singkat yang saya rekomendasikan untuk dokumen tersebut. Judul ini menggunakan dan mengoptimalkan kata kunci utama dari isi dokumen yaitu "Pembelajaran Berbasis Masalah
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
24 tayangan37 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar pembelajaran berbasis masalah (PBM) yang meliputi definisi, karakteristik, tujuan, teori yang mendasari, kriteria bahan pelajaran, dan tahapan-tahapan PBM. PBM dimulai dengan pemberian masalah kepada siswa untuk memecahkannya secara berkelompok melalui pendekatan ilmiah.
Deskripsi Asli:
Pembelajaran Berbasis Masalah Tugas Program study Pasca sarjana
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar pembelajaran berbasis masalah (PBM) yang meliputi definisi, karakteristik, tujuan, teori yang mendasari, kriteria bahan pelajaran, dan tahapan-tahapan PBM. PBM dimulai dengan pemberian masalah kepada siswa untuk memecahkannya secara berkelompok melalui pendekatan ilmiah.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
24 tayangan37 halaman
singkat yang saya rekomendasikan untuk dokumen tersebut. Judul ini menggunakan dan mengoptimalkan kata kunci utama dari isi dokumen yaitu "Pembelajaran Berbasis Masalah
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar pembelajaran berbasis masalah (PBM) yang meliputi definisi, karakteristik, tujuan, teori yang mendasari, kriteria bahan pelajaran, dan tahapan-tahapan PBM. PBM dimulai dengan pemberian masalah kepada siswa untuk memecahkannya secara berkelompok melalui pendekatan ilmiah.
PENDIDIKAN UNIVERSITAS MURIA KUDUS DISUSUN OLEH : PEMBELAJARAN BERBASIS KELOMPOK 5 MASALAH
EKA ALDI KISWANTO SITI CHOTIJAH
202003086 202003104 DASAR PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Model pembelajaran berbasis masalah (PBM) sering
disebut Problem Base Learning (PBL) model pembelajaran yang dimulai dari pemberian masalah yang bersifat ill structured problem solving sebagai strategi dalam pembelajaran Suatu masalah (problem): sebarang situasi atau keadaan yang diketahui dan informasi lain yang diperlukan. Pemecahan masalah: proses mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki untuk memahami situasi baru (tidak lazim) yang berguna untuk memperoleh pengetahuan baru. Definisi Pembelajaran Berbasis Maslaah
Barrow dalam Barret (2005: 14) mendefinisikan
pembelajaran berbasis masalah (problem basic learning) sebagai “The learning that results from the process of working towards the understanding of a resolution of a problem. The problem is encountered first in the learning process.” Pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang dihasilkan dari proses bekerja menuju pemahaman resolusi masalah. Dalam proses pembelajaran, pertama kali dihadapkan pada masalah Definisi Pembelajaran Berbasis Maslaah
Duch dalam Nitta Puspitasari (2011) bahwa,
“Problem based learning (PBL), at its most fundamental level, is instructional method characterized by the use of „real world‟ problem as a context for student to learn critical thinking and problem solving skill, and acquire knowledge of the essential concept of the course.”
Ini mengandung arti bahwa pembelajaran berbasis masalah
merupakan metode pengajaran yang mempunyai ciri menggunakan masalah nyata sebagai konteks bagi peserta didik untuk belajar berpikir kritis, keterampilan pemecahan masalah, dan memperoleh pengetahuan mengenai esensi konsep. Definisi Pembelajaran Berbasis Maslaah
DIRJEN DIKTI (dalam hand out Cholisin :2006)
Memberikan pengertian bahwa Problem Based Learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar melalui berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah dalam rangka memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Definisi Pembelajaran Berbasis Maslaah
Stepien,dkk,1993 (dalam Ngalimun, 2013: 89)
Menyatakan bahwa PBL adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. Definisi Pembelajaran Berbasis Maslaah
Dari beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan
bahwa pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. HAKIKAT MASLAH DALAM PBM
Hakikat masalah dalam PBL adalah kesenjangan antara
situasi nyata dan kondisi yang diharapkan, atau antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang diharapkan. Kesenjangan tersebut bisa dirasakan dari adanya keluhan, keresahan, kerisauan atau kecemasan. Oleh karena itu, maka materi atau topik pelajaran tidak sebatas bersumber pada buku saja, tetapi juga dapat bersumber pada peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar yang sesuai dengan topik pelajaran yang sedang dipelajari. ESENSI MODEL PBM
Siswa bekerja secara individual atau dalam kelompok
kecil. Tugas pembelajaran mereka adalah menyelesaikan masalah dapat juga berbentuk masalah kontekstual dan lebih disukai merupakan masalah yang mempunyai kemungkinan penyelesaian. Siswa menggunakan berbagai pendekatan dalam pembelajaran. Hasil yang diperoleh siswa dikomunikasikan terhadap siswa yang lainnya. KARAKTERISTIK PBM
Menurut Wina Sanjaya (2010 : 214-215) terdapat tiga ciri utama
dari PBL. Pertama, PBL merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi PBL ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa. PBL tidak mengharapkan siswa hanya sekadar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui PBL siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan. Kedua, aktivitas pembelajaran ditujukan untuk menyelesaikan masalah. PBL menempatkan masalah sebagai kata kunci dalam pembelajaran. Artinya, tanpa masalah tidak mungkin ada proses pembelajaran. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris. KARAKTERISTIK PBM
Ngalimun (2013: 90) mengemukakan karakteristik model
Problem Based Learning sebagai berikut: a. Belajar dimulai dengan suatu masalah. b. Memastikan bahwa masalah yang diberikan berhubungan dengan dunia nyata siswa/mahasiswa. c. Mengorganisasikan pelajaran diseputar masalah, bukan seputar disiplin ilmu. d. Memberikan tanggungjawab yang besar kepada pebelajar dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri. e. Menggunakan kelompok kecil. f. Menuntut pebelajar untuk mendemonstrasikan apa yang telah mereka pelajari dalam bentuk suatu produk atau kinerja. KARAKTERISTIK PBM
Sejumlah pengembang pembelajaran berdasarkan masalah
tentang mendeskripsikan model PBM (Pembelajaran Berbasis Masalah) dengan ciri-ciri atau fitur-fitur sebagai berikut: Menyajikan pertanyaan atau masalah. Berfokus pada interdisiplin Penyelidikan otentik Menghasilkan suatu produk Kolaborasi. TARGET PBL (1)
membantu siswa mencapai pemahaman yang mendalam
dari subject matter daripada hanya sekadar mengingat saja. mengembangkan kemampuan berpikir dan keterampilan bernalar siswa sehingga siswa mampu melakukan analisis situasi, mengaplikasikan pengetahuan yang Anda untuk memperoleh pengetahuan baru, merekognisi perbedaan antara fakta dan opini, dan membuat keputusan yang objektif. mengembangkan keterampilan pemecahan masalah siswa sehingga mereka mampu untuk menilai dan merespons situasi baru. TARGET PBL (2)
mengembangkan tantangan intelektual bagi siswa.
mendorong siswa kita memperoleh tanggung jawab yang besar untuk kemandirian belajarnya. siswa kita memahami kaitan antara apa yang mereka pelajari dengan dunia nyata (atau lebih jauhnya, kaitan antara teori dan praktik). pengalaman belajar siswa lebih bervariasi dan menarik. siswa kita menjadi lebih kompeten keterampilannya mencari informasi. siswa kita memadan kita sebagai sumber yang mampu membantu mereka menyelesaikan masalah, dari hanya sekadar sebagai pemberitahuan jawaban TUJUAN PBM
Tujuan utama penerapan model Pembelajaran berbasis
masalah (PBM) adalah untuk membantu peserta didik mengembangkan proses berfikirnya, belajar secara dewasa melalui pengalaman yang menjadikan peserta didik mandiri. Ada 3 tujuan utama dari PBM, yaitu: 1. Mengembangkan kemampuan berfikir peserta didik dan kemampuan memecahkan masalah. 2. Mendewasakan peserta didik melalui peniruan. 3. Membuat peserta didik lebih mandiri. KRITERIA BAHAN PELAJARAN DALAM PBM
Kriteria pemilihan bahan pelajaran dalam PBL (Wina Sanjaya,
2010 : 216-217): 1. Bahan pelajaran harus mengandung isu-isu yang mengandung konflik (conflict issue) yang bisa bersumber dari berita, rekaman video dan yang lainnya. 2. Bahan yang dipilih adalah bahan yang bersifat familiar dengan siswa, sehingga setiap siswa dapat mengikuti dengan baik. 3. Bahan yang dipilih merupakan bahan yang berhubungan dengan kepentingan orang banyak, sehingga terasa manfaatnya. 4. Bahan yang dipilih merupakan bahan yang mendukung tujuan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku. TEORI YANG MELANDASI PBM
Teori Belajar yang Melandasi Model Pembelajaran Berbasis
Masalah. Dari segi paedagogis, pembelajaran berbasis masalah didasarkan pada teori belajar konstruktivisme dengan ciri: 1. Pemahaman diperoleh dari interaksi dengan skenario permasalahan dan lingkungan belajar. 2. Pergulatan dengan masalah dan proses inquiri masalah menciptakan disonansi kognitif yang menstimulasi belajar. 3. Pengetahuan terjadi melalui proses kolaborasi negoisasi sosial dan evaluasi terhadap keberadaan sebuah sudut pandang. TAHAPAN-TAHAPAN PBM
Menurut Arends dalam Tanwey (2004: 148), beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam tugas perencanaan (planning task) pembelajaram dengan menggunakan PBM adalah : a.Menetapkan tujuan (decide on objectives) b.Merencanakan situasi permasalahan secara tepat (design appropriate problem situation) c.Mengorganisasikan sumber belajar serta merencakan alat dan bahan (organize resources and plan logistics) TAHAPAN-TAHAPAN PBM
Banyak ahli yang menjelaskan penerapan Pembelajaran
Berbasis Masalah (Problem Based Learning). Secara umum PBL bisa dilakukan dengan langkah-langkah (Wina, 2010): a. Menyadari masalah; b. Merumuskan masalah; c. Merumuskan hipotesis; d. Mengumpulkan data; e. Menguji hipotesis; f. Menentukan pilihan penyelesaian. AKTIVITAS DALAM PBM Sintaks model pembelajaran berbasis masalah (PBM) dapat dilihat pada tabel berikut ini: Fase 1 Orientasi Peserta didik Guru menjelaskan tujuan pada Masalah pembelajaran, menjelaskan alat bahan yang dibutuhkan, memgajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih. Fase 2 Mengorganisasi peserta Guru membantu peserta didik didik untuk belajar untuk mendefinisikan dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. AKTIVITAS DALAM PBM Sintaks model pembelajaran berbasis masalah (PBM) dapat dilihat pada tabel berikut ini: Fase 3 Membimbing Guru mendorong peserta didik penyelidikan individual untuk mengumpulkan informasi maupun kelompok yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Fase 4 Mengembangkan dan Guru membantu peserta didik menyajikan hasil karya dalam merencanakan, dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. AKTIVITAS DALAM PBM
Fase 5 Menganalisis dan Guru membantu peserta didik
mengevaluasi proses untuk melakukan refleksi atau pemecahan masalah. evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. Sumber: Tanwey (2004) TAHAP 1
ORIENTASI PESERTA DIDIK PADA MASALAH
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran secara jelas, memotivasi terhadap pelajaran, dan menjelaskan apa yang diharapkan untuk dilakukan siswa. Bagi siswa yang belum pernah terlibat dalam pembelajaran ini, guru seharusnya memberikan penjelasan kepada mereka tentang proses dan prosedur pembelajaran ini secara terperinci yang meliputi: TAHAP 1 ORIENTASI PESERTA DIDIK PADA MASALAH 1. Tujuan utama dari pembelajaran adalah tidak untuk mempelajari sejumlah besar informasi, akan tetapi lebih kepada belajar bagaimana menjadi pelajar yang mandiri dan percaya diri. 2. Masalah atau pertanyaan yang diselidiki adalah masalah yang kompleks memiliki banyak penyelesaian dan sering kali saling bertentangan. 3. Selama penyelidikan siswa akan didorong untuk mengajukan pertanyaan dan mencari informasi. Guru akan bertindak sebagai pembimbing yang menyediakan bantuan, sedangkan siswa berusaha untuk bekerja mandiri atau bersama temannya. TAHAP 2
MENGORGANISASIKAN SISWA UNTUK BELAJAR
Pembelajaran ini membutuhkan pengembangan keterampilan siswa. Oleh karena itu, mereka juga membutuhkan bantuan untuk merencanakan penyelidikan mereka dan tugas-tugas pelaporan, yang meliputi: 1. kelompok belajar, mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar. Pembelajaran ini harus disesuaikan dengan tujuan yang ditetapkan guru untuk proyek tertentu. Selama tahap pembelajaran ini, guru membekali siswa dengan alasan yang kuat mengapa siswa dikelompokkan seperti itu. 2. Perencanaan kooperatif, setelah siswa diorientasikan kepada situasi masalah dan telah membentuk kelompok belajar, guru dan siswa harus menyediakan waktu yang cukup untuk menyediakan sub pokok bahasan yang spesifik, tugas-tugas penyelidikan dan jadwal waktu. TAHAP 3
MEMBIMBING PENYELIDIKAN INDIVIDUAL/KELOMPOK
Penyelidikan dapat dilakukan secara mandiri maupun kelompok. Teknik penyelidikannya adalah: 1. Pengumpulan data dan eksperimen. Pada tahap ini, guru mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen mental atau eksperimen yang sesungguhnya sampai mereka benar- benar memahami dimensi-dimensi situasi masalah tersebut. Tujuannya adalah agar siswa mengumpulkan cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri. TAHAP 3 MEMBIMBING PENYELIDIKAN INDIVIDUAL/KELOMPOK
2. Berhipotesis, menjelaskan, dan memberikan pemecahan. Pada
tahap ini, guru mendorong siswa untuk mengeluarkan semua ide dan menerima sepenuhnya ide tersebut. Selanjutnya guru mengajukan pertanyaan yang membuat siswa memikirkan kelayakan hipotesis dan pemecahan mereka serta tentang kualitas informasi yang telah mereka kumpulkan. Guru seharusnya secara terus-menerus menunjang dan memodelkan pertukaran ide secara bebas dan mendorong mengkaji lebih dalam masalah tersebut jika dibutuhkan. Selain itu, guru sebaiknya juga membantu menyediakan bantuan yang dibutuhkan siswa. TAHAP 4
MENGEMBANGKA DAN MENYAJIKAN HASIL KARYA
Guru meminta beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil pemecahan masalah dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. Kegiatan ini berguna untuk mengetahui hasil sementara pemahaman dan penguasaan siswa terhadap masalah yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. TAHAP 5
MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PROSES
PEMECAHAN MASALAH Guru membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir mereka, di samping keterampilan penyelidikan dan keterampilan intelektual yang mereka gunakan. Selama tahap ini, guru meminta siswa untuk melakukan membangun kembali pemikiran dan aktifitas mereka selama tahap-tahap pembelajaran yang telah dilewatinya. STRATEGI PEMBELAJARAN PBM
Strategi pembelajaran dengan pemecahan masalah dapat diterapkan
(Wina Sanjaya, 2010 : 215): a. Manakala guru tidak hanya menginginkan agar siswa tidak hanya sekadar dapat mengingat materi pelajaran, akan tetapi menguasai dan memahami secara penuh. b. Apabila guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berpikir rasional siswa, yaitu kemampuan menganalisis, menerapkan pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi baru, mengenal adanya perbedaan antara fakta dan pendapat, serta mengembangkan kemampuan dalam membuat judgment secara objektif. c. Manakala guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah serta membuat tantangan intelektual siswa. d. Jika guru ingin mendorong siswa lebih bertanggungjawab dalam belajarnya. e. Jika guru ingin agar siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan kenyataan dalam kehidupannya (hubungan antara teori dengan kenyataan). KEUNTUNGAN IMPLEMENTASI PBM (1)
penyelesaian bermakna dari suatu masalah menjadi pencapaian
pemahaman yang sangat baik tantangan bagi siswa dan kepuasan yang besar dari proses penemuan pengetahuan barunya oleh mereka sendiri mendorong siswa untuk belajar secara aktif membantu siswa untuk belajar mentransfer pengetahuannya terhadap masalah dunia nyata membantu siswa lebih bertanggung jawab untuk membentuk dan mengarahkan kemandirian belajar mendorong mereka untuk menilai hasil dan proses belajarnya. KEUNTUNGAN IMPLEMENTASI PBM (2)
penyelesaian mereka harus dijelaskan dan dijustifikasi untuk
mengembangkan kemampuan dan kepercayaan siswa sendiri. Menampilkan konsep (pengetahuan) siswa merupakan suatu cara berpikir dan berbuat sesuatu sehingga memberi rasa pada diri. pengalaman belajar yang menarik dan memberi rasa senang (reward). Hadiah datang ketika siswa melihat proses dan hasil yang dicapainya dalam belajar (memecahkan masalah). mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan dalam mengadaptasi situasi Pembelajaran baru. membantu siswa mendorong siswa tertarik pada sesuatu secara alamiah. KEUNTUNGAN IMPLEMENTASI PBM (3)
mendorong siswa mengungkapkan kembali konsep-konsep
yang telah dipelajarinya dan mencoba untuk memahaminya mengevaluasi pemahamannya dan mengidentifikasi kekurangan-kekurangan yang ada dalam dirinya. membantu kemampuan siswa dalam menjustifikasi keputusan yang telah dibuatnya. menyediakan kesempatan bagi siswa mengaplikasikan pengetahuannya pengetahuannya dapat digunakan dalam menyelesaikan permasalahan dalam dunia nyata. masalah dunia nyata membantu siswa mengintegrasikan pengetahuan yang mereka peroleh dari hasil mempelajari berbagai subjek yang berbeda. KETERBATASAN DALAM PBM (1)
Jika siswa tidak tertarik dan percaya bahwa mereka dapat
menyelesaikan masalah, mereka mungkin malas untuk mencoba Kesuksesan pembelajaran melalui PBM memerlukan banyak persiapan masalah yang sesuai dengan tujuan pembelajaran memerlukan waktu dan perlu kehati-hatian. Jika siswa kurang paham dalam mencoba menyelesaikan masalah maka mereka tidak akan belajar apa yang kita inginkan mereka pelajari Karena siswa bekerja relatif independen dengan guru maka mereka mungkin tidak “menemukan” semua yang kita harapkan KETERBATASAN DALAM PBM (2)
Siswa yang tidak siap menggunakan strategi berpikirnya
mungkin tidak akan memperoleh kesimpulan. Jika kita tidak memonitornya maka kita tidak akan mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Beberapa siswa mempunyai gaya belajar berbeda, ada kemungkinan gaya belajar siswa kurang mengimbangi penggunaan pemecahan masalah TERIMA KASIH