Oleh:
Siti Makiah 220211020020
PROGRAM PASCASARJANA
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI
BANJARMASIN
2022/2023
BAB II
PEMBAHASAN
1
Asrani Assegaf dan Uep Tatang Sontani, ‘Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Representasi Matematis Siswa Sekolah Dasar’,
Instruksional, 2.1 (2020), 10 <https://doi.org/10.24853/instruksional.2.1.10-16>.h. 41.
2
Resti Ardianti, Eko Sujarwanto, and Endang Surahman, ‘Problem-Based Learning: Apa
Dan Bagaimana’, Diffraction, 3.1 (2022), 27–35 <https://doi.org/10.37058/diffraction.v3i1.4416>.
h. 31.
3
Retnaning Tyas, ‘Kesulitan Penerapan Problem Based Learning Dalam Pembelajaran
Matematika’, Tecnoscienza, 2.1 (2017), 43–52
<https://ejournal.kahuripan.ac.id/index.php/TECNOSCIENZA/article/view/26/20>. h. 46.
1
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Problem
Based Learning merupakan sebuah model pembelajaran yang berfokus pada
peserta dididk dan dalam proses pembelajarannya siswa dihadapkan pada
permasalahan dunia nyata yang dilakukan saat awal pembelajaran sehingga
dapat memicu siswa untuk belajar dan bekerja keras dalam memecahkan
suatu permasalahan.
4
Ardianti, Sujarwanto, and Surahman. h. 31.
5
Arie Anang Setyo, Muhammad Fathurahman, Zakiya Anwar, Strategi Pembelajaran
Problem Based Learning, (Makassar: Yayasan Barcode, 2020), h. 20.
2
c. Mengorganisasikan pelajaran diseputar masalah, bukan diseputar
disiplin ilmu.
d. Memberikan tanggung jawab yang besar kepada pembelajar dalam
bentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri.
e. Menggunakan kelompok kecil.
f. Menuntut pembelajar untuk mendemonstrasikan apa yang telah mereka
pelajari dalam bentuk suatu produk atau kinerja.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
tiga unsur yang esensial dalam model pembelajaran Problem Based
Learning yaitu adanya suatu permasalahan, pembelajaran berpusat pada
siswa atau student centered, dan siswa belajar pada kelompok kecil.
6
Alimul Muniroh, Academic Engagement (Penerapan Model Problem- Based Learning di
Madrasah), (Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara, 2015), h. 41.
3
c. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Dengan demikian, dalam model pembelajaran Problem Based
Learning terdapat beberapa langkah dalam penerapannya yaitu dimulai dari
seorang guru menyampaikan tujuan pembelajaran, guru menyajikan
masalah, pembentukan kelompok kecil, siswa bersama teman kelompoknya
mendikusikan masalah, penyajian solusi dari masalah dan yang terakhir
mereview hasil pemecahan masalah.
7
Chairul Huda Atma Dirgatama, Djoko Santoso Th, and Patni Ninghardjanti, ‘Penerapan
Model Pembelajaran Problem Based Learning Dengan Mengimplementasi Program Microsoft Excel
Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Administrasi Kepegawaian Di
Smk Negeri 1 Surakarta’, Jurnal Informasi Dan Komunikasi Administrasi Perkantoran, 1.1 (2016),
36–53 <https://jurnal.uns.ac.id/JIKAP/article/view/19138>. h. 7
4
g. Siswa akan mempunyai kemampuan untuk melakukan komunikasi
secara ilmiah pada kegiatan diskusi atau presentasi hasil pemecahan
masalah yang di kerjakan dalam kelompok.
h. Kesulitan belajar yang ada akan dapat terpecahkan dengan bekerjasama
melalui kerja kelompok.
Seperti halnya dengan model pengajaran yang lain, model
pembelajaran Problem Based Learning juga memiliki beberapa kekurangan
dalam penerapannya. Diantara kekurangannya ialah:8
a. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan
bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka
akan merasa enggan untuk mencoba.
b. Keberhasilan strategi pembelajaran malalui Problem Based Learning
membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan
masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa
yang mereka ingin pelajari.
Berdasarkan pendapat di atas, bahwa kelebihan model Problem
Based Learning adalah dengan pemecahan masalah siswa dapat berpikir
kritis sehingga sangat efektif digunakan untuk memahami isi pelajaran,
Sedangkan kekurangan model Problem Based Learning adalah bagi siswa
yang kurang minat dalam belajar akan akan merasa kesulitan dalam
memecahkan masalah yang dihadapinya dan akan membuat peserta kurang
aktif dalam kegiatan pembelajaran.
8
Hermansyah, ‘Problem Based Learning in Indonesian Learning’, SHEs:Conference
Series, 3.3 (2020), 2257–62 <https://jurnal.uns.ac.id/shes>. h. 2260.
5
fasilitator, di mana siswa diberi peluang bekerja secara otonom
mengkonstruksi belajarnya.
Menurut Yahya Muhammad Mukhlis Project Based Learning
merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru
untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek.
Adapun menurut Purnama Yudi Project Based Learning adalah sebuah
model pembelajaran yang tepat untuk memenuhi kebutuhan ini, di mana
siswa dilibatkan langsung dalam memecahkan permasalahan yang
ditugaskan, mengizinkan para peserta didik untuk aktif membangun dan
mengatur pembelajarannya, dan dapat menjadikan siswa yang realistis.
Lebih lanjut wina mendefinisikan Project Based Learning merupakan
sebuah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru
untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek.9
Berdasarkan beberapa definisis tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa Project Based Learning adalah model pembelajaran yang berfokus
pada aktivitas siswa untuk dapat memahami suatu konsep dan prinsip dengan
melakukan penelitian yang mendalam tentang suatu masalah dan mencari
solusi yang relevan dan siswa belajar secara mandiri serta hasil dari
pembelajaran ini adalah produk
9
Trianto Ibnu Badar, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan
Kontekstual: Konsep,Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013, (Jakarta: Kencana,,
2014), h. 42)
10
Trianto Ibnu Badar, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan
Kontekstual: Konsep,Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013, h. 42.
6
b. Kondisi. Maksudnya adalah kondisi untuk mendorong siswa mandiri,
yaitu dalam mengelola tugas dan waktu belajar.
c. Aktivitas. Adalah suatu strategi yang efektif dan menarik, yaitu dalam
mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dan memecahkan masalah
menggunakan kecakapan.
d. Hasil. Hasil di sini adalah penerapan hasil yang produktif dalam
membantu siswa mengembangkan kecakapan belajar dan
mengintegrasikan dalam belajar yang sempurna.
Kemudian menurut Kemendikbud karakteristik Project Based
Learning memiliki ciri sebagai berikut:11
a. Siswa dapat membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja,
b. Adanya permasalahan atau tantangan yang dapat diajukan kepada siswa.
c. Siswa mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan
atau tantangan yang diajukan.
d. Siswa secara kolaboratif bertanggung jawab untuk mengakses serta
mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi.
e. Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu atau berkelanjutan,
f. Siswa secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang telah
dijalankan.
g. Produk akhir aktivitas belajar siswa akan dievaluasi secara kualitatif.
h. Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan
yang terjadi dalam proses pembelajaran.
Dengan demikian, model Project Based Learning dapat melatih
siswa untuk mandiri, bertanggung jawab, kreatif, kritis dan mampu
menyelesaikan permasalahan. Pada model pembelajaran Project Based
Learning ini siswa menemukan sendiri sebuah produk yang dibimbing oleh
guru sebagai fasilitator.
11
Ibnu Mahtumi, Ine Rahayu Purnamaningsih, Tedi Purbangkara, Pembelajaran Berbasis
Proyek (PROJECTS BASED LEARNING), ( Jawa Timur: Uwais Inspirasi Indonesia, 2022), h. 32.
7
3. Langkah-langkah Project Based Learning
Adapun langkah‐langkah pembelajara dengan metode Project Based
Learning adalah sebagai berikut:
a. Siswa dibagi dalam kelompok‐kelompok kecil dan masing masing
kelompok melaksanakan proyek nyata(connecting theproblem).
b. Masing‐masing kelompok diberikan penjelasan tentang tugas dan
tanggung jawab (setting the structure) yang harus dilakukan oleh
kelompoknya dalam praktik.
c. Siswa dimasing‐masing kelompok berusaha maksimal untuk
Mengidentifikasikan masalah bisnis (visiting the problem) yang dihadapi
sesuai pengetahuan yang dimiliki;
1) Mengidentifikasi masalah dengan seksama untuk menemukan inti
problem bisnis yang sedang dihadapi.
2) Mengidentifikasi cara untuk memecahkan masalah.
d. Siswa dimasing‐masing kelompok mencari informasi dari berbagai
sumber (buku, pedoman dan sumber lain) atau bertanya pada pakar yang
mendampingi untuk mendapatkan pemahaman tentang masalah (re‐
visiting the problem).
e. Berbekal informasi yang diperoleh siswa saling bekerjasama dan
berdiskusi dalam memahami masalah dan mencari solusi terhadap
masalah dihadapi dan langsung diaplikasikan. Pelatih bertindak sebagai
pendamping.
f. Masing‐masing kelompok mensosialisasikan pengalaman dalam
memecahkan masalah kepada kelompok lainnya untuk mendapatkan
masukan dan penilaian (evaluation) dari kelompok lainnya.12
Kemudian menurut Zaenal dan Murtadlo terdapat 5 langkah-langkah
dalam Project Based learning sebagai berikut:13
12
Erni Murniarti, ‘Penerapan Metode Project Based Learning’, Journal of Education, 3.2
(2017), 369–80. h.376.
13
Ahmad Hidayat, Menulis Narasi Kreatif Dengan Model Project Based LearningDan
Musik Instrumental Teori dan Praktik Di Sekolah Dasar (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2021), h.
30-31.
8
a. Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the essential question)
b. Mendesain perencanaan proyek (Design a plan for the project)
c. Menyusun jadwal (Create a schedule).
d. Memonitor siswa dan kemajuan proyek (Monitor the students and the
progress of the project).
e. Menguji hasil (Asses the outcome)
f. Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the experience)
Dengan demikian, dalam model Project Based Learning terdapat
beberapa langkah dalam penerapannya yaitu diawali dengan memberikan
sebuah pertanyaan yang memancing siswa kepada permasalahan. Kemudian
pembuatan jadwal untuk membuat proyek yang di dalamnya terdapat aturan
main dan pelaksanaan. Dalam pelaksanaannya guru berperan sebagai
fasilitator yang memonitori siswa dalam menyelesaikan proyek. Setelah
proyek selesai kemudian dievaluasi bagaimana hasilnya apakah tujuan
tercapai atau tidak, dan setelah itu guru melakukan refleksi dengan siswa
agar terjadi umpan balik.
14
Fathurrohman, ‘Kajian Pustaka PJBL’, Journal of Chemical Information and Modeling,
53.9 (2013), 1689–99.h. 7.
9
d. Meningkatkan keterampilan mengelola sumber. Bagian dari siswa yang
independen adalah bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang
komples. Pembelajaran berbasis proyek yang diimplementasikan secara
baik memberikan kepada peserta didik
Adapun kekurangannya adalah dalam melaksanakan pembelajaran
berbasis proyek, seperti waktu dan biaya yang lebih banyak dibutuhkan.
Bahkan untuk mencapai proses pembelajaran yang maksimal dalam
mengimplementasikan model pembelajaran berbasis proyek, diperlukan
desain khusus untuk kelas atau sekolah yang menggunakannya.15
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kelebihan model Project Based Learning adalah mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan berpikir siswa, memberikan pengalaman
kepada siswa dalam mengorganisasi proyek, mengalokasi waktu, dan
mengelola sumber daya seperti peralatan dan bahan untuk menyelesaikan
tugas, dan membuat suasana belajar menjadi menyenangkan. Namun, masih
ada beberapa kekurangan model tersebut di antaranya membutuhkan banyak
waktu untuk menyelesaikan masalah dan menghasilkan produk, serta
membutuhkan fasilitas, peralatan, bahan yang memadai dan perencanaan
yang matang.
15
Nurul Amelia and Nadia Aisya, ‘Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning) Dan Penerapannya Pada Anak Usia Dini Di Tkit Al-Farabi’, BUHUTS AL-ATHFAL:
Jurnal Pendidikan Dan Anak Usia Dini, 1.2 (2021), 181–99
<https://doi.org/10.24952/alathfal.v1i2.3912>. h.190.
10
BAB III
KESIMPULAN
11
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, Nurul, and Nadia Aisya, ‘Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project
Based Learning) Dan Penerapannya Pada Anak Usia Dini Di Tkit Al-Farabi’,
BUHUTS AL-ATHFAL: Jurnal Pendidikan Dan Anak Usia Dini, 1.2 (2021),
181–99 <https://doi.org/10.24952/alathfal.v1i2.3912>
Badar, Trianto Ibnu. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan
Kontekstual: Konsep,Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013.
Jakarta: Kencana
Dirgatama, Chairul Huda Atma, Djoko Santoso Th, and Patni Ninghardjanti,
‘Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dengan
Mengimplementasi Program Microsoft Excel Untuk Meningkatkan Keaktifan
Dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Administrasi Kepegawaian Di Smk Negeri
1 Surakarta’, Jurnal Informasi Dan Komunikasi Administrasi Perkantoran,
1.1 (2016), 36–53 <https://jurnal.uns.ac.id/JIKAP/article/view/19138>
Hidayat, Ahmad. 2021. Menulis Narasi Kreatif Dengan Model Project Based LearningDan
Musik Instrumental Teori dan Praktik Di Sekolah Dasar. Yogyakarta: CV Budi
Utama.
12
Muniroh, Alimul. 2015. Academic Engagement (Penerapan Model Problem- Based
Learning di Madrasah). Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara.
Setyo, Arie Anang, Muhammad Fathurahman, Zakiya Anwar. 2020. Strategi Pembelajaran
Problem Based Learning. Makassar: Yayasan Barcode.
13