Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan sumber
daya manusia yang berimplikasi pada tingkat kemajuan suatu bangsa. Kualitas
pendidikan di Indonesia dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti guru, siswa, pengelola
sekolah termasuk diantaranya yaitu kepala sekolah, karyawan dan komite sekolah,
kemudian lingkungan belajar seperti orang tua, masyarakat. Kualitas pembelajaran
dan kurikulum dan juga sekolah turut menjadi faktor penentu kualitas pendidikan di
Indonesia. Karakter peserta didik juga ditentukan oleh peran guru di dalam kelas.
Kegiatan belajar yang terdiri dari mendidik, mengajar, dan melatih peserta didik
termasuk dalam tanggung jawab yang harus dilakukan oleh guru selama berada di
dalam kelas.
Pembelajaran dapat didefinisikan dari berbagai sudut pandang, dari sudut
pandang behavioristik, pembelajaran sebagai peroses pengubahan tingkah laku siswa
melalui pengoptimalan lingkungan sebagai sumber setimulus belajar, sedangkan
pembelajaran dari sudut pandang teori kognitif didefinisikan sebagai peroses belajar
yang dibangun oleh guru untuk mrngeembangkan kreatifitas berfikir yang dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam mengontruksi pengetahuan baru sebagai
upaya peningkatan penguasaan materi yang baik terhadap materi pelajaran dan
pembelajaran dari sudut pandangan teori interaksional didefinisikan sebagai peroses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar (Nurdiyansyah,2016:1).
Dalam suatu kegiatan belajar mengajar terutama pada mata pelajaran sejarah,
guru tidak hanya harus menguasai materi yang akan diajarkan kepada peserta didik
namun, guru juga harus mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam
pembelajaran sejarah. Pembelajaran sejarah di sekolah bertujuan untuk membangun
kepribadian dan sikap mental anak didik, menanamkan nilai-nilai kejujuran dan
kebijaksanaan kepada peserta didik, serta membangun rasa cinta tana air dan sikap

1
kemanusiaan. Agar tujuan pembelajaran sejarah dapat tercapai maka guru dituntut
untuk memiliki kemampuan menerapkan beberapa model pembelajaran. Salah satu
faktor yang mempengaruhi hasil belajar yakni minat, semangat dan keaktifan peserta
didik di dalam kelas. Maka dalam membantu meningkatkan minat, semangat dan
keaktivan peserta didik di dalam kelas guru dapat menerapakan suatu model
pembelajaran (Hutauruk, 2019:32 ).
Menurut Helmiati, (2012:19) Model pembelajaran merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang di sajikan secara khas oleh
guru. Dengan kata lain model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari
penerapan suatu pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran. model
pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan kegiatan pembelajaran. Salah satu model pembelajaran
yang dapat di gunakan dalam menarik minat belajar siswa dan membantu dalam
tercapai tujuan pembelajaran yaitu menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL).
Menurut Yuan dalam (Nur 2016 : 134) model pembelajaran Problem Based
Learning merupakan model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik untuk
belajar, memunginkan berpartisipasi dan menghadapi situasi pemmecahan dalam
kerja kelompok kecil selama peroses pembelajaran. Padmavathy & Marcesh dalam
(Hutauruk, 2019 : 32) Problem Based Learning merupakan peroses pembelajaran
dengan cara memberikan permasalahan yang harus diselsaikan siswa dan
pemasalahan tersebut dapat membantu mereka mengkonstruksi pengetahuan baru.
jadi pembelajaran Problem Based Learning merupakan merupakan suatu kegiatan
pembelajaran yang berpusat pada masalah. dan model pembelajaran Problem Based
Learning dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berfikir dan
kemampuan kemampuan dalam pemecahan masalah, sehingga dengan menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning dapat membantu guru dalam
melakukan peroses pembelajaran dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran,
terutama pada mata pelajaran Sejarah Indonesia.

2
Pembelajaran sejarah merupakan studi yang menjelaskan tentang manusia di
masa lampau dengan semua aspek kegiatan manusia seperti politik, hokum, militer,
sosial, keagamaan, kreativitas (seperti yang berkaitan dengan seni, music, arsitektur
islam). pembelajaran sejarah merupakan bidang ilmu yang memiliki tujuan agar
setiap peserta didik membangun kesadaran tentang pentingnya waktu dan tempat
yang merupakan sebuah proses dari masa lampau (Zahro, 2017:2).
Berdasarkan latar belakang di atas makalah ini akan mengkaji mengenai Model
Pembelajaran Problem Based Learning pada pembelajaran Sejarah. penulis tertarik
mengkaji judul makalah ini karena model pembelajaran Problem Based Learning
adalah salah satu setrategi yang dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa, di dalam
problem based learning siswa di tuntut untuk aktif dan model Problem Based
Learning dapat mengembangkan kemampuan berfikir keritis siswa dan kekmampuan
dalam memecahkan masalah di dalam pembelajarn Sejarah.
B. Rumusan Maslah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penulisan
makalah ini yaitu bagaimana model pembelajaran Problem Based Learning pada
pembelajaran sejarah ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu untuk mendeskripsikan
bagaimana model pembelajaran Problem Based Learning dalam pembelajaran
sejarah.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Model Pembelajaran
Menurut Helmiati (2012:19) model pembelajaran merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh
guru. dengan kata lain model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari
penerapan suatu pendekatan, metode, setrategi dan teknik pembelajaran. Menurut
Isjoni dalam (Sundari,2015:108) model pembelajaran merupakan setrategi yang di
gunakan guru untuk meningkatkan motivasi belajar, sikap belajar di kalangan siswa,
mampu berpikir kritis, memiliki ketrampilan sosial dan pencapaian hasil belajar yang
lebih. Menurut Joyce & Weil dalam (Nurdyansyah, 2016:3) mendefinisikan model
pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang di gunakan sebagai pedoman
dalam melakukan pembelajaran.
Model pembelajaran memiliki beberapa ciri-ciri. Menurut Nurdyansyah ( 2016:
25 ) model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berfikir
induktif di rancang untuk mengembangkan peroses berfikir induktif.
2. dapat di jadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas
3. memiliki bagian-bagian model yang di namakan:
a) urutan langkah-langkah pembelajaran
b) adanya prinsip-prinsip reaksi
c) system sosial
d) system pendukung
4. memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran.
5. membuat persiapan mengajar dengan pedoman model pembelajaran yang di
pilih.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat di simpulkan bahwa model
pembelajaran merupakan pedoman bagi guru dalam melakukan peroses
pembelajaran, model pembelajaran suatu bentuk pembelajaran yang tergambar dari

4
awal sampai akhir yang di sajikan secara khas oleh guru, dan di gunakan guru untuk
meningkatkan motivasi belajar dan membantu dalam meningkatkan berpikir keritis
siswa, model pembelajaran yang di gunakan guru sebagai pedoman dalam melakukan
pembelajaran. Agar peroses pembelajaran berjalan efektif maka guru harus mampu
menggunakan beragam model pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
terutama pada pembelajaran sejarah. Salah satu model pembelajaran yang dapat
meningkatkan respon dan minat siswa terhadap pelajaran sejarah adalah
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.
B. Model Pembelajaran Problem Based Learning
Pembelajaran adalah peroses belajar yang di bangun oleh guru untuk
membimbing peserta didik agar dapat mengembangkan kreativitas berfikir dan
mampu mengkonstrksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan
terhadap materi. Peroses pembelajaran merupakan penentu utama keberhasilan
pendidikan, karenanya guru di tuntut untuk mampu membangun peroses
pembelajaran yang efektif supaya siswa mencapai hasil belajar yang maksimal. Agar
peroses pembelajaran berjalan efektif maka guru harus mampu menggunakan
beragam model pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai terutama pada
pembelajaran sejarah. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan
respon dan minat siswa terhadap pelajaran sejarah adalah menggunaka model
pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning (Hutauruk, 2019).
Duch dalam (Sofyan dkk, 2017:48) menyatakan bahwa model Problem Based
Learning merupakan suatu pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata
sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berpikir kritis dan keterampilan
memecahkan masalah dan memperoleh pengetahuan. Menurut Tan dalam (Rusman,
2011:229) pembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran
karena dalam pembelajaran Problem Based Learning kemampuan berfikir siswa
betul-betul di optimalisasikan melalui peroses kerja kelompok atau tim yang
sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, ,menguji, dan
mengembangkan kemampuan berfikirnya secara berkesinambungan. Menurut Utami

5
dalam (Supiandi, 2016:61) Problem Based Learning merupakan suatu model
pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi
siswa untuk belajar tentang cara berpikir dan keterampilan pemecahan masalah, serta
untuk memperoleh pengetahuan dua konsep yang esensialdari materi pembelajaran.
Problem Based Learning merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru
menciptakan lingkungan pembelajaran yang di mulai dengan masalah yang peting
relevan bagi peserta didik, dan memungkinkan peserta didik memperoleh pengalaman
belajar yang lebih relistik (nyata). pembelajaran Problem Based Learning melibatkan
peserta didik dalam peroses pembelajaran yang aktif,kolaboratif, berpusat kepada
peserta didik, yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan
kemampuan belajar mandiri yang di perlukan untuk menghadapi tantangan dalam
kehidupan dan karir Sofyan dkk (2017:49).
Terdapat tiga ciri utama dari pembelajaran Problem Based Learning yaitu
pertama rangkaian aktivitas pembelajaran. pembelajaran problem based learning ada
sejumlah kegiatan yang harus di lakukan siswa. pembelajaran berbasis masalah tidak
hanya mengharapkan siswa sekedar mendengarkan dan mencatat, kemudian
menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui pembelajaran berbasis masalah siswa
aktif berfikir, berkomunikasi, mencari dan mengola data dan akhirnya
menyimpulkan. kedua, aktifitas pembelajaran diarahkan untuk menyelsaikan
masalah. pembelajaran problem based learning menempatkan masalah sebagai kata
kunci dari proses pembelajaran yang dimana tanmpa masalah maka tidak mungkin
ada proses pembelajaran. ketiga pemecahan masalah di lakukan dengan
menggunakan pendekatan berfikir secara ilmiah, berfikir dengan menggunakan
pendekatan berfikir secara ilmiah adalah proses berfikir deduktif dan induktif. proses
berfikir ini di lakukan secara sistematis dan empiris. sistematis artinya berfikir ilmiah
di lakukan melalui tahapan-tahapan tertentu sedangkan empiris artinya proses
penyelsaian masalah di dasarkan pada data dan fakta yang jelas Sofyan Dkk
(2017:50).

6
Sehingga dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang
dimana kemampuan siswa betul-betul di optimalkan melalui kerja kelompok atau tim
yang sistematis dan digunakan merangsang berfikir tingkat tinggi siswa dan model
pembelajaran Peroblem Based Learning dapat membantu guru dalam peroses
pembejaran.
C. Tujuan Model Pembelajaran Problem Based Learning
Sofyan, (2017:53) menyatakan bahwa Tujuan utama problem based learning
bukanlah penyampaian sejumlah besar pengetahuan kepada peserta didik, melainkan
pada pengembangan kemampuan berpikir keritis dan kemampuan pemecahan
masalah dan sekaligus mengembangkan kemampuan peserta didik untuk secara aktif
membangun pengetahuan sendiri. Problem Based Learning juga dimaksudkan untuk
mengembangkan kemandirian belajar dan keterampilan sosial peserta didik.
Kemandirian belajar dan keterampilan sosial itu dapat terbentuk ketika peserta didik
berkalobarasi untuk mengidentifikasi informasi, setrategi dan sumber belajar yang
relevan untuk menyelsaikan masalah.
Menurut Arends dalam (Hutauruk,2019:33) mengemukakan bahwa tujuan utama
pengembangan model pembelaran Problem Based Learning yaitu:
a. membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir dan kemampuan
pemecahan masalah
b. mendewasakan siswa melalui pengalaman mereka dengan dunia nyata dan
simulasi masalah
c. membuat siswa mandiri dan menjadi pembelajaran bagi diri sendiri
Jadi dari pendapat para ahli di atas dapat di simpulkan bahwa tujuan model
pembelajaran Problem Based Learning yaitu untuk membantu mengembangkan
kemampuan berpikir keritis siswa dan kemampuan dalam pemecahan masalah,, dan
mengembangkan kemandirian belajar dan keterampilan sosial peserta didik.
mendewasakan siswa melalui pengalaman mereka dengan dunia nyata dan simulasi
masalah, membuat siswa mandiri dan menjadi pembelajaran bagi diri sendiri sehing

7
ga penerapan model p embelajaran Problem Based Learning di dalam proses
pembelajaran sejarah di sekolah tentunya dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
sehingga mata pelajaran sejarah tidak lagi menjadi pelajaran yang membosankan.
D. Karakteristik Problem Based Learning
Problem Based Learning merupakan aktivitas pembelajaran tidak hanya sekedar
mengharapkan peserta didik mendengarkan, mencatat, kemudian menghapal materi
pebelajaran melainkan siswa harus aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan
mengolah data dan akhirnya menyimpulkan. problem based learning menempatkan
mas alah sebagai fokus pembelajaran, tanmpa masalah tidak mungkin terjadi peroses
pembelajaran. pemecahan masalah di lakukan menggunakan pendekatan berpikir
ilmiah (deduktif, induktif, sistematik empiric).
Menurut Sofyan (2017:54) ada beberapa karakteristik Problem Based Learning
yaitu :
1. Aktivitas didasarkan pada pernyataan umum
setiap masalah memiliki pertanyaan umum yang di ikuti oleh masalah yang
bersifat ill-structured atau masalah-masalah yang di munculkan selama peroses
pemecahan masalah. hal ini agar dapat menyelsaikan masalah yang lebih besar,
peserta didik harus menurunkan dan meneliti masalah-masalah yang lebih besar,
peserta didik harus menurunkan dan meneliti masalah-masalah yang lebih kecil.
problem ini di buat yang bersipat baru bagi peserta didik.
2. Belajar berpusat pada peserta didik (student center learning) guru sebagai
fasilitator.
guru membuat lingkungan belajar yang memberi peluang peserta didik meletakan
dirinya dalam pilihan arah dan isi belajar mereka sendiri, peserta didik
mengembangkan sub pertanyaan yang akan di teliti, menetapkan metode
pengumpulan data dan mengajukan format untuk penyajian temuan mereka.
3. Peserta didik berkerja kolaboratif

8
pada pembelajaran problem based learning, peserta didik umumnya berkerja
secara kolaboratif, peserta didik dengan pembelajaran berbasis masalah
membangun keterampilan berkerja dalam tim
4. Belajar di gerak oleh konteks masalah
dalam lingkungan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik diberi
kesempatan menentukan apa dan berapa banyak mereka memerlukan belajar
untuk mencapai kompetensi tertentu. hal ini menyebabkan di perlukanya
informasi dan konsep yang di pelajari dan setrategi yang di gunakan secara
langsung pada konteks situasi belajar.
5. Belajar interdisipliner
pendekatan interdisipliner di lakukan pada peserta didik dalam problem based
learning mengingat dalam peroses pembelajaran menuntut peserta didik
membaca dan menulis, mengumpulkan dan menganalisis data, berpikir dan
menghitung
Menurut Mu’aini (2016:50) Karakteristik model pembelajaran problem based
learnin yaitu:
1. belajar di mulai dengan satu masalah
2. memastikan bahwa masalah tersebut berhubungan dengan dunia nyata siswa
3. mengorganisasikan pelajar seputar masalah.
4. memberikan tanggung jawab yang besar kepada siswa dalam membentuk dan
menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri
5. menggunakan kelompok kecil
6. menuntut siswa untuk mendemonstrasikan yang telah mereka pelajari dalam
bentuk kinerja.
Sedangkan menurut Nurdiyansyah (2013,84:85) pembelajaran berbasis masalah
memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. pengajuan pertanyaan atau masalah artinya pembelajaran berdasarkan masalah
mengorganisasikan pengajaran berdasarkan masalah mengorganisasikan

9
pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang di ajukan haruslah memenuhi
kriteria
2. berfokus pada keterkaitan antar disiplin artinya meskipun pengajaran berbasis
masalah mungkin berpusat pada pelajaran tertentu, masalah yang akan di selidiki
telah yang di pilih benar-benar nyata agar dalam pemecahanya siswa meninjau
masalah itu dari banyak mata pelajaran.
3. penyelidikan autentik artinya pengajaran berbasis masalah mengharuskan siswa
melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelsaian nyata terhadap
masalah nyata.
4. menghasilkan produk /karya dan memamerkanya
5. kolaborasi artinya pembelajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa yang
bekerja satu sama dengan yang lainya.
Sehingga dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
model problem based learning memiliki beberapa karakteristik yaitu yang di mana di
dalam model pembelajaran problem based learning Aktivitas didasarkan pada
pernyataan umum dan Belajar berpusat pada peserta didik guru sebagai fasilitator
dan peserta didik berkerja secara kolaboratif yang di mana siswa berkerja satu sama
dengan lainya
E. Langkah-Langkah Peroblem Based Learning
Ada beberapa langkah-langkah dalam menggunakan model , pembelajara
problem based learning. Menurut Sofyan dkk ( 2017:58) langkah-langkah di dalam
Model Problem Based Learning yaitu :
1. mengorientasikan peserta didik terhadap masalah
2. mengorganisasi peserta didik untuk belajar
3. membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
4. mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5. menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Sedangkan menurut Nurdyansyah (2016:88) Problem Based Learning (PBL)
terdiri dari lima langkah-langkah yaitu sebagai berikut :

10
1. orientasi siswa pada masalah
2. mengorganisasikan siswa untuk belajar
3. membimbing penyelidikan individual / kelompok
4. mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5. menganalisis dan mengevaluasi peroses pemecahan masalah
Menurut baret dalam (Lidinillah,2016:3) menjelaskan langkah-langkah dalam
pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning yaitu :
1. siswa di beri permasalahan oleh guru
2. siswa melakukan diskusi dalam kelompok kecil dan melakukan hal-hal berikut:
1) mengklarifikasi kasus permasalhan yang di berika
2) mendefinisikan masalah
3) melakukan tukar pikiran berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki
4) menetapkan hal-hal yang di perlukan untuk menyelsaikan masalah
5) menetapkan hal-hal yang harus di lakukan untuk menyelsaikan masalah
3. siswa melakukan kajian secara independen berkaitan dengan masalah yang harus
di selsaikan
4. siswa kembali pada kelompok PBM semula untuk melakukan tukar informasi,
pembelajaran teman sejawat dan berkerjasama dalam menyelsaikan masalah
5. siswa menyajikan solusi yang mereka temukan
6. siswa dibantu oleh guru melakukan evaluasi berkaitan dengan seluuruh kegiatan
pembelajaran.
Menurut Arends dalam (Mujiyati, 2016:85) menyatakan bahwa terdapat lima
langkah dalam proses PBL yaitu:
1. orientasi siswa pada masalah
2. mengorganisir siswa dalam pembelajaran
3. membina pengkajian atau analisis individu maupun kelompok
4. mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5. menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

11
Jadi dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat di simpulkan bahwa ada
beberapa langkah-langkah di dalam menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning yaitu sebagai berikut :
1) Langkah pertama di dalam model pembelajaran problem based learning yaitu
mengorientasikan peserta didik terhadap masalah
2) Langkah kedua mengorganisasi peserta didik untuk belajar
3) Langkah ketiga membimbing penyelidikan individual / kelompok
4) Langkah keempat mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5) Langkah kelima menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah yang
dimana siswa dibantu oleh guru melakukan evaluasi berkaitan dengan seluuruh
kegiatan pembelajaran.
F. Kelebihan Dan Kekurang Model Pembelajaran Problem Based Learning
Dengan Problem Based Learning akan terjadi pembelajaran bermakna. peserta
didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan
pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang
diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat di perluas ketika peserta didik
berhadapan dengan situasi dimana konsep di terapkan. Problem Based Learning
dapat meningkatkan kemampuan berpikir keritis, menumbuhkan inisiatif peserta
didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar dan dapat mengembangkan
hubungan interpersonal dalam berkerja kelompok. Problem Based Learning memiliki
kelebihan dan kekurang.
Menurt Johnson dalam (Sofyan. 2017:60) menyatakan Beberapa keuntungan dari
pembelajaran Problem Based Learning adalah sebagai berikut:
1. meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Problem Based Learning
menekankan peserta didik terlibat dalam tugas-tugas pemecahan masalah dan
perlunya pembelajaran khusus bagaimana menemukan dan memecahkan
masalah.
2. meningkatkan kecapakan kolaboratif. Pembelajaran Problem Based Learning
mendukung peserta didik dalam kerja tim. Dalam kerja tim ini, mereka

12
menemukan keterampilan merencanakan, mengorganisasi, negosiasi dan
membuat konsensus isu tugas, penugasan masing-masing tim, pengumpulan
informasi dan penyajian.
3. meningkatkan keterampilan mengelola sumber. Problem Based Learning
memberikan kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam
mengorganisasi proyek.
Menurut warsono dan hariyanto dalam (Nur dkk. 2016:135) kelebihan model
pembelajaran Problem Based Learning yaitu :
1) peserta didik akan terbiasa menghadapi masalah dan merasa tertentang untuk
menyeslsaikan masalah, tidak hanya terkait dengan pembelajaran dalam kelas
tetapi juga dalam kehidupan sehari-sehari.
2) memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi dengan teman-teman
sekelasnya.
3) makin mengakrabkan pendidik dengan peserta didik
4) membiasakan peserta didik dalam menerapkan metode eksperimen
Jadi dapat disimpulkan dari beberapa pendapat para ahli mengenai kelebihan
model pembelajaran problem based learning. kelebihan dari penggunaan model
pembelajaran Problem Based Learning yaitu dapat meningkatkan kemampuan
berpikir keritis siswa dalam memecahkan suatu permasalahan di dalam pembelajaran
dan juga siswa akan terbiasa menghadapi masalah dan penyelesaian masalah yang di
hadapi dan juga di dalam model pembelajaran problem based learning dapat
mendekatkan ataupun mengakrabkan pendidik dengan peserta didik.
Selain memiliki kelebihan model pembelajaran Problem Based Learning juga
memiliki kekurangan / kelemahan. Adapun kelemahan dari model pembelajaran
Problem Based Learning Menurut Arends dan Ibrahim dalam (Mu’aini, 2016:51
yaitu sebagai berikut :
1) Kondisi kebanyakan sekolah tidak kondusif untuk pendekatan PBL
2) Pelaksanaan Problem Based Learning memiliki waktu yang cukup lama
3) Model PBL tidak mencakup semua informaasi atau pengetahuan dasar

13
Menurut Sohimin dalam (Rerung dkk. 2017:49) kelemahan model Problem
Based Learning yaitu :
1) Pembelajaran Problem Based Learning tidak dapat di terapkan untuk setiap
materi pelajaran
2) Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman peserta didik yang tinggi
akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas.
Menurut Lidinillah (2013:7) menyatkan kekurangan Peroblem Based Learning
yaitu:
1) Problem Based Learning tidak dapat di terapkan untuk setiap materi pelajaran,
ada bagian guru berperan aktif dalam menyajikan materi. problem based learning
lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu yang
kaitanya dengan pemecahan masalah.
2) dalam satu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan terjadi
kesulitan dalam pembagian tugas
3) Problem Based Learning kurang cocok untuk di terapkan di sekolah dasar karena
masalah kemampuan berkerja dalam kelompok.
4) membutuhkan kemampuan guru yang mampu mendorong kerja siswa dalam
kelompok secara efektif, artinya guru harus memiliki kemampuan memotivasi
siswa dengan baik
Dari beberapa pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa kelemahan /
kekurangan model pembelajaran Problem Based Learning yaitu model pembelajaran
problem based learning memerlukan waktu yang cukup lama di dalam penerapanya
dan juga PBL tidak mencakup semua informasi atau pengetahuan dasar. dan juga
Problem Based Learning tidak dapat di terapkan untuk setiap materi pelajaran,
Pelaksanaan Problem Based Learning memiliki waktu yang cukup lama
G. Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah
tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan masyarakat pada masa lampau
yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih

14
kecerdasan, membentuk sikap, watak dan kepribadian peserta didik Sapriya (zahro,
2017:4). pembelajaran sejarah merupakan bidang ilmu yang memiliki tujuan agar
setiap peserta didik membangun kesadaran tentang pentingnya waktu dan tempat
yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini dan masa depan
sehingga peserta didik sadar bahwa dirinya merupakan bagian dari bangsa Indonesia
yang memiliki rasa bangga dan cinta tana air yang dapat di implementasikan dalam
berbagai kehidupan baik nasional maupun internasional
Sapriya dalam (Zahro,2017:2) Pembelajaran sejarah merupakan studi yang
menjelaskan tentang manusia di masa lampau dengan semua aspek kegiatan manusia
seperti politik, hukum, militer, sosial, keagamaan, kreativitas (seperti yang berkaitan
dengan seni, musik, arsitektur Islam), keilmuan dan intelektual. menurut Isjoni dalam
(Hutauruk. 2019:32) pembelajaran sejarah di sekolah bertujuan untuk membangun
kepribadian dan sikap mental anak didik, menanamkan nilai-nilai kejujuran dan
kebijaksanaan kepada peserta didik serta membangun rasa cinta tanah air dan sikap
kemanusiaan. Hasan dalam (Asmara, 2019:106) pembelajaran sejarah berperan dalam
pembentukan karakter bangsa bagi generasi muda melalui pendidikan formal yang di
harapkan dapat membentuk kesadaran sejarah yang secara moral dapat
menumbuhkan nasionalisme.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat di simpulkan bahwa
pembelajaran Sejarah merupakan suatu pembelajaran yang menjelaskan mengenai
tentang manusia di masa lampau dengan semua aspek kegiatan manusia dan juga
pembelajaran sejarah bertujuan membangun kepribadian siswa dan menanamkan nilai
kejujuran dan membangun rasa cinta tanah air. Sebagai suatu mata pelajaran di
sekolah sejarah merupakan mata pelajaran yang tertua di badingkan dengan disiplin
ilmu sosial lainya.
H. karakteristik pembelajaran sejarah
Karakteristik Pembelajaran Sejarah Mata pelajaran sejarah sama halnya dengan
mata pelajaran lainnya dalam hal karakteristik, menurut Leo Agung dan Sri Wahyuni
dalam (Hartono.2018:132), karakteristik pembelajaran sejarah adalah sebagai berikut:

15
1) Sejarah terkait dengan masa lampau. Masa lampau berisi peristiwa dan peristiwa
sejarah hanya terjadi satu kali. Jadi, pembelajaran sejarah adalah pembelajaran
peristiwa sejarah dan perkembangan masyarakat yang telah terjadi. Sementara
itu, materi pokok pembelajaran adalah produk masa kini berdasarkan sumber-
sumber sejarah yang ada.
2) Sejarah bersifat kronologis. Oleh karena itu, pengorganisasian materi pokok
pembelajaran sejarah haruslah didasarkan pada urutan kronologi peristiwa
sejarah.
3) Dalam sejarah ada tiga unsur penting, yakni manusia, ruang, dan waktu. Dengan
demikian, dalam mengembangkan pembelajaran sejarah harus selalu diingat
siapa pelaku peristiwa sejarah, di mana dan kapan.
4) Perspektif waktu merupakan dimensi yang sangat penting dalam sejarah.
Sekalipun sejarah itu erat kaitannya dengan masa lampau, waktu lampau itu terus
berkesinambungan sehingga perspektif waktu dalam sejarah antara lain masa
lampau, masa kini, dan masa yang akan datang.
5) Sejarah adalah prinsip sebab - akibat. Hal ini perlu dipahami oleh setiap guru
sejarah, bahwa dalam merangkai fakta yang satu dengan yang lain, dalam
menjelaskan peristiwa sejarah yang satu dengan yang lain perlu mengingat
prinsip sebab - akibat. Peristiwa yang satu disebabkan oleh peristiwa yang lain
dan peristiwa sejarah yang satu akan menyebabkan peristiwa sejarah yang
berikutnya.Sejarah adalah prinsip sebab – akibat
6) Sejarah pada hakikatnya adalah suatu peristiwa sejarah dan perkembangan
masyarakat yang menyangkut berbagai aspek kehidupan seperti politik, ekonomi,
sosial, budaya, agama, keyakinan, dan oleh karena itu, memahami sejarah dengan
pendekatan multidimensial sehingga dalam pengembangan materi pokok dan
uraian materi pokok untuk setiap topik haruslah dilihat dari berbagai aspek.
I. Tujuan Pembelajaran Sejarah
Ada beberapa tujuan pembelajaran sejarah Menurut Kochar dalam
(Zahro.2017:5) tujuan pembelajaran sejarah yaitu :

16
1. mengembangkan pemahaman tentang diri sendiri
2. memberikan gambaran yang tepat tentang konsep waktu, ruang dan masyarakat
3. membuat peserta didik mampu mengevaluasi nilai dan hasil yang di capai
generasinya
4. mengajarkan toleransi
5. memperluas cakrawala intelektualitas
6. mengajarkan prinsip-prinsip moral
7. menanamkan orientasi ke masa depan
8. melatih peserta didik menangani isu-isu kontrovesial
9. membantu memberikan jalan keluar bagi berbagai masalah sosial dan perorangan
10. memperkokoh rasa nasionalisme
11. mengembangkan pemahaman internasional
12. mengembangkan keterampilan-keteraampilan yang berguna
Pembelajaran sejarah memiliki tujuan dan manfaat seperti memperoleh
pengalaman yang bermakna dari peristiwa-peristiwa di masa lalu, sehingga dapat
mengambil hikma dari kesalahan-kesalahan tersebut tidak terulang kembali, dan
mampu bertindak lebih baik dan bijaksana terutama dalam pengambilan keputusan.
Pembelajaran sejarah dapat di sampaikan melalui model pembelajaran Problem
Based Learning yang melatih siswa berfikir keritis serta memberikan ketrampilan
dalam menyelsaikan masalah-masalah kotemporer berdasarkan nilai-nilai yang ada
dalam peristiwa sejarah. dalam pembelajaran dengan menggunakan problem based
learning peran guru dan siswa adalah saling mendukung demi tercapainya tujuan
pembelajaran sejarah (Mujiyati 2016:88).

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model pembelajaran Problem Based Learning merupakan suatu pembelajaran
yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode
ilmiah dan meningkatkan ketrampilan untuk memecahkan masalah. tujuan dari model
Pembelajaran Problem Based Learnin yaitu untuk membantu mengembangkan
kemampuan berpikir keritis siswa dan kemampuan dalam pemecahan masalah, dan
mengembangkan kemandirian belajar dan keterampilan sosial peserta didik. dan juga
dapat mendewasakan siswa melalui pengalaman mereka dengan dunia nyata dan
simulasi masalah, membuat siswa mandiri dan menjadi pembelajaran bagi diri sendiri
sehingga penerapan model pembelajaran Problem Based Learning di dalam proses
pembelajaran sejarah di sekolah tentunya dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
Karakteristik model Peroblem based learning yaitu di dalam model
pembelajaran Problem Based Learning Aktivitas didasarkan pada pernyataan umum
dan Belajar berpusat pada peserta didik guru sebagai fasilitator dan peserta didik di
dalam penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dapat
meningkatkan kemampuan berpikir keritis siswa dan juga kelemahan dari Peroblem
based learning yaitu memerlukan waktu yang cukup lama di dalam penerapanya.
Pembelajaran sejarah merupakan studi yang menjelaskan tentang manusia di
masa lampau dengan semua aspek kegiatan manusia seperti politik, hukum, militer,
sosial, keagamaan, kreativitas (seperti yang berkaitan dengan seni, musik, arsitektur
Islam), keilmuan dan intelektual. tujuan dari pembelajaran sejarah yaitu untuk
memperoleh pengalaman yang lebih bermakna dari peristiwa-peristiwa di masa lalu,
sehingga dapat mengambil hikmah dari kesalahan-kesalahan tersebut tidak terulang
kembali dan mampu bertindak lebih baik dan bijaksana terutama dalam mengambil
keputusan.

18
B. Saran
Berdasarkan penelitian ini, maka peneliti menyampaikan saran sebagai berikut :
1. Bagi pembaca, di harapkan dapat memperoleh pengetahuan yang luas mengenai
model pembelajaran Problem Based Learning pada pembelajaran Sejarah
2. Bagi guru sejarah, di harapkan dapat lebih memotivasi siswa untuk belajar lebih
aktif dengan membuat mereka kreatif berpikir pada saat proses belajar dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning

19
DAFTAR PUSTAKA

Asmara Yeni. 2019. Pembelajaran Sejarah Menjadi Bermakna Dengan


PendekatanKontektual. Jurnal Pendidikan Sejarah Dan Riset Sosial
Humaniora Volume 2, Nomor 2.
Helmiati. 2012. Model Pembelajaran. Yogyakarta : Aswaja Pressindo
Hutauruk Ahmad Fakhri. 2019. Penerapan Model Problem Based Learning Dalam
Pembelajaran Sejarah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di SMA
Erlangga Pematangsiantar. Jurnal Of Education And Historical Studies Vol
1, No 2
Lidinillah,D.A.M. 2013. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning).
Jurnal Pendidikan Inovatif Vol 5 No 1
Mu’ain. 2016. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Penerapan Metode
Problem Based Learning Di Smp Negeri 15 Kota Yogyakarta. Jurnal Jipsindo
volume 3, No.1
Nurkholis. 2013. Pendidikan Dalam Memajukan Teknologi. Jurnal Kependidikan
Vol.1 No. 1
Nurdyansyah. 2016. Inovasi Model Pembelajaran. Sidoarjo : Nizamia Learning
Center.
Nur Syamsir Dkk. 2016. Efektivitas Model Problem Based Learning Terhadap Hasil
Belajar Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Universitas Sulawesi Barat.
Jurnal Saintifik Vol.2 No. 2

20
Rerug Nensy Dkk. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik SMA Pada Materi Usaha
Dan Energy. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni. p-ISSN:2303-1832
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo.
Hartono Febri, Rulianto. 2018. Pendidikan Sejarah Sebagai Penguat Pendidikan
Karakter. Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial. Volume 4, Nomor 2.
Sofyan Dkk. 2017. Problem Based Learning Dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta:Uny Pres
Supiandi Markus Iyus. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based
Learning Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah Dan Hasil Belajar
Kognitif Siswa Biologi SMA. Jurnal Pendidikan Sains Vol.4 No. 2.
Mujiyati Novita. 2016. Kontruksi Pembelajaran Sejarah Melalui Problem Based
Learning. Jurnal Historia Volume 4, Nomor 2
Zahro Mustika dkk. 2017. The Implementation Of The Character Education In
History Teaching . jurna Historica Volume 1 Issn No. 2252-4673.

21

Anda mungkin juga menyukai