Anda di halaman 1dari 14

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN

PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING

Disusun guna memenuhi tugas mata Kurikulum dan Model Pembelajaran

Dosen Pengampu
Dra. Mudjiati, M.Pd

DI SUSUN OLEH :
Kelompok 7

Maulana Abdillah Safii 1206622070


Muhammad Fadli Akbar 1206622062
Intan Aulia Pisty 1206622059
Choirrum Imam 1206622028
Siti Nurhaliza Az zahra 1206622071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Model pembelajaran adalah konsep yang sangat penting dalam dunia pendidikan.
Model-model pembelajaran membantu guru dan siswa dalam mengorganisasi dan memahami
proses pembelajaran. Mereka memberikan kerangka kerja yang membantu dalam merancang
pengalaman pembelajaran yang efektif.

Dalam pengembangan model pembelajaran, berbagai teori, metode, dan pendekatan telah
digunakan untuk memahami bagaimana siswa belajar, bagaimana informasi disampaikan, dan
bagaimana interaksi antara guru dan siswa dapat ditingkatkan. Model-model ini membantu
guru dalam merencanakan pengajaran, mengukur pencapaian siswa, dan mengidentifikasi
cara-cara untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.

Penggunaan model pembelajaran tidak hanya terbatas pada lingkungan kelas, tetapi juga
dapat diterapkan dalam berbagai konteks, termasuk pelatihan di tempat kerja, pembelajaran
online, dan pendidikan non-formal. Dengan pemahaman yang baik tentang berbagai model
pembelajaran, guru dan pendidik dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih
menarik, relevan, dan bermakna bagi siswa.

Dalam kata pengantar ini, kita akan menjelajahi beberapa model pembelajaran yang berbeda
dan bagaimana mereka dapat diterapkan dalam berbagai situasi pembelajaran. Semoga
pemahaman yang lebih dalam tentang model-model ini dapat membantu meningkatkan
kualitas pendidikan dan pengembangan pribadi.

Jakarta, 4 November 2023

Kelompok 7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Model pembelajaran pendidikan yang diterapkan setiap siswa mempunyai gaya


belajar yang berbeda-beda dan metode pembelajaran yang bersifat one size for all
sering kali tidak efektif. Oleh karena itu, mengembangkan model pembelajaran yang
berbeda untuk memperhitungkan perbedaan-perbedaan ini dan memaksimalkan
pemahaman dan kinerja siswa menjadi suatu keharusan. Dengan berkembangnya
penelitian psikologi kognitif dan ilmu saraf serta teknologi pendidikan, pemahaman
tentang pembelajaran manusia telah berkembang pesat. Model pembelajaran tidak
hanya membantu guru merancang pembelajaran yang memenuhi kebutuhan siswa,
namun juga membuka pintu inovasi pembelajaran yang dapat meningkatkan daya
tarik, efektivitas dan relevansi pendidikan di era saat ini.
Dalam dunia pendidikan, belajar dan mengajar tidak hanya terjadi secara internal
hanya di sekolah tetapi di tiga pusat yang biasa dikenal dengan tri-training center.
Dr
Pusat pendidikan merupakan tempat dimana anak memperoleh pendidikan yang baik
langsung maupun tidak langsung dalam kehidupan keluarga (informal), di sekolah
(formal) dan masyarakat (informal). Orang dikatakan belajar secara mendalam
terjadi suatu tindakan yang menimbulkan perubahan tingkah laku dan tingkah laku
diamati dalam waktu yang relatif lama.
Setiap siswa harus berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itu diperlukan bantuan seorang guru
memotivasi dan mendorong siswa untuk berpartisipasi penuh dalam proses
pembelajaran.
Guru harus menguasai baik materi maupun strategi pembelajaran

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana merancang model PBL dan PjBL untuk meningkatkan pemahaman siswa?
2. Dampak penggunaan PBL dan PjBL terhadap motivasi siswa dan kemampuan mereka
dalam menghadapi masalah dunia nyata.
3. Integrasi evaluasi dalam model PBL dan PjBL untuk mengukur pencapaian
kompetensi siswa dan pengembangan kemampuan.

1.3 Tujuan

Tujuan paper ini adalah untuk menganalisis dan merinci strategi perancangan model
pembelajaran PBL dan PjBL yang bertujuan meningkatkan pemahaman siswa.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan suatu kerangka konseptual yang


melukiskan prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman
bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas pembelajaran. Model pembelajaran merupakan suatu
rangkaian proses belajar mengajar dari awal hingga akhir, yang melibatkan
bagaimana aktivitas guru dan siswa, dalam desain pembelajaran tertentu yang
berbantuan bahan ajar khusus, serta bagaimana interaksi antara guru siswa bahan
ajar yang terjadi. Umumnya, sebuah model pembelajaran terdiri beberapa
tahapan-tahapan proses pembelajaran yang harus dilakukan. Model pembelajaran
sangat erat kaitannya dengan gaya belajar peserta didik (learning style) dan gaya
mengajar guru (teaching style), yang keduanya disingkat menjadi SOLAT (Style
of Learning and Teaching). Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu
pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas
atau pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan
pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan
pengajaran, tahap-tahap kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan
pengelolaan kelas. Sedangkan menurut Joyce & Weil dalam Mulyani Sumantri,
dkk model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu, dan memiliki fungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan
melaksanakan aktifitas belajar mengajar. Berdasarkan beberapa uraian diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah cara atau teknik
penyajian sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi
perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan
proses belajar mengajar.

2.2 Jenis Model Pembelajaran

Penggunaan model pembelajaran yang tepat merupakan salah satu penentu


keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Dengan
demikian, guru dapat memilih jenis-jenis model pembelajaran yang sesuai demi
tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Menurut Komalasari (2010: 58-88)
jenis-jenis model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran, antara
lain:

1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-based Learning).


Model pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran dengan
pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga siswa dapat
menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan
yang lebih tinggi dan inquiry, memandirikan siswa dan meningkatkan
kepercayaan diri sendiri (Arends dalam abbas, 2000 : 13). Model ini
bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus
dipelajari siswa untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berfikir kritis
dan pemecahan masalah serta mendapatkan pengetahuan konsep – konsep
penting, di mana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa
mencapai keterampilan mengarahkan diri. Pembelajaran berbasis masalah,
penggunaannya di dalam tingkat berfikir yang lebih tinggi, dalam situasi
berorientasi pada masalah, termasuk bagaimana belajar.

2. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-based Learning).


Proyek adalah tugas yang kompleks, berdasarkan tema yang menan tang, yang
melibatkan siswa dalam mendesain, memecahkan masalah, mengambil
keputusan, atau kegiatan investigasi; memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bekerja dalam periode waktu yang telah dijadwalkan dalam
menghasilkan produk (Thomas, Mergendoller, and Michaelson, 1999). Proyek
terurai menjadi beberapa jenis. Stoller (2006) mengemukakan tiga jenis
proyek berdasarkan sifat dan urutan kegiatannya, yaitu: (1) proyek terstruktur,
ditentukan dan diatur oleh guru dalam hal topik, bahan, metodologi, dan
presentasi; (2) proyek tidak terstruktur didefinisikan terutama oleh siswa
sendiri; (3) proyek semi-terstruktur yang didefinisikan dan diatur sebagian
oleh guru dan sebagian oleh siswa.
Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai pembelajaran yang menggunakan
Proyek sebagai media dalam proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi
sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penekanan pembela -jaran terletak pada
aktivitas-aktivitas siswa untuk menghasilkan produk dengan menerapkan
keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan
mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata.
Produk yang dimaksud adalah hasil Proyek berupa barang atau jasa dalam
bentuk desain, skema, karya tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya, dan
lain-lain. Melalui penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek, siswa akan
berlatih merencanakan, melaksanakan kegiatan sesuai rencana dan
menampilkan atau melaporkan hasil kegiatan. Bentuk aktivitas proyek terdiri
dari (1) Proyek produksi yang meli batkan penciptaan seperti buletin, video,
program radio, poster, laporan tertulis, esai, foto, surat-surat, buku panduan,
brosur, menu banquet, jadwal perjalanan, dan sebagainya; (2) Proyek kinerja
seperti pementasan, presentasi lisan, pertunjukan teater, pameran makanan
atau fashion show ; (3) Proyek organisasi seperti pembentukan klub,
kelompok disku-si, atau program-mitra percakapan. Lebih lanjut, menurut
Fried-Booth (2002) ada dua jenis proyek yaitu (1) Proyek skala kecil atau
sederhana yang hanya menghabiskan dua atau tiga pertemuan. Proyek ini
hanya dilakukan di dalam kelas; (2) Proyek skala penuh yang membutuhkan
kegiatan yang rumit di luar kelas untuk menyelesaikannya dengan rentang
waktu lebih panjang.

3. Discovery learning

belajar melalui penelusuran, penelitian, penemuan, dan pembuktian. Contoh


dalam pembelajaran guru menugaskan peserta didik untuk menelusuri faktor
penyebab terjadinya banjir di daerah setempat. Peserta didik bekerja secara
berkelompok menelurusi informasi dengan mewawancarai penduduk disertai
pelacakan informasi di internet (bimbingan disesuaikan tingkatan usia) dan
kemudian diminta untuk membuat kesimpulan dilanjutkan presentasi.

4. (Self Directed Learning/SDL)

SDL merupakan proses di mana insiatif belajar dengan/atau tanpa bantuan


pihak lain dilakukan oleh peserta didik sendiri mulai dari mendiagnosis
kebutuhan belajar sendiri, merumuskan tujuan, mengidentifikasi sumber,
memilih dan menjalankan strategi belajar, dan mengevaluasi belajarnya
sendiri. Contoh guru bisa membantu peserta didik mengidentifikasi kebutuhan
belajar peserta didik atau mulai dari kemampuan apa yang ingin dikuasai.
Misalnya ingin menguasai cara melukis menggunakan software corel draw
maka guru bisa membantupeserta didik merumuskan tujuan-tujuan penting
yang dapat membantu mencapai tujuannya. Peserta didik belajar mandiri
mengeskplorasi tutorialnya melalui youtube, menerapkan, dan mengevaluasi
kemampuannya.

5. Model Pembelajaran Inkuiri.

Inkuiri yang dalam bahasa Inggris inquiry, berarti pertanyaan, atau


pemeriksaan, penyelidikan (Gulo, 2004:84). Beberapa pendapat tentang model
pembelajaran inkuiri, antara lain menurut Widja (1989:48) model
pembelajaran inkuiri adalah suatu Model yang menekankan
pengalaman-pengalaman belajar yang mendorong siswa dapat menemukan
konsep-konsep dan prinsip.
Selanjutnya, Sumantri (1999:164) menyatakan bahwa model pembelajaran
inkuiri adalah cara penyajian pelajaran yang memberi kesempatan kepada
siswa untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Model
pembelajaran inkuiri adalah porses belajar yang memberi kesempatan pada
siswa untuk menguji dan menafsirkan problem secara sistematika yang
memberikan konklusi berdasarkan pembuktian (Nasution, 1992:128). Lebih
lanjut dikatakan Model pembelajaran inkuiri adalah suatu proses untuk
memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan
atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap
pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir
kritis dan logis. Model atau pendekatan pembelajaran inkuiri merupakan salah
satu bentuk pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student
centered approach). Ciri utama yang dimiliki oleh pendekatan inkuiri yaitu
menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan
menemukan (menempatkan siswa sebagai subjek belajar), seluruh aktivitas
yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban
sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan sikap percaya diri (self belief) serta mengembangkan
kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis atau mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental (Wina Sanjaya,
2009: 196-197).

6. Concept Learning

Model pembelajaran Pencapaian Konsep ini berangkat dari studi mengenai


proses berfikir yang dilakukan Bruner, Goodnow, dan Austin (dalam Suherman
dan Winataputra, 1992) yang menyatakan bahwa model ini dirancang untuk
membantu mempelajari konsep-konsep yang dapat dipakai untuk
mengorganisasikan informasi sehingga dapat memberi kemudahan bagi mereka
untuk mempelajari konsep itu dengan cara efektif, menganalisis, serta
mengembangkan konsep. Pengertian Model Pencapaian Konsep ini juga
merupakan model yang efisien untuk menyajikan informasi yang terorganisasikan
dalam berbagai bidang studi, salah satu keunggulan dari model pencapaian konsep
ini adalah meningkatkan kemampuan untuk belajar dengan cara yang lebih mudah
dan lebih efektif.

Eggen dan Kauchak (2012: 218) menyatakan model pencapaian konsep adalah
model pembelajaran yang dirancang untuk membantu siswa dari semua usia
mengembangkan dan menguatkan pemahaman mereka tentang konsep dan
mempraktikkan kemampuan berpikir kritis. Pada model pembelajaran ini,
siswa tidak disediakan rumusan suatu kosep, tetapi mereka menemukan
konsep tersebut berdasarkan contoh-contoh yang memiliki
penekanan-penekanan terhadap ciri dari konsep itu. Pada pembelajaran
peraihan konsep ini, guru menunjukkan contoh dan noncontoh dari suatu
konsep yang dibayangkan. Sementara siswa membuat hipotesis tentang apa
kemungkinan konsepnya, menganalisis hipotesis-hipotesis mereka dengan
melihat contoh dan noncontoh, yang pada akhirnya sampai pada konsep yang
dimaksud.

7. Quantum Learning

Quantum Learning adalah suatu pendekatan pendidikan yang menekankan

pentingnya keterlibatan emosional siswa, menciptakan atmosfer positif dalam

kelas, memanfaatkan aktivitas fisik dalam pembelajaran, mendorong

kolaborasi dan komunikasi, serta menggalakkan variasi dan kreativitas dalam

metode pembelajaran. Tujuannya adalah menciptakan lingkungan belajar yang

lebih menarik dan efektif, memahami bahwa setiap siswa memiliki cara

belajar yang berbeda. Melalui pendekatan ini, diharapkan siswa akan lebih

termotivasi, pemahaman mereka akan ditingkatkan, dan potensi belajar

optimal dapat tercapai.

2.3 Metode Model Pembelajaran

1. Metode Praktik Problem Based Learning


Dalam penerapannya, metode problem based learning terdiri atas lima langkah utama
yang dimulai dengan memperkenalkan siswa pada masalah. Kemudian, metode
pembelajaran diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa.

● Orientasi Siswa pada Masalah


pertama guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan perlengkapan
yang dibutuhkan, dan memotivasi siswa untuk aktif memecahkan masalah
yang dipilih.
● Mengorganisasi Siswa untuk Belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasi tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah yang dipilih.
● Membimbing Penyelidikan Individual dan Kelompok
Guru berperan untuk mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai
dan melakukan eksperimen untuk mendapat penjelasan serta pemecahan
masalah.
● Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya
Dalam tahap ini, guru membantu siswa merencanakan dan menyiapkan bentuk
laporan yang sesuai untuk menunjukkan hasil penyelidikan. Laporan dapat
berbentuk laporan tertulis, video, atau model lainnya.
● Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah
Langkah terakhir dari pelaksanaan problem based learning adalah guru
membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan dan
proses-proses yang sudah dilewati.

2. Metode Praktik Project Based Learning


Beberapa langkah-langkah pembelajaran dengan metode project based learning, yaitu:

● Peserta didik dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan masing-masing


kelompok melaksanakan proyek nyata.
● Masing-masing kelompok diberikan penjelasan tentang tugas dan tanggung
jawab yang harus dilakukan oleh kelompoknya dalam praktik.
● Peserta didik di masing-masing kelompok berusaha maksimal untuk
mengidentifikasi masalah yang dihadapi sesuai pengetahuan yang dimiliki
● Peserta didik di masing-masing kelompok mencari informasi dari berbagai
sumber atau bertanya pada pakar yang mendampingi untuk mendapatkan
pemahaman tentang masalah.
● Berbekal informasi tersebut peserta didik bekerja sama dan berdiskusi dalam
memahami masalah dan mencari solusi terhadap masalah dan langsung
diaplikasikan. Di sini pelatih bertindak sebagai pendamping.
● Masing-masing kelompok mensosialisasikan pengalaman dalam memecahkan
masalah kepada kelompok lainnya untuk mendapatkan masukan dan penilaian
dari kelompok lainnya.
BAB III

HASIL PEMBAHASAN

3.1 Penentuan model pembelajaran

1. Tujuan Pembelajaran:
pertama menentukan tujuan pembelajaran apa yang ingin dicapai dengan pelajaran
tersebut.siswa memahami konsep tertentu, siswa perlu mengembangkan keterampilan
tertentu, atau mengaplikasikan pengetahuan dalam konteks nyata
2. Karakteristik Siswa:
mempertimbangkan karakteristik siswa seperti tingkat usia, tingkat pemahaman, dan
keterampilan sebelumnya. PBL dan PJBL bisa lebih cocok untuk siswa yang sudah
memiliki dasar pengetahuan yang kuat dan mampu bekerja secara mandiri.
3. Materi Pelajaran:
Evaluasi materi pelajaran yang akan diajarkan. materi tersebut lebih cocok diajarkan
melalui pendekatan masalah atau proyek. Beberapa konsep atau topik mungkin lebih
cocok untuk salah satu metode daripada yang lain.
4. Sumberdaya Tersedia:
mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki seperti waktu, peralatan, dan bahan
pelajaran. Metode PJBL biasanya memerlukan lebih banyak sumber daya daripada
PBL.
5. Keterlibatan Siswa:
membuat tingkat keterlibatan siswa. PBL dan PJBL berfokus pada keterlibatan aktif
siswa, tetapi tingkat keterlibatan mungkin berbeda. PJBL sering melibatkan siswa
dalam proyek jangka panjang, sementara PBL mungkin lebih singkat.
6. Pendekatan yang Berkelanjutan:
Perencanaan pembelajaran yang efektif memungkinkan menggabungkan berbagai
metode dan strategi pembelajaran.dengan menggabungkan elemen-elemen PBL dan
PJBL dalam kurikulum dapat memenuhi berbagai tujuan pembelajaran.

3.2 Pengembangan model pembelajaran berdasarkan model PBL dan PJBL

Pengembangan model pembelajaran yang menggabungkan elemen dari


Problem-Based Learning (PBL) dan Project-Based Learning (PJBL) bertujuan untuk
menciptakan pendekatan yang memadukan aspek-aspek yang kuat dari kedua metode.
Model ini dapat berfokus pada memberikan siswa tantangan nyata (sebagai
"problem") dalam konteks proyek yang lebih luas, memungkinkan mereka untuk
mendalami konsep-konsep penting melalui investigasi mandiri dan kolaborasi tim,
sambil mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, kerja sama, dan penerapan
pengetahuan dalam situasi praktis. Pendekatan ini memberikan kesempatan bagi siswa
untuk belajar secara aktif, berpartisipasi dalam penelitian mendalam, dan
menghasilkan produk nyata, menciptakan pengalaman belajar yang berarti dan
relevan.

Pengembangan model pembelajaran berdasarkan model PBL (Problem-Based


Learning) dan PJBL (Project-Based Learning) yang terbarukan dapat mengikuti
perkembangan terbaru dalam pendidikan, teknologi, dan pemahaman terhadap proses
pembelajaran. Berikut adalah beberapa langkah untuk mengembangkan model
pembelajaran yang terbarukan berdasarkan PBL dan PJBL:

1. Pengembangan model pembelajaran problem based learning


Model pembelajaran problem based learning berbantuan webquest adalah
model yang dikembangkan sesuai dengan prosedur pengembangan Borg and
Gall dalam (1983) yang di modikasi menjadi enam tahapan. Model yang
dikembangakan bertujuan untuk meningkatakan kemampuan peserta didik
berfikir kritis dan aktif dalam memecahkan masalah sehingga berdampak pada
peningkatan hasil belajar. Model pembelajaran problem based learning
berbantuan webquest yang dikembangkan terdiri tujuh fase dalam sintak atau
langkahlangkah pembelajaran yaitu sebagai
berikut:
● Memberikan orientasi tentang permasalahan.
● Menyajikan kejadian atau fenomena melalui webquest untuk
mempermudah munculnya masalah.
● Mengorganisasikan peserta didik untuk meneliti melalui webquest.
● Membantu investigasi mandiri dan kelompok melalui webquest.
● Membimbing peserta didik untuk melakukan pengamatan dan
pengumpulan data melalui webquest.
● Mengembangkan dan mempresentasikan hasil.
● Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah.
Webquest didesain dengan sedemikian rupa sehingga memiliki tampilan yang menarik
dan terdiri dari beberapa komponen seperti:

1. Welcome :
Bagian ini berisi mengenai topik atau materi yang akan dipelajri.
2. Pengantar :
Pada bagian ini berisi hal yang menarik tentang latar belakang dan penjabaran
tantang suatu masalah autentik.
3. Tugas :
Pada bagian ini berisi tugas yang akan diberikan kepada peserta didik.
4. Proses :
Berisi penjelasan mengenai langkahlangkah yang perlu diikuti oleh pesera
didik untuk melengkapi tugas mereka.
5. Sumber :
Bagian ini berisi daftar sumber yang dapat digunakan peserta didik untuk
mencari informasi yang dibutuhkan.
6. Evaluasi :
Bagian ini menjelaskan kriteria penilaian yang digunaan untuk menilai tugas
peserta didik.
7. Kesimpulan :
Berisi kesimpulan tentang apa yang telah peserta didik dapatkan selama
pembelajaran.

2. Pengembangan model pembelajaran project based learning

Hasil pengembangan model PJBL memiliki tahapan :

(1) penyajian permasalahan, (2) membuat perencanaan dan penentuan kelompok belajar, (3)
menyusun penjadwalan, (4) mengamati pembuatan produk, (5) melakukan penilaian, (6)
evaluasi.

model PjBL menghasilkan perangkat pembelajaran berupa buku panduan model, modul
pembelajaran, dan RPP. Pengembangan model PjBL juga menghasilkan instrumen
pengumpulan data berupa angket respon guru dan rubrik penilaian.
Buku panduan model dibuat untuk mempermudah guru dalam memahami tahapan model
pembelajaran, dan memberikan panduan kepada guru dalam mengelola proses pembelajaran.
Modul pembelajaran ini dibuat dengan tujuan agar peserta didik mampu mengetahui
jenis-jenis bahan limbah untuk usaha kerajinan dan mampu membuat produk yang kreatif,
inovatif, memiliki nilai seni dan nilai ekonomi yang berbahan limbah. RPP disusun dengan
tujuan sebagai petunjuk bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. RPP
disusun memiliki orientasi pada pembelajaran kewirausahaan yang di dalamnya memuat
identitas RPP, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, model pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber belajar dan
alat/media, dan penilaian. Langkah-langkah pembelajaran mengacu pada sintaks model
pembelajaran Project Based Learning.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pengembangan model pembelajaran PBL (Problem-Based Learning) dan PJBL


(Project-Based Learning) telah menjadi fokus utama dalam upaya meningkatkan
efektivitas pendidikan. PBL menekankan pembelajaran berbasis masalah, di mana
siswa diberi tantangan untuk menyelesaikan masalah yang relevan dengan kehidupan
nyata, sementara PJBL mengedepankan pembelajaran berbasis proyek, di mana siswa
bekerja dalam proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai keterampilan dan
pengetahuan. Dalam perkembangannya, keduanya telah menunjukkan kemampuan
untuk meningkatkan pemahaman konsep, keterampilan berpikir kritis, dan motivasi
belajar siswa. Namun, sukses implementasi PBL dan PJBL bergantung pada desain
yang matang, dukungan guru yang memadai, dan konteks pendidikan yang
mendukung, sehingga perlu perhatian yang cermat dalam pengembangan dan
penerapannya untuk mencapai hasil yang optimal dalam pendidikan modern.
DAFTAR PUSTAKA

https://media.neliti.com/media/publications/119951-ID-pengembangan-model-pembel
ajaran-problem.pdf

http://eprints.unm.ac.id/5800/17/13%20Risal%20Mantofani.pdf

https://www.kompas.com/skola/read/2022/07/07/143000469/project-based-learning-p
engertian-langkah-kelebihan-kekurangannya

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5786780/mengenal-metode-pembelajaran-pro
blem-based-learning-guru-siswa-harus-tahu

https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/perbedaan-project-based-learning-dan-problem-
based-learning

https://educhannel.id/blog/artikel/jenis-jenis-model-pembelajaran.html

http://lpmpaceh.kemdikbud.go.id/?p=2027

Anda mungkin juga menyukai