Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
MODUL 1 : HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN
Tugas seorang guru pada dasarnya adalah mengajar. Mengajar
pada hakikatnya ialah membelajarkan siswa, artinya seorang guru
berupaya mengaktifkan siswa untuk belajar. Di dalam proses
pembelajaran, seorang guru harus mampu menguasai konsep dan prinsip
belajar dan Pembelajaran
Dalam melaksanakan pembelajaran diperlukan rancangan
pembelajaran yang efektif dan tepat. Rancangan pembelajaran selalu
dikaitkan dengan Pendekatan, Strategi, Metode dan Teknik. Istilah-istilah
tersebut sering digunakan kurang tepat pada tempatnya. Seorang guru
harus mengetahui perbedaan istilah-istilah tersebut.
Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang
terdiri atas komponen tujuan, bahan pelajaran, alat, siswa dan guru. Oleh
karena itu seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan memilih
strategi pembelajaran dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut.
Ada berbagai jenis strategi pembelajaran yang digunakan oleh seorang
guru di dalam proses pembelajaran. Seorang guru diharapkan mampu
menerapkan berbagai jenis strategi pembelajaran.

MODUL 2 : PEMBELAJARAN DI SEKOLAH


Pembentukan kemampuan siswa di Sekolah sangat dipengaruhi
oleh proses belajar yang ditempuhnya. Proses belajar akan terbentuk
berdasarkan pandangan dan pemahaman guru tentang pengertian Hakikat
belajar-mengajar. Seorang guru harus memahami bahwa tugas dan
fungsinya adalah sebagai pembimbing, fasilitator dan nara sumber atau

1
pemberi informasi. Seorang guru perlu memahami hakikat belajar serta
ciri-ciri perubahan yang disebabkan oleh belajar.
Pada dasarnya, belajar merupakan rangkaian kegiatan melalui
pengalamman belajar untuk membentuk perilaku siswa. Berdasarkan teori
perkembangan sesuai dengan tingkat usianya.
Pembelajaran merupakan suatu upaya untuk mencapai tujuan atau
kompetensi yang harus dikuasai siswa. Proses pembelajaran itu sendiri
perlu disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak didik dan
karakteristik proses pembelajaran sesuai tingkatan kelasnya di Sekolah.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan rumusaan masalah
sebagai berikut :
MODUL 1 : HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN
1) Apa yang dimaksud dengan Konsep dan Prinsip Belajar dan
Pembelajaran?
2) Apakah perbedaan Pendekatan, Strategi, Metode dan Teknik?
3) Apa saja Faktor-faktor penentu dalam pemilihan Strategi
Pembelajaran?
4) Apa saja Jenis Strategi belajar-mengajar dalam proses Pembelajaran?
MODUL 2 : PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
1) Apakah pengertian Belajar?
2) Apa saja Karakteristik belajar di Sekolah Dasar?
3) Bagaimana Tahapan perkembangan anak Sekolah Dasar?
4) Apa saja Kegiatan Pembelajaran di Sekolah?

3. Tujuan
Sejalan dengan Rumusan masalah di atas, dengan tujuan agar mahasiswa :
a) Dapat menjelaskan mengenai Konsep dan Prinsip belajar dan
Pembelajaran

2
b) Dapat menjelaskan perbedaan pendekatan, strategi, metode dan teknik
peembelajaran dengan cermat
c) Dapat menjelaskan Faktor-faktor penentu dalam pemilihan strategi
Pembelajaran
d) Mampu mengidentifikasikan strategi Pembelajaran berdasarkan
berbagai pertimbangan
e) Dapat menjelaskan pengertian dan hakikat belajar
f) Mengidentifikasikan karakteristjm belajar di Sekolah Dasar
g) Menjelaskan tahapan perkembangan anak Sekolah Dasar
h) Menjelaskan kegiatan Pembelajaran di Sekolah Dasar

3
BAB 2
PEMBAHASAN

MODUL 1
HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN

A. Konsep Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran


1. Konsep Belajar
Menurut Gagne (1985), bahwa belajar adalah suatu proses, dimana
suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.
Terdapat ciri utama belajar, yaitu :
a. Proses
Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir
dan merasakan.
b. Perubahan perilaku
Hasil belajar berupa perubahan perilaku atau tingkah laku. Namun,
tidak semua perubahan perilaku dapat digolongkan ke dalam hasil
belajar. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar dikelompokkan ke
dalam tiga ranah (kawasan) yaitu : Pengetahuan (kognitif),
Keterampilan (psikomotorik), dan penguasaan nilai-nilai atau sikap
(afektif).
c. Pengalaman
Belajar adalah mengalami, artinya belajar terjadi di dalam interaksi
antara individu dengan lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.
Belajar dapat melalui pengalaman langsung maupun tidak
langsung. Belajar dengan pengalaman langsung hasilnya akan lebih
baik karena siswa akan memahami dan lebih menguasai
pembelajaran tersebut.
2. Prinsip Belajar

4
Prinsip Belajar merupakan ketentuan atau hukum yang harus dijadikan
pegangan di dalam pelaksanaan kegiatan belajar. Supaya belajar
terjadi secara efektif, perlu diperhatikan beberapa prinsip berikut.
a. Motivasi, yaitu dorongan untuk melakukan kegiatan belajar, baik
motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik
dinilai lebih baik, karena berkaitan langsung dengan tujuan
pembelajaran itu sendiri.
b. Perhatian dan Pemusatan energi psikis terhadap pelajaran erat
kaitannya dengan motivasi. Dalam memunculkan perhatian dalam
aktivitas belajar, Guru dapat mengaitkan pelajaran dengan siswa
itu sendiri, misalnya dengan kebutuhan, cita-cita, pengalaman,
bakat dan minat. Serta menciptakan suasana belajar yang dapat
menarik perhatian siswa
c. Aktivitas. Belajar adalah suatu aktivitas, yaitu aktivitas mental dan
emosional. Bila pikiran dan perasaan siswa tidak terlibat aktif
dalam suatu pembelajaran maka siswa terseebut tidak ikut belajar.
Penggunaan metode dan media yang bervariasa dapat menarik
perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran.
d. Balikan. Balikan dimaksudkan supaya siswa dapat mengetahui
apakah yang dilakukan sudah benar atau belum. Balikan dari guru
sebaiknya mampu menyadarkan siswa terhadap kesalahan mereka
dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran tersebut.
e. Perbedaan Individu. Belajar dalam artian proses mental dan
emosional terjadi secara individual. Siswa belajar sebagai seorang
pribadi sendiri, yang memiliki perbedaan dari siswa lain. Sehingga
guru dengan bijaksana akan menghargai dan memperlakukan siswa
sesuai dengan hakikat mereka masing-masing.
3. Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar Lingkungan belajar merupakan
suatu sistem yang terdiri dari unsur tujuan, bahan pelajaran, strategi,

5
alat, siswa dan guru. Semua unsur tersebut saling berkaitan, saling
mempengaruhi dan semua berfungsi dengan berorientasi pada tujuan.

B. Perbedaan Pendekatan, Strategi, Metode Dan Teknik


Dalam merencanakan dan pelaksanan pembelajaran, kita selalu
berhubungan dengan istilah, Pendekatan, Strategi, Metode dan Tenik.
Keempat istilah itu sering digunakan tidak sesuai pada tempatnya. Untuk
itu, kita perlu mendudukkan keempat istilah itu dengan tepat.
1. Pendekatan Pembelajaran
Menurut Joni (1992) pendekatan adalah cara umum dalam memandang
permasalahan atau objek kajian. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa Pendekatan Pembelajaran adalah cara memandang terhadap
Pembelajaran. Killen (1998) mengemukakan dua pendekatan utama
dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada aktivitas
guru (teacher-centered) dan pendekatan yang berpusat pada aktivitas
siswa (student-centered).
2. Strategi Pembelajaran
Setelah menentukan Pendekatan Pembelajaran yang akan diterapkan
dalam pembelajarannya, maka langkah selanjutnya menentukan
strategi yang akan digunakan. Menurut Joni (1992-1993) strategi
adalah kiat ilmu di dalam memanfaatkan segala sumber dimiliki
dan/atau yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Yang menjadi acuan utama dalam penentuan strategi
pembelajaran adalah tercapainya tujuan pembelajaran.
3. Metode Pembelajaran
Joni (1992-1993) mengemukakan bahwa metode adalah berbagai cara
kerja yang bersifat relative umum yang sesuai untuk mencapai tujuan
tertentu. Beberapa bentuk metode mengajar yang kita kenal adalah
ceramah, diskusi, tanya jawab, simulasi, pemberian tugas, kerja
kelompok, demonstrasi (modeling), eksperimen, pemecahan masalah,
inkuiri dan sebagainya.

6
4. Teknik Pembelajaran
Teknik pembelajaran mengacu pada ragam khas penerapan suatu
metode sesuai dengan latar penerapan tertentu, seperti kemampuan dan
kebiasaan guru, ketersediaan peralatan, kesiapan siswa dan sebagainya
(Joni, 1992-1993). Teknik Pembelajaran merupakan wujud konkret
dari penggunaan metode, strategi dan pendekatan pembelajaran.
Yang penting diingat, bahwa pendekatan, strategi, metode dan teknik
pembelajaran tidak dapat dipisahkan, walaupun secara konseptual dapat
dibedakan.

C. Faktor-Faktor Penentu Dalam Pemilihan Strategi Dan Pembelajaran


Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih strategi
pembelajaran ialah tujuan pembelajaran, jenis dan tingkat kesulitan materi
pelajaran, sarana, waktu yang tersedia, siswa dan guru. Berikut adalah
pembahasan komponen-komponen tersebut :
1. Tujuan Pembelajaran
Gagne, Briggs, & Wager (1992) mengklasifikasikan hasil-hasil belajar
atau tujuan pembelajaran ke dalam lima jenis tujuan belajar sebagai
berikut :
a. Ketrampilan intelektual, dengan tahapan-tahapannya :
1) Kemampuan membedakan
2) Kemampuan mengenal konsep konkret
3) Kemampuan memahami konsep definisi
4) Kemampuan menggunakan aturan, rumus, hukum/dalil, prinsip
5) Kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan
berbagai aturan
b. Strategi kognitif yaitu kemampuan memilih dan mengubah cara-
cara meberikan perhatian, belajar, mengingat dan berfikir.
c. Informasi verbal yaitu kemampuan menyimpan nama/label, fakta
dan pengetahuan dalam ingatan

7
d. Ketrampilan motorik yaitu kemampuan melakukan kegiatan-
kegiatan fisik
e. Sikap yaitu kemampuan menampilkan perilaku yang bermuatan
nilai-nilai.
2. Bahan Pelajaran
Setiap jenis tujuan pembelajaran menuntut proses pembentukan yang
berbeda. Tujuan yang bersifat penguasaan pengetahuan menuntut
kegiatan pengkajian. Tujuan yang bersiifat penguasaan ketrampilan
menuntut kegiatan berlatih. Sementara tujuan yang bersifat sifat dan
nilai menuntut kegiatan penghayatan terhadap sikap dan nilai yang
diharapkan dikuasai.
3. Siswa
Yang perlu dipertimbangkan dari faktor siswa di dalam memilih
strategi pembelajaran, antara lain :
a. Siswa sebagai pribadi tersendiri memiliki perbedaan-perbedaan
dari siswa lain.
b. Jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran.
4. Guru
Faktor guru yang akan mempengaruhi penggunaan strategi
pembelajaran ialah kemampuan menguasai bahan pelajaran dan
kemampuan membelajarkan siswa.
5. Sarana (Alat dan Sumber) Waktu dan Ruangan
Faktor fasilitas ruang dan waktu yang perlu dipertimbangkan dalam
memilih strategi pembelajaran ialah :
a. Jumlah dan karakteristik alat pelajaran dan alat peraga
b. Jumlah dan karakteristik sumber pelajaran (bahan cetakan dan
lingkungan sekitar)
c. Ketersediaan ruangan yang dibutuhkan
d. Jumlah waktu yang tersedia

D. Berbagai Jenis Strategi Pembelajaran

8
1. Strategi Pembelajaran Berdasarkan Proses Pengolahan Pesan
a. Strategi Pembelajaran Dedukitif
Pada strategi pembelajaran deduktif materi atau bahan pelajaran
diolah dari mulai yang umum, generalisasi, atau rumusan, ke yang
bersifat khusus atau bagian-bagian. Bagian itu dapat berupa sifat,
atribut, atau ciri-ciri. Strategi deduktif dapat digunakan dalam
mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun konsep
terdefinisi.
b. Strategi Induktif
Dengan strategi induktif materi atau bahan pelajaran diolah mulai
dari yang khusus (sifat, ciri, atau atribut) ke yang umum,
generalisasi atau rumusan. Strategi induktif dapat digunakan dalam
mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun konsep
terdefinisi.
2. Strategi Pembelajaran Berdasarkan Pihak Pengolah pesan.
a. Strategi pembelajaran ekspositori
Dengan strategi pembelajaran ekspositori bahan atau materi
pelajaran diolah oleh guru. Siswa tinggal “Terima jadi” dari guru.
Dengan strategi ekspositori guru yang mencari dan mengolah
bahan pelajaran, yang kemudian menyampaikannya kepada siswa.
Strategi ini dapat di gunakan dalam mengajarkan berbagai materi
pembelajaran, kecuzli yang sifatnya pemecahan masalah.
b. Strategi pembelajaran Heuristik
Dengan strategi Heuristik bahan atau materi pelajaran diolah oleh
siswa. Siswa yang katif mencari dan mengolah bahan pelajaran.
Guru sebagai fasilitator memberikan dorongan, arahan, dan
bimbingan. Strategi pembelajaran heuristik dapat digunakan
puntuk mengajarkan berbagai materi pelajaran termasuk
pemecahan masalah. Dengan strategi ini diharapkan siswabukan
hanya paham dan mampu melakukan suatu pekerjaan sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, tetapi juga akan

9
terbentuk sikap-sikap positif, seprti kritis, kreatif, inovatif, mandiri
dan terbuka. Strategi pembelajaran heuristik terbagi atas diskoveri
dan inkuiri.
3. Strategi Pembelajaran berdasarkan Pengaturan Guru.
a. Strategi seorang guru. Seorang guru mengajar kepada sejumlah
siswa.
b. Strategi pembelajaran beregu (team Teaching). Dengan
pembelajaran beregu, dua atau lebih guru mengajar sejumlah
siswa. Pembelajaran beregu dapat digunakan didalam mengajarkan
salah satu mata pelajaran Atau sejumlah mata pelajaran yang
terpusat kepada suatu topik tertentu.
4. Strategi Pembelajaran berdasarkan Jumlah Siswa.
a. Strategi klasikal
b. Strategi kelompok kecil
c. Strategi individual
5. Strategi Pembelajaran berdasarkan Interaksi Guru dengan Siswa
a. Strategi pembelajaran tatap muka. Strategi ini akan lebih baik
apabila disertai dengan penggunaan alat peraga.
b. Strategi pembelajaran melalui media. Guru tidak langsung
berhadapan dengan siswa, akan tetapi guru mewakilkan kepada
media. Siswa berinteraksi dengan media.

10
MODUL 2
PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

A. Pengertian Belajar
1. Pengertian Belajar
Menurut definisi lama, belajar adalah menambah dan mengumpulkan
pengetahuan. Sedangkan pendapat modern yang muncul pada abad 19
menganggap bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang
diperoleh melalui latihan dan perubahan yang disebabkan oleh adanya
dukungan dari lingkungan yang positif sehingga menyababkan
interaksi edukatif. Pendapat ini dikemukakan oleh Ernest R.Hilgard
(1948). Pendapat lain mengemukakan bahwa belajar adalah proses
pengalaman (learning is experiencing), artinya belajar itu merupakan
interaksi individu dengan lingkungannya. Definisi belajar yang umum
diterima saat ini adalah bahwa belajar merupakan suatu usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru, secara keseluruhan sebagai pengalaman individu itu sendiri
dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
2. Hakikat Belajar
Belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses, artinya dalam belajar
akan terjadi proses melihat, membuat, mengamati, menyelesaikan
masalah atau persoalan, menyimah dan latihan. Jadi, seseorang dapat
dikatakan belajar karena melakukan proses tersebut secara sadar dan
menghasilkan perubahan tingkah laku yang diperoleh berdasarkan
interaksi dengan lingkungan. Perwujudan perubahan tingkah laku dari
hasil belajar adalah adanya peningkatan kemampuan siswa sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam belajar, yang dimaksud lingkungan adalah nara sumber, teman,
guru, situasi dan kondisi nyata, lingkungan alam, lingkungan buatan
dan lain-lain yang dijadikan sumber belajar siswa.
Ada 4 pilar dalam belajar, yaitu :

11
a. Learning to know, belajar mengetahui
b. Learning to do, belajar berbuat
c. Learning to live together, belajar hidup bersama
d. Learning to be, belajar untuk menjadi
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor,yaitu :
a. Faktor dari dalam diri siswa
Yang paling berpengaruh diantaranya adalah kecakapan, minat,
bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan, kesehatan serta
kebiasaan siswa.
b. Faktor dari luar diri siswa
Yang berpengaruh adalah lingkungan fisik dan non fisik,
lingkungan social budaya, lingkungan keluarga, program sekolah,
guru, pelaksanaan pembelajaran dan teman sekolah.

B. Karakteristik Proses Belajar Dan Tahapan Perkembangan Siswa


Sekolah Dasar
1. Karakteristik Proses Belajar di Sekolah Dasar
Perlu dipahami bahwa proses belajar yang baik adalah proses belajar
yang dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk berpaertisipasi
aktif dalam mempelajari suatu kejadian alam, budaya atau sosial.
Ada beberapa teori belajar dalam pelaksanaan proses belajar di sekolah
dasar.
a. Teori Belajar Disiplin Mental
Karakteristik teori ini mempunyai prinsip bahwa manusia
memiliki daya mental seperti daya untuk mengamati,menanggapi,
mengingat, berpikir dan sebagainya yang bisa dilatih dan di
disiplinkan. Proses tersebut sudah bisa dilakukan oleh siswa kelas
rendah.
b. Teori Belajar Asosiasi

12
Teori ini berdasarkan pada perubahan tingkah laku yang
menekankan pada pola perilaku baru yang diulang-ulang sehingga
menjadi aktivitas yang otomatis.
Karakteristik teori belajar ini adalah :
 Menekankan perubahan tingkah laku yang dapat diamati dan
terukur
 Adanya ganjaran dan hukuman sebagai cara dalam memperkuat
perilaku
 Perencanaan mengajar sangat khusus
 Mengabaikan kemampuan siswa
c. Teori Insight
Menurut teori ini,belajar adalah mengubah pemahaman siswa.
Belajar adalah suatu proses yang bersifat eksploratif, imajinatif,
dan kreatif.
d. Teori Belajar Gestalt
Menurut teori ini, siswa merupakan individu yang utuh.
Pembelajarannya diberikan dalam bentuk problematic, actual dan
nyata. Siswa belajar melakukan pemecahan masalah (problem
solving),penyelidikan (inquiry),penemuan (discovery),dan kajian
(investigation). Dalam hal ini, peran guru lebih banyak
membimbing dan memfasilitasi siswa secara maksimal agar terjadi
proses belajar yang optimal dan efektif.
Untuk mencapai proses dan hasil belajar yang optimal,kita perlu
mengenal tipe-tipe belajar yang dikemukakan oleh Gagne (1970). Ada
8 tipe belajar yang dapat dilakukan oleh siswa, yaitu:
a. Signal Learning (belajar melalui isyarat)
Tipe belajar yang dapat membentuk perilaku melalui sinyal
sehingga menimbulkan respon yang bersifat umum, tidak jelas
bahkan emosional. Misalnya :
 Kilat sebagai tanda akan ada petir  jantung brdebar

13
 Guru sejarah yang galak ditakuti siswa  siswa tidak
menyukai pelajaran sejarah
b. Stimulus-respon Learning (belajar melalui rangsangan tindak
balas/reaksi)
Tipe belajar yang membentuk perilaku melalui stimulus untuk
menghasilkan suatu respon. Respon tersebut bersifat spesifik,
jelas, dan dapat diperkuat dengan ganjaran (reward) sehingga
seseorang mau melakukan secara berulang-ulang. Misalnya:
 Salaman dengan guru  mendapat senyuman, sehingga akan
diulang lagi
 Guru memuji tindakan siswa  siswa akan senang
mengulangi tindakan tersebut
c. Chaining Learning
Tipe belajar yang dapat membentuk perilaku melalui beberapa
stimulus-respon (S-R) yang berangkai. Misalnya:
 Dari pulang sekolah-buka sepatu-menyimpan tas-ganti baju-
makan,dst
 Memegang jangka bagian atas-jangka dibuka-buat lingkaran-
dilepaskan-ditutup kembali-diletakkan.
d. Verbal Association Learning
Tipe belajar yang dapat membentuk perilaku melalui perkaitan
verbal. Misalnya:
 Bila siswa diperlihatkan wujud bentuk geometris kemudian
siswa dapat menyebutkan “bujur sangkar”
 “buku” dalam bahasa inggris apa?  “book”
e. Discrimination Learning
Tipe belajar ini membentuk perilaku melalui proses membedakan
objek yang abstrak maupun konkret. Misalnya:
 Siswa dapat membedakan jenis tanaman satu dengan yang lain

14
 Guru mengenal anak didiknya dengan segala perbedaan
diantara murid satu dengan yang lainnya
f. Concept Learning
Tipe ini membentuk perilaku melalui pemahaman terhadap
sesuatu benda, peristiwa, kategori, golongan dan suatu kelompok.
Yang dimaksud dengan konsep adalah karakteristik, atribut, atau
definisi. Misalnya:
 Pensil, pena, spidol adalah alat tulis
 Sejarah, geografi, ekonomi adalah ilmu sosial
g. Rule Learning
Tipe belajar ini membentuk perilaku melalui aturan. Misalnya:
 Benda akan memuai bila dipanaskan
 Besar sudut dalam segitiga adalah 180o
h. Problem Solving Learning
Tipe belajar ini membentuk perilaku melalui kegiatan pemecahan
masalah. Tipe ini termasuk pada belajar yang menggunakan
pemikiran atau intelektual tinggi karena membentuk siswa untuk
berpikir ilmiah dan kritis. Misalnya:
 Menemukan cara mencegah bola berguling pada alas yang
miring
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara menyeluruh bukan
hanya pada satu aspek saja tetapi terpadu secara utuh. Perwujudan
hasil belajar akan selalu berkaitan dengan kegiatan evaluasi
pembelajaran sehingga diperlukan adanya teknik dan prosedur
evaluasi belajar yang dapat dinilai secara efektif proses dan hasil
belajarnya.
2. Tahapan Perkembangan Siswa Sekolah Dasar
Tahapan perkembangan siswa dapat dilihat dari aspek perkembangan
berikut:
a. Perkembangan fisik

15
Perkembangan ini berkaitan dengan perkembangan berat, tinggi
badan dan perkembangan motorik.
b. Perkembangan sosial
Perkembangan sosial pada siswa SD sudah terasa ada pemisahan
kelompok jenis kelamin.
c. Perkembangan bahasa
Dilihat dari cara siswa berkomunikasi menunjukkan bahwa mereka
sudah mampu menggunakan bahasa yang halus dan kompleks.
d. Perkembangan kognitif
Siswa dapat melihat beberapa factor dan mengkombinasikannya
dengan berbagai cara untuk mencapai hasil yang sama.
e. Perkembangan moral
Perkembangan moral yang harus dimiliki siswa sekolah dasar
adalah kemampuan untuk bertindak menjadi orang baik. Pada usia
sekolah dasar, siswa harus mampu berperilaku baik menurut orang
lain seperti menunaikan kewajiban, menghormati otoritas, dan
memelihara ketertiban sosial.
f. Perkembangan ekspresif
Pola perkembangan ekspresif ini dapat dilihat dari kegiatan
ungkapan bermain dan kegiatan seni (art)
g. Aspek-aspek intelegensi
Aspek intelegensi dapat ditumbuhkembangkan pada setiap siswa,
diantaranya adalah:
a) Intelegensi linguistic/bahasa
b) Intelegensi spasial/mental
c) Intelegensi music
d) Intelegensi fisik-kinestetik/motorik halus-kasar
e) Intelegensi intrapribadi
f) Intelegensi interpribadi
h. Aspek kebutuhan siswa

16
Secara umum, ada 2 kebutuhan siswa yang perlu dipertimbangkan,
yaitu:
a) Psico-biologis
Dinyatakan dalam keinginan, minat, tujuan, harapan, dan
masalahnya.
b) Sosial
Berkaitan dengan tuntutan lingkungan masyarakat.

C. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR


Beberapa karakteristik pembelajaran di sekolah dasar yaitu:
1) Karakteristik Pembelajaran di Kelas Rendah
Pembelajaran di kelas rendah dilaksanakan berdasarkan rencana
pelajaran (silabus) yang telah dikembangkan oleh guru. Banyak
strategi belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar di kelas
rendah diantaranya adalah ceramah, Tanya jawab, latihan atau drill,
belajar kelompok, observasi atau pengamatan. Beberapa contoh
kegiatan belajar yang dapat dilakukan siswa SD kelas rendah,yaitu:
 Menceritakan masa kecilnya melalui bantuan foto
 Menerapkan etika dan sopan santun di rumah, sekolah dan di
lingkungan
 Memperagakan rangkaian gerak dengan musik
2) Karakteristik Pembelajaran di Kelas Tinggi
Esensi proses pembelajaran di kelas tinggi (kelas 4,5,6) adalah suatu
pembelajaran yang dilaksanakan secara logis dan sistematis untuk
membelajarkan siswa tentang konsep dan generalisasi hingga
penerapannya. Pembelajaran di kelas tinggi menghadapkan siswa pada
konsep dan generalisasi,hingga penerapannya yaitu, meliputi
menyelesaikan tugas-tugas, menggabungkan, menghubungkan,
memisahkan, menyusun, mendesain, mengekspresikan, menderetkan,
menafsirkan, memprediksi, menyimpulkan, dan mengumpulkan.

17
Beberapa contoh kegiatan belajar yang dapat dilakukan siswa SD di
kelas tinggi, yaitu:
 Membaca, menghafal surat-surat pendek serta mengartikannya
 Melakukan diskusi kelompok tentang jual beli
 Mengumpulkan bukti perkembangbiakan makhluk hidup.
Pembelajaran di Sekolah Dasar khususnya kelas tinggi banyak
menggunakan pembelajaran yang berbasis masalah, menggunakan
pendekatan konstruktivis, melakukan penyelidikan, meneliti dan
membandingkan, disamping masih tetap menggunakan metode lain
seperti ceramah, diskusi, dan Tanya jawab.

18
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Seorang guru harus mampu menggunakan Strategi Pembelajaran yang tepat
dalam pembelajarannya. Sebagai seorang guru harus memahami Konsep,
Prinsip Belajar dan Pembelajaran, sehingga dapat merancang dan
melaksanakan pembelajaran yang efektif untuk membantu siswa belajar. Suatu
pembelajaran menuntut pemanfaatan berbagai metode dan teknik. Melalui
Teknik Pembelajaran, kita dapat mengetahui metode, strategi dan pendekatan
yang digunakan dalam suatu proses pembelajaran. Dalam Pembelajaran
terdapat berbagai komponen yang saling mempengaruhi dan berkaitan erat.
Oleh karena itu, dalam memilih dan menggunakan strategi Pembelajaran, guru
harus mempertimbangkan faktor-faktor penentu dalam proses pembelajaran.
Proses belajar sangat dipengaruhi oleh pendekatan dan strategi belajar dalam
pembelajaran. Terdapat berbagai teori dan tipe belajar yang dapat dilakukan
dalam upaya mengubah perilaku melalui pengalaman, latihan maupun
kegiatan yang dianggap efektif sebagai proses mengubah perilaku. Proses
pembelajaran itu sendiri perlu disesuaikan dengan tingkat perkembangan
siswa. Itulah sebabnya pembelajaran di Taman Kanak-kanak berbeda dengan
proses pembelajaran di Sekolah Dasar.

2. Saran
Diharapkan setiap guru memahami dengan benar Hakikat Strategi
Pembelajaran. Sehingga dalam mengajar dan mendidik dapat menciptakan
suasana yang kondusif, optimal dan menyenangkan. Di dalam proses
pembelajaran, guru hendaknya mempertimbangkan dengan matang
Pembelajaran seperti apakah yang mampu mempengaruhi siswa untuk lebih
senang belajar. Dengan mempertimbangan karakteristik masing-masing siswa
dan tahapan-tahapan perkembangan. Agar pembelajaran berjalan dengan baik,
serta siswa mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

19
DAFTAR PUSAKA

Sri Anith W, DKK. Strategi Pembelajaran di SD. Banten : Penerbit


Universitas Terbuka.

20

Anda mungkin juga menyukai