Anda di halaman 1dari 8

KETERAMPILAN BERTANYA

A. Definisi Keterampilan Bertanya


Menurut Brown yang dikutip Udin S. Saud dan Cicih Sutarsih (2007:59), menyatakan
bahwa bertanya adalah setiap pernyataan yang mengkaji atau menciptakan ilmu pada diri
siswa.

Keterampilan bertanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam rangka


meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, yang sekaligus merupakan bagian
dari keberhasilan dalam pengelolaan instruksional dan pengelolaan kelas. Melalui
keterampilan bertanya guru mampu mendeteksi hambatan proses berpikir di kalangan
siswa dan sekaligus dapat memperbaiki dan meningkatkan proses belajar di kalangan
siswa (Sofa, 2008).

B. Tujuan Pertanyaan
Pertanyaan yang diajukan guru kepada siswa memiliki tujuan, tujuannya adalah:
1. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadapsuatu masalah yang sedang
dibicarakan.
2. Memusatkan perhatian siswa pada suatu masalah yang dibahas.
3. Mendiagnosis kesulitan-kesulitan yang menghambat siswa dalam belajar.
4. Mengembangkan cara belajar siswa aktif.
5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi.
6. Mendorong siswa mengemukakan pendapat dalam diskusi.
7. Menguji dan mengukur hasil belajar. (Saud, 2009: 62)

C. Prinsip-prinsip Keterampilan Dasar Mengajar Bertanya


Menurut Rusman (2011:82) dalam buku Model-Model Pembelajaran Mengembangkan
Profesionalisme Guru terbitan Raja Grafindo Persada, Prinsip-prinsip pokok
keterampilan bertanya yang harus diperhatikan guru antara lain:

1. Berikan pertanyaan secara hangat dan antusias kepada siswa di kelas.


Keantusiasan dan kehangatan adalah cara guru mengekspresikan pertanyaan atau
menjawab pertanyaan, misalnya bahasa yang digunakan tidak terkesan memojokkan
siswa, wajah yang hangat tidak terkesan tegang.
2. Berikan waktu berpikir untuk menjawab pertanyaan.
Setelah guru mengajukan pertanyaan hendaknya tidak langsung menunjuk salah
seorang dari siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukannya tetapi memberikan
kelonggaran (waktu) kepada siswa untuk memikirkan atau menemukan jawaban atas
pertanyaannya.
3. Berikan kesempatan kepada yang bersedia menjawab terlebih dahulu.
4. Tunjuk peserta didik untuk menjawab setelah diberikan waktu untuk berpikir.
5. Berikan penghargaan atas jawaban yang diberikan.
D. Komponen- komponen Keterampilan Bertanya
Berikut ini Komponen-Komponen Keterampilan Bertanya sebagaimana disampaikan
Moh. User Usman dalam buku Menjadi Guru Professional (2010:7-78), sebagai berikut:
1. Keterampilan Bertanya Dasar
a. Pengertian
Pengertian keterampilan bertanya dasar secara etimologis diuraikan menjadi dua
suku kata yaitu “terampil dan tanya”. Menurut kamus bahasa Indonesia “bertanya”
berasal dari kata “tanya” yang berarti antara lain permintaan keterangan.
Sedangkan kata “terampil” memiliki arti “cakap dalam penyelesaian tugas ataupun
mampu dan cekatan”. Dengan demikian keterampilan bertanya secara sederhana
dapat diartikan dengan kecakapan atau kemampuan seseorang dalam meminta
keterangan atau penjelasan dari orang lain atau pihak yang menjadi lawan bicara.
b. Komponen-Komponen Keterampilan Bertanya Dasar
Komponen keterampilan bertanya dasar, meiputi:
 Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat
Pertanyaan guru harus diungkapkan secara jelas dan singkat dengan
menggunakan kata-kata yang dapat dipahami oleh siswa sesuai dengan taraf
perkembangannya.
 Pemberian acuan
Sebelum memberikan pertanyaan, kadang-kadang guru perlu memberikan
acuan yang berupa pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan
jawaban yang diharapkan dengan siswa, contoh: Kita ketahui bahwa pasar
adalah tempat beremunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual
beli. Coba kamu sebutkan faktor penyebab lain yang mengakibatkan orang
untuk berbelanja ke pasar.
 Pemindahan giliran
Adakalanya satu pertanyaan perlu dijawab oleh lebih dari seorang siswa
karena jawaban siswa benar atau belum memadai.
 Penyebaran
Untuk melibatkan siswa sebanyak-banyaknya didalam pelajaran, guru perlu
menyebarkan giliran menjawab pertanyaan secara acak.Ia hendaknya berusaha
semua siswa mendapat giliran secara merata. Perbedaannya dengan
pemindahan giliran adalah pemindahan giliran, beberapa siswa secara bergilir
diminta menjawab pertanyaan yang sama, sedangkan pada penyebaran,
beberapa pertnyaan yang berbeda, disebarkan giliran menjawabnya kepada
siswa yang berbeda pula.
 Pemberian waktu berpikir
Setelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa, guru perlu memberi
waktu beberapa detik untuk berpikir sebelum menunjuk salah seorang siswa
untuk menjawabnya
 Pemberian tuntunan
Bila siswa itu menjawab salah satu atau tidak dapat menjawab, guru
hendaknya memberikan tuntunan kepada siswa agar ia dapat menemukan
sendiri jawaban yang benar
2. Keterampilan Bertanya Lanjutan
a. Pengertian
Dalam kegiatan pembelajaran di atas telah dijelaskan bahwa yang dimaksud
dengan keterampilan bertanya dasar adalah pertanyaan pertama atau pembuka
untuk mendapatkan keterangan atau informasi dari siswa. Untuk menindaklanjuti
pertanyaan pertama diikuti oleh pertanyaan berikutnya atau disebut dengan
pertanyaan lanjut.
Dengan demikian, pertanyaan lanjut adalah kelanjutan dari pertanyaan
pertama (dasar) yaitu mengorek atau mengungkapkan kemampuan berfikir yang
lebih dalam dan komperehensif dari pihak yang diberi pertanyaan
(siswa).Keberhasilan mengembangkan kemampuan berfikir yang dilakukan
melalui bertanya lanjut banyak dipengaruhi oleh hasil pembelajaran yang
dikembangkan melalui pengggunaan pertanyaan dasar.
Kemampuan bertanya lanjut sebagai kelanjutan dari bertanya dasar lebih
mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berfikir, memperbesar
partisipasi dan mendorong lawan bicara agar lebih aktif dan kritis mengembangkan
kemampuan berfikirnya.
b. Komponen-Komponen Keterampilan Bertanya Lanjutan adalah sebagai berikut:
 Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab suatu pertanyaan
Pengubahan ini artinya agar seorang guru dalam mengajukan pertanyaan
dapat berusaha mengubah tingkat kognitif siswa dalam menjawab suatu
pertanyaan dari tingkat yang rendah ke tingkat kognitif yang lebih tinggi.
Seperti: tingkat pemahaman, penerapan, analisis, sintesis maupun tingkat
evaluasi.
 Pengaturan urutan pertanyaan secara tepat
Dalam memberikan urutan pertanyaan seorang guru harus memberikannya
secara terurut, misal: pertama seorang guru mengajukan pertanyaan
pemahaman penerapan, analisis, sintesis dan yang terakhir lanjut ke
pertanyaan evaluasi. Selain itu, seorang guru hendaknya memberikan waktu
yang cukup untuk bisa menjawab pertanyaan yang diajukan.
 Penggunaan pertanyaan pelacak
Jika jawaban yang diberikan oleh siswa dinilai benar oleh guru, tetaoi masih
dapat ditingkatkan menjadi lebih sempurna, guru dapat mengajukan
pertanyaan-pertanyaan pelacak kepada siswa tersebut
Ada tujuh teknik pertanyaan pelacak yang dapat digunakan oleh seorang guru.

a) Klarifikasi
Jika ada salah satu siswa menjawab pertanyaan guru dengan kalimat yang
kurang tepat, maka guru memberikan pertanyaan pelacak yang meminta siswa
untuk menjelaskan atau dengan kata-kata lain sehingga jawaban siswa
menjadi lebih baik atau menyuruh siswa untuk mengulang jawabannya
dengan kata yang lebih lugas.
Contoh: Dapatkah kamu menjelaskan sekali lagi apa yang kamu maksud?
b) Meminta siswa memberikan alasan
Guru dapat meminta siswa untuk memberikan bukti yang menunjang
kebenaran suatu pandangan yang diberikan dalam menjawab pertanyaan.
Contoh: Mengapa kamu mengatakan demikian?
c) Meminta kesepakatan pandangan
Guru memberikan kesempatan kepada siswa-siswa lainnya untuk menyatakan
persetujuan atau penolakan siswa serta memberikan alasan-alasannya terhadap
suatu pandangan yang diungkapkan oleh seorang siswa, dengan maksud agar
diperoleh pandangan yang benar dan dapat diterima oleh semua pihak.
Contoh: Siapa setuju dengan jawaban itu? Mengapa?
d) Meminta ketepatan jawaban
Jika jawaban siswa belum tepat guru dapat meminta siswa untuk meninjau
kembali jawaban itu agar diperoleh jawaban yang tepat atau guru dapat
menggunakan metode pemberian pertanyaan dengan sistem bergilir.
e) Meminta jawaban yang lebih relevan
Mengajukan pertanyaan yang memungkinkan siswa menilai kembali
jawabannya atau mengemukakan kembali jawabannya menjadi lebih relevan.
f) Meminta contoh
Jika ada jawaban dari siswa yang kurang jelas maka guru dapat meminta
siswa untuk memberikan ilustrasi atau contoh yang konkret.
Contoh: Dapatkah kamu memberi satu atau beberapa contoh dari jawabanmu?
g) Meminta jawaban yang lebih kompleks
Guru memberikan penjelasan agar jawaban siswa menjadi lebih kompleks dan
mampu menemukan ide-ide penting lainnya.
Contoh: Dapatkah kamu memberikan penjelasan yang lebih luas lagi dari ide
yang dikatakan tadi?
 Peningkatan terjadinya interaksi
Agar siswa lebih terlibat secara pribadi dan lebih bertanggung jawab atas
kemajuan dan hasil diskusi, guru hendaknya mengurangi atau menghilangkan
peranannya sebagai penanya sentral dengan cara mencegah pertanyaan
dijawab oleh seorang siswa. Jika siswa mengajukan pertanyaan, guru tidak
segera menjawab, tetapi melotarkannya kembali kepada siswa lainnya

E. Jenis-Jenis Pertanyaan
Jenis-Jenis Pertanyaan yang harus dikuasai Guru dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu
a) jenis pertanyaan menurut maksudnya; b) Jenis-jenis pertanyaan menurut Taksonomi
Bloom, dan c) jenis pertanyaan menurut luas-sempitnya pertanyaan. Berikut ini penjelasan
ketiga kelompok jenis pertanyaan tersebut yang dikutip dari Hasibuan (2006:15-19) dalam
buku Proses Belajar Mengajar, terbitan Remaja Rosdakarya.
1. Jenis-jenis pertanyaan menurut maksudnya
a. Pertanyaan permintaan ( compliance question) adalah pertanyaan yang
mengharapkan peserta didik mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk
pernyataan.
b. Pertanyaan retoris (rhetorical question) adalah pertanyaan yang tidak menghendaki
jawaban, tetapi dijawab sendiri oleh guru, dengan maksud hanya menyampaikan
informasi kepada peserta didiknya.
c. Pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question) adalah pertanyaan
yang bermaksud memberi arah atau menuntun peserta didik sehingga dapat
menemukan sendiri jawaban atas pertanyaan yang diajukan kepadanya. Pertanyaan
ini diperlukan jika guru ingin agar peserta didiknya memperhatikan dengan
seksama bagian-bagian tertentu atau pokok inti dari bahan yang disajikannya.
d. Pertanyaan menggali (probing question) adalah pertanyaan lajutan yang dapat
mendorong peserta didik untuk lebih mendalami jawaban atas pertanyaan yang
diajukan sebelumnya. Jenis pertanyaan ini dimaksudkan untuk mendorong peserta
didik meningkatkan kuantitas dan kualitas jawaban yang diberikan.
2. Jenis-jenis pertanyaan menurut Taksonomi Bloom
a. Pertanyaan pengetahuan
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan penalaran dalam kategori yang terendah,
yang hanya menuntut siswa untuk dapat mengungkapkan kembali pengetahuan
tentang fakta, kejadian, definisi dan sebagainya. Siswa hanya dituntut mengingat
kembali apa yang dipelajarinya. Kata-kata yang sering digunakan untuk
pertanyaan pengetahuan ini antara lain: Apa?, Siapa?, Bilamana?, Di mana?,
Sebutkan!, Ingatlah istilah, Kemukakan definisi!, Pasangkan!, Berilah nama!, dan
Golongkan!.
b. Pertanyaan pemahaman
Pertanyaan ini meminta untuk menujukkan bahwa ia telah mengerti atau
memahami sesuatu. Ia dikatakan memahami sesuatu berarti ia telah dapat
mengorganisasikan dan mengutarakan kembali apa yang dipelajarinya dengan
menggunakan kalimatnya sendiri. Beberapa kata yang dapat digunakan untuk
pertanyaan pemahaman adalah: Bedakanlah, Terangkan, Simpulkan,
Bandingkanlah, Jelaskan dengan kata-katamu sendiri, Terjemahkan, Ubahlah,
Berilah contoh, dan Berikan interpretasi.
c. Pertanyaan penerapan (aplikasi)
Pertanyaan penerapan adalah pertanyaan pertanyaan yang menuntut suatu
jawaban dengan menggunakan informasi yang telah diperoleh sebelumnya. Siswa
dihadapkan pada pemecahan masalah sederhana dengan menggunakan
pengetahuan yang telah dipelajarinya. Dengan menggunakan konsep, prinsip,
aturan, hukum atau proses yang dipelajari sebelumnya, siswa diharapkan dapat
menentukan suatu jawaban yang benar terhadap masalah itu. Beberapa kata yang
sering digunakan untuk pertanyaan penerapan adalah: Gunakanlah, Tunjukkanlah,
Demonstrasikan, Buatlah sesuatu, Carilah hubungan, Tuliskan suatu contoh,
Siapkanlah, dan Klasifikasikanlah.
d. Pertanyaan analisis
Pertanyaan ini merupakan jenjang pertama dari kelompok pertanyaan tingkat
tinggi. Pertanyaan analisis menuntut siswa untuk berpikir secara mendalam, kritis,
bahkan menciptakan sesuatu yang baru, untuk menjawab pertanyaan analisis,
siswa harus mampu menguraikan sebab-sebab, motif-motif atau mengadakan
deduksi (dari suatu generalisasi/kesimpulan umum/hukum/teori, dicari fakta-
faktanya). Oleh karena itu, pertanyaan analisis tidak hanya mempunyai satu
jawaban yang benar, melainkan berbagai alternatif. Pertanyaan analisis menuntut
siswa terlibat dalam proses kognitif sebagai berikut:

a. Menguraikan alasan atau sebab-sebab dari suatu kejadian.


b. Mempertimbangkan dan menganalisis inforamsi yang tersedia agar mencapai
suatu kesimpulan atau generalisasi berdasarkan informasi.
c. Menganalisis kesimpulan atau generalisasi untuk menemukan bukti yang
menunjang atau menyangkal kesimpulan/generalisasi itu.

Kata-kata yang sering digunakan dalam pertanyaan analisis adalah:


Analisislah, Kemukakan bukti-bukti, Mengapa, Identifikasikan, Tunjukkanlah
sebabnya, dan Berilah alasan-alasan.

e. Pertanyaan sintesis
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan tingkat tinggi yang menuntut siswa untuk
berpikir orisinil dan kreatif. Dengan pertanyaan ini akan diperoleh kemampuan
untuk menghubungkan bagian-bagian atau unsur-unsur agar dapat menjadi suatu
kesatuan. Mereka dituntut untuk dapat mengambil suatu kesimpulan dari
informasi yang telah diberikan. Siswa tidak hanya menerka jawaban, melainkan
harus berpikir dengan sungguh-sungguh. Berikut ini adalah kata-kata yang sering
digunakan dalam pertanyaan-pertanyaan sintesis: Ramalkanlah, Bentuk,
Ciptakanlah, Susunlah, Rancanglah, Tulislah, Bagaimana kita dapat memecahkan,
Apa yang terjadi seaindainya, Bagaimana kita dapat memperbaiki, dan
Kembangkan.

f. Pertanyaan evaluasi
Pertanyaan ini menuntut proses berpikir yang paling tinggi dan untuk dapat
menyatakan pendapat atau menilai berbagai ide, karya seni, pemecahan masalah
serta alasan-alasan keputusannya, harus digunakan kriteria-kriteria tertentu.
Pertanyaan evaluasi dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. pertanyaan yang meminta siswa memberikan pendapat tentang berbagai
persoalan.pertanyaan yang menilai suatu ide
b. pertanyaan yang meminta siswa menetapkan suatu cara pemecahan masalah
c. pertanyaan yang meminta siswa menetapkan karya seni terbaik.

3. Jenis-jenis pertanyaan menurut luas-sempitnya sasaran :


a. Pertanyaan Sempit (Narrow Question)
Pertanyaan ini membutuhkan jawaban yang tertutup (covergent) yang biasanya
kunci jawabannya telah tersedia.
 Pertanyaan sempit informasi langsung. Pertanyaan ini menuntut siswa untuk
mengingat atau menghafal informasi yang ada. Contoh: Sebutkan macam-macam
segitiga!
 Pertanyaan sempit memusat. Pertanyaan ini menuntut siswa agar
mengembangkan ide atau jawabannya dengan menuntunnya melalui petunjuk
tertentu. Pertanyaan ini bermanfaat bila guru menghendaki siswa membedakan,
mengasosiasikan, dan menjelaskan. Contoh: Bagaimana cara membedakan
macam-macam segitiga?

b. Pertanyaan Luas (Broad Question)


Ciri pertanyaan ini adalah jawabannya yang memungkinkan lebih dari satu,
sebab pertanyaan ini belum mempunyai jawaban yang spesifik sehingga masih bersifat
terbuka.

 Pertanyaan luas terbuka (open end question). Pertanyaan ini memberi kesempatan
kepada murid untuk mencari jawabannya menurut cara dan gayanya masing-
masing. Contoh: dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana penerapan bangun datar
lingkaran?
 Pertanyaan luas menilai (valuing question). Pertanyaan ini meminta siswa untuk
mengadakan penilaian terhadap aspek kognitif maupun sikap. Pertanyaan ini lebih
efektif bila guru menghendaki siswa untuk merumuskan pendapat, menentukan
sikap, tukar menukar pendapat/perasaan terhadap suatu isu. Contoh: Bagaimana
pendapatmu tentang jawaban temanmu ini? (Supriyadi, 2013: 159)

F. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Guru dalam Mengajukan Pertanyaan dalam Proses
Mengajar pada Siswa:
1. Tujuan
Tujuan yang dicanangkan guru dalam mengajukan suatu pertanyaan harus jelas.
2. Penyusunan Kata-Kata
Untuk membantu siswa merespon pertanyaan guru, pertanyaan harus disusun dengan
kata-kata yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswanya dan harus memahami
bahwa pembendaharaan kata-kata dan pemahaman terhadap kata-kata antara guru dan
siswa berbeda.
3. Struktur
Selama proses belajar mengajar, sebaiknya guru memberikan informasi yang relevan
dengan tugas atau pertanyaan yang diajukan pada siswa baik sebelum maupun
sesudah pertanyaan itu diajukan.
4. Pemusatan
Pemusatan sangat penting dalam ruang lingkup pertanyaan yang diberikan guru agar
pertanyaan tidak meluas ke topik-topik yang lain yang bukan menjadi tujuan materi
yang diajarkan. Pemusatan lainnya yaitu perhatian terhadap jumlah pertanyaan yang
diberikan pada siswa.
5. Pindah Gilir
Agar respon dari siswa tetap ada dalam proses belajar mengajar, guru dapat
melakukan pindah gilir terhadap pertanyaan yang diajukan, misalnya pertanyaan yang
diajukan pada salah satu siswa belum terjawab, maka guru bisa mengajukannya lagi
pada siswa yang lain dengan pertanyaan yang sama.
6. Distribusi/Penyebaran
Untuk melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar, guru disarankan
mendistribusikan pertanyaan secara acak selama proses belajar mengajar. Pertanyaan
dapat diberikan pada seluruh kelas kemudian baru pada salah satu siswa, dan guru
harus berusaha agar semua siswa mendapat giliran menjawab pertanyaan.
7. Pemberian Waktu
Guru perlu memberikan waktu bagi siswanya untuk berpikir sebelum menemukan
jawaban dari pertanyaan yang diberikan guru.
8. Pemberian Tuntunan
Guru dapat memberikan tuntunan pada siswa untuk meberikan jawaban dengan baik
dan benar, misalnya dengan menanggapi jawaban yang kurang tepat atau jawaban
yang salah yang diberikan siswa.
9. Antusias dan Hangat
Sikap antusias dan hangat yang diberikan guru pada siswa dapat memberikan arti
dalam meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar. Misalnya tidak
secara langsung mengatakan bahwa jawaban si A salah dan langsung mengajukannya
pada siswa lain, akan tetapi memberikan arahan lain yang yang bersifat membantu
(Wartono, 2003).
G. Kelebihan dan Kelemahan dari Keterampilan Bertanya
1. Kelebihan
 Mempererat hubungan keilmuan antara guru dan siswa.
 Melatih anak-anak mengeluarkan pendapatnya secara merdeka, sehingga pelajaran
akan lebih menarik.
2. Kelemahan
 Mudah menjurus kepada hal yang tidak dibahas.
 Bila guru kurang waspada pedebatan beralih kepada sentiment pribadi.

Anda mungkin juga menyukai