Anda di halaman 1dari 16

TOPIK 6 DEMONSTRASI KONTEKSTUAL

PEMAHAMAN TENTANG PESERTA DIDIK DAN


PEMBELAJARANNYA

OLEH :
Kelompok 1
1.Alda Risma
2.Zikra Zulfani
3.Gusti Ranni Tri Novela
4.Nadra Hafizah
5.Tia Afrinanda Pratiwi
6.Vonia Liandri

PGSD
ROMBEL 004

PPG PRAJABATAN GELOMBANG 2


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................ i


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
BAB II ANALISIS MASALAH
A. Analisis Masalah Berdasarkan Kajian Teori ...................................... 3
BAB III OUTPUT PRODUK
A. Output Produk Yang dibuat ............................................................. 10
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………12
B. Saran ………………………………………………………………………………

DAFTAR RUJUKAN………………………………………………………..14

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Observasi dilakukan di SDN 05 Padang Pasir pada
tanggal 9-13 Januari 2023, ada beberapa permasalahan yang
ditemukan yaitu: 1) Masih ditemukan konsentrasi siswa kurang
dalam melaksanakan proses pelaksanaan pembelajaran, 2)
Terlihat peserta didik masih belum berani untuk menyampaikan
pendapat terhadap materi serta tidak berani bertanya dalam proses
pelaksanaan pembelajaran, 3) Kurangnya persiapan yang
dilakukan oleh guru misalnya guru tidak menggunakan media
pembelajaran dikelas, 4) Dalam melaksanakan pembelajaran guru
hanya menggunakan media buku yang didapat dari sekolah saja.

Akibat yang muncul dari permasalahan yang


dikemukakan di atas berdampak pada peserta didik, yaitu : 1)
Peserta didik kurang berminat untuk mengidentifikasi
masalah-masalah yang akan diselesaikannya karena minat belajar
masih kurang, 2) Peserta didik terbiasa menerima pelajaran yang
disampaikan oleh guru, 3) Keberanian peserta didik dalam
mengeukakan pendapat masih kurang terlihat sehingga
kurangnya interaksi antar peserta didik dalam proses
pembelajaran, 4) Peserta didik kurang bersemangat dan kurang
termotivasi untuk belajar. Untuk mengatasi berbagai
permasalahan yang telah diuraikan diatas, perlu diadakan tindak
lanjut untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Salah satu
tindakan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Yang mana
Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model
pembelajaran yang dapat menolong peserta didik untuk
meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan pada era globalisasi
saat ini.

1
Model Problem Based Learning (PBL) bercirikan
penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai suatu yang harus
dipelajari peserta didik. Dengan model Problem Based Learning
(PBL) diharapkan siswa mendapatkan lebih banyak kecakapan
dari pada pengetahuan yang dihafal. Mulai dari kecakapan
memecahkan masalah, kecakapan berfikir kritis, kecakapan
bekerja dalam kelompok, kecakapan interpersonal dan
komunikasi, serta kecakapan pencarian dan pengolahan informasi
(Amir, 2007 h. 35)

2
BAB II

ANALISIS MASALAH

A. Analisis Masalah erdasarkan Kajian Teori

Masalah yang ada dikelas IV SD Negeri 05 Padang Pasir


tersebut menimbulkan dampak pada peserta didik sebagai
berikut: 1) Peserta didik yang kurang berminat untuk
mengidentifikasi masalah-masalah yang akan diselesaikannya
karena minat belajar masih kurang, 2) Peserta didik terbiasa
menerima pelajaran yang disampaikan guru, 3) Keberanian
peserta didik dalam mengemukakan pendapat masih kurang
terlihat sehingga kurangnya interaksi antar peserta didik dalam
proses pembelajaran, 4) Peserta didik kurang bersemangat dan
kurang termotivasi untuk untuk belajar. Maka dari itu untuk
mengatasi masalah yang dikelas IV, kami memilih model
pembelajaran yang cocok dan tepat dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran.

Dalam kegiatan proses pembelajaran ini kami


menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) yang mana model ini merupakan salah satu model
pembelajaran yang dapat menolong peseta didik meningkatkan
keterampilan yang dibutuhkan pada era globalisasi saat ini.
Dalam Problem Based Learning (PBL) pembelajarannya lebih
mengutamakan proses belajar, dimana tugas guru harus
memfokuskan diri untuk membantu siswa, mencapai
keterampilan mengarahkan diri. Guru dalam model ini berperan
sebagai penyaji masalah, dan memberi fasilitas pembelajaran.
Selain itu, guru memberikan dukungan yang dapat meningkatkan
pertumbuhan inkuiri dan intelektual peserta didik. Model ini
hanya dapat terjadi jika guru dapat menciptakan lingkungan kelas
yang terbuka dan membimbing pertukaran gagasan.

3
Untuk menganalisis masalah yang sudah ditemui, maka
perlu dilakukan kajian teori tentang pembelajaran menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

1. Pengertian Model Problem Based Learning (PBL)

Problem Based Learning (PBL) dalam bahasa Indonesia


disebut Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Pembelajaran
Berbasis Masalah merupakan penggunaan berbagai macam
kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi
terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi
segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada.

Pengertian Pembelajaran Berbasis masalah yang lain


adalah metode mengajar dengan fokus pemecahan masalah yang
nyata, proses dimana peserta didik melaksanakan pembelajaran,
umpan balik, diskusi yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan
untuk investigasi dan penyelidikan dan laporan akhir. Dengan
demikian peserta didik didorong untuk lebih aktif terlibat dalam
materi pembelajaran dan mengembangkan keterampilan berfikir
kritis. Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah
pendekatan pembelajaran menyajikan masalah kontekstual
sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas
yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik
bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real
word).

Menurut Duch (1995) dalam Aris Shoimin (2014:130)


mengemukakan bahwa pengertian dari model Problem Based
Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah adalah
model pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata
sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan
keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh
pengetahuan.

Finkle and Torp (1995) dalam Aris Shoimin (2014:130)


menyatakan bahwa PBM merupakan pengembangan kurikulum

4
dan sistemm pengajaran yang mengembangkan secara stimulan
strategi pemecahan masalah dan dasar-dasar pengetahuan dan
keterampilan dengan menempatkan peserta didik dalam peran
aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hariyang tidak
terstruktur dengan baik.

Dua definisi diatas mengandung arti bahwa PBL atau PBM


merupakan suasana pembelajaran diarahkan oleh suatu
permasalahn sehari-hari. Sedangkan menurut Kamdi (2007:77)
berpendapat bahwa Model Problem Based Learning diartikan
sebagai sebuah model pembelajaran yang didalamnya melibatkan
peserta didik untuk berusaha memecahkan masalah dengan
melalui beberapa tahap metode ilmiah sehingga siswa diharapkan
mampu mempelajari pengetahuan yang berkaitan dengan masalah
tersebut dan sekaligus peserta didik diharapkan akan memiliki
keterampilan dalam memecahkan masalah. Dari beberapa definisi
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
Problem Based Learning menjadi sebuah model pembelajaran
yang berusaha menerapkan masalah yang terjadi dalam dunia
nyata sebagai sebuah konteks bagi para peserta didik dalam
berlatih bagaiman cara berfikir kritis dan mendapatkan
keterampilan dalam pemecahan masalah, serta tak terlupakan
unutk mendapatkan pengetahuan sekaligus konsep yang penting
dan materi ajar yang dibicarakan.

2. Tujuan Model Problem Based Learning

Tujuan pembelajaran berdasarkan masalah ada tiga, yaitu


membantu peserta didik mengembangkan keterampilan -
keterampilan penyelidikan dan pemecahan masalah, memberi
kesempatan kepada peserta didik mempelajari
pengalaman-pengalaman dan peran orang dewasa dan
memungkinkan peserta didik meningkatkan sendiri kemampuan
berfikir mereka dan menjadi peserta didik mandiri.

5
Adapun tujuan PBL menurut Rusman (2010:238) yaitu
penguasaan ini belajar dari disiplin heuristik dan pengembangan
keterampilan pemecahan masalah. PBL juga berhubungan dengan
belajar tentang kehidupan yang lebih luas (lifewide learning),
keterampilan memaknai informasi, kolaborasi dan belajar tim dan
keterampilan berfikir reflektif dan evaluatif.

Trianto (2010:94-95) menyatakan bahwa tujuan PBL yaitu


membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan
keterampilan mengatasi masalah, belajar peranan orang dewasa
yang autentik dan menjadi pembelajar yang mandiri. Sejalan
dengan pendapat tersebut, pemecahan masalah merupakan salah
satu strategi pengajaran berbasis masalah dimana guru membantu
peserta didik untuk belajar memecahkan melalui
pengalaman-pengalaman pembelajaran hands-on (Jacobsen et al,
2009: 249), sehingga pernyataan tersebut sesuai dengan tujuan
dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh PBL terhadap
kemampuan kognitif C3, C4, C5 dan C6 berdasarkan
keterampilan pemecahan masalah persoalan peserta didik.

3. Karakteristik Model Problem Based Learning

Berdasarkan teori yang dikembangkan Barrow, Min Liu


(2005) dalam Aris Shoimin (2014:130) menjelaskan karakteristik
dari PBM, yaitu:

a. Learning is student-centered

Proses pembelajaran dalam PBL lebih menitikberatkan


kepada peserta didik sebagai seorang belajar. Pleh karena itu,
PBL didukung juga oleh teori konstruktivisme dimana peserta
didik didorong untuk dapat mengembangkan pengetahuannya
sendiri.

b. Autenthic problems ftom the organizing focus for learning

Masalah yang disajikan kepada peserta didik adalah


masalah yang autentik sehingga peserta didik mampu dengan

6
mudah memahami maslaah tersebut serta dapat menerapkannya
dalam kehidupan profesionalnya nanti.

c. New information is acquired through self-directed learning

Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja belum


mengetahui dan memahami semua pengetahuan prasayatnya
sehingga peserta didik berusaha untuk mencari sendiri melalui
sumbernya, baik dari buku atau informasi lainnya.

d. Learning occurs in small group

Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam


usaha mengembangkan pengetahuan secara kolaboratif, PBM
dilaksanakan dalam kelompok kecil. Kelompok yang dibuat
menuntut pembagian tugas yang jelas dan penerapan tjuan yang
jelas.

e. Teachers act as facilitators

Pada pelaksanaan PBM, guru hanya berperan sebagai


fasilitator. Meskipun begitu guru harus selalu memantau
perkembangan aktivitas peserta didik dan mendorong mereka agar
mencapai target yang hendak dicapai.

4. Kelebihan Model Problem Based Learning (PBL)

Problem Based Learning memiliki beberapa kelebihan,


diantaranya:

a. Menantang kemampuan peserta didik serta memberikan


kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik.

b. Meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran peserta


didik.

c. Membantu peserta didik dalam mentransfer pengetahuan untuk


memahami masalah dunia nyata.

d. Membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan


barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka
lakukan. Disamping itu, PBM dapat mendorong peserta didik

7
untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun
proses belajarnya.

e. Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan


mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan
dengan pengetahuan baru.

Menurut Sanjaya (2007:218) kelebihan Problem Based


Learning (PBL) sebagai berikut:

a) Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan


kemampuan berpikir kritis, meumbuhkan inisiatif peserta didik
dalam bekerja, memotivasi internal untuk belajar dan dapat
mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja
kelompok.

b) Dengan Problem Based Learning (PBL) akan terjadi


pembelajaran bermakna. Peserta didik belajar memecahkan suatu
masalah maka peserta didik akan menerapkan pengetahuan yang
dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang
diperlukan.

c) Membuat peserta didik menjadi pebelajar yang mandiri dan


bebas.

d) Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik untuk


mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab
dalam pembelajaran yang mereka lakukan, juga dapat mendorong
untuk melakuka evaluasi sendiri baik terhadap hasil belajar
maupun proses belajar.

5. Sintak Model Problem Based Learning (PBL)

Sintak operasional PBL bisa mencakup antara lainsebagai


berikut:

1. Pertama-tama peserta didik disajikan satu masalah.

2. Peseta didik mendiskusikan masalah dalam tutorial PBL dalam


sebuah kelompok kecil. Mereka mengklarifikasi fakta-fakta suatu

8
kasus kemudian mendefinisikan sebuah masalah. Mereka
membrainstorming gagasan-gagasannya dengan berpijak pada
pengetahuan sebelumnya. Kemudia, mereka mengidentifikasi apa
yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan masalah serta apa
yang mereka tidak ketahui. Mereka menelaah masalah tersebut.
Mereka juga mendesain suatu rencana tindakan untuk menggarap
masalah.

3. Peserta didik terlibat dalam studi independen untuk


menyelesaikan masalah diluar bimbingan guru. Hal ini bisa
mencakup: perpustakaan, database, website, masyarakat, dan
observasi.

4. Peserta didik kembali pada tutorial PBL, lalu saling sharing


informasi melalui peer teaching atau cooperative learning atas
masalah tertentu. Peserta didik menyajikan solusi atas masalah.

5. Peserta didik mereview apa yang mereka pelajari proses


pengerjaan selama ini. Semua yang berpartisipasi dalam proses
tersebut terlibat dalam review berpasangan dan review
berdasarkan bimbingan guru, sekaligus melakukan refleksi atas
kontribusinya terhadap proses tersebut.

BAB III
OUTPUT PRODUK

9
A. Output Produk yang Dibuat
Berdasarkan analisis permasalahan yang ditemui di kelas
IV SD Negeri 05 Padang Pasir, maka kelompok merancang
perencanaan supaya bisa mengatasi permasalahan-permasalahan
yang ditemui saat melaksanakan observasi. Adapun output produk
yang telah kelompok buat ialah modul ajar dengan menggunakan
model Problem Based Learning (PBL), bahan ajar, media
pembelajaran, LKPD dan evaluasi. Kemudia refleksi
dilaksanakan menggunakan angket penilaian yang terdiri dari
angket penilaian modul ajar, angket penilaian media
pembelajaran, refleksi pembelajaran oleh peserta didik, refleksi
pembelajaran oleh guru video pembelajaran dan poster kegiatan
pembelajaran beserta kelengkapan komponen lain.
Komponen-komponen diatas dapat diakses pada link berikut:

1. Modul Ajar

Adapun modul lengkap yang telah dirancang beserta bahan ajar,


media pembelajaran, LKPD dan evalusi dapat diakses pada link
berikut:
https://drive.google.com/file/d/149kvm-BQKuGFg97S9uykvfw
KK4ApJUci/view?usp=sharing

2. Hasil LKPD dan Penilaian

Adapun hasil LKPD dan penilaian yang telah dilakukan dapat


diakses pada link berikut:

https://drive.google.com/file/d/1dTya5GbFSWKjvx5S7mKYdCa
5VoA0aghT/view?usp=sharing

https://drive.google.com/file/d/13kKcb7Kh8IG4PH6PrrQNj8q5x
tomxiQR/view?usp=sharing

10
3. Refleksi Guru dan Peserta Didik

Untuk refleksi guru dan peserta didik yang telah dilakukan dapat
diakses pada link berikut:

https://docs.google.com/document/d/1C6DOH78MFkIeuqVgTLt
GZ7k-br5yOz05/edit?usp=sharing&ouid=107300745043089702
948&rtpof=true&sd=true

4. Angket Penilaian Modul Ajar dan Media

Untuk angket penilaian modul ajar dan media dapat diakses pada
link berikut:

https://drive.google.com/drive/folders/1PmpjgxMPVdJcnWqcW
Sk6D5llZrrEV748?usp=sharing

5. Video Mengajar

Untuk video mengajar yang telah dilakukan dapat diakses pada


link berikut:

https://drive.google.com/file/d/10lbfvliY70HWa0CC4LOek1V39
6WG2LAk/view?usp=sharing

11
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


mampu mengatasi permasalahan yang ditemui pada kelas IV SD
Negeri 05 Padang Pasir yang mana peserta didik mampu
memecahkan masalah-masalah meniru cara-cara atau gaya belajar
individu masing-masing. Dengan cara mengetahui gaya belajar
masing-masing individu, kita diharapkan dapat membantu
menyesuaikan dengan pendekatan yang kita pakai dalam
pembelajaran. Selain itu, peserta didik mampu mengembangkan
keterampilan berpikirkritis (critical thinking skills) Dan peserta
didik dilatih untuk mengembangkan cara-cara menemukan
(discovery), bertanya (questioning), mengungkapkan (articulating),
menjelaskan atau mendeskripsikan (describing),
mempertimbangkan atau membuat pertimbangan (considering),
danmembuat keputusan (decisionmaking).

Dapat disimpulkan model pembelajaran problem based learning ini


diperoleh beberapa nilai pokok yang haris dikembangkan oleh guru
dalam menghidupkan suasana pembelajaran, disini guru tidak
hanya berperan sebagai subjek utama dalam pembelajaran tapi
disisi lain guru harus melibatkan peserta didik agar kemampuan
berfikir kritis peserta didik dapat berkembang walaupun masih saja
dapat dinilai tidak semua materi pelajaran tidak dapat disajikan
dalam bentuk permasalahan untuk memperoleh penyelesaian tapi
setidaknya dengan bekerjasama dapat menumbuh kembangkan
minat dan bakat peserta didik secara tidak langsung.

B. Saran

Adapun beberapa saran kepada guru agar dapat melakukan


pembelajaran sesuai dengan tahap-tahap yang telah dilakukan dan
menggunakan model yang mampu meningkatkan minat dan
mengembangkan pengetahuan peserta didik berdasarkan

12
karakteristiknya. Dengan menggunakan model Problem Based
Learning (PBL) dalam proses pembelajaran dapat melibatkan
peserta didik secara langsung serta materi pembelajaran mudah
dipahami, dan juga partisipasi sekolah untuk menyediakan sarana
dan prasarana yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.

13
DAFTAR RUJUKAN

Ibrahim, M, dan Nur, M. 2000. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya:


Universitas Negeri Surabaya.
Ismail. 2002. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Instruction): Apa,
bagaimana dan contoh pada Sub Pokok Bahasan Statistika. Surabaya
Kamdi, W dkk. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Malang : Universitas
Negeri Malang.
Kementrian Pendidikan dan kebudayaan, Model Pembelajaran Berbasis Masalah,
(Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan
Penjaminan Mutu Pendidikan)
Miftkhul Huda, M. Pd. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Bandung
Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Suyanti, Dwi Retno. 2010. Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu

14

Anda mungkin juga menyukai