setia.

Zulhafizh, & Permatasari, S. (2020). Developing quality of learning in the pandemic covid-19
through creative and critical thinking attitudes. Jurnal PAJAR (Pendidikan dan
Pengajaran), 4(5), 937-949.

Zulhafizh. (2020). Orientation on Implementation of Learning Curriculum at Senior High


School: Teacher's Perspective. Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran), 4(2),
303-315.
*Data Penulis

Dini Aulia Putri, lahir di Payakumbuh, 4 Maret 2003. Pada


tahun akademik 2021- 2022,Ia melanjutkan studi pada strata
satu Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni di Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas
Riau melalui jalur SBMPTN(Seleksi Bersama Masuk
Perguruan Tinggi Negeri), Tamatan dari MAN 2
Payakumbuh.

Kontak:
Hp/WA: 083283907686
Email: dini.aulia3329@student.unri.ac.id

Anda mungkin juga menyukai