a. Pengertian
a. Pengertian
Kurniasih dan Berlin Sani (2016) menyatakan bahwa “Model
pembelajaran think-pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah
jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa. Model ini dikembangkan pertama kali oleh Frang Lyman dan
Koleganya di universitas Maryland”. Prosedur yang digunakan dalam TPS
dapat memberikan siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan
saling bantu satu sama lain. Dengan metode ini siswa dilatih untuk
mengutarakan pendapat dan menghargai pendapat orang lain dengan tetap
mengacu kepada materi pembelajaran
b. langkah-langkha model pembelajaran Think Pair Share
langkah-langkah model pembelajaran Think Pair Share yaitu (Sumber :
Arends, 1997 disadur Tjokrodihardjo, 2003 dalam Badar, 2014):
Langkah 1 Berpikir (Thinking) Guru mengajukan suatu pertanyaan atau
masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa
menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sediri jawaban atau
masalah.
a. Pengertian
Shoimin (2019: 81) menyebutkan bahwa model pembelajaran group
investigation adalah suatu model pembelajaran yang lebih menekankan pada
pilihan dan kontrol siswa dari pada menerapkan teknik-teknik pengajaran di
ruang kelas. Selain itu juga memadukan prinsip belajar demokratis di mana
siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, baik dari tahap awal
sampai akhir pembelajaran termasuk di dalamnya siswa mempunyai
kebebasan untuk memilih materi yang akan dipelajari sesuatu dengan topik
yang sedang dibahas.
a. Pengertian
Sekilas TIRU dapat membahasakan respons pembelajar
terhadap subjek pembelajaran. Subjek yang dipelajari diserap, ditiru,
disalin, dikopi secara kognitif dan diterapkan serta ditampilkan
dalam sikap. Namun sesungguhnya TIRU di sini dipakai sebagai
akronim dari prosedur penerapan pendekatan Penyelidikan Apresiatif (PA)
atau Appreciative inquiry (AI) approach dalam pembelajaran. Modifikasi
Pendekatan Apppreciative Inquiry menjadi TIRU didasari kebutuhan praktis
dalam konteks keberlakuan Kurikulum 2013 di Indonesia yang
menggunakan pendekatan berbasis teks dan pengelolaan pembelajaran
berpusat siswa.
b. Langkah-langkah Penerapannya
Kelebihan dan Kelemahan Metode Tiru Model Suatu metode atau teknik
pembelajaran tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan metode
tiru model adalah:
https://www.neliti.com/publications/119310/pengaruh-model-
pembelajaran- kooperatif-tipe-stad-terhadap-hasil-belajar-matemati
Langkah-langkah Penerapannya
https://unma.ac.id/jurnal/index.php/CP/article/view/593
5. Model Snowball Throwing
Langkah-langkah Penerapannya
b. Langkah-langkah
Pemberian masalah
Memahami masalah
Membandingkan dan mendiskusikan
Menyimpulkan
c. Kelebihan
Siswa dapat berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering
mengekspresikan idenya
Siswa memimiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan
pengetahuan dan keterampilan secara komperenship
Siswa dengan kemampuan rendah dapat merespon dengan baik
Guru harus menyadari pembelajaran memiliki sifat yang kompleks
karena melibatkan aspek pedagogis, psikologis, dan didaktis secara
bersamaan. Aspek pedagogis menunjuk pada kenyataan bahwa pembelajaran
berlangsung dalam satu lingkungan pendidikan. Aspek psikologis menunjuk
pada kenyataan bahwa peserta didik pada umumnya memiliki taraf
perkembangan yang berbeda, yang menuntut materi yang berbeda pula.
Aspek didaktis menunjuk pada pengaturan belajar peserta didik oleh guru.
Proses belajar hakikatnya mengadakan hubungab sosial dalam pengertian
peserta didik berinteraksi dengan peserta didik lain dan berinteraksi dengan
kelompoknya. Dalam hal ini, guru harus menentukan secara tepat jenis
belajar manakah yang paling berperan dalam proses pembelajaran tertentu,
dengan mengingat kompetensi dasar yang harus dicapai.
18. Model Pembelajaran VAK (Visualization, Auditory, Kinestethik)
a. Pengertian
Model pembelajaran VAK (Visualization, Auditory, dan
Kinestethic) adalah model pembelajaran yang mengkombinasikan ketiga gaya
belajar yaitu (melihat, mendengar dan bergerak) setiap individu dengan cara
memanfaatkan potensi yang telah dimiliki dengan melatih dan
mengembangkannya, agar semua siswa terbiasa belajar siswa terpenuhi.
b. Langkah-langkah
Tahap persiapan (kegiatan pendahulu)
Tahap penyampaian (kegiatan eksplorasi)
Tahap pelatih
Tahap mempresentasikan hasil
c. Keunggukan
Pembelajaran akan lebih efektif, karena mengombinasikan ketiga gaya
belajar
Mampu melatih dan mengembangkan potensi siswa yang telah dimiliki oleh
pribadi masing-masing
Memberikan pengalaman lagsung kepada siswa
Mampu melibatkan siswa secara maksimal dalam menemukan dan
memahami suatu konsep melalui kegiatan fisik seperi demonstrasi,
percobaan observasi, dan diskusi aktif
Mampu menjangkau setiap gaya pembelajarann siswa
Siswa yang memiliki kemampuan bagus tidak akan terlambbat oleh siswa
yang dalam belajar karena model ini mampu melayani kebutuhan siswa
yang memiliki kemampuan diatas rata-rata.
b. Langkah-langkah
Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
Guru menempelkan gambar pada papan tulis
Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisis gambar
Melalui diskusi kelompok, hasil diskusi dari analisis gambar dicatat dalam
kertas
20. Model Pembelajaran Bamboo Dancing
a. Pengertian
Bamboo Dancing atau yang biasa di sebut dengan tarian bambu merupakan
modifikasi dari lingkaran kecil lingkaran besar. Model Bamboo Dancing
dikembangkan oleh Spanser Kagan. Pembelajaran tipe bamboo dancing sering
juga disebut tari bambu, karena siswa belajar dan saling berhadapan dengan
strategi yang mirip dua potong bambu yang digunakan dalam tari bamboo
Fillipina yang juga popular di beberapa daerah di Indonesia.
b. Langkah-langkah
Separuh jumlah siswa dikelas atau seperempatnya jika jumlah siswa terlalu
banyak berdiri berjajar. Jika ada cukup ruang, siswa bisa berjajar didepan
kelas. Kemungkinan lain adalah siswa berjajar disela-sela deretan bangku.
Cara yang kedua ini akan memudahkan kelompok karena diperlukan waktu
relative singkat
Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama
Dua siswa yang berpasangkan dari kedua jajaran pindah keujung lainnya
dijajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser, dengan cara ini masing-masing
mendapat pasangan yang baru untuk berbagi. Pergeseran bisa dilakukan
sesuai dengan kebutuhan.
c. Kelebihan
Siswa dapat bertukar pengalaman dan pemgetahuan dengan sesamanya
dalam proses pembelajaran
Meningkatkan kecerdasan sosial dalam hal kerja sama di antara siswa
meningkatkan toleransi antar sesama siswa Peserta didik dapat dikatakan
aktif dalam belajar jika sudah mampu menerapkan kelima aktivitas belajar
seperti mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengelola
informasi dan mengkomunikasikan. Untuk mewujudkan aktivitas belajar
tersebut dibutuhkan model pembelajaran yang interaktif.
Salah satu model pembelajaran yang ditawarkan adalah model
pembelajaran kooperatif tipe bamboo dancing dimana siswa akan bertukar
informasi, pengalaman dan pikiran dalam sintaks pergeseran peserta didik.
literasi digital dapat menjadi strategi menghadapi era 4.0. Melalui literasi
digital, upaya penguatan 5 karakter dasar seperti nasionalisme, religiusitas,
kemandirian, integritas dan gotong royong dapat ditumbuhkan dan
dikembangkan secara sistematis dan efektif (Agustini, R., & Sucihati, 2020)
Menerapkan literasi digital pada pendidikan karakter peserta didik
dapat diterapkan dengan beberapa cara. Diantaranya penguatan pemahaman
nilai-nilai kepribadian, penerapan literasi digital berbasis pendidikan
karakter, pemberdayaan pengelolaan kelas, dan pemahaman konsep diri
peserta didik (Knutsson, 2019). Dengan hadirnya kegiatan literasi digital di
sekolah menawarkan tujuan dan manfaat untuk membangun dan
meningkatkan karakter siswa di era digital. Untuk membentuk karakter
siswa, konten buatan pendidik harus dilihat menggunakan platform digital
seperti YouTube, dan aktivitas literasi digital dilihat oleh siswa secara kritis
dalam pemecahan masalah. Tujuan diadakannya kegiatan literasi digital
adalah untuk meningkatkan motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran,
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa, dan meningkatkan
bonding siswapendidik. Dengan cara ini, pendidikan karakter di era digital
saat ini terbentuk (Dewi, Hamid, et al., 2021)..
Penguatan pendidikan karakter melalui literasi digital di sekolah
dasar dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter berdasar dari karakter
dasar yang dimiliki seseorang dan berasal dari nilai moral global yang
sifatnya otoriter, disebut juga sebagai the golen rule. Ketika berdasar pada
nilai-nilai tersebut, pendidikan karakter akan mempunyai
tujuan yang terarah. Peningkatan pendidikan karakter melalui literasi
digital dapat menjadi strategi Menghadapi era 4.0. Melalui literasi digital,
upaya penguatan 5 karakter dasar seperti nasionalisme, religiusitas,
kemandirian, integritas dan gotong royong dapat ditumbuhkan dan
dikembangkan secara sistematis dan efektif. Dengan hadirnya kegiatan
literasi digital di sekolah menawarkan tujuan dan manfaat untuk
membangun dan meningkatkan karakter siswa di era digital
a. Pengertian
Pendidikan Inklusi diartikan sebagai sistem penyelenggaraan
pendidikan kepada peserta didik yang memiliki kelainan dan potensi
kecerdasan dan/atau bakat istimewa.
Pendidikan inklusi dilaksanakan sejajar dengan praktik pendidikan
pada umumnya (Herawati, 2016). Demikian, diharapkan praktik
pendidikan mengedepankan prinsip keanekaragaman dan tidak
diskriminatif. Namun, praktik pendidikan inklusi di jenjang sekolah dasar
memerlukan perhatian lebih. Layanan pendidikan yang mengikutsertakan
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) belajar bersama dengan non-ABK
usia sebaya menyisakan tantangan. Masih ditemukan enggannya sekolah
menerima peserta didik dengan kondisi berkebutuhan khusus (Sari,
2017). Satu diantaranya dikarenakan kurangnya kesiapan tenaga pendidik
memilih metode, maupun sumber belajar yang sesuai dengan
heterogenitas kelas (Saputra, 2016).
b. Langkah-langkah Penerapannya
Implementasi pendidikan inklusif pada saat pengajaran dikelas
harus mengupayakan sikap tidak diskriminatif, pengakuan dari semua
pihak kepada seluruh peserta belajar, pemberian fasilitas dan
lingkungan yang aman terhadap setiap individu anak.
Hak dan kewajiban yang sama dengan peserta didik reguler lainnya
di kelas
Langkah-langkaah Penerapannya
Pembelajaran yang saat ini dikembangkan ke seluruh pelosok tanah air adalah
Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan atau disingkat dengan
PAIKEM. Amanat Permendiknas no. 41/2007: “Proses pembelajaran pada setiap
satuan pendidikan harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, memberi ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik dan psikologis peserta didik”.
Dalam proses pembelajaran, bertanya adalah cara paling mudah dan murah untuk
meningkatkan keterampilan berfikir siswa, membuat siswa menjadi aktif, kreatif, dan
inovatif. Siswa memiliki keterampilan merumuskan pertanyaan yang mendorong
untuk membangun gagasan sendiri, berpikir alternatif, berpikir kreatif, untuk
melakukan pengamatan, dan penyelidikan sehingga mereka memberikan jawaban
yang berupa gagasan mereka sendiri.
Langkah-langkah Penerapannya
1. Tahap pendahuluan.
2. Tahap persentasi materi.
3. Tahap membimbing pelatihan.
4. Menelaah pemahaman dan memberikan umpan balik.
5. Mengembangkan dengan memberikan kesempatan untuk pelatihan
lanjutan dan penerapan.
6. Menganalisis dan mengevaluasi
Langkah-langkah Penerapannya
• Adapun langkah-langkah Strategi pembelajaran active learning
adalah sebagai berikut. Memulai pembelajaran dengan awal yang
sederhana.
• Pengajar dapat memilih satu atau dua model teknik, kemudian di
modifikasi supaya sesuai dengan tujuan pembelajaran.
• Mengisi pembelajaran dengan aktivitas yang menarik.
Langkah-langkah Penerapannya
Langkah-langkah Penerapannya
Langkah-langkah Penerapannya
Para pendidik saat ini menunjukkan minat yang sangat besar pada
pendekatan pengajaran inovatif yang menjawab kebutuhan zaman ini. Salah satu
pendekatan tersebut adalah model flipped classroom. Flipped classroom
merupakan suatu strategi pembelajaran yang tergolong baru. Strategi
pembelajaran ini semakin berkembang dengan kemajuan teknologi, seperti akses
internet serta software yang pendukung lainnya. Pada pembelajaran tradisional
pendidik menyampaikan materi, lalu untuk menambah pemahaman materi
tersebut maka siswa akan mengerjakan tugas di sekolah dan diberikan pekerjaan
rumah. Pada flip classroom, peserta didik berpartisipasi dalam mempersiapkan
pembelajaran melalui tontonan video, memahami powerpoint dan mengakses
sumber belajar yang disediakan oleh pendidik baik melalui e-learning atau cara
lainnya. Setelah memiliki persiapan yang lengkap di rumah, maka di kelas peserta
didik akan mampu untuk menyelesaikan masalah (problem solving), menganalisis
serta memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi.
Langkah-langkah Penerapannya
B. Media – Media Yang Dapat Meningkatkan Daya dan Minat Membaca Siswa
1. Media pembelajaran games book
Akses link :
https://ejournal.upi.edu/index.php/IJPE/article/view/7494
Games Book merupakan sebuah buku yang didalamnya terdapat serangkaian
permainan menarik, yang memungkinkan akan belajar untuk mengetahui,
belajar untuk mahami, belajar untuk mengikuti dan bnelajar untuk melakukan.
Bentuk dan permaian didalam Games Book disesuiakan dengan materi dan
konsep materi yang diajarkan.
Langkah-langkah
melalui cara permainan. Permainan terselip disebuah buku, didalam
buku tersebut terdapat variasi berbagai jenis permainan yang
memungkinkan siswa tertarik dan mengikutinya
2) Bangun Interaksi
Selain menjawab pertanyaan anak, Anda juga dapat membangun interaksi
dengan bertanya terlebih dahulu. Beri jeda di tengah-tengah cerita dan
tanyakan pada anak tentang apa yang akan terjadi selanjutnya atau bagaimana
karakter si tokoh. Anda juga dapat menghubungkan cerita itu dengan
kehidupan sehari-hari agar anak lebih memahami.
Kelebihan :
melatih siswa untuk mampu mengembangkan kreatifitasnya terutama
dalam berbahasa seperti membaca dan menulis. Dengan adanya media
pembelajaran Scrapbook juga dapat melatih siswa dalam
berkomunikasi, bersosialisasi, serta dapat juga digunakan sebagai alat
ukur untuk melihat ketertarikan siswa pada dunia literasi baca tulis.
7. Media Gamesbook
Link akses :
https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/761482
Langkah-langkah Penerapannya
Link akses :
https://bajangjournal.com/index.php/JPDSH/article/view/4518/3563
Langkah-langkah Penerapannya
Dengan tampilan komik digital yang kreatif dan penuh akan warna
membuat siswa sekolah dasar dapat tertarik dalam membaca dan termotivasi
untuk giat membaca. Oleh karena itu, semakin seringnya guru melibatkan media
komik digital dalam pembelajaran maka semakin sering pula siswa dalam
membaca. Media komik digital telah berhasil meningkatkan kemampuan
membaca siswa, mulai dari minat baca, pembiasaan siswa membaca, dan
kemampuan siswa menceritakan kembali apa yang dibacanya. Hal ini sejalan
dengan beberapa penelitian sebelumnya bahwa media pembelajaran komik dapat
menumbuhkan minat baca dan pembiasan dalam membaca.
Link akses :
https://www.ejurnal-
stitpringsewu.ac.id/index.php/alibda/article/view/209/158
Buku pop up adalah merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat
membantu proses pembelajaran dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan
yang disampaikan sehingga proses pembelajaran dapat tercapai. Buku pop up
merupakan media cetak yang bersifat fleksibel yang memiliki banyak gambar
ilustrasi dan di setiap halaman terdapat bagian gambar yang membentuk suatu
kerangka tiga dimensi dengan tujuan meningkatkan minat belajar anak.
Langkah-langkah Penerapannya
Link Akses :
https://www.semanticscholar.org/paper/Pengaruh- Penggunaan-Media-
Pembelajaran-Video-Zoom-Sunami-
Aslam/896c321714485fd3cb16b63341a90e1d5124ae86
Langkah-langkah Penerapannya
1. Tahap perencanaan.
2. Melaksanakan tindakan proses pembelajaran.
3. Melaksanakan observasi proses pembelajaran sesuai dengan rencana
proses pembelajaran yang telah dibuat peneliti dengan kolaborasi guru
kelas dan refleksi untuk menganalisis data yang terkumpul.
Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian ini selaras dengan beberapa artikel yaitu dalam
penelitian yang dilakukan oleh Viviantini, Amaram Rede dan Sahrul Saehana
dalam penelitian “pengaruh media video pembelajaran terhadap minat dan hasil
belajar ipa siswa kelas VI SD” menunjukan adanya perbedaan pengaruh dimana
media video animasi lebih berpengaruh dibandingkan dengan media yang biasa
guru gunakan (Viviantini, Amram Rede, 2015), sehingga siswa lebih cepat
menerima materi pembelajaran. Hubungan penelitian ini bahwa peran media
pembelajaran video animasi sangat bagus untuk meningkatkan minat dan hasil
belajar. Kemudian dalam penelitian yang dilakukan oleh Selamat Febriadi
Ramadhona “pengaruh penggunaan media pembelajaran animasi terhadap minat
dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA”
menunjukkan perbedaan yang signifikan pada kegiatan pembelajaran (Ramadhona
& Trisnawati, n.d.). Sehingga dalam menggunakan media video animasi dapat
berdampak baik dati sebelumnya. Selanjutnya Muhammad Ikhwanul Muslimin
mengemukkan dalam penelitiannya yang berjudul “pengaruh penggunaan media
pembelajaran video animasi terhadap hasil belajar Pendidikan kewarganegaraan
kelas II SD” bahwa penggunaan media pembelajaran video animasi sangat
bermanfaat dan berdampak baik dalam proses pembelajaran (M. I. Muslimin,
2012). Namun dalam pengaruh yang baik ini juga masih terdapat keterbatasan
terutama pada permasalahan pada penggunaan media pembelajaran video animasi
guru harus banyak bersabar dalam mengajarkan, sehingga akan tercapai hasil yang
lebih baik.