PENDAHULUAN
1
TUJUAN
203
5. Mengetahui proses pembelajaran pada Problem Based
Learning.
6. Mengetahui kekuatan dan kelemahan dari Problem
Based Learning.
URAIAN MATERI
204
Pada prakteknya, Problem-Based Learning berfokus kepada
suatu permasalahan baik nyata atau simulasi. Kemudian peserta
didik diminta memecahkan masalah tersebut dengan melakukan
penelitian dan investigasi berdasarkan teori, konsep dan prinsip
yang dipelajarinya. Dimana Problem-Based Learning (PBL) berfokus
pada beberapa aspek penting yang mencakup pemahaman
mendalam, pemecahan masalah, kolaborasi, dan pembelajaran
mandiri. Berikut adalah fokus utama dari PBL dalam
implementasinya:
4) Pembelajaran Mandiri:
205
Dalam PBL, siswa diajak untuk menjadi pembelajar mandiri.
Mereka mengambil peran aktif dalam mencari informasi,
mengelola waktu mereka, dan mengembangkan strategi
pembelajaran yang efektif. PBL mendorong kemandirian siswa
dalam proses belajar.
6) Pendekatan Kontekstual:
206
penting adalah pengembangan keterampilan pemecahan masalah
itu sendiri.
207
siswa. Dimana pada basis ini masalah menjadi acuan konkret
yang harus menjadi perhatian pemelajar.
b. Pemelajar sebagai kesatuan dan alat evaluasi, yaitu masalah
dijadikan setelah tugas dan penjelasan diberikan. Tujuannya
memberikan kesempatan bagi pemelajar untuk menerapkan
pengetahuannya untuk memecahkan masalah. Pemelajar
sebagai kesatuan dan alat evaluasi juga merupakan konsep
yang relevan dalam Problem-Based Learning (PBL) atau Belajar
Berbasis Masalah. Dalam PBL, pemahaman dan kemampuan
siswa dievaluasi sebagai bagian integral dari proses
pembelajaran itu sendiri. Ini berarti bahwa siswa tidak hanya
mengejar jawaban yang benar, tetapi juga mengalami proses
belajar yang mendalam dan evaluasi yang berkelanjutan.
c. Permasalahan sebagai contoh, yaitu permasalahan yang
merujuk pada penggunaan situasi, isu, atau masalah dunia
nyata sebagai titik fokus dalam pembelajaran atau pendidikan.
Ini adalah pendekatan yang digunakan dalam metode
pengajaran seperti Problem-Based Learning (PBL) atau berbagai
metode pembelajaran berbasis kasus. Tujuan utama dari
penggunaan permasalahan sebagai contoh adalah untuk
membuat pembelajaran lebih kontekstual, relevan, dan
mendorong pemahaman yang mendalam tentang materi
pelajaran. Dalam pendekatan ini, masalah dunia nyata atau
situasi dilema menjadi landasan atau dasar dari pembelajaran.
Siswa dihadapkan pada masalah ini dan diberi tugas untuk
menganalisis, memahami, dan mencari solusi.
d. Masalah dijadikan contoh dan bagian dari bahan belajar.
Masalah digunakan untuk menggambarkan teori, konsep atau
prinsip dan dibahas antara pemelajar dan guru. Proses
pembelajaran akan berlangsung ketika ada masalah yang
dijadikan contoh dan bahan belajarnya itu sendiri.
208
e. Permasalahan sebagai fasilitas proses belajar, yaitu masalah
dijadikan alat untuk melatih pemelajar bernalar dan berpikir
kritis. Permasalahan sebagai fasilitas proses belajar adalah
konsep yang melibatkan penggunaan permasalahan atau
kasus sebagai alat atau sarana untuk memfasilitasi dan
memandu proses pembelajaran. Dalam konteks ini,
permasalahan digunakan sebagai pemicu untuk memotivasi
siswa, mengarahkan pemikiran mereka, dan memberikan
kerangka kerja untuk eksplorasi, pemecahan masalah, dan
pemahaman yang mendalam tentang materi pelajaran.
f. Permasalahan sebagai stimulus belajar, yaitu masalah
merangsang pemelajar untuk mengembangkan keterampilan
mengumpulkan dan menganalisis data yang berkaitan dengan
masalah dan keterampilan metakognitif. Serta Permasalahan
sebagai stimulus belajar didefinisikan sebagai konsep yang
mengacu pada penggunaan masalah, situasi, atau tantangan
sebagai stimulus atau pemicu untuk memulai proses belajar.
Dalam konteks ini, masalah atau situasi yang dihadapi oleh siswa
dijadikan titik awal dalam proses pembelajaran, dan tujuan
utamanya adalah untuk memotivasi siswa, membangkitkan
minat, dan mendorong pemahaman yang mendalam tentang
materi pelajaran.
209
saat mereka membutuhkannya dalam konteks pemecahan masalah
tertentu, yang disebut dengan "pencarian informasi yang dipicu"
(triggered information seeking).
210
berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam
pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi pembelajar yang
mandiri. Dari pengertian ini kita dapat mengetahui bahwa
pembelajaran berbasis masalah ini difokuskan untuk
perkembangan belajar peserta didik, bukan untuk membantu
guru mengumpulkan informasi yang nantinya akan diberikan
kepada peserta didik saat proses pembelajaran.
211
Meskipun pembelajaran berdasarkan masalah mungkin
berpusat pada mata
pelajaran tertentu (IPA,
matematika, ilmu-ilmu
sosial), masalah-masalah
yang diselidiki telah dipilih
benar-benar nyata agar
dalam pemecahannya,
peserta didik meninjau
masalah itu dari banyak
mata pelajaran.
Mahasiswa memecahkan
masalah yang dihadapi dengan meninjaunya berdasar kaitan
antar bidang ilmu. Makin general permasalahan, kaitan antar
disiplin semakin tinggi.
3. Penyelidikan autentik
Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan peserta
didik melakukan penyelidikan autentik untuk mencari
penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Dalam hal
sangat diperlu-kan analisis masalah, menyusun hipotesis,
melacak informasi dan sumber, melakukan “eksperimen”,
interpretasi, dan menyimpulkan.
212
berupa laporan, model fisik, video maupun program komputer.
Dalam pembelajaran kalor, produk yang dihasilkan adalah
berupa laporan. Selanjutnya mempamerkan atau menyajikan
hasil karya tersebut.
213
memberikan kendali kepada pemelajar untuk belajar sesuai minat
dan perhatiannya.
214
Karakteristik belajar berbasis masalah:
215
Proses Belajar Berbasis Masalah
216
Kelebihan dan Kekurangan Belajar Berbasis Masalah
217
Ketika siswa merasa terlibat dan mempunyai tanggung jawab
dalam proses pembelajaran, mereka cenderung menjadi lebih
termotivasi untuk belajar, bahkan di luar ruang kelas.
f. Tumbuhnya hubungan pembelajar-fasilitator.
Karena pendekatan ini lebih kolaboratif, hubungan antara
peserta didik dan fasilitator (guru, dosen, dll) menjadi lebih
kuat, yang memungkinkan proses pembelajaran menjadi lebih
efektif.
g. Jenjang pencapaian pembelajaran dapat ditingkatkan.
Pembelajaran berbasis masalah sering kali lebih menantang,
tetapi juga lebih memuaskan, memungkinkan siswa mencapai
tingkat pemahaman yang lebih tinggi dibandingkan metode
tradisional.
h. Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan
disukai peserta didik
Karena lebih terkait dengan kehidupan nyata dan seringkali
lebih interaktif, banyak siswa merasa bahwa metode ini lebih
menarik dan menyenangkan.
i. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan
peserta didik untuk berpikir kritis dan mengembangkan
kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan
pengetahuan baru
Belajar berbasis masalah seringkali membutuhkan analisis kritis
dan adaptasi terhadap informasi atau situasi baru, kompetensi
yang sangat dihargai di banyak lapangan.
j. Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada
peserta didik yang mengaplikasikan pengetahuan yang
mereka miliki dalam dunia nyata.
Ini sangat berguna untuk persiapan karir dan kehidupan
pribadi, karena mereka belajar cara mengaplikasikan konsep
dan teori di situasi praktis.
218
k. Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat peserta
didik untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar
pada pendidikan formal telah berakhir.
Keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran mendorong rasa
ingin tahu dan minat untuk terus belajar, mempersiapkan
mereka untuk pembelajaran seumur hidup.
219
Jika siswa merasa bahwa masalah yang diajukan tidak relevan
atau penting, mereka bisa kehilangan fokus dan kehilangan
minat dalam materi tersebut.
d. Waktu yang diperlukan untuk implementasi PBL cenderung
lebih banyak dari pembelajaran tradisional.
Karena metode ini memerlukan kolaborasi, diskusi, dan iterasi,
hal ini membutuhkan lebih banyak waktu dibandingkan
metode ceramah atau pembelajaran langsung.
e. Perubahan peran pemelajar yaitu harus aktif & mandiri, bukan
penerima pasif dari informasi yang disampaikan guru.
Beberapa peserta didik mungkin merasa tidak nyaman atau
tidak siap untuk peran yang lebih aktif ini, terutama jika mereka
terbiasa dengan model pembelajaran yang lebih pasif.
f. Perubahan peran guru dari penyaji informasi & otoritas formal
pembimbing & fasilitator, mengakibatkan ketidaknyamanan
bagi guru, apalagi jika guru sudah merasa nyaman & terbiasa
dengan menggunakan ceramah.
Bagi beberapa guru, transisi ini bisa menjadi menantang dan
membutuhkan penyesuaian dalam gaya mengajar serta
pendekatan pedagogis.
g. Perumusan masalah yang baik merupakan hal yang tidak
mudah untuk dilakukan.
Mengidentifikasi atau merancang masalah yang menantang
namun layak dikerjakan, dan yang memperhitungkan
kebutuhan atau tingkat kemampuan siswa, adalah proses
yang kompleks dan membutuhkan pemikiran mendalam.
LATIHAN
220
Buatlah contoh singkat penerapan problem-based learning
dengan materi tertentu!
Jawaban :
221
RANGKUMAN
222
TES FORMATIF
Pilihlah dan berikan tanda silang (x) pada jawaban yang menurut
Anda benar!
223
a. Meningkatkan kemampuan pemelajar untuk berinisiatif.
b. Pengembangan ketrampilan & pengetahuan.
c. Pengembangan ketrampilan interpersonal & dinamika
kelompok.
d. Perubahan peran guru dari penyaji informasi & otoritas
formal pembimbing & fasilitator, mengakibatkan
ketidaknyamanan bagi guru, apalagi jika guru sudah
merasa nyaman & terbiasa dengan menggunakan
ceramah.
e. Tumbuhnya hubungan pemelajar-fasilitator
224
e. Masalah dijadikan contoh dan bagian dari bahan belajar.
Masalah digunakan untuk menggambarkan teori, konsep
atau prinsip dan dibahas antara pemelajar dan guru.
225
c. Masalah dijadikan alat untuk melatih pemelajar bernalar
dan berpikir kritis.
d. Masalah merangsang pemelajar untuk mengembangkan
keterampilan mengumpulkan dan menganlisis data yang
berkaitan dengan masalah dan keterampilan metakognitif.
e. Masalah dijadikan contoh dan bagian dari bahan belajar.
Masalah digunakan untuk menggambarkan teori, konsep
atau prinsip dan dibahas antara pemelajar dan guru.
6. Apakah yang dimaksud dengan permasalahan sebagai stimulus
belajar?
a. Masalah dijadikan setelah tugas-tugas dan penjelasan
diberikan. Tujuannya memberikan kesempatan bagi
pemelajar untuk menerapkan pengetahuannya untuk
memecahkan masalah.
b. Masalah menjadi acuan konkret yang harus menjadi
perhatian pemelajar. Bacaan diberikan sejalan dengan
masalah. Masalah menjadi kerangka berpikir pemelajar
dalam mengerjakan tugas.
c. Masalah dijadikan alat untuk melatih pemelajar bernalar
dan berpikir kritis.
d. Masalah merangsang pemelajar untuk mengembangkan
keterampilan mengumpulkan dan menganlisis data yang
berkaitan dengan masalah dan keterampilan metakognitif.
e. Masalah dijadikan contoh dan bagian dari bahan belajar.
Masalah digunakan untuk menggambarkan teori, konsep
atau prinsip dan dibahas antara pemelajar dan guru.
226
pemelajar untuk menerapkan pengetahuannya untuk
memecahkan masalah.
b. Masalah menjadi acuan konkret yang harus menjadi
perhatian pemelajar. Bacaan diberikan sejalan dengan
masalah. Masalah menjadi kerangka berpikir pemelajar
dalam mengerjakan tugas.
c. Masalah dijadikan alat untuk melatih pemelajar bernalar
dan berpikir kritis.
d. Masalah merangsang pemelajar untuk mengembangkan
keterampilan mengumpulkan dan menganlisis data yang
berkaitan dengan masalah dan keterampilan metakognitif.
e. Masalah dijadikan contoh dan bagian dari bahan belajar.
Masalah digunakan untuk menggambarkan teori, konsep
atau prinsip dan dibahas antara pemelajar dan guru.
227
9. Berikut adalah hal yang bukan strategi pembelajaran dengan
pemecahan masalah adalah?
a. Manakala guru mengininkan kemampuan peserta didik
untuk memecahkan masalah serta membuat tantangan
intelektual peserta didik.
b. Jika guru ingin mendorong peserta didik untuk lebih
bertanggung jawab.
c. Jika guru ingin agar peserta didik memahami hubungan
antara apa yang dipelajari dengan kenyataan dalam
kehidupannya (hubungan antara teori dengan kenyataan).
d. Manakala guru menginginkan agar peserta didik tidak
hanya sekedar dapat mengingat materi pelajaran, akan
tetapi menguasai dan memahaminya secara penuh.
e. Jika guru membantu peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut.
228
DAFTAR PUSTAKA
http://guraru.org/guru-berbagi/apa-itu-problem-based-learning/
https://www.wawasanpendidikan.com/2016/01/Pengertian-Ciri-
Ciri-Langkah-Langkah-dan-Kelebihan-serta-Kekurangan-
Model-Pembelajaran-Problem-Based-Learning.html
229
230