Disusun oleh :
WIDYA ALDILA (856718872)
ANITA HANDAYANI (
EVI HERIANTI (
RENDRA E
TUTOR PEMBIMBING :
DESTI PERMATA SARI. S. Pd. M, Pd
Berkaitan dengan itu, dalam modul ini akan didiskusikan hakikat dan pemilihan strategi
pembelajaran. Setelah selesai mempelajari modul ini
Anda diharapkan memiliki kemampuan:
1. menjelaskan konsep dan prinsip belajar dan pembelajaran;
2. menjelaskan perbedaan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran;
3. menjelaskan faktor-faktor penentu dalam pemilihan strategi pembelajaran; dan
4. mengidentifikasi strategi pembelajaran berdasarkan berbagai pertimbangan.
modul satu ini akan dibagi menjadi empat kegiatan belajar (KB) sebagai
berikut:
Kegiatan Belajar 1: Konsep dan Prinsip Belajar dan Pembelajaran;
Kegiatan Belajar 2: Perbedaan Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik;
Kegiatan Belajar 3: Faktor-faktor Penentu dalam Pemilihan Strategi
Pembelajaran;
Kegiatan Belajar 4: Berbagai Jenis Strategi Belajar-Mengajar.
Kegiatan Belajar I Konsep dan Prinsip Belajar dan Pembelajaran
A. KONSEP BELAJAR
Belajar memiliki tiga atribut pokok yaitu.
1. Belajar
Belajar merupakan proses mental dan emosional atau aktivitas
pikiran dan perasaanSeseorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaannya aktif. Aktivitas pikiran dan perasaan itu
sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan tetapi terasa oleh yang bersangkutan (orang yang sedang belajar itu). Guru
tidak dapat melihat aktivitas pikiran dan perasaan siswa. Yang dapat diamati guru ialah manifestasinya, yaitu kegiatan
siswa sebagai akibat adanya aktivitas pikiran dan perasaan pada diri siswa tersebut
2. Perubahan Perilaku
Menurut para ahli psikologi tidak semua perubahan perilaku dapat digolongkan ke dalam hasil belajar Perubahan perilaku
karena kematangan (umpamanya seorang anak kecil dapat merangkak, duduk atau berdiri, lebih banyak disebabkan oleh
kematangan daripada oleh belajar) . Perubahan Hasil belajar berupa perubahan perilaku, baik yang menyangkut kognitif,
psikomotorik, maupun afektif.
3. Pengalaman
Belajar berlangsung melalui pengalaman, baik pengalaman langsung maupun pengalaman tidak langsung (melalui
pengamatan). Dengan kata lain, belajar terjadi di dalam interaksi dengan lingkungan (lingkungan fisik dan lingkungan
sosial).
Belajar dapat melalui pengalaman langsung dan melalui pengalaman tidak langsung. Belajar melalui pengalaman langsung,
siswa belajar dengan melakukan sendiri atau dengan mengalaminya sendiri. Sebagai contoh, bila siswa mengetahui bahwa
berat jenis minyak kelapa lebih kecil daripada berat jenis air, karena melakukan sendiri percobaan, maka belajar seperti itu
disebut belajar melalui pengalaman langsung. Akan tetapi bila siswa mengetahuinya karena membaca buku atau
mendengarkan penjelasan guru, maka belajar seperti itu disebut belajar melalui pengalaman tidak langsung.
B. PRINSIP BELAJAR
Supaya belajar terjadi secara efektif perlu diperhatikan beberapa
prinsip berikut.
a. Motivasi, yaitu dorongan untuk melakukan kegiatan belajar, baik motivasi intrinsik maupun
motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik dinilai lebih baik, karena berkaitan langsung dengan
tujuan pembelajaran itu sendiri
b. Perhatian atau pemusatan energi psikis terhadap pelajaran erat kaitannya dengan
motivasi. Untuk memusatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, guru dapat mengaitkan
pelajaran dengan diri siswa itu sendiri (kebutuhan, minat, atau pengalaman siswa) dan atau
menciptakan situasi pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa.
c. Aktivitas. Belajar itu sendiri adalah aktivitas. Bila pikiran dan perasaan siswa tidak
terlibat aktif dalam situasi pembelajaran, pada hakikatnya siswa tersebut tidak belajar.
Penggunaan metode dan media yang bervariasi dapat merangsang siswa lebih aktif belajar.
d. Balikan. Balikan di dalam belajar sangat penting, supaya siswa segera mengetahui benar
tidaknya pekerjaan yang ia lakukan. Balikan dari guru sebaiknya yang mampu
menyadarkan siswa terhadap kesalahan mereka dan meningkatkan pemahaman siswa akan
pelajaran tersebut
e. Perbedaan individual. Individu merupakan pribadi tersendiri yang memiliki perbedaan dari
yang lain. Guru hendaknya mampu memperhatikan dan melayani siswa sesuai dengan
karakteristik mereka masing-masing. Berkaitan dengan ini catatan pribadi setiap siswa
sangat diperlukan.
Kegiatan Belajara II perbedaan pendekatan,strategi, metode dan teknik
pembelajaran
Pendekatan, strategi, metode dan tekink pembelajaran pada umumnya tidak dapat di pisahkan,
keempat istilah itu merupakan satu kesatuan dalm pembelajaran.
Pendekatan, strategi, netode dan teknik pembelajaran yang akan dan atau kita gunakan dapat
diketahui dari langkah – langkah pembelajaran yang telah tersusun atau yang sedang terjadi.
Faktor – factor yang di perlukan dalam penentuan teknik pembelajaran adalah kemampuan dan
kebiasaan guru, ketersediaan arana danwaktu, serta kesiapan siswa.
Kegiatan Belajar 3
Faktor-faktor Penentu dalam Pemilihan Strategi dan Pembelajaran
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
3. Informasi Verbal
Yang termasuk informasi verbal ialah nama atau label, fakta, dan pengetahuan. Seorang anak dianggap telah menguasai informasi verbal apabila anak
tersebut telah mampu mengingat objek yang dilihat atau didengarnya. Informasi verbal diperoleh seseorang melalui pendengaran (kata-kata yang
diucapkan orang lain, radio, TV, dan sejenisnya) dan melalui membaca. Sebagian pelajaran di sekolah berupa informasi verbal (nama, fakta, dan
pengetahuan) yang harus disimpan oleh siswa dalam ingatannya.
4. Keterampilan Motorik
Yang dimaksud keterampilan-keterampilan motorik tidak hanya mencakup kegiatan-kegiatan fisik, tetapi juga digabung dengan
keterampilan keterampilan psikis. Umpamanya pada saat siswa melakukan kegiatan olahraga, selain kegiatan fisik yang terjadi, pikiran mereka juga
jalan.
5. Sikap
Sikap (afektif) merupakan salah satu ranah perilaku manusia atau siswa yang merupakan bagian dari tujuan pendidikan yang tidak dapat dipisahkan
dari ranah kognitif dan psikomotorik. Gagne dengan taksonomi Bloom, dapat kita lihat adanya kesamaan pada keduanya. Kategori keterampilan
intelektual, strategi kognitif, dan informasi verbal yang dikemukakan oleh Gagne sama dengan ranah kognitif yang dikemukakan Bloom. Keterampilan
motorik dan sikap pada kategori yang dikemukakan Gagne sama dengan ranah psikomotor dan afektif pada taksonomi Bloom.9
B. BAHAN PELAJARAN
Setiap jenis dan tingkat kekompleksitasan materi pelajaran menuntut kegiatan yang berbeda untuk mencapainya. Apabila materi yang akan
dibahas merupakan materi baru bagi siswamaka guru hendaknya memulai kegiatan pembelajaran dengan menjelaskan secara singkat atau
melakukan demonstrasi yang menarik perhatian siswa. Sebaliknya, apabila materi yang akan dibahas merupakan materi yang sudah dikenal
siswamaka guru dapat meminta siswa untuk mengemukakan pengetahuannya yang berkenaan dengan materi yang dibahas atau mengajukan
permasalahan yang harus diselesaikan oleh siswa. Apabila materi yang disajikan berisi tentang konsep-konsep yang abstrak tentu guru harus
memberikan banyak contoh agar siswa menguasai dengan mudah konsep yang dibahas.
C. SISWA
proses pembelajaran ialah siswa mengingattujuan yang harus dicapai dari proses tersebut ialah perubahan perilaku siswa. Oleh karena, di dalam
memilih dan menggunakan strategi pembelajaran, faktor siswa tidak boleh diabaikan. Setelah kita menetapkan strategi pembelajaran yang
dipilih sebaiknya gunakan pilihan berdasarkan pertimbangan tujuan dan materi atau bahan pelajaransehinggadalammenentukan bagaimana
teknik menggunakan strategi pembelajaran tersebut, faktor siswa menjadi salah satu pertimbangan kita.
D. GURU
Setiap guru memiliki kelebihan dan keterbatasan. Sebagai contoh, di lapangan kadang-kadang ada guru yang jika menerangkan pelajaran
sangat menarik perhatian siswa dan jelas. Sementara itu, ada guru lain yang walaupun menggunakan strategi pembelajaran yang sama dengan
guru yang tadi, tetapi ia tidak mampu menarik perhatian siswa, bahkan cenderung membosankan. Hal ini terjadi mungkin karena guru yang
pertama tadi memiliki kelebihan dalam hal seni mengajar. Hal-hal seperti itu perlu menjadi pertimbangan kita dalam memilih dan menggunakan
strategi pembelajaran. Demikian pula kondisi fisik guru, terutama pada saat akan mengajar.
E. SARANA (ALAT DAN SUMBER), WAKTU,DAN RUANGAN
dalam memilih strategi pembelajaran ialah:
a. jumlah dan karakteristik alat pelajaran dan alat peraga;
b. jumlah dan karakteristik sumber pelajaran (bahan cetakan dan lingkungan sekitar);
c. ketersediaan ruangan yang dibutuhkan; serta
d. jumlah waktu yang tersedia.
Kegiatan Belajar 4
Berbagai Jenis Strategi Pembelajaran
A. Strategi Pembelajaran Berdasarkan Proses Pengolahan Pesan
1. Strategi Pembelajaran Deduktif
Dalam strategi pembelajaran deduktif, pesan atau materi pelajaran diolah mulai dari
yang umum generalisasi atau rumusan konsep atau rumusan aturan, dilanjutkan ke hal
yang khusus, yaitu penjelasan bagian-bagiannya atau atribut-atributnya (ciri-cirinya)
dengan menggunakan berbagai ilustrasi atau contoh. Strategi pembelajaran deduktif
antara lain dapat digunakan pada pelajaran mengenai konsep ”terdefinisi”.
2. Strategi Pembelajaran Induktif
Dalam strategi pembelajaran induktif, pesan atau materi pelajaran
diolah
mulai dari yang khusus, bagian atau atribut, menuju ke yang umum, yaitu
generalisasi atau rumusan konsep atau aturan.
B. STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PIHAK PENGOLAH PESAN
Semua aspek dalam diri siswa sebagai individu seperti intelektual, sosial-emosional, dan fisik
harus terlibat secara utuh sehingga pengembangan potensi, bakat, dan minat siswa dapat
terjadi secara maksimal.
Ada 4 pilar yang perlu diperhatikan dalam belajar yaitu belajar untuk mengetahui (learning
to know), belajar untuk berbuat (learning to do), belajar untuk hidup bersama (learning to
live together), dan belajar untuk menjadi (learning to be). Semua itu harus dapat diterapkan
pada proses belajar di Sekolah Dasar baik dalam kelas maupun di luar kelas.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar: 1) Faktor dari dalam diri siswa
yang mempengaruhi hasil belajar di antaranya adalah kecakapan, minat, bakat, usaha,
motivasi, perhatian, kelemahan, dan kesehatan fisik, serta kebiasaan siswa, 2) Faktor dari
luar diri siswa yang mempengaruhi terhadap hasil belajar di antaranya adalah lingkungan
keluarga, program dan disiplin sekolah, program dan sikap guru, pelaksanaan pembelajaran,
dan teman sekolah.
KEGIATAN BELAJAR II
KARAKTERISTIK PROSES BELAJAR DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN SISWA SEKOLAH DASAR
Teori belajar yang dianut guru dalam implementasi proses belajar, akan mempengaruhi bahan yang
dipelajari, proses belajar sangat dipengaruhi oleh pendekatan atau strategi belajar yang digunakan
dalam pembelajaran. Proses pembelajaran yang dituntut dalam kurikulum saat ini adalah proses
pembelajaran yang dapat mengoptimalkan seluruh aktivitas siswa berdasarkan potensi yang
dimilikinya.
Teori belajar disiplin mental menganut prinsip bahwa manusia memiliki sejumlah daya mental seperti
daya untuk mengamati, menanggapi, mengingat, berpikir dan sebagainya yang dapat dilatih dan
didisiplinkan. Belajar itu sendiri merupakan upaya untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki
individu.
Teori belajar asosiasi berdasarkan pada perubahan tingkah laku yang menekankan pola perilaku baru
yang diulang-ulang sehingga menjadi aktivitas yang otomatis. Dalam teori ini belajar lebih
mengutamakan stimulus-respons yang membentuk kemampuan siswa secara spesifik dan terkontrol.
Hukuman (punishment) dan ganjaran (reward) merupakan penguatan (reinforcement) yang dipakai.
Pelopor aliran ini di antaranya Edward L. Thorndike. Ia mengemukakan tiga hukum belajar, 1) hukum
kesiapan (law of reasiness); 2) hukum latihan atau pengulangan (law of exercise or repetition); 3)
hukum akibat (law of effect).
Proses belajar aliran asosiasi dalam penerapannya memerlukan pengkondisian yang mendalam dari
guru, di antaranya; 1) proses belajar harus dipersiapkan secara sistematis dan terarah berdasarkan
tujuan yang jelas dan terukur; 2) strategi belajar dipersiapkan lebih teliti; 3) dalam proses belajar
selalu menuntut pujian dan ganjaran; 4) proses pembelajaran selalu diawali dengan stimulus-stimulus;
dan 5) aspek siswa (psikologi maupun intelektual) kurang diperhatikan.
Menurut teori Gestalt belajar adalah mengubah pemahaman siswa. Perubahan ini akan
terjadi apabila siswa menggunakan lingkungan. Belajar adalah suatu proses yang
bertujuan eksploratif, imajinatif, dan kreatif. Belajar selalu diarahkan untuk
mengembangkan kemampuan tingkat tinggi dan berpikir tinggi. Menurut teori belajar
ini siswa merupakan individu yang utuh. Pembelajaran selalu diberikan dalam bentuk
problematic atau masalah aktual dan nyata yang sedang terjadi saat ini maupun saat
yang akan datang.
Dalam kegiatan pembelajaran harus diperhatikan fase perkembangan siswa seperti
perkembangan fisik-motorik, kognitif, moral, bahasa, sosial, dan perkembangan
ekspresif.
Ada beberapa tipe belajar yang dikemukakan Gagne:
1. Signal learning (belajar melalui isyarat).
2. Stimulus-respons learning (belajar melalui rangsangan tindak balas).
3. Chaining learning (belajar melalui perangkaian).
4. Verbal association learning (belajar melalui perkaitan verbal).
5. Concept learning (belajar melalui konsep).
6. Discrimination learning (belajar melalui membeda-bedakan).
7. Rule learning (belajar melalui aturan-aturan).
8. Problem solving learning (belajar melalui pemecahan masalah).
Aspek-aspek inteligensi tersebut dapat ditumbuhkankembangkan pada setiap siswa.
Dikenal 7 jenis intelegensi dalam kehidupan sehari-hari. Intelegensi itu tidak berfungsi
sendiri-sendiri tetapi setiap individu memiliki campuran yang unik dari ketujuh
intelegensi, logis-matematis, spasial, music, fisik-kinestetik, intrapribadi, dan
interpribadi.
KEGIATAN BELAJAR III
KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
Esensi Proses pembelajaran kelas tinggi (kelas 4,5,6) Sekolah Dasar adalah suatu
pembelajaran yang dilaksanakan secara logis dan sistematis untuk membelajarkan
konsep, dan generalisasi hingga penerapannya ( menyelesaikan soal,
menggabungkan, menghubungkan, memisahkan, menyususn, menderetkan, melipat,
dan membagi).Banyak strategi belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar
di kelas tinggi Sekolah Dasar, diantaranya : tanya-jawab, latihan atau drill, belajar
kelompok,observasi atau pengamatan, inkuiri, pemecahan masalah, dan diskaveri. Di
kelas tinggi, siswa dapat membimbing dengan menggunakan pembelajaran
konstruktivis, artinya siswa dibimbing untuk mencari, menemukan, menggolongkan,
menyusun, melakukan, mengkaji, dan menyimpulkan sendiri atau berkelompok
tentang substansi yang dipelajarinya. Menurut Piaget siswa kelas 6 SD yang
mencapai usia 11 tahun, masuk dalam fase perkembangan operasional formal,
artinya suatu perkembangan kognitif yang menunjukkan bahwa siswa sudah
memiliki kemampuan berpikir tinggi atau berpikir ilmiah. Dengan demikian pada
kelas 6 bahkan mulai dari kelas 5 pembelajarannya harus menggunakan beberapa
pendekatan ilmiah.