Disusun Oleh:
NURWAHIDAH 210101501010
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan hidayah yang diberikan-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Model Pembelajaran Problem Based Learning dan
Project Based Learning”.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi........................................................................................................... ii
Bab 1 Pendahuluan........................................................................................... 1
2.3 Pembelajaran Berbasis Proyek atau Project Based Learning (PJBL) ........ 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Di zaman sekarang ini yang identik dengan perubahan, mendidik itu diharuskan
mampu menyiapkan peserta didiknya untuk mampu menyesuaikan dengan
perubahan yang terjadi. Bahan tidak dapat dihentikan, hanya bisa diikuti dengan
meningkatkan kreativitas serta daya saing peserta didik dalam dunia global. Maka
peserta didik harus dididik sesuai dengan zaman yang akan dihadapinya.
Dalam proses pembelajaran ada banyak sekali model pembelajaran yang digunakan
oleh pendidik. Salah satu inovasi pembelajaran untuk menjadikan peserta didik
menjadi pribadi yang kreatif, kooperatif, kompetitif adalah dengan menerapkan
proses pembelajaran berbasis proyek ataupun proses pembelajaran berbasis
masalah.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi penugasan dari mata
kuliah strategi pembelajaran dan untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca
tentang model pembelajaran berbasis masalah atau problem based learning model
pembelajaran berbasis proyek atau project based learning.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pembelajaran berasal dari kata dasar ajar yang artinya petunjuk yang diberikan
kepada orang supaya diketahui. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
pembelajaran merupakan proses, cara, pembuatan, menjadi makhluk hidup belajar.
Menurut Joyce, Weil, dan Calhoun model pembelajaran adalah suatu deskripsi dari
lingkungan pembelajaran, termasuk perilaku guru menerapkan dalam
pembelajaran. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau
pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas
oleh guru meliputi pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik
pembelajaran yang sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh.
Ada banyak model pembelajaran yang bisa guru terapkan dalam proses
pembelajaran, salah satu diantaranya yaitu model pembelajaran berbasis masalah
atau problem-based learning dan model pembelajaran berbasis proyek atau project-
based learning.
3
2.2 Pembelajaran Berbasis Masalah/ Problem Based Learning (PBL)
Menurut Nata, problem-based learning yang selanjutnya disebut PBL, adalah salah
satu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan cara
menghadapkan para peserta didik tersebut dengan berbagi masalah yang dihadapi
dalam kehidupannya. Dengan model pembelajaran ini, peserta didik dari awal
sudah dihadapkan berbagai masalah kehidupan yang mungkin akan ditemuinya
kelak pada saat mereka sudah lulus dari bangku sekolah.
Alder dan Milne (1997) dalam buku Efendi mendefinisikan PBL dengan metode
yang berfokus kepada identifikasi permasalahan serat penyusunan kerangk analisis
dan pemecahan. Metode ini dilakukan dengan membentuk kelompok-kelompok
4
kecil, banyak kerja sama dan interaksi, mendiskusikan hal-hal yang tidak atau
kurang dipahami, serta berbagi peran untuk melaksanakan tugas dan saling
melaporkan.
Dari beberapa teori yang telah dipaparkan di atas, dapat kita tarik kesimpulan
bahwa PBL atau pembelajaran berbasis masalah atau problem-based learning
adalah suatu model pembelajaran yang memfokuskan pada masalah yang ada dalam
dunia nyata sebagai sesuatu yang harus dipecahkan dan dicari solusinya oleh siswa
dalam proses pembelajaran.
1. Learning is student-centered
5
konstruktivisme dimana mahasiswa didorong untuk dapat mengembangkan
pengetahuannya sendiri.
Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam usaha membangun
pengetahuan secara kolaborativ, maka PBL dilaksakan dalam kelompok kecil.
Kelompok yang dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas dan penetapan tujuan
yang jelas.
6
e. Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama.
f. Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif.
g. PBL melibatkan evaluasi dan review pengalaman mahasiswa dan proses
belajar.
2.2.2 Prinsip- Prinsip Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Prinsip pembelajaran PBL menurut Berkel (2010) adalah:
1. Prinsip pembelajaran konstruktif
Pembelajaran konstruktif adalah mahasiswa berperan secara aktif dalam
membangun pengetahuan yang diperoleh. Terdapat dua kriteria sebagai
pembelajar yang aktif, yaitu: mampu mengaktifkan atau membangun
pengetahuan terhadap informasi baru dan mampu menghubungkan informasi
baru tersebut dengan dasar keilmuan. Pengetahuan sebelumnya dapat dijadikan
sebagai dasar untuk memahami sebuah informasi baru. Dalam menghubungkan
antara informasi baru dengan dasar keilmuan, mahasiswa dapat melakukan
diskusi dan menjawab beberapa pertanyaan. Mahasiswa dapat menghubungkan
antara pengetahuan sebelumnya dengan ilmu baru yang telah didapat. Sehingga
mahasiswa dapat memperluas pengetahuan mengenai informasi baru tersebut
(Berkel, 2010).
2. Prinsip pembelajaran mandiri (Self regulated learning).
Pembelajaran mandiri merupakan salah satu tujuan utama dalam pembelajaran
PBL. Pembelajaran mandiri adalah pembelajar secara aktif merencanakan,
memantau serta mengevaluasi sendiri suatu proses belajar. Perencanaan yang
dimaksud adalah, pembelajar harus dapat menyusun berbagai 7 cara dalam
menyelesaikan setiap tugas, kemudian menyusun tujuan yang jelas, memilih
strategi yang tepat dan mengidentifikasi berbagai rintangan yang mungkin
dihadapi dalam mencapai tujuan tersebut. Selain melakukan perencanaan,
mahasiswa juga harus memantau setiap kegitan yang sed ang dilakukan dan
mengantisipasi terhadap kejadian yang tidak terduga. Setelah semua proses
belajar berakhir, pembelajar melakukan evaluasi terhadap proses belajar yang
telah dilalui (Berkel, 2010).
3. Prinsip pembelajaran kolaborasi.
7
Pembelajaran kolaboratif adalah metode pembelajaran yang
menggabungkan beberapa orang dalam satu kelompok untuk melakukan
interaksi, sehingga terbentuk efek positif dalam suatu pembelajaran. Tujuan dari
metode pembelajaran kolaboratif adalah untuk menstimulasi setiap pembelajar
dalam melakukan interaksi dan membagi ilmu dan informasi yang telah
diperoleh. Metode pembelajaran ini dapat membuat mahasiswa menyimpan
informasi dalam jangka waktu lama (Berkel, 2010).
8
d) Mahasiswa kembali kepada kelompok PBL untuk melakukan tukar
informasi, pembelajaran teman sejawat, dan bekerjasama dalam
menyelesaikan masalah.
e) Mahasiswa menyajikan solusi yang mereka temukan
f) Mahasiswa dibantu oleh dosen melakukan evaluasi berkaitan dengan
seluruh kegiatan pembelajaran. Hal ini meliputi sejauhmana pengetahuan
yang sudah diperoleh oleh mahasiswa serta bagaimana peran masing -
masing mahasiswa dalam kelompok.
• Tahap pertama, adalah proses orientasi peserta didik pada masalah. Pada tahap
ini guru akan menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang
diperlukan, memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan
masalah, dan mengajukan masalah.
• Tahap kedua, mengorganisasi peserta didik. Pada tahap ini peserta didik dibagi
kedalam kelompok kelompok kecil. Pada tahap ini guru membantu peserta didik
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah.
• Tahap ketiga yaitu membimbing penyelidikan individu maupun kelompok.
Pada tahap ini guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi
yang dibutuhkan serta melaksanakan eksperimen dan penyelidikan untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
• Tahap keempat yaitu mengembangkan dan menyajikan hasil. Pada tahap ini
peserta didik akan dibantu oleh guru dalam merencanakan dan menyiapkan
laporan, dokumentasi, atau model, dan membantu mereka berbagi tugas dengan
sesama temannya.
• Tahap kelima yaitu tahapan penganalisisan dan pengevaluasian proses dan hasil
pemecahan masalah. Pada tahap ini peserta didik dibantu oleh guru untuk
melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses dan hasil penyelidikan yang
mereka lakukan.
9
Adapun sintaks model pembelajaran berbasis masalah atau problem-based
learning berdasarkan langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran berbasis
masalah yang dikemukakan di atas dapat kita lihat dalam table berikut.
Fase Kegiatan
pembelajaran
Guru Peserta didik
10
Fase Kegiatan
pembelajaran
Guru Peserta didik
melakukan kegiatan
menemukan.
11
Fase Kegiatan
pembelajaran
Guru Peserta didik
B. Kekurangan
1. Tutor tidak dapat mengajar: tutor merasa nyaman dengan metode tradisional
sehingga kemungkinan PBL akan terasa membosankan dan sulit.
2. Sumber daya manusia: lebih banyak staf yang terlibat dalam proses tutorial.
12
3. Model peran : kemungkinan mahasiswa mengalami kekurangan akses pada
dosen yang berkualitas di mana dalam kurikulum tradisional memberikan
kuliah dalam kelompok besar.
4. Sumber-sumber lain: sebagaian besar mahasiswa memerlukan akses pada
perpustakaan yang sama dan internet secara bersamaan pula.
5. Informasi berlebihan: mahasiswa kemungkinan tidak yakin dengan seberapa
banyak belajar mandiri yang diperlukan dan informasi apa yang relavan dan
berguna.
13
8. Adakalanya sumber yang dibutuhkan tidak tersedia dengan lengkap.
Made Wena (dalam Lestari, 2015: 14) menyatakan bahwa model Project
Based Learning adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
pendidik untuk mengelola pembelajaran dikelas dengan melibatkan kerja proyek.
Kerja proyek merupakan suatu bentuk kerja yang memuat tugas-tugas kompleks
berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan yang sangat menantang dan
menuntun peserta didik untuk merancang, memecahkan masalah, membuat
keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan peserta
didik untuk bekerja secara mandiri.
14
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
model pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) adalah pembelajaran
yang berfokus pada aktivitas peserta didik untuk dapat memahami suatu konsep dan
prinsip dengan melakukan penelitian yang mendalam tentang suatu masalah dan
mencari solusi yang relevan dan peserta didik belajar secara mandiri serta hasil dari
pembelajaran ini adalah produk.
Pada model PjBL peserta didik tidak hanya memahami konten, tetapi juga
menumbuhkan keterampilan pada peserta didik bagaimanan berperan di
masyarakat. Keterampilan yang ditumbukan dalam PjBl diantaranya keterampilan
komunikasi dan presentasi, keterampilan manajemen organisasi dan waktu,
keterampilan penelitian dan penyelidikan, keterampilan penilaian diri dan refleksi,
partisipasi kelompok dan kepemimpinan, dan pemikiran kritis.
Global SchoolNet (2000) dalam Nurohman melaporkan hasil penelitian the Auto
Desk Foundation tentang karakteristik Project Based Learning. Hasil penelitian
15
tersebut menyebutkan bahwa Project Based Learning adalah pendekatan
pembelajaran yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
Seperti yang sudah di uraikan bahwa model Project Based Learning merupakan
model pembelajaran yang lebih menekankan pada keterampilan proses sains dan
berkaitan dengan kehidupan nyata atau sehari-hari sehingga karakteristik materi
yang sesuai dalam penerapan model Project Based learning ini yaitu:
Prinsip PJBL adalah sebuah upaya kompleks yang memerlukan analisis masalah
yang harus direncanakan, dikelola dan diselesaikan pada batas waktu yang telah
ditentukan terlebih dahulu. Prosedur yang digunakan PjBL adalah perencanaan,
implementasi/ penciptaan, dan pemrosesan sedangkan PBL mengidentifikasi
16
masalah, mengkonfrontasikan informasi baru dengan pengalamannya, dan proses
penemuan pengetahuan secara personal.
a. Prinsip Sentralistis
Menegaskan bahwa kerja project based learning merupakan esensi dari
kurikulum. Model ini merupakan pusat strategi pembelajaran, dimana
peserta didik mengalami dan belajar konsep-konsep inti suatu disiplin lmu
melalui proyek.
b. Prinsip pendorong
Kerja proyek berfokus pada “pertanyaan atau permasalahan” yang dapat
mendorong peserta didik untuk berjuang memperoleh konsep atau prinsip
utama suatu bidang tertentu. Jadi kerja proyek ini dapat sebagai ekternal
motivation yang mampu mengunggah peserta didik untuk menumbuhkan
kemandiriannya dalam mengerjakan tugas-tugas pembelajaran.
c. Prinsip investigasi konstruktif
Merupakan yang mengarah kepada pencapaian tujuan, yang mengandung
kegiatan inkuiri, pembangunan konsep, dan resolusi. Dalam invetigasi
memuat proses perancangan, pembuatan keputusan, penemuan masalah,
pemecahan masalah, discovery dan pembentukan model.
d. Prinsip otonomi
Prinsip otonomi dapat diartikan sebagai kemandirian peserta didik dalam
melaksanakan proses pembelajaran, yaitu bebas menentukan pilihan
sendiri, bekerja dengan minimal supervise dan bertanggung jawab. Oleh
karena itu lembar kerja peserta didik, petunjuk kerja pratikum dan
sejenisnya bukan merupakan aplikasi dari prinsip pembelajaran berbasis
proyek. Dalam hal ini guru hanya sebagai fasilitator untuk mendorong
tumbuhnya kemandirian peserta didik.
e. Prinsip realistis
17
Proyek merupakan sesuatu yang nyata, bukan seperti disekolah.
Pembelajaran berbasis proyek harus dapat memberikan perasaan realistis
kepada peserta didik, termasuk dalam memilih topik, tugas, peran konteks
kerja, kolaborasi kerja, produk, pelanggan, maupun standar produknya.
1) Membuka pelajaran dengan suatu pertanyaan menantang (start with the big
question) Pembelajaran dimulai dengan sebuah pertanyaan driving question
yang dapat memberi penugasan pada peserta didik untuk melakukan suatu
aktivitas. Topik yang diambil hendaknya sesuai dengan realita dunia nyata
dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam.
2) Merencanakan proyek (design a plan for the project). Perencanaan
dilakukan secara kolaboratif antara pendidik dengan peserta didik. Dengan
demikian peserta didik diharapakan akan merasa memiliki atas proyek
tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang
dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial dengan
mengintegrasikan berbagai subjek yang mendukung, serta
menginformasikan alat dan bahan yang dapat dimanfaatkan untuk
menyelesaikan proyek.
3) Menyusun jadwal aktivitas (create a schedule). Pendidik dan peserta didik
secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek.
Waktu penyelesaian proyek harus jelas, dan peserta didik diberi arahan
untuk mengelola waktu yang ada. Biarkan peserta didik mencoba menggali
sesuatu yang baru, akan tetapi pendidik juga harus tetap mengingatkan
apabila aktivitas peserta didik melenceng dari tujuan proyek. Proyek yang
dilakukan oleh peserta didik adalah proyek yang membutuhkan waktu yang
lama dalam pengerjaannya, sehingga pendidik meminta peserta didik untuk
menyelesaikan proyeknya secara berkelompok di luar jam sekolah. Ketika
pembelajaran dilakukan saat jam sekolah, peserta didik tinggal
mempresentasikan hasil proyeknya di kelas.
18
4) Mengawasi jalannya proyek (monitor the students and the progress of the
project). Pendidik bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap
aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan
dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata
lain, pendidik berperan sebagai mentor bagi aktivitas peserta didik. Pendidik
mengajarkan kepada peserta didik bagaimana bekerja dalam sebuah
kelompok. Setiap peserta didik dapat memilih perannya masing masing
dengan tidak mengesampingkan kepentingan kelompok.
5) Penilaian terhadap produk yang dihasilkan (assess the outcome). Penilaian
dilakukan untuk membantu pendidik dalam mengukur ketercapaian standar,
berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing masing peserta didik,
memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai oleh
peserta didik, serta membantu pendidik dalam menyusun strategi
pembelajaran berikutnya. Penilaian produk dilakukan saat masing-masing
kelompok mempresentasikan produknya di depan kelompok lain secara
bergantian.
6) Evaluasi (evaluate the experience). Pada akhir proses pembelajaran,
pendidik dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil
proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara
individu maupun kelompok. Pada tahap ini, peserta didik diminta untuk
mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan
proyek.
a. Kelebihan
Kelebihan dari pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning)
antara lain:
1) Meningkatkan motivasi, dimana siswa tekun dan berusaha keras dalam
mencapai proyek dan merasa bahwa belajar dalam proyek lebih
menyenangkan dari pada komponen kurikulum lain.
2) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, dari berbagai sumber
yang mendeskripsikan lingkungan belajar berbasis proyek membuat
siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem kompleks.
19
3) Meningkatkan kolaborasi, pentingnya kerja kelompok dalam proyek
memerlukan peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikan
keterampilan komunikasi.
4) Meningkatkan keterampilan mengelola sumber, bila
diimpelementasikan secara baik maka peserta didik akan belajar dan
praktik dalam mengorganisasi proyek, membuat alokasi waktu dan
sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
5) Meningkatkan ketrampilan peserta didik dalam mengelola sumber
belajar.
6) Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikan
keterampilan komunikasi.
7) Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik
kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
8) Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta
didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.
b. Kelemahan
Sebagai model pembelajaran tentu saja model pembelajaran berbasis proyek
(Project Based Learning) juga memiliki kelemahan pembelajaran berbasis
proyek (Project Based Learning) adalah:
1) Membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah dan
menghasilkan produk.
2) Membutuhkan biaya yang cukup.
3) Membutuhkan guru yang terampil dan mau belajar.
4) Membutuhkan fasilitas, peralatan, dan bahan yang memadai.
5) Tidak sesuai untuk peserta didik yang mudah menyerah dan tidak
memiliki pengetahuan serta ketrampilan yang dibutuhkan.
6) Kesulitan melibatkan semua peserta didik dalam kerja kelompok.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sikdiknas Pasal 1 ayat 20,
“Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan
suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan
satu sama lain. Komponen tersebut meliputi tujuan, materi, metode dan
evaluasi. Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses interaksi antara
siswa dan guru, baik secara langsung maupun tidak langsung yaitu dengan
menggunakan media pembelajaran.
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru
meliputi pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik
pembelajaran yang sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh.
Peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran adalah pola
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir, proses pembelajaran
yang disajikan secara khas oleh guru untuk mencapai tujuan belajar. Ada
banyak model pembelajaran diantaranya adalah PBL dan PJBL.
PBL atau pembelajaran berbasis masalah atau problem based learning
adalah suatu model pembelajaran yang memfokuskan pada masalah yang
ada dalam dunia nyata sebagai sesuatu yang harus dipecahkan dan dicari
solusinya oleh siswa dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran ini,
melatih kemampuan berpikir kritis, memcahkan masalah, keterampilan
menghubungkan pengetahuan dan konsep yang ada di materi pembelajaran
yang sedang berlangsung dengan masalah yang ada dalam kehidupan nyata.
model pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) adalah
pembelajaran yang berfokus pada aktivitas peserta didik untuk dapat
memahami suatu konsep dan prinsip dengan melakukan penelitian yang
21
mendalam tentang suatu masalah dan mencari solusi yang relevan dan
peserta didik belajar secara mandiri serta hasil dari pembelajaran ini adalah
produk. Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning)
merupakan pembelajaran inovatif yang berpusat pada peserta didik (student
centered) dan menetapkan guru sebagai motivator dan fasilitator, dimana
peserta didik diberi peluang bekerja secara otonom mengkontruksi
belajarnya. Model project-based learning (PjBL) merupakan suatu model
pembelajaran yang melibatkan suatu proyek dalam proses pembelajaran.
Jadi model pembelajaran berbasis proyek (project-based learning)
merupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan
sebagai media. Model pembelajaran berbasis proyek (project-based
learning) merupakan pemberian tugas kepada semua peserta didik untuk
dikerjakan secara individual, peserta didik dituntut untuk mengamati,
membaca dan meneliti.
B. SARAN
Diharapkan bagi pembaca khususnya mahasiswa jurusan kependidikan dan
calon guru agar lebih memahami model pembelajaran yang ada diantaranya
yaitu PBL dan PJBL agar lebih meningkatkan dan mengembangkan
profesinya sehingga menjadi guru yang professional dan berkualitas dalam
upaya menambah wawasan dan memperkaya pengetahuan peserta didik.
22
DAFTAR PUSTAKA.
Berkel, H. J. (2010). Lessons from Problem-based Learning. New York: Oxford
University Press
23