Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan tuntunan sehingga Bahan Ajar ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Bahan Ajar ini diharapkan dapat memberikan tuntunan kepada
peserta Pelatihan Metodelogi Pembelajaran khususnya mata diklat Model -
Pembelajaran sehingga diharapkan kedepan guru dapat merancang serta
menyelenggarakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien serta
dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa.
Penyusun
PENDAHULUAN
Adapun Tujuan Mata Diklat ini adalah : setelah mengikuti mata proses kediklatan,
peserta diharapkan mampu menganalisis model – model pembelajaran abad 21, merancang
dan menerapkan Model - model Pembelajaran sesuai dengan karakteristik materi dan Langkah
– Langkah sintak yang telah ditetapkan.
C. Materi Pokok
Dalam bahan ajar ini akan dianalisis Model - model pembelajaran abad 21 terkait
Pengertian, Karakteristik, Tahapan dan teknis penerapannya meliputi :
1. Model Pembelajaran Discovery Learning
2. Model Pembelajaran Inquiry Learning
3. Model Pembelajaran Problem Based Learning
4. Model Pembelajaran Project Based Learning
Discovery Learning merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif.
Mengubah pembelajaran teacher oriented ke student oriented, mengubah modus
ekspository diamana siswa hanya menerima informasi secara keseluruhan dari guru ke
modus discovery siswa menemukan informasi sendiri dalam konsep
belajar.Sesungguhnya discovery Learning merupakan pembentukan konsep – konsep
yang dapat memngkinkan terjadinya generalisasi. Berdasarkan uraian datas Discovery
Learning merupakan pembelajaran untuk mnemukan konsep, makna dan hubungan
kausal melalui penggorganisasian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik.
Adapun Karakteristik dari Discovery Learning adalah Peran guru sebagai pembimbing,
eserta didik belajar secara aktif sebagai seorang ilmuwan, bahan ajar disajikan dalam
bentuk informasi dan peserta didik melakukan kegiatan menghimpun, membandingkan,
mengkategorikan, menganalisis, serta membuat kesimpulan.
o Stimulation
guru memberikan stimulus berupa masalah untuk diamati dan disimak siswa
melalui kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat gambar, dan
lain-lain.
o Problem Statement
siswa menemukan permasalahan, mencari informasi terkait permasalahan,
dan merumuskan masalah.
o Data Collection
siswa mencari dan mengumpulkan data/informasi yang dapat digunakan
untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang dihadapi (mencari atau
merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah, terutama jika satu
alternatif mengalami kegagalan).
o Data Processing
siswa mencoba dan mengeksplorasi kemampuan pengetahuan
konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata (melatih
keterampilan berfikir logis dan aplikatif).
o Verification siswa mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan
data melalui berbagai kegiatan, atau mencari sumber yang relevan baik
dari buku atau media, serta mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu
kesimpulan.
o Generalization
siswa digiring untuk menggeneralisasikan hasil berupa kesimpulan pada
suatu kejadian atau permasalahan yang sedang dikaji.
LANGKAH
AKTIVITAS GURU AKTIVITAS SISWA
KERJA
• Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran
yang responsif. Guru mengondisikan siswa agar siap melaksanakan proses
pembelajaran. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan
masalah.
• Merumuskan masalah
Langkah yang membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka teki.
Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir
memecahkan masalah dan mencari jawaban yang tepat.
• Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji dan
perlu diuji kebenarannya. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan,
• Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk
menguji hipotesis yang diajukan. Dalam metode inkuiri, mengumpulkan data
merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual.
Oleh karena itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari
informasi yang dibutuhkan.
• Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima
dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
Menguji hipotesis berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya,
kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan
tetapi harus didukung data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
• Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan tujuan
akhir dalam proses pembelajaran.
Dapat disimpulkan yang dimaksud dengan metode inkuiri adalah salah satu
cara mengajar dengan rangkaian kegiatan belajar yang menempatkan siswa sebagai
subjek pembelajaran, sehingga melibatkan siswa secara aktif untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan melalui investigasi. Model
pembelajaran inquiry learning seringkali disamakan dengan model discovery learning.
Padahal sesungguhnya ada perbedaan yang mendasar dalam proses
pembelajarannya. Dalam discovery learning, temuan yang akan diperoleh siswa telah
dirancang sehingga temuan satu siswa dengan siswa lainnya atau temuan kelompok
satu dengan kelompok lainnya sama. Sedangkan dalam inquiry learning, proses
Model pembelajaran Probblem Based Learning (PBL) bertujuan mendorong siswa untuk
belajar melalui berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari, atau
permasalahan yang dikaitkan dengan pengetahuan yang telah atau akan dipelajarinya.
Permasalahan yang diajukan pada model PBL, bukanlah permasalahan “biasa” atau bukan
sekedar “latihan” yang diberikan setelah contoh-contoh soal disajikan oleh guru. Permasalahan
dalam PBL menuntut penjelasan atas sebuah fenomena.
Berdasarkan teori yang dikembangkan Barrow, Min Liu (2005) dalam Aris Shoimin
(2014:130) menjelaskan karakteristik dari PBM, yaitu:
a). Learning is student-centered
Proses pembelajaran dalam PBL lebih menitikberatkan kepada siswa sebagai orang
belajar. Oleh karena itu, PBL didukung juga oleh teori konstruktivisme dimana siswa
didorong untuk dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri.
Bila pembelajaran yang dimulai dengan suatu masalah apalagi kalau masalah
tersebut bersifat kontekstual, maka dapat terjadi ketidakseimbangan kognitif pada diri
siswa. Keadaan ini dapat mendorong rasa ingin tahu sehingga memunculkan bermacam-
macam pertanyaan di sekitar masalah seperti “Apa yang dimaksud dengan?”,
“Bagaimana mengetahuinya?” dan seterusnya.
Bila pertanyaan-pertanyaan tersebut telah muncul dalam diri siswa maka motivasi
instrinsik siswa akan tumbuh. Pada kondisi tersebut diperlukan peran guru sebagai
fasilitator untuk mengarahkan siswa tentang “konsep apa yang diperlukan untuk
memecahkan masalah”, “Apa yang harus dilakukan” atau “Bagaimana melakukannya”
dan seterusnya. Model pembelajaran Problem Based Learning akan melahirkan
Kelebihan model ini menurut Akinoglu & Tandogan (2006) antara lain:
a. Pembelajaran berpusat pada peserta didik;
b. Mengembangkan pengendalian diri peserta didik;
c. Memungkinkan peserta didik mempelajari peristiwa secara multidimensi dan
mendalam;
d. Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah;
e. Mendorong peserta didik mempelajari materi dan konsep baru ketika
memecahkan masalah;
f. Mengembangkan kemampuan sosial dan keterampilan berkomunikasi yang
memungkinkan mereka belajar dan bekerja dalam tim;
g. Mengembangkan keterampilan berpikir ilmiah tingkat tinggi/kritis;
h. Mengintegrasikan teori dan praktek yang memungkinkan peserta didik
menggabungkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru;
a. Manakala siswa tidak memiliki minat atau siswa berasumsi bahwa masalah yang
dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka akan merasa enggan untuk mencoba
b. Keberhasilan model pembelajaran melalui Problem Based Learning membutuhkan
cukup waktu untuk persiapan,
c. Tanpa pemahaman mengapa siswa berusaha memecahkan masalah yang
dipelajari, maka siswa tidak akan belajar apa yang ingin dipelajari
LANGKAH
AKTIVITAS GURU AKTIVITAS SISWA
KERJA
Orientasi Guru menyampaikan Kelompok mengamati dan
peserta didik masalah yang akan memahami masalah yang
pada masalah dipecahkan secara disampaikan guru atau yang
kelompok. Masalah yang diperoleh dari bahan bacaan yang
diangkat hendaknya disarankan.
kontekstual. Masalah bisa
ditemukan sendiri oleh
peserta didik melalui bahan
bacaan atau lembar
kegiatan.
Dari 5 fase atau tahapan-tahapan di atas, dapat dilihat bahwa guru mengawali
pembelajaran dengan menjelaskan tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran,
mendeskripsikan, memotivasi siswa untuk terlihat pada aktivitas dalam kegiatan
mengatasi masalah. Berdasarkan masalah yang dipelajari, siswa berusaha untuk
membuat rancangan, proses, penelitian yang mengarah ke penyelesaian masalah,
sehingga membangun pengetahuan mereka sendiri melalui pengalaman nyata,
kemudian siswa mengidentifikasi permasalahan dengan cara apa saja hal-hal yang
diketahui, yang ditanyakan, dan mencari cara yang cocok untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut. Dalam menginvestigasikan dan menyelesaikan masalah, dalam
prosesnya siswa menggunakan banyak keterampilan sehingga termotivasi untuk
memecahkan masalah nyata dan guru mengapresiasi aktivitas siswa sehingga senang
bekerjasama.
Selanjutnya dengan tahap-tahap pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di
atas dapat dijelaskan dengan memberikan masalah pada awal pembelajaran, siswa
diberikan kesempatan untuk mendiskusikannya agar dapat menentukan kata-kata kunci
apa yang dimaksud dalam soal tersebut, guru membantu siswa mengkonseptualisasi
kembali materi sebagai masalah, dan siswa harus menentukan lebih dari satu kata kunci
dengan pertanyaan dengan materi dan merumuskan dugaan dan analisis. Kemudian
siswa baik secara individu ataupun kelompok kecil menentukan masalah apa yang ingin
mereka investigasikan, sumber dan cara yang akan digunakan untuk menyelesaikan
investigasi, dan apa yang akan mereka hasilkan, masalah yang harus siswa selesaikan
Sintaks atau Langkah – Langkah pembelajaran Model Project Based Learning sebagai
Berikut :
1. Penentuan Pertanyaan Mendasar
2. Mendesain Perencanaan Proyek
3. Menyusun Jadwal
4. Memonitoring keaktifan dan perkembangan proyek
5. Menguji Hasil
6. Evaluasi Pengalaman Belajar
Langkah kerja (sintaks) project-based learning adalah:
PENUTUP
Model pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya belajar siswa dan gaya
mengajar guru. Melalui model pembelajaran, guru dapat membantu siswa untuk mendapatkan
informasi, keterampilan, cara berpikir, dan mengekpresikan idenya. Model Pembelajaran
discovery dan inkuiri merupakan rangkaian kegiatan yang saling berkaitan. Discovery
merupakan adalah menemukan konsep melalui serangkaian data atau informasi yang
diperoleh melalui pengamatan atau percobaan. Inkuiri adalah proses menjawab pertanyaan
dan menyelesaikan masalah berdasarkan fakta dan pengamatan. Jadi belajar dengan
menemukan (discovery) merupakan bagian dari proses inkuiri. Guru dituntut memahami setiap
karakteristik materi pelajaran dan pengimplementasian kompetensi dasar terhadap tujuan
pembelajaran yang ditetapkan akan sangat berpengaruh terhadap pemilihan model
pembelajaran yang sesuai. Pemilihan Model yang tepat diharapkan mampu memberikan
pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa.
Istiqomah. 2018. Pembelajaran dan Penilaian Higher Order Thingking Skills Teori dan
Inspirasi Pembelajaran untuk Menyongsong Era Revolusi Industri 4.0. Surabaya:
Pustaka Media Guru
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat Jenderal Pendidikan Atas dan
Menengah. 2017. Model – Model Pembelajaran, Jakarta: Kemendikbud