PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nasional, yaitu kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelanggaraan
yang diberlakukan saat itu. Kurikulum bersifat dinamis karena kurikulum erat
terlepas dari pengaruh global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni
dan budaya. Oleh sebab itulah kurikulum di Indonesia saat ini mengalami perubahan, dari
KTSP atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menjadi kurikulum tahun 2013.
telah dirintis sejak tahun 2004 dengan nama Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) lalu
terdapat dalam kurikulum 2013 dapat dilihat bahwa kurikulum 2013 lebih ditekankan
mudah mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan teknologi dan informasi.
Sedangkan untuk siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada
lingkungan, kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun memiliki kemampuan
berfikir kritis.
Kurikulum 2013 lebih menekankan pada pembelajaran tematik. Dimana dalam satu
sebuah tema.
langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahami. Pembelajaran
tematik ini bertolak dari suatu tema yang dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama
siswa dengan memerhatikan keterkaitannya dengan isi mata pelajaran. Tema adalah
pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Tema ditujukan
pembelajaran secara lengkap dan tidak terpisah antara satu mata pelajaran dengan mata
pelajaran lainnya melalui sebuah tema pembelajaran yang terdekat dengan siswa.
Pembelajaran tematik memiliki beberapa ciri khas antara lain: (1) Pengalaman dan
kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak
usia sekolah dasar; (2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa; (3) Kegiatan belajar
akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan
lebih lama.; (4) Membantu mengembangkan keterampilan berfikir siswa; (5)
Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan
yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya; (6) Mengembangkan keterampilan
sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap
gagasan orang lain.
Selain itu proses pembelajaran kurikulum 2013 yang ideal menurut Ahmadi (2014:
80) yaitu “Berpusat pada peserta didik, sifat pembelajaran yang kontekstual, buku teks
memuat materi dan proses pembelajaran, sistem penilaian serta kompentensi yang
diharapkan”.
Tidak hanya guru yang berperan penting dalam proses pembelajaran tematik
terpadu namun siswa juga ikut serta mengsukseskan proses pembelajaran. Menurut
Abdul (2014: 189) “Siswa sebagai subjek dalam kegiatan pembelajaran tematik terpadu
harus di kondisikan dengan baik sehingga: 1) Siswa harus siap mengikuti kegiatan
pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara
individual, pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal, 2) Siswa harus siap mengikuti
siswa maupun dari guru yang tidak sesuai dengan kriteria proses pembelajaran efisien
Berdasarkan perencanaan pembelajaran, guru hanya menyalin apa yang ada di buku
guru, guru kurang mengaitkan pembelajaran dengan masalah yang ada di sekitar siswa,
Dari segi siswa yaitu 1) siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran 2) siswa
kurang memahami konsep materi karena pembelajaran yang disampaikan guru kurang
mengaitkan dengan kehidupan nyata, 3) karena guru kurang kreatif dalam menciptakan
suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan membuat siswa menjadi kurang
semangat dan suasana kelas menjadi monoton, 4) siswa kurang mampu memecahkan
Dari segi guru yaitu 1) proses pembelajaran masih berpusat pada guru atau teacher
centered learning, 2) guru kurang memberikan konsep yang nyata terhadap materi yang
diajarkan karena pembelajaran yang hanya berpedoman pada buku teks, 3) guru kurang
melatih kemampuan siswa untuk memecahkan suatu masalah nyata yang ada di
sekitarnya sehingga proses pembelajaran tidak bermakna bagi siswa, 4) guru kurang
mengarahkan siswa untuk bertanya, 5) guru kurang melatih siswa untuk berfikir kritis
dalam pembelajaran.
Untuk mengatasi kondisi di atas perlu diadakan penambahan model mengajar guru
yang lebih kreatif dan menyenangkan selain pendekatan scientific yang telah digunakan.
menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Menurut Istarani (2011: 32)
“Problem Based Learning adalah salah satu model pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik dengan cara menghadapkan para peserta didik tersebut dengan berbagai
Model Probem Based Learning (PBL) bertujuan untuk membantu siswa agar
memperoleh berbagai pengalaman dan mampu mengubah tingkah laku siswa. Perubahan
tingkah laku meliputi pengetahuan keterampilan bahkan nilai norma terhadap perilaku
siswa.
Problem Based Learning (PBL) membuat siswa terbiasa untuk berfikir kritis
terhadap memecahakan masalah yang ada sehingga lebih menjadikan siswa mandiri.
Kelebihan Problem Based Learning (PBL) ini dipertegas oleh Istarani (2011: 34) “Model
ini membuat pendidikan di sekolah menjadi relevan, proses mengajar membiasakan siswa
Problem Based Learning (PBL) di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 08 Campago Ipuh
Kota Bukittinggi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas. Maka, secara umum rumusan
tematik terpadu dengan menggunakan model problem based learning (PBL) di kelas IV
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan yang telah dikemukakan dalam rumusan masalah di atas tujuan dari
penelitian ini secara umum untuk mendeskripsikan: Penggunaan model PBL dalam
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
2. Bagi peneliti
3. Bagi guru
4. Bagi sekolah
Bermanfaat sebagai bahan masukan dan solusi untuk perbaikan proses pembelajaran
A. Kajian Teori
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung
yang terjadi diantara guru dengan peserta didik dalam rangka penyampaian
dicapai.
Ada delapan fase proses pembelajaran yaitu: (1) Motivasi, fase awal
memulai pembelajaran dengan adanya dorongan untuk melakukan suatu
tindakan dalam mencapai tujuan tertentu (motifasi interaksi dan
ektrinsik) ; (2) Pemahaman, individu menerima dan memahami motifasi
yang di peroleh dari pembelajaran. Pemahaman dapat melalui perhatian;
(3) Pemerolehan individu memberikan maksna/mempersepsi segala
imformasi yang sampai pada dirinya sehingga terjadi proses penyimpanan
dalam memori peserta didik; (4) Penahanan, menahan imformasi/hasil
belajar agar dapat digunakan untuk jangka panjang. Proses mengingat
jangka panjang; (5) Ingatlah kembali, mengeluarkan kembali imformasi
yang telah disimpan, bila rangsangan; (6) Generilisasi, menggunakan hasil
pembelajaran untuk keperluan tertentu; (7) Perlakuan, perwujutan
perubahan perilaku individu sebagai hasil pembelajaran; (8) Umpan balik,
individu memperoleh feedback dari perilaku yang telah dilakukannya.
pengetahuan.
beberapa mata pelajaran dengan sebuah tema pembelajaran. Dimana satu tema
pembelajaran mampu memandu siswa berfikir dari hal yang konkret kepada hal
yang bersifat abstrak terkait konsep pembelajaran yang meraka terima. Strategi
pembelajaran tematik terpadu bisa mengajak siswa baik itu secara berkelompok
maupun secara individu untuk belajar aktif serta antusias dalam proses
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa agar lebih optimal.
terpadu.
Ahmadi (2014:91):
sebagai berikut:
1) Holistik, suatu gejala atau peristiwa yang akan menjadi pusat perhatian
dalam pembelajaran tematik diamati dan dikaji dari beberapa bidang studi
sekaligus, tidak dari sudut pandang yang bekotak-kotak. 2) Otentik,
pembelajaran tematik memungkinkan siswa memahami secara langsung
konsep dan prinsip yang ingin dipelajari. 3) Bermakna, pengkajian suatu
fenomena dari berbagai macam aspek, memungkinkan terbentuknya
semacam jalinan antar skemata yang dimiliki oleh siswa, yang pada
gilirannya nanti akan memberikan dampak kebermaknaan dari materi
yang dipelajari. 4) Aktif, pembelajaran tematik dikembangkan dengan
berdasar pada pendekatan inquiry discovery dimana siswa terlibat secara
aktif dalam proses pembelajaran, mulai perencanaan, pelaksanaan, hingga
proses evaluasi.
Jadi, pembelajaran tematik terpadu memiliki karakteristik dimana siswa
lebih aktif dan antusias hingga pada tahap proses evaluasi. Setiap aktifitas yang
mengembangkan pola fikir siswa secara konkret kepada hal yang bersifat abstrak
terkait dengan konsep materi pembelajaran. Oleh karena itu setiap konsep
pembelajaran yang diberikan dituangkan kepada hal yang terdekat dengan siswa
sekolah dasar memiliki sebuah prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
bagi siswa sebab hasil belajar bergantung pada minat serta kebutuhan siswa
terhadap pembelajaran.
c. Tujuan Pembelajaran Tematik Terpadu
terpadu yaitu:
dasar agar memiliki acuan bagi guru dalam pelaksanaannya. Sejalan dengan
agar proses pembelajaran terpusat pada satu tema yang menjadi acuan dalam
muatan yang berbeda. Dengan penggunaan tema siswa akan lebih mudah dalam
nyata serta lingkungan yang terdekat dengan siswa. Dilihat dari segi efesiensi
waktu namun dengan konsep pembelajaran yang tersampaikan secara efektif serta
a. Pengertian Model
(contoh, acuan, ragam, dan sebagainya) dari sesuatu yang akan dibuat atau
dihasilkan. Begitupun dengan istilah model pembelajaran tidak akan terlepas dari
pola, contoh, atau acuan yang dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan
pembelajaran.
“Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
Merujuk kepada pendapat yang telah dikemukakan, Sudrajat (dalam Iif dan
merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, strategi, metode, teknik, dan
taktik/gaya pembelajaran.
Pada dasarnya model pembelajaran merupakan bentuk atau pola yang digunakan dalam
proses pembelajaran. Model merupakan sebuah acuan dalam merencanakan,
mengembangkan serta melaksanakan konsep-konsep pembelajaran yang ingin
dibelajarkan kepada siswa. Dengan demikian model pembelajaran dapat membimbing
guru dalam pengembangan proses belajar mengajar dari tahap awal hingga kepada tahap
evaluasi.
b. Pengertian Model Problem Based Learning (PBL)
didik untuk belajar. Dengan model ini, dapat digunakan untuk mendorong
rasa ingin tahu peserta didik pada pembelajaran. Menurut Arends (dalam
merangsang peserta didik untuk belajar dimana peserta didik bekerja dalam
masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara
Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran yang dirancang dan
dikembangkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
juga berhubungan dengan belajar tentang kehidupan yang lebih luas (lifewide
PBL siswa bukan hanya dibekali dengan ilmu dan teori-teori pembelajaran namun
siswa di ajarkan bagaimana menelaah suatu permasalahan kemudian menemukan
solusi melalui cara berfikir kritis, memahami berbagai informasi yang diperoleh
pelaksanaannya, sama halnya dengan model PBL yang juga memiliki keunggulan
(1) Siswa lebih memahami konsep yang dijabarkan, sebab mereka sendiri
yang menemukan konsep tersebut, (2) Menuntut keterampilan berfikir
tingkat tinggi untuk memecahkan masalah, (3) Pengetahuan tertanam
berdasarkan skemata yang dimiliki siswa sehingga pembelajaran lebih
bermakna, (4) siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran sebab
masalah yang dikaji merupakan masalah yang dihadapi dalam kehidupan
nyata, (5) Menjadikan peserta didik menjadi lebih dewasa, termotivasi,
mampu memberi aspirasi dan pendapat orang lain, menanamkan sikap
sosial yang positif diantara siswa, (6) Pengkondisian peserta didik dalam
belajar kelompok yang saling berinteraksi, baik dengan guru maupun
teman akan memudahkan peserta didik mencapai ketuntasan belajar.
Pembelajaran berbasis masalah mampu melatih siswa agar lebih kreatif maupun
pembelajaran berbasis masalah terdiri atas lima langkah utama yang dimulai
dengan guru memperkenalkan siswa dengan situasi masalah dan diakhiri dengan
Langkah-langkahPembelajaran PBL
masalah yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa
dalam kelompok. Di dalam kelompok siswa harus mampu berfikir secara kritis
dan inovatif. Sebab model pembelajaran berbasis masalah ini di awali dengan
kegiatan akhir siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses pemecahan
masalah.
Riyanto.
B. Kerangka Teori
yang dapat mengaitkan beberapa mata pelajaran dalam suatu pembelajaran. Sesuai
pada siswa dimana pengalaman tersebut dimulai dari lingkungan terdekat dengan siswa.
Maka tema yang digunakan dalam pembelajaran ialah tema yang memiliki keterkaitan
Pembelajaran tematik terpadu dapat membantu cara berfikir siswa yang berangkat
dari hal yang konkret yang ada di sekitar mereka kepada hal yang bersifat abstrak. Fokus
utama dalam pembelajarn tematik terpadu adalah proses yang dialami siswa selama
efektif dan sesuai dengan pembelajaran. salah satu model pembelajaran yang sesuai
adalah model Problem Based Learning (PBL). Dengan menggunakan model yang tepat
aspek keterampilan siswa. Sebab PBL bersangkutan dengan intelegensi siswa serta
proses berfikir yang kritis dalam memecahkan permasalahan nyata di lingkungan mereka
secara ilmiah.
belajar yang lebih maksimal sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
Adapun langkah-langkah pembelajaran model PBL yang peneliti kembangkan dalam
tersebut adalah: (1) guru mempersiapkan dan melemparkan masalah kepada siswa, (2)
membentuk kelompok kecil, (3) siswa mencari (hunting) informasi dan data yang
melaporkan data yang sudah diperoleh, (5) kegiatan diskusi penutup sebagai kegiatan
akhir, apabila sudah memperoleh solusi yang tepat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Pelaksanaan
Perencanaan Penilaian
Langkah-langkah model PBL
1. Merencanakan sebagai berikut: 1. RPP
Jadwal Penelitian
1. Guru mempersiapkan dan 2. Pelaksanaan
2. Mengkaji melemparkan masalah
Kurikulum Tematik Aspek guru
kepada siswa
2013
Aspek siswa
2. Membentuk kelompok
3. Merancang RPP kecil 3. Penilaian
4. Menentukan Materi 3. Siswa mencari (hunting)
Pembelajaran Sikap
informasi dan data yang
5. Memilih Media berhungan dengan masalah Pengetahuan
4. Siswa berkumpul dalam Keterampilan
kelompoknya untuk
melaporkan data yang
diperolehnya
5. Kegiatan diskusi penutup
sebagai kegiatan akhir
Proses dan hasil pembelajaran dengan menggunakan model
PBL di kelas IV SDN 08 Campago Ipuh Kota Bukittinggi
sudah maksimal