Anda di halaman 1dari 21

MODEL PEMBELAJARAN VIZUALIZATION AUDITORY

KINESTHETIC (VAK)
(makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah inovasi
pembelajaran matematika)
Dosen Pengampu : Dr. H. Didin Wahidin, M.Pd.

Disusun oleh :
Apriliani NIM. 41032151191003
Nazmi Gita Pertiwi NIM. 41032151191015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugerah dari-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Model Pembelajaran
Visualization Auditory Kinethetic (VAK) ” ini. Shalawat dan salam tak lupa juga
senantiasa tercurah limpahkan kepada junjunan besar kita Nabi Muhammad SAW
yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama
islam yang sempurna dan menjadi anugerah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang
menjadi salah satu tugas mata kuliah inovasi pembelajaran matematika.
Disamping itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulis selama pembuatan makalah ini berlangsung
sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. penulis mengharapkan kritik dan saran terhadap
makalah ini agar kedepannya dapat penulis perbaiki. Karena penulis sadar
makalah yang penulis buat ini masih terdapat banyak kekurangannya.

Cianjur, 10 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................2
1.4 Manfaat Penulis .........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................4
2.1 Pengertian Model Pembelajaran VAK.......................................................4
2.2 Aspek Model Pembelajaran VAK .............................................................5
2.3 Karakteristik Model Pembelajaran VAK ...................................................8
2.4 Prinsip Model Pembelajaran VAK ............................................................9
2.5 Kelemahan dan Kelebihan Model Pembelajaran VAK ...........................10
2.5.1 Kelemahan....................................................................................10
2.5.2 Kelebihan .....................................................................................10
2.6 Langkah-langkah Membuat Suatu Model Pembelajaran VAK ...............10
2.7 Penerapan Model Pembelajaran VAK dalam Matematika ......................12
BAB III PENUTUP ..............................................................................................16
3.1 Simpulan ..................................................................................................16
3.2 Penutup ....................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Begitu banyak dampak yang dirasakan akibat pandemi covid-19, salah
satu dampak tersebut yaitu pada pendidikan. Situasi ini dibutuhkan guru
yang profesional, yang mampu menyampaikan materi dengan baik,
menciptakan suasana belajar yang kondusif meskipun pembelajaran
dilaksanakan secara daring, dapat menarik minat dan antusias siswa serta
dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran.
Siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Siswa pada
umumnya belajar melalui visual (apa yang dapat dilihat), auditori (apa yang
dapat didengar) dan kinestetik (apa yang dapat digerakkan atau dilakukan)
sehingga mereka memerlukan perlakuan yang berbeda sesuai dengan gaya
belajarnya masing-masing. Tugas utama seorang guru adalah
menyelenggarakan pembelajaran yang baik dan berkualitas. Hal yang perlu
dilakukan seorang guru adalah mengenali dan memahami gaya belajar
seluruh siswa yang diampunya dan menentukan model pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan siswa.
Model pembelajaran merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
dalam pembelajaran. Oleh karena itu, perlu diterapkan model pembelajaran
yang sesuai dengan kondisi siswa. Salah satu model pembelajaran yang
dapat digunakan adalah model pembelajaran Visualization, Auditory,
Kinesthetic (VAK).
Model pembelajaran VAK merupakan gaya belajar yang
menggunakan tiga macam sensori dalam menerima informasi yaitu
penglihatan, pendengaran dan gerak. Pembelajaran akan berlangsung efektif
dan efisien dengan memperhatikan ketiga hal tersebut. Setiap siswa akan
terpenuhi kebutuhannya sehingga mereka termotivasi dalam pembelajaran
matematika.
Dalam uraian kajian diatas penulis membahas seputar pengertian
model pembelajaran VAK, aspek model pembelajaran VAK, karakteristik

1
2

model pembelajaran VAK, prinsip model pembelajaran VAK,


kelemahan dan kelebihan model pembelajaran VAK, langkah dalam
membuat model pembelajaran VAK, dan cara penerapan model
pembelajaran VAK dalam mata pelajaran matematika.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dan sebagai batasan
pembahasan pada BAB II, maka penulis telah menyusun beberapa masalah
yang akan dibahas dalam makalah ini, beberapa rumusan masalah tersebut
antara lain :
1. Apa pengertian dari model pembelajaran VAK ?
2. Aspek apa saja yang terdapat dalam model pembelajaran VAK ?
3. Apa saja ciri atau karakteristik model pembelajaran VAK ?
4. Bagaimana prinsip-prinsip yang terkandung dari model pembelajaran
VAK ?
5. Apa kelemahan dan kelebihan model pembelajaran VAK ?
6. Bagaimana langkah-langkah dalam membuat suatu model
pembelajaran VAK ?
7. Bagaimana penerapan model pembelajaran VAK dalam mata
pelajaran matematika ?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penulis dapat menentukan
tujuan dalam pembuatan makalah ini antara lain untuk mengetahui :
1. Pengertian model pembelajaran VAK.
2. Aspek-aspek model pembelajaran VAK.
3. Karakteristik model pembelajaran VAK.
4. Prinsip model pembelajaran VAK.
5. Kelemahan dan kelebihan model pembelajaran VAK.
6. Langkah-langkah membuat model pembelajaran VAK.
7. Penerapan model pembelajaran VAK dalam mata pelajaran
matematika.

2
3

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat pembuatan makalah ini adalah dapat digunakan sebagai
bahan pengajaran di bidang pendidikan maupun di bidang penelitian-
penelitian, serta menambah wawasan bagi pembaca dan penulis.

3
BAB II
PENDAHULUAN

2.1 Pengertian Model Pembelajaran VAK


Model pembelajaran VAK (Visual, Auditori dan Kinestetik) adalah
model pembelajaran yang mengutamakan pengalaman belajar secara
langsung dan menyenangkan bagi siswa. Model pembelajaran ini dianggap
efektif karena memperhatikan tiga jenis modalitas atau cara belajar siswa,
yaitu cara belajar dengan mengingat (visual), belajar dengan mendengar
(auditori) dan belajar dengan gerak dan emosi (kinestetik). Melalui model
pembelajaran VAK potensi yang dimiliki oleh siswa menjadi lebih terlatih
dan berkembang dengan baik.
Modalitas pembelajaran pertama kali dikembangkan oleh Neil
Fleming untuk menunjukkan preferensi individu dalam proses belajarnya,
yakni, visual, auditori, dan kinestetik (VAK). Meskipun ketiga modalias
tersebut hampir semuanya dimiliki oleh setiap orang, tetapi hampir semua
mereka selalu cenderung pada salah satu di antara ketiganya. Ketiga
modalitas ini digunakan untuk pembelajaran, pemrosesan, dan komunikasi.
Bahkan beberapa orang tidak hanya cenderung pada satu modalitas saja,
mereka bisa memanfaatkan kombinasi modalitas tertentu untuk
meningkatkan kemampuan belajar.
Model pembelajaran Visual, Auditori, Kinestetik (VAK) adalah model
pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan alat
indra yang dimiliki siswa. Pembelajaran dengan model pembelajaran Visual
Auditori Kinestetik (VAK) adalah suatu pembelajaran yang memanfaatkan
gaya belajar setiap individu dengan tujuan agar semua kebiasaan belajar
siswa akan terpenuhi.
Berikut definisi dan pengertian model pembelajaran VAK (Visual,
Auditori dan Kinestetik) dari beberapa sumber buku :
 Menurut Deporter (2003), model pembelajaran VAK adalah model
pembelajaran yang menjadikan siswa mudah memahami materi yang
diajarkan guru karena mengoptimalkan ketiga modalitas belajar

4
5

 tersebut. Pembelajaran dengan model ini mementingkan pengalaman


belajar secara langsung dan menyenangkan bagi siswa. Pengalaman
belajar secara langsung dengan mengingat (visual), belajar dengan
mendengar (auditori), dan belajar dengan gerak dan emosi
(kinestetik).
 Menurut Ngalimun (2013), model pembelajaran VAK adalah model
pembelajaran menganggap bahwa pembelajaran akan efektif dengan
memperhatikan ketiga gaya belajar yaitu visual, auditori dan
kinestetik. Model pembelajaran VAK lebih memanfaatkan potensi
siswa yang telah dimiliki dengan melatih dan mengembangkannya.
 Menurut Shoimin (2014), model pembelajaran VAK adalah suatu
model pembelajaran yang menganggap pembelajaran akan efektif
dengan memperhatikan ketiga hal, yaitu visual, auditori, kinestetik.
Pembelajaran dilaksanakan dengan memanfaatkan potensi siswa yang
telah dimilikinya dengan melatih dan mengembangkannya. Model ini
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar langsung
dengan bebas menggunakan modalitas yang dimilikinya untuk
mencapai pemahaman dan pembelajaran yang efektif.
 Menurut Sukardi (2013), model pembelajaran VAK adalah model
pembelajaran yang mengoptimalkan ketiga modalitas belajar, model
pembelajaran VAK (Visual, Auditori dan Kinestetik) merupakan anak
dari model pembelajaran Quantum yang berprinsip untuk menjadikan
situasi belajar menjadi lebih nyaman.
 Menurut Huda (2014), model pembelajaran VAK adalah model
pembelajaran yang mementingkan pengalaman belajar secara
langsung dan menyenangkan bagi siswa. Pengalaman belajar secara
langsung dengan cara belajar dengan mengingat (visual), belajar
dengan mendengar (auditori) dan belajar dengan gerak dan emosi
(kinestetik).
2.2 Aspek-aspek Model Pembelajaran VAK
Model pembelajaran Visual, Auditori dan Kinestetik (VAK) adalah
strategi pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah
6

memanfaatkan alat indra yang dimiliki siswa. Pembelajaran dengan model


pembelajaran VAK merupakan suatu pembelajaran yang memanfaatkan
gaya belajar setiap individu dengan tujuan agar semua kebiasaan belajar
siswa akan terpenuhi. Menurut Deporter (2008) dan Harianto (2015), aspek-
aspek dalam pembelajaran Visualization, Auditory and Kinesthetic (VAK)
adalah sebagai berikut :
a. Gaya Visual (belajar dengan cara melihat)
Modalitas belajar dengan cara visual adalah mengakses citra visual
yang diciptakan maupun diingat misalnya warna, hubungan ruang,
potret, mental, dan gambar menonjol. Belajar harus menggunakan
indra mata melalui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan,
membaca, menggunakan media dan alat peraga. Karakteristik visual
adalah mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar, lebih
senang belajar dengan cara membaca materi kemudian menuliskan
kembali materi yang telah dipahaminya dalam catatan-catatan kecil
serta menuliskan kata kunci dari materi tersebut yang diucapkan oleh
guru selama dikelas.
Ciri-ciri siswa yang lebih dominan memiliki gaya belajar visual
misalnya lirikan mata ke atas bila berbicara dan berbicara dengan
cepat. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa
tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran.
Siswa cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan
jelas. Siswa berpikir menggunakan gambar-gambar di otak dan belajar
lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual seperti
diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas anak
visual lebih suka mencatat sampai detail-detailnya untuk mendapatkan
informasi.
Ketajaman visual, meskipun lebih menonjol pada sebagian orang,
sangat kuat dalam diri setiap orang. Alasannya adalah bahwa di dalam
otak terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi
visual daripada semua indera yang lain.
7

b. Gaya Auditori (belajar dengan cara mendengar)


Gaya belajar auditori mengandalkan pada pendengaran untuk bisa
memahami dan mengingatnya. Modalitas ini mengakses segala jenis
bunyi dan kata yang diciptakan maupun diingat, seperti musik, nada,
irama, dialog internal dan suara. Belajar dengan mendengarkan,
menyimak, berbicara, presentasi, mengemukakan pendapat, gagasan,
menanggapi dan beragumentasi. Seorang siswa lebih suka
mendengarkan kaset audio, ceramah-kuliah, diskusi, debat, dan
instruksi (perintah) verbal. Alat perekam sangat membantu
pembelajaran pelajar tipe auditori.
Ciri-ciri siswa yang lebih dominan memiliki gaya belajar auditori
misalnya lirikan mata ke arah kiri atau kanan, mendatar bila berbicara
dan sedang-sedang saja. Untuk itu, guru sebaiknya harus
memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang
mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar cepat dengan
menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru
katakan. Anak auditori mencerna makna yang disampaikan melalui
tone, suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara, dan hal-hal
auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang
minim bagi anak auditori. Anak-anak seperti ini biasanya dapat
menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan
mendengarkan kaset.
Karakteristik auditori adalah belajar dengan cara mendengarkan
penjelasan konsep yang disampaikan secara lisan, lebih senang belajar
dengan berdiskusi, banyak bertanya atau berbicara pada saat
pembelajaran berlangsung. Untuk itu jenis kegiatan belajar atau tugas
pada pembelajar VAK, guru menyajikan sebuah materi melalui suara,
dari situ siswa harus mendengarkan materi yang telah diputar dengan
saksama, lalu dibuat sebuah kelompok kecil untuk siswa
mendiskusikan permasalahan pada sebuah materi untuk diselesaikan
bersama dengan kelompoknya, dari kerja kelompok tersebut masing-
masing anak bisa saling mengutarakan pendapatnya dan saling
8

mendengarkan satu sama lain, maka anak yang memiliki


kecenderungan auditori lebih mudah dalam menerima pembelajaran
dan akan lebih aktif dalam kegiatan diskusi.
c. Gaya belajar Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan
menyentuh)
Gaya belajar kinestetik mengharuskan individu yang bersangkutan
menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa
mengingatnya. Seseorang dengan gaya belajar kinestetik
menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa
terus mengingatnya. Hanya dengan memegang saja, ia bisa menyerap
informasi tanpa harus membaca penjelasannya. Modalitas ini
mengakses segala jenis gerak dan emosi yang diciptakan maupun
diingat, seperti gerakan, koordinasi, irama, tanggapan emosional, dan
kenyamanan fisik.
Bagi siswa kinestetik belajar itu haruslah mengalami dan
melakukan. Ciri-ciri siswa yang lebih dominan memiliki gaya belajar
kinestetik misalnya lirikan mata ke bawah bila berbicara dan berbicara
lebih lambat. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam
karena keinginan mereka untuk beraktivitas dan eksplorasi sangatlah
kuat. Siswa yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan
sentuhan.
Karakteristik kinestetik adalah lebih menyukai belajar dengan
praktik dan melakukan percobaan secara langsung, menghafal materi
dengan cara berjalan dan melihat. Untuk itu jenis kegiatan belajar atau
tugas pada pembelajar VAK, guru menyajikan sebuah materi dengan
cara memutarkan sebuah video pembelajaran, siswa harus memahami
maksud dari video tersebut, guru meminta siswa untuk
mempraktikkan terkait materi dalam video secara langsung di depan
kelas.
2.3 Karakteristik Model Pembelajaran VAK
Sejalan dengan itu, DePorter, et al (2011: 123) mengemukakan bahwa
model VAK memiliki karakteristik sebagai berikut :
9

1. Visual, bermakna modalitas ini mengakses citra visual, yang


diciptakan maupun diingat. Seseorang yang sangat visual bercirikan
sebagai berikut :
a. Teratur, memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan .
b. Mengingat dengan gambar, lebih suka membaca daripada
dibacakan.
c. Membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh dan menangkap
detail, mengingat apa yang dilihat.
2. Auditori, bermakna modalitas ini mengakses segala jenis bunyi dan
kata, diciptakan maupun diingat. Seseorang yang sangat auditorial
dapat dicirikan sebagai berikut :
a. Belajar dengan cara mendengarkan, menggerakkan bibir/ bersuara
saat membaca.
b. Berdialog secara internal dan eksternal.
3. Kinestetik, bermakna modalitas ini mengakses segala jenis gerak dan
emosi, diciptakan maupun diingat. Seseorang yang sangat kinestetik
dapat dicirikan sebagai berikut ;
a. Belajar dengan melakukan.
b. Menunjuk tulisan saat membaca dan menanggapi secara fisik.
2.4 Prinsip Model Pembelajaran VAK
Dikarenakan model pembelajaran VAK sejalan dengan gerakan
Accelerated Learning, maka prinsipnya juga sejalan, yaitu sebagai berikut :
1. Pembelajaran melibatkan seluruh fikiran dan tubuh.
2. Pembelajaran berarti berkreasi bukan mengkonsumsi.
3. Kerjasama membantu proses pembelajaran.
4. Pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan.
5. Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri dengan umpan
balik.
6. Emosi positif sangat membantu pembelajaran.
7. Otak-citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis.
10

2.5 Kelemahan dan Kelebihan Model Pembelajaran VAK


Setiap model pembelajaran memiliki kelemahan dan kelebihan, tidak
terkecuali model pembelajaran VAK juga memiliki kelemahan dan
kelebihan, diantaranya yaitu :
2.5.1 Kelemahan
Kelemahan dari model pembelajaran VAK yaitu tidak banyak
orang yang mampu mengkombinasikan ketiga gaya belajar
tersebut. Sehingga orang yang hanya mampu menggunakan satu
gaya belajar, hanya akan mampu menangkap materi jika
menggunakan metode yang lebih memfokuskan kepada salah satu
gaya belajar yang didominasi.
2.5.2 Kelebihan
Kelebihan dari pembelajaran Visuali auditori kinestetik (VAK)
adalah sebagai berikut :
a. Pembelajaran akan lebih efektif, karena mengkombinasikan
ketiga gaya belajar.
b. Mampu melatih dan mengembangkan potensi siswa yang telah
dimiliki oleh pribadi masing-masing.
c. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa.
d. Mampu melibatkan siswa secara maksimal dalam menemukan
dan memahami suatu konsep melalui kegiatan fisik seperti
demonstrasi, percobaan, observasi, dan diskusi aktif.
e. Mampu menjangkau setiap gaya pembelajaran siswa.
f. Siswa yang memiliki kemampuan bagus tidak akan terhambat
oleh siswa yang lemah dalam belajar. Karena model ini
mampu melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan
diatas rata-rata. (Janghyunita.blogspotcom, 2012)
2.6 Langkah-langkah dalam membuat Model Pembelajaran VAK
Gaya belajar visual, auditori dan kinestetik (VAK) adalah gaya belajar
multi-sensorik yang melibatkan tiga unsur gaya belajar yaitu penglihatan,
pendengaran dan gerakan. Gaya belajar multi-sensorik ini
merepresentasikan bahwa guru sebaiknya tidak hanya mendorong siswa
11

untuk menggunakan satu modalitas saja, tetapi berusaha mengkombinasikan


semua modalitas tersebut untuk memberi kemampuan yang lebih besar dan
menutupi kekurangan yang dimiliki masing-masing siswanya.
Menurut Colin dan Nicholl (2011), pembelajaran dengan menggunakan
model VAK dapat direncanakan dalam tiga tahap, yaitu :
1. Pada tahap visual, siswa belajar melalui melihat sesuatu. Siswa
melihat gambar atau peragaan yang dilakukan oleh guru terhadap
objek yang telah dimanipulasi menggunakan alat peraga.
2. Pada tahap auditori, siswa belajar melalui mendengar sesuatu. Siswa
tidak hanya mendengar informasi dari guru tetapi mampu memberi
informasi dalam kelompok diskusi yang telah dibentuk oleh guru.
3. Pada tahap kinestetik, siswa belajar melalui aktivitas fisik dan
keterlibatan langsung. Siswa belajar mandiri dengan bimbingan dari
guru secara aktif melakukan percobaan.
Menurut Shoimin (2014), langkah-langkah yang dilakukan dalam
pelaksanaan model pembelajaran visual, auditori dan kinestetik (VAK)
adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan (kegiatan pendahuluan)
Pada kegiatan pendahuluan guru memberikan motivasi untuk
membangkitkan minat siswa dalam belajar, memberikan perasaan
positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang kepada siswa,
dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk menjadikan
siswa lebih siap dalam menerima pelajaran. Hal-hal yang dilakukan
pada tahap ini antara lain yaitu :
1. Memeriksa kesiapan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran.
2. Menyampaikan tujuan dan langkah pembelajaran.
3. Memotivasi peserta didik agar terlibat aktif dalam pembelajaran.
2. Tahap Penyampaian (kegiatan inti pada eksplorasi)
Pada kegiatan inti guru mengarahkan siswa untuk menemukan
materi pelajaran yang baru secara mandiri, menyenangkan, relevan,
melibatkan panca indra, yang sesuai dengan gaya belajar VAK. Tahap
12

ini biasa disebut eksplorasi. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini
adalah sebagai berikut :
1. Memperkenalkan materi yang akan disampaikan melalui gambar,
alat peraga maupun video.
2. Menggali pengetahuan peserta didik tentang materi yang akan
disampaikan dengan pertanyaan.
3. Tahap Pelatihan (kegiatan inti pada elaborasi)
Pada tahap pelatihan guru membantu siswa untuk mengintegrasi
dan menyerap pengetahuan serta keterampilan baru dengan berbagai
cara yang disesuaikan dengan gaya belajar VAK. Hal-hal yang
dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut :
1. Meminta peserta didik untuk menyelesaikan suatu permasalahan
dengan kerja kelompok, pengamatan, atau melakukan percobaan.
2. Membimbing peserta didik mengisi lembar kerja.
3. Meminta beberapa peserta didik (individu maupun kelompok)
mempresentasikan hasil pemikirannya.
4. Tahap Penampilan Hasil (kegiatan inti pada konfirmasi)
Tahap penampilan hasil merupakan tahap seorang guru membantu
siswa dalam menerapkan dan memperluas pengetahuan maupun
keterampilan baru yang mereka dapatkan, pada kegiatan belajar
sehingga hasil belajar mengalami peningkatan. Hal-hal yang
dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut :
1. Mengoreksi hasil presentasi bersama-sama dengan peserta didik.
2. Memberikan konfirmasi dan penguatan dari hasil kerja siswa
dengan gambar, alat peraga, atau video.
3. Mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
4. Melakukan umpan balik dengan peserta didik.
2.7 Penerapan Model Pembelajaran VAK dalam Mata Pelajaran
Matematika
Model pembelajaran VAK terdiri dari empat tahap utama. Model
pembelajaran VAK pada mata pelajaran matematika dapat dilihat pada tabel
berikut :
13

Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa


A. Kegiatan Awal / Pendahuluan
1. Guru melakukan apersepsi, 1. Siswa
yaitu dengan memunculkan mendengarkan,
rasa ingin tahu siswa melalui menyimak dan
tanya jawab dan menanggapi
mengemukakan berbagai apersepsi dan
masalah berkaitan dengan motivasi yang
pengalaman siswa serta diberikan guru
Tahap memotivasi siswa terhadap (visual dan
bangun ruang kubus. auditory).
Persiapan
2. Guru menyampaikan tujuan 2. Siswa mengamati
pembelajaran yang akan dan menyimak
dicapai, rencana proses tujuan mempelajari
kegiatan dan penilaian yang konsep bangun
akan dilakukan secara jelas ruang kubus yang
dan bermakna. akan dicapai, proses
3. Guru mengelompokkan siswa kegiatan dan
ke dalam beberapa kelompok penilaian yang akan
4-5 orang. dilakukan dalam
pembelajaran
(visual, auditory).
3. Siswa membentuk
kelompok belajar
yang terdiri dari 4-5
orang.
B. Kegiatan Inti Eksplorasi
1. Guru menggali pengetahuan 1. Siswa
awal siswa tentang bangun mendengarkan
ruang kubus melalui tanya pertanyaan-
jawab berdasarkan pertanyaan dari guru
pengamatan pengalaman mengenai materi
belajar siswa di dunia nyata tentang bangun
yang kontekstual. ruang kubus
2. Guru menyampaikan kemudian
penjelasan konsep menanggapinya
Tahap
materi bangun ruang (auditory).
Penyampaian kubus melalui 2. Siswa menyimak
kegiatan presentasi konsep yang
interaktif dan kolaborasi disampaikan oleh
dengan siswa dalam guru kemudian
mengeksplor media. membuat catatan
3. Guru memperlihatkan media tentang materi
tentang materi bangun ruang bangun ruang kubus
14

kubus, dan sarana media pada buku catatan


presentasi. (auditory,
4. Guru membimbing siswa kinestetik).
untuk mendemonstrasikan 3. Siswa mengamati
alat peraga untuk latihan gambar (visual dan
menemukan konsep berdasar kinestetik).
kan Lembar Kerja Siswa 4. Siswa
(LKS). mendemonstrasikan
alat peraga untuk
latihan menemukan
konsep (sendiri,
berpasangan,
berkelompok)
berdasarkan Lembar
Kerja Siswa (LKS)
(kinestetik).
Elaborasi
1. Guru memberikan Lembar 1. Siswa melakukan
Kerja Siswa (LKS) kepada diskusi verbal terkait
setiap kelompok untuk dengan soal-soal
dikerjakan dalam diskusi pada LKS yang
anggota kelompok. diberikan oleh guru
Tahap
2. Guru membimbing dalam (auditori dan
Pelatihan menyelesaikan permasalahan kinestetik).
yang ada di LKS dengan 2. Perwakilan dari
pelatihan dan tinjauan kelompok
kolaboratif. menyelesaikan soal-
soal pada LKS
dengan arahan guru
(auditori dan
kinestetik).
Konfirmasi
1. Guru membimbing siswa 1. Salah seorang siswa
dalam presentasi diskusi perwakilan dari
kelompok. masing-masing
2. Guru memberikan penguatan kelompok membaca
atas hasil kerja siswa. dan
3. Guru memberikan mempresentasikan
Tahap pertanyaan umpan balik dan hasil diskusinya
evaluasi kinerja. (visual dan
Penampilan
4. Guru mengarahkan siswa kinestetik).
Hasil atau kelompok yang ingin 2. Siswa dari
menanggapi, melengkapi. kelompok lain
5. Guru dan siswa bersama- mendengarkan,
sama menyimpulkan materi mengemukakan
pelajaran. pendapat,
15

C. Kegiatan Akhir memberikan


gagasan dan
1. Guru memberikan evaluasi.
menanggapi
2. Guru memberikan motivasi
presentasi dari
yang mendidik kepada siswa.
kelompok lain
(visual, auditory dan
kinestetik).
3. Siswa menjawab tes
akhir secara individu
(kinestetik).
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Model pembelajaran VAK (Visual, Auditori dan Kinestetik) adalah
model pembelajaran yang mengutamakan pengalaman belajar secara
langsung dan menyenangkan bagi siswa. Model pembelajaran ini dianggap
efektif karena memperhatikan tiga jenis modalitas atau cara belajar siswa,
yaitu cara belajar dengan mengingat (visual), belajar dengan mendengar
(auditori) dan belajar dengan gerak dan emosi (kinestetik). Melalui model
pembelajaran VAK potensi yang dimiliki oleh siswa menjadi lebih terlatih
dan berkembang dengan baik. Modalitas pembelajaran pertama kali
dikembangkan oleh Neil Fleming untuk menunjukkan preferensi individu
dalam proses belajarnya, yakni, visual, auditori, dan kinestetik (VAK).
Kelemahan dari model pembelajaran VAK yaitu tidak banyak
orang yang mampu mengkombinasikan ketiga gaya belajar tersebut.
Sehingga orang yang hanya mampu menggunakan satu gaya belajar, hanya
akan mampu menangkap materi jika menggunakan metode yang lebih
memfokuskan kepada salah satu gaya belajar yang didominasi.
Kelebihan dari pembelajaran Visuali auditori kinestetik (VAK)
adalah sebagai berikut :
1. Pembelajaran akan lebih efektif, karena mengkombinasikan ketiga gaya
belajar.
2. Mampu melatih dan mengembangkan potensi siswa yang telah dimiliki
oleh pribadi masing-masing.
3. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa.
4. Mampu melibatkan siswa secara maksimal dalam menemukan dan
memahami suatu konsep melalui kegiatan fisik seperti demonstrasi,
percobaan, observasi, dan diskusi aktif.
5. Mampu menjangkau setiap gaya pembelajaran siswa.
6. Siswa yang memiliki kemampuan bagus tidak akan terhambat oleh siswa
yang lemah dalam belajar. Karena model ini mampu melayani

16
17

7. kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata.


(Janghyunita.blogspotcom, 2012)
Menurut Shoimin (2014), langkah-langkah yang dilakukan dalam
pelaksanaan model pembelajaran visual, auditori dan kinestetik (VAK)
adalah tahap persiapan (kegiatan pendahuluan), tahap penyampaian
(kegiatan inti pada eksplorasi), tahap pelatihan (kegiatan inti pada
elaborasi), tahap penampilan hasil (kegiatan inti pada konfirmasi).
3.2 Saran
Semoga penulisan makalah selanjutnya dalam hal menjelaskan
metode pembelajaran VAK dapat lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Randyzn. 2016. “Model Pembelajaran Visual Auditori Kinestetik (VAK)”.
https://randyn0208.blogspot.com//2016/03/model-pembelajaran-visual-
auditori_66.html (diakses tanggal 18 April 2021).
Andea, Regina, dan Maulana. 2016. “Penerapan Model Pembelajaran Visual,
Auditorial, dan Kinestetik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah
Dasar”, 1(1), 431-440.
Rahayu, Siti, dan Ana Istiani. 2017. “Pembelajaran Matematika Melalui
Pendekatan Kontekstual Dengan Gaya Belajar VAK (Visual Auditory
Kinestetik)”, 3(2), 129-137.
Riadi, Muchlisin. 2020. “Model Pembelajaran VAK (Visual, Auditori, dan
Kinestetik”. https://www.kajianpustaka.com/2020/10/model-pembelajaran-
vak.html#:”:text=Menurut%20Huda%20(2014)%2C%20model.gerak%20da
n%20emosi%20(kinestetik) (diakes pada tanggal 14 April 2021).
Syafaat, Mohammad. 2021. ”Model Belajar VAK”.
https://id.scribd.com/document/360463224/Makalah-Model-Belajar-Vak
(diakses tanggal 14 April 2021).

18

Anda mungkin juga menyukai