(makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Matematika dalam
Khazanah Islam)
Dosen Pengampu : Hj. Nurjannah Amna, Dra. M.M.Pd
Oleh
APRILIANI
NIM. 41032151191003
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugerah dari-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “matematika zakat edisi zakat
fitrah dan zakat profesi” ini. Shalawat dan salam tak lupa juga senantiasa tercurah
limpahkan kepada junjunan besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang
sempurna dan menjadi anugerah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi
salah satu tugas mata kuliah matematika dalam khazanah islam. Disamping itu,
penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga dapat
terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Saya mengharapkan kritik dan saran terhadap
makalah ini agar kedepannya dapat penulis perbaiki. Karena penulis sadar makalah
yang penulis buat ini masih terdapat banyak kekurangannya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penulis dapat menentukan
tujuan dalam pembuatan makalah ini antara lain sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari Zakat Fitrah dan Zakat Profesi.
2. Untuk mengetahui dasar hukum Zakat.
3. Untuk mengetahui siapa saja yang berhak menerima Zakat.
4. Untuk mengetahui rukun dan syarat wajib Zakat Fitrah dan Zakat Profesi.
5. Untuk mengetahui waktu mengeluarkan Zakat Fitrah.
6. Untuk mengetahui ketentuan dan perhitungan Zakat Fitrah.
7. Untuk mengetahui ketentuan Zakat Profesi.
1.4 Manfaat
Dari penulisan atau pembuatan makalah ini diharapkan dapat
memberikan informasi bagi penulis dan pembaca mengenai pengertian dari
zakat fitrah dan zakat profesi, dasar hukum zakat, siapa saja yang berhak
menerima zakat, rukun dan syarat wajib zakat fitrah dan zakat profesi, waktu
mengeluarkan zakat fitrah, ketentuan dan perhitungan zakat fitrah, serta
ketentuan zakat profesi.
BAB II
PEMBAHASAN
4
5
itu diterima dan barang siapa yang membayarnya sesudah solat, maka
zakat itu sebagai sodaqah biasa” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majjah).
Dari pengertian di atas dapat ditarik dua pengertian tentang zakat fitrah.
Pertama, zakat fitrah adalah zakat untuk kesucian. Artinya, zakat ini
dikeluarkan untuk mensucikan orang yang berpuasa dari ucapan atau per yang
tidak ada manfaatnya. Kedua, zakat fitrah adalah zakat karena sebab ciptaan.
Artinya bahwa zakat fitrah adalah zakat yang diwajibkan kepada setiap orang
yang dilahirkan ke dunia ini. Oleh karenanya zakat ini bisa juga disebut
dengan zakat badan atau pribadi. Semua orang dari semua lapisan
masyarakat, baik yang kaya atau yang miskin selama mereka mempunyai
kelebihan persediaan makanan pada malam hari raya iedul fitri mereka tetap
berkewajiban mengeluarkan zakat fitrah.
2.1.2 Zakat Profesi
Dapat ditarik kesimpulan zakat adalah sebagian dari harta benda atau
kekayaan (yang bernilai ekonomi baik tetap atau bergerak) seseorang dan atau
badan usaha yang beragama Islam yang wajib dikeluarkan apabila telah
mencapai nishab dan haulnya untuk kemaslahatan masyarakat. Termasuk
juga profesi seorang muslim yang menghasilkan ekonomi atau uang yang
sudah mencapai nishab wajib dikeluarkan zakatnya.
Zakat profesi (penghasilan) adalah kewajiban zakat yang dikenakan
atas penghasilan tiap-tiap pekerjaan atau keahlian professional tertentu, baik
itu dikerjakan sendirian ataupun dilakukan bersama-sama dengan orang atau
lembaga lain yang dapat mendatangkan penghasilan (uang) yang memenuhi
nishab (batas minimum harta untuk bisa berzakat) (Kurde,2005:1-2).
Zakat profesi merupakan istilah baru yang muncul dewasa ini, yang
belum dikenal secara luas oleh masyarakat, dan bahkan mungkin tidak
dikenal sama sekali, karena zakat profesi belumlah lama diperkenalkan di
tengahtengah masyarakat Indonesia, termasuk pegawai negeripada
umumnya.
6
Yang dimaksud dengan fakir ialah orang yang tidak memiliki harta
atau pun usaha yang memadai, sehingga sebagian besar kebutuhannya
tidak dapat dipenuhinya walaupun misalnya, ia memiliki rumah tempat
tinggal, pakaian yang pantas bagi dirinya, ia tetap dianggap fakir selama
sebagian besar kebutuhan hidup yang diperlukannya tidak terpenuhi
olehnya.
2. Miskin
Miskin ialah orang yang memiliki harta atau usaha yang dapat
menghasilkan sebagian kebutuhannya tetapi tidak mencukupi. Kebutuhan
yang dimaksudkan adalah makanan, minuman, pakaian dan lain-lain
menurut keadaan yang layak baginya.
3. Amil
Yang dimaksud dengan amil ialah orang-orang yang khusus
ditugaskan oleh imam untuk mengurusi zakat, seperti petugas yang
mengutip (sha‟i), mencatat (katib) harta yang terkumpul, membagibagi
(qasim), dan mengumpul para wajib zakat atau mengumpul para mustahiq
(hasyir), tetapi para qadi dan pejabat pemerintahan tidak termasuk dalam
kelompok amil.
Syarat-syarat amil zakat : 1. Islam 2. Laki-laki 3. Merdeka 4.
Mukallaf 5. Adil 6. Bisa melihat 7. Bisa mendengar 8. Mengerti masalah
zakat (faqih / menguasai).
4. Al-mu’allafatu Qulubuhum (muallaf)
Menurut bahasa Al-mu‟allafatu qulubuhum berarti orang yang
hatinya dijinakkan atau dibujuk hatinya. Sedangkan orang-orang yang
termasuk muallaf, yang nota bene berhak menerima zakat adalah :
a. Orang yang baru masuk Islam dan Iman (niat) nya masih lemah.
b. Orang yang baru masuk Islam dan imannya sudah kuat, namun dia
mempunyai kemuliaan dikalangan kaumnya. Dengan memberikan
zakat kepadanya, diharapkan kaumnya yang masih kafir mau masuk
Islam.
c. Orang Islam yang melindungi kaum muslimin dari gangguan dan
keburukan orang-orang kafir.
8
seorang professional dan karyawan, sedangkan nishabnya adalah 10% dari sisa
pendapatan bersih. (Qardhawi, 1996:482).
Ketiga, menurut Buku Pedoman Zakat dari Departmen Agama R.I
menyatakan sebagaimana di singgung diatas tiap harta benda atau kekayaan di
kenakan zakat apabila mencapai nishab dan hawlnya. Dengan demikian juga semua
bentuk pendapatan atau penghasilan dari perusahaan, jasa profesi atau gaji
karyawan perbulan yang melebihi nilai harga 13,5 kwintal gabah (nishab zakat
zuruk). Oleh karena itu apabila petani padi di kenakan zakat panenan 13,5 kwintal
gabah dengan zakatnya 5% atau 10% maka seorang karyawan yang berpenghasilan
Rp. 150.000,- perbulan sudah sama dengan nilainya dengan harga gabah yang di
hasilkan petani tersebut. Dengan demikian setiap karyawan yang menerima gaji
melebihi nilai harga nishab/zuruk, diwajibkan zakat. Pendapat lain ialah apabila
penjumlahan gaji tetap seorang karyawan setahun (haul) sama dengan nilai atau
harga emas (94 gram) maka di kenakan zakat. Zakat dapat dibayar setelah habis
haul atau perbulan pada saat menerima gaji tersebut.
Keempat Pendapat (Majelis Ulama Aceh) menyatakan bahwa bagi karyawan
yang memiliki sisa gaji setelah dikurangi biaya hidup setiap bulan mencapai titik
nishab atau penjumlahan sisa tersebut setahun mencapai nishab zuruk, maka
dikenakan zakat 2,5%. Demikian juga berlaku bagi honorarium atau jasa
profesional ataupun deviden saham yang diterima secara tetap tip bulan atau secara
berkala yang mencapai nishab dikenakan zakat 2,5% .
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Menurut Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan
zakat, zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau
badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk
diberikan kepada yang berhak menerimanya (DEPAG, 1999: i).
Dari pengertian di atas dapat ditarik dua pengertian tentang zakat fitrah.
Pertama, zakat fitrah adalah zakat untuk kesucian. Artinya, zakat ini
dikeluarkan untuk mensucikan orang yang berpuasa dari ucapan atau perilaku
yang tidak ada manfaatnya. Kedua, zakat fitrah adalah zakat karena sebab
ciptaan. Artinya bahwa zakat fitrah adalah zakat yang diwajibkan kepada
setiap orang yang dilahirkan ke dunia ini. Oleh karenanya zakat ini bisa juga
disebut dengan zakat badan atau pribadi. Semua orang dari semua lapisan
masyarakat, baik yang kaya atau yang miskin selama mereka mempunyai
kelebihan persediaan makanan pada malam hari raya iedul fitri mereka tetap
berkewajiban mengeluarkan zakat fitrah.
Zakat profesi (penghasilan) adalah kewajiban zakat yang dikenakan
atas penghasilan tiap-tiap pekerjaan atau keahlian professional tertentu, baik
itu dikerjakan sendirian ataupun dilakukan bersama-sama dengan orang atau
lembaga lain yang dapat mendatangkan penghasilan (uang) yang memenuhi
nishab (batas minimum harta untuk bisa berzakat) (Kurde,2005:1-2).
Ada 8 Asnaf yang berhak menerima zakat yaitu : fakir, miskin, amil,
muallaf, riqab, gharim, fii sabilillah dan ibnu sabil. Pada zakat fitrah ada yang
dinamakan rukun dan syawarat wajib zakat, rukun zakat terdiri dari : niat,
terdapat pemberi zakat atau muzaki, terdapat penerima zakat atau mustahik
dan ada harta yang harus dizakatkan. Sedangkan syarat wajib zakat terdiri
dari : beragama islam dan merdeka, menemui dua waktu yaitu diantara bulan
Ramadhan dan Syawal walaupun hanya sesaat, dan mempunyai harta yang
lebih dari pada kebutuhannya sehari-hari untuk dirinya dan orang-orang di
bawah tanggungannya.
15
16
Hadi Yasin, Ahmad. 2011. Panduan Zakat Praktis. Dompet Dhuafa Republika.
Mahadi, Samala. 2020. Mengenal Jauh Zakat Fitrah, Syarat, dan Ketentuannya
Menurut Hadist. https://www.99.co/blog/indonesia/mengenal-zakat-fitrah/
diakses pada Senin, 15 Maret 2021.
Saprida. 2021. Sosialisasi Pengenalan Zakat Fitrah Terhadap Santriwati
Pondok Pesantren Madinatul Quran Desa Betung, Ogan Ilir. Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 8 (2), 5-6.
Umdah Safitri, Idah. 2018. Problematika Zakat Fitrah. Jurnal Keislaman,
Kemasyarakatan dan Kebudayaan, 19 (1), 25-29.
Shobirin. 2015. Teknik Pengelolaan Zakat Profesi. Jurnal Zakat dan Wakaf, 2 (2),
325-328.
17