Arranged by :
Group 3
1. Evaline (4203131036)
2. Putri Purwansari (4203131067)
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat dan rahmat-Nya,
penulis dapat menyelesaikan Makalah ini. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
ibu Susilawati Amdayani, S.Si., M.Pd. atas kiprahnya sebagai dosen mata kuliah. Tugas
Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, terutama dalam penyusunan
tugas akhir ini. Masih banyak kekurangan dan kesalahan. Mohon maaf karena pada
kenyataannya pengetahuan dan pemahaman penulis masih terbatas karena keterbatasan
pengetahuan dan pemahaman penulis.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
demi penyelesaian tugas akhir ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Semoga bermanfaat dan dapat
menambah pengetahuan pembaca.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran sains diajarkan dengan menekankan pada proses memberi pengalaman
kepada siswa dalam memadukan pengetahuan awal siswa dengan pengetahuan yang sesuai
konsep ilmuwan. Pengetahuan awal siswa yang diperoleh dari pengalaman mengamati
fenomena-fenomena di lingkungan tempat tinggal memberikan latar belakang dalam
membangun pengetahuan awal siswa. Setiap siswa tentu mempunyai tafsiran yang berbeda
terhadap pengalaman yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Ketika siswa berada
dalam proses pembelajaran di kelas, guru memfasilitasi kegiatan pembelajaran agar terbentuk
konsep baru yang sesuai dengan konsep ilmuwan.
Guru hendaknya merancang pembelajaran yang efektif dengan memperhatikan
karakteristik materi pembelajaran yang diajarkan. Hal-hal yang perlu dipertimbangan guru
dalam merancang pembelajaran dengan memilih pendekatan, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran. Kesatuan yang utuh antara pendekatan, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran akan terbentuk sebuah model pembelajaran. Model pembelajaran pada
dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bingkai
dari penerapan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang dikembangkan di Indonesia, para
guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran, sebagaimana yang
disyaratkan dalam kurikulum nasional. Jika guru telah memahami karakteristik materi ajar
dan siswa, pemilihan model pembelajaran diharapkan dapat mewujudkan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai.
Kurikulum 2013 telah memberikan acuan dalam pemilihan model pembelajaran yang
sesuai dengan pendekatan saintifik. Model pembelajaran yang dimaksud meliputi : problem
based learning(PBL) atau discovery learning. Pemilihan model pembelajaran diserahkan
kepada guru dengan menyesuaikan dengan karakteristik materi ajar. Pengalaman belajar
siswa maupun konsep dibangun berdasarkan produk yang dihasilkan dalam proses
pembelajaran berbasis proyek.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1
Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)?
Apa saja tujuan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)?
Bagaimana karakteristik model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)?
Apa saja langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)?
Bagaimana assesmen dan evaluasi model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL)?
Apa kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:
Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Untuk mengetahui tujuan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Untuk mengetahui karakteristik model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Untuk mengetahui langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL)
Untuk mengetahui assesmen dan evaluasi model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL)
Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL)
2
BAB II
PEMBAHASAN ISI
3
a. Mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah.
Proses-proses berpikir tentang ide-ide abstrak berbeda dari proses-proses yang
digunakan untuk berpikir tentang situasi-situasi dunia nyata.
b. Belajar peran orang dewasa, PBL juga dimakhsudkan untuk membantu siswa
berkinerja dalam situasi-situasi kehidupan nyata dan belajar peran-peran penting yang
biasa dilakukan.
c. Keterampilan untuk belajar mandiri. Guru yang secara terus-menerus membimbing
siswa dengan cara mendorong dan megarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan
dan memberi penghargaan untuk pertanyaan-pertanyaan berbobot yang mereka
ajukan, dengan mendorong siswa mencari solusi atau penyelesaian terhadap masalah
nyata yang dirumuskan oleh siswa sendiri, maka diharapkan siswa dapat belajar
menagani tugas-tugas pencarian solusi itu secara mandiri dalam hidupnya kelak.
4
Pembelajaran yang berlandasakan permasalahan yang dicirikan oleh siswa yang
saling bekerja sama satu dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau
dalam kelompok kecil
5
Kadang-kadang kita harus “rela” mengurangi ceramah yang akan meliput sernua
materi dalam masing-masing SAP.
Umumnya terdapat 5 langkah utama pada model PBL. Kelima langkah tersebut dapat
diselesaikan dalam dua sampai tiga kali pertemuan.
F. Assesment dan Evaluasi pada Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Assesment dalam PBL dapat mengukur pemahaman, menilai peran dan situasi orang
dewasa, menilai potensi belajar dan menilai usaha kelompok. PBL adalah metode
instruksional yang melibatkan berbagai jenis kesempatan belajar aktif. Maka asesmen dalam
model PBL tidak hanya berupa tes kognitif (paper and pencil) saja. Karena siswa secara aktif
terlibat dalam pembelajaran di kelas dan menunjukkan kemajuan mereka saat mereka
menguasai konten, atau keterampilan pemecahan masalah, metode ini memberikan banyak
peluang untuk penilaian autentik dan embedded yang tidak mengambil waktu dari instruksi.
6
Assesment autentik seperti asesmen performanc/asesmen kinerja sangat tepat
diterapkan dalam proses pembelajaran berbasis masalah. Hasil kerja yang dikerjakan oleh
siswa/mahasiswa pun dapat dinilai dengan asesmen performance menggunakan rubric
scoring, daftar checklist dan rating scale. Teknik penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan
model pembelajaran berbasis pemecahan masalah yaitu pada pekerjaan yang dihasilkan
siswa. Hal ini karena dalam model pembelajaran berbasis pemecahan masalah tidak berfokus
kepada bagaimana siswa memperoleh pengetahuan deklaratif, oleh karena itu penilaian
secara tertulis tidak cukup.
Assesment performance/kinerja bisa digunakan untuk mengukur potensi siswa untuk
mengatasi masalah maupun mengukur kerja kelompok. Asesmen kinerja dapat berupa
assessment dalam merumuskan pertanyaan, assessment merumuskan suatu hipotesis, serta
dapat memberikan peluang pada siswa untuk mengevaluasi dan merefleksi pemahaman/
kemampuannya sendiri melalui rubrik penilaian. Hal ini bertujuan agar siswa memiliki
peluang untuk dapat mengembangkan keterampilan berpikirnya. Penggunaan asesmen
autentik tersebut mampu menstimulasi peserta didik untuk melakukan aktivitas berpikir kritis
melalui rumusan masalah sampai kesimpulan dan teknik mengkomunikasikannya.
1) Siswa yang diajar melalui PBL menjadi mandiri untuk belajar dengan rasa ingin
mengetahui dan mempelajari kemampuan untuk merumuskan kebutuhan mereka
sebagai siswa dan kemampuan untuk memilih dan menggunakan sumber daya terbaik
yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan ini. Keterampilan ini menjadi kebiasaan
yang baik dimasa yang akan dating dalam kehidupan sehari-hari.
2) Memfasilitasi siswa untuk bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri
3) Peningkatan motivasi siswa untuk belajar dengan memfokuskan pembelajaran pada
permasalahan yang nyata.
Sayangnya tidak ada satu strategi pendidikan yang sempurna untuk semua situasi
pendidikan dan PBL memiliki beberapa kelemahan yang signifikan, anatara lain:
7
1) Guru dituntut untuk memfasilitasi pembelajaran daripada secara langsung
memberikan pengetahuan mereka. Ini mungkin dianggap tidak efisien dan mungkin
menurunkan motivasi guru.
2) Pengetahuan yang diperoleh melalui PBL kurang terorganisir daripada pengetahuan
yang diperoleh melalui pembelajaran tradisional.
3) Guru akan kesulitan untuk menjadi fasilitator jika sebelumnya lebih sering mengajar
tradisional.
4) Waktu yang dibutuhkan siswa untuk sepenuhnya terlibat dalam PBL yang singkat.
8
H. Contoh RPP
A. KOMPETENSI INTI
KI – 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI – 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI – 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasar-kan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prose-dural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minat-nya untuk memecahkan masalah.
KI – 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami konsep asam dan basa serta kekuatannya dan kesetimbangan
pengionannya dalam larutan
4.1 Menentukan trayek perubahan pH beberapa indikator yang diekstrak dari bahan alam
C. INDIKATOR PEMBELAJARAN
3.1.1. Menjelaskan definisi asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari
9
4.1.1. Melakukan percobaan perubahan pH dengan menggunakan indicator diekstrak dari
bahan alam
4.1.2. Menganalisis data hasil percobaan perubahan pH dengan menggunakan indicator
diekstrak dari bahan alam
4.1.3. Menyimpulkan hasil percobaan yang dilakukan tentang perubahan pH dengan
menggunakan indicator diekstrak dari bahan alam
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
3.1.1.1. Siswa mampu menjelaskan definisi asam basa dalam fenomena sehari-hari
dengan benar
4.1.1.1. Siswa mampu melakukan percobaan tentang perubahan pH dengan
menggunakan indicator diesktrak dari bahan alam dengan baik dan benar
4.1.2.1. Siswa mampu menganalisis data hasil percobaan terkait konsep perubahan pH
dengan menggunakan indicator yang diekstrak dari bahan alam dengan baik dan benar
4.1.3.1. Siswa mampu menyimpulkan hasil percobaan tentang perubahan pH dengan
menggunakan indicator diekstrak dari bahan alam dengan baik
E. MATERI PEMBELAJARAN
Indikator asam basa adalah senyawa khusus yang ditambahakan pada larutan dengan
tujuan mengetahui kisaran pH dalam larutan tersebut. Untuk mengetahui sifat asam basa
dapat menggunakan indicator alami maupun indikator buatan. Berikut contoh indikator
buatan asam basa.
Indikator pH Asam Basa
Metil Orange 3,1 – 4,4 Merah Kuning
Bromfenol biru 6,2 – 7,6 Kuning Biru
Fenolftalein 8,0 -10,0 Tak berwarna Merah muda
Diazoungu 10,1 – 12,0 Kuning Ungu
Asam trinitrobenzoat 12,0 – 13,4 Tak berwarna Orange - merah
10
Kunyit Kuning tua Kemerahan
G. SUMBER BELAJAR
1. Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Buku Kimia XI SMA Berbasis Kurikulum 2013
H. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Praktikum sederhana
Alat-alat yang diperlukan dalam kelompok
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Gelas kimia
Bahan-bahan yang diperlukan dalam percobaan :
1. Indikator bunga kol ungu
2. Cuka
3. Air sabun
4. Air kapur
I. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan Alokasi
Langkah Pembelajaran
Pembelajaran Waktu
Kegiatan Pendahuluan
Awal Guru mengucapkan salam pembuka, menanyakan 10 menit
kabar siswa
Guru menciptakan suasana religius dengan
menunjuk ketua kelas untuk memimpin do'a
Guru memeriksa kehadiran siswa
11
Guru memberikan apersepsi dengan bertanya kepada
siswa tentang materi asam basa sebelumnya
Kegiatan Inti Tahap I : Orientasi siswa kepada masalah
Guru memberikan motivasi kepada siswa melalui 70 menit
fenomena terkait indicator asam basa
Siswa mengamati video yang ada di slide ppt “nasi
kuning” (mengamati)
Siswa terlibat aktif dan bertanya mengenai fenomena
yang ditampilkan oleh guru
Pertanyaan:
Siswa : "Mengapa nasi kuning yang diberikan HCl
dapat berubah warnanya? Bagaimana prinsipnya?"
(menanya)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru menjelaskan tentang indicator asam basa
12
Guru membimbing siswa untuk melakukan
percobaan yang terdapat pada lembar kerja siswa
(LKS) tentang indikator asam basa
Siswa melakukan percobaan terkait indicator asam
basa sesuai dengan langkah-langkah percobaan yang
terdapat dalam LKS (mengumpulkan data)
Guru meminta siswa untuk menuliskan rumusan
masalah, hipotesis, variabel kontrol, variabel bebas,
dan variabel manipulasi melalui pertanyaan yang
terdapat pada LKS
Guru membimbing siswa untuk mengamati
percobaan yang dilakukan
13
Guru membimbing siswa untuk melakukan diskusi
kelas (antar kelompok)
Guru memberikan kesempatan kepada beberapa
siswa dari kelompok lain untuk bertanya atau
menyampaikan pendapat
Guru mengecek jawaban siswa
Guru memberikan umpan balik kepada siswa
J. PENILAIAN
a. Teknik Penilaian
- Penilaian Pengetahuan : (Test tertulis/ Lisan/ Penugasan)
- Penilaian Keterampilan : (Praktik/ Produk/ Portofolio/ Projek)
b. Bentuk Penilaian
- Test tertulis : uraian dan lembar kerja
- Unjuk kerja : lembar penilaian diskusi
- Fortopolio : Penilaian Laporan
14
K. LAMPIRAN
a. Bahan Ajar
b. Instrument Penilaian
c. Lembar kerja Siswa
d. Format Fortopolio
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Problem based learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah adalah metode
pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta
didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh
pengetahuan. Tujuan yang ingin dicapai PBL adalah kemampuan siswa dalam berfikir
kreatif, analitis, sistematis, dan logis untuk menemukan alternatif pemecahan masalah
melalui eksplorasi data secata empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah. Terdapat 5
tahapan dalam PBL, yaitu Tahap 1 – Memberikan orientasi tentang permasalahan kepada
siswa, Tahap 2 – Mengorganisasi siswa untuk belajar, Tahap 3 – Membimbing penyelidik
individu maupun berkelompok, Tahap 4 – Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan
Tahap 5 – Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
B. Saran
Setelah memaparkan informasi mengenai topik problem based learning (PBL), yang
dapaf kami sarankan yaitu guru hendaknya merancang pembelajaran yang efektif dengan
memperhatikan karakteristik materi pembelajaran yang diajarkan. Hal-hal yang perlu
dipertimbangan guru dalam merancang pembelajaran dengan memilih pendekatan, strategi,
metode, dan teknik pembelajaran. Kesatuan yang utuh antara pendekatan, strategi, metode,
dan teknik pembelajaran akan terbentuk sebuah model pembelajaran.
16
REFERENCES
Blumberg, P. (2021). Assessing Students During the Problem-Based Learning (PBL) Process.
International Associated of Medical Science Education. 15(2).
Boud, D., & Feletti, G. I. (1997). The Challenge of Problem Based Learning 2nd Edition.
Biddles LTD.
Hmelo-Silver, C. E. (2004). Problem-based learning: What and how do students learn.
Educational Psychology Review. 16(3).
Lismiya, L. (2019). Berpikir Kritis & PBL (Problem Based Learning). Media Sahabat
Cendekia.
P21. (2011). Framework for 21st Century Learning. Washington DC, Partnership for 21st
Century Skills.
Savery, J. R. (2006). Overview of Problem Based Learning: Definition and Distinction.
Interdisciplinary Journal of Promlem Based Learning, 1(1), 9- 20.
Setiawati, I., Nurlaelah, I., & Handayani. (2017). Penerapan Asesmen Autentik Dalam Model
PBL untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Peserta Didik. Seminar Nasional
Pendidikan, 18–26.
Torp, L., & Sage, S. (2002). Problems as Possibilities: Problem-Based Learning for K-16
Education (2nd ed.). Association for Supervision and Curriculum Development.
Widodo & Lusi W. (2013). Peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa dengan
metode problem based learning pada siswa kelas VIIA Mts Negeri Donomulyo Kulon
Progo tahun pelajaran 2012/2013. Jurnal Fisika Indonesia. 13(49): 32-35.
17