PENDAHULUAN
1
6. KKM tidak tercapai.
7. Pembelajaran tidak menyenangkan bagi siswa.
8. Kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran.
Untuk menjawab hal itu, penulis mencoba memberi solusi kepada guru-guru untuk
menerapkan model-model pembelajaran melalui kegiatan supervisi klinis dengan
pendekatan kolaboratif di MIN 2 Metro dengan menyusun berbagai perangkat
pembelajaran yang dibutuhkan seperti : RPP, alat peraga, teknik pengumpulan data,
dan instrumen yang dibutuhkan untuk membantu guru dalam mengelola kelas dan
mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan.
2
3. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan model-model pembelajaran
melalui kegiatan supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif di MIN 2
Metro pada pembelajaran di kelas IV, V, VI ?
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
Model pembelajaran yang baik dan tepat adalah model pembelajaran yang
diterapkan pada pembelajaran bahan kajian atau pokok bahasan atau sub pokok
bahasan tertentu dengan menggunakan waktu dan dana yang tak begitu banyak serta
mendapatkan siswa mendapatkan hasil yang maksimal.
5
3. Menurut Syafaruddin, Irwan Nasution
model pembelajaran adalah deskripsi dari lingkungan pembelajaran
yang bergerak dari perencanaan kurikulum, mata pelajaran, bagian-bagian
dari pelajaran untuk merangcang materi pelajaran, buku latihan kerja,
program, dan bantuan kompetensi untuk program pembelajaran. Dengan kata
lain, model pembelajaran adalah bantuan alat-alat yang mempermudah siswa
dalam belajar. Jadi, keberadaan model pembelajaran berfungsi membantu
siswa memperoleh informasi, gagasan, keterampilan, nilai-nilai, cara berpikir
dan pengertian yang diekspresikan mereka.
4. Menurut Supriyono
Sebuah model pembelajaran adalah sebuah rencana atau pola yang
mengorganisasi pembelajaran dalam kelas dan menunjukkan cara
penggunaan materi pembelajaran.
5. Menurut Joyce dalam Trianto
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang
digunakan di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan
perangkat-perangkat pembelajaran.
6. Menurut Syaiful Sagala
model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
menggambarkan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi
sebagai pedoman dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar
mengajar.
7. Menurut Joyce
“Each model guides us as we design instruction to help students
achieve various objectives” yang maksudnya bahwa setiap model
mengarahkan kita dalam merancang pembelajaran untuk membantu peserta
didik mencapai tujuan pembelajaran
8. Menurut Slavin
Model pembelajaran adalah suatu acuan kepada suatu pendekatan
pembelajaran termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan sistem
pengelolaanya.
6
9. Menurut Trianto
Model pembelajaran merupakan pendekatan yang luas dan
menyeluruh serta dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan
pembelajarannya, sintaks (pola urutannya), dan sifat lingkungan belajarnya.
7
tersebut bersifat profesional yang dilaksanakan melalui dialog untuk memecahkan
masalah pembelajaran.
Kepala Sekolah sebagai supervisor membantu dan membina guru sebagai
mitra kerjanya agar lebih profesional dalam melaksanakan tugasnya yakm
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Kata yang paling tepat untuk
supervisi adalah terprogram untuk mengubah atau memperbaiki perilaku seseorang
dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya secara profesional.
Dengan demikian maka supervisi akademik adalah kegiatan yang terencana, terpola
dan terprogram dalam mengubah perilaku guru agar dapat mempertinggi kualitas
proses pembelajaran.
Klinis berasal dari kata clinic yang berarti "balai pengobatan atau suatu tempat
untuk mengobati berbagai jenis penyakit yang ditangani oleh tenaga yang
profesional". Apabila mendengar kata pengobatan maka asosiasi kita adalah pasien
datang ke tempat pengobatan untuk mengobati penyakitnya. Orang yang
memeriksa dan mengobatinya adalah dokter. Analog dengan itu adalah guru yang
mengalami masalah dalam melaksanakan pembelajaran datang kepada kepala
sekolah dan untuk berkonsultasi tentang pemecahan masalah yang dihadapinya.
Bisa juga kepala sekolah yang datang dan berdialog dengan guru dalam
melaksanakan pembelajaran. Kelemahan guru dalam melaksanakan pembelajaran
beberapa diantaranya adalah (a) kurang menguasai bahan ajar sehingga perilaku
guru dalam melaksanakan pembelajaran kurang percaya diri, (b) kurang menguasai
kelas sehingga siswa kurang terkendali dalam kegiatan belajarnya (c) kurang
terampil dalam berbicara sehingga siswa kurang terkendali dalam kegitana
belajarnya, (d) menampilkan sosok yang kurang simpatik sehingga suasana belajar
kurang menarik siswa. Masih banyak gejala lain yang menunjukan kelemahan dan
kekurangan guru pada saat melaksanakan pembelajaran. Supervise klinis
berkepentingan dengan upaya memperbaiki kekurangan tersebut. Dengan demikian
supervisi klinis diartikan sebagai bantuan profesional yang diberikan kepada guru
yang mengalami masalah dalam melaksanakan pembelajaran agar guru tersebut
dapat mengatasi masalah yang dialaminya berkaitan dengan proses pembelajaran.
8
Sejalan dengan pengerian diatas Waller berpendapat bahwa suprvisi klinis adalah
supervisi yang difokuskan pada perbaikan pembelajaran dengan menjalankan siklus
yang sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan dan analisis yang intensif
terhadap proses pembelajaran. Sedangkan menurut Keith Acheson dan Meredith
D'Gall : supervisi klinis adalah proses membantu guru memperkecil jurang avatar
tingkah laku mengajar nyata dengan tingkah laku mengajar yang ideal. Berdasarkan
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan supervisi klinis
adalah bantuan profesionall yang diberikan kepada guru yang mengalami masalah
dalam pembelajaran agar guru yang bersangkutan dapat mengatasi masalahnya
dngan menempuh langkah yang sistematis mencakup tahap perencanaan, tahap
pengamatan dan tahap analisis dan tindak lanjut.
Ide untuk memberlakukan supervisi klinis bagi guru muncul ketika guru tidak
harus disupervisi atas keinginan kepala sekolah sebagai supervisor tetapi atas
kesadaran guru datang ke supervisor minta bantuan mengatasi masalahnya.
Kepala sekolah sebagai supervisor akademik seyogyanya memiliki pengetahuan
dan menguasai penerapan supervisi klinis.
Konsep supervisi klinis, mula-mula diperkenalkan dan dikembangkan oleh Morris
L. Cogan, Robert Goldhammer, dan Richarct Weller di Universitas Harvard pada
akhir dasa warsa lima puluhan dan awal dasawarsa enam puluhan (Krajewski)
1982).
Ada dua asumsi yang mendasari praktik supervisi klinis: Pertama, pembelajaran
merupakan aktivitas yang sangat kompleks yang memerlukan pengamatan dan
analisis secara berhati-hati melalui pengamatan dan analisis. Supervisor
9
pembelajaran akan mudah mengembangkan kemampuan guru mengelola proses
pembelajaran. Kedua, guru-guru yang profesionalnya ingin dikembangkan
dengan pendekatan kolegial daripada cara yang outoritarian (Sergiovanni, 1987).
Sejalan dengan pengertian diatas maka tujuan umum dari supervisi klinis adalah
agar guru memiliki kemampuan untuk memperbaiki dirinya dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Sedangkan tujuan khususnya adalah : 1) Menyediakan umpan
balik yang obyektif terhadap guru, mengenai pembelajaran yang
dilaksanakannya. 2) Mendiagnosis dan membantu memecahkan masalah-masalah
pembelajaran. 3) Membantu guru mengembangkan keterampilannya
menggunakan strategi pembelajaran. 4) Mengevaluasi guru untuk kepentingan
promosi jabatan dan keputusan lainnya. 5) Membantu guru mengembangkan satu
sikap positif terhadap pengembangan profesional yang berkesinambungan.
10
4) Suasana dalam pemberian supervisi adalah suasana yang penuh kehangatan,
kedekatan, dan keterbukaan.
Ada beberapa alasan mengapa supervisi klinis perlu dilaksanakan oleh kepala
sekolah dalam rangka membantu guru mengatasi masalah yang dihadapinya dalam
pembelajaran. Alasan-alasan tersebut terkait dengan empat aspek sebagai berikut.
a. Kualitas Proses Pernbelajaran
Prestasi belajar siswa dalam berbagai mata pelajaran dipengaruhi oleh dua faktor
utama yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor
yang bersumber dari diri siswa itu sendiri antara lain : kemampuan, sikap, minat
motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran. Faktor eksternal adalah faktor
diluar pribadi siswa seperti kurikulum, sarana belajar, lingkungan belajar dan
proses pembelajaran yang dilaksanakan guru. Faktor proses pembelajaran
menjadi faktor terpenting sebab langsung berhubungan dengan perubahan
perilaku siswa. Dalam prakteknya ternyata proses pembelajaran yang
dilaksanakan guru belum optimal dalam pengertian tidak membawa hasil yang
diinginkan dalam mengubah perilaku siswa. Banyak faktor yang dapat
menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Faktor –faktor tersebut antara
11
lain: kemampan dan keahlian guru, karakteristik mata pelajaran , saraba dan
fasilitas belajar. Oleh sebab itu supervise klinis dilakukan kepala sekolah perlu
memperhatikan faktor-faktor tersebut agar kualitas proses pembelajaran dapat
mencapai hasil yang optimal.
b. Profesionalisme Guru
Jabatan guru adalah jabatan fungsional artinya untuk dapat menyandang jabatan
tersebut diperlukan keahlian khusus melalui pendidikan dan pelatihan. Tugas
pokok guru adalah merencanajan dan melaksanakan pembelajaran, menilai
proses dan hasil belajar serta memberikan bimbingan dan pelatihan. Oleh sebaab
itu guru perlu menguasai bidng ilmu yang akan menjadi materi pembelajaran
serta menguasai teknologi atau strategi pembelajaran. Upaya untuk membina
dan mengembangkan keahlian tersebut harus terus dilakukan baik oleh guru itu
sendiri maupun oleh pihak lain yang bertanggung jawab antara lain kepala
sekolah, merupakan bagian dari upaya peningkatan kemampuan profesional
guru.
c. Tanggung Jawab Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah tenaga kependidikan berstatus pegawai negeri sipil yang
diangkat dan diberi tugas tanggung jawab dan wewenang oleh pemerintah untuk
melaksanakan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial pada sekolah
yang telah ditunjuk. Pengawasan akademik adalah menilai dan membina guru
dalam aspek-aspek pembelajaran agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Pengawasan manajerial adalah menilai dan membina guru dan staf sekolah
dalam aspek pengelolaan administrasi sekolah agar dapat meningkatkan kinerja
sekolah. Oleh sebab itu tanggung jawab kepala sekolah adalah : a) meningkatkan
mutu penyelenggaraan pendidikan di sekolah, dan b) meningkatkan mutu hasil
belajar siswa melalui proses pembelajaran yang dilaksanakan guru. Tanggung
jawab yang kedua yakni meningkatkan mutu hasil belajar siswa melalui proses
pembelajaran yang dilaksanakan guru mengimplikasikan perlunya kepala
sekolah melaksanakan supervisiklinis.
d. Peningkatan Mutu Pendidikan
Pemerintah khususnya departemen pendidikan nasional telah menetapkan visi
pendidikan yakni membentuk insan yang cerdas, kompetitif dan bermartabat
12
dengan empat pilar strategi yakni olah pikir, olah rasa, olah hati dan olah raga.
Peraturan pemerintah no. 19 tahun 2005 menetapkan adanya delapan standar
nasional pendidikan sebagai rujukan dalam meningkatkan nutu pendidikan
nasional. Salah satu standar yang harus dicapai adalah standar kompetisi lulusan.
Standar yang erat kaitannya dengan standar isi (kurikulum), standar proses
(pembelajaran), standar penilaian dan standar pendidikan dan tenaga
kependidikan (guru, kepala sekolah, pengawas sekolah ). Dalam pembelajaran
tersirat empat standar di atas sebab dalam proses pembelajaran ada : peserta
didik (subyek yang belajar), ada bahan ajar (standar isi), ada guru (fasilitator
belajar) dan ada penilaian (standar penilaian). Oleh sebab itu kedudukan proses
pembelajaran dalam meningkatkan standar mutu pendidikan sangat penting.
Supervise klinis yang memfokuskan pada uapay memperbaiki kualitas proses
pembelajaran menjadi upaya yang sangat berarti untuk meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah.
13
• Membantu guru untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang muncul
dalam proses pembelajaran
• Membantu guru untuk dapat menemukan cara pemecahan masalah yang
ditemukan dalam proses pembelajaran
• Membantu guru untuk mengembangkan sikap positif dalam mengembangkan diri
secara berkelanjutan.
14
mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, atau metode-metode untuk
mencapai pengertian tentang masalah penelitian seterusnya.
Sebagaimana telah diketahui bahwa supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang
tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama. Faktor –
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Kegiatan ini
diarahkan untuk membantu kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya agar dapat
mencapai target yang diinginkan.
Salah satu pendekatan dalam melaksanakan supevisi adalah pendekatan kolaboratif.
Pendekatan ini memiliki karakteristik sebagai berikut.
1. Supervisor bertindak sebagai mitra atau rekan kerja.
2. Kedua belah pihak berbagi kepakaran.
3. Pendekatan yang digunakan merupakan pendekatan inkuiri yakni, saya
mencoba memahami apa yang dilakukan oleh orang yang saya amati.
4. Diskusi sebagai langkah lanjut dari pengalaman bersifat terbuka atau
fleksibel dan tujuannya jelas.
15
BAB III
METODE PENELITIAN
16
g) Mempersiapkan media pembelajaran.
h) Membuat format evaluasi
i) Membuat format observasi
j) Membuat angket respon guru dan siswa
2. Pelaksanaan Tindakan
Menerapkan tindakan sesuai dengan rencana, dengan langkah-langkah:
a) Setiap guru yang telah menyusun rencana pembelajaran menyajikan atau
mempresentasikan rencana pembelajarannya, sementara guru lain memberi
masukan, sampai akhirnya diperoleh rencana pembelajaran yang lebih baik.
b) Guru yang ditunjuk menggunakan masukan-masukan tersebut untuk
memperbaiki rencana pembelajaran.
c) Guru yang ditunjuk tersebut mempresentasikan rencana pembelajarannya di
depan kelas untuk mendapatkan umpan balik.
3. Pengamatan (observasi)
Observasi melakukan pengamatan sesuai rencana dengan menggunakan
lembar observasi. Menilai tindakan dengan menggunakan format evaluasi.
Pada tahap ini seorang guru melakukan implementasi rencana pembelajaran yang
telah disusun, guru lain melakukan observasi dengan menggunakan lembar
observasi yang telah dipersiapkan. Selain itu dilakukan pemotretan yang meng-
close up kejadian-kejadian khusus selama pelaksanaan pembelajaran.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://ainamulyana.blogspot.com/2015/05/pengertian-dan-tujuan-supervisi-
klinis.html
https://baitulgaul.wordpress.com/2017/09/29/pendekatan-supervisi-kolaboratif-
dalam-pendidikan/
https://pengertiandefinisi.com/pengertian-sekolah-dan-fungsi-sekolah/
https://www.zonareferensi.com/pengertian-model-pembelajaran/
18
RENCANA TINDAK LANJUT DAN JADWAL
Rencana Tindak Lanjut : Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menerapkan Model-Model Pembelajaran Melalui Kegiatan
Supervisi Klinis Dengan Pendekatan Kolaboratif Di Mts Negeri 1 Lampung Tengah
Nama Peserta Diklat : Dra. Yetti Herlina, M.Pd.I.
NIP : 196608122000122001
Tempat Tugas : MIN 2 METRO
Alamat : Jalan Mr. Gele Harun No. 24 Kota Metro
No. HP : 082177368017
19
3. Memberikan bimbingan, arahan, dan Guru MTs Negeri 1 Meningkatkan kualitas Laporan supervisi Oktober 2019
motivasi terhadap guru dalam proses Lampung Tengah proses pembelajaran akademik
pembelajaran
20