Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN


BAHASA ARAB

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Turuq Ta’lim al-Lughah al-‘Arabiyyah

Dosen Pengampu
Dr. Naifah, M.Si

OLEH
RAMADINA FATIMATUZZAHRO (2203026152)
VENUS APRILIA (2203026167)

PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALI SONGO SEMARANG
BAB I
ABSTRAK
Pembelajaran bahasa Arab berbeda dengan pembelajaran bahasa Indonesia yang
mayoritas lebih mudah dipahami oleh masyarakat Indonesia. Selain karena bahasa Arab
merupakan bahasa asing yang bagi sebagian orang lumayan sulit untuk dipahami, cara
penyampaian materi atau media pembelajaran yang digunakan juga mempengaruhi proses dan
hasil dari sebuah pembelajaran.

Metode pembelajaran merupakan sebuah strategi yang memuat tata cara atau model suatu
pembelajaran. Sebuah metode pembelajaran banyak sekali macamnya, oleh karena itu seorang
pendidik hendaknya lebih terampil dalam memilih metode pembelajaran yang akan digunakan.

Metode pembelajaran menjadi salah satu aspek penting dalam tercapainya kesuksesan
dalam belajar. Tanpa metode pembelajaran yang sesuai, terkadang tujuan atau hasil pembelajaran
sulit untuk dicapai. Metode pembelajaran yang digunakan dalam belajar harus sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Salah satu metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran adalah Problem
Based Learning (PBL) dimana dalam pembelajaran tersebut menyuguhkan berbagai situasi
masalah yang autentik dan bermakna kepada siswa. Dengan hal itu, masalah tersebut bisa
digunakan sebagai bahan investigasi dan penyelidikan siswa. Dengan kata lain, PBL adalah
pembelajaran berbasis masalah.

Dengan adanya metode ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa serta
mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mampu memecahkan
masalah yang diberikan.

2
BAB I I
PEMBAHASAN

A. Sejarah Metode PBL

Istilah PBL pertama kali dikenalkan oleh Don Woods berdasarkan penelitiannya
dengan para mahasiswa kimia di Universitas Mc Master di Kanada pada tahun 1960an.
Selanjutnya, PBL populer digunakan di seluruh dunia dan dikenal sebagai metode
pembelajaran dari sekolah kesehatan Universitas Mc Master yang memiliki filosofi dasar
dengan tiga visi utama.1

Strategi ini dikembangkan sebagai respon atas fakta bahwa para dokter muda
yang baru lulus dari sekolah kedokteran itu memiliki pengetahuan yang sangat kaya,
tetapi kurang memiliki keterampilan yang memadai untuk memanfaatkan pengetahuan
tersebut dalam praktek sehari-hari. Perkembangan selanjutnya, PBL secara lebih luas
diterapkan di berbagai mata pelajaran di sekolah maupun perguruan tinggi.2

B. Pengertian PBL

Problem Based Learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang


mengorientasikan siswa kepada masalah-masalah nyata di setiap awal pembelajaran
dan menuntut siswa aktif berdiskusi dan melakukan investigasi untuk menyelesaikan
masalah-masalah tersebut.3
Model ini bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu
yang harus dipelajari siswa untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berpikir
kritis dan pemecahan masalah serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep
penting dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa
mencapai keterampilan mengarah diri. Pembelajaran berbasis masalah,

1 Tantri Mayasari and others, ‘APAKAH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN
PROJECT BASED LEARNING MAMPU MELATIHKAN KETERAMPILAN ABAD 21?’, Jurnal Pendidikan Fisika
Dan Keilmuan (JPFK), 2.1 (2016), vol. 02 <https://doi.org/10.25273/jpfk.v2i1.24>.
2 Muhammad Hosnan, Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21: Kunci Suksees
Implementasi Kurikulum 2013, Bogor, 2014, p. 295.
3 Bukhori dan Heri Retnawati, Perangkat Pembelajaran Matematika Problem Based Learning, Yogyakarta : Parama
Publishing, 2017, hlm. 4.

3
penggunaannya di dalam tingkat berpikir yang lebih tinggi, dalam situasi
berorientasi pada masalah, termasuk bagaimana belajar.4
Metode ini lebih mengarah pada student center, peserta didik lebih memiliki
andil dalam mengontrol pembelajaran, sedangkan guru sebagai fasiliator, motivator,
dan pengamat. Metode PBL ini dirancang untuk membangun pola pikir kritis peserta
didik dalam menemukan dan menggunakan sumber daya yang sesuai untuk belajar.5
Pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang
berorientasi pada kerangka kerja teoritik konstruktivisme. Dalam model
pembelajaran berbasis masalah , fokus pembelajaran ada pada masalah yang dipilih
sehingga siswa tidak saja mempelajari konsep-konsep yang berhubungan dengan
masalah tetapi juga metode ilmiah untuk memecahkan masalah tersebut. Oleh sebab
itu, siswa tidak saja harus memahami konsep yang relevan dengan masalah yang
menjadi pusat perhatian, tetapi juga memperoleh pengalaman belajar yang
berhubungan dengan keterampilan menerapkan metode ilmiah dalam pemecahan
masalah dan menumbuhkan pola berpfikir kritis.6

C. Ciri dan Karakteristik

Sebagaimana metode-metode pembelajaran yang lainnya, metode pembelajaran PBL


juga memiliki karakteristik atau ciri-ciri dari metode itu sendiri yang membedakannya
dengan metode-metode pembelajaran yang lainnya.

Adapun ciri-cirinya adalah :

a. Model pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas


pembelajaran, artinya implementasi PBL ada sejumlah kegiatan yang harus
dilakukan siswa. PBL tidak mengharapkan siswa hanya sekedar
mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, tetapi
melalui PBL siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data,
dan akhirya menyimpulkan.

4 Hosnan, p. 296.
5 Marinda Noviani, Penerapan Kombinasi Metode Problem Based Learning dan Metode Information Search dalam
Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah(MA), Procceding AEC: Arabic Education Conference, 2021.
6 Jumanta Hamdayama, Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter, Bogor , 2015, hlm.210.

4
b. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. PBL
menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya,
tanpa masalah maka tidak mungkin ada proses pembelajaran.
c. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah adalah
proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan dengan
sistematis dan empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui
tahapan-tahapan tertentu sedangkan empiris artinya proses penyelesaian
masalah didasarkan pada fakta dan data yang jelas.

Pembelajaran berbasis masalah memiliki karakteristik: (1) Belajar dimulai dengan


satu masalah, (2) Memastikan bahwa masalah tersebut berhubungan dengan dunia
nyata siswa (3) Mengorganisasikan pelajaran seputar masalah, bukan seputar disiplin
ilmu, (4) Memberikan tanggung jawab yang besar kepada siswa dalam membentuk
dan menjalankan secara lansung proses belajar mereka sendiri, (5) Menggunakan
kelompok kecil, dan (6) Menuntut siswa untuk mendemonstrasikan yang telah
mereka pelajari dalam bentuk produk atau kinerja.7

D. Tujuan

Tujuan dari metode PBL adalah membantu peserta didik melibatkan materi
dengan kehidupan nyata, peserta didik mampu mempelajari banyak hal tentang kaidah
belajar mereka dengan mengembangkan kemahiran dalam menarik kesimpulan dari
permasalahan, dan untuk meningkatkan pola pikir kritis peserta didik dalam memperoleh
dan menggunakan sumber daya yang sesuai untuk belajar.
Metode ini bertujuan untuk membantu mengembangkan keterampilan berpikir dan
kreatifitas siswa dalam mengatasi masalah, belajar menjadi peranan seorang dewasa yang
identik dengan menjadi pembelajar mandiri, mendorong siswa untuk menjadi orang yang
bertanggung jawab dan dapat bekerjasama dengan yang lain. Selain itu, metode ini juga
sebagai ajang bagi siswa untuk belajar mandiri dan pendidik hanya sebagai pengamat,
memberikan kebebasan berekspresi kepada siswa untuk menentukan apa yang ingin ia
pelajari terlebih dahulu, melatih komunikasi siswa, dan juga sebagai refleksi siswa untuk

7 Jumanta Hamdayama, Op. Cit, hlm. 209-210.

5
mengemukakan atau menceritakan kembali pengalaman belajar yang telah mereka
peroleh.
Dengan kata lain, tujuan dari metode PBL adalah melatih siswa untuk
mengembangkan daya kritisnya dalam memecahkan dan meyimpulkan cara penyelesaian
dari masalah yang telah diberikan.

E. Langkah- langkah Penerapan PBL

Langkah Pembelajaran Aktivitas Pembelajaran


Fase 1: Guru menyajikan permasalahan nyata melalui
Mengorientasikan gambar, Video serta memotivasi siswa untuk
siswa pada masalaah melakukan pemecahan masalah. Siswa pada tahapan
ini melakukan pengamatan terhadap masalah yang
disajikan.

Fase 2: Siswa dalam kelompok kecil merancang langkah


Mengorganisasikan penyelesaian permasalahan dengan mengumpulkan
siswa untuk belajar informasi yang dibutuhkan melalui pengamatan yang
telah dilakukan. Guru membimbing siswa menyusun
pertanyaan dan rencana penyelesaian terhadap
permasalahan melalui panduan berupa lembar
kegiatan. Siswa menyusun pertanyaan terhadap
permasalahan yang diamati.

Fase 3: Siswa dengan kelompoknya mengumpulkan


Membimbing informasi untuk melakukan penyelidikan terhadap
permasalahan yang disajikan melalui data-data atau
penyelidik informasi yang telah dikumpulkan. Data yang
individual atau dikumpulkan diolah untuk menentukan penyelesaian
kelompok permasalahan melalui penyelidikan. Guru
membimbing siswa melaksanakan penyelesaian untuk
mendapatkan solusi dari permasalahan.

Fase 4: dan Siswa mengomunikasikan hasil dari solusi

6
Mengembangkan permasalahan yang telah diperoleh didepan kelas atau
menyajikan hasil pada kelompok lain.
karya
Fase 5: Siswa melakukan evaluasi atau tinjauan terhadap hasil
yang telah diperoleh. Pada tahapan ini guru
Menganalisis dan membimbing siswa dalam membuat kesimpulan akhir.8
mengevaluasi proses
pemecahan masalah

8 Bukhori dan Heri Retnawati, Op. Cit., hlm.5

7
F. Kelebihan dan Kelemahan

Setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing


yang menentukan apakah model pembelajaran tersebut pantas untuk digunakan pada
situasi tertentu atau lebih baik tidak digunakan melihat kekurangan yang dimikinya.
Berikut adalah kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran PBL

Kelebihan model pembelajaran Problem Based Learning

- Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah


dalam situasi nyata.
- Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri
melalui aktivitas belajar.
- Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada
hubungannya tidak perlu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi
beban siswa dengan menghafal atau menyimpan informasi.
- Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok.
- Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan, baik dari
perpustakaan, internet, wawancara dan observasi.
- Siswa memiliki kemampuan menilai kemampuan belajarnya sendiri.
- Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dan
kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka.
- Kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja
kelompok dalam bentuk peer teaching.

2. Kelemahan
- PBL tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian
guru berperan aktif dalam menyajikan materi. PBL lebih cocok untuk
pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya
dengan pemecahan masalah.
- Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi
akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas.

8
G. Hasil Diskusi

Setelah membaca banyak referensi dan mengamati lebih jauh mengenai metode
pembelajaran Problem Based Learning (PBL), kami dapat menuliskan hasil diskusi kami.

PBL yang merupakan metode pembelajaran berbasis masalah adalah menggunakan


masalah menjadi titik utamanya. Dimana semua kegiatan pembelajaran adalah bertujuan
untuk menyelesaikan dan memecahkan masalah yang diberikan oleh pendidik. Metode
tersebut disebut juga dengan metode kreatif karena siswa dituntut untuk dapat berkreasi
sesuka hatinya untuk dapat memecahkan sebuah masalah.

Metode pembelajaran PBL banyak sekali manfaatnya karena berorientasi pada


mengasah kemampuan untuk memunculkan sifat kritis dalam diri siswa, meningkatkan
percaya diri akan hasil karya yang dibuatnya. Melatih kerja sama antar anggota sesama
kelompok juga menjadi salah satu tujuan dan manfaat dari motode pembelajaran ini.

Sebagaimana kita tahu, kerja sama bukanlah hal yang mudah untuk dibangun, sebab
sebagian siswa ada yang lebih memilih untuk melakukan semua hal yang menjadi tujuannya
sendiri tanpa mau siswa lain terlibat dalam proses pewujudan tujuannya. Dengan adanya
metode PBL ini, sebagian siswa yang memilih sendiri tersebut dituntut untuk melibatkan
siswa lain dalam proses pewujudan tujuan tersebut, sehingga munculah rasa kerja sama antar
siswa.

Metode pembelajaran ini terkesan menyenangkan karena siswa diberikan kebebasan


seluas-luasnya untuk belajar secara mandiri tanpa guru sebagai center pembelajaran. Para
siswa bebas untuk memikirkan bagaimana cara menyelesaikan suatu masalah secara mandiri
dan juga bebas membuat proyek apapun yang ingin dibuatnya.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Model pembelajaran banyak sekali macamnya, diantaranya yaitu Problem Based


Learning (PBL). Model pembelajaran tersebut menitik beratkan pembelajaran kepada
kinerja siswa. Siswa menjadi center dalam model pembelajaran yang dilakukan.
Dalam model pembelajaran PBL siswa disajikan sebuah masalah untuk dapat
dipecahkan sendiri oleh siswa. Project Based Learning adalah metode pembelajaran yang
dapat diterapkan pada semua jenjang pendidikan. Dalam metode pembelajaran ini
pendidik berperan sebagai fasiliator. Project Based Learning bertujuan untuk menemukan
pemecahan masalah, disamping itu juga agar peserta didik mempelajari konsep cara
pemecahan masalah dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
Langkah penerapan dari metode PBL adalah menentukan masalah, mencari
sumber-sumber masalah, mengidentifikasi masalah, mencari cara untuk menyelesaikan
masalah, dan yang terakhir adalah menyimpulkan cara pemecahan masalah.
Tujuan dari model pembelajaran ini adalah untuk memotivasi, mengembangkan
daya fikir kreatif siswa, mengembangkan kemampuan memecahkan masalah siswa, serta
memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran dan membuat
peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah proyek yang kompleks dengan hasil
produk nyata.
Kelebihan dari metode PBL salah satunya adalah realistis dengan kehidupan
siswa dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Adapun kelemahannya adalah sulitnya
mencari objek masalah dan lamanya proses dalam menganalisis serta memecahkan
masalah.

10
DAFTAR PUSTAKA

Bukhori, Heri Ratnawati. (2017). Perangkat Pembelajaran Matematika Problem Based Learning.
Yogyakarta: Parama Publishing.

Fauzan, maulana arafat lubis, Perencaaan Pembelajaran Di SD/MI, Kencana, 2020

Hosnan, Muhammad, Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21: Kunci
Suksees Implementasi Kurikulum 2013, Bogor, 2014

Mayasari, Tantri, Asep Kadarohman, Dadi Rusdiana, and Ida Kaniawati, ‘APAKAH MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED
LEARNING
MAMPU MELATIHKAN KETERAMPILAN ABAD 21?’, Jurnal Pendidikan Fisika Dan
Keilmuan (JPFK), 2.1 (2016) <https://doi.org/10.25273/jpfk.v2i1.24>

Safitri, Y. F., H. A. Melati, and I. Lestari, ‘Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis
Project Based Learning Pada Materi Perubahan Fisika Dan Kimia’, Jurnal Pendidikan Dan
Pembelajaran Khatulistiwa, 9.9 (2020)

Suciani, Tititri, Elly Lasmanawati, and Yulia Rahmawati, ‘Pemahaman Model Pembelajaran
Sebagai Kesiapan Praktik Pengalaman Lapangan (Ppl) Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Tata Boga’, Media Pendidikan, Gizi, Dan Kuliner, 7.1 (2018)

Sutrisna, Gede Billy Bagiarta, I Wayan Sujana, and Ni Nyoman Ganing, ‘PENGARUH MODEL
PROJECT BASED LEARNING BERLANDASKAN TRI HITA KARANA TERHADAP
KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS’, Jurnal Adat Dan Budaya Indonesia, 1.2 (2020)
<https://doi.org/10.23887/jabi.v2i2.28898>

11

Anda mungkin juga menyukai