Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Model pembelajaran merupakan kerangka kerja yang memberikan

gambaran sistematis untuk melaksanakan pembelajaran agar dapat membantu

belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Definisi diatas senada

dengan pendapat Suprihatiningrum yang menyatakan bahwa model pembelajaran

adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur pembelajaran dengan

sistematis untuk mengelola pengalaman belajar siswa agar tujuan belajar yang

telah ditentukan dapat tercapai (Suprihatiningrum, 2013), model pembelajaran

memiliki peran sentral dalam proses belajar siswa.

Belajar adalah kombinasi dari komponen manusia, bahan, kantor,

peralatan, dan teknik yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Komponen dalam pembelajaran sering disebut dengan bagian-

bagian. Dari pengertian belajar di atas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur

tersebut saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran, artinya

pentingnya semua bagian pembelajaran saat ini adalah untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang ideal. Tidak akan ada pembelajaran jika tidak ada instruktur

(guru) yang menunjukkan bahwa materi tidak akan tersampaikan seperti yang

diharapkan oleh siswa tanpa strategi atau prosedur yang tepat. Guru dan strategi

akan sia-sia tanpa siswa. Dari pernyataan ini, kita dapat melihat pentingnya antar

bagian untuk menciptakan tujuan yang ideal (Dolong, 2016).

1
2

Mengajar merupakan usaha seorang guru untuk menciptakan kondisi-

kondisi atau mengatur lingkungan sedemikian rupa sehingga terjadi interaksi

antara murid dengan lingkungan termasuk guru, alat pelajaran dan sebagainya

yang disebut dengan proses belajar. Sehingga tercapai tujuan yang telah

ditentukan. Sebelum melakukan proses mengajar terlebih dahulu mencari model

pembelajaran serta metode yang tepat untuk digunakan dalam menerapkan model

pembelajaran tersebut yang disesuaikan dengan mata pelajaran, jumlah siswa serta

kondisi siswa itu sendiri. Selain peran penting seorang pengajar, model

pembelajaran dan metode yang digunakan dalam menerapkan model

pembelajaran tersebut juga menjadi tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran

siswa serta pengaruh teknologi juga tidak terlepas dengan adanya perkembangan

teknologi yang cukup pesat saat dapat menjadi support system dalam proses

pembelajarn. Hal ini dikuatkan dari berbagai hasil penelitian mengenai model

pembelajaran case method, mayoritas menunjukan bahwa pembelajaran dengan

studi kasus atau case method ini sangat efektif diterapkan pada berbagai meteri,

dimana mampu mempengaruhi hasil belajar baik secara kognitif (pemahaman

konsep), efektif maupun memberikan manfaat yang lebih luas pada pembelajaran

yaitu mampu meningkatkan keterampilan dan kreativitas berfikir siswa serta

kominikasi yang lebih baik dan kerja sama antara satu sama lain (Andayani et al.,

2022).

Berdasrkan hasil observasi pada kelas IX Sekolah SMPN 27 Makassar

pembelajaaran yang digunakan masih bersifat kontekstual. Penyampain materi

yang dilakukan oleh seorang guru masih didominasi oleh teori, siswa hanya
3

mengenal konsep pembelajaran tanpa mengetahui keterkaitan antara teori yang

dipelajari dengan realita kehidupan sehari-hari. Dengan permasalah yang telah

diuraikan diatas, dilakukanlah penerapan model pembelajaran case method agar

dapat meningkatkan keterampilan dan kreativitas berfikir siswa. Dengan model

pembelajaran case method yang dikolaborasikan dengan metode diskusi ataupun

debat seharusnya mampu mengurangi kesenjangan teori dan praktik. Hal ini

mampu memberikan pengalaman belajar yang kompleks dan konseptual serta

mampu dalam mengembangkan keterampilan dan kreativitas berfikir siswa. oleh

karena itu perlu dilakukan evaluasi terhadap penerapan model pembelajaran case

method di SMPN 27 Makassar untuk mengetahui pengaruh apa yang diberikan

dari penerapan model pembelajaran tersebut.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana gambaran penerapan model pembelajaran case method dalam

meningkatkan keterampilan dan kreativitas berfikir siswa SMPN 27

Makassar?

b. Bagaimana hasil penerapan model pembelajaran case method terhadap siswa

dalam meningkatkan keterampilan dan kreativitas berfikir siswa SMPN 27

Makassar ?

C. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui gambaran penerapan model pembelajaran case method

dalam meningkatkan keterampilan dan kreativitas berfikir siswa SMPN 27

Makassar.
4

b. Untuk mengetahui hasil penerapan model pembelajaran case method

terhadap siswa dalam meningkatkan keterampilan dan kreativitas berfikir

siswa SMPN 27 Makassar.

D. Manfaat Penelitian

a. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

dalam memberikan sumbangan pemikiran dalam pembaharuan kurikulum

yang terus berkembang sesuai dengan tuntutan masyarakat serta kebutuhan

peserta didik. Serta diharapkan dapat menjadi referensi pada penelitian-

penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan model pembelajaran case

method.

b. Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dalam menambah

wawasan dan pengalaman langsung mengenai model pembelajaran case

method. Begitupun bagi pendidik dan calon pendidik serta pembaca dalam

menambah pengetahuan dan sumbangan pemikiran dalam menentukan

model pembelajaran yang tepat digunakan dalam proses pembelajaran.


BAB II

TINJAUN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

a. Model Pembelajaran Case Method

Model dapat diartikan sebagai suatu kerangka konseptual yang digunakan

sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan, model pembelajaran

merupakan deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan suatu

perencanaan kurikulum, kursus-kursus, rancangan unit pembelajaran,

perlengkapan belajar, serta bantuan belajar melalui program komputer, (Tibahary,

2018). Pada dasarnya hakikat mengajar adalah membantu pelajar (peserta didik)

dalam memperoleh informasi, ide, keterampilan, cara berfikir dan belajar

bagaimana cara belajar.

Pada pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 yang diselenggarakan

dalam beberapa sekolah menekankan pada proses pembelajaran yang berbasis

pada pengembangan aktivitas kognitif siswa dan kreativitas produktif, (Wulandari

et al., 2019). Maka dari itu dalam kurikulum 2013 model pembelajaran yang

dianjurkan digunakan dalam pembelajaran adalah model pembelajaran yang

berorientasi pada peserta didik (stundent center) yang salah satunya ialah model

pembelajaran case method, model pembelajaran case method merupakan proses

pemecahan masalah oleh anggota tim yang telah ditentukan. Pada umumnya dapat

dikatakan bahwa case method dibentuk dalam pembelajaran berbasis masalah

ataupun kasus yang dalam penerapannya sangat relevan dengan orientasi model

5
6

pembelajaran yang dianjurkan pada kurikulum 2013 dengan merancang dan

mendesain sedemikian rupa masalah atau kasus yang akan disajikan dalam

pembelajaran.

Sejalan dengan pendapat tersebut, seperti yang diungkapkan Enda

Andayani dkk (2022), hasil analisis angket terhadap 10 butir pertanyaan dampak

dari implementasi pembelajaran studi case atau case method terhadap

keterampilan dan kreativitas berfikir siswa serta keterampilan berkomonikasi

(comonication skill) menyatakan bahwa 96,2% pelajar yang mengikuti

pembelajaran berbasis studi kasus memiliki keterampilan dalam menyampaikan

informasi dengan benar dan memastikan penerima informasi dapat memahami

pesan yang disampaikan dari hasil daya berfikir kritis pelajar, (Andayani et al.,

2022). Sementara itiu dari hasil penelitian case method mayoritas menunjukan

bahwa pembelajaran dengah case method ini sangat efektif diterapkan pada

berbagai meteri, dimana mampu mempengaruhi hasil belajar baik secara kognitif,

afektif, maupun psikomotorik.

Model pembelajaran case method yang dikolaborasikan dengan berbagai

metode diantaranya debat dan diskusi merupakan gaya pengajaran yang sangat

mudah beradaptasi yang melibatkan pembelajaran berbasis masalah dan

mempromosikan pengembangan keterampilan analisis. Dengan menyajikan

konten bahan ajar dalam format narasi yang disertai dengan pertanyaan dan

kegiatan yang mendorong diskusi kelompok dan pemecahan masalah yang

kompleks, case method menfasilitasi pengembangan tingkat yang lebih tinggi dari

taksonomi kognitif bloom dalam belajar, (Muhammad Sobri, Abdul Muid, 2021)
7

Silberman (Dewi, 2013: 92) menerangkan langkah-langkah dalam

penerapan case method adalah;

1. Guru menyampaikan dan menjelaskan topik pembelajaran

2. Guru membagi kelas menjadi pasangan-pasangan atau kelompok

3. Guru membagi permasalahan

4. Kelompok melakukan diskusi

5. Kelompok menyampaikan hasil diskusi kepada peserta lain

6. Guru memberikan kesimpulan – refleksi – evaluasi

Kegiatan pembelajaran melalui case method atau pemecahan masalah

merupakan suatu teknik yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa agar

memahami dan menguasai materi pembelajaran. Selain itu, kegiatan pembelajaran

melalui case metod dapat meningkatkan aktivitas dan kemandirian belajar siswa

baik secara individu maupun kelompok. Menurut Surjadi (Dewi, 2013: 93)

“Tujuan pembelajaran studi kasus adalah untuk menganalisa dan memecahkan

masalah yang dihadapi untuk mencapai kompetisi yang telah ditetapkan”

Hal ini menjelaskan bahwa siswa diperlukan untuk meninjau terlebih

dahulu kasus yang diberikan untuk mengindetifikasi masalah dan meniliti

pengetahuan tambahan pekerjaan persiapan dilakukan secara kelompok dengan

guru sebagai sponsorsift yang memberikan bimbingan dan arahan. Dalam

kelompok belajar pengajar menyediakan dasar atau memberikan pandangan


8

umum terhadap pelajar untuk diskusi menyeluruh tentang isu-isu kunci yang

relevan dengan masalah yang diajukan dalam pembelajaran, (Mahdi et al., 2020).

b. Keterampilan dan Kreativitas Berfikir Siswa

Keterampilan merupakan kemampuan berbuat sesuatu dengan baik,

Lawson (2005 : 50) memberikan pengertian keterampilan (skill) sebagai “the

ability to do something well” atau kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang

baik, keterampilan meliputi “knowing a set of procedurues” (mengetahui

sekumpulan langkah-langkah/prosedur) dan “being profecien at aexcuting those

prosedures” (menjadi ahli untuk mengerjakan langkah-langkah/prosedur

tersebut), (Lawson, 2002). Dengan pengertian tersebut keterampilan dapat

diartikan sebagai kemampuan individu dalam menggabungkan sikap-sikap dan

pengetahuan serta kelebihan lainnya yang dimiliki agar dapat membentuk

lingkungan yang lebih efektif.

Sumalee (2012) menyatakan bahwa kreatif merupakan suatu tindakan

perilaku seseorang untuk menemukan hal-hal yang baru dan dapat digunakan

dalam pemecahan masalah. Manusia yang memiliki kreativitas berfikir pada

umumnya memiliki kehidupan sosial yang mengasikan dan merangsang untuk

berinteraksi dengan banyak individu. Dengan demikian secara tidak langsung

mereka dituntut untuk terus menerus belajar dan berbuat dengan ide yang baru,

(Handoko, 2017).

Williams (Munandar, 2014) merumuskan keterampilan dan kreativitas

dalam berfikir kritis merupakan sebagai kemampuan untuk memecahkan

masalah-masalah yang melibatkan ciri kognitif (pengetahuan dan pemahaman


9

konsep) dan afektif (perilaku dan sikap) serta kemampuan analisis yang dimiliki

oleh seorang siswa,(Putri & Alberida, 2022)

Keterampilan dan kreativitas merupakan dua hal yang saling

berkesinambungan satu sama lain, yang dimana kreativitas merupakan bagian dari

keterampilan atau kemampuan seseorang dalam bertingkah laku dilingkungan

sosialnya maupun dalam rana pendidikan, seorang siswa yang mampu

menerapkan keterampilan dan kreativitas berfikir harus dapat di arahkan melalui

proses yang berkesinambungan. Keterampilan dan kreativitas berfikir merupakan

keterampilan yang dimiliki individu dalam menggunakan proses berfikirnya untuk

dapat menghasilkan gagasan baru, konstruktif berdasrkan konsep, serta prinsp-

prinsip yang rasional.

c. Case Method Terhadap Keterampilan dan Kreativitas Berfikir

Kasus tidak hanya memberikan solusi yang sederhana atau tepat,

melainkan jawaban yang sederhana atau eksplisit sebaliknya, mereka

menanamkan kebutuhan pada siswa untuk berpikir kritis dan profesional dengan

menerapkan konsep-konsep teoritis untuk menyajikan masalah praktis. Kasus

menciptakan kebutuhan untuk mengetahui, meningkatkan keterampilan

mendengarkan dan belajar kooperatif siswa, membangun kemitraan antara siswa

dan guru, mendorong perhatian dan kesadaran diri terhadap asumsi dan konsepsi,

membantu siswa belajar memantau pemikiran mereka sendiri dan mendorong

pemikiran (Mahdi et al., 2020). Studi kasus memiliki nilai yang luas di kelas.

Selain itu, dalam studi mereka menunjukkan peningkatan besar dalam jumlah
10

siswa yang menganalisis dan mengevaluasi secara kritis dalam berpikir

menunjukkan bahwa ada peningkatan yang signifikan secara statistik dalam

jumlah siswa yang mampu melakukan analisis dan evaluasi kritis dalam berpikir.

Berdasarkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, yaitu

penggunaan case method bertujuan untuk menghubungkan kursus dengan dunia

nyata, karir masa depan siswa dan kehidupan pribadi. Menggunakan case method,

siswa disajikan dengan masalah atau kasus, serta ditempatkan dalam peran

pengambil keputusan. Kasus berkisar dari narasi sederhana hingga laporan yang

lebih kompleks dan terperinci dari situasi atau masalah dunia nyata, yang

dirancang bagi siswa untuk mengevaluasi, membuat konsep, mendiskusikan,

menerapkan, dan memantapkan konsep dan teori yang dipelajari di kelas

(Kunselman dan Johnson, 2004).

Dengan model pembelajaran ini dapat memupuk lingkungan belajar yang

bermakna, aktif dimana siswa dapat meningkatkan pemikiran kritis mereka, dan

keterampilan serta kreativitas berfikir peserta didik. Penggunaan case method

membantu siswa dalam pembelajaran, siswa tidak lagi dituntut oleh hafalan atau

pembelajaran pasif dan berfokus pada penemuan ide atas gagasan mereka sendiri

serta kolaborasi mereka untuk diekspos ke perspektif lain yang memiliki peran

penting dalam klarifikasi atau penyeslesaian masalah yang dapat meningkatkan

keterampilan dan kreativitas berfikir peserta didik, (Nkhoma et al., 2017).

Berdasarkan penelitian serius yang dilakukan oleh WestEd (Far West

Laboratory), jika diterapkan dengan tepat, model pembelajaran case method atau
11

studi kasus dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan keterampilan

berpikir berikut :

a) Menjembatani teori dan praktik.

b) Menemukan masalah dan membingkai masalah dalam situasi yang

ambigu.

c) Menafsirkan situasi dari berbagai perspektif.

d) Mengidentifikasi poin-poin keputusan penting dan kemungkinan tindakan.

e) Mengenali potensi risiko dan manfaat yang melekat dalam setiap tindakan.

f) Mengidentifikasi dan menguji prinsip-prinsip pengajaran dalam situasi

kelas yang sebenarnya, (Liu, 2019).

d. Indikator peningkatan keterampilan dan kreativitas berfikir siswa

Williams (Munandar, 2014) merumuskan keterampilan dan kreativitas

dalam berfikir kritis merupakan sebagai kemampuan untuk memecahkan

masalah-masalah yang melibatkan ciri:

a. kognitif (pengetahuan dan pemahaman konsep)

b. afektif (perilaku dan sikap)

c. kemampuan analisis yang dimiliki oleh seorang siswa,(Putri & Alberida,

2022)

indikator diatas merupakan sebagai petunjuk seseorang dapat katakan

terampil serta kreatif dalam berfikir, karena pengetahuan dan pemahaman serta

pengimplementasian yang dimiliki oleh seorang siswa merupakan salah satu tolak

ukur keberhasilan atau kemutakhiran suatu model pembelajaran yang digunakan

oleh seorang pengajar atau guru. Tujuan dari pengetahuan dan pengalaman
12

mengenai jenis-jenis prestasi belajar dan indikatornya adalah agar pemilihan dan

penggunaan alat evaluasi akan menjadi lebih tepat dan valid. Seperti yang di

kemukakan oleh Muhubin Syah (2006:214) “bahwa kunci pokok untuk

memperoleh ukuran dan hasil atau prestasi belajar siswa ialah mengetahui garis

besar indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi

yang hendak diukur.

e. Kerangka Teori

Konstruktivisme berarti bersifat membangun. Dalam konteks filsafat

pendidikan, konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup

yang berbudaya modern.Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, bahwa

konstruktivisme merupakan sebuah teori yang sifatnya membangun,

membangun dari segi kemampuan, pemahaman, dalam proses pembelajaran.

Sebab dengan memiliki sifat membangun maka dapat diharapkan keaktifan

dari pada siswa akan mamu meningkatkan kecerdasannya,(Suparlan, 2019).

Dalam teori belajar konstruktivistik yang di pelopori oleh Lev Vygotsky,

memahami belajar sebagai proses pembentukan (kontruksi) pengetahuan oleh

peserta didik itu sendiri. Pengetahuan ada di dalam diri seseorang yang sedang

mengetahui (Schunk, 1986). Dengan kata lain, karena pembentukan pengetahuan

adalah peserta didik itu sendiri, peserta didik harus aktif selama kegiatan

pembelajaran, aktif berpikir, menyusun kosep, dan memberi makna tentang hal-

hal yang sedang dipelajari, tetapi yang paling menentukan terwujudnya gejala

belajar adalah niat belajar peserta didik itu sendiri. Sementara peranan guru dalam
13

belajar konstruktivistik adalah membantu agar proses pengkonstruksian

pengetahuan oleh peserta didik berjalan lancar.

B. Kerangka Pikir

Model pembelajaran mengarahkan tenaga pendidik atau pengajar dalam

hal ini yaitu guru dalam mendesain pembelajaran untuk sedemikian rupa

membantu peserta didik dalam proses pembelajaran agar tujuan yang telah

ditetapkan dapat tercapai, model pembelajaran juga dapat berfungsi sebagai

pedoman bagi para pengajar dalam merancang aktivitas belajar. Dengan model

pembelajaran yang benar tepat dapat meningkatkan keterampilan dan kreativitas

berfikir siswa dengan baik sebagaimana yang diharapkan yaitu sumber daya

manusia yang berkualitas.

Keterampilan dan kreativitas berfikir siswa merupakan dua hal yang saling

berkesinambungan satu sama lain, yang dimana kreativitas merupakan bagian dari

keterampilan atau kemampuan seseorang dalam bertingkah laku dilingkungan

sosialnya maupun dalam ranah pendidikan. Meskipun keterampilan dan

kreativitas berfikir siswa sangat penting, tapi dapat dikatakan keterampilan dan

kreativitas berfikir siswa masih rendah, hal ini dapat kita lihat dari hasil penelitian

Yelza Sonia Putri dan Heffi Alberida dengan judul Keterampilan Berfikir Kreatif

Peserta Didik Kelas X Tahun Ajaran 2021/2022di SMAN 1 Pariaman yang

menunjukan keterampilan dan kreativitas berfikir siswa masih rendah..

Agar kemampuan keterampilan dan kreativitas berfikir siswa dapat

tercapai atau meningkat maka melalui penerapan model pembelajaran case

method diharapkan dapat menjadi solusi atau jalan keluar terhadap masalah yang
14

ada, dengan itu dapat disimpulkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

dampak model pembelajaran case method yang telah di terapkan terhadap,

keterampilan dan kreativitas berfikir siswa. Sementara kerangka berfikir disajikan

dalam gambar 2.1 berikut.

Skema Kerangka Pikir

Pengaruh penerapan model pembelajaran


case method terhadap siswa dalam
meningkatkan keterampilan dan kreativitas
berfikir siswa SMPN 27 Makassar
kecamatan tamalate kota makassar

Teori pembelajaran
konstruktivistik

Variabel X Variabel Y
Model pembelajaran case method keterampilan dan kreativitas
berfikir siswa
1. Guru menyampaikan dan
menjelaskan topik pembelajaran a. kognitif (pengetahuan dan
2. Guru membagi kelas pemahaman konsep)
menjadi pasangan-pasangan b. afektif (perilaku dan sikap)
atau kelompok c. kemampuan analisis yang
3. Guru membagi dimiliki oleh seorang siswa
permasalahan
4. Kelompok melakukan
diskusi
5. Kelompok menyampaikan
hasil diskusi kepada peserta lain
6. Guru memberikan
15

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir

C. Hipotesis

Berdasarkan hasil kajian teori dan kerangka berfikir diatas, maka

hipotesis yang dapat diambil oleh peneliti yaitu:

H 0= model pembelajaran case method dapat memberikan pengaruh positif

terhadap peningkatan keterampilan dan kreativitas berfikir siswa.

H 1 = model pembelajaran case method tidak dapat memberikan pengaruh

positif terhadap peningkatan keterampilan dan kreativitas berfikir siswa.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu penelitian eksperimen riset. Menurut Sugiyono

metode penelitian eksperimen diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan

untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi

yang terkendalikan. Metode ini sebagai bagian dari metode kuantitatif mempunyai

ciri khas tersendiri, terutama dengan adanya kelompok kontrolnya. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif karena berupa data dan statistik. Dalam

penelitian yang digunakan adalah true experimental design dengan bentuk post-

test Only Control Design. Dalam design ini terdapat dua kelompok yang telah

ditentukan, kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak.

Kelompok yang diberikan perlakuan disebut kelompok eksperimen dan yang

tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol, (Wahyuni, 2018).

Alasan mengapa peneliti menggunakan jenis penelitian tersebut kerena

kelengkapan data serta prosedur pelaksanaan penelitian cenderung lebih

sederhana dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan metode survey terhadap

kelas control dan kelas eksperimen, dengan ini detail hasil akhir penelitian pun

benar-benar komprehensif dan memberikan kesimpulan yang meyakinkan.

Dengan pendekatan dan jenis penelitian ini peneliti mencoba mendeskripsikan

dampak penerapan model pembelajaran case method terhadap keterampilan dan

kreativitas berfikir siswa SMPN 27 Makassar.

16
17

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan terhitung dari perencanaan penelitian,

pelaksanaan penelitian, sampai pembuatan laporan penelitian. Penelitian

dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2023.

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 27 Makassar yang berlokasi pada

Jalan Dg.Tata Komp. Hartako Indah No 99, Parang Tambung, Kec. Tamalate,

Kota Makassar, Sulawesi selatan 90224, peneliti memilih lokasi ini karena lokasi

penelitian ini juga merupakan salah satu lokasi pelaksanaan penguatan case

method dan team basid projeck revitalis lptk tahun 2021 universitas negeri

Makassar.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dilapangan dalam penerapan model

pembelajaran belum menunjukan hasil maksimal untuk mencapai tujuan

pembelajaran, guru belum mampu memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran

sta didik, guru terbiasa dengan pola pembelajaran melalui ceramah yang membuat

peserta didik menjadi jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran. Kurangnya

inovasi guru dalam membuat serta mengembangkan media pembelajaran hanya

mengaju pada buku belajara tidak dapat mengembangkan dalam bentuk media

lain yang dapat menambah minat ataupu semangat siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran. Maka dari itu setelah pelaksaan penguatan case method dan team

basid projeck revitalis lptk tahun 2021 universitas negeri Makassa, tujuan dari

peneliti melaksanakan peneilitian pada lokasi tersebut yaitu ingin mengetahui

dampak dari pada penarapan model pembelajaran case method apakah dapat
18

memberikan hasil positif atau sebaliknya khususnya pada keterampilan dan

kreativitas berfikir siswa.

C. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variable Penelitian

Berdasarkan judul ini yakni “Dampak Penerepan Model Pembelajaran

Case Method Terhadap Keterampilan Dan Kreativitas Berfikir Siswa SMPN 27

Makassar, diketahui variable yang akan ditelti ada dua yaitu :

a. Model pembelajaran case method sebagai variable bebas (X) dan

b. Keterampilan dan kreativitas berfikir siswa sebagai variable terikat (Y)

Dengan dua variable diatas kita dapat mengetahui saling keterkaitan antara

model pembelajaran case method dapat menjadi suatu solusi terhadap peningkatan

keterampilan dan kreativitas berfikir siswa.

2. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif berupa angka-angka dan

analisisnya menggunakan statistik. Metode yang digunakan berupa metode

kuantitatif deskripstif yang merupakan suatu metode dengan tujuan untuk

membuat gambaran atau deskriptif mengenai suatu kondisi keadaan secara

objektif yang mengunakan angka mulai dari pengumpulan data. Penafsiran data,

hasil dan pembahasan dengan metode pengumpulan datanya menggunakan

motode survei dengan mengambil beberapa sampel sebagai bahan uji peneliti

untuk mendapat hasil penelitian mengenai dampak dari pada penerepan model

pembelajaran case method terhadap keterampilan dan kreativitas berfikir siswa.


19

D. Definisi Operasional dan Pengukuruan Variabel

Definisi operasional variabel merupakan penarikan batasan yang

mendeskripsikan ciri-ciri spesifik yang lebih substantive dari suatu konsep, agar

peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang sesuai dengan hakikat variable yang

konsepnya telah didefinisikan. Maka dari itu peneliti harus memasukan proses

atau operasionalnya alat ukur yang akan digunakan untuk mengukur gejala atau

variabel yang diteliti.

a. Variable Independen

Variable independen dapat juga disebut variabel stimulus, predikson

anteceden, yang dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai variabel bebas.

Variabel bebas merupakan yang mempengaruhi. Sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independen dalam penelitian ini

ialah model pembelajaran case method yang merupakan proses pemecahan

masalah oleh anggota tim yang telah ditentukan. Pada umumnya dapat dikatakan

bahwa case method dibentuk dalam pembelajaran berbasis masalah ataupun kasus

yang disajikan oleh pengajar dan diberikan kepada peserta didik sebagai bahan

ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran.

b. Variabel Dependen

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria,

konsekuen, yang artianya dalam Bahasa Indonesia ialah variabel terikat. Variabel
20

terikan merupakan varibel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya

variabel bebas. variabel dependen dalam penelitian ini yaitu keterampilan dan

kreativitas berfikir siswa.

1. Keterampilan dan Kreativitas Berfikir Siswa

Keterampilan dan kreativitas berfikir siswa merupakan dua hal yang saling

berkesinambungan satu sama lain, dimana kreativitas merupakan bagian dari

keterampilan atau kemampuan seseorang dalam bertingkah laku dilingkungan

sosial maupun dalam ranah pendidikan. Keterampilan dan kreativitas berfikir

dapat juga diartikan sebagai keterampilan yang dimiliki individu dalam

menggunakan proses berfikirnya untuk dapat menghasilkan gagasan baru,

konstruktif berdasarkan konsep, serta prinsp-prinsip yang rasional.

E. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa

manusia, hewan, benda, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan dapat

dijadikan sebagai sumber data penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siwa pada kelas IX yang ada sekolah SMPN 27 makassar.

Sampel merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi, pengambilan sampel dilakukan jika populasinya besar dan tidak

memungkinkan untuk dipelajari semua oleh peneliti. Sampel dalam penelitian ini

dipilih secara simple random sampling dengan tujuan peneliti agar pengambilan

data lebih efektiv dan efesien dari jumlah kelas yang banyak. Pengambilan
21

sampling dilakukan dengan cara kelas IX A sebagai kelas control dan kelas IX B

sebagai kelas eksperimen

F. Tenknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah

dengan menggunakan post-tes yang merupakan salah satu teknik pengumpulan

informasi yang berupa suatu daftar pertanyaan pilihan ganda yang diajukan secara

online dengan menggunakan platform google from dan dibagikan langsung

kepada responden yang akan diteliti. Dengan menggunakan teknik ini peneliti

akan lebih di mudahkan dalam pengumpulan data dengan waktu yang singkat atau

cepat.

G. Uji validitas dan reliabitas

1. Validitas

Uji validitas digunakan dalam mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner atau instrument yang digunakan peneliti, instrument yang valid artinya

alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian tersebut valid.

Validitas (validity) berkaitan dengan instrumen yang digunakan dalam mengukur

sesuatu dapat mengukur secara tepat terhadap sesuatu yang akan diukur.

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan pengujian validitas

konstruk, yaitu dengan mempertanyakan apakah butir-butir dalam pertanyaan

dalam instrument itu telah sesuai dengan konsep keilmuan yang bersangkutan

(Nurgianto, 2012: 339). Dengan itu setip butir pertanyaan dapat dipertanggung

jawabkan keilmuan pada bidangnya, butir-butir pertanyaan tersebut kemudian


22

ditelaah oleh orang yang ahli dibidang yang bersangkutan (expert judgement),

expert judgement pada penilitan ini ialah dosen dari prodi pendidikan IPS

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar dalam hal ini dosen

pembimbing. Pengujian validitas dilakukan dengan rumus korelasi produk

moment untuk menentukan hubungan antara dua variabel yang berskala interval

(skala yang menggunakan angka sebenarnya) rumus korelasi produk moment

sebagai berikut.

n ∑ xy−( ∑ x )( ∑ y )
r=
√ (n ∑ x −(∑ x ) )( n∑ x −(∑ x ) )
2 2 2 2

Keterangan:

𝑟 : Koefisien korelasi

N : Jumlah responden

Ʃx : Jumlah skor butir

Ʃy : Total dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden

Ʃx2 : Jumlah dari kuadrat butir

Ʃy2 : Total dari kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden

Ʃxy : Jumlah hasil perkalian antara skor butir angket dengan jumlah skor yang

diperoleh tiap responden

Syarat minimum untuk dianggap suatu butir instrumen valid adalah nilai

indeks valid adalah nilai indek validitasnya ≥ 0.30 (Sugiyono, 2013). Oleh kerena
23

itu semua pertanyaan yang memiliki tingkat korelasi dibawah 0,30 dianggap tidak

valid atau butuh peninjauan kembali.

2. Uji Reliabitas

Uji realiabitas adalah sejauh mana hasil pengukuran data dengan

menggunakan objek yang sama menghasilkan hasil yang sama juga. Uji reliabitas

dalam penelitian ini menggunakan split half item yaitu dengan dibagi menjadi dua

bagian yang terdiri dari bagian ganjil dan genap. Kemudian masing-masing

kelompok skornya dijumlahkan sehingga menghasilkan skor total. Apabila

korelasi mencapai angka 0,70 maka dikatakan item tersebut memberikan tingkat

reliabelitas yang cukup begitupun sebaliknya, ada pun rumus untuk mencari

realiabitas sebagai berikut :

n ( ∑ AB ) −( ∑ A )( ∑ B )
r
√( n ∑ A )−( (∑ A ) (n ∑ B ))−( (∑ B ) )
2 2 2 2

Keterangan:

r = Koefisien korelasi

n = Banyaknya responden

A = Skor item pertanyaan ganjil

B = Skor pertanyaan genap

Setelah koefisien korelasi diketahui, maka selanjutnya hasil tersebut

dimasukan kedalam rumus Spearman Brown dengan rumus sebagai berikut :


24

2 rb
r
1+ rb

Dimana :

r = Nilai reliabilitas

rb = Korelasi produk moent antara belahan pertama (ganjil) dan belahan kedua

(genap), (Ghozali,2018:46)

H. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantatif, analisis data merupakan kegiatan pengolahan

data dari seluruh responden atau sumber data yang telah terkumpul. Teknik analisi

data yang digunakan dalam penelitian kuantitatif menggunakan rumus statistika

dengan bantuan software SPSS. Sedangkan teknik analisis datanya meliputi

1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana normal

atau tidaknya suatu distribusi data. Hal ini digunakan untuk mengetahui

keterkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik yang digunakan, dalam

penelitian ini menggunakan uji normalitas kolmogorov smirnov dengan alat bantu

SPSS. Tujuan dari pengujian ini digunakan sebagai alat untuk melihat distribusi

data normal ataupun tidak. Asumsi normalitas harus dipenuhi jika kita hendak

melakuka analisi yang lebih mendalam secara parametrik.

1. Menentukan Hipotesis
25

a. H 0 = Data memiliki distribusi tidak normal

b. H 1 = Data memiliki distribusi normal

2. Kriteria pengujian

a. H 0 = Diterima jika Sign kolmogorov Smirnov < 0,05

b. H 1 = Diterima jika Sign kolmogorov Smirnov > 0,05

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui data

yang telah diperoleh sudah homogen atau tidak. Pada uji homogenitas ini

menggunakan statistik uji Levene menggunakan alat bantu SPSS. Dengan kriteria

sebagai berikut:

a. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka data dari populasi sampel yang

mempunyai varian tidak homogen.

b. Jika nilai signifikansi ≥ 0,05, maka data dari populasi sampel yang

mempunyai varian homogenya.

3. Uji-t

Setelah mendapatkan hasil data yang valid dan realibel, selanjutnya

dilakukan uji-t untuk mengetahui signifikasi pengaruh variabel X (model

pembelajaran case method) terhadap variabel y (keterampilan dan kreativitas

berfikir siswa). Apabila nilai signifikan < 0,05 maka model pembelajaran case

method tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap peserta didik, begitu
26

sebaliknya jika nilai signifikan > 0,05 model pembelajaran case method

memberikan dampak yang signifikan terhapad peserta didik.

4. Uji Tingkat Pengaruh

Dalam hal ini pada tingkat apakah pengaruh model pembelajaran case

method terhadap siswa dalam meningkatkan keterampilan dan kreativitas berfikir

siswa SMPN 27 Makassar menggunakan Uji Eta Squared. Taraf yang digunakan

untuk mengetahui signifikan sebesar 5%. Rumusan yang digunakan adalah

sebagai berikut :

2
t
Eta Squared : 2
t + ( n 1+ n2−2 )

Keterangan:

t2 = t hitung

n1 = sampel 1

n2 = sampel 2

Dengan Interpresentasi nilai sebagai berikut :

0,01≤ Eta Squared < 0,06 = pengaruh kecil

0,06≤Eta Squared < 0,14 = pengaruh sedang

Eta Squared < 0,014 = pengaruh besar


BAB IV

BAGIAN AKHIR

A. Jadwal Penelitian

Pelaksanaan penelitiann diatur berdasarkan jadwal sebagai berikut pada tabel :

Tabel 4.1

Tahun 2023
Rencana
No
kegiatan
Januari Februari Maret April

1 Perencanaan

2 Penulisan

proposal

3 Pengumpulan

teori

4 Revisi proposal

5 Ujian proposal

6 Penelitian

7 Penyusunan

hasil penelitian

26
27

B. Rencana Biaya

Berdasarkan tahapan penelitian yang ada maka perencanaan rincian biaya

yang akan digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

No Jenis pengeluaran Biaya yang diusulkan (Rp.)

1 Pembelian bahan abis pakai Rp. 500.000,-

2 Akomodasi Rp. 500.000,-

3. Perjalanan Rp. 200.000,-

4. Sewa peralatan Rp. 200.000,-

5. Pengeluaran lainnya Rp. 300.000,-

Jumlah Rp. 1.700.000,-


DAFTAR PUSTAKA

Andayani, E., Mustikowati, R. I., Wahyu, S., Setiyowati, & Firdaus, R. M. (2022).

Case method: Mengoptimalkan critical thinking, creativity communication

skills dan collaboratively mahasiswa sesuai MKKM di era abad 21. Jurnal

Penelitian Dan Pendidikan IPS (JPPI), 16(1), 52–60.

https://ejournal.unikama.ac.id/index.php/JPPI/article/view/6973/3460

Dolong, H. M. J. (2016). Teknik Analisis dalam Komponen Pembelajaran. Jurnal

UIN Alauddin, 5(2), 293–300. file:///C:/Users/User/Downloads/3484-Article

Text-7439-1-10-20170924.pdf

Handoko, H. (2017). Pembelajaran Matematika Model Savi Berbasis Discovery

Strategy Materi Dimensi Tiga Kelas X. EduMa, 6(1), 85–95.

Lawson, A. E. (2002). Science Teaching and Development of Thinking. 1–589.

Liu, W.-Y. (2019). The Use of the Case Method to Promote Reflective Thinking

in Teacher Education. Advances in Social Sciences Research Journal, 6(7),

547–557. https://doi.org/10.14738/assrj.67.6831

Mahdi, O. R., Nassar, I. A., & Almuslamani, H. A. I. (2020). The role of using

case studies method in improving students’ critical thinking skills in higher

education. International Journal of Higher Education, 9(2), 297–308.

https://doi.org/10.5430/ijhe.v9n2p297

Muhammad Sobri, Abdul Muid, S. M. D. (2021). Penggunaan model

Pembelajaran case method dalam mengatasi demotivasi belajar during mata

28
kuliah muhadatsah Lil Mubtadiin Prodi Pendidikan Bahasa Arab Universitas

Jambi. AD-DHUHA : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Dan Budaya Islam,

2(2), 1–11.

Nkhoma, M., Sriratanaviriyakul, N., & Quang, H. Le. (2017). Using case method

to enrich students’ learning outcomes. Active Learning in Higher Education,

18(1), 37–50. https://doi.org/10.1177/1469787417693501

Putri, Y. S., & Alberida, H. (2022). Keterampilan Berpikir Kreatif Peserta Didik

Kelas X Tahun Ajaran 2021/2022 di SMAN 1 Pariaman. Biodik, 8(2), 112–

117. https://doi.org/10.22437/bio.v8i2.17356

Sugiyono, D. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.

Suparlan, S. (2019). Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran. Islamika, 1(2),

79–88. https://doi.org/10.36088/islamika.v1i2.208

Wahyuni, E. N. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Take and Give

berbantuan Lembar Informasi Materiterhadap Hasil Belajar IPS Siswa

Kelas V SD Al-Ishlah Rejeni. 166. https://docplayer.info/111280120-

Pengaruh-model-pembelajaran-take-and-give-berbantuan-lembar-informasi-

materi-terhadap-hasil-belajar-ips-siswa-kelas-v-sd-al-ishlah-rejeni-

skripsi.html

Wulandari, F. A., Mawardi, M., & Wardani, K. W. (2019). Peningkatan

Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Kelas 5 Menggunakan Model Mind

Mapping. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 3(1), 10.

https://doi.org/10.23887/jisd.v3i1.17174

29
30

Anda mungkin juga menyukai