Anda di halaman 1dari 8

PBA PEMBUATAN LMS SEBAGAI SUMBER BELAJAR DENGAN

MODEL POE2WE

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Bahan Ajar

Dosen Pengampu: Dr. Nana., S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:

Iklima Himmatul Aliyah 212153083


Taufiq Hidayat 212153501

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2022
DAFTAR ISI
BAB 1..............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
A. Latar Belakang..................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan Makalah................................................................................................3
D. Manfaat Penulisan Makalah..............................................................................................3
BAB 2..............................................................................................................................................4
PEMBAHASAN..............................................................................................................................4
A. Pembuatan LMS sebagai sumber belajar dalam Kurikulum Merdeka.............................4
B. Keefektivitasan Pembelajaran Menggunakan Model POE2WE.......................................4
C. Faktor yang mempengaruhi Learning Management System dalam Pembelajaran...........5
BAB 3..............................................................................................................................................6
KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................................................6
A. KESIMPULAN.................................................................................................................6
B. SARAN.............................................................................................................................7
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi ini, Pendidikan merupakan salah satu investasi jangka panjang.
Pendidikan tidak terlepas dari peranan media dalam pemanfaatannya di dunia Pendidikan.
Banyak sekali penggunaan media pembelajaran yang diterapkan demi terwujudnya
Pendidikan yang lebih baik.
Learning Management System (LMS) merupakan istilah dalam dunia teknologi yang
dikembangkan secara khusus untuk mengelola dan memfasilitasi seluruh proses
pembelajaran online. Aktivitas pembelajaran melalui LMS dapat dikembangkan dalam
beberapa fitur yang dapat meliputi proses pemdaftaran, pembayaran, distribusi bahan
pembelajaran, proses interaksi antara guru dan siswa dalam kelas virtual serta tes online
yang dilakukan menggunakan perangkat computer dan android (Hidayat et al., 2017).
Adapun beberapa fungsi LMS adalah publikasi materi pembelajaran, download materi
pembelajaran, pemberian tugas dan penialaian (Muhson, 2010).
Menurut TechTarget, pada awalnya Learning Management System (LMS) berfokus pada
pengguaan system khusus sebagai instansi pendidikan, kursus, dan program pelatihan e-
learning di website. Namun, kini system tersebut juga berperan dalam membantu
perorganisasian sebagai bagian dari manajemen pengetahuan (knowledge management).
Knowledge management sendiri mengacu pada pengumpulan, pembagian, dan analisis
pengetahuan perusahaan dalam hal sumber daya, dokumen, dan keterampilan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, ada beberapa rumusan masalah yang
dapat diuraikan, diantara sebagai berikut:
1. Bagaimana pembuatan LMS sebagai sumber belajar dalam kurikulum merdeka?
2. Bagaimana ringkasan alur POE2WE?
3. Apakah ada faktor yang mempengaruhi LMS dalam pembelajaran ?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Dari rumusan masalah diatas, dapat diperoleh tujuan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pembuatan LMS sebagai sumber belajar dalam kurikulum
merdeka,
2. Untuk mengetahui bagaimana ringkasan alur POE2WE, 
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan.
D. Manfaat Penulisan Makalah
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman kepada
mahasiswa calon pendidik dan para pembaca mengenai pembuatan LMS sebagai sumber
belajar dengan model POE2WE.
BAB 2

PEMBAHASAN
A. Pembuatan LMS sebagai sumber belajar dalam Kurikulum Merdeka
Dalam kurikulum merdeka, capaian pembelajaran merupakan keterampilan belajar yang
dimiliki oleh siswa dan harus diselesaikan setiap tahap. Kurikulum merdeka sendiri dibuat
Mendikbud untuk mengatur pembelajaran sesuai minat dan bakat siswa/mahasiswa di
sekolah maupun di perguruan tinggi, kemudian dinilai lebih fleksibel dan berkonsentrasi
untuk mengembangkan kemampuan atau kompetensi siswa/mahasiswa.
Sehingga guru-guru harus mampu membuat serta mengembangkan model pembelajaran
yang efektif, inovatif dan interaktif bagi siswa/mahasiswa. Dengan begitu siswa mampu
mengembangkan kemampuan, bakat dan minat yang dimilikinya. Salah satu model
pembelajaran yang dipakai disaat ini adalah model pembelajaran berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK). Jadi model ini diterapkan sebagai perangkat untuk
memfasilitasi perkembangan pembelajaran siswa/mahasiswa.
Dalam pelaksanaannya guru dapat menggunakan Learning Management System tersebut
dapat dinikmati secara gratis dan berbayar sesusai kebutuhan pembelajaran. Model
pembelajaran yang digunakan adalah POE2WE (Prediction, Observation, Explanation,
Elaboration, Write dan Evaluation).

B. Keefektivitasan Pembelajaran Menggunakan Model POE2WE


Model pembelajaran Prediction, Observation, Explanation, Elaboration, Write dan
Evaluation (POE2WE) dikembangkan dari model pembelajaran POEW dan model
pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Konstruktivistik. Model POE2WE merupakan
model pembelajaran yang dikembangkan untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai
suatu konsep dengan pendekatan konstruktivistik. Model ini membangun pengetahuan
dengan urutan proses terlebih dahulu meramalkan atau memprediksi solusi dari
permasalahan, melakukan eksperimen untuk membuktikan prediksi, kemudian menjelaskan
hasil eksperimen yang diperoleh secara lisan maupun tertulis, membuat contoh penerapan
dalam kehidupan sehari-hari, menuliskan hasil diskusi dan membuat evaluasi tentang
pemahaman siswa baik secara lisan maupun tertulis. Model pembelajaran POE2WE dapat
menjadikan siswa sebagai subjek di dalam pembelajaran. Siswa aktif dalam menemukan
suatu konsep melalui pengamatan atau eksperimen secara langsung, bukan dari menghafal
buku materi maupun penjelasan dari guru. Model ini memungkinkan siswa aktif dalam
proses pembelajaran, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstrukssi
pengetahuannya, mengkomunikasikan pemikirannya dan menuliskan hasil diskusinya
sehingga siswa lebih menguasai dan memahami konsep yang akan berdampak pada
peningkatan prestasi belajar siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Permatasari
(2011:1) bahwa model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri, melakukan pengamatan terhadap fenomena serta
mengkomunikasikan pemikiran dan hasil diskusi sehingga siswa akan lebih mudah
menguasai konsep yang di ajarkan. Penggabungan tahapan-tahapan pembelajaran model
POE2WE dan model pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Konstruktivistik maka dapat
di susun langkah-langkah pembelajaran model POE2WE secara terinci sebagai berikut:
a. Prediction, tahap prediction yaitu siswa membuat prediksi atau dugaan awal terhadap
suatu permasalahan. Permasalahan yang ditemukan berasal dari pertanyaan dan gambar
oleh guru yang ada di LKS/buku siswa sebelum siswa membuat prediksi. Pembuatan
prediksi jawaban tahap Prediction pada model POEW identik dengan fase Engagenent
pada pendekatan konstruktivistik. Guru mengajukan pertanyaan yang dapat mendorong
siswa untuk dapat membuat prediksi atau jawaban sementara dari suatu permasalahan.
b. Observation tahap observation yaitu untuk membuktikan prediksi yang telah di buat
oleh siswa. Siswa diajak melakukan eksperimen berkaitan dengan masalah atau
persoalan yang di temukan. Selanjutnya siswa mengamati apa yang terjadi, kemudian
siswa menguji kebenaran dari dugaan sementara yang telah dibuat. Tahap Observation
pada model POEW identik dengan fase exploration pada pendekatan konstruktivistik.
c. Explanation, tahap explanation atau menjelaskan yaitu siswa memberikan penjelasan
terhadap hasil eksperimen yang telah dilakukan. Penjelasan dari siswa dilakukan
melalui diskusi dengan anggota kelompok kemudian tiap kelompok mempresentasikan
hasil diskusinya di depan kelas. Jika prediksi yang di buat siswa ternyata terjadi di
dalam eksperimen, maka guru membimbing siswa merangkum dan memberi penjelasan
untuk menguatkan hasil eksperimen yang dilakukan. Namun jika prediksi siswa tidak
terjadi dalam eksperimen, maka guru membantu siswa mencari penjelasan mengapa
prediksi atau dugaannya tidak benar. Tahap explanation identik dengan fase explanation
pada pendekatan konstuktivistik.
d. Elaboration, tahap elaboration yaitu siswa membuat contoh atau menerapkan konsep
dalam kehidupan sehari-hari. Tahap elaboration di ambil dari pendekatan
konstruktivistik. Tahap ini guru medorong siswa untuk menerapkan konsep baru dalam
situasi baru sehingga siswa lebih memahami konsep yang di ajarkan guru. Tahap ini
pengembangan dari pendekatan konstruktivistik.
e. Write, tahap write atau menulis yaitu melakukan komunikasi secara tertulis,
merefleksikan pengetahuan dan gagasan yang dimiliki siswa. Siswa menuliskan hasil
diskusi dan menjawab pertanyaan yang ada pada LKS. Selain itu pada tahap write ini,
siswa membuat kesimpulan dan laporan dari hasil eksperimen. Tahap ini merupakan
pengembangan dari model TTW.
f. Evaluation, tahap evaluation yaitu evaluasi terhadap pengetahuan, keterampilan dan
perubahan proses berfikir siswa. Pada tahap ini siswa di evaluasi berupa lisan maupun
tulisan.Tahap ini merupakan pengembangan dari pendekatan konstruktivistik.
C. Faktor yang mempengaruhi Learning Management System dalam Pembelajaran
Pembelajaran dengan menggunakan LMS dengan model POE2WE begitu luar biasa,
dimana sebelumnya pembelajaran masih terbatas dalam interaksi. Model ini memudahkan
guru guru untuk melakukan beragam macam interaksi dengan para siswanya, berikut faktor
penentu yang mempengaruhi Learning Management System dalam pembelajaran:
a. Teknologi, secara khusus pengaturan jaringan harus memungkinkan untuk terjadinya
pertukaran sinkronisasi dan asinkronisasi; siswa harus memiliki akses yang mudah
(misalnya melalui akses jarak jauh); dan jaringan seharusnya membutuhkan waktu minimal
pertukaran dokumen.
b. Karakteristik Pengajar, pengajar memainkan peran sentral dalam efektivitas
pembelajaran secara daring/luring. Bukan sebuah teknologi yang penting tetapi penerapan
instruksional teknologi dari pengajar yang menentukan efek pada pembelajaran,siswa yang
hadir dalam kelas dengan instruktur yang memiliki sifat positif terhadap pendistribusian
suatu pembelajaran dan memahami akan sbeuah teknologi akan cenderung menghasilkan
suatu pembelajaran yang lebih positif.
c. Karakteristik Siswa, Leidner[10] mengungkapkan bahwa siswa yang tidak memiliki
ketrampilan dasar dan disiplin diri yang tinggi dapat melakukan pembelajaran yang lebih
baik dengan metode yang disampaikan secara konvensional, sedangkan siswa yang cerdas
memiliki disiplin serta kepercayaan diri yang tinggi mampu untuk melakukan
pembelajarab dengan metode daring maupun luring.

BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN
Learning Management System (LMS) merupakan istilah dalam dunia teknologi yang
dikembangkan secara khusus untuk mengelola dan memfasilitasi seluruh proses pembelajaran
online. Aktivitas pembelajaran melalui LMS dapat dikembangkan dalam beberapa fitur yang
dapat meliputi proses pemdaftaran, pembayaran, distribusi bahan pembelajaran, proses interaksi
antara guru dan siswa dalam kelas virtual serta tes online yang dilakukan menggunakan
perangkat computer dan android (Hidayat et al., 2017).
Model pembelajaran Prediction, Observation, Explanation, Elaboration, Write dan
Evaluation (POE2WE) merupakan model pembelajaran Fisika dengan Pendekatan
Konstruktivistik. Model ini membangun pengetahuan dengan urutan proses terlebih dahulu
meramalkan atau memprediksi solusi dari permasalahan, melakukan eksperimen untuk
membuktikan prediksi, kemudian menjelaskan hasil eksperimen yang diperoleh secara lisan
maupun tertulis, membuat contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari, menuliskan hasil
diskusi dan membuat evaluasi tentang pemahaman siswa baik secara lisan maupun tertulis.
Pembelajaran menggunakan LMS dengan model POE2WE begitu luar biasa, dimana
sebelumnya pembelajaran masih terbatas dalam interaksi. Model ini memudahkan guru guru
untuk melakukan beragam macam interaksi dengan para siswanya, berikut faktor penentu yang
mempengaruhi Learning Management System dalam pembelajaran, yaitu: Teknologi,
Karakteristik guru, dan Karakteristik murid.
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai