Disusun oleh :
Kelas A
PENGERTIAN
Problem Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merupakan
salah satu model pembelajaran yang dapat menolong siswa untuk meningkatkan keterampilan
yang dibutuhkan pada era globalisasi saat ini. Problem based learning (PLB) dikembangkan
untuk pertama kali oleh Prof. Howard Barrows sekitar tahun 1970-an dalam pembelajaran
ilmu media di McMaster University Canada (Amir, 2009,h.124). Model pembelajaran ini
menyajikan suatu masalah yang nyata bagi siswa sebagai awal pembelajaran kemudian
diselesaikan melalui penyelidikan dan diterapkan dengan menggunakan pendekatan
pemecahan masalah.
1. Menurut Barbara J. Duch (1996), Problem Based Learning (PBL) adalah satu model
yang ditandai dengan penggunaan masalah yang ada di dunia nyata untuk melatih
siswa berfikir kritis dan terampil memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan
tentang konsep yang penting dari apa yang dipelajari
2. Menurut Arends Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu pendekatan
pembelajaran dimana siswa dihadapkan pada masalah auntentik (nyata) sehingga
diharapkan mereka dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkan
kembangkan keterampilan tinggat tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan
meningkatkan kepercayaan dirinya.
3. Menurut Glazer mengemukakan Problem Based Learning merupakan suatu strategi
pengajaran dimana siswa secara aktif dihadapkan pada masalah kompleks dalam
situasi nyata.
Dari beberapa uraian mengenai pengerian Problem Based Learnign dapat disimpulkan
bahwa Problem Based Learning merupkan model pembelajaran yang menghadapkan siswa
pada masalah dunia nyata (real world) untuk memulai pembelajaran dan merupakan salah
satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa.
Problem Based Learning adalah pengembangan kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam
kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut siswa mendapatkan pengetahuan
yang penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi
belajar sendiri serta kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya
menggunakan pendekatan sistemik untuk memecahkan masalah atau tantangan yang
dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Model Problem Based learning bercirikan penggunaan masalah kehidupna nyata sebagai
suatu yang harus dipelajari siswa. Dengan model Problem Based Learning diharapkan siswa
mendapat lebih banyak kecakapan daripada pengetahuan yang dihafal. Mulai dari kecakapan
memecahkan masalah, kecakapan berpikir kritis, kecakapan ekerja dalam kelompok,
kecakapan interpersonal dan komunikasi, serta kecakapan pencarian dan pengolahan
informasi .
Savery, Duffy, thomas (1995) mengemukakan dua hal yang harus dijadikan pedoman dalam
menyajikan permasalahan. Pertama, permasalahan harus sesuai dengan konsep dan prinsip
yang akan dipelajari. Kedua, permasalahan yang disajikan adalah permasalahan riil, artinya
masalah itu nyata ada dalam kehidupan sehari-hari siswa.
Sehingga dapat disimpulkan, bahwa dalam Problem Based Learning pembelajarannya lebih
mengutamakan proses belajar, dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu
siswa mencapai keterampilan mengarahkan diri. Guru dalam model ini berperan sebagai
penyaji masalah, penanya, mengadakan dialog, membantu menemukan masalah, dan pemberi
fasilitas pembelajaran. Selain itu, guru memberikan dukungan yang dapat meningkatkan
pertumbukan inkuiri dan intelektual siswa. Model ini hanya dapat terjadi jika guru dapat
menciptakan lingkungan kelas yang terbuka dan membimbing pertukaran gagasan.
Landasan teori PMB adalah kolaborativisme, suatu pandangan yang berpendapat bahwa
siswa akan menyusun pengetahuan dengan cara membangun penalaran dari semua
pengerahuan yang sudah dimilikinya dan dari semua yang diperoleh sebagai hasil kegiatan
berinteraksi dengan sesama individu. Hal tersebut juga menyiratkan bahwa proses
pembelajaran berpindah dari transfer informasi fasilitator siswa ke proses konstruksi
pengetahuan yang sifatnya sosial dan individual. Menurut paham konstruktivisme, manusia
hanya dapat memahami melalui segara sesuatu yang dikonstruksinya sendiri.
PMB memiliki gagasan bahwa pembelajaran dapat dicapai jika kegiatan pendidikan
dipusatkan pada tugas-tugas atau permasalahan yang otentik, relevan, dan dipresentasikan
dalam suatu konteks. Cara tersebut bertujuan agar siswa memiliki pengalaman sebagaimana
nantinya mereka hadapi di kehidupan profesionalnya. Pengalaman tersebut sangat penting
karena pembelajaran yang efektif dimulai dari pengalaman yang konkrit. Pertanyaan,
pengalaman, formulasi, serta penyusunan konsep tentang permasalahan yang mereka
ciptakan sendiri merupakan dasar untuk pembelajaran.
Ciri yang paling utama dari model pembelajaran Problem Based Learning yaitu
dimunculkannya masalah pada awal pembelajarannya. Menurut Arend, berbagai
pengembangan pengajaran beersasarkan masalah telah memberikan model pengajaran itu
memiliki karakteristik sebagai berikut ;
Adapun beberapa karaktristik proses Problem Based Learning menurut Tan diantaranya :
Dari beberapa penjelasan mengenai karakteristik proses Problem Based Learning dapat
disimpulkan bahwa tiga unsur yang esensial dalam proses Problem Based Learning yaitu
adanya suatu permasalahan, pembelajaran berpusat pada siswa, dan belajar dalam kelompok
kecil.
Pelaksanaan model Problem Based Learning terdiri dari 5 tahap proses, yaitu :
Tahap pertama, adalah proses orientasi peserta didik pada masalah. Pada tahap ini guru
menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, memotivasi peserta
didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah, dan mengajukan masalah.
Tahap kedua, mengorganisasi peserta didik. Pada tahap ini guru membagi peserta didik
kedalam kelompok, membantu peserta duduk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah.
Tahap ketiga, membimbing penyelidikan individu maupun kelompok. Pada tahap ini guru
mendorong peserta didik untuk mengumpulkan indormasi yang dibutuhkan, melaksanakan
eksperimen dan penyelidikan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
Tahap keempat, mengembangkan dan menyajikan hasil. Pada tahap ini guru membantu
peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan laporan, dokumentasi, atau model, dan
membantu mereka berbagi tugas dengan sesama temannya.
Tahap kelima, menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil pemecahan masalah. Pada
tahap ini guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
proses dan hasil penyelidikan yang mereka lakukan. Kelima tahap yang dilakukan dalam
pelaksanaan model Problem Based Learning ini selengkapnya dapat disimpulkan melalui
tabel 2.1 yang dapat dilihat di bawah ini :
Adapun menurut Barret (2005) langkah langkah pelaksanaan PMB (Pembelajaran Berbasis
Masalah) adalah :
1. Siswa diberi masalah oleh guru (atau permasalahan diungkapkan dari pengalaman
siswa)
2. Siswa melakukan diskusi dalam kelompok kecil dan melakukan hal-hal berikut :
Mengklarifikasikan kasus permasalahan yang diberikan
Mendefinisikan masalah
Melakukan tukar pikiran berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki
Menetapkan hal-hal yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah
Menetapkan hal-hal yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah
3. Siswa melakukan kajian secara independen berkaitan dengan masalah yang harus
diselesaikan. Mereka dapat melakukannya dengan cara mencari sumber di
perpustakaan, database, internet, sumber personal atau melakukan observasi
4. Siswa kembali ke kelompok PBM semula untuk melakukan tukar informasi,
pembelajaran teman sejawat, dan bekerjasama dalam menyelesaikan masalah.
5. Siswa menyajikan solusi yang mereka temukan
6. Siswa dibantu guru melakukan evaluasi berkaitan dengan seluruh kegiatan
pembelajaran. Hal ini meliputi sejauhmana pengetahuan yang sudah diperoleh oleh
siswa serta bagaimana peran masing-masing siswa dalam kelompok.
Peran guru sebagai fasilitator sangat penting karena berpengaruh kepada proses belajar siswa.
Walaupun siswa lebih banyak belajar sendiri tetapi guru juga memiliki peranan yang sangat
penting. Peran guru sebagai tutor adalah memantau aktivitas siswa, memfasilitasi proses
belajar dan menstimulansi siswa dengan bertanya. Guru harus mengetahui dengan baik
tahapan kerja siswa baik aktivitas fisik ataupun tahapan berpikir siswa.
b. Kelemahan
1. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa
enggan untuk mencobanya.
2. Untuk sebagian siswa beranggapan bahwa tanpa pemahaman mengenai materi
yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah mengapa mereka harus berusaha
untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka akan belajar
apa yang mereka ingin pelajari.
Selain itu ada beberapa pendapat yang menjelaskan bahwa beberapa kelebihan dalam
penerapan metode Pembelajaran Problem Based Learning antara lain:
Pada tahap ini, pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan
aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Hal ini sangat penting untuk memberikan
motivasi agar peserta didik dapat mengetahui pembelajaran yang akan dilakukan.
Kegiatan pembelajaran yang dimungkinkan adalah sebagai berikut.
(i) (ii)
i. Jika pada susunan kursi baris pertama akan diisi 4 kursi, baris kedua diisi 6 kursi,
baris ketiga diisi 8 kursi, dan seterusnya setiap baris ke belakang bertambah 2
kursi, berapakah banyaknya kursi yang dibutuhkan jika susunan kursi yang
dibentuk ada 12 baris, 15 baris, dan 20 baris? Dapatkah kamu membuat rumus
untuk memprediksikan banyak kursi yang dibutuhkan dalam gedung
pertunjukkan tersebut jika terdapat n baris?
ii. Jika pada susunan kursi baris pertama akan diisi 7 kursi, baris kedua diisi 9 kursi,
baris ketiga diisi 11 kursi, dan seterusnya setiap baris ke belakang bertambah 2
kursi, berapakah banyaknya kursi yang dibutuhkan jika susunan kursi yang
dibentuk ada 10 baris, 12 baris, dan 15 baris? Dapatkah kamu membuat rumus
untuk memprediksikan banyak kursi yang dibutuhkan dalam gedung
pertunjukkan tersebut jika terdapat n baris?
Pada tahap ini aktivitas utama guru adalah membantu peserta didik untuk belajar
(mengorganisasikan peserta didik untuk belajar yang berhubungan dengan masalah
yang diberikan). Kegiatan pembelajaran yang dimungkinkan adalah:
a. Guru mengelompokkan peserta didik dalam kelompok kecil yang terdiri atas 45
orang.
b. Guru memberi tugas kelompok untuk menyelesaikan masalah yang diberikan
dengan melalui diskusi kelompok.
c. Guru memberi kesempatan kepada kelompok untuk membaca buku peserta didik
atau sumber lain atau melakukan penyelidikan guna memperoleh informasi yang
berkaitan dengan masalah yang diberikan.
Pada tahap ini, guru membimbing peserta didik dalam memecahkan masalah melalui
penyelidikan individu maupun kelompok. Kegiatan pembelajaran yang dimungkinkan
sebagai berikut.
Pada tahap ini guru dapat membimbing peserta didik untuk mengembangkan hasil
penyelidikannya dan meminta peserta didik mempresentasikan hasil temuannya.
Kegiatan pembelajaran yang dimungkinkan sebagai berikut.
5. Tahap ke-5 (fase 5), menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Pada tahap ini guru memandu/memfasilitasi peserta didk untuk menganalisa dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah yang diperolehnya. Kegiatan pembelajaran
yang dimungkinkan sebagai berikut.
KESIMPULAN
Pendidikan seharusnya dapat membekali siswa dengan kemampuan-kemampuan
yang memungkinkan mereka dapat menghadapi dan menyelesaikan permasalahan
dalam kehidupan nanti. Sementara itu, pembelajaran yang dilakukan di sekolah
cenderung hanya sebagai transfer informasi dan pengetahuan yang diberikan oleh
guru sebagai transfer dominan. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat
dilakukan adalah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based
Learning (PBL).
PBM lebih menitik beratkan kepada siswa sebagai pembelajar serta terhadap
permasalahan otentik dan relevan untuk dipecahkan dengan menggunakan seluruh
pengetahuan yang dimiliki atau sumber-sumber lainnya. Dalam PBM, siswa dituntut
untuk mampu bekerja secara kelompok untuk mencapai hasil bersama. Dimulai dari
pendefinisian masalah, kemudian siswa melakukan diskusi untuk menyamakan
persepsi tentang permasalahan serta menetapkan tujuan dan target yang harus dicapai.
Setelah itu siswa mencari bahan-bahan dari sumber-sumber di perpustakaan, internet,
atau melalui observasi
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya, Wina (2007). Kajian Kurikulum dan Pembelajaran. SPs UPI : Bandung
Barret, Terry (2005). Understanding Problem Based Learning. [online].Tersedia :
http://[22–03-2007]
Waters, R and McCracken, M.( -).Assessment and Evaluation In Problem Based
Learning. Georgia Intitute of Technoloy : Georgia. [online]. Tersedia : http:// [22 – 03 -2007]
Miao, Yongwu et.al. (-).PBL-protocols: Guiding and Controlling Problem Based
Learning Processes in Virtual Learning Environment. GMD : Darmstad.[online]. Tersedia :
http://[22-03-2007]
Liu, Min. (2005). Motivating Students Through Problem-based Learning. University of Texas
:Austin.[online].Tersedia:http://[22-03-2007]
Sudarman. (2007). Problem Based Learning : Suatu Model Pembelajaran untuk
Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan
masalah. Dalam Jurnal Pendidikan Inovatif [online], Vol 2 (2), 6
halaman. Tersedia : http:// [14-12-2007]
http://www.scribd.com/doc/77893287/Metode-Pembelajaran-Problem
Solving-Dan-Problem-Based-Learning, diakses 24 mei 2016)
http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/artikel/2014/03/25/contoh-penerapan-model-
pembelajaran-berbasis-masalah-matematika-smp-kelas-vii/