Anda di halaman 1dari 50

BELAJAR dan PEMBELAJARAN

PROBLEM BASED LEARNING

Oleh:
KELOMPOK 1

M. SYAHRIZAL ALDI 1813021003 / II A


MAWAR 1813021004 / II A

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2019
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………. i

DAFTAR ISI ………………………………………………………..... ii

KATA PENGANTAR ……………………………………………….. iii

BAB I. PENDAHULUAN …...………………………………………. 1

1.1 LATAR BELAKANG …………………………………………… 1

1.2 RUMUSAN MASALAH ………………………………………… 2

1.3 TUJUAN …………………………………………………………. 2

1.4 MANFAAT ………………………………………………………. 2

BAB II. PEMBAHASAN ………………………..……...…………… 4

2.1 Konsep Dasar Problem Based Learning.………………….. 4


2.2 Sintaks Dalam Model Pembelajaran Problem Based……… 7
2.3 Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dalam Pembelajaran Fisika……….………………… 11
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran
Problem Based Learning…………………………………... 13

BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………….………………….. 22
3.2 Saran………………………………………………………. 22

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN RPP PBL

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pendidikan sangatlah mempunyai arti penting dalam meningkatkan


kecerdasan dan kualitas bangsa, khususnya bangsa Indonesia. Hal ini sangat
sesuai dengan tujuan dari bangsa Indonesia sendiri yaitu mampu untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa, dimana hal ini dapat diwujudkan melalui
pendidikan. Pendidikan juga merupakan suatu pilar yang sangat penting didalam
membangun suatu negara yang berkualitas (Mutmainah, 2013). Dimana nantinya
pendidikan yang baik dan berkualitas juga akan memerlukan sarana dan prasarana
yang memadai demi terciptanya pendidikan yang ideal.
Proses belajar adalah merupakan proses interaksi edukatif yang terikat
pada tujuan, terarah pada tujuan, dan dilaksanakan khusus untuk mencapai tujuan.
Proses pembelajaran adalah proses dimana guru berperan untuk mengatur,
menyiapkan, mengorganisir sumber-sumber belajar, dan membantu siswa
sehingga tercipta kondisi belajar yang kondusif, (Suastra, 2017). Dalam proses
pembelajaran siswa berada dalam posisi proses mental yang aktif sementara guru
berfungsi mengkondisikan terjadinya pembelajaran.
Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pembelajaran dengan
pendekatan kontruktivitis. Prinsip utama pendekatan kontruktivistik adalah
pengetahuan tidak diterima secara pasif, tetapi dibangun secara aktif oleh
individu. Oleh karena itu, dengan menerapkan model pembelajaran problem
based learning, diharapkan dapat memperbaiki pemahaman konsep siswa yang
pada akhirnya bermuara pada peningkatan hasil belajar siswa, baik pada aspek
pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), maupun keterampilan (psikomotor).
Selain itu dalam model pembelajaran langsung dirancang secara khusus
untuk mengembangkan pengetahuan procedural dan pengetahuan deklaratif.
Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan tentang sesuatu sedangkan
pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan
sesuatu yang keduanya berstruktur dengan baik dapat dipelajari demi selangkah.
Dengan demikian, guna mempelajari dan memahami secara mendalam
mengenai model pembelajaran tersebut, penulis menyusun makalah yang berjudul

1
“Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Model Pembelajaran
Langsung”.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Bagaimanakah konsep dasar model pembelajaran problem based learning ?
2. Bagaimanakah sintaks dalam model pembelajaran problem based learning ?
3. Bagaimana penerapan model pembelajaran problem based learning dalam
pembelajaran fisika ?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan model pembelajaran problem based
learning ?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui konsep dasar model pembelajaran problem based learning.
2. Mengetahui langkah-langkah model pembelajaran problem based learning.
3. Mengetahui penerapan model pembelajaran problem based learning.
4. Memaparkan kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran Problem
Based Learning.

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai bahan acuan dalam
menentukan model pembelajaran yang akan diterapkan dalam mengajar,
sehingga strategi yang digunakan dapat mencapai hasil yang maksimal.
2. Dengan adanya model pembelajaran problem based learning diharapkan
bermakna dan ada hubungan dengan kehidupan nyata siswa, sehingga
mereka termotivasi untuk mengarahkan dirinya sendiri dan menguji
pengetahuan atau pemahaman lama mereka dalam menyelesaikan tugas
tersebut.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Problem Based Learning
Pembelajaran berdasarkan masalah (Problem based learning) merupakan
pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi yang
sangat cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks.
Pembelajaran ini bermaksud untuk membantu siswa dalam memproses informasi
yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri
tentang dunia sosial dan sekitarnya (Ratumaman, 2004).

3
Menurut Arends (2013), Problem based learning merupakan suatu
pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan masalah otentik dengan
maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri
dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan
percaya diri.
Melalui problem based learning siswa akan belajar bagaimana
menggunakan suatu proses interaktif dalam mengevaluasi apa yang mereka
ketahui, mengidentifikasi apa yang perlu mereka ketahui, mengumpulkan
informasi, dan berkolaborasi dalam mengevaluasi suatu hipotesis berdasarkan data
yang telah mereka kumpulkan. Sedangkan guru lebih berperan sebagai tutor dan
fasilitator dalam menggali dan menemukan hipotesis, serta dalam mengambil
kesimpulan.
Dari segi pedagogis, pembelajaran berbasis masalah didasarkan pada teori
belajar kontruktivisme dengan ciri (dalam Rusman, 2010) :
1. Pemahaman diperoleh dari interaksi dengan skenario permasalahan dan
lingkungan belajar.
2. Pergulatan dengan masalah dan proses inkuiri masalah menciptakan
disonansi kognitif yang menstimulasi belajar.
3. Pengetahuan terjadi melalui proses kolaborasi negosiasi social dan evaluasi
terhadap keberadaan sebuah sudut pandang.
Pada dasarnya kompleksitas masalah yang dihadapi sangat tergantung
pada latar belakang dan profile para siswa. Desain masalah memiliki ciri-ciri
(Rusman, 2010):

1. Karakteristik; masalah nyata dalam kehidupan, adanya relevansi dengan


kurikulum, tingkat kesulitan dan tingkat kompleksitas masalah, masalah
memiliki kaitan dengan berbagai disiplin ilmu, keterbukaan masalah,
sebagai produk akhir.
2. Konteks; masalah tidak terstruktur, menantang, memotivasi, memiliki
elemen baru.
3. Sumber dan Lingkungan Belajar; masalah dapat memberikan dorongan
untuk dipecahkan secara kolaboratif, independent untuk bekerja sama,
adanya bimbingan dalam proses memecahkan masalah dan menggunakan

4
sumber, adanya sumber informasi, dan hal-hal yang diperlukan dalam
proses pemecahan masalah.
4. Presentasi; penggunaan skenario masalah, penggunaan video klip, audio,
jurnal, dan majalah website.
Menurut Krajcik & Slavin, karakteristik dari pembelajaran berdasarkan
masalah (PBL) adalah sebagai berikut (Ratumaman ):
a. Pengajuan pertanyaan atau masalah
Selain pengorganisasian pelajaran di sekitar prinsip atau keterampilan-
keterampilan akademik tertentu, belajar berdasarkan masalah
mengorganisasikan pembelajaran di sekitar pertanyaan dan permasalahan,
yang keduanya sangat diperlukan siswa. Guru menunjukkan situasi
kehidupan nyata yang jawabannya tidak sederhana dan siswa berusaha
untuk memecahkan masalah tersebut.
b. Keterkaitan dengan disiplin ilmu lain ( interdisciplinary focus)
Walaupun model pembelajaran berdasarkan masalah ditujukan pada suatu
bidang tertentu (sains, matematika, pendidikan sosial), namun dalam
pemecahan masalah-masalah aktual, siswa dapat diarahkan dalam
penyelidikan berbagai bidang ilmu. Sebagai contoh masalah populsi yang
meningkat di perairan sekitar Tanjung Perak Surabaya atau di Teluk Ambon
berkaitan dengan beberapa pelajaran dan merupakan aplikasi dari biologi,
ekonomi, sosiologi, turis, dan pemerintahan.

c. Penyelidikan atau otentik ( authentic investigation)


Problem based learning mengharuskan siswa melakukan penyelidikan-
penyelidikan otentik untuk mencari pemecahan nyata dari suatu
permasalahan. Siswa menganalisis dan mendefinisikan masalah
mengembangkan hipotesis dan meramalkan, mengumpulkan dan
menganilisis informasi, melaksanakan eksperimen (jika diperlukan),
membuat inferensi dan menyimpulkan. Metode penyelidikan khusus yang
digunakan tentu saja bergantung pada sifat-sifat masalah yang diselidiki.

5
d. Menghasilkan ”hasil karya” dan memamerkannya (production of artifact
and exhibits)
Model pembelajaran berdasarkan masalah mengajak siswa
mengkonstruksikan hasil-hasil dalam bentuk hasil karya dan
memamerkannya, kemudian menjelaskan atau menggambarkan
penyelesaian mereka. Setiap kelompok menyajikan hasil karyamya di depan
kelas, selanjutnya kelompok lain memberikan tanggapan atau kritikan.
Dalam hal ini guru mengarahkan dan memberi petunjuk kepada siswa agar
aktivitas siswa lebih terarah.
e. Kolaborasi (collaboration)
Seperti halnya dengan model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran
berdasarkan masalah juga menghendaki adanya kerja sama antar siswa
dalam suatu kelompok kecil. Kerja sama menimbulkan motivasi untuk
mendukung peliputan dalam tugas-tugas kompleks dan meningkatkan
inkuiri dan dialog pengembangan keterampilan berpikir dan keterampilan
sosial.
Menurut Arends (2013) terdapat 3 (tiga) tujuan utama dalam penggunaan
PBL, yakni:
1. Mengembangkan kemampuan berpikir siswa dan kemampuan memecahkan
masalah.
2. Mendewasakan siswa melalui peniruan.
3. Membuat siswa lebih mandiri.

2.2 Sintaks Dalam Model Pembelajaran Problem Based Learning

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam merancang program


pengajaran yang berorientasi pada problem based learning sehingga proses
pembelajaran benar- benar menjadi beipusat pada siswa (student-centered) adalah
sebagai berikut.

6
1. Fokuskan permasalahan (problem) sekitar pembelajaran konsep-konsep
sains yang esensial dan strategis. Gunakan permasalahan dan konsep untuk
membantu siswa dalam melakukan invenstigasi substansi isi (content).
2. Berikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengcvaluasi gagasannya
melalui eksperiment atau studi lapangan. Siswa akan menggaii data-data
yang diperlukan untuk memecahlkan masalah yang dihadapinya.
3. Berikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengelola data yang mereka
miliki, yang merupakan proses latihan metakognisi.
4. Berikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan solusi-solusi
yang mereka kemukakan (termasuk dukungan data). Penyajiannya dapat
dilakukan dalam bentuk seminar atau publikasi (jumal ilmiah) atau dalam
bentuk penyajian poster (Gallagher & Stepien, 1995).
Adapun sintak pembelajaran pada model Problem Based Learning adalah
sebagai berikut.

FASE KEGIATAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN


KARAKTER
Pendahuluan 1. Guru menyampaikan indikator dan Dalam fase ini siswa
(starting a new tujuan pembelajaran akan mampu
class) 2. Siswa menyimak informasi yang membentuk dan
diberikan oleh guru mengembangkan
3. Guru membantu siswa dalam karakter kreatif,
pembentukan kelompok bersahabat, dan
4. Siswa membentuk kelompok dengan demokratis.
masing-masing kelompok terdiri dari 5-
8 orang

Fase seting 1. Guru memberikan permasalahan Dalam fase ini karakter


permasalahan kepada siswa terkait dengan konsep siswa yang bisa
(starting new yang akan dipelajari yang disajikan dikembangkan adalah
problem) dalam bentuk LKS berbasis masalah rasa ingin tahu, disiplin,
yang berupa langkah-langkah kerja keras, jujur,
penyelesaian masalah dan eksperimen. peduli lingkungan,

7
2. Siswa bersama-sama kelompoknya tanggungjawab, dan
mencermati dengan seksama masalah kreatif.
yang dipaparkan dalam LKS berbasis
masalah.
3. Guru menjelaskan hasil yang
diharapkan untuk diperoleh siswa
melalui analisis masalah dan tindak
lanjut yang dilakukan yaitu:
a. Menemukan konsep dari materi
yang dipelajari
b. Menerapkan konsep yang telah
diperoleh berdasarkan tindak lanjut
yang dilakukan untuk memecahkan
masalah yang diberikan
4. Siswa menganalisa permasalahan
berdasarkan prosedur yang tertera
dalam LKS yang telah diberikan
5. Guru meminta siswa mengajukan
hipotesis pemecahan masalah
6. Siswa memberikan jawaban sementara
(hipotesis) terhadap permasalahan yang
diberikan berdasarkan konsep awal
yang mereka miliki
7. Guru menugaskan siswa menentukan
sumber-sumber yang diperlukan dan
merancang investigasi (penyelidikan)
untuk memecahkan masalah yang
diberikan
8. Siswa merancang kegiatan penyelidikan
sesuai petunjuk LKS yang telah
diberikan, serta menentukan berbagai
sumber yang diperlukan
Fase tindak 1. Siswa mengumpulkan data sesuai Dalam fase ini akan

8
lanjut (problem rancangan penyelidikan yang telah menumbuhkan
follow-up) disusun. keberanian siswa untuk
2. Siswa menganalisis data yang diperoleh berbeda dari yang
dalam kegiatan penyelidikan, dan biasanya yang
membuat kesimpulan terkait dengan merupakan salah satu
pemecahan dari permasalahan yang aspek kemapuan
diselidiki. berpikir kreatif.
3. Masing-masing kelompok anggota Karakter yang bisa
kelompok memberikan masukan pada dibentuk pada fase ini
setiap kegiatan kelompok. adalah demokratis,
4. Siswa bersama kelompoknya saling kreatif dan
bertukar pikiran, berdiskusi, tanggungjawab.
mengklarifikasi, dan mempersatukan
ide dan pendapat.
5. Masing-masing kelompok melengkapi
LKS sebagai laporan hasil
penyelidikan.
6. Guru meninjau setiap kegiatan yang
dilakukan oleh siswa.
7. Guru membimbing siswa seperlunya
dalam menemukan konsep dari materi
yang dipelajari melalui kegiatan
penyelidikan yang telah dirancang
setiap kelompok.

Fase presentasi 1. Masing-masing kelompok siswa Pada fase ini karakter


(performance menyajikan atau mempresentasikan siswa yang bisa
presentation) hasil penyelidikan dan diskusi mereka dikembangkan yaitu
di depan kelas disiplin, kreatif, kerja
2. Siswa menyampaikan pemecahan keras, jujur dan
masalah yang diberikan dengan

9
menerapkan konsep dari materi yang tanggung jawab.
dipelajari
3. Masing-masing kelompok
mengumpulkan laporan kelompok
4. Guru membimbing dan mengarahkan
siswa dalam diskusi kelas untuk
membahas pemecahan masalah dari
masing-masing kelompok
5. Guru meminta agar siswa
mengumpulkan laporan masing-masing
kelompok
Fase simpulan 1. Siswa menyimpulkan konsep terkait Pada fase ini karakter
ilmiah (after materi yang dipelajari berdasarkan siswa yang bisa
conclusion of temuan pada kegiatan sebelumnya dikembangkan yaitu
problem) 2. Siswa mengerjakan tes yang diberikan disiplin, kerja keras,
oleh guru secara individu jujur dan tanggung
3. Guru meminta siswa untuk jawab.
menyimpulkan konsep terkait materi
yang dipelajari berdasarkan temuan
pada kegiatan sebelumnya (knowledge
abstraction)
4. Guru memberikan tes kecil untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam
memecahkan permasalahan terkait
dengan materi yang dipelajari
Sumber : Sadia, et al.(2009) dan Suastra (2009)

2.3. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam


Pembelajaran Fisika

Langkah 1: Mengamati, mengorientasikan siswa terhadap masalah


Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan
kegiatan/aktivitas yang akan dilakukan oleh siswa. Hal ini penting sehingga
kegiatan menjadi terarah sehingga mengefisiensikan waktu, dan diharapkan siswa

10
menjadi benar dalam melakukan aktivitasnya tersebut. Misalkan, guru menjadikan
proses belajar secara kelompok, kemudian membagi siswa atas kelompok-
kelompok kecil, kemudian menjelaskan apa tugas mereka seperti mencari
fenomena atau peristiwa yang kira-kira berdasarkan konsep yang sama, mencari
berbagai referensi mendukung, mengaitkan dengan teori yang ada, dan
mempresentasikan. Langkah selanjutnya adalah fokus dalam mengamati suatu
peristiwa/fenomena yang terkait dengan KD yang dipelajari yang dapat
ditampilkan dalam bentuk teks, tayangan periwtiwa itu sendiri. Siswa juga perlu
mendapatkan rambu-rambu tentang rumusan permasalahan yang dianggap penting
dan relevan dengan tujuan pembelajaran. Misalkan tujuan pembelajaran adalah
mampu menjelaskan konsep usaha, dimana peristiwa yang diberikan adalah
seorang ibu yang mendorong sebuah lemari dan lemari tidak bergeser. Jadi
rumusan masalahnya berupa mengapa lemari tersebut tidak bergeser?
Langkah 2: Menanya, merumuskan masalah
Dalam langkah ini siswa didorong menemukan masalah dari hal yang
diamatinya. Misalkan guru memberikan video seorang ayah yang berusaha
mendorong meja kemudian meja tersebut bergeser serta seorang ibu yang
berusaha mendorong meja namun meja tidak bergeser. Dari kasus tersebut
diharapkan muncul pertanyaan, ”Mengapa ayah bisa mendorong meja sedangkan
ibu tidak bisa; bagaimana peristiwa tersebut dapat terjadi?”
Pertanyaan mengapa dapat mendorong siswa dalam mengetahui sesuatu,
memeroleh informasi, dan kemampuan berpikir kritis. Pertanyaan membuat siswa
berpikir, mendorong siswa merumuskan alasan-alasan sebagai bentuk pemecahan
masalah tersebut. Hal ini lah yang merupakan bagian penting dalam melaksanakan
PBL dan harus ditemukan solusinya sehingga tidak mengganggu pemahaman
siswa dalam pembelajaran siswa berikutnya.
Pemfokusan masalah sangat perlu dalam PBL agar diketahui mana yang
perlu dan penting diketahui oleh siswa pemecahannya dan tetap relevan dengan
materi pokok serta menarik minat siswa dalam belajar.
Langkah 3:
Rumusan masalah yang telah dirumuskan, perlu diidentifikasi langkah
pemecahannya sehingga diperoleh jawaban yang benar dan tepat. Siswa

11
diharapkan mencari jawabannya sendiri, tetapi dengan langkah yang benar. Disini
merupakan peran guru yaitu membantu siswa mengumpulkan data dengan
mengarahkan strategi yang harus dilakukan da n instrumen pengumpulan data
yang seperti apa yang harus dilakukan siswa terutama ketika melakukan kegiatan
di lapangan. Sehingga kegiatan siswa harus benar-benar efektif, terarah sehingga
mencapai tujuan dari pembelajaran. Untuk itu setiap siswa harus mengetahui
tugasnya dalam kelompok masing-masing (ketua, sekretaris, anggota, dll).
Langkah 4: Mengasosiasi, merumuskan pemecahan masalah
Data atau informasi yang telah diperoleh dipilah dan dipilih
(penganalisisan data) untuk fokus menjawab masalah yang telah ditentukan
sebelumnya. Kemudian masing-masing siswa menyampaikan pandangan terkait
jawaban atas permasalahan yang berdasarkan data yang telah dikumpulkan.
Misalkan, mengamati orang yang mendorong sebuah lemari, ketika hanya satu
orang yang mendorong lemari tersebut belum bergerak namun ketika ditambah
menjadi tiga orang yang mendorong maka lemari dengan mudah dapat didorong.
Kemudian siswa bertanya, mengapa sulit mendorong lemari tersebut? Dan
dijawab karena berat dan kekurangan tenaga. Jadi, pandangan terkait jawaban
tenaga diperlukan untuk berusaha mendorong benda hingga bergerak. Jumlah
orang yang banyak maka tenaga yang dihasilkan untuk mendorong benda akan
semakin besar.
Dalam pemecahan masalah baiknya dilakukan dengan
mengkomunikasikan gagasannya kepada sesama siswa ataupun guru. Karena
pemecahan masalah akan lebih mudah melalui interaksi dengan lingkungan sosial,
sehingga dapat terjadi perbaikan dan penyempurnaan kualitas pemecahan
masalah. Dengan interaksi sosial, proses pembelajaran juga diharapkan dapat
berlangsung lebih kreatif, efektif dan menyenangkan.
Langkah 5: Melaporkan, mengomunikasikan
Langkah terakhir PBM adalah melaporkan jawaban atas masalah yang
telah dirumuskan sebelumnya. Jawaban tersebut dapat berupa kesimpulan ataupun
paparan lengkap baik lisan maupun tertulis. Laporan juga harus sesuai dengan
proses perumusan jawabannya, seperti jika melalui pengamatan lapangan maka
laporan ditulis berupa laporan pengamatan.

12
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem Based
Learning

Kelebihan dari model pembelajaran problem based learning ini adalah


sebagai berikut.
a. Menantang kemampuan siswa dan memberikan kesempatan untuk
mengetahui pengetahuan baru. Hal ini karena pembelajaran ini yang
berpusat pada siswa atau student center, jadi siswa langsung menangani
sebuah permasalahan dan mencari solusi atau pemecahanya.
b. Meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa. Dalam PBL ini
siswa dituntut aktif menyelesaikan sebuah permasalahan baik dalam
mengumpulkan data, menganalisis data untuk mendapatkan jawaban,
sampai mengkomunikasikan data tersebut.
c. Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa memahami
masalah dunia nyata. Sesuai dengan desain masalah yang harus
menyangkut permasalahan yang nyata yang mereka hadapi dalam
kehidupan sehari-hari.
d. Membantu siswa mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung
jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan serta mendorong siswa
melakukan evaluasi terhadap hasil maupun proses belajarnya. Hal ini
karena siswa belajar sendiri memecahkan masalah, dengan demikian siswa
akan mengembangkan pengetahuannya sendiri. Ketika dalam
pengumpulan data mereka melakukan observasi terlihat bahwa siswa
tersebutlah yang bertanggung jawab langsung terhadap pembelajaran
mereka dan guru hanya sebagai fasilitator. Setelah itu mereka akan tahu
dimana kekurangan mereka (mengevaluasi dirinya).
e. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan
mereka dalam dunia nyata. Jadi siswa tidak merasa pengetahuan mereka
tidak berguna.
Kelemahan dari model pembelajaran problem based learning ini yakni
sebagai berikut.
a. Ketika minat siswa rendah atau siswa tidak memiliki minat dan
kepercayaan bahwa masalah tersebut sulit dipecahkan, maka mereka akan

13
enggan mencobanya. Ini menyebabkan model pembelajaran ini akan sulit
pada proses orientasi masalah kepada siswa. Hal ini dapat diatasi dengan
pengenalan masalah yang menarik minat siswa dan caranya yang juga
harus menarik. Misalkan dengan menayangkan sebuah video tentang
pelangi yang bisa memiliki satu warna saja seperti pelangi putih, dan terus
memeberikan pancingan terhadap tayangan dalam video tersebut.
b. Anggapan bagi sebagian siswa bahwa tanpa pemahaman mengenai materi
yang diperlukan/ yang terkait dengan masalah tersebut, mengapa mereka
harus berusaha memecahkan masalah yang sedang dipelajari, sehingga
mereka akan belajar apa yang ingin mereka pelajari. Hal ini dapat diatasi
ketika langkah orientasi masalah, karena ini merupakan inti tari tugas
seorang guru untuk memperkenalkan masalah dan memancing ketertarikan
mereka. Selain itu dengan meyakinkan, bahwa apa yang dipelajari mereka
tersebut berguna untuk memecahkan masalah nyata yang ada dalam
kehidupan mereka sehari-hari.
c. Fasilitas yang kurang memadai juga menjadi salah satu kendala penerapan
model pembelajaran problem based learning ini.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan

Berdasarkan pada pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu simpulan


sebagai berikut.

1. Pembelajaran berdasarkan masalah (Problem based learning) merupakan


pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi
yang sangat cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun
kompleks.
2. Melalui problem based learning guru lebih berperan sebagai tutor dan
fasilitator dalam menggali dan menemukan hipotesis, serta dalam
mengambil kesimpulan.

14
3.2 Saran

Kepedulian semua pihak sangat di perlukan agar dalam penerapan belajar


pengetahuan deklaratif dan prosedural berjalan dengan baik. Karena antara
pengetahuan deklaratif dan prosedural sangan berkaitan satu sama lain. Apabila
pengetahuan deklaratif berjalan dengan baik, namun pengetahuan proseduralnya
terhambat maka tidak akan menghasilkan pembelajaran yang efisien dan efektif.
Untuk itu, diperlukan keselarasan satu sama lain antara pengetahuan deklaratif
dan prosedural.

DAFTAR PUSTAKA

Arend R . I, 2013. Belajar Untuk Mengajar, Jakarta : Salemba Humanika

Gallagher, Shelagh A & Stepien, William . 1995. Implementing Problem-Based


Learning in Science Classroom.School Science and Mathematics.

Mutmainah. 2013. Analisis Kesalahan SIswa Dalam Menyelesaikan Soal Bilagan


Berpangkat. SMK Diponegoro Salatiga. Skripsi : UNiversitas Kristen
Satya Wacana.

Ratumaman, T.W, 2004. Belajar dan Pembelajaran, Raja Grafindo Persada:


Jakarta.

Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme


Guru. Bandung : Mulia Mandiri Pers

Sadia, I W., Subagia, W., & Natajaya, I. N. 2009. Pengembangan Perangkat


Pembelajaran untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis

15
(Critical Thingking Skill) Siswa Sekolah Menengah Pertama SMP dan
Sekolah Menengah Atas (SMA). Laporan Penelitian. Universitas
Pendidikan Ganesha Singaraja.

Suastra, I.W. 2017. Pembelajaran Sains Terkini. Singaraja : Universitas


Pendidikan Ganesha.

Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik.


Terjemahan Lita. Bandung : Nusa Media

16
LAMPIRAN RPP PBL

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

17
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X/ II
Pokok Bahasan : Usaha dan Energi
Sub Pokok Bahasan : Usaha
Model Pembelajaran : Problem Based Learning
Alokasi Waktu : 3× 45 menit

A. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah

KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar (KD)


1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad
raya melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur;
teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif;
inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud

18
implementasi sikap dalam melakukan percobaan, melaporkan, dan
berdiskusi.
3.9 Menganalisis konsep energi, usaha, hubungan usaha dan perubahan energi,
hukum kekekalan energi, serta penerapannya dalam peristiwa sehari-hari
4.9 Menerapkan metode ilmiah untuk mengajukan gagasan penyelesaian
masalah gerak dalam kehidupan sehari-hari, yang berkaitan dengan konsep
energi, usaha, dan hukum kekekalan energi

C. Indikator Pembelajaran
1.1.1 Menunjukkan sikap mengagumi kebesaran Tuhan yang telah menciptakan
pengetahuan usaha dan energi.
1.1.2 Menunjukkan sikap bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikan
kesempatan mempelajari, memahami, dan menerapkan konsep usaha dan
energi dalam kehidupan sehari-hari.
2.1.1 Menunjukkan sikap ingin tahu, kritis, teliti, dan bertanggungjawab dalam
menganalisis usaha dan energi.
2.1.2 Menunjukkan sikap kerjasama yang baik, toleransi, disiplin, jujur, dan
komunikatif selama pembelajaran usaha dan energi.
3.9.1 Mendeskripsikan konsep usaha.
3.9.2 Menghitung usaha yang terjadi apabila arah gaya yang diberikan
membentuk sudut terhadap arah perpindahan.
3.9.3 Menganalisis usaha oleh berbagai gaya.
3.9.4 Menganalisis besarnya usaha melalui grafik F-S.
4.9.1 Menyiapkan alat dan bahan terkait percobaan usaha.
4.9.2 Melakukan percobaan terkait materi usaha.
4.9.3 Melaporkan hasil percobaan terkait materi usaha.

D. Tujuan Pembelajaran
Jenjang
No Tujuan
Pengetahuan
Siswa mampu menunjukkan sikap mengagumi
kebesaran Tuhan yang telah menciptakan
1 pengetahuan usaha dan energi melalui upaya -
perenungan fenomena-fenomena alam yang
berkaitan.
2 Siswa mampu menunjukkan sikap bersyukur kepada -
Tuhan yang telah memberikan kesempatan

19
mempelajari, memahami, dan menerapkan konsep
usaha dan energi dalam kehidupan sehari-hari
melalui aktivitas berenung.
Siswa mampu menunjukkan sikap ingin tahu, kritis,
teliti, dan bertanggungjawab dalam menganalisis
usaha dan energi melalui kegiatan menemukan
3 -
masalah, mengumpulkan fakta-fakta, menyelidiki,
dan menyimpulkan alternatif-alternatif pemecahan
secara kolaboratif.
Siswa mampu menunjukkan sikap kerjasama yang
baik, toleransi, disiplin, jujur, dan komunikatif
selama pembelajaran usaha dan energi melalui
4 -
kegiatan mengumpulkan fakta-fakta, menyelidiki,
dan menyempurnakan permasalahan yang telah
didefinisikan.
5 Siswa mampu mendeskripsikan konsep usaha C2
melalui studi pustaka dan diskusi kelompok.
6 Siswa mampu menghitung usaha yang terjadi C3
apabila arah gaya yang diberikan membentuk sudut
terhadap arah perpindahan melalui kegiatan
mengumpulkan fakta-fakta dan menyelidiki.
7 Siswa mampu menganalisis usaha oleh berbagai C4
gaya melalui kegiatan mengumpulkan fakta-fakta
dan menyelidiki.
8 Siswa mampu menganalisis besarnya usaha melalui C4
grafik F-S melalui mengumpulkan fakta-fakta
menyelidiki.
9 Siswa mampu menyiapkan alat dan bahan terkait -
percobaan usaha melalui kegiatan menyelidiki.
10 Siswa mampu melakukan percobaan terkait materi -
usaha melalui kegiatan menyelidiki.
11 Siswa mampu melaporkan hasil percobaan terkait -
materi usaha melalui kegiatan menyempurnakan
permasalahan yang telah didefinisikan

E. Materi Pembelajaran

Tujuan Materi

20
Pengertian usaha dalam fisika hampir sama dengan
5 pengertian dalam kehidupan sehari-hari, keduanya merupakan

Gambar 1 Usaha yang dilakukan


oleh gaya
kegiatan dengan mengerahkan tenaga. Pada saat kita
mendorong sebuah meja dengan gaya tertentu, ternyata meja
bergerak. Akan tetapi, ketika kita mendorong tembok dengan
gaya yang sama, ternyata tembok tetap diam. Dalam pengertian
sehari-hari keduanya dianggap sebagai usaha, tanpa
memerhatikan benda tersebut bergerak atau diam. Pada ilmu
fisika, usaha memiliki pengertian khusus untuk
mendeskripsikan apa yang dihasilkan oleh gaya ketika bekerja
pada benda sehingga benda bergerak pada jarak tertentu. Usaha
yang dilakukan oleh gaya didefinisikan sebagai hasil kali
komponen gaya yang segaris dengan perpindahan dengan
besarnya perpindahan. Usaha diberi lambang W, dari kata
inggris ”work”. Secara matematis definisi usaha dapat
dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
W= F⃗⋅Δ⃗s (1a)
Keterangan: W : Usaha (Joule atau Nm)
⃗F : Gaya (N)
⃗s : Perpindahan (m)

Contoh Soal.
Ketika ada seorang anak yang berusaha mendorong sebuah
meja sehingga meja tersebut akan mengalami perpindahan
kedudukan. Maka dalam ilmu fisika apakah anak tersebut
dikatakan melakukan usaha? Jelaskan mengapa demikian?

Jika gaya ⃗F membentuk sudut θ terhadap


6 perpindahan (Gambar 2) maka persamaan usaha dapat
dituliskan sebagai berikut:
W= F⃗⋅Δ⃗s cosθ (1b)

21
Telah Anda ketahui bahwa perkalian antara dua besaran
vektor yang menghasilkan kosinus adalah perkalian titik (dot
product), karena itu usaha (W) juga dapat didefinisikan sebagai
besaran skalar yang diperoleh dari perkalian titik antara vektor
gaya ( ⃗F ) dan bektor perpindahan ( Δ⃗s ). Sehingga
W= F⃗⋅Δ⃗s = ⃗F⋅Δ⃗s cos θ (2)
Dengan θ adalah sudut terkecil antara ⃗F dan Δ⃗s .
Berdasarkan persamaan (2), ketika θ berada pada
0 0
rentangan 90 <θ<270 usaha dapat bernilai negatif. Hal ini
disebabkan cosθ bernilai negatif. Misalnya, pada khasus
benda yang dilempar ke atas benda berpindah setinggi h meter,
pada benda bekerja gaya berat w⃗ yang arahnya ke bawah.
Pada khasus ini arah gaya berat berlawanan dengan arah
perpindahan benda. Ketika benda dilemparkan, benda mendapat
sejumlah energi untuk melawan gaya berat benda. Jadi, usaha
yang dilakukan oleh gaya berat adalah negatif. Kasus lain yang
bernilai negatif adalah usaha yang dilakukan oleh gaya gesekan.
Contoh soal.
Perhatikan gambar dibawah!

Sebuah benda dengan massa 4 kg berada pada bidang datar.


Benda tersebut ditarik oleh gaya 50 N yang membentuk sudut
60˚ terhadap bidang horizontal (perhatikan gambar). Jika benda
berpindah sejauh 4 m maka hitunglah usaha yang dilakukan
oleh gaya tersebut!
Pada kehidupan nyata, jarang dijumpai adanya gaya
7 tunggal yang bekerja pada benda. Misalnya, saat Anda berjalan.
Gaya-gaya yang bekerja pada saat Anda berjalan adalah gaya
berat, gaya normal, dan gaya gesekan. Bagaimanakah cara
menentukan usaha yang dilakukan oleh berbagai gaya? Untuk
dapat menentukan usahanya, Anda harus mengetahui besar
gaya dan arahnya.
Masing-masing gaya bekerja serentak pada perpindahan yang
sama.
Usaha total yang dilakukan oleh beberapa gaya yang
bekerja serentak dapat dihitung sebagai hasil kali resultan
komponen gaya yang segaris dengan perpindahan dan besarnya
perpindahan. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

22
n
W =( ⃗
F1 + ⃗
F2 + F
⃗ 3 + .. . F
⃗ n )⋅⃗s=
(∑ )
n=1
F n ⋅⃗s

(3a)
Masing-masing gaya bekerja pada perpindahan yang berbeda
Usaha yang dilakukan beberapa gaya pada perpindahan
yang berbeda dapat dihitung sebagai hasil penjumlahan aljabar
dari usaha yang dilakukan oleh masing-masing gaya secara
individual. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
n
W =( W 1 +W 2 +W 3 +. .. W n )=
(∑ )
n=1
Wn
(3b)
Perhatikan usaha yang dilakukan oleh beberapa gaya
seperti terlihat pada Gambar 4 berikut.

Berdasarkan Gambar 4, usaha yang dilakukan adalah:


W=W 1 +W 2 +W 3 = ⃗F 1 ⃗s 1 cos 00 + F⃗ 2 ⃗s 2 cos 1800 + ⃗F3 ⃗s 3 cos 900
W= F⃗ 1 ⃗s 1− F⃗ 2 ⃗s 2

Contoh Soal.
Dalam kegiatan beres-beres kelas, Dito telah berhasil
menggeser sebuah lemari sejauh 5 m dibantu dua orang
temannya, Budi dan Arto. Jika gaya yang diberikan Dito adalah
10 N, Budi sebesar 20 N, dan Arto sebesar 15N, berapakah
besar usaha yang telah mereka lakukan?
8 Pada suatu benda bekerja gaya konstan F⃗ sehingga
menyebabkan benda berpindah searah gaya ⃗F dari posisi
awal 1 ⃗s =⃗s
ke posisi akhir 2 ⃗s =⃗s
usaha yang dilakukan
oleh gaya konstan ini dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan W= F⋅Δ⃗s = F (⃗s 2 −⃗s 1 ) . Jika kita gambarkan
⃗ ⃗
grafik F terhadap posisi benda (s), maka kita akan peroleh
grafik seperti pada Gambar 5. Luas raster dibawah grafik F-s
dapat kita hitung dengan batas
⃗s =⃗s 1 sampai dengan
⃗s =⃗s 2 (lihat Gambar 3.7) sehingga kita peroleh persamaan
sebagai berikut:

23
luas
raster

Gambar 5 Grafik F-s dari gaya konstan yang


menyebabkan benda berpindah dari posisi
awal ke posisi
Luas rester = luas persei panjang
= panjang x lebar
= F⋅Δ⃗s = F (⃗s 2 −⃗s 1 )
⃗ ⃗
Tampak bahwa usaha yang dihitung dari persamaan sama
dengan usaha yang dihitung dari luas rester di bawah grafik F-s.
Pernyataan ini juga berlaku untuk gaya yang tidak konstan atau
berubah terhadap posisi.
Contoh Soal.

Sebuah balok bermassa 50 gr bergerak sepanjang garis lurus


pada permukaan mendatar akibat pengaruh gaya yang berubah-
ubah terhadap kedudukan seperti ditunjukkan pada gambar.
Hitunglah usaha yang dilakukan gaya tersebut untuk
memindahkan balok sejauh 14 m!

F. Model dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : diskusi kelompok

24
3. Model : Problem Based Learning (PBL)

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiata Deskripsi Kegiatan Penilaian Alokasi
n Waktu
Pendahul Apersepsi dan Motivasi Guru 15
uan  Guru membuka pelajaran dengan melakukan Menit
salam dan berdoa penilaian
 Mengabsen kehadiran siswa sikap:
 Guru menyampaikan apersepsi denga 1. Rasa ingin
mengingatkan kembali tentang usaha tahu.
dan memotivasi memperlihatkan
gambar orang yang melakukan usaha
 Menyampaikan KD dan tujuan
pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung
Kegiatan Menemukan Masalah Guru 105
Inti  Guru menyampaikan informasi melakukan Menit
kegiatan yang akan dilakukan yaitu penilaian
memberi masalah tentang usaha yang sikap:
ditemui dalam kehidupan sehari-hari 1. Rasa
 Siswa mencermati permasalahan ingin tahu
tentang usaha yang diberikan
(mengamati)
Mendefinisikan Masalah
 Siswa diminta merumuskan minimal
beberapa pertanyaan terkait
permasalahan usaha (menanya)
Mengumpulkan Fakta-Fakta Guru
 Siswa membentuk kelompok sesuai melakukan
arahan guru dengan beranggotakan 5- penilaian
6 mempertimbangkan kemampuan sikap:
akademik, dan gender 1. Bekerjasa
 Siswa diberi tugas untuk mengkaji ma
LKS (Lampiran 02) tentang usaha 2. Bertangg
 Siswa menentukan sumber-sumber ung
yang diperlukan: buku, modul, jawab
sumber-sumber internet dan 3. Kagum
merancang investigasi untuk 4. Syukur
memecahkan permasalahan tentang 5. Displin
usaha.

25
Menyusun dugaan sementara
 Siswa mengajukan hipotesis terkait
dengan masalah usaha.
Menyelidiki Guru
 Siswa berdiskusi kelompok untuk melakukan
mengumpulkan informasi untuk penilaian
membangun ide mereka sendiri keterampilan:
dalam memecahkan masalah tentang 1. Diskusi
usaha pada LKS (Lampiran 02) kelompok
(mengumpulkan data) Guru
 Guru mendorong siswa untuk melakukan
mengumpulkan informasi dari penilaian
berbagai sumber memfasilitasi siswa pengetahuan:
yang mengalami kesulitan dalam 1, Menjawab
kegiatan pertanyaan
 Guru memfasilitasi dan memediasi LKS
untuk siswa dalam memecahkan
masalah tentang usaha. Guru
melakukan
penilaian
sikap:
1,
Bekerjasama.
2,
Bertanggung
jawab
3, Bersyukur
4, Teliti
Menyempurnakan permasalahan yang Guru
telah didefinisikan melakukan
 Bersama anggota kelompoknya siswa penilaian
mengolah data yang berkaitan dengan sikap:
usaha (mengasosiasi) 1. Jujur
 Siswa menyajikan hasil pengolahan 2. Berkerja
data tentang usaha dalam bentuk sama
laporan tertulis 3. Toleransi

Menyimpulkan alternatif-alternatif Guru


pemecahan secara kolaboratif melakukan
 Siswa menanyakan hal yang belum penilaian
dimengerti terkait hasil dan kegiatan sikap:
praktikum yang dilaksanakan. 1. Rasa ingin

26
(Menanya) tahu
 Siswa menyimpulkan konsep usaha 2. Kritis
berdasarkan temuan pada kegiatan
sebelumnya
Menguji solusi permasalahan Guru
 Siswa diminta mempresentasikan melakukan
hasil pengamatan dan diskusi penilaian
kelompok siswa yang lain keterampilan:
menanggapi dalam bentuk pertanyaan 1. Persentas
atau saran (Mengomunikasikan) i Hasil
 Guru memfasilitasi jalannya diskusi diskusi
sebagai moderator untuk membantu 2. Menyam
siswa menemukan dan membuat paikan
kesimpulan dari kegiatan belajar yang simpulan
telah dilakukan Guru
melakukan
penilaian
sikap:
1. Jujur
2.Komunikatf
Penutup  Guru memberikan kuis kepada siswa Guru 15
terkait materi yang telah dibahas melakukan Menit
 Guru menyampaikan tugas rumah, penilaian
dan materi pertemuan berikutnya pengetahuan:
 Guru dan siswa bersama-sama 1, Menjawab
mengucapkan salam penutup untuk pertanyaan
mengakhiri proses pembelajaran LKS

H. Media, Alat, Sumber Pembelajaran


Media : LCD, komputer, papan tulis, dan Power Point
Alat/Bahan : Spidol,Proyektor neraca pegas dan beban.
Bahan Ajar : Kuis dan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Sumber Referensi :
 Azam Muhammad. 2013. Fisika 1 untuk kelas XI SMA dan MA.
Solo : PT. Wangsa Jatra Lestari.
 Fatimah Siti. 2013. Fisika untuk kelas XI SMA dan MA. Sidoarjo
: Masmedia buanaPustaka.

27
I. Penilaian
No Bentuk
Aspek Teknik Keterangan
. Instrumen
1 Sikap Observasi Lembar Instrumen
1. Kagum (spiritual pengamatan Pengamatan/Pe
2. Syukur dan sosial) sikap nilaian, Rubrik
3. Rasa ingin tahu. Penilaian dan
4. Kritis pedoman
5. Teliti penskoran
6. Toleransi (Terlampir)
7. Disiplin
8. Komunikatif
9. Bekerja sama.
10.Jujur
11.Bertanggung jawab
2 Pengetahuan Tes tertulis Tes tertulis dan Instrumen
1. Mendeskripsikan LKS Penilaian LKS,
konsep usaha. Kuis, Rubrik,
2. Menghitung usaha dan Pedoman
yang terjadi apabila Penskoran
arah gaya yang (Terlampir)
diberikan membentuk
sudut terhadap arah
perpindahan.
3. Menganalisis usaha
oleh berbagai gaya.
4. Menganalisis
besarnya usaha
melalui grafik F-S.
3 Keterampilan Observasi, Lembar Instrumen
1. Menyiapkan alat dan Diskusi Penilaian Penilaian,
bahan terkait Kinerja Rubrik dan
percobaan usaha Presentasi dan pedoman
2. Melakukan percobaan diskusi penskoran
terkait materi usaha (Terlampir)
3. Melaporkan hasil
percobaan terkait
materi usaha

28
LAMPIRAN 01
PENILAIAN SIKAP
Rubrik Penilaian
Rubrik Penilaian Sikap

No. Komponen Kriteria

1 Kagum Mampu mengagumi kebesaran Tuhan yang menciptakan


alam semesta khususnya fenomena alam berkaitan
dengan konsep usaha dan energi
2 Syukur Mampu sujud syukur kehadapan Tuhan
3 Ingin tahu (a) Memperhatikan dan tertarik terhadap hal-hal baru.
(b) Mengajukan bermacam-macam pertanyaan tentang
informasi yang diperolehnya
(c) Secara spontan menggunakan sumber-sumber
informasi untuk mengetahui sesuatu yang baru.
4 Jujur (a) Menyampaikan gagasan atau hasil diskusi apa
adanya.
(b) Mengerjakan kuis atau tes secara individu sesuai
dengan kemampuannya sendiri tanpa kecurangan.
5 Kritis (a) Mampu menunjukkan konsep-konsep penting yang
perlu diperhatikan baik dalam diskusi kelompok
maupun diskusi kelas.
(b) Mengetahui adanya konsep-konsep yang belum
disampaikan oleh kelompok yang presentasi.
(c) Mampu memberikan solusi atas kekurangan yang
diketahui dari kelompok yang presentasi.
6 Komunikati Mampu mengkomunikasi pendapat dengan baik
f sehingga mudah dipahami dan dimengerti
7 Tanggung (a) Mengerjakan LKS tepat waktu.
Jawab (b) Mengerjakan tugas atau latihan sesuai dengan yang
diinstruksikan oleh guru.
8 Kerja sama Bekerjasama dengan teman kelompok.
9 Teliti Selalu berhati-hati dan teliti dalam melakukan
pengamatan terhadap permasalahan dan pengerjaan
tugas
10 Toleransi Dapat menerima dengan baik perbedaan pendapat
dengan orang lain
11 Disiplin Selalu datang tepat waktu dan mengikuti kegiatan
dengan tertib

29
Kriteria Penskoran
Keterangan:
5 = Sangat Baik/Sangat Sering
4 = Baik/Sering
3 = Cukup
2 = Kurang/Jarang
1 = Sangar Kurang/Sangat Jarang
Skor maksimal : 17 x 5 = 85
Jumla h Skor
Nilai= ×100
Skor Maksimal
Nilai sikap di kualifikasi menjadi predikat sebagai berikut:
SB = Sangat Baik  80 – 100
B = Baik  70 – 90
C = Cukup  60 – 69
K = Kurang  < 60

30
5
4
3
2
1

...
No

Dst.
Nama

1 (kagum)
a

2 (syukur)

3 (ingin tahu)

4 (Jujur)

5 (kritis)
a b c a b a b c
a

6(komunikatif)
Lembar Observasi Penilaian Sikap

7 (tanggung jawab)
A b
a

8 (kerja sama)
a

9 (teliti)
a

10 (toleransi)
a

11 (disiplin)
Skor
Nilai

31
LAMPIRAN 02

LKS LEMBAR KERJA SISWA


Mata Pelajaran : Fisika

01-1 Kelas/Semester : X/II


PETUNJUK PRAKTIKUM
Sub Pokok Materi : Usaha dan Energi

Nama Kelompok:………………………………………………….
Anggota Kelompok/No. Absen:
1. …………………………………………………………..............................
2. …………………………………………………………..............................
3. …………………………………………………………..............................
4. …………………………………………………………..............................
....………

I. Judul Kegiatan:
Menganalisis usaha
II. Alat dan Bahan:
1. Satu buah beban
2. Kertas HVS
3. Dua buah Neraca pegas
4. Mistar
5. Stopwatch
III. Petunjuk Kerja
Kegiatan 1
1. Siapkan alat dan bahan!
2. Rangkai alat seperti gambar dibawah ini!

32
3. Tariklah neraca pegas hingga beban berpindah sejauh 10 cm dan ukur
besar gaya yang bekerja pada balok tersebut!
4. Ulangilah kegiatan nomor 3 dengan perpindahan sejauh 15 cm, 20 cm, 25
cm, dan 30 cm.
5. Tuliskan hasil percobaan pada Tabel 1!
Kegiatan 2
1. Siapkan neraca pegas, stopwatch yang telah dikalibrasi!
2. Siapkan beban, kertas HVS dan mistar!
3. Rangkai alat seperti gambar dibawah ini!

4. Tariklah kedua neraca pegas secara bersamaan!


5. Catatlah perubahan kedudukan beban!
6. Catatlah waktu yang digunakan beban mengalami perubahan kedudukan!
7. Ulangi langkah 3, 4, 5, dan 6 sebanyak tiga kali percobaan!
8. Tuliskan hasil percobaan pada Tabel 2!
IV. Tabel Hasil Pengamatan
Tabel 1. Data Hasil Pengamatan
No. Gaya (…) Perpindahan (…) Usaha (…)
1.
2.
3.
4.
5.

Tabel 2. Data Hasil Pengamatan


No. F1 (N) F2 (N) Perpindahan (…) Perpindahan Usaha (…)
rata-rata (…)

33
1.. 10 15

2. 15 20

3. 20 25

V. Pertanyaan
1. Lengkapilah data pada Tabel 1!
2. Buatlah grafik berdasarkan data yang telah diperoleh!
3. Hitunglah usaha berdasarkan grafik!
4. Bandingkan usaha yang diperoleh menggunakan grafik dengan usaha
dengan menggunakan perhitungan!
5. Berapakah besar usaha total pada Tabel 2?
VI. Kesimpulan
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………..

34
LE M BAR K E R JA S I SWA
( L K S 0 1)

Kompetensi Dasar

 Menganalisis konsep energi, usaha, hubungan usaha dan perubahan energi,


hukum kekekalan energi, serta penerapannya dalam peristiwa sehari-hari
Indikator Pembelajaran

 Mendeskripsikan konsep usaha..


 Menghitung usaha yang terjadi apabila arah gaya yang diberikan
membentuk sudut terhadap arah perpindahan.
 Menganalisis usaha oleh berbagai gaya.
 Menganalisis besarnya usaha melalui grafik F- S.

Hari, tanggal : …………………………………….……..


Nama Anggota Kelompok: Nilai
1. ……………………………………………………………………..
2. ……………………………………………………………………..
3. ……………………………………………………………………..
4. ……………………………………………………………………..
5. ……………………………………………………………………..
6. ……………………………………………………………………..

Diskusikanlah dalam kelompok persoalan-persoalan berikut!


1. Ketika ada seorang anak yang berusaha mendorong sebuah meja sehingga
meja tersebut akan mengalami perpindahan kedudukan. Maka dalam ilmu
fisika apakah anak tersebut dikatakan melakukan usaha? Jelaskan
mengapa demikian?
Jawab:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………..
…………………………………………………………………………………
………………..
…………………………………………………………………………………
………………..…………………………………
2. Perhatikan gambar dibawah!

35
Sebuah benda dengan massa 4 kg berada pada bidang datar. Benda tersebut
ditarik oleh gaya 50 N yang membentuk sudut 60˚ terhadap bidang horizontal
(perhatikan gambar). Jika benda berpindah sejauh 4 m maka hitunglah usaha
yang dilakukan oleh gaya tersebut!
Jawab:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………..
…………………………………………………………………………………
………………..…………………………………………………
3. Dalam kegiatan beres-beres kelas, Dito telah berhasil menggeser sebuah
lemari sejauh 5 m dibantu dua orang temannya, Budi dan Arto. Jika gaya yang
diberikan Dito adalah 10 N, Budi sebesar 20 N, dan Arto sebesar 15N,
berapakah besar usaha yang telah mereka lakukan?
Jawab:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………..…………………………………………………………………
4. Perhatikan gambar berikut!

Sebuah balok bermassa 50 gr bergerak sepanjang garis lurus pada permukaan


mendatar akibat pengaruh gaya yang berubah-ubah terhadap kedudukan
seperti ditunjukkan pada gambar. Hitunglah usaha yang dilakukan gaya
tersebut untuk memindahkan balok sejauh 14 m!
Jawab:

36
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………..…………………………………………………………………

KUNCI JAWABAN LKS


Lampiran Kunci Jawaban LKS

No.
Soal Jawaban

Iya, anak tersebut dikatakan melakukan usaha (W), karena adanya


gaya yang diberikan oleh anak (F) dan besarnya perpindahan (s) yang
1 dialami oleh meja. Sedangkan pengertian usaha adalah hasil kali antara
besarnya gaya yang diberikan pada benda dengan besar perpindahan
benda tersebut.
2. Diketahui:
m = 4 kg
F = 50 N
s=4m
Ditanya: Usaha (W)
Jawab:

Perhatikan gambar diatas, untuk gaya (F) yang membentuk sudut θ


terhadap perpindahan (s), maka gaya (F) harus diuraikan terhadap

37
bidang mendatar (searah dengan perpindahan). Sehingga rumus usaha
menjadi:
W = F cos α.s
Atau
W = F . s cos α
W = 50 . 4 cos 60˚
W = 200 (½) = 100 N
3. Penyelesaian:
Diketahui : s = 5 m ; F1 = 10 N ; F2 = 20 N ; F3 = 15 N.
Ditanya : W ?
Jawab:
Usaha dikerjakan oleh tiga orang, maka:
ΣF = F1 + F2 + F3 = (10 + 20 + 15) N = 45 N
sehingga W = ΣFs = 45 N ⋅ 5 m = 225 N/m = 225 J
Jadi, usaha yang dilakukan oleh Dito, Budi, dan Arto untuk menggeser
meja adalah sebesar 225 N.
4. Usaha adalah luas daerah dibawah grafik F-s (luas daerah yang diarsir)

      W = luas trapesium ABCD

38
RUBRIK PENILAIAN LKS

Model Argumentasi atau Hubungan Antar Konsep


Rubrik Penilaian LKS Model Argumentasi

Skor
No Kriteria
1 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih
untuk memecahkan masalah tepat, hubungan antar konsep
4
dideskripsikan secara jelas dan logis, dan argumentasi yang
disajikan mendalam.
2 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih
untuk memecahkan masalah tepat, hubungan antar konsep
3
dideskripsikan secara jelas dan logis, dan tetapi argumentasi yang
disajikan kurang mendalam.
3 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih
untuk memecahkan masalah tepat, tetapi hubungan antar konsep
2
tidak dideskripsikan secara jelas dan logis, dan argumentasi yang
disajikan kurang mendalam.
4 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, tetapi konsep yang
dipilih untuk memecahkan masalah tidak tepat, hubungan antar
1
konsep tidak dideskripsikan secara jelas dan logis, dan
argumentasi yang disajikan kurang mendalam.
5 Permasalahan tidak diidentifikasi secara tepat, konsep yang
dipilih untuk memecahkan masalah tidak tepat, dan hubungan
0
antar konsep tidak dideskripsikan secara jelas dan logis atau tidak
menjawab

Model Hitungan
Rubrik Penilaian LKS Model Hitungan

No Kriteria Skor
Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat,
merumuskan yang ditanyakan secara tepat, menuliskan rumus
1 yang berkaitan dengan konsep secara benar, mensubstitusi angka 5
dalam rumus secar benar, dan melakukan perhitungan dengan
satuan yang benar.
2 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat, 4
merumuskan yang ditanyakan secara tepat, menuliskan rumus
yang berkaitan dengan konsep secara benar, dan mensubstitusi
angka dalam rumus secara benar, namun melakukan perhitungan

39
dengan satuan yang salah.
Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat,
3 merumuskan yang ditanyakan secara tepat, dan menuliskan rumus 3
yang berkaitan dengan konsep secara benar
Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat, dan
4 2
merumuskan yang ditanyakan secara tepat
5 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat 1
Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan salah atau tidak
6 0
menjawab

Nilai LKS=
∑ skor ×100
skor maksimum

40
Kuis Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X MIPA /1
Pokok Bahasan : Usaha dan Energi

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!

1. Jelaskan yang dimaksud dengan usaha dalam fisika dan sebutkan contohnya
dalam kehidupan sehari-hari minimal 3!
2. Budi menarik koper dari kamarnya menuju ruang tamu dengan gaya 35 N.
Jarak kamar budi ke ruang tamu yaitu 5 meter. Berapakah usaha yang
dilakukan oleh koper yang ditarik budi?

3000

3. Tiga gaya bekerja pada sebuah benda bermassa 40 kg dengan arah yang
berbeda. Gaya pertama ke kanan, gaya kedua ke kiri, dan gaya ketiga ke kiri
membentuk sudut 37o terhadap horizontal. Besar ketiga gaya itu berturut-turut
adalah 40 N, 20 N, dan 10 N. Jika benda berpindah sejauh 1 meter, maka
usaha total yang dilakukan pada benda adalah....

41
Kunci Jawaban dan Rubrik Penilaian
Soal No. Pembahasan
1. Usaha adalah sesuatu benda yang mendapatkan gaya dan
mengalami perpindahan dari kedudukan semula pada kedudukan
baru.
Contoh:
1. Mendorong mobil
2. Menarik koper
3. Mengangkat besi
2. Diketahui:
F = 35 N
s=5m
θ = 300
Ditanyakan: W = . . . ?
Penyelesaian:
W = (F cos θ) . s
W = (35 N cos 300) . 5 m
W = (35 N . 0,8) . 5 m
W = 140 J
3. Dik: F1 = 40 N
F2 = 20 N
F3 = 10 N
S = 1m
θ = 37o
Ditanyakan:
Wtotal = . . . ?
Penyelesaian:
Usaha total oleh ketiga gaya:
W =¿

(
W = 40−20−10 ( 54 ))1

42
W =( 40−20−8)
W =12 J

RUBRIK PENILAIAN KUIS


Model Argumentasi atau Hubungan Antar Konsep
Skor
No Kriteria
1 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih
untuk memecahkan masalah tepat, hubungan antar konsep
4
dideskripsikan secara jelas dan logis, dan argumentasi yang
disajikan mendalam.
2 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih
untuk memecahkan masalah tepat, hubungan antar konsep
3
dideskripsikan secara jelas dan logis, dan tetapi argumentasi yang
disajikan kurang mendalam.
3 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, konsep yang dipilih
untuk memecahkan masalah tepat, tetapi hubungan antar konsep
2
tidak dideskripsikan secara jelas dan logis, dan argumentasi yang
disajikan kurang mendalam.
4 Permasalahan diidentifikasi secara tepat, tetapi konsep yang
dipilih untuk memecahkan masalah tidak tepat, hubungan antar
1
konsep tidak dideskripsikan secara jelas dan logis, dan
argumentasi yang disajikan kurang mendalam.
5 Permasalahan tidak diidentifikasi secara tepat, konsep yang
dipilih untuk memecahkan masalah tidak tepat, dan hubungan
0
antar konsep tidak dideskripsikan secara jelas dan logis atau tidak
menjawab

Model Hitungan

No Kriteria Skor
1 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat, 5
merumuskan yang ditanyakan secara tepat, menuliskan rumus
yang berkaitan dengan konsep secara benar, mensubstitusi angka
dalam rumus secar benar, dan melakukan perhitungan dengan
satuan yang benar.
2 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat, 4
merumuskan yang ditanyakan secara tepat, menuliskan rumus
yang berkaitan dengan konsep secara benar, dan mensubstitusi
angka dalam rumus secara benar, namun melakukan perhitungan

43
dengan satuan yang salah.
3 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat, 3
merumuskan yang ditanyakan secara tepat, dan menuliskan rumus
yang berkaitan dengan konsep secara benar
4 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat, dan 2
merumuskan yang ditanyakan secara tepat
5 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan secara tepat 1
6 Merumuskan yang diketahui dalam perhitungan salah atau tidak 0
menjawab

Penilaian

Jumlah Skor
Nilai= ×100
a. Skor Maksimal
LAMPIRAN 3
Pedoman Penskoran Aspek Keterampilan

No. Indikator Skor Deskripsi

Menyiapkan alat dan bahan dengan rapi dan


4 lengkap serta mengembalikannya dalam
keadaan lengkap dan baik
Menyiapkan alat dengan rapi dan lengkap serta
3 mengembalikannya dengan lengkap namun
keadaannya kurang baik
1 Persiapan Menyiapkan alat dan bahan dengan lengkap dan
2 rapi, namun tidak mengembalikannya dalam
keadaan lengkap dan baik
Menyiapkan alat dan bahan dengan lengkap
namun tidak rapi serta mengembalikannya
1
dalam keadaan tidak lengkap dan dalam
keadaaan kurang baik
2 Pelaksanaan Siswa melakukan demonstrasi sesuai dengan
langkah-langkah yang diberikan, siswa
4
melakukan pencatatan hasil demonstrasi dengan
benar dan rapi
3 Siswa melakukan demonstrasi sesuai dengan
langkah-langkah yang diberikan, siswa
melakukan pencatatan hasil demonstrasi dengan

44
No. Indikator Skor Deskripsi

tidak benar dan kurang rapi


Siswa melakukan demonstrasi tidak sesuai
dengan langkah-langkah yang diberikan, siswa
2
melakukan pencatatan hasil demonstrasi dengan
benar dan rapi
Siswa melakukan demonstrasi tidak sesuai
dengan langkah-langkah yang diberikan, siswa
1
melakukan pencatatan hasil demonstrasi dengan
tidak benar dan kurang rapi
Menyajikan dengan lugas, menguasai materi,
4 mampu menjawab pertanyaan, bersikap terbuka
terhadap kritik dan saran.
Menyajikan dengan lugas, menguasai materi,
3 mampu menjawab pertanyaan, kurang bersikap
terbuka terhadap kritik dan saran
Presentasi Menyajikan dengan lugas, menguasai materi,
3
hasil diskusi kurang mampu menjawab pertanyaan, dan
2
kurang bersikap terbuka terhadap kritik dan
saran
Menyajikan dengan kurang lugas, kurang
menguasai materi, kurang mampu menjawab
1
pertanyaan, dan kurang bersikap terbuka
terhadap kritik dan saran
Keterangan :
a. Skor Maksimal : 4 x 3 = 12
Jumlah Skor
Nilai= ×100
b. Skor Maksimal
LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN
(OBSERVASI)
Aspek Penilaian
3
Jumlah
No. Nama Siswa 1 2 Presentasi Nilai
Skor
Persiapan Pelaksanaan hasil
diskusi
1.

2.

45
3.

4.

5.

...

Dst.

46

Anda mungkin juga menyukai