Anda di halaman 1dari 6

Kelompok 1 Kelas A

 Adibah Ulaya Putri


 M. Nur Fadilah
 M. Raihan Alemsyah
 Salma Nur Istiqomah

KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM

Pendidikan adalah sebuah kegiatan yang terbentuk dari berbagai macam komponen yang
bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkompeten sesuai zamannya.
Pendidikan memegang peranan sentral dalam upaya mengembangkan sumber daya manusia.
Oleh karena itu, usaha perbaikan terhadap pendidikan pun terus dilakukan. Salah satunya adalah
dengan pengembangan kurikulum. Kurikulum menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003
didefinisikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Salah satu fungsi kurikulum ialah sebagai akar untuk mencapai tujuan pendidikan.
Kurikulum pada dasarnya memiliki komponen-komponen penunjang yang saling berkaitan dan
berintegrasi satu sama lainnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Menurut Hamid Syarief
dan Subandijah kurikulum dapat diuraikan secara struktural sebagai berikut.

1. Komponen Tujuan

Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan sehingga segala
proses pembelajaran difokuskan untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan kurikulum mengacu
ke arah pencapaian tujuan pendidikan nasional. Tujuan Pendidikan dapat dibagi dari mulai
yang paling umum hingga khusus, sehingga kita akan temukan hirarki tingkat tujuan sebagai
berikut:

a. Tujuan Pendidikan Nasional


Merupakan tujuan Pendidikan umum yang harus dijadikan patokan oleh setiap
lembaga Pendidikan di Indonesia. Maka seluruh sekolah di Indonesia tidak boleh keluar
dari koridor tujuan Pendidikan nasional ini. Landasan dari tujuan Pendidikan nasional
tercatat pada UU RI no. 20 tahun 2003 pasal 3.
b. Tujuan Institusional
Tujuan institusional dirumuskan masing masing Lembaga sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan Lembaga tersebut dalam upaya mencapai tujuan Pendidikan
nasional.
c. Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi yang
merupakan bagian dari upaya untuk mencapai tujuan institusional,
d. Tujuan Instruksional
Tujuan instruksional adalah tujuan yang harus dicapai oleh guru dan peserta didik
dalam satu kali pertemuan. Dalam setiap sesi pertemuannya merupaka upaya untuk
mencapai tujuan kurikuler.
2. Komponen Isi atau Materi

Dalam UUD tentang sisdiknas disebutkan bahwa “isi kurikulum merupakan bahan kajian
dan pelajaran penyelenggaraan untuk mencapai suatu tujuan nasional”. Secara umum isi
kurikulum itu dapat dikelompokan menjadi:

a. Logika, yaitu pengetahuan tentang benar salah berdasarkan prosedur keilmuan.


b. Etika, yaitu pengetahuan tentang baik buruk, nilai dan moral
c. Estetika, pengetahuan tentang indah-jelek, yang ada nilai seninya.

Kita menyadari bahwa kurikulum merupakan sesuatu yang bersifat dinamis. Artinya,
disain kurikulum yang sudah ditetapkan dan diterapkan harus selalu dikaji agar relevan
dengan perkembangan peserta didik dan kebutuhan jaman. Pengembangan materi kurikulum
harus berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Mengandung bahan kajian yang dapat dipelajari siswa dalam pembelajaran.


b. Berorientasi pada tujuan, sesuai dengan hirarki tujuan pendidikan

Materi kurikulum mengandung aspek tertentu sesuai dengan tingkat tujuan kurikulum,
yang meliputi teori, konsep, generalisasi, prinsip, prosedur, fakta, istilah, contoh atau
ilustrasi, definisi, dan preposisi. Kriteria untuk memilih isi materi kurikulum yang relevan
harus memenuhi beberapa hal, antara lain: (Taba, 1962: 267)

a. Materi harus sahih dan signifikan, artinya menggambarkan pengetahuan mutakhir.


b. Relevan dengan kenyataan sosial dan kultur agar anak lebih memahaminya.
c. Materi harus seimbang antara keluasan dan kedalaman.
d. Materi harus mencakup berbagai ragam tujuan.
e. Sesuai dengan kemampuan dan pengalaman peserta didik.
f. Materi harus sesuai kebutuhan dan minat peserta didik.
3. Komponen Metode atau Strategi

Komponen metode atau strategi menempati fungsi yang penting dalam kurikulum, karena
memuat tugas-tugas yang perlu implementasikan oleh peserta didik dan guru. Metode dan
Strategi pengajaran yang dimaksudkan di sini tidak hanya terbatas pada bagaimana
mengajarkan dengan strategi dan metode yang sesuai, tetapi menyangkut berbagai macam
aktifitas yang diusahakan oleh guru dalam membelajarakan siswa. Dengan kata lain
mengatur seluruh komponen, baik pokok maupun penunjang dalam sistem pengajaran.
Beberapa istilah yang perlu difahami berkaitan dengan komponen ini adalah pendekatan,
strategi, model dan metode dalam pembelajaran.

a. Pendekatan Pembelajaran
Berbagai pendekatan dalam rangka memahami makna pembelajaran antara lain:
pendekatan filsafati, pendekatan psikologi dan pendekatan sistem.

1) Pendekatan filsafati berkaitan dengan beberapa aliran filsafat pendidikan


seperti idealisme, realisme, pragmatisme, eksistensialisme, dan
konstruktivisme.
2) Pendekatan psikologi berkaitan dengan beberapa aliran dalam psikologi
diantaranya:
i. Behaviorisme: Teori belajar yang memfokuskan kepada perubahan
tingkah laku siswa karena adanya stimulus(rangsangan) dan
respon(tanggapan). Jadi,siswa dikatakan belajar apabila ia
menunjukan perubahan tingkah lakunya.
ii. Psikologi kognitif: Teori belajar kognitif merupakan suatu teori
belajar yang lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar
itu sendiri.
iii. Humanisme: Menurut Teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk
memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika si
pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam
proses belajarnya harus berusaha agar lambatlaun ia mampu mencapai
aktualisasi diri dengan sebaik- baiknya.
3) Pendekatan sistem memandang belajar sebagai suatu keseluruhan terpadu
yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berinteraksi secara
fungsional dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah pola umum rencana interaksi antara siswa, guru,
dan sumber belajar lainnya pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
 Berdasarkan Pola Hubungan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran
a. Pembelajaran tatap muka
b. Pembelajaran melalui media
c. Pembelajaran tatap muka plus melalui media
 Berdasarkan Peranan Guru dan Siswa dalam Pengelolaan Pembelajaran
a. Pembelajaran yang berpusat pada guru
b. Pembelajaran yang berpusat pada siswa
c. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat kita gunakan
untuk merancang pembelajaran tatap muka di dalam kelas atau dalam latar tutorial
dan dalam membentuk materi-materi pembelajaran-termasuk buku-buku, film-film,
pita kaset dan program media komputer, dan kurikulum.
1. Model interaksi sosial
Model Interaksi sosial mencakup strategi pembelajaran/metode pembelajaran:
a. Model Belajar kelompok adalah sebuah model pembelajaran dimana
peserta didik belajar bekerjasama dalam sebuah kelompok untuk
menyelesaikan tugas belajar serta membantu meningkatkan prestasi.
b. Model pembelajaran classroom meeting adalah model pembelajaran
personal perhatian utamanya pada emosional siswa untuk
mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungannya.
c. Model pembelajaran pemecahan masalah adalah salah satu strategi
pembelajaran yang dapat membangkitkan kreativitas berpikir siswa
sehingga siswa terlatih untuk berpikir secara logis, kritis dan kreatif
d. Model pembelajaran laboratorium merupakan cara belajar yang
dilakukan oleh siswa untuk mengasah keterampilannya melalui
percobaan atau eksperimen.
e. Model Bermain peran merupakan salah satu model pembelajaran
sosial, yaitu suatu model pembelajaran dengan menugaskan siswa
untuk memerankan suatu tokoh yang ada dalam materi atau peristiwa
yang diungkapkan dalam bentuk cerita sederhana.
f. Simulasi sosial atau disebut Sosiodrama merupakan metode
pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah
yang berkaitan dengan fenomena sosial,
4. Komponen Evaluasi
Dalam pengertian sempit, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa
tingkat ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum
yang bersangkutan. Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas, evaluasi kurikulum
dimaksudkan untuk memperbaiki substansi kurikulum, prosedur implementasi, metode
instruksional, serta pengaruhnya pada belajar dan prilaku peserta didik (Hamalik, 2008:
191).
Evaluasi juga digunakan sebagai umpan balik dalam perbaikan strategi yang
ditetapkan. Dengan evaluasi dapat diperoleh informasi yang akurat tentang
penyelenggaraan pembelajaran, keberhasilah siswa, guru dan proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil evaluasi dapat dibuat keputusan kurikulum itu sendiri, pembelajaran,
kesulitan dan upaya bimbingan yang diperlukan. Evaluasi kurikulum merupakan tahap
akhir dari proses pengembangan kurikulum (Saridudin, 2020).
Di samping itu, terdapat beberapa model evaluasi kurikulum yang dikembangkan
oleh Stufflebeam, yaitu: Context, Input, Process dan Product (CIPP). Evaluasi model ini
bermaksud membandingkan kinerja (performance) dari berbagai dimensi program dengan
sejumlah kriteria tertentu, untuk akhirnya sampai pada deskripsi dan judgment mengenai
kekuatan dan kelemahan program yang dievaluasi. Untuk penjelasannya:
a. Context; yaitu situasi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis-jenis tujuan dan
strategi pendidikan yang akan dikembangkan dalam program yang bersangkutan,
seperti : kebijakan departemen atau unit kerja yang bersangkutan, sasaran yang ingin
dicapai oleh unit kerja dalam kurun waktu tertentu, masalah ketenagaan yang
dihadapi dalam unit kerja yang bersangkutan, dan sebagainya
b. Input; bahan, peralatan, fasilitas yang disiapkan untuk keperluan pendidikan, seperti:
dokumen kurikulum, dan materi pembelajaran yang dikembangkan, staf pengajar,
sarana dan pra sarana, media pendidikan yang digunakan dan sebagainya.
c. Process; pelaksanaan nyata dari program pendidikan tersebut, meliputi: pelaksanaan
proses belajar mengajar, pelaksanaan evaluasi yang dilakukan oleh para pengajar,
penglolaan program, dan lain-lain.
d. Product: keseluruhan hasil yang dicapai oleh program pendidikan, mencakup :
jangka pendek dan jangka lebih panjang

Anda mungkin juga menyukai