Anda di halaman 1dari 43

PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN
KURIKULUM 2013

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH DASAR,


DITJEN PENDIDIKAN DASAR, KEMDIKBUD
TAHUN 2014
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.81A
Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013,
menyatakan bahwa Kurikulum 2013 dilakukan secara
terbatas dan bertahap mulai Tahun Ajaran 2013/2014.
 Sesuai Kurikulum 2013 SD pelaksanakan pembelajaran
tematik terpadu dan prosesnya dengan pendekatan
saintifik. Penerapan pembelajaran tematik terpadu dengan
pendekatan saintifik tersebut membawa implikasi
perubahan dalam pembelajaran di SD. Perubahan itu
mengakibatkan perubahan buku peserta didik, buku guru,
sistem penilaian, pelaksanaan program remedial,
pengayaan, dan sebagainya.
Lanjutan :
 Buku ini dikembangkan untuk memberi kesempatan kepada
para guru dalam memahami secara mandiri konsep
Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran Berbasis
Penemuan (Discovery Learning), Pembelajaran Berbasis
Proyek (Project Based Learning), dan Pembelajaran
Berbasis Masalah (Problem Based Learning).
 Panduan ini menjadi acuan bagi guru, kepala sekolah,
pengawas, pejabat dinas pendidikan dan orangtua serta
masyarakat dalam melaksanakan, mengawal,
mendampingi, dan memfasilitasi implementasi Kurikulum
2013 di Sekolah Dasar
 Dengan maksud agar semua pemangku kepentingan
pendidikan dasar memiliki persepsi yang sama dalam
pelaksanakan Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar, maka
dibutuhkan adanya pedoman pelaksanaan pembelajaran
yang bersifat teknis.
B. Landasan Filosofis Kurikulum 2013

• UU No. 20/2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada


Pasal 1 Butir 1 menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha
sadar & terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”.
• Undang-undang ini dirumuskan & berlandaskan pada dasar
falsafah negara yaitu Pancasila.
C. Landasan Yuridis Kurikulum 2013
 Permendikbud Nomor 71 Tahun 2013 tentang Buku Teks
Pelajaran dan Buku Panduan Guru untuk Pendidikan Dasar
dan Menengah menetapkan Buku Teks Pelajaran sebagai
buku siswa (Lampiran I) dan Buku Panduan Guru sebagai
buku guru (Lampiran II) yang layak digunakan dalam
pembelajaran. Setiap guru harus memahami baik buku
siswa maupun buku guru dan mampu menggunakannya
dalam pembelajaran.
 Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah menetapkan
bahwa perencanaan pembelajaran dirancang dalam
bentuk Silabus , Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
dan penilaian proses pembelajaran menggunakan
pendekatan penilaian outentik (authentic assesment) yang
menilai kesiapan siswa, proses, & hasil belajar secara utuh.
 Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah menyebutkan, bahwa
“Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi,
maka prinsip pembelajaran yang digunakan dari
Pembelajaran Parsial menuju Pembelajaran Terpadu.”.
D. Dasar Pemikiran
 Pedoman khusus penerapan RPP dalam pembelajaran adalah
pedoman operasional dari pedoman umum pembelajaran
yang diatur dalam permendikbud nomor 81 A tahun 2013
tentang implementasi kurikulum.
 Strategi pelaksanaan kegiatan belajar siswa SD yang
dikehendaki sesuai kurikulum 2013 adalah dengan
menerapkan pendekatan tematik terpadu (Integratif
Thematic) dan pendekatan saintifik/ilmiah (Scientific
Approach).
E. Tujuan dan Lingkup Panduan
1. Tujuan Panduan
Tujuan panduan teknis proses pembelajaran tematik terpadu
adalah:
• Agar guru, kepala sekolah, dan pengawas memiliki pemahaman
yang benar tentang pendekatan pembelajaran, model
pembelajaran, dan metode pembelajaran dalam kurikulum 2013
sekolah dasar.
• Agar guru mampu mengembangkan kegiatan pembelajaran
tematik terpadu dengan pendekatan ilmiah.
2. Lingkup Panduan
Lingkup panduan teknis proses pembelajaran ini digunakan oleh:
• Pendidik;
• Kepala sekolah; dan
• Pengawas.
KONSEP PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU

A. Pengertian
 Pembelajaran Tematik Terpadu dilaksanakan dengan
menggunakan prinsip pembelajaran terpadu.
 Pembelajaran terpadu menggunakan tema sebagai
pemersatu kegiatan pembelajaran yang memadukan
beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali tatap
muka, untuk memberikan pengalaman yang bermakna
bagi peserta didik.
B. Elemen-elemen Terkait dalam Pembelajaran Tematik
Terpadu
• Ada sepuluh elemen yang terkait dengan hal ini dan perlu ditingkatkan
oleh guru.
1. Mereduksi tingkat kealpaan atau bernilai tambah berpikir reflektif.
2. Memberkaya sensori pengalaman di bidang sikap, keterampilan,
dan pengetahuan.
3. Menyajikan isi atau substansi pembelajaran yang bermakna.
4. Lingkungan yang memperkaya pembelajaran.
5. Bergerak memacu pembelajaran (Movement to Enhance
Learning).
6. Membuka pilihan-pilihan
7. Optimasi waktu secara tepat
8. Kolaborasi
9. Umpan balik segera
10.Ketuntasan atau aplikasi
C. Tahap-tahap Pembelajaran Tematik Terpadu
1. Menentukan tema.
2. Mengintegrasikan tema dengan kurikulum.
3. Mendesain rencana pembelajaran.
4. Melaksanakan Aktivitas Pembelajaran.

D. Prinsip-prinsip Pembelajaran Tematik Terpadu


• Tema hendaknya tidak terlalu luas dan dapat dengan mudah digunakan untuk
memadukan banyak bidang studi, mata pelajaran, atau disiplin ilmu.
• Tema yang dipilih dapat memberikan bekal bagi peserta didik untuk belajar
lebih lanjut.
• Tema disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik.
• Tema harus mampu mewadahi sebagian besar minat anak,
• Tema harus mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi dalam
rentang waktu belajar
• Tema yang dipilih sesuai dengan kurikulum yang berlaku
• Tema yang dipilih sesuai dengan ketersediaan sumber belajar.
E. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Tematik Terpadu
• Pembelajaran tematik terpadu berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi
peserta didik dalam memahami dan mendalami konsep materi yang
tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat belajar, karena
materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata (kontekstual) dan
bermakna bagi peserta didik.

 Tujuan pembelajaran Tematik Terpadu adalah :


1. Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu.
2. Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata
pelajaran dalam tema yang sama.
3. Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan
berkesan.
4. Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengkaitkan
berbagai mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik.
5. Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi
nyata, seperti: bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari pelajaran
yang lain.
6. Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan
dalam konteks tema yang jelas.
7. Guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan secara
terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3
pertemuan bahkan lebih dan atau pengayaan.
8. Budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan dengan
mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.
F. Ciri-ciri Pembelajaran Tematik Terpadu
1. Berpusat pada anak
2. Memberikan pengalaman langsung pada anak
3. Pemisahan antara mata pelajaran tidak begitu jelas
(menyatu dalam satu pemahaman dalam kegiatan)
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
dalam satu proses pembelajaran (saling terkait antara
mata pelajaran yang satu dengan lainnya)
5. Bersifat luwes (keterpaduan berbagai mata pelajaran)
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan
minat dan kebutuhan anak (melalui penilaian proses
dan hasil belajarnya)
G. Manfaat Pembelajaran Tematik Terpadu
• Suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan.
• Menggunakan kelompok untuk bekerjasama, berkolaborasi,
belajar berkelompok, dan memecahan konflik sehingga
mendorong peserta didik untuk memecahkan masalah sosial
dengan saling menghargai.
• Mengoptimalisasi lingkungan belajar sebagai kunci dalam
menciptakan kelas yang ramah otak (brain-friendly classroom).
• Peserta didik secara cepat dan tepat waktu mampu memroses
informasi
• Proses pembelajaran di kelas memungkinkan peserta didik
berada dalam format ramah otak.
• Materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat
diaplikasikan langsung oleh peserta didik dalam konteks
kehidupannya sehari-hari.
Lanjutan :
• Peserta didik yang relatif mengalami keterlambatan untuk
menuntaskan program belajar memungkinkan mengejar
ketertinggalanya dengan dibantu oleh guru melalui pemberian
bimbingan khusus dan penerapan prinsip belajar tuntas.
• Program pembelajaran yang bersifat ramah otak memungkinkan
guru untuk mewujudkan ketuntasan belajar dengan menerapkan
variasi cara penilaian.

H. Model-model Pembelajaran Tematik Terpadu


Menurut Robin Fogarty (1991) ada sepuluh
model PTP, sebagai berikut :
1. Model penggalan (fragmented model).
2. Model keterhubungan (connected model).
3. Model sarang (nested model).
4. Model Urutan/Rangkaian (sequenced model).
Lanjutan :
5. Model berbagi (shared/participative model).
6. Model jaring laba-laba (webbed model).
7. Model galur (threaded model).
8. Model celupan (immersed model).
9. Model jejaring (networked model).
10. Model terpadu (integrated model).
PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU
DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC
• Pembelajaran Tematik Terpadu melalui beberapa
tahapan yaitu :
1. Guru harus mengacu pada tema sebagai pemersatu berbagai mata
pelajaran untuk satu tahun.

2. Guru melakukan analisis standar kompetensi lulusan, kompetensi


inti, kompetensi dasar dan membuat indikator dengan tetap
memperhatikan muatan materi dari Standar Isi,.

3. Membuat hubungan antara kompetensi dasar, indikator, dengan


tema

4. Membuat jaringan KD dan indikator

5. Menyusun silabus tematik

6. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran tematik dengan


mengondisikan pembelajaran yang menggunakan pendekatan
scientific.
A. Pendekatan Pembelajaran Tematik Terpadu

• Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan


scientific (meliputi: mengamati, menanya, mengolah,
dan mengomunikasikan untuk semua mata pelajaran)
• Komponen-komponen penting dalam mengajar
menggunakan pendekatan scientific (McCollum :
2009) :
• Menyajikan pembelajaran yang dapat
meningkatkan rasa keingintahuan (Foster a sense
of wonder),
• Meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage
observation),
• Melakukan analisis ( Push for analysis) dan
• Berkomunikasi (Require communication)
Langkah-Langkah Pembelajaran
Pendekatan Saintifik sesuai Permendikbud 81 A tahun
2013 sebagai berikut :

Mengumpul- Mengasosia- Mengomu-


Mengamati Menanya kan informasi sikan nikasikan

Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran

18
Langkah-Langkah Pembelajaran
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: Sikap,
Pengetahuan, dan Keterampilan.

Sikap
(Tahu Mengapa)

Produktif
Inovatif
Kreatif
Afektif
Keterampilan Pengetahuan
(Tahu Bagaimana) (Tahu Apa)

Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif,


dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang terintegrasi. 19
Pendekatan saintifik
Pendekatan saintifik ini biasanya tampak jelas ketika siswa
terlibat dalam metode pembelajaran tertentu, yaitu :
• (1) Project Based Learning, (2) Problem Based Learning,
dan (3) Discovery Learning.

a. Project Based Learning


 Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning =
PjBL) adalah metoda pembelajaran yang menggunakan
proyek/kegiatan sebagai media.
 Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar
yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam
mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara
nyata.
1) Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
yaitu:
• Mengaktifkan peserta didik didik dalam kegiatan belajar
mengajar
• Membiasakan peserta didik berinteraksi pada lingkungan.
• Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mau
bekerja secara produktif menemukan berbagai pengetahuan.
• Membiasakan peserta didik berpikir kritis dan analistis
• Mencari dan memanfaatkan sumber belajar yang berasal dari
lingkungan sekitar.
• Menggunakan pengetahuan secara efektif
• Mengembangkan pengetahuan dan strategi untuk memecahkan
permasalahan.
2). Manfaat
Manfaat Pembelajaran berbasis proyek (PBP) diantaranya adalah
sebagai berikut :
• Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam
pembelajaran.
• Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan
masalah.
• Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah
yang kompleks dengan hasil produk nyata berupa barang atau
jasa.
• Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik
dalam mengelola sumber/bahan/alat untuk menyelesaikan
tugas.
• Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada PBP yang
bersifat kelompok.
3). Prinisp-prinsip pembelajaran berbasis proyek (PBP)

• Pembelajaran berpusat pada peserta didik yang melibatkan


tugas-tugas pada kehidupan nyata untuk memperkaya
pembelajaran.
• Tugas proyek menekankan pada kegiatan penelitian
berdasarkan suatu tema atau topik yang telah ditentukan
dalam pembelajaran.
• Penyelidikan atau eksperimen dilakukan secara otentik dan
menghasilkan produk nyata yang telah dianalisis dan
dikembangkan berdasarkan tema/topik yang disusun
dalam bentuk produk (laporan atau hasil karya).
Langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek (PBP)
dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sintaksis Pembelajaran Berbasis Proyek
Tahap Kegiatan Guru dan Peserta Didik
Tahap 1 : Guru memberitahukan kepada peserta didik
Penentuan Proyek tentang proyek yang akan dikerjakan dan
(Menyampaikan proyek yang menyepakati kontak belajar
akan dikerjakan)
Tahap 2 : Guru membentuk kelompok-kelompok kecil
Perancangan langkah-langkah yang nantinya akan bekerja sama untuk
Proyek (Mengorganisasi menggali informasi yang diperlukan untuk
peserta didik untuk belajar) menjalankan proyek.
Tahap 3 : Guru mendorong peserta didik melakukan
Membantu peserta didik penggalian informasi yang diperlukan . Kalau
melakukan penggalian perlu, guru memfasilitasi dengan
informasi yang diperlukan. menyediakan buku, bahkan bacaan,
video,atau bahkan mendampingi peserta
didik mencari informasi di internet.
Tahap 4 : Guru mendorong peserta didik untuk
Merumuskan hasil pengerjaan menyajikan informasi yang diperoleh ke
proyek dalam satu bentuk yang paling mereka sukai.
Tahap 5 : Guru mendorong peserta didik untuk
Menyajikan hasil pengerjaan menyajikan hasil karya mereka kepada
proyek seluruh siswa yang lain
b. Problem Based Learning
1).Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
• Pembelajaran berbasis masalah (PBM) adalah pendekatan
pembelajaran yang dilakukan untuk memecahkan permasalahan
yang diangkat oleh guru dan peserta didik.

• Pembelajaran berbasis masalah proses (Problem Based Learning)


merupakan model pembelajaran yang digunakan untuk
mendapatkan suatu penyelesaian tugas atau situasi yang benar -
benar sebagai masalah dengan menggunakan aturan-aturan
yang sudah diketahui.

2).Tujuan
• Tujuan utama PBM bukanlah penyampaian sejumlah besar
pengetahuan kepada peserta didik, melainkan pada
pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan
pemecahan masalah dan sekaligus mengembangkan kemampuan
peserta didik untuk secara aktif membangun pengetahuan
sendiri.
3. Prinsip-prinsip PBM
• Prinsip utama PBM adalah penggunaan masalah nyata sebagai sarana bagi
peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan dan sekaligus
mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan
masalah.
• Pemilihan atau penentuan masalah nyata ini dapat dilakukan oleh guru maupun
peserta didik yang disesuaikan kompetensi dasar tertentu.

4).Manfaat
• Peserta didik lebih memahami konsep yang diajarkan sebab mereka sendiri yang
menemukan konsep tersebut;
• Melibatkan secara aktif memecahkan masalah dan menuntut keterampilan
berpikir peserta didik yang lebih tinggi;
• Pengetahuan tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki peserta didik
sehingga pembelajaran lebih bermakna;
• Peserta didik dapat merasakan manfaat pembelajaran secara langsung, sebab
masalah-masalah yang diselesaikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata,
hal ini dapat meningkatkan motivasi dan ketertarikan peserta didik terhadap
bahan yang dipelajari;
• Menjadikan peserta didik lebih mandiri dan dewasa, mampu memberi aspirasi
dan menerima pendapat orang lain, menanamkan sikap sosial yang positif
diantara peserta didik; dan
• Pengkondisian peserta didik dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi
terhadap pembelajar dan temannya sehingga pencapaian ketuntasan belajar
peserta didikdapat diharapkan.
5). Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM)

3. Membimbing
1.Mengorientasikan 2. Mengorganisasi
penyelidikan
peserta didik peserta didik untuk
individual maupun
terhadap masalah belajar
kelompok

5. Menganalisis dan 4. Mengembangkan


mengevaluasi proses dan menyajikan
pemecahan hasil karya
Sintaksis Pembelajaran Berbasis Masalah

Tahap Kegiatan Guru dan Peserta Didik


Tahap 1 :Mengorientasikan Guru menyajikan masalah yang harus
peserta didik terhadap dislesaikan atau dipecahkan oleh peserta
masalah (Menyajikan didik
masalah yang akan
dipecahkan)
Tahap 2 : Guru bersama peserta didik mencoba
Mengorganisasi peserta memahami masalah, dan mengidentifikasi
didik untuk belajar langkah-langkah yang perlu dilakukan
(Merumuskan Masalah) untuk memecahkan masalah tersebut.
Tahap 3 : Guru menyediakan fasilitas untuk
Membantu peserta didik membantu peserta didik menjalankan
memecahkan masalah rencana mereka memecahkan masalah.
Tahap 4 : Guru mendorong peserta didik untuk
Merumuskan hasil merumuskan hasil pemecahan masalah
pemecahan masalah dalam bentuk yang paling menarik dan
mereka sukai
c. Discovery Learning

• Discovery diartikan sebagai penemuan. Menurut Sund


”Discovery adalah proses mental dimana siswa mampu
mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip”. Proses
mental tersebut ialah mengamati, mencerna, mengerti,
mengolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan,
mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya
(Roestiyah, 2001:20).

• Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi


melalui tiga tahap yang ditentukan oleh bagaimana cara
lingkungan, yaitu: enactiv, iconic, dan symbolic.
Lanjutan :
• Tahap enaktif, seseorang melakukan aktivitas-aktivitas
dalam upaya untuk memahami lingkungan sekitarnya,
artinya, dalam memahami dunia sekitarnya anak
menggunakan pengetahuan motorik, misalnya melalui
gigitan, sentuhan, pegangan, dan sebagainya.
• Tahap iconic, seseorang memahami objek-objek atau
dunianya melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal.
Maksudnya, dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar
melalui bentuk perumpamaan (tampil) dan perbandingan
(komparasi).
• Tahap symbolic, seseorang telah mampu memiliki ide-ide
atau gagasan-gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh
kemampuannya dalam berbahasa dan logika.
1. Tujuan Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery


Learning) yaitu:
• Meningkatkan partisipasi aktif peserta didik dalam
pembelajaran.
• Mendorong peserta didik untuk dapat menemukan dan
menyelidiki sendiri konsep yang dipelajari mudah
diingat dan tidak mudah dilupakan peserta didik;
• Mendorong peserta didik untuk belajar menemukan pola
dalam situasi konkrit maupun abstrak, serta meramalkan
(extrapolate) informasi tambahan yang diberikan.
• Membantu peserta didik membentuk cara kerja bersama
yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar
dan menggunakan ide-ide orang lain.
• Melatih peserta didik belajar berpikir analisis dan
mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri .
2) Manfaat

a. Peserta didik aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan


menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir;
b. Peserta didik memahami benar bahan pelajaran, sebab
mengalami sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang
diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat;
c. Menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini
mendorong ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat
belajarnya meningkat;
d. Peserta didik yang memperoleh pengetahuan dengan metode
penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke
berbagai konteks;
e. Metode ini melatih peserta didik untuk lebih banyak belajar
sendiri.
3) Langkah-langkah Pembelajaran Discovery Learning

a. Langkah Persiapan
1. Menentukan tujuan pembelajaran
2. Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik (kemampuan awal, minat,
gaya belajar, dan sebagainya)
3. Memilih materi pelajaran.
4. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik secara induktif
(dari contoh-contoh generalisasi)
5. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh,
ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari peserta didik
6. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang
konkrit ke abstrak, atau dari tahap enactiv, iconic, sampai ke symbolic
7. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.
b. Pelaksanaan Model Discovery Learning
• Menurut Syah (2004:244) dalam mengaplikasikan Strategi
Discovery Learning di kelas, langkah-langkah yang harus
dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum
sebagai berikut:
Sintaksis Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery learning)

Tahap Aktivitas Guru dan Peserta Didik


Tahap 1 (pemberian rangsangan) Guru menyajikan beberapa contoh dan bukan
contoh dari suatu konsep sehingga peserta didik
Menyediakan fakta awal untuk
merasa tertarik untuk bertanya lebih jauh.
diamati peserta didik
Tahap 2 (identifikasi masalah) Guru mendorong anak untuk menanyakan fakta
tambahan dan guru meresponnya dengan
Mengklasifikasikan fakta yang
mengatakan “contoh” atau “bukan contoh” sehingga
diusulkan peserta didik
peserta didik memperoleh lebih banyak contoh dan
bukan contoh.
Tahap 3 Guru mengajak peserta didik untuk merumuskan
dugaan mereka tentang konsep yang dipelajari dari
Menghasilkan dugaan tentang
contoh-contohnya tersebut
maksud dari fakta yang diberikan
Tahap 4 Guru membimbing peserta didik dalam
mengumpulkan informasi terhadap masalah yang
Pengumpulan data
dipelajari melalui berbagai cara : membaca sumber,
diskusi, dst
Lanjutan :
Tahap 5 (Pembuktian) Guru menata contoh-contohnya saja, dan
Menganalisis fakta mengajak peserta didik untuk menemukan
dengan mencari polanya kesamaan dari contoh contoh tersebut
Tahap 6 Guru mengajak kelompok-kelompok untuk
Memfasilitasi peserta berbagi dugaannya dan mendiskusikan
didik untuk berbagi hasil sehingga diperoleh dugaan bersama
penalaran (dugaannya)
Tahap 7 Guru memberikan penegasan tentang maksud
Mendorong peserta didik dari konsep itu
untuk menyimpulkan
Tahap 8 Guru memberikan latihan-latihan untuk
Membantu peserta didik memantapkan pemahaman peserta didik
lebih mantap memahami
konsepnya
Pengelolaan siswa/kelas non klasikal
Pengolaan secara individu
• Kegiatan ini dapat digunakan pada saat guru ingin melihat
potensi atau masalah belajar setiap siswa dalam belajar.
Kegiatan ini dapat pula dipakai untuk menghasilkan tugas–
tugas yang diperlukan untuk pelajaran tertentu, misalnya
mengarang, membuat refleksi, menceritakan kembali,
membuat soal cerita (matematika), melakukan penelitian, dll
Pengelolan secara berpasangan
• Kegiatan ini sangat baik dipakai pada saat guru ingin:
• membangun kemampuan berkomunikasi
• membangun keterampilan bertanya jawab
• Dst
Pengelolaan secara berkelompok
Siswa bekerja sama dalam kelompok
Lanjutan
• Kegiatan ini sangat baik dipakai pada saat guru
ingin:
• siswa saling belajar dari temannya
• membangun kemampuan berkomunikasi
• membangun keterampilan bersosialisasi
• membangun sikap inklusif (menghargai
perbedaan di antara sesama teman)
• membangun keterampilan bekerja dalam tim
• membangun keterampilan kepemimpinan
RAMBU – RAMBU PENYUSUNAN RPP

• Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


1. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD.
2. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban
menyusun RPP secara lengkap dan sistematis.
3. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan
dalam satu kali pertemuan atau lebih.
4. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan
yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan
pendidikan.
Bagaimana Sistematika RPP
sesuai Permendikbud Nomor 81A
Tahun 2013?

Identitas meliputi: Nama Satuan Pendidikan, Mata Pelajaran, Kelas/Semester,


A. Kompetensi Inti (KI)
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok)
E. Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran)
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media
2. Alat/Bahan
3. Sumber Belajar
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Jika dalam 1 RPP terdiri dari beberapa
pertemuan)
1. Pertemuan Kesatu:
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit)
b. Kegiatan Inti (...menit)
c. Penutup (…menit)
2. Pertemuan Kedua:
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit)
b. Kegiatan Inti (...menit)
c. Penutup (…menit), dan seterusnya.
H. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
2. Bentuk instrumen dan instrumen
3. Pedoman penskoran
ALUR PENYUSUNAN RPP?

Kurikulum 2013 Silabus

Materi dan Sumber Model-Model


Belajar RPP Pembelajaran

Tulis sesuai Lihat Permendikbud No


sistematika 81A Thn 2013
ALAT
EVALUASI Langkah-Langkah Sesuaikan sintaks dari
Pembelajaran Model Pembelajaran

PENDAHU KEGIATAN KEGIATAN


LUAN INTI PENUTUP

EKSPLORASI ELABORASI KONFIRMASI

Mengamati, Menanya, Mengumpulkan, Mengasosiasikan,


Dan Mengomunikasikan hasil,

Anda mungkin juga menyukai