Anda di halaman 1dari 8

Selain dari kegiatan belajar, dalam proses pembelajaran terdapat pula kegiatan

mengajar yang dilakukan oleh guru terhadap siswanya, hal ini sesuai dengan yang
dinyatakan (Ibrahim, 2003:27) bahwa “Mengajar merupakan upaya yang dilakukan
oleh guru agar siswa belajar”. Di dalam mengajar guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berbuat dan berpikir aktif lebih banyak sehingga proses belajar
mengajar yang berlangsung tidak terpusat pada guru tetapi terpusat kepada siswa.
A. Matematika Luar Kelas (outdoor mathematic )
Pendidikan luar kelas merupakan aktivitas luar sekolah yang berisi kegiatan di
luar kelas/sekolah dan di alam bebas lainnya, seperti: bermain di lingkungan sekolah,
taman, perkampungan pertanian/ nelayan, berkemah, dan kegiatan yang bersifat
kepetualangan, serta pengembangan aspek pengetahuan yang relevan (Komarudin,
2007). Pendidikan luar kelas tidak sekedar memindahkan pelajaran ke luar kelas,
tetapi dilakukan dengan mengajak siswa menyatu dengan alam dan melakukan
beberapa aktivitas yang mengarah pada terwujudnya perubahan perilaku siswa
terhadap lingkungan melalui tahap-tahap penyadaran, pengertian, perhatian,
tanggungjawab dan aksi atau tingkah laku. Aktivitas luar kelas dapat berupa
permainan, cerita, olahraga, eksperimen, perlombaan, mengenal kasus-kasus
lingkungan di sekitarnya dan diskusi penggalian solusi, aksi lingkungan, dan jelajah
lingkungan.
Kegiatan matematika luar kelas sangat cocok diterapkan pada sekolah,
karena siswa bisa belajar dan melihat langsung objek pembelajaran yang ada
dengan menerapkan konsep belajar sambil bermain. Pada konsep ini siswa lebih
bisa mengemukakan pendapatnya dan mengembangkan kreatifitas dalam berfikir.
Menurut (Van De Henvel – Panhuizen, 2000), bila anak belajar matematika
menyatu dengan kehidupan mereka sehari-hari maka anak akan mudah mengingat
konsep pembelajaran tersebut. Jadi, pembelajaran luar kelas mempunyai pengar

4
D. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
1. Pengertian Model Pembelajaran Based Learning (PBL)
Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran
yang dapat menolong siswa untuk meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan pada
pada era globalisasi saat ini. Problem Based Learning (PBL) dikembangkan untuk
pertama kali oleh Prof. Howard Barrows sekitar tahun 1970-an dalam pembelajaran
ilmu medis di McMaster University Canada (Amir, 2009 ; 124). Model pembelajaran
ini menyajikan suatu masalah yang nyata bagi siswa sebagai awal pembelajaran
kemudian diselesaikan melalui penyelidikan dan diterapkan dengan menggunakan
pendekatan pemecahan masalah. Beberapa definisi tentang Problem Based.
Adapun Pengertian model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menurut
beberapa ahli :
1. Menurut (Duch, 1995 ; 201), Problem Based Learning (PBL) merupakan
model pembelajaran yang menantang siswa untuk “belajar bagaimana
belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan
dunia nyata. Masalah ini digunakan untuk mengikat siswa pada rasa ingin tahu
pada pembelajaran yang dimaksud.
2. Menurut Arends (Trianto, 2007 ; 68), Problem Based Learning (PBL)
merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa dihadapkan pada
masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan mereka dapat menyusun
pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan tingkat tinggi
dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan dirinya.
3. Menurut (Glazer, 2001 ; 89 ), mengemukakan Problem Based Learning
merupakan suatu strategi pengajaran dimana siswa secara aktif dihadapkan
pada masalah kompleks dalam situasi yang nyata.

Dari beberapa uraian mengenai pengertian Problem Based Learning dapat


disimpulkan bahwa Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang
menghadapkan siswa pada masalah dunia nyata (real world) untuk memulai

7
pembelajaran dan merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat
memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. Problem Based Learning adalah.
memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. Problem Based Learning adalah
pengembangan kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang
masalah-masalah yang menuntut siswa mendapatkan pengetahuan yang penting,
membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar
sendiri serta kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya
menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau tantangan
yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

Model Problem Based Learning bercirikan penggunaan masalah kehidupan


nyata sebagai suatu yang harus dipelajari siswa. Dengan model Problem Based
Learning diharapkan siswa mendapatkan lebih banyak kecakapan daripada
pengetahuan yang dihafal. Mulai dari kecakapan memecahkan masalah, kecakapan
berpikir kritis, kecakapan bekerja dalam kelompok, kecakapan interpersonal dan
komunikasi, serta kecakapan pencarian dan pengolahan informasi (Amir, 2007 ; 35).
(Savery, Duffy, dan Thomas, 1995) mengemukakan dua hal yang harus
dijadikan pedoman dalam menyajikan permasalahan. Pertama, permasalahan harus
sesuai dengan konsep dan prinsip yang akan dipelajari. Kedua, permasalahan yang
disajikan adalah permasalahan riil, artinya masalah itu nyata ada dalam kehidupan
sehari-hari siswa.
Sehingga dapat disimpulkan, bahwa dalam Problem Based Learning
pembelajarannya lebih mengutamakan proses belajar, dimana tugas guru harus
memfokuskan diri untuk membantu siswa, mencapai keterampilan mengarahkan diri.
Karakteristik Model Problem Based Learning (PBL)
Ciri yang paling utama dari model pembelajaran Problem Based Learning yaitu
dimunculkannya masalah pada awal pembelajarannya.. Menurut Arends (Trianto, 2007
; 68 ), berbagai pengembangan pengajaran berdasarkan masalah telah memberikan
model pengajaran itu memiliki karakteristik sebagai berikut :

8
a. Pengajuan pertanyaan atau masalah
1. Autentik, yaitu masalah harus berakar pada kehidupan dunia nyata siswa dari
pada berakar pada prinsip-prinsip disiplin ilmu tertentu.
2. Jelas, yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti tidak menimbulkan
masalah baru bagi siswa yang pada akhirnya menyulitkan penyelesaian siswa.
3. Mudah dipahami, yaitu masalah yang diberikan harusnya mudah dipahami
siswa dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.
4. Luas dan sesuai tujuan pembelajaran. Luas artinya masalah tersebut harus
mencakup seluruh materi pelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan waktu,
ruang, dan sumber yang tersedia.
5. Bermanfaat, yaitu masalah tersebut bermanfaat bagi siswa sebagai pemecah
masalah dan guru sebagai pembuat masalah.
b. Berfokus pada keterkaitan disiplin dan ilmu.
Masalah yang diajukan hendaknya melibatkan berbagai disiplin ilmu
c. Penyelidikan autentik (nyata)
Dalam penyelidikan siswa menganalisis dan merumuskan masalah,
mengembangkan dan meramalkan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis
informasi, melakukan eksperimen, membuat kesimpulan, dan menggambarkan
hasil akhir.
d. Menghasilkan produk dan memamerkannya
Siswa bertugas menyusun hasil belajarnya dalam bentuk karya dan memamerkan
hasil karyanya.
e. Kolaboratif
Pada model pembelajaran ini, tugas-tugas belajar berupa masalah diselesaikan
bersama-sama antar siswa.

Adapun beberapa karakteristik proses Problem based learning menurut (Tan Amir,
2007 ; 23 ) diantaranya :

9
1. Masalah yang digunakan sebagai alawal pembelajaran.
2. Biasanya, masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang
disajikan secara mengambang.
3. Masalah biasanya menuntut perspektif majemuk. Solusinya menuntut siswa
menggunakan dan mendapatkan konsep dari beberapa ilmu yang sebelumnya
telah diajarkan atau lintas ilmu ke bidang lainnya.
4. Masalah membuat siswa tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di ranah
pembelajaran yang baru.
5. Sangat mengutamakan belajar mandiri (self directed learning).
6. Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber
saja.
7. Pembelajarannya kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif. Siswa bekerja
dalam kelompok, berinteraksi, saling mengajarkan (peer teaching), dan
melakukan presentasi.

Dari beberapa penjelasan mengenai karakteristik proses Problem Based


Learning dapat disimpulkan bahwa tiga unsur yang esensial dalam proses Problem
Based Learning yaitu adanya suatu permasalahan, pembelajaran berpusat pada siswa,
dan belajar dalam kelompok kecil.

2. Tahap-tahap dalam Problem Based Learning (PBL)


(Arends, 2008) menjelaskan terdapat beberapa sintaks pembelajaran
berbasis problem based learning yang dijabarkan pada Tabel berikut:

Tahap pembelajaran Kegiatan guru


Tahap1 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
Orientasi peserta didik menjelaskan logistik yang diperlukan,
pada masalah mengajukan fenomena atau demonstrasi atau
cerita untuk memunculkamasalah, memotivasi

10
siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan
masalah.
Tahap2 Guru membagi siswa ke dalam kelompok,
Mengorganisasi peserta membantu siswa mendefinisikan dan
didik mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah.
Tahap3 Guru mendorong peserta didik untuk
Membimbing mengumpulkan informasi yang dibutuhkan,
penyelidikan individu melaksanakan eksperimen dan penyelidikan
maupun kelompok untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah.
Tahap4 Guru membantu siswa dalam merencanakan dan
Mengembangkan dan menyiapkan laporan, dokumentasi, atau model,
menyajikan hasil dan membantu mereka berbagi tugas dengan
sesame.

Tahap5 Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi


Menganalisis dan atau evaluasi terhadap proses dan hasil
mengevaluasi proses dan penyelidikan yang mereka lakukan.
hasil pemecahan masalah

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Problem Based Learning (PBL)


a. Kelebihan
Sebagai suatu model pembelajaran, Problem Based Learning memiliki
beberapa kelebihan, diantaranya :
1. Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
2. Meningkatakan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa.

11
3. Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang
dibutuhkan. Disini guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
dokomentasi sebanyak banyak nya untuk di jadaikan bahan makalah
nantinya.
4. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan laporan,
dokumentasi, atau model, dan membantu mereka berbagi tugas dengan
sesama. Disi seorang siswa melakukan bimbingan kepada dosen
pembimbingnya untuk menentukan apa yang akan di anggakat menjadi
makalah.
5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
proses dan hasil penyelidikan yang mereka lakukan.
Dari tahapan di atas, Anggi menemukan sebuah bangunan yang berbentuk
limas segi empat terpancung datar. Limas tersebut digunakan sebagai tempat
miniature candi borubodor. Agar miniture tersebut tersebut biasa pas didalam limas
terpancung tentunya kita perlu tau berapa vulume limas tersebut. Untuk mengetahui
volume limas mari kita lihat pembahasan di bawah.
A. Volume Limas Terpancung
Limas terpancung yaitu apabila sebuah bidang yang sejajar bidang alas
memotong semua rusuk tegak sebuah limas, sehingga limas itu terbagi menjadi dua
bagian, maka bagian limas yang terletak antara bidang alas limas bidang yang sejajar
tersebut disebut limas terpancung.

1
V= 3 t ( A + B + √𝐴 + 𝐵

21
DAFTAR PUSTAKA

Bird, John. 2002. Matematika Dasar Teori dan Aplikasi Praktis Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga.
Raharjo, Marsudi. 2006. Geometri Ruang. Yogyakarta: PPPG Matematika
Rawuh, R., dkk. 1967. Ilmu Ukur Ruang Teori dan Soal-soal. Bandung: Tarate
Suwaji, Untung Trisna dan Sapon Suryopurnomo. 2009. Kapita Selekta
Pembelajaran Geometri Ruang di SMP. Yogyakarta: PPPPTK Matematika
Yulianti, Eka., Gunawan, Indra. 2019. Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) : Efeknya Terhadap Pemahaman Konsep Dan Berfikir Kritis.Oleh:
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/IJSME/article/view/4366
Esema, David., Susari, Evi., Kurniawan, Danel. 2012. Problem Based Leaarning.
Oleh : file:///C:/Users/Acer/Downloads/133-Article%20Text-266-1-10-
20160127%20(5).pdf
Arends, 2008. https://www.haidunia.com/sintaks-pbl-problem-based-learning/
Ibrahim,2003.https://ejournal.iainpalopo.ac.id/index.php/alkhwarizmi/article/view/
88
Komarudin,Arif.2007.http://repo.iaintulungagung.ac.id/21224/10/DAFTAR%20P
USTAKA.pdf
Van De Hanvel-Panhuizen, 2000.
http://repo.iaintulungagung.ac.id/21224/10/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
Amir, 2009. https://educhannel.id/blog/artikel/model-pembelajaran-problem-based-
learning.html
Duch, 1995. https://educhannel.id/blog/artikel/model-pembelajaran-problem-
based-learning.html
Trianto, 2007. https://educhannel.id/blog/artikel/model-pembelajaran-problem-
based-learning.html
Glazer, 2001. https://educhannel.id/blog/artikel/model-pembelajaran-problem-
based-learning.html

28

Anda mungkin juga menyukai