Anda di halaman 1dari 8

PROBLEM BASED LEARNING

1. Pengertian Problem Based Learning Problem Based Learning (pembelajaran berbasis


masalah) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata
sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan
pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari
materi pelajaran. Pembelajaran berbasis masalah digunakan untuk merangsang berfikir
tingkat tinggi dalam situasi berorientasi masalah, termasuk didalamnya belajar bagaimana
belajar. Peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah adalah menyajikan masalah,
mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Problem Based
Learning merupakan suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan
masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari
pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki
keterampilan untuk memecahkan masalah. Problem Based Learning merupakan proses
pembelajaran yang titik awal pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata
dan kemudian dari masalah ini siswa dirangsang untuk mempelajari masalah ini
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman baru.

2. Tujuan Model Pembelajaran Problem Based Learning Departemen Pendidikan Nasional


(2003), Pembelajaran berbasis masalah membuat siswa menjadi pembelajar yang mandiri,
artinya ketika siswa belajar, maka siswa dapat memilih strategi belajar yang sesuai, terampil
menggunakan strategi tersebut untuk belajar dan mampu mengontrol proses belajarnya,
serta termotivasi untuk menyelesaikan belajarnya itu. Dari pengertian ini, dikatakan bahwa
tujuan utama pembelajaran berbasis masalah adalah untuk menggali daya kreativitas siswa
dalam berpikir dan memotivasi siswa untuk terus belajar. Muslimin Ibrahim (2000:7)
Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan
informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa, akan tetapi pembelajaran berbasis masalah
dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan
masalah, dan ketrampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui
pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi pembelajar yang
mandiri. Dari pengertian ini kita dapat mngetahui bahwa pembelajaran berbasis masalah ini
difokuskan untuk perkembangan belajar siswa, bukan untuk membantu guru mengumpulkan
informasi yang nantinya akan diberikan kepada siswa saat proses pembelajaran.

3. Karakteristik Problem Based Learning PBL memiliki karakteristik sebagai berikut:


1. belajar dimulai dengan satu masalah,
2. memastikan bahwa masalah tersebut berhubungan dengan dunia nyata siswa,
3. mengorganisasikan pelajaran seputar masalah, bukan seputar disiplin ilmu,
4. memberikan tanggung jawab yang besar kepada siswa dalam membentuk dan
menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri,
5. menggunakan kelompok kecil,
6. menuntut siswa untuk mendemonstrasi-kan yang telah mereka pelajari dalam bentuk
produk atau kinerja.
Berdasarkan uraian di atas, tampak jelas bahwa pembelajaran dengan model PBL dimulai
oleh adanya masalah yang dalam hal ini dapat dimunculkan oleh siswa ataupun guru,
kemudian siswa memperdalam pengetahuannya tentang apa yang mereka telah ketahui dan
apa yang mereka perlu ketahui untuk memcahkan masalah tersebut. Siswa dapat memilih
masalah yang dianggap menarik untuk dipecahkan sehingga mereka terdorong berperan
aktif dalam belajar.
Kriteria Pemilihan Bahan Pembelajaran Berbasis Masalah
1. Bahan pelajaran harus mengandung isu-isu yang mengandung konflik yang bisa
bersumber dari berita,rekaman,video dan lain sebagainya.
2. Bahan yang dipilih adalah bahan yang bersifat familiar dengan siswa, sehingga
setiap siswa dapat mengikutinya dengan baik.
3. Bahan yang dipilih merupakan bahan yang berhubungan dengan kepentingan orang
banyak,sehingga terasa manfaatnya.
4. Bahan yang dipilih adalah bahan yang mendukung tujuan atau kompetensi yang
harus dimiliki oleh siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
5. Bahan yang dipilih sesuai dengan minat siswa sehingga setiap siswa merasa perlu
untuk mempelajarinya.

4. Prinsip-prinsip Pembelajaran Problem Based Learning :


1. Belajar adalah proses konstruktif dan bukan penerimaan. Pembelajaran tradisional
didominasi oleh pandangan bahwa belajar adalah penuangan pengetahuan ke kepala
pembelajar. Kepala pembelajar dipandang sebagai kotak kosong yang siap diisi melalui
repetisi dan penerimaan. Pengajaran lebih diarahkan untuk penyimpanan informasi
oleh pembelajar pada memorinya seperti menyimpan buku-buku di perpustakaan.
Pemanggilan kembali informasi bergantung pada kualitas nomer panggil(call number)
yang digunakan dalam mengklasifikasikan informasi. Namun, psikologi kognitif modern
menyatakan bahwa memori merupakan struktur asosiatif. Pengetahuan disusun dalam
jaringan antar konsep, mengacu pada jalinan semantik. Ketika belajar terjadi informasi
baru digandengkan pada jaringan informasi yang telah ada. Jalinan semantik tidak
hanya menyangkut bagaimana menyimpan informasi, tetapi juga bagaimana informasi
itu diinterpretasikan dan dipanggil. Knowing About Knowing (metakognisi)
Mempengaruhi Pembelajaran.
2. Prinsip kedua yang sangat penting adalah belajar adalah proses cepat, bila pebelajar
mengajukan keterampilan-keterampilan self monitoring, secara umum mengacu pada
metakognisi (Bruer, 1993 dalam Gijselaers, 1996). Metakognisi dipandang sebagai
elemen esensial keterampilan belajar seperti setting tujuan (what am I going to do),
strategi seleksi (how am I doing it?), dan evaluasi tujuan (did it work?). Keberhasilan
pemecahan masalah tidak hanya bergantung pada pemilikan pengetahuan konten
(body of knowledge), tetapi juga penggunaan metode pemecahan masalah untuk
mencapai tujuan. Secara khusus keterampilan metakognitif meliputi kemampuan
memonitor prilaku belajar diri sendiri, yakni menyadari bagaimana suatu masalah
dianalisis dan apakah hasil pemecahan masalah masuk akal?
3. Faktor-faktor Kontekstual dan Sosial Mempengaruhi Pembelajaran. Prinsip ketiga ini
adalah tentang penggunaan pengetahuan. Mengarahkan pebelajar untuk memiliki
pengetahuan dan untuk mampu menerapkan proses pemecahan masalah merupakan
tujuan yang sangat ambisius. Pembelajaran biasanya dimulai dengan penyampaian
pengetahuan oleh pembelajar kepada pebelajar, kemudian disertai dengan pemberian
tugas-tugas berupa masalah untuk meningkatkan penggunaan pengetahuan. Namun
studi-studi menunjukkan bahwa pebelajar mengalami kesulitan serius dalam
menggunakan pengetahuan ilmiah (Bruning et al, 1995). Studi juga menunjukkan
bahwa pendidikan tradisional tidak memfasilitasi peningkatan peman masalah-maslah
fisika walaupun secara formal diajarkan teori fisika ( misalnya, Clement, 1990).

5. Implementasi Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang


berorientasi pada kerangka kerja teoritik konstruktivisme. Dalam model PBL, fokus
pembelajaran ada pada masalah yang dipilih sehingga siswa tidak saja mempelajari konsep-
konsep yang berhubungan dengan masalah tetapi juga metode ilmiah untuk memecahkan
masalah tersebut. Oleh sebab itu, siswa tidak saja harus memahami konsep yang relevan
dengan masalah yang menjadi pusat perhatian tetapi juga memperoleh pengalaman belajar
yang berhubungan dengan ketrampilan menerapkan metode ilmiah dalam pemecahan
masalah dan menumbuhkan pola berpikir kritis. PBL dapat dimulai dengan mengembangkan
masalah yang:
1. menangkap minat siswa dengan menghubungkannya dengan isue di dunia nyata;
2. menggambarkan atau mendatangkan pengalaman dan belajar siswa sebelumnya;
3. memadukan isi tujuan dengan ketrampilan pemecahan masalah;
4. membutuhkan kerjasama, metode banyak tingkat (multi-staged method) untuk
menyelesaikannya; dan
5. mengharuskan siswa melakukan beberapa penelitian independent untuk
menghimpun atau memperoleh semua informasi yang relevan dengan masalah
tersebut.
Pembelajaran PBL mendasarkan pada masalah, maka pemilihan masalah menjadi hal yang
sangat penting. Masalah untuk PBL seharusnya dipilih sedemikian hingga menantang minat
siswa untuk menyelesaikannya, menghubungkan dengan pengalaman dan belajar
sebelumnya, dan membutuhkan kerjasama dan berbagai strategi untuk menyelesaikannya.
Untuk keperluan ini, masalah open-ended yang disarankan untuk dijadikan titik awal
pembelajaran. Model pembelajaran berbasis masalah dikembangkan berdasarkankonsep-
konsep yang dicetuskan oleh Jerome Bruner

A. Pengertian Problem Based Learning (PBL)


Problem Based Learning (PBL) adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam
kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut siswa mendapat pengetahuan
yang penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi
belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya
menggunakan pendekatan yang sistematik untuk memecahkan masalah atau menghadapi
tantangan yang nanti diperlukan dalam karir dan kehidupan sehari-hari.

Rumusan dari Dutch (1994), Problem Based Learning (PBL) merupakan metode


instruksional yang menantang siswa agar “belajar dan belajar”, bekerja sama dengan
kelompok untuk mencari solusi masalah yang nyata. Masalah ini digunakan untuk
mengaitkan rasa keingintahuan serta kemampuan analisis siswa dan inisiatif atas materi
pelajaran. Problem Based Learning (PBL) mempersiapkan siswa untuk berpikir kritis dan
analitis, dan untuk mencari serta menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai. ( baca
juga :  Pengertian dan langkah-langkah Model Pembelajaran Snowball Throwing)

Problem Based Learning (PBL) mempunyai perbedaan penting dengan pembelajaran


penemuan. Pada pembelajaran penemuan didasarkan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan
disiplin ilmu dan penyelidikan siswa
berlangsung di bawah bimbingan guru terbatas dalam ruang lingkup kelas, sedangkan
Problem Based Learning (PBL) dimulai dengan masalah kehidupan nyata yang bermakna
dimana siswa mempunyai kesempatan dalam memlilih dan melakukan penyelidikan apapun
baik di dalam maupun di luar sekolah sejauh itu diperlukan untuk memecahkan masalah.
Problem Based Learning (PBL) merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran
proses berpikir tingka tinggi, pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi
yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia
sosial dan sekitarnya. Dengan Problem Based Learning (PBL) siswa dilatih menyusun
sendiri pengetahuannya, mengembangkan keterampilan memecahkan masalah. Selain itu,
dengan pemberian masalah autentik, siswa dapat membentuk makna dari bahan pelajaran
melalui proses belajar dan menyimpannya dalam ingatan sehingga sewaktu-waktu dapat
digunakan lagi.

Jadi Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah suatu


strategi pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi
peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan
masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi
pelajaran.

B. Ciri-ciri Problem Based Learning (PBL)


Menurut Arends berbagai pengembangan pengajaran Problem Based Learning (PBL) telah
memberikan model pengajaran itu memiliki karakteristik sebagai berikut:

 Pengajuan pertanyaan atau masalah

Pembelajaran berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran disekitar pertanyaan


dan masalah yang dua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk
siswa.

 Berfokus pada keterkaitan antar disiplin

Meskipun pembelajaran berdasarkan masalah mungkin berpusat pada mata pelajaran


tertentu (IPA, matematika, ilmu-ilmu sosial), masalah-masalah yang diselidiki telah dipilih
benar-benar nyata agar dalam pemecahannya, siswa meninjau masalah itu dari banyak
mata pelajaran.

 Penyelidikan autentik

Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa melakukann penyelidikan autentik


untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata.

 Menghasilkan produk dan memamerkannya

Pembelajaran berdasarkan masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu


dalam karya nyata. Produk tersebut bisa berupa laporan, model fisik, video maupun program
komputer. Dalam pembelajaran kalor, produk yang dihasilkan adalah berupa laporan.
 Kolaborasi dan kerja sama

Pembelajaran bersdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang bekerja sama satu dengan
yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil.

C. Langkah-Langkah Proses Problem Based Learning (PBL)


Problem Based Learning (PBL) akan dapat dijalankan bila pengajar siap dengan segala
perangkat yang diperlukan. Pemelajar pun harus harus sudah memahami prosesnya, dan
telah membentuk kelompokkelompok kecil. Umumnya, setiap kelompok menjalankan proses
yang dikenal dengan proses tujuh langkah:

 Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas

Memastikan setiap anggota memahami berbagai istilah dan konsep yang ada dalam
masalah. Langkah pertama ini dapat dikatakan tahap yang membuat setiap peserta
berangkat dari cara memandang yang sama atas istilah-istilah atau konsep yang ada dalam
masalah.

 Merumuskan masalah

Fenomena yang ada dalam masalah menuntut penjelasan hubungan-hubungan apa yang
terjadi di antara fenomena itu.

 Menganalisis masalah

Anggota mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah dimiliki anggota tentang
masalah. Terjadi diskusi yang membahas informasi faktual (yang tercantum pada masalah),
dan juga informasi yang ada dalam pikiran anggota. Brainstorming (curah gagasan)
dilakukan dalam tahap ini.

 Menata gagasan secara sistematis dan menganalisis

Bagian yang sudah dianalisis dilihat keterkaitannya satu sama lain kemudian
dikelompokkan; mana yang paling menunjang, mana yang bertentangan, dan sebagainya.
Analisis adalah upaya memilahmemilah sesuatu menjadi bagian-bagian yang
membentuknya.

 Memformulasikan tujuan pembelajaran


Kelompok dapat merumuskan tujuan pembelajaran karena kelompok sudah tahu
pengetahuan mana yang masih kurang, dan mana yang masih belum jelas. Tujuan
pembelajaran akan dikaitkan dengan analisis masalah yang dibuat

 Mencari informasi tambahan dari sumber lain

Saat ini kelompok sudah tahu informasi apa yang tidak dimiliki, dan sudah punya tujuan
pembelajaran. Kini saatnya mereka harus mencari informasi tambahan itu, dan menemukan
kemana hendak dicarinya.

  Mensistesis (menggabungkan) dan menguji informasi baru dan membuat laporan.

D. Kelebihan  Problem Based Learning (PBL)


Pembelajaran Problem Based Learning atau berdasarkan masalah memiliki beberapa
kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran yang lainnya, di antaranya sebagai
berikut:

 Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk memahami isi
pelajaran. 

 Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan


kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.

 Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa 

 Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana menstansfer pengetahuan


mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata. 

 Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan


barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. 
 Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata
pelajaran (matematika, IPA, sejarah, dan lain sebagainya), pada dasarnya
merupakan  cara berfikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan
hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja. 
 Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa 
 Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis
dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan
pengetahuan baru 
 Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa
yang mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata. 
 Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus
menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
E. Kekurangan Problem Based Learning (PBL)
Sama halnya dengan model pengajaran yang lain, model pembelajaran Problem Based
Learning juga memiliki beberapa kekurangan dalam penerapannya. Kelemahan tersebut
diantaranya:

 Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan
untuk mencoba 

 Keberhasilan strategi pembelajaran malalui Problem Based Learning membutuhkan


cukup waktu untuk persiapan 

 Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang


sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

Sumber:
 M. Taufiq Amir (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning.
Jakarta: Media Group 
 Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka 
 Wina sanjaya. (2008).  Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Prenada Media Group
SHARE THIS POST
RELATED POSTS

Anda mungkin juga menyukai