Anda di halaman 1dari 6

A.

Pengertian model pembelajaran problem based learning


Problem based learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah adalah
metode pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk
para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, dan
memperoleh pengetahuan. Finkle dan torp menyatakan bahwa PBL merupakan
pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang mengembangkan secara
stimultan strategi pemecahan masalah dan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan
dengan menempatkan para pesrta didik dalam peran aktif sebagai pemecah
permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik. Dua definisi diatas
mengandung arti bahwa PBL merupakan setiap suasana pembelajaran yang diarahkan
oleh suatu permasalahan sehari-hari.
PBL bermula dari suatu program inovatif yang dikembangkan difakultas
kedokteran universitas Mcmaster, kanada. Program ini dikembagkan berdasarkan
kenyataan bahwa banyak lulusannya yang tidak mampu menerapkan pengetahuan
mereka pelajari dalam praktek sehari-hari. Dewasa ini telah menyebar ke banyak
bidang seperti hukum, ekonomi, arsitektur, tekhnik dan kurikulum sekolah.
Problem Based Learning merupakan metode pembelajaran yang mendorong
siswa untuk mengenal cara belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari
penyelesaian masalah-masalah didunia nyata. Simulasi masalah digunakan untuk
mengaktifkan keingintahuan siswa sebelum mulai mempelajari suatu subyek. PBL
menyiapkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mampu untuk
medapatkan dan menggunakan secara tepat sumber-sumber pembelajaran.

B. Tujuan model pembelajaran PBL


Tujuan yang ingin dicapai PBL adalah kemampuan siswa dalam berfikir
kreatif, analitis, sistematis, dan logis untuk menemukan alternatif pemecahan masalah
melalui eksplorasi data secata empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah.
Berikut ini beberapa tujuan model pembelajaran PBL:
a. Mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah.
Proses-proses berpikir tentang ide-ide abstrak berbeda dari proses-proses yang
digunakan untuk berpikir tentang situasi-situasi dunia nyata.
b. Belajar peran orang dewasa, PBL juga dimakhsudkan untuk membantu siswa
berkinerja dalam situasi-situasi kehidupan nyata dan belajar peran-peran penting
yang biasa dilakukan. Pembelajaran ini penting untuk membatasi kerjasama dalam
menyelesaikan tugas, memiliki elemen-elemen belajar magang yang mendorong
pengamatan dan dialog dengan yang lain sehingga dapat memahami peran diluar
sekolah
c. Keterampilan untuk belajar mandiri. Guru yang secara terus-menerus
membimbing siswa dengan cara mendorong dan megarahkan siswa untuk
mengajukan pertanyaan dan memberi penghargaan untuk pertanyaan-pertanyaan
berbobot yang mereka ajukan, dengan mendorong siswa mencari solusi atau
penyelesaian terhadap masalah nyata yang dirumuskan oleh siswa sendiri, maka
diharapkan siswa dapat belajar menagani tugas-tugas pencarian solusi itu secara mandiri
dalam hidupnya kelak.

C. Ciri-ciri model pembelajaran PBL


Menurut arends berbagai pengembangan model pembelajaran PBL memiliki ciri-
ciri karakteristik sebagai berikut:
a. Pengajuan pertanyaan atau masalah
Model pemelejaran PBL berdasarkan masalah mengorganisasian pengajaran
disekitar pertanyaan dan masalah yang dua-duanya secara sosial penting dan
secara pribadi bermakna untuk siswa
b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin (tematik)
Meskipun secara umum model pembelajaran berdasarkan masalah yang umumya
berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA, matematika, ilmu soaial) namun
masalah-masalah yang diselidiki telah benar-benar melalui proses pemilihan
sehingga benar-benar nyata dalam pemecahannya.
c. Penyelidikan autentik dalam model pembelajaran PBL

Model pembelajaran PBL berdsarkan masalah yang mengharuskan setiap siswa


melakukan penyelidikan autentik dalam rangka mewujudkan penyelesaian nyata
terhadap masalah nyata.
d. Model pembejaran PBL melatih kolaborasi dan kerjasama

Pembelajaran yang berlandasakan permasalahan yang dicirikan oleh siswa yang


saling bekerja sama satu dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan
atau dalam kelompok kecil

Adapun ciri-ciri lain dari model PBL


1. Dimulai dengan satu masalah
Dalam metode pembelajaran “Problem Based Learning” suatu permasalahan
adalah unsur utama dalam kegiatan belajar.Permasalahan diberikan oleh guru
atau dari pengalaman siswa.
2. Masalah berhubungan dengan dunia nyata
Masalah yang diberikan harus masalah yang benar-benar terjadi dalam
kehidupan nyata.
3. Tujuan pembelajaran seputar masalah, bukan disiplin ilmu.
Jadi tujuan pembelajaran dibatasi sesuai masalah yang diajukan tidak utuh sesuai
materi pembelajaran seharusnya.
4. Memberikan tanggung jawab untuk membentuk dan menjalankan proses belajar
mereka.
Proses belajar diserahkan kepada siswa untuk berkelompok dan berdiskusi untuk
menyelesaikan permasalahan, sedangkan guru hanya mendampingi dan
membantu untuk menjelaskan setelah siswa memaparkan hasil diskusinya
5. Pembahasan masalah dilakukan dalam diskusi kelompok
Pembahasan masalah dilakukan berkelompok supaya anak bisa bertukar pikiran
dan aktif mengemukakan pendapat serta pengetahuannya yang berhubungan
dengan permasalahan tersebut.
6. Memaparkan masalah tersebut dalam bentuk hasil yang telah didiskusikan
sebelumnya.

D. Langkah-langkah model pembelajaran PBL


1. Orientasi Siswa pada Masalah
Pertama-tama, guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan perlengkapan yang
dibutuhkan, dan memotivasi siswa untuk aktif memecahkan masalah yang dipilih.
2. Mengorganisasi Siswa untuk Belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah yang dipilih.
3. Membimbing Penyelidikan Individual dan Kelompok
Guru berperan untuk mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai dan
melakukan eksperimen untuk mendapat penjelasan serta pemecahan masalah
4. Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya
Dalam tahap ini, guru membantu siswa merencanakan dan menyiapkan bentuk laporan
yang sesuai untuk menunjukkan hasil penyelidikan. Laporan dapat berbentuk laporan
tertulis, video, atau model lainnya.
5. Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah
Langkah terakhir dari pelaksanaan problem based learning adalah guru membantu siswa
melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang sudah
dilewati.

E. Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Pemecahan Masalah


Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari model pembelajaran “Problem
Based Learning” tentu ada beberapa hal yang harus dipenuhi, baik dari sisi guru
maupun dari sisi peserta didik. Hal-hal yang harus dipenuhi diantaranya, yaitu :
1. Guru
a. Mampu membimbing siswa dari merumuskan hipotesis sampai pada
pembuktian dan kesimpulan serta membuat pemecahan masalah.
b. Menguasai konsep dari permasalahan yang akan dipecahkan.
c. Mampu mengelola kelas.
d. Mampu menciptakan kondisi pembelajaran pemecahan masalah secara efektif.
e. Mampu memberikan penilaian secara proses.
2. Peserta Didik
a. Memiliki motivasi , perhatian, dan minat belajar melalui pemecahan masalah.
b. Memeliki kemampuan pelaksanaan pemecahan masalah.
c. Memiliki sikap yang tekun, teliti, dan kerja keras.
d. Mampu menulis, membaca, dan menyimak dengan baik

F. Kelebihan dan kekurangan problem based learning


Kelebihan model pembelajaran PBL
Setiap pembelajatan yang diterapkan tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Beberapa kelebihan yang didapatkan ketika menerapkan model
pembelajaran PBL adalah sebagai berikut:
a. Pemecahan masalah sangat efektif digunakan untuk memahami isi pelajaran
b. Pemecahan masalah akan mendobrak dan menantang kemampuan siswa serta
memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa
c. Pemecahan masalah menjadikan aktivitas pembelajarn siswa lebih meningkat
d. Pemecahan masalah dapat membantu siswa mengetahui bagaimana mentransfer
pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata
e. Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan
barunya untuk bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan
f. Siswa menjadi lebih peka terhadap permasalahan yang terjadi dilingkungan
sekitarnya

Kekurangan model pembelajaran PBL


Selain memiliki kelebihan, model pembelajaran PBL juga memiliki beberapa
kekurangan yang sepertinya nampak dalam penerapan model pembelajaran berbasis
masalah:
a. Kesulitan memecahkan persoalan manakala siswa tidak memiliki minat atau
tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah tersebut bisa dipecahkan
b. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan persiapan model pembelajaran ini
cukup lama
c. Jika tidak diberikan pemahaman dan alasan yang tepat kenapa mereka harus
berupaya untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak
akan belajar apa yang mereka ingin pelajari
DAFTAR PUSTAKA

Hakim, Nasrul. 2015. Penerapan Project-Based Learning Dipadu Group Investigation Untuk
Meningkakan Motivasi, Dan Hasil Belajar Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas
Muhammmadiyah Malang. Jurnal biodik. Volume 1 nomor 1:hal 1-11
Mayasari, T., Kadarohman, A., Rusdiana, D., & Kaniawati, I. (2016). Apakah model
pembelajaran problem based learning dan project based learning mampu melatihkan
keterampilan abad 21?. Jurnal Pendidikan Fisika Dan Keilmuan (JPFK), 2(1), 48-55.
Prasetyo, F., & Kristin, F. (2020). Pengaruh model pembelajaran problem based learning dan
model pembelajaran discovery learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas
5 SD. Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 7(1), 13-27.

Anda mungkin juga menyukai