Anda di halaman 1dari 55

RESUME ATAU RANGKUMAN MODUL 1-12 Strategi Pembelajaran

MODUL 1

HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN

KEGIATAN BELAJAR 1
Konsep dan prinsip belajar dan pembelajaran
1. Belajar memiliki tiga atribut pokok ialah:
a. Belajar merupakan proses mental dan emosional atau aktivitas pikiran dan perasaan.
b. Hasil belajar berupa perubahan perilaku, baik yang menyangkut kognitif, psikomotorik,
maupun afektif.
c. Belajar berkat mengalami, baik mengalami secara langsung maupun mengalami secara
tidak langsung (melalui media). Dengan kata lain belajar terjadi di dalam interaksi
dengan lingkungan. (lingkungan fisik dan lingkungan sosial).
2. Supaya belajar terjadi secarta efektif perlu diperhatikan beberapa prinsip antara lain:
a. Motivasi, yaitu dorongan untuk melakukan kegiatan belajar, baik motivasi intrinsik
maupun motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik dinilai lebih baik, karena berkaitan
langsung dengan tujuan pembelajaran itu sendiri.
b. Perhatian atau pemusatan energi psikis terhadap pelajaran erat kaitannya dengan
motivasi. Untuk pemusatkan perhatian siswa terhadap pelajaran bisa didasarkan terhadap
diri siswa itu sendiri dan atau terhadap situasi pembelajarannya.
c. Aktivitas. Belajar itu sendiri adalah aktivitas. Bila fikiran dan perasaan siswa tidak
terlibat aktif dalam situasi pembelajaran, pada hakikatnya siswa tersebut tidak belajar.
Penggunaan metode dan media yang bervariasi dapat merangsang siswa lebih aktif
belajar.
d. Umpan balik di dalam belajar sangat penting, supaya siswa segera menge-tahui benar
tidaknya pekerjaan yang ia lakukan. Umpan balik dari guru sebaiknya yang mampu
menyadarkan siswa terhadap kesalahan mereka dan meningkatkan pemahaman siswa
akan pelajaran tersebut.
e. Perbedaan individual adalah individu tersendiri yang memiliki perbedaan dari yang lain.
Guru hendaknya mampu memperhatikan dan melayani siswa sesuai dengan hakikat
mereka masing-masing. Berkaitan dengan ini catatan pribadi setiap siswa sangat
diperlukan.
3. Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri dari unsur: tujuan,
bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru.
Semua unsur atau komponen tersebut saling berkaitan, saling mempengaruhi; dan
semuanya berfungsi dengan berorientasi kepada tujuan Variabel Strategi Belajar Mengajar.

KEGIATAN BELAJAR 2
Perbedaan pendekatan,strategi,metode dan teknik pembelajaran
1. Pendekatan strtegi, metode dan teknik pembelajaran pada hakikatnya tidak dapat di pisahkan.
Ke empat istilah tersebut merupakan satu kesatuan dalam pembelajaran.
2. Pendekatan strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang akan dan atau sedang di gunakan
dapat di ketahui dari langkah langkh pembelajaran yang telah tersusun atau sedang terjadi.
3. Pendekatan epmbelajaran adalah cara umum dalam memandang pembelajaran
4. Strategi pembelajaran adalah ilmu dan kiat di dalam memanfaatkan segala sumber belajar
yang di miliki dan yang dapat di kerahkan untuk mencapai tujuan pembelajran yang telah di
tetapkan.
5. Metode mengajar adalah berbagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai sesuai
untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
6. Teknik pembelajaran mengambarkan langkah langkah menggunakan metode mengajar, yang
sifat lebih opersional.
7. Faktor faktor yang perlu di perhatikan dalam penentu teknik pembelajaran diantaranya
adalah kemampuan dan kebiasaan guru ketersedian sarana dan waktu , serta kesiapan siswa.

KEGIATAN BELAJAR 3
Faktor faktor penentu dalam pemilihan strategi dan pembelajaran
1. Faktor faktor yang perlu di pertimbangkan dalam dalam memilih strategi pembelajaran ialah
tujuan pembelajaran, jenis dan tingkat kesulitan materi pelajarn, sarana, waktu yang tersedia,
siswa, dan guru.
2. Gagne mengklasifikasi hasil hasil belajr atau tujuan pembelajaran kedalam lima jenis tujuan
belajar sebagai berikut.
a. Ketrampilan intlektual dengan tahapan tahapannya :
(1) Kemampuan membedakan ( diskriminasi )
(2) Kemampuan mengenal konsep konkret
(3) Kemampuan memahami konsep terdefinisi
(4) Kemampuan meggunakan aturan, rumus hukum dalili prinsip
(5) Kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan berbagai aturan
b. Strategi kognitif yaitu kemampuan memilih dan mengubah cara – cara memberikan
perhatian , belajar mengingat dan berfikir
c. Informasi verbal yaitu menyimpan nama / label fakta, dan pengetahuan dalam ingatan
d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan kegiatan – kegiatan fisik
e. Sikap yaitu kemampuan menampilakn prilaku yang bermuatan nilai nilai
3. Setiap jenis tujuan pembelajaran menurutperoses pembentukan yang berbeda tujuan yang
bersifat penguasaan pengetahuan menuntut kegiatan pengkajian. Tujuan yang bersifat
penguasaan keterampilan menutut kegiatan berlatih. Sementara itu, tujuan yang bersifat sikap
dan nilai menuntut kegiatan penghayatan terhadap sikap dan nilai yang di harapkan di
kuasai..
4. Yang perlu di pertimbangkan dari faktor siswa di dalam memilih strategi pembelajaran,
antara lain :
a. Siswa sebagai pribadi tersendiri memiliki perbedaan dari siswa lain
b. Jumlah siswa yang mengikuti pelajaran
c. Faktor fasilitas, ruang dan waktu yang perlu di pertimbangkan dalam memilih strategi
pembeljaran ialah:
(1) Jumlah karakteristis alat pembelajaran dan peraga
(2) Jumlah karakteristik sumber pembelajaran ( bahan cetakan dan lingkungkungan )
(3) Ketersediaan ruangan yang di butuhkan
(4) Jumlah waktu yang tersedia
(5) Faktor guru yang akan mempengaruhi penggunaan strategi pembelajaran ialah
kemampuan menguasai bahan pelajaran dan kemampuan mempelajarkan siswa
KEGIATAN BELAJAR 4
Berbagai jenis strategi pembelajaran:
1. Atas dasar pertimbangan proses pengolahan pesan.
a. Strategi Deduktif. Dengan Strategi Deduktif materi atau bahan pelajaran diolah dari
mulai yang umum, generalisasi atau rumusan, ke yang bersifat khusus atau bagian-
bagian. Bagian itu dapat berupa sifat, atribut atau ciri-ciri. Strategi
Deduktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun
konsep terdefinisi
b. Strategi Induktif. Dengan Strategi Induktif materi atau bahan pelajaran diolah mulai dari
yang khusus (sifat, ciri atau atribut) ke yang umum, generalisasi atau rumusan. Strategi
Induktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun
konsep terdefinisi.
2. Atas dasar pertimbangan pihak pengolah pesan.
a. Strategi Ekspositorik. Dengan Strategi Ekspositorik bahan atau materi pelajaran diolah
oleh guru. Siswa tinggal “terima jadi” dari guru. Dengan Strategi Ekspositorik guru yang
mencari dan mengolah bahan pelajaran, yang kemudian menyampaikannya kepada siswa.
Strategi Ekspositorik dapat digunakan di dalam mengajarkan berbagai materi pelajaran,
kecuali yang sifatnya pemecahan masalah.
b. Strategi Heuristik. Dengan Strategi Heuristik bahan atau materi pelajaran diolah oleh
siswa.
c. Siswa yang aktif mencari dan mengolah bahan pelajaran. Guru sebagai fasilitator
memberikan dorongan, arahan, dan bimbingan. Strategi Heuristik dapat digunakan untuk
mengajarkan berbagai materi pelajaran termasuk pemecahan masalah. Dengan Strategi
Heuristik diharapkan siswa bukan hanya paham dan mampu melakukan suatu pekerjaan
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, akan tetapi juga akan terbentuk
sikap-sikap positif, seperti: kritis, kreatif, inovatif, mandiri, terbuka. Strategi Heuristik
terbagai atas Diskoperi dan Inkuiri
3. Atas Dasar Pertimbangan Pengaturan Guru
a. Strategi Seorang Guru. Seorang guru mengajar kepada sejumlah siswa
b. Strategi Pengajaran Beregu (Team Teaching). Dengan Pengajaran Beregu, dua orang atau
lebih guru mengajar sejumlah siswa.
Pengajaran Beregu dapat digunakan di dalam mengajarkan salah satu mata pelajaran atau
sejumlah mata pelajaran yang terpusat kepada suatu topik tertentu.
4. Atas Dasar Pertimbangan Jumlah Siswa
a. Strategi Klasikal
b. Strategi Kelompok Kecil
c. Strategi Individual.
5. Atas Dasar Pertimbangan Interaksi Guru dengan Siswa.
a. Strategi Tatap Muka. Akan lebih baik dengan menggunakan alat peraga.
b. Strategi Pengajaran Melalui Media. Guru tidak langsung kontak dengan siswa, akan
tetapi guru “mewakilkan” kepada media. Siswa berinteraksi dengan media.
MODUL 2
PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
KEGIATAN BELAJAR 1
Pengertian Belajar
Untuk mencapai target kurikulum yang telah ditetapkan, guru harus berupaya
menerapkan kurikulum secara maksimal dan efektif. Kegiatan yang paling menentukan dalam
keberhasilan penerapan kurikulum adalah proses pembelajaran atau kegiatan belajar. Belajar
merupakan suatu proses yang harus ditempuh siswa, tetapi esensi dan hakikatnya harus dipahami
oleh guru agar dalam pelaksanaannya guru dapat mengelola dan membinmbing proses
pembelajaran sesuai dengan kaidah-kaidah belajar yang efektif. Di samping itu, guru akan dapat
menciptakan kondisi dan suasana belajar yang optimal dalam rangka mendukung proses guna
mencapai hasil belajar yang diharapkan. Oleh karena itu, guru perlu belajar memahami hakikat
belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dan ciri-ciri perubahan yang disebabkan
oleh belajar.
A. Pengertian Belajar
Pendapat modern yang muncul pada abad 19 menganggap bahwa belajar adalah
proses perubahan tingkah laku (a change in behavior). Ernest R. Hilgard (1948) menyatakan
bahwa learning is the process by which an activity or is changed through training procedures
(whether in the laboratory or in the natural environment) as distinguished from changes by
factors not atrisutable to training. Jadi, belajar merupakan proses perubahan tingkah laku
yang diperoleh melalui latihan dan perubahan itu disebabkan karena ada dukungan dari
lingkungan yang positif yang menyebabkan terjadinya interaksi edukatif. Perubahan tersebut
terjadi secara menyeluruh meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Pendapat lain mengemukakan bahwa belajar adalah proses pengalaman (learning is
experience), artinya belajar itu suatu proses interaksi antara individu dengan lingkungannya.
Dalam interaksi tersebut terjadi prose mental, intelektual, dan emosional yang pada akhirnya
menjadi suatu sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dimilikinya.
Contohnya adalah seseorang yang belajar badminton. Ia akan melakukan latihan
mengayunkan raket dengan cara memegang yang benar, menepuk bola, backhand dan
forehand yang merupakan pengalaman belajar. Pengalaman belajar lainnya meliputi :
a. Bagaimana cara-cara ia menentukan arah pukulan? Dalam hal ini ia (yang dilatih) harus
berpikir, berkonsentrasi, dan memvisualisasikan diri ke dalam perbuatan dan
mencobakannya ke dalam bentuk latihan.
b. Bagaimana cara-cara ia belajar menerima kritikan atas kesalahan-kesalahan yang
dilakukannya? Ia akan mengontrol perasaan, dan kemudian melakukan perbaikan-
perbaikan sesuai isi kritik yang diberikan padanya.
c. Bagaimana ia memperoleh pemahaman prinsip dan sikap yang dibutuhkan? Ia akan
mengalami peristiwa-peristiwa dalam situasi yang tidak dapat diramalkan sebelumnya
dan dari situ ia memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan (bersifat reaktif) yang
dibutuhkannya.
d. Bagaimana ia belajar membina kekkompakan dalam kelompok? Tentunya ia akan
berdiskusi dengan teman dan kelompoknya, menempatkan posisi, melakukan tugas, dan
tanggung jawab.

Definisi belajar yang umum diterima saat ini ialah bahwa belajar merupakan suatu usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkat laku yang baru, secara
keseluruhan sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
B. Hakikat Belajar
Ada 4 pilar yang perlu diperhatikan dalam belajar yaitu learning to know, learning to do,
learning to live together, dan learning to be.
Learning to know artinya belajar untuk mengetahui; yang menjadi target dalam belajar
adalah adanya proses pemahaman sehingga belajar tersebut dapat mengantarkan siswa untuk
mengetahui dan memahami substansi materi yang dipelajarinya.
Learning to do artinya belajar untuk berbuat; yang menjadi target dalam belajar adalah
proses melakukan atau proses berbuat. Dalam hal ini siswa harus mengerjakan, menerapkan,
menyelesaikan persoalan, melakukan eksperimen, penyelidikan, penemuan, pengamatan,
simulasi dan sejenisnya.
Learning to live together artinya belajar untuk hidup bersama; yang menjadi target
dalam belajar adalah siswa memiliki kemampuan untuk hidup bersama atau mampu hidup
dalam kelompok.
Learning to be artinya belajar untuk menjadi; yang menjadi target belajar adalah
mengantarkan siswa menjadi individu yang utuh sesuai dengan potensi, bakat, minat dan
kemampuannya.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut
dalam dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu faktor dalam diri siswa sendiri (intern)
dan faktor dari luar diri siswa (ekstern).
a. Faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar diantaranya adalah
kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan dan kesehatan, serta
kebiasaan siswa. Setiap individu memiliki kecakapan (ability) yang berbeda-beda.
Kecakapan tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan kecepatann belajar; yakni sangat
cepat, sedang dan lambat. Demikian pula pengelompokan kemampuan siswa berdasarkan
kemampuan penerimaan, misalnya proses pemahamannya harus dengan cara perantara
visual, verbal, dan atau harus dibantu dengan alat / media.
b. Faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah
lingkungan fisik dan nonfisik (termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti riang
gembira, menyenangkan), lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, program
sekolah (termasuk dukungan komite sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran, dan
teman sekolah. Guru merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap proses maupun
hasil belajar, sebab guru merupakan manajer atau sutradara dalam kelas.

KEGIATAN BELAJAR 2
Karakteristik Proses Belajar Dan Tahapan Perkembangan Siswa Sekolah Dasar
Proses belajar merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar dalam belajar, esensinya
adalah rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa dalam upaya mengubah prilaku yang dilakukan
secara sadar melalui interaksi dengan lingkungan. Proses belajar mengajar di sekolah sangat
dipengaruhi oleh desain pelajaran maupun strategi yang diterapkan oleh guru dalam
pembelajaran.
Salah satu faktor yang dominan untuk dipertimbangkan dalam melakukan proses belajar
adalah pebelajar (siswa) itu sendiri. Siswa merupakan individu yang utuh sekaligus sebagai
makhluk sosial yang memiliki potensi yang berbeda-beda. Berdasarkan teori perkembangan
setiap siswa memiliki tahapan perkembangan sesuai dengan tingkat usianya. Artinya setiap
proses belajar yang ditempuh siswa harus berdasarkan pada fase perkembangannya.
Seperti telah dikemukakan, bahwa proses belajar merupakan rangkaian aktivitas siswa
melalui pengalaman belajar (learning experience) untuk membentuk perilaku siswa.

A. Karakteristik Belajar di Sekolah Dasar


1. Proses Belajar Berdasarkan Teori dan Tipe Belajar
Belajar merupakan suatu kegiatan pemrosesan kognitif, keterampilan dan sikap.
Pebelajar (siswa) sepenuhnya harus melakukan upaya mengubah perilaku melalui
pengalaman, latihan maupun kegiatan-kegiatan lain yang dianggap efektif sebagai proses
untuk mengubah perilaku.
a. Teori Belajar
Ada beberapa belajar yang dikaji sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan proses
belajar di Sekolah Dasar
1) Teori Belajar Displin Mental
Karakteristik teori belajar ini menganut prinsip bahwa manusia memiliki sejumlah
daya mental seperti daya untuk mengamati, menanggapi, mengingat, berpikir dan
sebagainya yang dapat dilatih dan didisplinkan. Proses belajar berpikir, mengamati
dan mengingat dapat dilakukan siswa SD kelas rendah, yang meliputi
a.) Belajar mengidentifikasi ciri-ciri karakteristik suatu benda atau kejadian,
misalnya; “menguraikan atau menjelaskan ciri-ciri tumbuhan hijau”.
b.) Menyebutkan kembali nama-nama ibu kota provinsi di Indonesia. Belajar itu
sendiri merupakan upaya untuk mengembangkan potensi-potensi yang
dimiliki individu. Potensi-potensi yang dimiliki individu dapat dikembangkan
secara optimal melalui kegiatan belajar.
2) Teori Belajar Asosiasi
Rumpun teori belajar ini identik dengan teori behaviorisme yang biasa disebut S-
R Bond. Teori belajar asosiasi ini berdasarkan pada perubahan tingkah laku yang
menekankan pola perilaku baru yang diulang-ulang sehingga menjadi aktivitas yang
otomatis. Dalam teori ini, belajar lebih mengutamakan stimulus-respons yang
membetuk kemampuan siswa secara spesifik dan terkontrol. Hukuman (punishment)
dan ganjaran (reward) merupakan penguatan (reinforcement) yang dipakai. Pelopor
aliran ini diantaranya Edward L. Thorndike.
3) Teori Insight
Menurut teori ini belajar adalah mengubah pemahaman siswa. Perubahan ini akan
terjadi apabila siswa menggunakan lingkungan. Belajar adalah suatu proses yang
bersifat eksploratif, imajinatif, dan kreatif. Belajar selalu diarahkan untuk
mengembangkan kemampuan tingkat tinggi yaitu berpikir tinggi.
4) Teori belajar Gestalt
Menurut teori belajar ini siswa merupakan individu yang utuh. Oleh karenanya,
belajar lebih mengutamakan keseluruhan, kemudia melihat bagian-bagiannya yang
mengandung makna dan hubungan. Pembelajaran selalu diberikan dalam bentuk
problematik, aktual dan nyata (sedang terjadi saat ini maupun saat yang akan datang).
Siswa belajar melakukan pemecahan masalah (problem solving), melakukan penyelidikan
(inquiry), melakukan penemuan (discovery) dan kajian (investigation).
Dalam prakteknya penerapan teori belajar tersebut digunakan bercampur, tidak murni satu
per satu.
b. Tipe Belajar
Untuk mencapai proses dan hasil belajar yang optimal kita perlu mengenal
beberapa tipe belajar yang dikemukakan Gagne (1970). Menurut Gagne ada 8 tipe belajar
yang dapat dilakukan siswa, yaitu :
1) Signal learning (belajar melalui isyarat)
Belajar isyarat merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk perilaku
melalui sinyal atau isyarat sehingga terbentuk sikap tertentu, tetapi respons yang
ditimbulkan dapat bersifat umum, tidak jelas bahkan emosional.
2. Stimulus-respon learning (belajar melalui rangsangan tindak balas).
Belajar stimulus-respons merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk
perilaku melalui pengkondisian stimulus untuk menghasilkan suatu tindak-balas
(respons).
3. Chaining learning (belajar melalui perangkaia
Belajar chaining merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk perilaku
melalui beberapa stimulus-respons (S-R) yang berangkai; dalam bahasa contohnya
“Ibu-Bapak”, “kampung-halaman”. Chaining contoh; dari pulang tugas mengajar,
buka sepatu, menyimpan tas, ganti baju, makan dan seterusnya.
4) Verbal association learning (belajar melalui perkaitan verbal)
Belajar verbal association merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk
perilaku melalui perkaitan verbal. Perkaitan ini bisa dimulai dari yang sederhana.
5) Discrimination learning (belajar melalui membeda-bedakan)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui proses membeda-bedakan objek
yang abstrak maupun konkret. Sesuatu yang berkaitan dengan ruang, bentuk.
6) Concept learning (belajar melalui konsep)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui pemahaman terhadap sesuatu
benda, peristiwa, kategori, golongan dan suatu kelompok. Yang dimaksud konsep itu
sendiri adalah karakteristik, atribut atau definisi sesuatu objek. Konsep yang konkret
dapat ditunjukkan bendanya sedangkan konsep yang abstrak adalah konsep menurut
definisi.
7) Rule learning (belajar melalui aturan-aturan)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui aturan. Belajar melalui aturan
merupakan proses belajar yang membentuk kemampuan siswa supaya memahami
aturan-aturan dan mampu menerapkannya. Belajar melalui aturan berarti belajar
melalui dalil-dalil, rumus-rumus, dan ketentuan.
8) Problem solving learning (belajar melalui pemecahan masalah)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui kegiatan pemecahan masalah. Tipe
belajar ini merupakan belajar yang dapat membentuk siswa berpikir ilmiah dan kritis
yang termasuk pada belajar yang menggunakan pemikiran atau intelektual tinggi.
c. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam
belajar. Kulminasi akan selalui diiringi dengan kegiatan tindak lanjut. Hasil belajar harus
menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa
yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari. Bentuk perubahan tingkah laku
harus menyeluruh secara komperhensif sehingga menunjukkan perubahan tingkah laku
seperti contoh di atas.
Untuk melihat hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis dan ilmiah
pada siswa Sekolah Dasar, dapat dikaji proses maupun hasil berdasarkan :
1) Kemampuan membaca, mengamati dan atau menyimak apa yang dijelaskan atau
diinformasikan;
2) Kemampuan mengindentifikasi atau membuat sejumlah (sub-sub) pertanyaan
berdasarkan substansi yang dibaca, diamati dan atau didengar;
3) Kemampuan mengorganisasi hasil-hasil identifikasi dan mengkaji dari sudut
persamaan dan perbedaan; dan
4) Kemampuan melakukan kajian secara menyeluruh.

B. Tahapan Perkembangan Siswa Sekolah Dasar


Siswa Sekolah Dasar merupakan individu unik yang memiliki karakteristik tertentu,
bersifat khas dan spesifik. Pada dasarnya setiap siswa adalah individu yang berkembang.
Perkembangan siswa akan dinamis sepanjang hayat mulai dari kelahiran sampai akhir hayat.
Dalam hal in pendidikan maupun pembelajaran sangat dominan memberikan kontribusi
untuk membantu dan mengarahkan perkembangan siswa supaya menjadi positif dan optimal.
Setiap siswa memiliki irama dan kecepatan perkembangan yang berbeda-beda dan bersifat
individual.
Perkembangan siswa Sekolah Dasar usia 6 – 12 tahun yang termasuk pada perkembangan
masa pertengahan (middle childhood) memiliki fase-fase yang unik dalam perkembangannya
yang menggambarkan peristiwa penting bagi siswa yang bersangkutan. Tahapan
perkembangan siswa dapat dilihat dari aspek perkembangan berikut.
a. Perkembangan Fisik
Perkembangan ini berkaitan dengan perkembangan berat, tinggi badan, dan
perkembangan motorik. Siswa pada tingkat Sekolah Dasar, kemampuan motoriknya
mulai lebih halus dan terarah (refined motor skills), tetapi berat badan siswa laki-laki
lebih ramping daripada siswa perempuan karena masa adolesen perempuan lebih cepat
daripada laki-laki.
b. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial siswa pada tingkat Sekolah Dasar sudah terasa ada
pemisahan kelompok jenis kelamin (separation of the sexs) sehingga dalam
pengelompokkan, siswa lebih senang berkelompok berdasarkan jenis kelamin padahal
kurang sesuai menurut kriteria pengelompokan belajar.
c. Perkembangan Bahasa
Pada masa ini perkembangan bahasa siswa terus berlangsung secara dinamis.
Dilihat dari cara siswa berkomunikasi menunjukkan bahwa mereka sudah mampu
menggunakan bahasa yang halus dan kompleks
d. Perkembangan Kognitif
Di Sekolah Dasar siswa diajarkan berbagai disiplin ilmu bahkan cara-cara belajar
baik yang berorientasi pada peningkatan berpikir logis maupun kemampuan manipulatif.
Siswa dapat melihat beberapa faktor dan mengkombinasikannya dengan berbagai cara
untuk mecapai hasil yang sama.
Perkembangan kognitif pada siswa Sekolah Dasar berlangsung secara dinamis.
Untuk menumbuhkembangkan kemampuan kognitif dalam fase konkret operasional pada
siswa Sekolah Dasar, acuannya adalah terbentuknya hubungan-hubungan logis di antara
konsep-konsep atau skema-skema.
Piaget mengemukakan bahwa pada usia Sekolah Dasar siswa akan memiliki
kemampuan berpikir operasional konkret (concrete operation) yang disebut sebagai masa
performing operation.
e. Perkembangan Moral
Perkembangan moral yang harus dimiliki siswa Sekolah Dasar adalah
kemampuan bertindak menjadi orang baik. Tindakan yang dilakukan selalu berorientasi
pada orang lain yang dianggap berbuat baik. Bahkan siswa akan melakukan tindakan
yang baik apabila orang lain merasa senang.
f. Perkembangan Eksresif
Pola perkembangan ekspresif siswa Sekolah Dasar dapat dilihat dari kegiatan
ungkapan bermain dan kegiatan seni (art). Siswa Sekolah Dasar sudah menyadari aturan
dari suatu permainan, bahkan siswa pada usia itu sudah mulai membina hobinya.
g. Aspek-aspek Intelegensi
Dalam psikologi, teori Gardner (Utami Munandar, 1999; 265) membedakan jenis
intelegensi. Dalam kehidupan sehari-hari itu tidak berfungsi dalam bentuk murni tetapi
setiap individu memiliki campuran yang unik dari ketujuh intelegensi tersebut. Aspek-
aspek intelegensi tersebut dapat ditumbuhkembangkan pada setiap siswa. Aspek
intelegensi tersebut diantaranya adalah :
a. Intelegensi linguistik, yaitu suatu kemampuan untuk menggunakan bahasa, termasuk
kepekaan terhadap suara, ritme, makna kata-kata, dan kegunaan fungsi-fungsi
bahasa.
b. Intelegensi logis-matematis, yaitu kemampuan untuk menjajaki pola-pola, kategori,
dan hubungan-hubungan dengan manipulasi objek-objek atau simbol-simbol, dan
kepekaan kemampuan berpikir logis.
c. Intelegensi spasial, yaitu kemampuan untuk mengamati secara mental,
memanipulasi bentuk dan objek; atau kemampuan mempersepsi dunia ruang visual
secara akurat dan melakukan transformasi persepsi tersebut.
d. Intelegensi musik, yaitu kemampuan untuk menikmati, mempertunjukkan atau
mengubah musik termasuk kemampuan menghasilkan dan mengekpresikan ritme
nada dan bentuk-bentuk ekspresi musik.
e. Intelegensi fisik-kinestetik, yaitu kemampuan untuk menggunakan keterampilan
motorik halus dan kasar dan halus dalam olah raga seni dan produk-produk seni
pertunjukan serta keterampilan meliputi kemampuan mengontrol gerakan tubuh dan
menangani objek-objek secara terampil.
f. Intelegensi intrapribadi, yaitu kemampuan untuk memperoleh akses terhadap
pemahaman perasaan, impian dan gagasan-gagasan diri sendiri, dan memahami
kekuatan maupun kelemahan diri sendiri.
h. Aspek Kebutuhan Siswa
Selain aspek perkembangan siswa yang telah dikemukakan di atas juga perlu
dipertimbangkan aspek kebutuhan siswa sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan
materi apa yang akan dipelajari siswa. Secara umum ada dua kebutuhan siswa :
1) Psiko-biologis yang dinyatakan dalam keinginan, minat, tujuan, harapan dan
masalahnya;
2) Sosial yang berkaitan dengan tuntutan lingkungan masyarakat, biasanya menurut
pandangan orang dewasa.
MODUL 3
MODEL-MODEL BELAJAR DAN RUMPUN MODEL MENGAJAR
KEGIATAN BELAJAR 1
Model-Model Belajar
Belajar kolaboratif adalah suatu cara belajar antara 2 orang atau lebih dengan tujuan yang
sama adanya ketergantungan satu sama lain. Dalam belajar kolaboratif pebelajar dapat
mengembangkan pengetahuan bersama maupun pengetahuan individu. Belajar kooperatif
juga merupakan suatu cara bekerja sama, namun para anggota belum tentu mempunyai
tujuan yang sama. Antarpelajar yang saling bantu hanya sebatas apa yang dibutuhkan oleh
temannya.
Ada dua unsur penting dalam belajar kolaboratif yaitu tujuan yang sama dan rasa
ketergantungan yang positif antar anggota kelompok. Oleh karena itu untuk mencapai
tujuantertentu setiap siswa harus mempunyai rasa ketergantungan yang positif maksudnya
setiap anggota kelompok akan berhasil mencapai tujuan apabila seluruh anggotanya bekerja
sama.

KEGIATAN BELAJAR 2
Rumpun model mengajar
A. Rumpun Model Sosial
1. Partner dalam Belajar
Membantu pelajar bekerja secara efektif, dan membuat pelajar belajar secara lintas
bidang studi dalam suatu kurikulum, mengembangkan rasa solidaritas serta untuk
memperoleh informasi dan keterampilan melalui inkuiri dari suatu akademik.
2. Investigasi Kelompok
Investigasi kelompok menekankan rencana pada pengaturan kelas umum atau
konvensional. Rencana tersebut meliputi pendalaman materi terpadu secara kelompok,
diskusi, dan perencanaan proyek.
3. Bermain Peran
Bermain peran itu adalah guru mengajak siswa untuk memahami prilaku sosial,
peranannya dalam interaksi sosial dengan cara-cara yang lebih efektif atau membuat
pelajar menorganisasikan informasi isu-isu sosial.
4. Inkuiri Yurispedensi
Inkuiri Yurispedensi ini mengajak pelajar berpikir atas isu-isu sosial mengenai
masyarakat suatu Negara, di tingkat nasional maupun internasional. Tujuan model ini
untuk mempelajari kasus – kasus yang ada kemudian dikaitkan dengan kebijakan-
kebijakan public.
5. Keperibadian dan Gaya Belajar
Dalam model ini dikemukakan adanya gaya belajar pebelajar dan seorang guru harus
yakin bahwa semua dapat dikembangkan, perkembangan dapat terjadi secara optimal
apabila lingkungan menyediakan cara kerja secara konseptual.
6. Inkuiri social
Model ini dirancang untuk mengajarkan informasi, konsep-konsep, cara berfikir, studi
tentang nilai-nilai sosial dengan menghubungkan aspek konitif dan social.
B. Rumpun Model Pemrosesan Informasi
1. Berpikir Positif
Model ini adalah cara belajar untuk mendapatkan dan mengorganisasikan informasi
serta menciptakan dan menguji hipotesis yang mendiskripsikan hubungan di antara
serangkaian data
2. Pencapaian Konsep
Model ini adalah cara berpikir yang efektif untuk penyajian informasi yang
terorganisasi dan topik-topik yang berskala luas kepada pebelajar pada setiap tahap
perkembangan.
3. Inkuiri Ilmiah
Model belajar yang membawa pebelajar ke proses ilmiah dan dibantu mengumpulkan
dan menganalisis data, meengecek hipotesis dan teori serta mencerminkan hakikat
pembentukan pengetahuan.
4. Latihan Inkuiri
Yaitu model yang memberikan rancangan untuk mengajar pebelajar menghubungkan
alasan sebab akibat dan menjadi lebih baik serta tepat dalam mengajukan pertanyaan,
membentuk konsep, dan hipotesis serta mengujinya.
5. Memonik
Merupakan strategi untuk mengingat dan mengasimilasi informasi.
6. Sinektika
Yaitu model yang dirancang untuk membantu pebelajar memecahkan masalah dan
menulis kegiatan-kegiatan serta menambahkan pandangan-pandangan baru pada topik-
topik dari suat bidang ilmu yang luas.
7. Pengorganisasi awal
Model yang dirancang untuk memberikan struktur kognitif kepada pebelajar untuk
memahami materi melalui kuliah, membaca, dan media yang lain.
8. Penyesuaian dengan Pebelajar
Yaitu model yang membantu menyesuaikan pembelajaran pada suat tahap
kematangan pebelajar secara individual dan merancang serta meningkatkan
perkembangan pebelajar.
C. Rumpun Model Personal
1. Pengajaran Nondirektif
Yaitu model yang menekankan kerja sama antara guru dan murid.
2. Peningkatan Harga Diri
Yaitu model yang digunakan untuk membimbing suat program dalam hal rasa harga
diri dan kemampuan aktualisasi diri.
D. Rumpun Model Sistem Perilaku
1. Belajar tuntas dan Pembelajaran terprogram
Yaitu suat model pembelajaran yang mempelajari materi yang dipecah menjadi unit-
unit dari yang sederhana hingga ke yang kompleks. Materi tersebut dipelajari hingga
tuntas.
2. Pembelajaran langsung
Yaitu suat model pembelajaran yang disusun dari studi tentang perbedaan antara
guru mengajar yang lebih efektif dan kurang efektif serta dari teori belajar sosial.
3. Belajar melalui simulasi : latihan dan latihan mandiri
Yaitu model pembelajaran yang menggabungkan informasi tentang keterampilan
dengan demonstrasi, praktik, balikan, dan latihan sampai suatu keterampilan dikuasai.
MODUL 4
PROSESUR PEMBELAJARAN
KEGIATAN BELAJAR 1
Kegiatan Pra dan Awal Pembelajaran
Keberhasilan proses pembelajaran di antaranya sangat di pengaruhi oleh kegiatan
pendahuluan pembelajaran adalah alat untuk menciptakan awal pembelajaran yang efektif
sehingga siswa siap secara penuh dalam mengikuti kegiatan inti dalam pembelajaran.
Pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Kegiatan pra pembelajaran
 Menciptakan sikap dan suasana kelas yang menarik
 Memeriksa kehadiran siswa
 Menciptakan kesiapan belajar siswa
 Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas/sumber belajar yang
diperlukan dalam kegiatan belajar.
 Menciptkan kondisi belajar untuk meningkatkan peratian siswa dalam belajar
 Menunjukkan minat dan penuh semangat yang tinggi dalam mengajar
 Mengontrol seluruh aktivitas siswa mulai dari awal sampai akhir pembelajaran
 Menggunakan berbagai media pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran dan
minat siswa
 Mengembangkan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat melakukannya
 Menciptakan suasana belajar yang demokratis
b. Kegitan awal pembelajaran
 Menimbulkan motivasi dan perhatian siswa
 Memberi acuan
 memberitahukan tujuan yang diharapkan atau garis besar materi yang dipelajari
 menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa
 Membuat kaitan
 Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya
 Menunjukkan manfaaat materi yang dipelajari
 Meminta siswa mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan materi yang akan
dibahas
 Melaksanakan tes awal

KEGIATAN BELAJAR 2
Kegiatan inti dalam pembelajaran
Adalah peranan penting dalam rangka mencapai tujuan yang telah di tetapkan dalam
kurikulum kegiatan inti pembelajaran di arahkan pada peroses pembelajaran hendaknya
melibatkan siswa sebnyak mungkin, yang memenuhi kebutuhan siswa baik secara individual
maupun perkelompok untuk itu kegiatan inti hendaknya merupakan kegiatan yang bervariasi.
1. Pembahasan materi pelajaran dalam pembelajaran klasikal
a. Prinsip-prinsip pembelajaran klasikal
 Sistematis
 Perhatian dan aktivitas
 Media pembalajaran
 Latihan atau penugasan
b. Kegiatan inti dalam pembelajaran klasikal
 Menyajikan bahan pelajaran dengan ceramah bervariasi
 Melakukan asosiasi dan memberikan ilustrasi untuk meningkatkan pemahaman siswa
terhadap bahan pelajaran yang lain dengan cara menghubungkan atau mengaitkan
materi yang sedang dipelajari dengan situasi nyata atau dengan bahan pelajaran yang
lain atau dengan pelajaran yang menggambarkan sebab akibat.
2. Pembahasan materi pelajaran dalam pembelajaran kelompok
a. Prinsip-prinsip pembelajaran kelompok
 Adanya topik dan permasalahan
 Pembentukan kelompok
 Kerja sama
 Perhatian’
 Motivasi
 Sumber belajar dan fasilitas
 Latihan dan tugas
b. Kegiatan inti dalam pembelajaran kelompok
 Merumuskan masalah berdasarkan topik pembahasan dan tujuan pembelajaran
 Mengidentifikasi masalah atau sub-sub masalah berdasarkan permasalahan yang
telah dirumuskan
 Analisis masalah berdasarkan sub-sub masalah.
 Menyusun laporan oleh masing-masing kelompok
 Presentasi kelompok atau melaporkan hasil diskusi kelompok kecil pada seluruh
kelompok dilanjutkan diskusi kelas yang langsung dibimbing oleh guru.
3. Pembahasan materi pembelajaran dalan pembelajaran perseorangan
 Menjelaskan secara singkat tentang materi pelajaran yang akan ditugaskan atau yang
akan dilatihkan kepada siswa
 Memberikan lembaran kerja atau tugas
 Memantau dan menilai kegiatan siswa

KEGIATAN BELAJAR 3
Kegiatan Akhir dan Tindaklanjut Pembelajaran
Kegiatan ini di lakukan untuk meyakinkan guru terhadap penguasaan kompetensi oleh siswa
dan upaya pemantapan penguasaan kompetensi yang di harapkan kegiatan ini harus di
laksanakan secara sistem matis,efektif,efisien,dan fleksibel.kegiatan yang dapat di laksanakan
dalam kegiatan akhir pembelajaran adalah :
1. Meninjau kembali penguasaan siswa
2. Melaksanakan penilaian
Kegiatan tidak lanjut yang dapat di lakukan guru :
1. Memberikan tugas atau latihan”
2. Menjelaskan kembali bahan ajaran yang belum di kuasai
3. Menugaskan membacakan materi yang tertentu
4. Memberikan motivasi atau bimbingan belajar
5. Mengungkapkan topik bahasan yang akan datang
MODUL 5
PEMILIHAN METODE MENGAJAR
KEGIATAN BELAJAR 1
Hakikat dan Faktor-faktor dalam Pemilihan Metode Mengajar
Pembelajaran merupakan kegiatan yang bertujuan melibatkan aktivitas siswa dan guru.
Untuk mencapai tujuan tersebut deperlukan metode sebagai alternatif, sehingga dalam mencapai
tujuan dapat maksimal. Metode mengajar yang digunakan haruslah bervariatif sehingga tidak
menimbulkan kejenuhan aktivitas dalam proses pembelajaran.
A. Hakikat Metode Mengajar dalam Pembelajaran
Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus dihunakan dalam
pembelajaran karena untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun dalam upaya membentuk
kemampuan siswa. Prinsip meode mengajar yang berkaitan dengan faktor perkembangan
siswa yaitu:
 Dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa.
 Dapat memberikan peluang untuk berekspresi dalam aspek seni.
 Dapat memungkinkan siswa belajar memecahkan masalah.
 Dapat menimbulkan rasa ingin tahu siswa untuk mengiji kebenaran.
 Memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan.
 Memungkinkan siswa mampu menyimak.
 Memungkinkan siswa belajar mandiri.
 Memungkinkan siswa belajar bersama.
 Memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dalam belajarnya.
Fungsi-fungsi penggunaan metode ditinjau dari segi prosesnya, yaitu:
 Sebagai alat atau cara.
 Sebagai gambaran aktivitas yang harus ditempuh siswa dan guru.
 Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan penilaian.
 Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan bimbingan.

B. Faktor-Faktor yang perlu diperhatikan dalam Pemilihan metode Mengajar


1. Tujuan Pembelajaran atau kompetensi Siswa
Tujuan pembelajaran merupakan pernyataan yang diharapkan dapat diketahui ,
disikapi, dan atau dilakukan siswa seetelah mengikuti pembelajaran. Tujuan
institusional adalah tujuan yang ingin dicapai oleh suatu lembaga pendidikan. Tujuan
bidang studi adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu mata pelajaran. Tujuan
pembelajaran (instruksional) adalah tujuan yang harus dicapai dalah suatu pokok
bahasan tertentu. Taxonomy Bloom menguraikan tentang tujuan yang bersifat khusus,
yang sering mencakup 3 ranah, yaitu:
1) Kognitif
a. Pengetahuan, kemampuan mengetahui, mengingat
b. Pemahaman, kemampuan menerjemahkan, memahami.
c. Penerapan, kemampuan mengerjakan, membuat.
d. Analisis, kemampuan mengkaji, menguraikan, membedakan dan
mengidentifikasi.
e. Sintesis, kemampuan menggabungkan, mengelompokkan, menyusun.
2) Afektif
a. Penerimaan.
b. Partisipasi.
c. Penilaian.
3) Psikomotor
a. Persepsi, kemampuan berpendapat.
b. Kesiapan
c. Gerakan terbimbing, kemampuan meniru.
d. Gerakan terbiasa, keterampilan berpegang pada pola.
e. Gerakan yang kompleks, keterampilan lincah, cepat, lancar.
Tujuan pembelajaran khusus atau Enabling Objectives artinya tujuan
pembelajaran harus dicapai selama proses belangsung. Tujuan pemvelajaran umum
atau yargey objectives artinya tujuan pembelajaran dapat dicapai setelah selesai
pembelajaran.
2. Karakteristik Bahan Pelajaran/Materi Pembelajaran
Aspek yang terdapat dalam materi pelajaran, yaitu:
a. Aspek konsep, merupakan substansi isi pelajaran yang behubungan dengan
pengertian, atribut, karakteristik, label atau ide dan gagasan tertentu.
b. Aspek fakta, isi peajaran yang berhubungan dengan peristiwa masa lalu, data
yang memiliki esensi objek dan waktu.
c. Aspek prinsip, isi pelajaran yang berhubungan dengan aturan, dalil, hokum,
ketentuan, dan prosedur.
d. Aspek nilai, meteri pelajaran yang berhubungan dengan baik buruk, salah
benarnya suatu perilaku.
e. Aspek keterampilan intelektual, materi pelejaran yang berhubungan dengan
pembentukan kemampuan penyelesaian masalah.
f. Aspek keterampilan psikomotor, materi pelajaran yang berhubungan dengan
pembentukan kemampuan fisik.
3. Waktu yang Digunakan
Selalu memperhatikan alokasi waktu agar proses mengajar dapat optimal.
4. Faktor Siswa
Mempertimbangkan banyaknya siswa dan dan mempertimbangkan aspek
kesegaran mental (faktor antusias dan kelelahan).
5. Fasilitas, Media, dan Sumber Belajar
Prinsip-prinsip belajar yang dijadikan landasan dalam pembelajaran diantaranya
adalah ketersedian fasilitas, media dan sumber belajar.
C. Pentingnya Metode Mengajar dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran Maupun
Membentuk Kemampuan Siswa
Setiap metode mengajar memiliki tujuan yang berbede-beda dalam membentuk
kemampuan siswa, sehingga setiap pemilihan metode haruslah guru mendasari dengan
memahami karakteristik dan dampak dari metode tersebut.
KEGIATAN BELAJAR 2
Jenis-jenis Metode Mengajar
Untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun untuk membentuk kmampuan siswa
diperlukan adanya suatu metode mengajar yang efektif. Metode tersebut haruslah dikuasai oleh
guru agar tujuan tercapai secara maksimal. Berikut beberapa metode mengajar yang dapat
dilaksanakan dikelas:
A. Metode Ceramah (Lecture)
Metode ceramah merupakan suatu cara penyampaian bahan pelajaran secara lisan.
Ceramah yang baik adalah ceramah bervsriasi, artinya ceramah yang dilengkapi dengan
penggunaan alat dan media serta adanya tambahan dialog interaktif atau diskusi.
1. Karakteristik
Metode ceramah digunakan apabila proses pembelajaran yang dilakukan lebih
bersifat pemberian informasiberupa fakta atau konsep-konsep sederhana. Proses
pembelajarannya dilakukan secara klasikal dengan jumlah siswa yang relative
banyak. Biasanya penggunaan metode ceramah lebih bersifat monoton.
2. Prosedur
1) Kegiatan awal
 Memberitahukan tujuan yang akan dicapai
 Menyampaikan tahapan kegiatan
2) Kegiatan inti
 Penyajian dan Tanya jawab
 Asosiasi-ilistrasi
3) Kegiatan akhir
 Aplikasi
 Kesimpulan
3. Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Ceramah
1) Kemampuan yang harus dikuasai guru:
 Menguasai teknik ceramah.
 Mampu memberikan ilustrasi.
 Menguasai materi pelajaran.
 Menjelaskan secara sistematik.
 Menguasai siswa dikelas.
2) Yang perlu diperhatikan berkaitan dengan siswa:
 Siswa mampu mendengar dan mencatat bahan pepalajaran.
 Kemampuan awal siswa.
 Memiliki suasana emosional yang mendukung.
4. Keunggulan
 Ekonomis waktu dan biaya.
 Target jumlah siswa lebih banyak.
 Mudah mengklasifikasi dan mengkaji bahan pelajaran.
 Mudah memberikan tugas pada siswa.
5. Kelemahan
 Sulit bagi yang kurang memiliki kemampuan menyimak.
 Menimbulkan verbalisme.
 Kurang memberikan kesempatan siswa berpartisipasi.
 Cenderung menggunakan ingatan.
 Proses pembelajaran ada dalam otoritas guru.
B. Metode Diskusi
Pembelajaran yang meibatkan beberapa siswa dalam menyelesaikan suatu masalah,
dapat dengan kelompok kecil (3-7 peserta), sedang (8-12 peserta), besar (13-40 peserta).
1. Karakteristik
Dalam penggunaan metode diskusi, bahan pelajaran harus dikemukakan dengan
topik yang akan menstimulus siswa menyelesaikan masalah.
2. Prosedur
1) Kegiatan awal
a) Memberitahukan tujuan pembelajaran.
b) Mengelompokkan siswa.
c) Meberitahukan tahapan kegiatan.
2) Kegiatan inti
a) Perumusan topik
b) Identifikasi masalah.
c) Analisis maslah.
d) Penyusunan laporan.
e) Presentasi kelompok.
3) Kegiatan akhir
a) Kesimpulan
3. Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Diskusi
Yang perlu diperhatikan oleh guru:
a) Mampu merumuskan masalah.
b) Mampu membimbing siswa merumuskan dan mengidentifikasi masalah.
c) Mampu mengelompokkan siswa.
d) Mampu mengelola pembelajaran.
e) Menguasai permasalahan diskusi.
Yang perlu diperhatikan berkaitan dengan siswa:
a) Memiliki motivasi,perhatian dan minat untuk berdiskusi.
b) Mampu melaksanakan diskusi.
c) Mampu belajar bersama.
d) Mampu berpendapat.
e) Mampu menghargai orang lain.
4. Keunggulan
a) Bertukar pikiran.
b) Merangsang siswa untuk berpendapat.
c) Mengembangkat rasa tanggung jawab.
d) Membina kemampuan berbicara.
e) Memberikan kesempatan belajar.
f) Belajar memahami pendapat orang lain.
5. Kelemahan
a) Memerlukan waktu yang banyak.
b) Diskusi tidak efektif apabila siswa tidak menguasai materi.
c) Siswa yang aktif hanya tertentu.
C. Metode Simulasi
Simulaasi adalah bermain peran. Ada 3 jenis model sismulasi, yaitu role playing
(bermain peran), sosiodrama (simulasi dalam kekeluargaan), simulation games
(permainan simulasi).
1. Karakteristik
Metode ini biasanya digunakan untuk permasalahan-permasalahan yang berkaitan
dengan masalah kehidupan sosial.
2. Prosedur
a. Menetapkan topik.
b. Menetapkan kelompok.
c. Simulasi diawali dengan petunjuk dari guru.
d. Proses pengamatan dilakukan dengan diskusi.
e. Kesimpulan dan saran dari kegiatan simulasi.
3. Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Simulasi
1) Kemampuan guru yang harus diperhatikan:
a) Mampu membimbing siswa.
b) Mampu memberikan simulasi.
c) Mampu menguasai peran.
d) Mampu mengamatu proses simulasi.
2) Kemampuan siswa yang harus diperhatikan:
a) Minat, motivasi, dan perhatian.
b) Pemahaman terhadap pesan yang akan menstimulasikan.
c) Kemampuan dasar berkomunikasi dan berperan.
4. Keunggulan
1) Siswa dapat berkomunikasi dan berinteraksi sosial.
2) Aktivitas siswa cukup tinggi dalam pembelajaran.
3) Membina hubungan personal.
4) Membina hubungan komunikatif.
5) Membiasakan siswa memahami permasalahan sosial.
5. Kelemahan
1) Memerlukan waktu banyak.
2) Sangat bergantung pada aktivitas siswa.
D. Metode Demonstrasi
Metode yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung
objek atau cara melakukan sesuatu sehingga dapat mempelajarinya secara proses.
1. Karakteristik
Metode pembelajaran ini menyampaikan proses objek tertentu dengan objek yang
nyata.
2. Prosedur
a. Mempersiapkan alat yang akan didemonstrasikan.
b. Memberikan penjelasan tentang topik.
c. Pelaksanaan demonstrasi.
d. Pengatan terhadap hasil demonstrasi.
e. Kesimpulan
3. Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Demonstrasi
1) Kemampuan guru yang harus dimiliki:
a. Mampu melaksanakan demonstrasi.
b. Mampu mengelola kelas dan menguasai kelas.
c. Mampu menggunakan alat bantu.
d. Mampu melaksanakan penilaian proses.
2) Kemampuan siswa yang harus diperhatikan:
a. Motivasi, minat dan perhatian.
b. Memahami tujuan.
c. Mampu mengamati proses.
d. Mampu mengidentifikasi alat dan kondisi.
4. Keunggulan
a. Memahami bahan pelajaran sesuai dengan kenyataan.
b. Dapat mengembangkan rasa ingin tahu.
c. Dapat melakukan perkerjaan yang sistematis.
d. Dapat melakukan perbandingan dari beberapa objek.
5. Kelemahan
a. Hanya dapat berpikir konkret saja.
b. Jika jumlah siswa banyak, tidak mudah mengatur siswa.
c. Bergantung pada alat bantu yang sebernarnya.
d. Siswa kurang berani mencoba.

E. Metode Eksperimen
Penggunaan metode eksperimen esensinya menyajikan bahan pelajaran melalui
percobaan serta mengamati sesuatu proses. Pengalaman belajar yang akan diperoleh
adalah menguji sesuatu koma mengunci hipotesis koma menemukan hasil percobaan dan
mengembangkan rasa ingin tahu siswa. Dalam membentuk pengalaman belajar siswa
cenderung menggunakan metode-metode yang memiliki kadar CBSA (Cara Belajar
Siswa Aktif) dan keterampilan proses koma serta metode mengajar digunakan secara
multi metode dan bervariasi.
F. Metode Karyawisata
Penggunaan metode karyawisata (field trip) atau outdoor merupakan proses
pembelajaran yang mengoptimalkan aktivitas belajar siswa yang dilaksanakan di luar
kelas. Karyawisata lebih menitikberatkan pada perjalanan yang relatif jauh dari kelas atau
sekolah untuk mengunjungi tempat-tempat yang berkaitan dengan topik bahasan dong
yang bersifat umum koma misalnya mengunjungi yang peninggalan sejarah koma
perjalanan mengunjungi kebun binatang atau ke tempat rekreasi dengan
mempertimbangkan prinsip efektivitas dan efisiensi dalam pencapaian hasil belajar.
G. Metode Pemecahan Masalah
Penggunaan metode pemecahan masalah dalam pembelajaran merupakan suatu
upaya dan cara untuk pembelajaran siswa efektif dengan menggunakan metode ilmiah.
Diharapkan melalui metode ini siswa memiliki kemampuan berpikir kritis dan ilmiah
yang dapat diterapkan pada aspek kehidupan sehari-hari. Cenderung pendekatan yang
digunakan adalah induktif sesuai dengan langkah-langkah dalam proses pembelajaran
pemecahan masalah. Metode ini sesuai jika digunakan pada siswa sekolah dasar di kelas
tinggi.

KEGIATAN BELAJAR 3
Hubungan Pengalaman Belajar dengan Metode Mengajar
Hakikat belajar, yaitu:
1. Belajar merupakan suatu proses.
2. Hasil belajar berupa perubahan sikap.
3. Pengalaman interaksi antara siswa dengan lingkungan.
Prinsip-prinsip dalam belajar, yaitu:
1. Belajar memerlukan perhatian khusus dan perasaan terhadap apa yang dipelajari.
2. Belajar memerlukan motivasi.
3. Belajar terjadi secara bertahap.
4. Belajar terjadi secara individual.
Kemampuan siswa yang diharapkan dari lulusan Sekolah Dasar yaitu:
1. Mengenali dan berperilaku sesuai ajaran agama.
2. Menjalankan hak dan kewajiban diri, serta beretos kerja.
3. Berpikir logis, kritis dan kreatif.
4. Menyenangi keindahan.
5. Membiasakan hidup bersih, bugar dan sehat.
6. Memiliki rasa cinta terhdap bangsa dan Negara.

Pengalaman belajar (learning experience) yang diharapkan adalah terjadinya aktivitas belajar
yang tinggi dibawah bimbingan guru sehingga pembentukan pengalaman bealajaarnya dibangun
atas kemampuan dan potensi diri sendiri. Pembelajaran adalah suatu proses berkelanjutan
berdasarkan atas pengalaman.
Metode ceramah berdampak terhadap pengalaman belajar siswa, yaitu pengalaman
menyimak, sehingga siswa akan memperoleh pengalaman tentang proses pemahaman suatu
konsep, fakta bahkan prinsip-prinsip.
Dalam metode diskusi, pengalaman yang diperoleh yaitu bekerja sama, pengalaman
mengeluarkan ide, menjadi pemimpin, berkomunikasi, dan pengalaman menyimpulkan hasil
diskusi.
Metode simulasi, pengalaman belajar yang didapat adalah berinteraksi, berkomunikasi
dengan kelompok, bermain peran, bekerja sama, dan menilai proses kegiatan simulasi.
Pengalaman yang didapat dari metode demonstrasi yaitu memperhatikan proses yang sistematis,
mempraktikkan secara proses, menggunakan alat dan bahan yang sebenarnya.
Metode eksperimen memberikan pengalaman membanding-bandingkan hasil eksperimen,
mendiskusikan perbedaan, menemukan suatu konsep, membuktikan sesuatu secara proses.
Metode karya wisata, dampak pengalaman yang diperoleh yaitu berinteraksi, bekerja sama,
mengamati, dan menilai objek, memberikan pengalaman nyata, praktis dan konkret.
MODUL 6
MEDIA PEMBELAJARAN
KEGIATAN BELAJAR 1
Hakikat Fungsi dan Peranan Media Pembelajaran
Media pembelajaran
Media dimanfaatkan berbagai pihak untuk keperluan sehari-hari. Misalnya dunia bisnis,
perusahaan ingin mempromosikan produknya di pasaran dengan memanfaatkan media atau
sarana seperti televisi, radio, surat kabar, brosur, leaflet, poster dan lain-lain. Guru menggunakan
media pembelajaran agar informasi dapat diterima dan diserap dengan baik oleh siswa. Sebagai
wujud bahwa bahan ajar diterima oleh siswa dibuktikan dengan terjadinya perubahan-perubahan
perilaku baik berupa pengetahuan, sikap, maupun keterampilan.
Media pembelajaran terdiri atas dua unsur penting yaitu unsur peralatan atau perangkat
keras (hardware), dan unsur pesan yang dibawa (messages atau software). Media pembelajaran
memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan, namun yang terpenting adalah pesan atau
informasi belajar yang dibawakan oleh media.
Proses pembelajaran akan berhasil apabila siswa turut aktif dalam pembelajaran maka
dibutuhkan fasilitas sebagai media pembelajaran sehingga dapat lebih mengoptimalkan
pencapaian hasil belajarnya. Pengetahuan paling banyak diperoleh secara visual atau indra
pengelihatan, setelah itu melalui indra pendengaran. Pengetahuan diperoleh lebih maksimal
secara audiovisual (pendengaran dan pengelihatan).
Fungsi media pembelajaran :
1. Bukan merupakan fungsi tambahan.
2. Merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran.
3. Penggunaannya harus relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai dan isipembelajaran
itu sendiri.
4. Bukan berfungsi sebagai alat hiburan.
5. Berfungsi untuk mempercepat proses belajar.
6. Meningkatkan kualitas belajar-mengajar.
7. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir.
Nilai dan manfaat media pembelajaran :
1. Membuat konkret konsep-konsep yang abstrak.
2. Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat.
3. Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil.
4. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat

KEGIATAN BELAJAR 2
Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran
1. Ada 3 jenis media pembelajaran yang perlu di pahami oleh para guru, yaitu media visual.
Media audio, dan media audio visual dari masing masing jenis media tersebut terdapat
berbagai bentuk media yang dapat di kembangkan dalam kegiatan kegiatan pembelajaran
di sekolah dasar.
2. Media visual adalah media yang dapat di liat dengan amenggunakan media penghlihatan
terdiri atas media yang di proyeksikan ( projekted visual ). Media audio adalah media
merangsang piqiran, perasaan, perhatian yang dapat memancing kemauan siswa untuk
memahami bahan ajar dan jenisnya, seperti program kaset suara ( audio kasette ). CD
audio, dan program radio. Sedangkan media audiovisual merupakan kombinasi dari
media audio dan media visual di sebut media pandang dengar.
3. Setaip media memiliki karakteristik ( kelebihan dan keterbatasan ), oleh karena itu tk ada
media yang dapat di gunakan untuk di gunakan semua situasi atau tujuan media mana
yang akan di gunakan ketergantungan kepada kompetensi/tujuan yang ingin di capai sifat
bahan ajar ketersidiaan media tersebut dan kemampuan guru dalam menggunakannya.

KEGIATAN BELAJAR 3
Pemilihan, Penggunaan, dan Perawatan Media Pembelajaran
1. Media pembelajaran adalah jenis – jenis media pembelajaran alternatif mudah di buat
bahanya mudah di peroleh mudah di gunakan serta hanya lebih murah namaun demikian
sederhana tidaknya suatu media tersebut sebensrnya tergantung pada kondisi atu sekolah
2. Pemilihan media pembelajan pada hakikatnya merupakan peroses pengambilan
keputusan yang di lakukan oleh guru untuk menentukan jenis media mana yang lebih
tepat di gunakan dan sesuai dengan tujuan pembelajaran sifat materi yang akan di
smapaikan setinggi yang di gunakan serta evaluasinya adanya pilihan media ini di
sebutkan sangat banyak dan bervariasi jenis media dengan karakteristik yang berbeda –
beda
3. Kegunaan media pembelajaan sdederhana perlu memperhatikan tujuan yang akan di
capai sifat dari bahan ajar karakteristik sasaran peljar membuka ( siswa ) dan kondisi
tepat / ruangan yang menjadi pertimbangan antara lain kesederhanaan menarik perhatian
adanya penonjolan/penekanan ( misalnya dengan warna) direncanak dengan baik serta
menggunakanya siswa lebih aktif belajar
4. Untuk memelihara media pembelajaran agar awet dan dapat di gunakan lebih lama perlu
di punyakan berbagai cara baik secara teknis misalnya dengan memberi bingkai kepada
media grafis ( moniting frame ) maupun yang lebih ideal yaitu menyediakan tempat /
ruangan secara khusus di set untuk menyimapan berbagai jenis media pembelajaran.

KEGIATAN BELAJAR 4
Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran
1. Sumber pembelajaran adalah semua sumber yang di gunakan oleh siswa dalam
pembelajaran sumber – sumber tersebut dapat berupa pesan atau informasi orang bahan –
bahanalat/perlengkapan teknik/metode dan lingkungan
2. Lingkungan sebagai sumber pembeljaran yang memiliki nilai – nilai yang sangat
berharga di optimalkan dalam peroses pembelajaran lingkunagn dapat memperkaya
bahan dan kegiatan pembelajaran siswa
3. Lingkungan yang dapat di manfaatkan sebagai sumber belajar terdiri atas lingkungan
sosial dan lingkungan fisik/lingkungan alam lingkunngan sosisial dapat di gunakan untuk
mempelajari ilmu- ilmu sosial dan kemanusiaan lingkungan alam dapat di gunakan untuk
mempelajari gejala – gejala alam serta dapat menumbuhkan kesadaran siswa akan cinta
alam dan berpartisipasi dalam media alam
4. Prosedur belajar untuk memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dapat di
tempuh melalui kegiatan dengan membawa siswa kelingkungan seperti survei,
karyawisata, berkemah di alam terbuka praktik lapangan dan pelayanan kepada
masyarakat atau dengan membawa lingkungan kedalam kelas/ sekolah, seperti
pemanfaatan nara sumber yang ada di masyarakat untuk berbicara di sekolah
5. Agar penggunaan lingkungan agar sumber belajar berhasil dengan baik perlu di lakukan
perencanaan plaksanaan dan tidak lanjut dalam melangkah- langkah trsebut guru-guru
dan siswa terlibat aktif sehingga kegiatan pemanfaatan lingkungan tersebut menjadi
tanggung jawab bersama.
MODUL 7
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 1
KEGIATAN BELAJAR 1
Keterampilan Bertanya
Guru perlu menguasai keterampilan beratnya karena
a. Guru cenderung mendominasi kelas dengan ceramah
b. Meningkatnya keterlibatan siswa
c. Merangsang siswa untuk mengajukan pertanyaan
d. Mendominasi kelemahan siswa
e. Memusatkan perhatian siswa pada satu masalah
f. Membantu siswa menggunakan pendapat dengan bahan yang baik.
Keterampilan bertanya dasar terdiri atas komponen- komponen
a. Pengajuan pertanyaan secara jelas dan singkat
b. Pemberian acuan
c. Pemusatan
d. Pemindahan giliran
e. Penyebaran
f. Pemberian waktu berfikir
g. Pemberian tuntutan
Keterampilan bertanya lanjut terdiri dari komponen
a. Pengubahan tuntuan kognitif dalam menjawab pertanyaan
b. Pengaturan urutan pertanyaan
c. Penggunaan pertanyaan pelcak
d. Penignktan terjadinya interaksi
Dalam menerapkan keterampilan dasar dan lanjut guru perlu memperhatikan perinsip –
prinsip berikut
a. Kehangatan dan keantusiasan
b. Menghindari kebiasaan menggulung pertanyaan sendiri menjawab pertanyaan sendiri
menganjukan pertanyaan yang mengundang jawaban serempak mengulangi jawaban
siswa mengajukan pertanyaan ganda dan menujuk siswa siswa sebelum mengajukan
pertanyaan
c. Waktu berfikir yang di berikan pertanyaan tingkat lanjut lebih banyak dari yang di
berikan untuk pertanyaan tingkat dasar
d. Pertanyaan pokok harus di sesuaikan terlebih dahulu kemudian dinilai sesudah selesai
belajar

KEGIATAN BELAJAR 2
Keterampilan Memberi Penguatan
Penguatan adalah respon yang di berikan oleh guru terhadap prilaku siswa yang baik yang
menyebabkan siswa tersebut terdorong untuk mengulangi atau meningkatkan prilaku yang baik
tersebut penguatan di berikan dengan tujuan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar
mengontrol dan memotivasi prilaku yang negatif menumbuhkan rasa prcaya diri srte memelihara
iklim kelas yang kondusif pengutan di bagi menjadi pengutan perbal dan non perbal penggunaan
perbal di berikan dalam untuk kata kata / klimat pujian sentuhan kegiatan yang menyenangkan,
serta benda / simbol pengutan dapat juga di berikan dalam bentuk pengutan tak penuh jika
respon/ prilaku siswa tidak sepenuhnya memenuhi harapan dalam memberikan pengutan harus di
perhatikan seperi – seperti berikut
1. Kehangatan dan keantusiaan
2. Kebermaknaan
3. Hindari respon negatif
4. Pengutan harus berpariasi
5. Sasaran pengutan harus jelas
6. Penguatan harus diberikan segera setelah perilaku yang di harapkan muncul

KEGIATAN BELAJAR 3
Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi adalah keanekaragaman yang membuat sesuatu menonton variasi di dalam kegitan
pembelajran dapat mengilangkan kebosanaan, meningkatkan minat dan keinginan tahuan siswa,
melayani gaya belajr siswa yang beragam. Komponen keterampilan mengadakan variasi di bagi
menjadi 3 kelompok sebagai berikut.
1. Variasi dalm gaya belajar yang meliputi variasi secara, pemusatan perhatian, penyiapan
pergantian posisi guru, kontak pandung, serta gerakan badan dan mimik
2. Variasi pola intraksi dan kegiatan
3. Variasi penggunaan alat bantu pelajar yang meliputi alat/bahan yang dapat di dengar, di
lihat dan di manipulasi dalam mengadakan variasi, guru perlu meningkat prinsip-prinsip
penggunanya, yang meliputi kesesuaian, kewajaran, kelancaran, dan kesinambungan,
serta perencanaan bagi alat alat dan bahan yang memerlukan penataan khusus.
MODUL 8
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 2
KEGIATAN BELAJAR 1
Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Komponen keterampilan membuka pelajaran adalah sebagai berikut
a. Menarik perhatian yang dapat di lakukan dengan
1. Memvariasikan gaya mengajar guru
2. Menggunakan alat bantu mengajar
3. Memvariasikan pola interaksi
b. Menimbulkan motivasi yang dapat di lakukan dengan
1. Menujukan kehangatan dan keantusiasan
2. Menimbulkan rasa ingin tau
3. Mengemukakan ide yang bertentangan
4. Memperhatikan minat siswa
c. Memberi acuan yang dapat di lakukan dengan
1. Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas
2. Menyarankan langkah-langkah yang akan di lakukan
3. Mengingatkan masalah pokok yang akan di bahas
4. Mengajukan pertanyaan-pertnyaan yang berkaitan dengan materi yang akan di bahas
d. Membuat kaitan yang dapat di lakukan dengan
1. Mengaitkan aspek-aspek yang relvan dari bidang studi yang telah di ajarkan
2. Membandingkan dan mempertentangkan pengetahuan baru dengan pengetahuan
lama
3. Menjelaskan garis besar konsep untuk bahan yang sama sekali baru

KEGIATAN BELAJAR 2
Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Guru perlu menguasai keterampilan diskusi kelompok kecil karena
1. Musywarah ( diskusi ) sesudah membudaya dalam masyarakat indonesia
2. Tiap warga negara indonesia di harapkan memiliki keterampilan diskusi
3. Keterampilan berdiskusi / memimpin diskusi tidak di bawa sejak lahir
4. Diskusi punya peran khusus dalam pencapaian tujuan pendidikan yang bersifat
pembentukan
5. sikap nilai kebisaan dan keterampilan
Dikusi kelompok kecil dapat terjadi jika sarat-sart berikut dapat di penuhi antara lain
1. Jumlah anggota kelompok 3 – 9 orang
2. Terjadinya tatap muka informai
3. Ada tujuan yang ingin di capai
4. Berlangsung secara sistematis
Komponen keterampilan membimbing diskusi kelopok kecil terdiri dari
1. Memusatkat perhatian
2. Memperjelas masalah masalah/uraian siswa
3. Menganalisis pandangan siswa
4. Meningkatlkan urunan siswa
5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
6. Menutup diskusi
Agar dapat menerapkan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil secara efektip. Guru
harus memperhatikan sejumlah hal, antara lain;
1. Kesesuayan diskusi dengan topik bidang studi yang di bahas;
2. Kekuatan dan kelemahan diskusi dalam kegiatan pembelajaran;
3. Perencanaan dan persiapan yang matang;
4. Iklim diskusi yang terbuka dan bersahabat;
5. Pemilihan topik diskusi yang tepat;

KEGIATAN BELAJAR 3
Keterampilan Mengelola Kelas
Mengelola kelas pada dasarnya adalah pengaturan orang dan barang yang memungkinkan
terciptanya dan terpliharanya kondisi belajar yang optimal,kondisi belajar yang optimal sangat
menentukan kehasilannyakegiatan pembelajaran.oleh karna itu, guru perlu menguasai
keterampilan untuk menciptakan kondisi yang optimal tersebut.kegiatan pembelajaran dapat di
badakaan menjadi dua masalah ,yaitu masalah istruksional dan masalah pengelolaan .guru harus
dapat membedakan kedua masalah tersebut agar dapat menanganinya secara teepat. Masalah
intrusional harus di selesaikan secara intruksional , sedangkan sistim pengelola harus di
selesaikan secara pengelola ,komponen ketrampilan mengelola kelas terdiri dari keterampilan
yang bersipat prepentip dan ketrampilan yang bersipat represif, ketrampilan yang bersipat
preventip terkait dengan usaha mencegah terjadinya gangguan,yang dapat di tunjukan dengan :
1. Sikap tangkap;
2. Membagi perhatian;
3. Memusatkan perhatian kelompok;
4. Memberikan petunjuk yang jelas;
5. Menegur;
6. Memberikan penguatan;
Keterampilan yang bersipat represif, berkaitan dengan usaha mengatasi gangguan yang
muncul,yang dapat dilakukan melalui 3 pendekatan berikut:
1. Modifikasi tingkah laku ,yang mencakup:
a. Meningkapkan tingkah laku yang di harapkan.
b. Mengajarkan tingkah laku yang baru, dan
c. Mengurangi /menghilangkan tingkah laku yang tidak diharapkan
2. Pengelola kelompok, yang menekankan pada pemecahan masalah melalui diskusi
kelompok.
3. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.

Agar dapat mengelola kelas secara efektip guru harus memperhatikan beberapa hal di
samping menghindari sejumlah prilaku yang dianggap mudah menimbulkan gangguan.

KEGIATAN BELAJAR 4
Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan
Pada dasarnya , siswa mempunyai karakteristik yang sangat berbeda satu dengan yang
lainnya.untuk melanyani perbedaan ini , diperlukan variasi dan perorganisasian kegiatan klasikal,
keloompok kecil dan perorangan hanya mungkin terwujud jika dipenuhi syarat –syarat tertentu.
1. Ada hudungan yang sehat dan akrab antara guru-siswa dan antarsiswa
2. Siswa belajar dengan kecepatan,kemampuan ,cara, dan minat sendiri
3. Siswa mendapat bantuan sesuai dengan kebutuhannya
4. Siswa dilibatkan dalam perencanaan pembelajaran .
5. Guru dapatmemainkan berbagai peran.
Perorganisasian kegiatan klasikal, kelompok kecil, perorangan dapat di buat berbagai variasi,
sesuai dengan topik / tujuan, kemampuan siswa, serta kemampuan dan fasilitas yang ada. Agar
dapat mengelola kegiatan kelompok kecil dan perorangan, guru harus menguasai 4 kelompok
komponen keterampilan sebagai berikut .
1. Keterampilan mengadakan mendekatkan secara pribadi.
2. Keterampilan mengoganisasikan.
3. Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar
4. Keterampilan merancanakan dan melakukan kegiatan pembelajaran.
Agar pengajaran kelompok kecil dan perorangan dapat berlangsung secara efektif, guru harus
memperhatikan hal-hal berikut :
1. Tidak semua topik dapat disajikan dalam format kelompok kecil dan perorangan
2. Lakukan pengajaran kelompok kecil dan perorangan secara bertahap
3. Pengorganisasian siswa, sumber/materi, ruangan, dan waktu harus dilakukan secara
cermat
4. Kegiatan harus diakhiri dengan kulminasi yang memungkinkan siswa saling belajar
5. Guru harus mengenal siswa secara pribadi
MODUL 9
KEGIATAN REM EDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAAN

KEGIATAN BELAJAR 1
Kegiatan Remedial
Hakikat, Tujuan, Dan Fungsi Kegiatan Remedial
1. Hakikat Kegiatan Remedial
Suatu kegiatan pembelajaran dianggap sebagai kegiatan remedial apabila kegiatan
pembelajaran tersebut ditujukan untuk membantu siswa yang mengalam kesulitan dalam
memahami materi pelajaran atau dalam menguasai kompetensi yang telah ditetapkan.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan remedial adalah kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam
menguasai materi pelajaran.
2. Tujuan dan Fungsi Kegiatan Remedial
Sebagai salah satu upaya membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar,
kegiatan remedial memiliki beberapa fungsi yang penting bagi keseluruhan proses
pembelajaran. Warkitri, dkk. (1991) menyebutkan enam fungsi remedial dalam kaitannya
dengan proses pembelajaran. Keenam fungsi kegiatan remedial tersebut adalah fungsi
korektif, pemahaman, penyesuaian, pengayaan, akselerasi, dan terapeutik.
a. Fungsi Korektif
Memperbaiki cara mengajar dan cara belajar. Kegiatan remedial mempunyai
fungsi korektif bagi kegiatan pembelajaran karena melalui kegiatan remedial guru
memperbaiki cara mengajarnya dan siswa memperbaiki cara belajarnya.
Misalnya, guru mengetahui bahwa yang menyebabkan siswa belum menguasai
materi pelajaran adalah karena kurangnya kesempatan untuk berlatih maka guru
harus memperbaiki kegiatan pembelajarannya dengan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berlatih.
b. Fungsi Pemahaman
Kegiatan remedial mempunyai fungsi pemahaman karena dalam kegiatan
remedial akan terjadi proses pemahaman baik pada diri guru maupun diri siswa.
Bagi guru, untuk melaksanakan kegiatan remedial, guru terlebih dahulu harus
memahami kelebihan dan kekurangan kegiatan pembelajaran yanng
dilaksanakannya, serta mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakannya. Dengan kegiatan remedial siswa akan lebih memahami
kelabihan dan kelemahan cara belajarnya.
c. Fungsi Penyesuaian
Kegiatan remedial memiliki fungsi penyesuaian karena pelaksanaan kegiatan
remedial disesuaikan dengan kesulitan dan karakteristik individu siswa yang
mengalami kesulitan belajar. Karena semua aspek kegiatan remedial disesuaikan
dengan kemampuan dan karakteristik individu siswa, proses pembelajaran tidak
akan menjadi beban bagi siswa melainkan siswa akan termotivasi belajar dengan
giat.
d. Fungsi Pengayaan
Kegiatan remedial mempunyai fungsi pengayaan bagi proses pembelajaran
karena melalui kegiatan remedial guru memanfaatkan sumber belajar. Dalam
kegiatan remedial guru dapat meminta siswa untuk membaca buku lain yanng ada
kaitannya dengan materi yang belum dipahami. Guru juga menerapkan metode
mengajar dan alat bantu yang bervariasi.
e. Fungsi Akselerasi
Kegiatan remedial memiliki fungsi akselerasi terhadap proses pembelajaran
karena melalui kegiatan remedial guru dapat mempercepat penguasan siswa
terhadap materi pelajaran dengan menambah waktu dan frekuensi pembelajaran.
Tanpa remedial siswa yang mengalami kesulitan dalam pemahaman akan
tertinggal oleh temannya yang telah menguasai materi pelajaran.
f. Fungsi Terapeutik
Kegiatan remedial mempunyai fungsi terapeutik karena melalui kegiatan
remedial guru dapat membantu mengatasi kesulitan siswa yang berkaitan dengan
aspek sosial-pribadi. Dengan membantu mencapai prestasi belajar yang lebih baik
melalui kegiatan remedial berarti guru telah membantu siswa meningkatkan rasa
percaya diri.
Perbedaan kegiatan remedial dari pembelajaran biasa terletak pada pendekatan yang
digunakan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan dan media
direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan kebutuhan individu atau kelompok siswa.
Sementara itu, pembelajaran biasa menerapkan pendekatan klasika koma baik dalam
perencanaan maupun dalam pelaksanaan.
Kegiatan remedial dapat dilaksanakan sebelum kegiatan pembelajaran biasa untuk
membantu siswa yang diduga akan mengalami kesulitan (preventif); setelah kegiatan
pembelajaran biasa untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar (kuratif);
atau selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran biasa (pengembangan).
Dalam melaksanakan kegiatan remedial guru dapat menerapkan berbagai jenis
kegiatan dan media, termasuk metode dan media, sesuai dengan kesulitan yang dihadapi
dan tingkat kemampuan siswa serta menekankan pada segi ku kekuatan yang dimiliki
siswa.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam kegiatan remedial adalah
1. Analisis hasil diagnosis kesulitan belajar
2. Menemukan penyebab kesulitan
3. Menyusun rencana kegiatan remedial
4. Melaksanakan kegiatan remedial
5. Menilai kegiatan remedial

KEGIATAN BELAJAR 2
Kegiatan Pengayaan
Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa kelompok cepat agar
mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal dengan memanfaatkan sisa waktu yang
dimilikinya.
Kegiatan pengayaan dilaksanakan dengan tujuan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk memperdalam penguasaan materi pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar yang
sedang dilaksanakan sehingga tercapai tingkat perkembangan yang optimal.
Tugas yang dapat diberikan guru pada siswa yang mengikuti kegiatan pengayaan diantaranya
adalah memberikan kesempatan menjadi tutur sebaya, mengembangkan latihan praktis dari
materi yang sedang dibahas, membuat hasil karya, melakukan suatu proyek, membahas masalah
atau mengerjakan permainan yang harus diselesaikan siswa. Apapun kegiatan yang dipilih guru,
hendak kegiatan pengayaan tersebut menyenangkan dan mengembangkan kemampuan kognitif
tinggi sehingga mendorong siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan.
Dalam memilih dan melaksanakan kegiatan pengayaan, guru harus memperhatikan:
1. Faktor siswa, baik faktor minat maupun faktor psikologis lainnya
2. Faktor manfaat edukatif
3. Faktor waktu
MODUL 10
PENGELOLAAN KELAS
KEGIATAN BELAJAR 1
Hakikat Pengelolaan Kelas
1. Pengelolaan kelas adalah serangkaian tindakan guru yang ditunjukkan untuk mendorong
munculnya tingkah laku in diharapkan dan menghilangkan tingkah laku yang tidak
diharapkan, menciptakan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional
yang positif, serta menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang produktif dan
efektif.
2. Tujuan pengelolaan kelas adalah menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang
memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif. Tujuan pembelajaran
adalah membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
3. Pengelolaan kelas merupakan aspek penting dalam proses pembelajaran. Pengelolaan
kelas yang efektif merupakan prasyarat bagi terciptanya proses pembelajaran yang
efektif.

KEGIATAN BELAJAR 2
Penataan Lingkungan Kelas
1. Efektivitas proses pembelajaran dipengaruhi oleh keadaan lingkungan fisik kelas serta
hubungan sosio-emosional, siswa-guru dan siswa-siswa.
2. Lingkungan fisik kelas yang mempengaruhi lancar ya proses pembelajaran adalah tatanan
ruang kelas dan isinya.
3. Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan guru dalam menata ruangan kelas adalah
keleluasaan pandangan (visibility), kemudahan mencapai sesuatu atau mudah dijangkau,
keluwesan (flexibility), kenyamanan dan keindahan.
4. Dalam menata tempat duduk, guru harus menciptakan tujuan dan strategi pembelajaran.
5. Karakteristik guru yang dapat menunjang terciptanya hubungan sosio-emosional di kelas,
antara lain adalah disukai oleh siswa, memiliki persepsi yang realistic tentang dirinya dan
siswanya, akrab dengan siswa dalam batas hubungan guru-siswa, bersikap positif
terhadap pertanyaan siswa, serta sabar, teguh, dan tegas.
6. Hubungan sosio-emosional antar siswa dapat, ditingkatkan melalui kegiatan kelompok,
baik belajar kelompok maupun bekerja kelompok.
MODUL 11
DISIPLIN KELAS

KEGIATAN BELAJAR 1
Hakikat Disiplin Kelas
A. Disiplin dan Disiplin Kelas
1. Disiplin
Kata disiplin pasti sudah sering kita dengar, namun pengertian istilah ini masihperlu
kita sepakati.Untuk mangkaji pengerertian ini mari kita ingat pengalaman kita sehari-hari
yang juga pernah ditayangkan ditelevisi. Jika kita rajin menonton tv,barangkali peristiwa
berikut akrab dengan kita.
B. Disiplin Kelas
Sebagai guru, anda tentu perlu memahami alasan dari tindakan Anda didalam kelas. Ada
beberapa alasan penting siswa perlu diajajrkan disiplin diantaranya :
1. Disiplin perlu diajarkan dan perlu dipelajari serta dihayati oleh siswa, agar siswa
mampu mendisiplinkan dirinya sendiri. Inilah yang merupakan tujuan utama
penanaman disiplin. Siswa mampu mengendalikan diri sendiri, tanpa perlu dikontrol
oleh guru (Winzer,1992).
2. Disiplin, sebagaimana diakui oleh oleh para pakar sejak dahulu, merupakan pusat
berputarnya kehidupan sekolah (turney &cairns, 1980).
3. Tingkat ketaatan siswa yang tinggi terhadap aturan kelas,lebih-lebih jika ketaatan
tersebut tumbuh dari diri sendiri, bukan dipaksakan, akan memungkinkan terciptanya
iklim belajar yang kondusif.
4. Tingkat ketaatan siswa rendah terhadap aturan kelas akan membuat iklim belajar
yang tidak kondusif.
5. Jumlah siswa dalam satu kelas
6. Kebiasaan untuk menaati aturan dalam kelas akan memberi dampak yang lebih luas
bagi kehidupan siswa didalam masyarakat.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kelas
Faktor yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa sebenarya sangat kompleks, dan
sering sukar untuk diidentifikasi. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi 3
bagian, yaitu faktor fisik, sosial, dan psikologis.

KEGIATAN BELAJAR 2
Strategi Penanaman dan Penanganan Disiplin Kelas
A. Pandangan Terhadap Penanaman dan Penanganan Disiplin Kelas
Sebagaimana halnya dengan berbagai aspek pendidikan, penanaman dan
penanganandisiplin kelas juga disikapi bervariasi oleh para pakar. Sikap atau pandangan ini
akan berpengaruh terhadap cara-cara guru menangani disiplin kelas. Berbagai pandangan
tersebut antara lain :
1. Pandangan yang menyatakan bahwa guru harus berusaha siswa mengerjakan tugas yang
diinginkan oleh guru.
2. Kohn (1996) menegaskan bahwa guru seharusnya memulai dengan pertanyaan “apa yang
diperlukan oleh anank-anak, dan bagaimana cara saya memenuhi kebutuhan tersebut?”
Cara pandang ini jelas-jelas berfokus pada siswa, bukan kepentingan guru.
3. Pandangan yang berfokus pada kebutuhan siswa ini tampaknya senada dengan pandangan
yang diulas oleh Winzer (1995), yang menyatakan bahwa pendekatan yang berhasil
dalam membangun disiplin adalah pendekatan yang menghormati hak individu,
mendorong peningkatan konsep diri siswa serta memupuk kerjasama.
4. Pandangan lain yang sejalan dengan 2 dan 3 tersebut adalah pandangan humanistik, yaitu
pandangan yang menekankan kemanusiaan.
5. Pandangan terakhir yang perlu kita simak adalah pandangan kaum behaviorisme, yang
berpendapat bahwa perilaku dapat dipelajari dan dikontrol. Hukuman dan
penguatanmerupakan dua hal yang dianjurkan untuk digunakan dalam menegakan
disiplin.
B. Strategi Penanaman Disiplin di Kelas
Berikut ini dapat anda simak beberapa cara yang dapat Anda coba dalam menanamkan
disiplin dikelas, sekaligus dapat Anda gunakan sebagai rambu-rambu dalam memilih cara
yang tepat/sesuai dengan kelas anda.
1. Modelkan tata tertib yang sudah di tetapkan sekolah. Melalui model atau contoh yang
diperlihatkan oleh guru,anak-anak melihat langsung perilaku, keterampilan, dan sikap
yang dianjurkan.
2. Adakan pertemuan kelas secara berkala, terutama jika ada aturan yang perlu ditinjau
kembali. Pertemuan kelas dianggap oleh beberapa pakar (diantaranya glasser ) sebagai
salah satu alternatif yang efektif untuk menanamkan dan menangani disiplin kelas.
3. Terapkan aturan secara fleksibel (luwes) sehingga siswa tidak merasa tertekan.
4. Sesuaikan penerapan aturan dengan tingkat perkembangan anak.
5. Libatkan siswa dalam membuat aturan kelas.
C. Strategi Penanganan Disiplin Kelas
Strategi penanganan disiplin kelas dibedakan menjadi 3 bagian sesuai dengan berat
ringannya gangguan yang terjadi.
a. Menangani Gangguan Ringan
1) Mengabaikan
2) Menatap agak lama
3) Menggunakan tanda nonverbal
4) Mendekati
5) Memanggil nama
6) Mengabaikan secara sengaja
b. Menangani Ganguan Berat
1) Memberi hukuman
2) Melibatkan orang tua
c. Perilaku Agresif
1) Mengubah/menukar tempat duduk.
2) Jangan terjebak dalam konfrontasi atau perselisihan yang tidak perlu.
3) Jangan melayani siswa agresif ketika hati sedang panas.
4) Hidarkan diri dari mengucap kata-kata yang kasar atau yang bersifat menghina.
5) Konsultasi dengan pihak lain.
MODUL 12
PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF
KEGIATAN BELAJAR 1
Perencanaan pembelajaran yang efektif
A. Pengertian perencanaan pembelajaran
Perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai suat rangkaian yang saling
berhubungan dan saling menunjang antara berbagai unsur atau komponen yang ada di dalam
pembelajaran atau dengan pengertian lain suat proses mengatur, mengkoordinasikan, dan
menetapkan unsur-unsur atau komponen-komponen pembelajaran
B. Komponen perencanaan pembelajaran
Ralph W. Tyler (1975) mengemukakan bahwa prinsip dasar dalam pengembangan
pembelajaran mengikuti empat komponen yang disebut sebagai four step model dalam
bentuk pertanyaan-pertanyaan mendasar yang harus dijawab :
1. What Educational purposes should the school seek to attain ?
2. What Educational experiences can be provided that are likely to attain these
purposes?
3. How can these Educational experiences be effectively organized ?
4. How can we determine wether these purposes are being attained ?
Berdasarkan pertanyaan tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa komponen
perencanaan pembelajaran mencakup :
a. Arah dari suatu program pembelajaran yang berupa standar kompetensi mata
pelajaran, kompetensi dasar, dan indikator-indikatornya
b. Isi atau materi yang harus diberikan untuk mencapai kompetensi tersebut
c. Strategi pelaksanaan
d. Penilaian yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran
C. Prinsip perencanaan pembelajaran
1. Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan kondisi siswa
2. Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan kurikulum yang berlaku
3. Perencanaan pembelajaran harus memperhitungkan waktu yang tersedia
4. Perencanaan pembelajaran harus merupakan urutan kegiatan belajar mengajar yang
sistematis
5. Perencanaan pembelajaran dilengkapi dengan lembaran kerja/tugas dan atau lembar
observasi
6. Perencanaan pembelajaran harus bersifat fleksibel
7. Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan pada pendekatan sistem yang menggunakan
keterpaduan antara tujuan/kompetensi, materi, kegiatan belajar dan evaluasi
D. Prosedur perencanaan pembelajaran
1. Penyusunan Silabus
2. Penyusunan rencana pembelajaran

KEGIATAN BELAJAR 2
Pembelajaran yang efektif
A. Hakikat pembelajaran yang efektif
Pembelajaran yang efektif di mulai dari sebuah perencanaan pembelajaran karena
perencanaan pembelajaran akan membantu guru dalam mengorganisasikan,
mengimplementasikan dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
B. Faktor-faktor yang berkaitan dengan tugas belajar
1. Isi
2. Bahan
3. Strategi pembelajaran
4. Perilaku guru
5. Menstrukturkan pelajaran
6. Lingkungan belajar
7. Pebelajar
8. Durasi pembelajaran
9. Lokasi pembelajaran
C. Karakteristik guru
Adapun karakterisitik guru yang mempengaruhi Keputusan perencanaan pembelajaran
adalah:
1. Banyaknya pengalaman mengajar guru
2. Filosofi belajar mengajar
3. Pengetahuan tentang isi pembelajaran
4. Gaya guru dalam mengorganisasikan pembelajaran
5. Harapan-harapan menata kelas
6. Perasaan aman dan kontrol pembelajaran
D. Guru yang efektif
1. Melakukan reviu harian
2. Menyiapkan materi baru
3. Melakukan praktik terbimbing
4. Menyediakan balikan dan koreksi
5. Melaksanakan praktik mandiri
6. Reviu mingguan dan bulanan
E. Pendekatan pembelajaran yang efektif
1. Belajar mandiri (independent learning)
a. Prinsip-prinsip belajar mandiri
 Pebelajar belajar untuk dirinya sendiri
 Pebelajar mempunyai ukuran untuk mengontrol atas kegiatan belajarnya sendiri
 Pebelajar memiliki tanggung jawab untuk menentukan konteks belajar
 Pebelajar mungkin mengembangkan rencana kegiatan belajarnya sendiri
 Kebutuhan individu yang berbeda dikenal dengan respons yang tepat
 Kegiatan belajar pebelajar disesuaikan dengan sumber-sumber belajar dan
panduan belajar
 Peranan belajar berubah dari guru sebagai penyampai informasi ke pengelola
proses belajar.
b. Manfaat belajar mandiri
 Belajar aktif
 Memenuhi kebutuhan individu pebelajar
 Memberikan motivasi pebelajar
 Mengembangkan peranan pengajar.
2. Pembelajaran terpadu
Pendekatan pembelajaran terpadu membantu pebelajar melalui :
 Belajar aktif
 Menilai diri sendiri
 Individualisasi
 Belajar mandiri
a. Kelebihan pembelajaran terpadu
 Memberikan gambaran hubungan antarpengetahuan
 Mempermudah belajar
 Memungkinkan kesatuan penyajian suat problem
 Menghindari pengulangan dalam kurikulum
 Mempermudah kerja sama antardisiplin
 Memotivasi pebelajar
b. Keterpaduan kurikulum dapat membantu pebelajar
 Menguasai perubahan-perubahan dalam pengetahuan
 Menghadapi pengetahuan yang telah berlalu
 Memahami pengetahuan
3. Belajar berbasis masalah (problem based learning)
Belajar berbasis masalah (BBM) adalah belajar yang berpusat pada pebelajar dan
juga menggambarkan metode belajar inti atau suplemen pembelajaran.
Ciri-ciri kelompok BBM yang aktif :
 Para anggota saling menghargai kontribusi satu sama lain tetapi mengujinya
secara kritis
 Peranan dibagi sehingga para anggota bergiliran menjadi penulis, memimpin
diskusi, atau menerima tanggung jawab untuk memperoleh informasi

Anda mungkin juga menyukai