Anda di halaman 1dari 24

TOPIK- TOPIK PEMBELAJARAN INOVATIF: PROBLEM BASED

LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas matakuliah Strategi Pembelajaran Biologi yang diampu


oleh Dr. Ibrohim, M.Si.

Disusun oleh:
Kelompok 2/ Offering A
Aisyah Prastiwi P. 190341621616
Laila Dhiya Ulhaq 190341621607
Riski Maelinda Hasanah 190341621622
Risma Anisa 190341621601

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
September 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Makalah ini membahas mengenai “ Topik- topik pembelajaran inovatif: Problem
Based Learning dan Project Based Learning ”.
Selanjutnya ucapan terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada Dr.
Ibrohim, M.Si., sebagai dosen matakuliah Strategi Pembelajaran Biologi yang telah
membimbing penulis dalam proses penyelesaian makalah dan kepada semua pihak
yang telah mendukung dan memberikan arahan serta masukkan kepada penulis
dalam penyelesaian makalah ini meskipun dalam kondisi Indonesia dan dunia
menghadapi COVID-19.
Oleh karena itu, penulis selalu mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca, khususnya Siswa S1 pendidkan Biologi 2019.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penunjang pemahaman siswa dalam
melaksanakan perkuliahan Strategi Pembelajaran Biologi.

Malang, 22 September 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 6
1.1 Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) ............. 6
1.1.1 Pengertian Problem Based Learning (PBL) ..................................... 6
1.1.2 Prinsip-prinsip Problem Based Learning (PBL) ............................... 6
1.1.3 Karakteristik Problem Based Learning (PBL).................................. 8
1.1.4 Langkah-langkah Problem Based Learning (PBL)........................... 9
1.1.5 Kelebihan dan Kelemahan Problem Based Learning (PBL) .......... 10
1.1.6 Contoh LKS Problem Based Learning (PBL) ................................ 11
2.2 Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) ............... 12
2.2.1 Pengertian Model Project Based Learning ..................................... 12
2.2.2 Prinsip- Prinsip Project Based Learning ........................................ 13
2.2.3 Karakteristik Project Based Learning ............................................. 14
2.2.4 Langkah-langkah pembelajaran dalam Project Based Leraning .... 14
2.2.5 Keunggulan dan Kelemahan Project Based Learning .................... 16
2.2.6 Contoh LKS Project Based Learning .............................................. 18
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 20
3.3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 20
3.3.2 Saran ............................................................................................................ 22
DAFTAR RUJUKAN ........................................................................................... 23

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peran pendidikan sangatlah penting dalam meningkatkan kualitas sumber
daya manusia. Pendidikan harus mampu mencetak individu- individu yang
mempunyai pengetahuan tinggi, daya kompetitif, kreativitas, dan sikap budi pekerti
agar kualitas sumber daya manusia semakin meningkat (Nurfitriyanti, M., 2016).
Siswa sebagai calon guru harus mempunyai pengetahuan, sikap serta keterampilan
dalam mengajar sampai akhirnya mereka memiliki empat kompetensi mengajar
yaitu kompetensi pedagogic, profesional, sosial serta kompetensi kepribadian.
Keterampilan mengajar sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar
sehingga memberikan andil dalam mewujudkan efektivitas kegiatan belajar
mengajar (Suciani, dkk., 2018).
Pembelajaran yang berpusat pada guru sangat mengurangi tanggung jawab
siswa atas tugas belajarnya. Pembelajaran yang berpusat pada guru kurang
meningkatkan aktivitas siswa sehingga menyebabkan hasil belajar rendah serta
memiliki kecenderungan untuk menghafal, bukan memahami konsepnya. Selain
itu, siswa perlu diberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan temannya untuk
bekerja sama dalam hal mengembangkan pemahaman tentang konsep dan prinsip
penting mata pelajaran (Kristanti 7 Subiki, 2017). Topik- topik pembelajaran
inovatif yang diprediksi mampu mengatasi hal tersebut adalah model pembelajaran
berbasis masalah (Problem Based Learning Model) dan model pembelajaran
berbasis proyek (Project Based Learning Model). Berdasarkan hal tersebut, penulis
ingin mengkaji secara mendalam tentang model pembelajaram tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengertian, karakteristik, tujuan, prinsip, sintaks serta keunggulan
dan kelemahan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
Learning)?
2. Bagaimana pengertian, karakteristik, tujuan, prinsip, sintaks serta keunggulan
dan kelemahan model pembelajaran berbasis proyek (Project Based

4
Learning)?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian, karakteristik, tujuan, prinsip, sintaks serta
keunggulan dan kelemahan model pembelajaran berbasis masalah (Problem
Based Learning).
2. Untuk mengetahui pengertian, karakteristik, tujuan, prinsip, sintaks serta
keunggulan dan kelemahan model pembelajaran berbasis proyek (Project
Based Learning).

5
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)


1.1.1 Pengertian Problem Based Learning (PBL)
Problem Based Learning atau PBL merupakan salah satu model
pembelajaran yang dapat menolong siswa untuk meningkatkan keterampilan
yang dibutuhkan pada era globalisasi saat ini. Tan dalam Rusman (2012,
h.229) mengatakan bahwa PBL merupakan inovasi dalam pembelajaran
karena kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui
proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat
memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan
berpikirnya secara berkesinambungan.
Menurut Ibrahim dan Nur dalam Rusman (2013, h.241)
mengemukakan bahwa PBL merupakan satu pendekatan pembelajaran yang
digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang
berorientasi pada masalah dunia nyata, termasuk di dalamnya belajar
bagaimana belajar.
Dalam kurikulum, dirancang masalah-masalah yang menuntut siswa
mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam
memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta kecakapan
berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan
yang sistemik untuk memecahkan masalah atau tantangan yang dibutuhkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Dari beberapa uraian mengenai pengertian PBL dapat disimpulkan
bahwa PBL merupakan model pembelajaran yang menghadapkan siswa pada
masalah dunia nyata (real world) untuk memulai pembelajaran dan
merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan
kondisi belajar aktif kepada siswa.

1.1.2 Prinsip-prinsip Problem Based Learning (PBL)


Glaser (1991) menyebutkan bahwa belajar adalah proses yang
konstruktif dan bukan penerimaan. Proses kognitif itu disebut juga

6
metakognisi. Proses kognitif selalu mempengaruhi penggunaan pengetahuan,
faktor-faktor sosial, dan kontekstual dalam pembelajaran. Ada empat prinsip
penting dalam pembelajaran PBL, yaitu :
1. Pembelajaran merupakan suatu proses konstruktif. (Learning should be
a constructive process)
Pembelajaran merupakan suatu proses di mana siswa secara aktif
membangun pengetahuan mereka sendiri. Siswa tidak lagi secara pasif
mendapatkan pengetahuan tentang fakta-fakta melalui perkuliahan satu
arah oleh dosen (one-way lecture), mereka diharapkan dapat
memahami tentang suat teori berdasarkan pengalaman mereka sendiri
dan juga interaksi dengan lingkungan sekitar.
2. Pembelajaran merupakan suatu proses yang dimotori oleh keinginan
dari dalam diri sendiri (Learning should be a self directed process)
Dalam proses pembelajaran, siswa memiliki tanggung jawab mulai dari
perencanaan, monitoring, dan evaluasi proses belajar mereka sendiri.
Siswa harus dapat menentukan tujuan belajar mereka, kemudian
mencari cara yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan belajar
tersebut termasuk didalamnya strategi belajar yang harus diterapkan,
sumber pembelajaran yang bisa digunakan, apa saja kemungkinan
kelemahan yang dapat menghambat keberhasilannya dalam mencapai
tujuan belajar. Dalam hal monitoring, siswa harus mampu
mengevaluasi pencapaian apa saja yang sudah ia dapatkan, tindakan apa
saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai kekurangannya.
Hal ini antara lain dapat dilakukan siswa dengan melatih diri melakukan
proses refleksi terhadap proses belajar dan pencapaian yang sudah
didapat.
3. Pembelajaran merupakan suatu proses kolaborasi (learning should be a
collaborative process)
Dalam diskusi tutorial, mahasiswa didorong untuk berinteraksi satu
sama lain, melalui interaksi dengan sesama anggota kelompok,
mahasiswa akan mampu membentuk suatu pemahaman baru tentang
suatu permasalahan.

7
4. Pembelajaran merupakan sesuatu yang diberikan kontekstual (Learning
should be a contextual process)
Proses pembelajaran dengan sistem PBL akan memfasilitasi mahasiswa
untuk dapat belajar dengan permasalahan yang bersifat nyata, masalah
yang nantinya akan sering mereka jumpai pada saat pendidikan klinik
dan pada saat mereka menjadi dokter.

1.1.3 Karakteristik Problem Based Learning (PBL)


Karakteristik Problem Based Learning (PBL) menurut Trianto
(2009) adalah sebagai berikut: (1) Pengajuan pertanyaan atau masalah; (2)
Berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu; (3) Penyelidikan autentik (4)
Menghasilkan produk/ karya dan memamerkannya; (4) Kolaborasi.
Menurut Rusman (2013), model Problem Based Learning (PBL)
memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Permasalahan menjadi titik awal (starting point) dalam pembelajaran.
2. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang bersifat
kontekstual dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3. Menghendaki siswa untuk melakukan penyelidikan autentik untuk
mencari penyelesaian nyata terhada masalah nyata. Mereka harus
menganalisis kemudian mendefinisikan masalah, mengembangkan
hipotesis dan membuat ramalan, mengumpulkan dan menganalisis
informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat
referensi, dan merumuskan kesimpulan
4. Berorientasi pada pengembangan belajar mandiri. Siswa bersama-sama
dalam kelompok-kelompok kecil mencari solusi untuk memecahkan
masalah yang diberikan. Siswa bertanggungjawab dalam memperoleh
pengetahuan dan informasi yang bervariasi, tidak dari satu sumber
belajar (Shoimin, 2014).
5. Menuntut siswa menghasilkan karya yang mewakili bentuk
penyelesaian masalah yang mereka temukan. Karya tersebut dapat
berupa laporan, video maupun suatu program. Kemudian siswa
mempresentasikan kepada teman yang lain tentang apa yang telah
mereka pelajari.

8
6. Pada pelaksanaan PBL, guru hanya berperan sebagai fasilitator.
Namun, guru harus selalu memantau perkembangan aktivitas dan
mendorong siswanya agar mencapai tujuan yang hendak dicapai (Saleh,
2013).
7. Problem based learning melibatkan evaluasi dan review pengalaman
siswa dan proses belajar.
Permasalahan merupakan komponen penting dari PBL. Namun,
masalah yang disajikan dalam pembelajaran haruslah memiliki konteks
dengan kehidupan nyata, relevan dengan materi pembelajaran, dapat dipejari
siswa melalui pemecahan masalah dan dapat menantang kemampuan berpikir
kritis dan kreatif. Model PBL memiliki karakter kerjasama, siswa saling
berkolaborasi dan berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil, berperan aktif
dalam proses belajar dan bersama-sama dalam memutuskan rumusan
masalah, hipotesis serta menindaklanjuti untuk mencari kebenaran dari
hipotesis yang mereka buat, kemudian disajikan. Disamping itu, PBL melatih
kemampuan siswa bagaimana pencarian solusi dari yang mereka hadapi, tidak
hanya satu solusi saja melainkan berbagai macam solusi yang nantinya
menjadikan cara berpikir mereka lebih terbuka (Tabany, 2015)

1.1.4 Langkah-langkah Problem Based Learning (PBL)


Adapun langkah-langkah dalam penerapan model Problem Based
Learning (PBL) menurut Arends (2014) yaitu:
1. Orientasi siswa pada masalah.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang
diperlukan, dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas
pemecahan masalah.
2. Mengorganisasi siswa untuk belajar.
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok.
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
melakukan eksperimen untuk mendapat penjelasan dan pemecahan
masalah.

9
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya
yang sesuai dengan tugas yang diberikan seperti laporan, video, model
dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
6. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikannya dan proses yang mereka gunakan.

1.1.5 Kelebihan dan Kelemahan Problem Based Learning (PBL)


Setiap model mempunyai kelebihan dan kelemahan, begitu juga
dengan PBL juga mempunyai kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan
model PBL menurut Wulandari (2013) antara lain:
1. Melatih siswa memiliki kemampuan berfikir kritis, memecahkan
masalah, dan membangun pengetahuannya sendiri, serta dan
bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata. Jadi, dengan
adanya Problem Based Learning (PBL) akan membuat pembelajaran
yang bermakna. Peserta didik belajar dan berusaha memecahkan
permasalahan dengan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau
berusaha mencari sumber dan pengetahuan baru untuk pemecahan
masalah (Adriadi & Tarihoran, 2016).
3. Membantu siswa untuk memahami hakekat belajar sebagai cara berfikir
bukan hanya sekedar mengerti pembelajaran oleh guru berdasarkan
buku teks.
4. Melatih siswa untuk terbiasa belajar melalui berbagai sumber-sumber
pengetahuan yang relevan, baik dari perpustakaan, internet,
wawancara, dan observasi.
5. Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan disukai
siswa.
6. Mendorong siswa untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil
maupun proses belajarnya.

10
Sedangkan kelemahan dari PBL menurut Sanjaya (2009) antara lain:
1. PBL tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran. Model
pembelajaran ini lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut
kemampuan tertentu yang kaitannya dengan pemecahan masalah.
2. Waktu yang diperlukan untuk implementasi PBL lebih banyak.
Waktu yang diperlukan oleh guru maupun siswa untuk
mengimplementasikan Problem Based Learning (PBL) tidak sama dengan
waktu yang diperlukan dalam pembelajaran tradisional, bahkan cenderung
lebih banyak. Waktu yang lebih lama diperlukan pada saat awal siswa
terlibat dalam Problem Based Learning (PBL), sebagai suatu proses
pembelajaran yang kebanyakan belum pernah mereka alami.
3. Sering terjadi kesulitan dalam menemukan permasalahan yang sesuai
dengan tingkat berpikir siswa. Hal ini dapat terjadi karena adanya perbedaan
tingkat kemampuan berpikir pada para siswa.
4. Sering mengalami kesulitan dalam perubahan kebiasaan belajar dari yang
semula belajar mendengar, mencatat dan menghafal informasi yang
disampaikan guru, menjadi belajar dengan cara mencari data, menganalisis,
menyusun hipotesis, dan memecahkannya sendiri.

1.1.6 Contoh LKS Problem Based Learning (PBL)


Gambar 1 merupakan contoh dari LKS yang digunakan dalam
pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL). Pada lembar
tersebut terdapat dua gambar, gambar (a) merupakan gambar pengeboman
yang terjadi di wilayah perairan dan gambar (b) merupakan gambar
penggunaan pukat harimau untuk menangkap ikan, kemudian dibawahnya
terdapat penjelasan yang berkaitan dengan kedua gambar yang ditampilkan.
LKS yang digunakan dalam model PBL akan menyajikan sebuah
pemasalahan kemudian siswa dituntut untuk aktif dalam kegiatan belajar,
berani mengungkapkan ide, berpikir kritis untuk mencari penyelesaian dari
permasalahan tersebut (Lidinillah (2013); Tabany, dkk., (2015)).

11
Gambar 1 Contoh LKS PBL
Sumber: Putri (2011)

2.2 Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)


2.2.1 Pengertian Model Project Based Learning
Model mengajar merupakan acuan bagi guru agar dapat membantu
peserta didik untuk mendapatkan atau meperoleh ide informasi, ide
keterampilan, cara berpikir dan mengekspresikan diri sendiri (Suciani, dkk.,
2018). Model pembelajaran berbasis proyek (PjBL) merupakan
pembelajaran yang berpusat pada proses, relative berjangka waktu, berfokus
pada masalah, unit pembelajaran bermakna dengan memadukan konsep-
konsep dari sejumlah komponen baik itu pengetahuan, disiplin ilmu atau
lapangan (Kristanti 7 Subiki, 2017). Selain itu, PjBL melibatkan siswa
dalam merancang, membuat dan menampilkan produk untuk mengatasi
permasalahan dunia nyata. Hal ini menunjukkan bahwa PjBL dapat
digunakan sebagai sebuah model pembelajaran untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik dalam membuat perencanaan, berkomunikasi,
menyelesaikan masalah dan membuat keputusan yang tepat dari masalah
yang dihadapi. Pada hakikatnya model pembelajaran PjBL dirancang untuk
digunakan pada permasalahan yang kompleks yang diperlukan mata

12
pelajaran dalam melakukan investigasi dan memahaminya (Nurfitriyanti,
2016).

2.2.2 Prinsip- Prinsip Project Based Learning


Penerapan model pembelajaran harus memperhatikan prinsip-
prinsip dari model pembelajaran yang akan diterapkan. Adapun prinsip-
prinsip Project Based Learning menurut Wena (2014) sebagai berikut:
1) Prinsip sentralistis (centrality)
Prinsip ini menegaskan bahwa kerja proyek merupakan esensi dari
kurikulum. Model ini merupakan pusat strategi pembelajaran, dimana
peserta didik belajar konsep utama dari suatu pengetahuan melalui kerja
proyek. Jadi kerja proyek bukan merupakan praktik tambahan dan
aplikasi praktis dari konsep yang sedang dipelajari, melainkan menjadi
sentral kegiatan pembelajaran di kelas.
2) Prinsip pertanyaan penuntun (driving question)
Kerja proyek berfokus pada pertanyaan atau permasalahan yang dapat
mendorong peserta didik untuk memperoleh konsep atau prinsip utama.
3) Prinsip investigasi konstruktif (constructive investigation)
Proses yang mengarah kepada pencapaian tujuan, yang mengandung
kegiatan inkuiri, pembangunan konsep, dan resolusi. Penentuan jenis
proyek harus dapat mendorong peserta didik dalam mengkonstruksi
pengetahuan sendiri untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Guru
harus mampu merancang suatu kerja proyek yang mampu menumbuhkan
rasa ingin meneliti, rasa untuk berusaha memecahkan masalah, dan rasa
ingin tahu yang tinggi.
4) Prinsip otonomi (autonomy)
Prinsip ini dapat diartikan sebagai kemandirian peserta didik dalam
melaksanakan proses pembelajaran, yaitu bebas menentukan pilihannya
sendiri, bekerja dengan minimal supervisi, dan bertanggung jawab. Guru
hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator untuk mendorong
tumbuhnya kemandirian peserta didik.
5) Prinsip realistis (realism)

13
Proyek merupakan sesuatu yang nyata. PjBL harus dapat memberikan
perasaan realistis kepada peserta didik dan mengandung tantangan nyata
yang berfokus pada permasalahan autentik, tidak dibuat-buat, dan
solusinya dapat di implementasikan di lapangan.

2.2.3 Karakteristik Project Based Learning


Buck Institute for Education (Hosnan, 2014), PjBL memiliki
beberapa karakteristik sebagai berikut:
1. Siswa mengambil keputusan sendiri dalam kerangka kerja yang telah
ditemukan sebelumnya
2. Siswa berusaha memecahkan sebuah masalah atau tantangan yang
tidak memiliki seuatu jawaban yang pasti
3. Siswa ikut merancang proses yang akan ditempuh dalam mencari
solusi
4. Siswa didorong untuk berpikir kritis, memecahkan masalah,
berkolaborasi, serta mencoba berbagai macam bentuk komunikasi
5. Siswa bertanggung jawab mencari dan mengolah sendiri informasi
yang mereka kumpulkan
6. Pakar- pakar dalam bidang yang berkaitan dengan proyek sering
diundang menjadi guru tamu dalam sesi- sesi tertentu untuk
memberikan pencerahan bagi siswa
7. Evaluasi dilakukan secara terus- menerus selama proyek berlangsung
8. Siswa secara regular merefleksikan dan merenungi apa yang telah
mereka lakukan, baik secara proses maupun hasilnya
9. Produk dari akhir proyek (belum tentu berupa material, tetapi bisa
berupa presentasi, darma, dan lain- lain) kemudian dipresentasikan
10. Di dalam kelas dikembangkan suasana penuh toleransi terhadap
kesalahan dan perubahan, serta mendorong bermunculannya umpan
balik dan revisi

2.2.4 Langkah-langkah pembelajaran dalam Project Based Leraning


Langkah-langkah pembelajaran dalam Project Based Leraning

14
menurut Rais (2010) adalah sebagai berikut:
1) Membuka pelajaran dengan suatu pertanyaan menantang (start with the
big question)
Pembelajaran dimulai dengan sebuah pertanyaan yang dapat memberi
penugasan pada peserta didik untuk melakukan suatu aktivitas, dengan
mengambil topik yang sesuai dengan realita dunia nyata dan dimulai
dengan sebuah investigasi mendalam.
2) Merencanakan proyek (design a plan for the project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dengan peserta
didik. Peserta didik diharapakan akan merasa memiliki atas proyek
tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas
yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial dengan
mengintegrasikan berbagai subjek yang mendukung, serta
menginformasikan alat dan bahan yang dapat membantu dalam
pnyelesaian proyek.
3) Menyusun jadwal aktivitas (create a schedule)
Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas
dalam menyelesaikan proyek, dengan cara:
 Membuat timeline untuk menyelesaikan proyek,
 Membuat deadline penyelesaian proyak,
 Membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru,
 Membimbing peserta didik apabila melenceng dari tujuan
proyek, dan
 Meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan)
tentang pemilihan suatu cara
4) Mengawasi jalannya proyek (monitor the students and the progress of
the project)
Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas
peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan
dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses yaitu, guru
berperan sebagai mentor bagi aktivitas peserta didik. Guru mengajarkan
kepada peserta didik bagaimana bekerja dalam sebuah kelompok.

15
Setiap peserta didik dapat memilih perannya masing-masing dengan
tidak mengesampingkan kepentingan kelompok.
5) Penilaian terhadap produk yang dihasilkan (assess the outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur
ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-
masing peserta didik, memberi umpan balik mengenai tingkat
pemahaman yang sudah dicapai oleh peserta didik, serta membantu
guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya. Penilaian
produk dilakukan saat masing-masing kelompok mempresentasikan
produknya di depan kelompok lain secara bergantian.
6) Evaluasi (evaluate the experience)
Pada akhir proses pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan
refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dilakukan.
Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada
tahap ini, peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan
pengalamannya selama menyelesaikan proyek.

2.2.5 Keunggulan dan Kelemahan Project Based Learning


Menurut Sudrajat & Hernawati (2020) menyebutkan beberapa
keunggulan pelaksanaan model pembelajaran PjBL adalah:
1. Meningkatkan motivasi (Increased motivation).
Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan mendorong mereka
untuk melakukan pekerjaan penting. Siswa diharapkan menjadi tekun
bekerja dan berusaha keras untuk belajar lebih mendalam dan mencari
jawaban atas keingintahuan dan dalam menyelesaikan proyek.
2. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah (Increased problem-
solving ability)
Lingkungan belajar PjBL membuat siswa menjadi lebih aktif
memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Siswa mempunyai
pilihan untuk menyelidiki topik-topik yang berkaitan dengan masalah
dunia nyata, saling bertukar pendapat antara kelompok yang membahas
topik yang berbeda, mempresentasikan proyek atau hasil diskusi

16
mereka. Hal tersebut juga mengembangkan keterampilan tingkat tinggi
siswa.
3. Meningkatkan kolaborasi (Increased collaborative).
Pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan siswa
mengembangkan dan mempraktikan keterampilan berkomunikasi.
4. Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber
(Improved library research skills).
PjBL mensyaratkan siswa harus mampu secara cepat memperoleh
informasi melalui sumber-sumber informasi, sehingga dapat
meningkatkan keterampilan siswa untuk mencari dan mendapatkan
informasi.
5. Meningkatkan pengalaman dan keterampilan manajemen sumber daya
(Increased resource-management skills).
Memberikan pengalaman kepada siswa dalam mengorganisasi proyek,
mengalokasikan waktu, dan mengelola sumber daya seperti alat dan
bahan menyelesaikan tugas. Ketika siswa bekerja dalam kelompok,
mereka belajar untuk mempelajari keterampilan merencanakan,
mengorganisasi, negosiasi, dan membuat kesepakatan tentang tugas
yang akan dikerjakan, siapa yang akan bertanggungjawab untuk setiap
tugas, dan bagaimana informasi akan dikumpulkan dan disajikan.
6. Memberikan kesempatan belajar bagi siswa untuk berkembang sesuai
kondisi dunia nyata
7. Meningkatkan kemampuan berpikir.
Laporan PjBL tidak hanya berdasar informasi yang dibaca saja, tetapi
melibatkan siswa untuk belajar mengembangkan masalah, mencari
jawaban dengan mengumpulkan informasi, berkolaborasi dan
menerapkan pengetahuan yang dipahami untuk menyelesaikan
permasalahan dunia nyata.
8. Membuat suasana belajar menjadi lebih menyenangkan.

Selain keunggulan PjBL yang telah dijelaskan sebelumnya,


pelaksanaan model pembelajaran PjBL juga memiliki beberapa kelemahan

17
yaitu (Sudrajat & Hernawati 2020):
1. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
2. Membutuhkan biaya yang cukup banyak
3. Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di
mana instruktur memegang peran utama di kelas.
4. Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
5. Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan
pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
6. Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja
kelompok.
7. Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda,
dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara
keseluruhan

2.2.6 Contoh LKS Project Based Learning


Gambar 2 adalah contoh dari LKS yang menggunakan model
pembelajaran PjBL, dalam model ini peserta didik akan diarahkan untuk
melakukan sebuah percobaan atau eksperimen, kemudian diakhir percobaan
akan muncul pertanyaan yang penyelesaiannya adalah hasil dari percobaan
tersebut. Dalam LKS tersebut terdapat alat dan bahan yang digunakan dalam
percobaan serta langkah kerjanya. Peserta didik akan mengamati jalannya
percobaan dan hasil dari percobaan tersebut, kemudian dibawah
pengamatan yang harus dilakukan peserta didik, terdapat beberapa
pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik. Jawaban dari pertanyaan
tersebut adalah hasil yang diperoleh peserta didik dari pengamatan
percobaan tersebut. Dalam metode PjBL peserta didik dihadapkan pada
permasalahan konkret, mencari solusi, dan mengerjakan projek dalam tim
untuk mengatasi masalah tersebut (Division, 2009).

18
Gambar 2. Contoh LKS PjBL
Sumber: Pratama, 2020

19
BAB III
PENUTUP

3.3.1 Kesimpulan
1. PBL merupakan model pembelajaran yang menghadapkan siswa pada
masalah dunia nyata (real world) untuk memulai pembelajaran dan
merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat
memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. Ada empat prinsip penting
dalam pembelajaran PBL, yaitu pembelajaran merupakan suatu proses
konstruktif. (Learning should be a constructive process), pembelajaran
merupakan suatu proses yang dimotori oleh keinginan dari dalam diri
sendiri (Learning should be a self directed process), pembelajaran
merupakan suatu proses kolaborasi (learning should be a collaborative
process), pembelajaran merupakan sesuatu yang diberikan kontekstual
(Learning should be a contextual process). Karakteristik Problem Based
Learning (PBL) diataranya pengajuan pertanyaan atau masalah, berfokus
pada keterkaitan antar disiplin ilmu, penyelidikan autentik, menghasilkan
produk/ karya dan memamerkannya, kolaborasi, perorientasi pada
pengembangan belajar mandiri, guru hanya berperan sebagai fasilitator.
Adapun langkah-langkah dalam penerapan model Problem Based
Learning (PBL) yaitu orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa
untuk belajar, membimbing penyelidikan individual maupun kelompok,
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah. Kelebihan model PBL antara
lain melatih siswa memiliki kemampuan berfikir kritis, memecahkan
masalah, dan membangun pengetahuannya sendiri, pembelajaran lebih
bermakna, membantu siswa untuk memahami hakekat belajar sebagai cara
berfikir, melatih siswa terbiasa belajar melalui berbagai sumber-sumber
pengetahuan, menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan
disukai siswa, mendorong siswa untuk melakukan evaluasi sendiri.
Sedangkan kelemahan dari model PBL menurut yaitu PBL tidak dapat
diterapkan untuk setiap materi pelajaran, waktu yang diperlukan untuk

20
implementasi PBL lebih banyak, guru kesulitan dalam menemukan
permasalahan yang sesuai dengan tingkat berpikir siswa.
2. Model pembelajaran berbasis proyek (PjBL) merupakan pembelajaran
yang berpusat pada proses, relative berjangka waktu, berfokus pada
masalah, unit pembelajaran bermakna dengan memadukan konsep- konsep
dari sejumlah komponen baik itu pengetahuan, disiplin ilmu atau lapangan.
PjBL melibatkan siswa dalam merancang, membuat dan menampilkan
produk untuk mengatasi permasalahan dunia nyata. Ada lima prinsip
penting dalam pembelajaran PjBL, yaitu sentralistis (centrality);
pertanyaan penuntun (driving question); investigasi konstruktif
(constructive investigation); otonomi (autonomy); dan realistis (realism).
Karakteristik Project Based Learning (PjBL) diataranya siswa mengambil
keputusan sendiri dalam kerangka kerja yang telah ditemukan sebelumnya,
siswa berusaha memecahkan sebuah masalah atau tantangan yang tidak
memiliki seuatu jawaban yang pasti, siswa ikut merancang proses yang
akan ditempuh dalam mencari solusi, siswa didorong untuk berpikir kritis,
memecahkan masalah, berkolaborasi, serta mencoba berbagai macam
bentuk komunikasi, siswa bertanggung jawab mencari dan mengolah
sendiri informasi yang mereka kumpulkan, dan lain-lain. Adapun langkah-
langkah dalam PjBL yaitu, membuka pelajaran dengan suatu pertanyaan
menantang (start with the big question), merencanakan proyek (design a
plan for the project), menyusun jadwal aktivitas (create a schedule),
mengawasi jalannya proyek (monitor the students and the progress of the
project), penilaian terhadap produk yang dihasilkan (assess the outcome),
evaluasi (evaluate the experience). Adapun keunggulan PjBL yaitu,
meningkatkan motivasi, kemampuan pemecahan masalah, kolaborasi,
keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber, pengalaman dan
keterampilan manajemen sumber daya, kemampuan berpikir, membuat
suasana belajar menjadi lebih menyenangkan. Sedangkan kelemahan PjBL
yaitu, memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah dan biaya
dan peralatan yang harus disediakan, banyak instruktur yang merasa
nyaman sebagai pemegang peran utama di kelas, peserta didik yang

21
memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan
mengalami kesulitan, ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif
dalam kerja kelompok, dan ketika topik yang diberikan kepada setiap
kelompok berbeda dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik
secara keseluruhan.

3.3.2 Saran
Model Problem Based Learning (PBL) dan model Project Based
Learning (PjBL) merupakan contoh model pembelajaran andalan pada
Kurikulum K13. Adanya makalah ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan pembaca terutama bagi calon pendidik. Makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, untuk itu diperlukan kritik dan saran yang
membangun agar penulis dapat memperbaiki kesalahan yang terdapat
pada makalah ini. Penulis berharap pembuat makalah selanjutnya dapat
membuat makalah dengan lebih baik lagi.

22
DAFTAR RUJUKAN

Adriadi, A., & Tarihoran, N. 2016. Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Dan Motivasi Siswa Terhadap Hasil Belajar PAI di SMP Negeri I Ciruas –
Serang. Saintifika Islamica: Jurnal Kajian Keislaman, 3(2), 15-38. Dari
http://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/saintifikaislamica/article/view/96.
Arend, R.I. 2014. Learning to Teach Tenth Edition. New York: McGraw Hill
Company.
Division of Teaching and Learning Office of Curriculum, Standards, and academic
Engagement. 2009. Project-Based Learning: Inspiring Middle School
Students to Engage in Deep and Active Learning. New York.
http://blog.ncue.edu.tw/sys/lib/read_attach.php?id=11950 diakses 22
September 2021
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad
21. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Kristanti, Y. D., & Subiki, S. 2017. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project
Based Learning Model) Pada Pembelajaran Fisika Disma. Jurnal
Pembelajaran Fisika, 5(2), 122-128. (Online) (jurnal.unej.ac.id), diakses
pada 22 September 2021.
Lidinillah, D.A.M. 2013. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning). Jurnal Pendidikan Inovatif, 5(1), 1-15. Dari
https://jurnal.uns.ac.id/pdg/article/view/5384.
Nurfitriyanti, M. 2016. Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. Formatif: Jurnal Ilmiah
Pendidikan MIPA, 6(2). (Online)
(https://media.neliti.com/media/publications/234872-model-pembelajaran-
project-based-learnin-e19d71b3.pdf), diakses pada 22 September 2021.
Putri, A.T. 2011. Contoh LKS PBL Biologi Kelas 10, (Online),
(https://pdfcoffee.com/contoh-lks-pbl-biologi-kelas-10-pdf-free.html),
diakses 22 September 2021.
Rais, M. 2010. Model Project Based Learning sebagai Upaya Meningkatkan
Prestasi Akademik Siswa. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 43 (3): 246-

23
252.
Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Saleh, M. 2013. Strategi Pembelajaran Fiqh dengan Problem-Based Learning.
Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA, 16(1), 190-220. Dari https://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/didaktika/article/view/497/415.
Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berbasis Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media.
Shoimin, A. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Suciani, T., Lasmanawati, E., & Rahmawati, Y. 2018. Pemahaman model
pembelajaran sebagai kesiapan praktik pengalaman lapangan (ppl) siswa
program studi pendidikan tata boga. Media Pendidikan, Gizi, Dan
Kuliner, 7(1).(Online)
(https://ejournal.upi.edu/index.php/Boga/article/viewFile/11599/6971),
diakses pada 22 September 2021.
Sudrajat, A dan Hernawati, E. 2020. Modul Model-model Pembelajaran.
PUSDIKLAT Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Kementerian
Agama RI.
Tabany, A., Badar, Ibnu, & Trianto. 2015. Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif, Progresif dan Kontekstual (Konsep, Landasan dan
Implementasinya pada Kurikulum 2013 – Kurikulum Tematik
Integratif/KTI). Jakarta: Prenada Media Group.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada.
Wena, M. 2014. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi
Aksara.
Wulandari, B. 2013. Pengaruh Problem-Based Learning terhadap Hasil Belajar
Ditinjau Dari Motivasi Belajar PLC di SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi,
3(2), 178-191. DOI:10.21831/jpv.v3i2.1600.

24

Anda mungkin juga menyukai