Disusun Oleh:
NIM. 190111001
2022
KATA PENGANTAR
Dengan memajat pui syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya,
maka pada hari ini makalah yang berjudul “Analsis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan
Soal Tipe Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Numerasi Ditinjau Dari Tahapan
Newman” dapat diselesaikan. Secara garis besar, makalah ini berisi mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal yang dialami peserta didik
di UPT SD Negeri 60 Gresik.
Secara garis besar lingkup makalah ini terdiri dari tiga bab, yaitu: Bab 1 yeng
mendiskripsikan latar belakang makalah ini dibuat, rumusan masalah, dan tujuan dari
pembuatan makalah ini. Bab 2 mendeskripsikan tentang metode penelitian dan teknik analisis
data. Bab 3 medeskripsikan tentang pembahasan dan hasil penelitian. Dan yang terakhir adalah
Bab 4 yang berisi tentang kesimpulan dan saran dari penulis untuk pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung penyususnan makalah
ini. Oleh karena itu, saran dari berbagai pihak sangat diharapkan demi kemajuan selanjutnya.
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan mata pelajaran yang memiliki peranan yang besar bagi
siswa. Hal ini karena matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dalam
berkomunikasi dengan simbol-simbol serta ketajaman dalam penalaran yang dapat
memperjelas dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang selalu mengalami perkembangan baik
dalam segi teori atau dalam penerepannya. Karena disebut sebagai ilmu dasar matematika
dipergunakan secara luas dalam segala bidang kehidupan, maka dari itu dalam setiap
pembelajaran matematika agar siswa dapat memahami materi dengan baik dan dapat
digunakan dalam penerapan sehari-hari maka diperlukan adanya tes tolak ukur
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal atau masalah. Untuk mengukur kemampuan
siswa tersebut, melalui kementrian pendidikan dan kebudayaan membuat sebuah
kebijakan asesmen kompetensi miimum (AKM).
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah sebuah penilaian asesmen
kompetensi mendasar yang digunakan agar siswa mampu mengembangkan kapasitas diri
dan turut berperan aktif dalam hal positif pada masyarakat. Asesmen Kompetensi
Minimum didesain untuk mengetahui informasi dalam perbaikan mutu pembelajaran dan
meningkatkan hasil belajar siswa. Mentri Pendidikan dan Kebudayaan
(KEMENDIKBUD) Nadim Markarin menjelaskan bahwa untuk pelaksanaan Asesmen
Kompetensi Minimum akan dilakukan pada tengah jenjang pendidikan, berbeda dengan
ujian nasional yang dilaksanakan pada akhir jenjang pendidikan (Kasih, 2020). AKM
dibagi menjadi dua kompetensi, yaitu kemampuan literasi linguistik dan literasi
numerasi. Adapun yang dimaksud literasi linguistik adalah sebuah kemampuan untuk,
memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks tertulis
untuk mengembangkan kapasitas individu serta untuk dapat berpartisipasi secara
produktif kepada masyarakat (Adit, 2020). Sedangkan literasi linguistik adalah sebuah
pengetahuan dan kecakapan dalam menggunakan berbagai simbol dan angka terkait
dengan matematika dan menganalisis informasi yang didapatkan (Mahmud dan Pratiwi,
2019). Untuk memecahkan masalah matematika kemampuan literasi numerasi siswa
sangat diperlukan.
Namun, kenyataan yang ada bahwa banyak siswa yang mengeluh dikarenakan
sering mengalami kesulitan dalam memahami soal-soal literasi numerasi sehingga siswa
melakukan sebuah kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal literasi numerasi yang
diberikan. Dari kesalahan yang dilakukan siswa tersebut dapat diteliti dan dikaji lebih
1
mendalam. Sumber kesalahan yang dilakukan siswa agar dapat menjawab pemecahan
yang tuntas. Untuk menemukan pemecahan dilakukan dengan menganalisis akar
permasalahan yang menjadi penyebab kesalahan yang dilakukan siswa. Hal tersebut
diupayakan agar kesalahan yang sama tidak akan terulang lagi di waktu-waktu
selanjutnya. Berdasarkan pemaparan tersebut, pemakalah tertarik melakukan mini
reserch yang berjudul “Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Tipe
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Numerasi Ditinjau Dari Tahapan Newman”.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang tahapan Newman?
2. Bagaimana Fakta (kesulitan/kesalahan) siswa dalam menyelesaikan soal AKM?
3. Dari fakta-fakta yang ada kemampuan matematis apa yang masih rendah?
4. Apa alternatif solusi yang dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan
matematisnya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kajian teoritis terkait tahapan Newman?
2. Untuk menelaah fakta (kesulitan/kesalahan) siswa dalam menyelesaikan soal AKM
numerasi.
3. Untuk mengetahui kemampuan matematis yang masih rendah dilihat dari fakta-
fakta yang ada.
4. Untuk mengetahui alternatif solusi yang dapat membantu siswa untuk
meningkatkan kemampuan matematisnya.
D. Pembatasan Masalah
Agar tidak terjadi perbedaan interpretasi maka pemakalah membatasi ruang lingkup
dan prosedural mini reserch ini, yaitu sebagai berikut:
1. Soal-soal yang digunakan untuk menganalisis fakta di adopsi dari soal AKM
numerasi yang diberikan oleh pemakalah dan diambil dari buku Erlangga Fokus
AKM SD/MI
2. Peserta didik yang menjadi partisipan dalam makalah ini adalah siswa kelas V di
UPT SD Negeri 60 Gresik. Partisipan sebanyak 32 siswa.
3. Seteleh siswa mengerjakan maka pemakalah mengoreksi jawaban siswa, kemudian
pemakalah akan mewawancarai siswa yang terpilih.
2
BAB 2. METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Penelitian dilaksanakan di kelas V UPT SD Negeri 60 Gresik.
Subjek penelitian dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Purposive
sampling adalah pengambilan subjek sumber data dengan pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2012). Teknik penggumpulan data dilakukan dengan memberikan tes dan
wawancara. Tes bertujuan agar mengetahui apa saja kesalahan siswa, sedangkan
wawancara bertujuan untuk mengecek keabsahan data dan mengetahui pesyebab
kesalahan tersebut berdasarkan prosedur Newman. Soal tes divalidasi oleh para ahli. Tes
terdiri atas lima soal Asesmen Kompetensi Minimum literasi numerasi. Tes diberikan
kepada siswa kelas V. Nilai yang diperoleh dari hasil tes, diurutkan dari nilai tertinggi
hingga terendah, selanjutnya dikelompokkan dalam 3 golongan, yaitu kelompok
berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Selanjutnya diambil satu siswa sebagai subjek
penelitian kelompok berkemampuan tinggi (SP-1), satu siswa sebagai subjek penelitian
kelompok berkemampuan sedang (SP-2), dan dua siswa sebagai subjek penelitian
kelompok berkemampuan rendah (SP-3 dan SP-4). Pedoman wawancara dikembangkan
oleh peneliti yang berpedoman pada prosedur wawancara menurut Newman.
1. Reduksi data adalah sebuah tahapan untuk memilah-milah data yang terkumpul
untuk difokuskan pada hal-hal yang pokok atau penting-penting saja yaitu data yang
berkaitan dengan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal Asesmen Kompetensi
Minimum (AKM) literasi numerasi, sehingga informasi yang tidak diperlukan dapat
diabaikan.
2. Penyajian data adalah sebuah tahapan untuk menuliskan data yang telah terkumpul
menjadi terorganisir sehingga memudahkan dalam memahami data yang telah
3
diperoleh dan menraik kesimpulan dari data yang didapatkan tersebut. Penyajian
data dalam penelitian ini yaitu penyajian data tentang kesalahan siswa dalam
menyelsaikan soal Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) literasi numerasi, baik
kesalahan secara membaca, kesalahan memahami masalah, kesalahan
mentransformasikan masalah, kesalahan keterampilan proses, dan kesalahan dalam
penulisan jawaban.
3. Penarikan kesimpulan adalah sebuah tahapan untuk menarik kesimpulan
berdasarkan data-data yang telah disajikan yaitu kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) literasi numerasi dan
hasil wawancara.
4
BAB 3. PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Analisi Newman
Analisis adalah sebuah kegiatan untuk memahami suatu informasi yang terdapat
pada suatu kasus agar dapat mengetahui permasalahan yang sedang terjadi dan
menentukan tindakan apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan pemecahan masalah.
Menurut Freddi Rangkuti Untuk melakukan analisis diperlukan adanya kerangka analisis
kasus sebagai berikut (Rangkuti, 2013):
1. Memahami situasi informasi yang ada.
2. Memahami permasalahan yang terjadi. Baik masalah yang bersifat umum atau
spesifik.
3. Menciptakan atau memberikan berbagai alternatif penyelesaian.
4. Evaluasi pilihan alternatif dan pilih yang terbaik serta memberikan berbagai
keungkinan yang terjadi.
Menurut Newman (Ellerton & Clements, 1992) mengemukakan bahwa jika ingin
menyelesaikan soal matematika dam bentuk cerita atau literasi numerasi maka siswa
harus melalui lima tahapan sebagai berikut:
5
Pada tahap ini siswa dikatakan mampu memahami masalah jika mengerti dari
maksud semua kata dalam soal. Untuk mengetahui pemahaman siswa dapat
dilakukan dengan cara meminta siswa menyebutkan apa saja yang diketahui dan
ditanyakan dari soal.
3. Transformasi (Transformation)
Pada tahap ini siswa mencari hubungan dari fakta (yang diketahui dan yang
ditanyakan), untuk mengetahui pemahaman siswa dapat dilakukan dengan meminta
siswa untuk menentukan metode, prosedur atau strategi pemecahan masalah.
4. Keterampilan proses (process skill)
Pada tahap ini siswa diminta untuk mengimplementasikan rancangan rencana
pemecahan masalah dengan aturan-aturan yang sudah direncanakan.
5. Penulisan jawaban akhir (encoding)
Pada tahap ini siswa diminta untuk menuliskan jawaban secara tepat.
6
akhir (Encoding b. Siswa tidak dapat menyimpulkan jawaban sesuai
error) kalimat matematika.
c. Kesalahan karena kecerobohan atau kurang cermat.
B. Hasil Penelitian
Adapun soal Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) literasi numerasi yang
diberikan adalah sebagai berikut:
1. Pak Ali dan Pak Budi memiliki tanah yang saling berdampingan dengan bentuk dan
ukuran seperti pada gamabar di bawah ini. Pernyataan berikut yang benar adalah....
18 𝑚
2. Pilih dan berilah tanda centang pada setiap pernyataan yang benar berdasarkan
informasi yang ada pada teks tersebut. (jawaban lebih dari satu)
Pernyataan Benar
1 Jumlah harga seluruh balon dan bola plastik adalah 𝑅𝑝. 48.500,00.
7
3 Banyak bola plastik yang digunakan adalah 53 buah.
Adapun gambaran kesalahan siswa berdasarkan hasil tes adalah sebagai berikut:
Berdasrkan hasil analisis pekerjaan SP-1 pada soal nomor 1 terdapat kesalahan
dalam menstransformasikan soal. Karena subjek tidak menuliskan caranya setelah
diwawancarai subjek salah dalam menghitung perbandingan 2 : 3. Penyebabnya ternyata
subjek lupa bagaimana cara menentukan perbandingan.
8
Gambar 1. Hasil Pekerjaan SP-1 pada Soal Nomor 1.
Hasil penyelesaian masalah yang dikerjakan oleh SP-2 pada soal nomor 3 masih
terdapat kesalahan dalam transformasi. Hal tersebut dikarenakan penggunaan rumus yang
tidak tepat untuk menghitung luas kebun keluarga Danu. Penyebabnya adalah subjek
tidak dapat menentukan rumus yang sesuai untuk mencari luas kebun tersebut. Setelah
diwawancarai ternyata subjek tersebut lupa rumusnya
9
Hasil Pekerjaan SP-4 pada soal nomor 5 terdapat kesalahan pada langkah kesalahan
dalam memahami soal yaitu tidak menghitung selisih antara angka kemiskinan tahun
kelima dengan tahun pertama. Penyebabnya dikarenakan subjek kurang teliti dan terburu-
buru dalam memahami soal sehingga dikira untuk menentukan angaka kemiskinan pada
tahun pertama dan tahun kelima bukan mencari selisihnya.
Berdasarkan analisis hasil pekerjaan SP-4 pada soal nomor 4, terdapat kesalahan
dalam keterampilan proses. Penyebabnya karena subjek berhenti melanjutkan
pengerjaanya setelah membagi banyak kotak setaip vitamin dengan FPB yaitu 14.
Sehingga subjek menyimpulkan bahwa hasil pembagian kotak dengan FPB itu adalah
jawabannya. Padhal masih ada satu langkah lagi yaitu mengalikan hasil dari 14 tadi
dengan banyak kapsul setiap vitamin tersebut.
10
Gambar 4. Hasil Pekerjaan SP-4 pada soal nomor 4.
Berdasarkan analisis hasil pekerjaan SP-3 pada soal nomor 3, terdapat kesalahan
dalam mentransformasikan. Dikarenakan subjek salah mengoperasikan yang seharusnya
di bagi tetapi subjek malah menggurangkan. Penyebabnya subjek lupa seharusnya jika
bentuk perkalian maka kedua ruas harus dibagi dengan setengah dari bilangan yang ingin
dihilangkan.namun, subjek malah menggurangkan dengan bilangan itu.
11
Berdasarkan analisis hasil pekerjaan SP-3 pada soal nomor 4, terdapat kesalahan
dalam mentransformasikan. Dikarenakan subjek salah dalam mencari FPB dari
56, 42, dan 84 dengan menggunakan konsep yang digunakan untuk mencari KPK.
Penyebabnya adalah subjek binggung anatar konsep yang digunakan untuk mencari FPB
dan KPK sehingga terbalik.
12
BAB 4. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa kesalahan
yang terjadi dari empat subjek penelitian yaitu: (1) kesalahan dalam transformasi yaitu
subjek penelitian 1 soal nomor 1, subjek penelitian 2 soal nomor 3, subjek penelitian 3
soal nomor 3, subjek penelitian 3 soal nomor 4. (2) kesalahan dalam keterampilan proses
yaitu subjek penelitian 4 soal nomor 4. (3) kesalahan dalam memahami soal subjek
penelitian 4 soal nomor 5.
Kesalahan dalam transformasi biasanya disebabkan karena siswa tidak dapat
mengingat rumus, penggunaan rumus tidak tepat, perancangan rumus yang tidak sesuai,
penggunaan rumus yang terbalik, salah tafsir soal, dan tidak terbiasanya mengerjakan soal
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) literasi numerasi atau soal HOTS, penguasaan
materi dikarenakan kurangnya dalam mempelajari atau mengulas kembali materi yang
sudah pernah dipelajari. Kesalahan keterampilan proses disebabkan siswa tidak teliti
dalam menyelesaikan soal. Kesalahan dalam memahami soal disebabkan siswa terburu-
buru dalam membaca soal dan tidak membaca kembali soal yang diminta.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka saran-saran yang disampaikan untuk
menghindari kesalahan menyelesaikan soal Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
literasi numerasi berdasarkan prosedur Newman adalah sebagai berikut: (1) agar siswa
terhindar dari kesalahan membaca, hendaknya guru menyarakan kepada siswa agar lebih
berhati-hati ketika dalam memebaca sebuah soal dan jika perlu seorang siswa untuk
menggulang kembali sehingga tidak ada informasi penting yang terlewatkan dalam soal
tersebut. (2) agar siswa terhindar dari kesalahan transformasi, hendaknya guru
memastikan pemahaman siswa terhadap materi serta penggunaan rumus dalam
menyelesaikan soal. Selain itu siswa juga haru memperhatikan guru ketika menerangkan
dan mencatat yang penting-penting. (3) agar siswa terhindar dari kesalahan keterampilan
proses, hendaknya guru memberikan pengauatan kepada siswa terhadap materi yang
sudah dipelajari. (4) agar siswa terhindar dari kesalahan penulisan jawaban, hendaknya
guru meminta siswa untuk mengecek atau mengkoreksi ulang jawaban seblum
dikumpulkan dan memastikan bahwa lembar jawaban tersebut sesuai dengan apa yang
diharapkannya. (5) membiasakan latihan soal-soal asesmen kompetensi minimum
numerasi.
13
DAFTAR PUSTAKA
Adit, Albertus. 2020. Siswa dan Orang Tua, Pahami Perbedaan UN dengan AKM. 26 Desember. Diakses
April 3, 2021. https://amp.kompas.com/eduread//2020/12/26/084601871/siswa-
dan orangtua-pahami-perbedaan-un-dengan-akm.
Ellerton, N. F., & Clements, M. A. (1992). Implications of Newman research for the issue of “What is
basic in school mathematics?” Space: The First and Final Frontier, 276–284.
Kasih, Ayunda Pininta. 2020. Kompas.com. 7 Oktober. Diakses Mei 2, 2021.
http://www.kompas.com/edu/read/2020/10/07/131802471/tahun-depan-un-diganti-
asesmen nasional-ini-penjelasan-kemendikbud
14