Anda di halaman 1dari 5

Nama: Salsabila Nasution

NIM:1403619048

Pedidikan Sejarah 2019 B

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER 116


MATA KULIAH MODEL PEMBELAJARAN SEJARAH
DOSEN : DR. NUR’AENI MARTA, SS., M.HUM
=====================================================================

Pertanyaan:

1. Uraikan apa yang dimaksud dengan model pembelajaran, apa bedanya dengan
pendekatan, strategi dan metode pembelajaran. Berikan contohnya

Jawaban: Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang


melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran adalah pola yang digunakan untuk
merencanakan pembelajaran yang mengacu kepada pendekatan, tujuan-tujuan
pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Setiap model pembelajaran juga memiliki tujuan,
prinsip, tekanan utama yang berbeda-beda. Maka dari itu, model pembelajaran harus
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan siswa. Contohnya model cooperative script dimana
siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian
dari materi yang dipelajari.
Sementara itu, Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis
tertentu. Contohnya pendekatan realistik dalam pendekatan ini, siswa dihadapkan pada
permasalahan yang memiliki sifat realistik. Permasalahan realistik bisa terpecahkan lewat
daya nalar para siswa tersebut.
Strategi adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa
agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan
mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi
pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya
masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu
pelaksanaan pembelajaran. Contohnya metode demonstrasi merupakan jenis pembelajaran
yang menyajikan materi pelajaran kepada siswa yang digabungkan dengan penjelasan.
Sedangkan metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran
yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1)
ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman
lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.

2. Uraikan bagaimana kaitannya model pembelajaran dengan tujuan pembelajaran,


capaian kompetensi Inti, kompetensi Dasar dan capaian standar kompetensi lulusan
(SKL)

Jawab: Model pembelajaran adalah pola yang digunakan untuk merencanakan


pembelajaran yang mengacu kepada pendekatan, tujuan-tujuan pembelajaran. Dan tujuan
pembelajaran tertera di dalam Kompetensi Dasar, Capaian standar kompetensi kelulusan.
Standar Kompetensi Lulusan merupakan muara utama pencapaian yang dituju dari semua
mata pelajaran pada jenjang pendidikan tertentu.Sedangkan Kompetensi Inti adalah
pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi
tertentu.Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan
Kompetensi Dasar.

Pencapaian Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar


melalui proses pembelajaran dan penilaian diilustrasikan dalam skema gambar berikut.
3. Uraikan mengapa Paradigm baru pembelajaran di era abad 21 sangat dipengaruhi
Teori contructivism?
Jawab: Di era Abad 21 banyak perubahan yang fundamental dalam berbagai aspek
kehidupan manusia. Dunia seakan tanpa batas geografis dan waktu serta berubah menjadi
hunian besar di mana orang-orangnya dengan mudah saling berinteraksi. Selanjutnya ciri
yang menonjol pada abad 21 adalah semakin bertautnya dunia ilmu pengetahuan, sehingga
sinergi diantaranya menjadi semakin cepat. Dalam konteks pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi di dunia pendidikan, telah terbukti semakin menyempitnya dan
meleburnya faktor “ruang dan waktu” yang selama ini menjadi aspek penentu kecepatan
dan keberhasilan penguasaan ilmu pengetahuan oleh umat manusia.
Smaldino, dkk (2012) menyatakan bahwa pembelajaran pada abad ke 21 telah
banyak mengalami perubahan, intergrasi internet dan social media memberikan perspektif
baru dalam pembelajaran. Pembelajaran dengan sosial media memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk berinteraksi, berkolaborasi, berbagi informasi dan pemikiran
secara bersama. Sama halnya dengan pembelajaran melalui social media,pembelajaran
melalui web juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melengkapi satu
atau lebih tugas melalui jaringan internet. Selain itu juga dapat melakukan pembelajaran
kelompok dengan menggunakan fasilitas internet seperti google share. Model
pembelajaran melalui web maupun social media ini sejalan dengan teori konstruktivistik,
dimana peserta didik adalah pembelajar yang bebas yang dapat menentukan sendiri
kebutuhan belajarnya. Beberapa implikasi teori konstruktivistik dalam pembelajaran
adalah sebagai berikut :

a. Kurikulum disajikan mulai dari keseluruhan menuju ke bagian-bagian dan lebih


mendekatkan kepada konsep-konsep yang lebih luas

b. Pembelajaran lebih menghargai pada pemunculan pertanyaan dan ide-ide peserta didik

c. Kegiatan kurikuler lebih banyak mengandalkan pada sumber-sumber data primer dan
manipulasi bahan

d. Peserta didik dipandang sebagai pemikir-pemikir yang dapat memunculkan teori-teori


tentang dirinya.

e. Pengukuran proses dan hasil belajar peserta didik terjalin di dalam kesatuan kegiatan
pembelajaran, dengan cara guru mengamati hal-hal yang sedang dilakukan peserta
didik, serta melalui tugas-tugas pekerjaan

f. Peserta didik-peserta didik banya belajar dan bekerja di dalam group proses

g. Memandang pengetahuan adalah non objektif, berifat temporer, selalu berubah, dan
tidak menentu

h. Belajar adalah penyusunan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah menata


lingkungan agar peserta didik termotivasi dalam menggali makna

4. Jelaskan bagaimana menurut Anda, model pembelajaran seperti apa yang dapat
dikembangkan untuk pembelajaran sejarah di sekolah menengah atas dan sekolah
menengah kejuruan?
Jawab: Model-model pembelajaran yang pernah dipraktekkan antara lain:
Pembelajaran Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL), Pembelajaran
Kooperatif, seperti Student Team Achievement Division (STAD), Jigsaw, Model Index
Card Macth, Teams Games Tournament (TGT), Metode Struktural seperti Mencari
Pasangan, Benar Salah Berantai dan Peta Konsep. Pembelajaran Sejarah sarat dengan nilai,
oleh karena itu guru Sejarah tidak hanya sekedar “transfer of knowledge”, tetapi juga
“transfer of values” (Sardiman, 2002).
Nilai-nilai karakter seperti religius, semangat kebangsaan, cinta tanah air, rela
berkorban, rasa tanggung jawab, disiplin, toleransi, kerja sama, cinta damai, kerja keras
dan kreatif perlu ditumbuhkembangkan terus lewat pembela jaran Se jarah. Hal ini
diperkuat oleh penelitian Ghufron (2010) yang menyatakan bahwa salah satu masalah
krusial bangsa Indonesia, terutama yang berkaitan dengan penyiapan SDM siap
berkompetitif di era global adalah krisis nilai-nilai karakter bangsa. Oleh karena itu, perlu
adanya integrasi nilai-nilai karakter bangsa dalam kegiatan pembelajaran untuk semua
mata pelajaran di sekolah, termasuk mata pelajaran Sejarah. Dengan ini diharapkan para
peserta didik kelak menjadi anak-anak bangsa dan cerdas dan beraklak mulia, guna
mencapai Indonesia emas di masa-masa mendatang.

5. Analisis : bagaimana menurut anda apakah pembelajaran sejarah yang pernah


kalian telah tercapai tujuan pembelajarannya? Apa yang menjadi kelebihan dan
kekurangannya, selanjutnya bagaimana solusinya untuk dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran sejarah agar tujuannya tercapai

Jawab: Menurut saya pembelajaran sejarah saat ini cukup tercapai tujuanya jika kita
membahas mengenai nasionalisme, peristiwa-peristiwa bersejarah, dan tokoh-tokoh
berjasa. Yang menjadi kelebihan adalah saat kita mempelajari kita tak hanya mengetahui
peristiwa bersejarah melainkan akan selalu ada hal yang dapat diambil bagi Pendidikan
karakter kita. Kelemahanya saat ini pembelajaran sejarah terutama di SD-SMA masih
mengedepankan hafalan dibandingkan penalaran siswa. Solusinya adalah guru dan siswa
harus banyak praktik penalaran soal ataupun pembahasan HOTS sehingga sejarah tidak
dikebal sebagai mata pelajaran menghafal.

Anda mungkin juga menyukai