Anda di halaman 1dari 44

Rangkuman Srtategi Pembelajaran

Nama : Istin Nashibatuz Zulfa


NIM : 858825403
Pokjar : Pandaan

MODUL 1
HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN

Kegiatan belajar 1
Konsep dan prinsip belajar dan pembelajaran
1. Belajar memiliki tiga atribut pokok ialah:
a. Belajar merupakan proses mental dan emosional atau aktivitas pikiran dan perasaan.
b. Hasil belajar berupa perubahan perilaku, baik yang menyangkut kognitif, psikomotorik,
maupun afektif.
c. Belajar berkat mengalami, baik mengalami secara langsung maupun mengalami secara
tidak langsung (melalui media). Dengan kata lain belajar terjadi di dalam interaksi
dengan lingkungan. (lingkungan fisik dan lingkungan sosial).

2. Supaya belajar terjadi secarta efektif perlu diperhatikan beberapa prinsip antara lain:
a. Motivasi, yaitu dorongan untuk melakukan kegiatan belajar, baik motivasi intrinsik
maupun motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik dinilai lebih baik, karena berkaitan
langsung dengan tujuan pembelajaran itu sendiri.
b. Perhatian atau pemusatan energi psikis terhadap pelajaran erat kaitannya dengan
motivasi. Untuk pemusatkan perhatian siswa terhadap pelajaran bisa didasarkan
terhadap diri siswa itu sendiri dan atau terhadap situasi pembelajarannya.
c. Aktivitas. Belajar itu sendiri adalah aktivitas. Bila fikiran dan perasaan siswa tidak
terlibat aktif dalam situasi pembelajaran, pada hakikatnya siswa tersebut tidak belajar.
d. Umpan balik di dalam belajar sangat penting, supaya siswa segera menge-tahui benar
tidaknya pekerjaan yang ia lakukan.
e. Perbedaan individual adalah individu tersendiri yang memiliki perbedaan dari yang
lain. Guru hendaknya mampu memperhatikan dan melayani siswa sesuai dengan
hakikat mereka masing-masing. Berkaitan dengan ini catatan pribadi setiap siswa
sangat diperlukan.
3. Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri dari unsur: tujuan,
bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru.

Semua unsur atau komponen tersebut saling berkaitan, saling mempengaruhi; dan
semuanya berfungsi dengan berorientasi kepada tujuan Variabel Strategi Belajar Mengajar

Kegiatan belajar 2
Perbedaan pendekatan,strategi,metode dan teknik pembelajaran
1. Pendekatan strtegi, metode dan teknik pembelajaran pada hakikatnya tidak dapat di
pisahkan. Ke empat istilah tersebut merupakan satu kesatuan dalam pembelajaran.
2. Pendekatan strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang akan dan atau sedang di
gunakan dapat di ketahui dari langkah langkh pembelajaran yang telah tersusun atau sedang
terjadi.
3. Pendekatan pembelajaran adalah cara umum dalam memandang pembelajaran
4. Strategi pembelajaran adalah ilmu dan kiat di dalam memanfaatkan segala sumber belajar
yang di miliki dan yang dapat di kerahkan untuk mencapai tujuan pembelajran yang telah
di tetapkan.
5. Metode mengajar adalah berbagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai sesuai
untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
6. Teknik pembelajaran mengambarkan langkah langkah menggunakan metode mengajar,
yang sifat lebih opersional.
7. Faktor faktor yang perlu di perhatikan dalam penentu teknik pembelajaran diantaranya
adalah kemampuan dan kebiasaan guru ketersedian sarana dan waktu , serta kesiapan siswa.

Kegiatan belajar 3
Faktor faktor penentu dalam pemilihan strategi dan pembelajaran
1. faktor faktor yang perlu di pertimbangkan dalam dalam memilih strategi pembelajaran ialah
tujuan pembelajaran, jenis dan tingkat kesulitan materi pelajarn, sarana, waktu yang
tersedia, siswa, dan guru.
2. Gagne mengklasifikasi hasil hasil belajr atau tujuan pembelajaran kedalam lima jenis
tujuan belajar sebagai berikut.
a. Ketrampilan intlektual dengan tahapan tahapannya :
(1) Kemampuan membedakan ( diskriminasi )
(2) Kemampuan mengenal konsep konkret
(3) Kemampuan memahami konsep terdefinisi
(4) Kemampuan meggunakan aturan, rumus hukum dalili prinsip
(5) Kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan berbagai aturan

b. Strategi kognitif yaitu kemampuan memilih dan mengubah cara – cara memberikan
perhatian , belajar mengingat dan berfikir
c. Informasi verbal yaitu menyimpan nama / label fakta, dan pengetahuan dalam ingatan
d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan kegiatan – kegiatan fisik
e. Sikap yaitu kemampuan menampilakn prilaku yang bermuatan nilai nilai

3. Setiap jenis tujuan pembelajaran menurutperoses pembentukan yang berbeda tujuan yang
bersifat penguasaan pengetahuan menuntut kegiatan pengkajian. Tujuan yang bersifat
penguasaan keterampilan menutut kegiatan berlatih. Sementara itu, tujuan yang bersifat
sikap dan nilai menuntut kegiatan penghayatan terhadap sikap dan nilai yang di harapkan
di kuasai.
4. Yang perlu di pertimbangkan dari faktor siswa di dalam memilih strategi pembelajaran,
antara lain :
a. Siswa sebagai pribadi tersendiri memiliki perbedaan dari siswa lain
b. Jumlah siswa yang mengikuti pelajaran
c. Faktor fasilitas, ruang dan waktu yang perlu di pertimbangkan dalam memilih strategi
pembeljaran ialah:
(1) Jumlah karakteristis alat pembelajaran dan peraga
(2) Jumlah karakteristik sumber pembelajaran ( bahan cetakan dan lingkungkungan )
(3) Ketersediaan ruangan yang di butuhkan
(4) Jumlah waktu yang tersedia
(5) Faktor guru yang akan mempengaruhi penggunaan strategi pembelajaran ialah
kemampuan menguasai bahan pelajaran dan kemampuan mempelajarkan siswa
Kegiatan belajar 4
Berbagai jenis strategi pembelajaran
1. Dintinjau dari proses Pengolahan pesan
a. Strategi Deduktif. Dengan Strategi Deduktif materi atau bahan pelajaran diolah mulai
dari yang umum, generalisasi atau rumusan, ke yang bersifat khusus atau bagian-
bagian. Bagian itu dapat berupa sifat, atribut atau ciri-ciri. Strategi Deduktif dapat
digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun konsep terdefinisi
b. Strategi Induktif. Dengan Strategi Induktif materi atau bahan pelajaran diolah mulai
dari yang khusus (sifat, ciri atau atribut) ke yang umum, generalisasi atau rumusan.
Strategi Induktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret
maupun konsep terdefinisi.
2. Ditinjau dari pihak pengolah pesan.
a. Strategi Ekspositorik. Dengan Strategi Ekspositorik bahan atau materi pelajaran diolah
oleh guru. Siswa tinggal “terima jadi” dari guru. Dengan Strategi Ekspositorik guru
yang mencari dan mengolah bahan pelajaran, yang kemudian menyampaikannya
kepada siswa. Strategi Ekspositorik dapat digunakan di dalam mengajarkan berbagai
materi pelajaran, kecuali yang sifatnya pemecahan masalah.
b. Strategi Heuristik. Dengan Strategi Heuristik bahan atau materi pelajaran diolah oleh
siswa. Siswa yang aktif mencari dan mengolah bahan pelajaran. Guru sebagai
fasilitator memberikan dorongan, arahan, dan bimbingan. Strategi Heuristik dapat
digunakan untuk mengajarkan berbagai materi pelajaran termasuk pemecahan masalah.
Dengan Strategi ini diharapkan siswa tidak hanya paham dan mampu melakukan suatu
pekerjaan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, akan tetapi juga
akan terbentuk sikap-sikap positif, seperti: kritis, kreatif, inovatif, mandiri, terbuka.
Strategi Heuristik terbagai atas Diskoveri dan Inkuiri
3. Ditinjau dari Pertimbangan Pengaturan Guru
a. Strategi Seorang Guru. Seorang guru mengajar kepada sejumlah siswa
b. Strategi Pengajaran Beregu (Team Teaching). Dengan Pengajaran Beregu, dua orang
atau lebih guru mengajar sejumlah siswa.
Pengajaran Beregu dapat digunakan di dalam mengajarkan salah satu mata pelajaran atau
sejumlah mata pelajaran yang terpusat kepada suatu topik tertentu.
4. Ditinjau dari Pertimbangan Jumlah Siswa
a. Strategi Klasikal
b. Strategi Kelompok Kecil
c. Strategi Individual.
5. Ditinjau dari Pertimbangan Interaksi Guru dengan Siswa.
a. Strategi Tatap Muka. Akan lebih baik dengan menggunakan alat peraga.
b. Strategi Pengajaran Melalui Media. Guru tidak langsung kontak dengan siswa, akan
tetapi guru “mewakilkan” kepada media. Siswa berinteraksi dengan media.
MODUL 2
PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Dalam Modul ini akan mempelajari karakteristik belajar siswa Sekolah Dasar. Setelah
mempelajari modul ini diharapkan Anda mampu :
a. menjelaskan pengertian belajar;
b. menjelaskan hakikat belajar;
c. mengidentifikasi karakteristik belajar di Sekolah Dasar;
d. menjelaskan tahapan perkembangan anak Sekolah Dasar;
e. menjelaskan kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar.

Kegiatan Belajar 1
Pengertian Belajar
Untuk mencapai target kurikulum yang telah ditetapkan, guru harus berupaya
menerapkan kurikulum secara maksimal dan efektif. Kegiatan yang paling menentukan dalam
keberhasilan penerapan kurikulum adalah proses pembelajaran atau kegiatan belajar. Belajar
merupakan suatu proses yang harus ditempuh siswa, tetapi esensi dan hakikatnya harus
dipahami oleh guru agar dalam pelaksanaannya guru dapat mengelola dan membinmbing
proses pembelajaran sesuai dengan kaidah-kaidah belajar yang efektif. Di samping itu, guru
akan dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar yang optimal dalam rangka mendukung
proses guna mencapai hasil belajar yang diharapkan. Oleh karena itu, guru perlu belajar
memahami hakikat belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dan ciri-ciri
perubahan yang disebabkan oleh belajar.

A. Pengertian Belajar
Pendapat modern yang muncul pada abad 19 menganggap bahwa belajar adalah proses
perubahan tingkah laku (a change in behavior). Ernest R. Hilgard (1948) menyatakan bahwa
learning is the process by which an activity or is changed through training procedures (whether
in the laboratory or in the natural environment) as distinguished from changes by factors not
atrisutable to training. Jadi, belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang diperoleh
melalui latihan dan perubahan itu disebabkan karena ada dukungan dari lingkungan yang
positif yang menyebabkan terjadinya interaksi edukatif. Perubahan tersebut terjadi secara
menyeluruh meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan dan pengalaman.
Pengalaman belajar lainnya meliputi :
a. Bagaimana cara-cara ia menentukan arah pukulan? Dalam hal ini ia (yang dilatih) harus
berpikir, berkonsentrasi, dan memvisualisasikan diri ke dalam perbuatan dan
mencobakannya ke dalam bentuk latihan.
b. Bagaimana cara-cara ia belajar menerima kritikan atas kesalahan-kesalahan yang
dilakukannya? Ia akan mengontrol perasaan, dan kemudian melakukan perbaikan-
perbaikan sesuai isi kritik yang diberikan padanya.
c. Bagaimana ia memperoleh pemahaman prinsip dan sikap yang dibutuhkan? Ia akan
mengalami peristiwa-peristiwa dalam situasi yang tidak dapat diramalkan sebelumnya
dan dari situ ia memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan (bersifat reaktif)
yang dibutuhkannya.
d. Bagaimana ia belajar membina kekkompakan dalam kelompok? Tentunya ia akan
berdiskusi dengan teman dan kelompoknya, menempatkan posisi, melakukan tugas,
dan tanggung jawab.

Definisi belajar yang umum diterima saat ini ialah bahwa belajar merupakan suatu
usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkat laku yang baru,
secara keseluruhan sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.

B. Hakikat Belajar
Ada 4 pilar yang perlu diperhatikan dalam belajar yaitu learning to know, learning to
do, learning to live together, dan learning to be.
Learning to know artinya belajar untuk mengetahui; yang menjadi target dalam belajar
adalah adanya proses pemahaman sehingga belajar tersebut dapat mengantarkan siswa untuk
mengetahui dan memahami substansi materi yang dipelajarinya.
Learning to do artinya belajar untuk berbuat; taerget dalam belajarnya adalah proses
melakukan atau proses berbuat. Dalam hal ini siswa harus mengerjakan, menerapkan,
menyelesaikan persoalan, melakukan eksperimen, penyelidikan, penemuan, pengamatan,
simulasi dan sejenisnya.
Learning to live together artinya belajar untuk hidup bersama; yang menjadi target
dalam belajar adalah siswa memiliki kemampuan untuk hidup bersama atau mampu hidup
dalam kelompok.
Learning to be artinya belajar untuk menjadi; yang menjadi target belajar adalah
mengantarkan siswa menjadi individu yang utuh sesuai dengan potensi, bakat, minat dan
kemampuannya.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut
dalam dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu faktor dalam diri siswa sendiri (intern) dan
faktor dari luar diri siswa (ekstern).
a. Faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar diantaranya adalah
kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan dan kesehatan, serta
kebiasaan siswa.
b. Faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah
lingkungan fisik dan nonfisik (termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti riang
gembira, menyenangkan), lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, program
sekolah (termasuk dukungan komite sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran, dan
teman sekolah.

Kegiatan Belajar 2
Karakteristik Proses Belajar Dan Tahapan
Perkembangan Siswa Sekolah Dasar

Proses belajar merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar dalam belajar, esensinya
adalah rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa dalam upaya mengubah prilaku yang
dilakukan secara sadar melalui interaksi dengan lingkungan. Proses belajar mengajar di sekolah
sangat dipengaruhi oleh desain pelajaran maupun strategi yang diterapkan oleh guru dalam
pembelajaran.
Salah satu faktor yang dominan untuk dipertimbangkan dalam melakukan proses
belajar adalah pebelajar (siswa) itu sendiri. Siswa merupakan individu yang utuh sekaligus
sebagai makhluk sosial yang memiliki potensi yang berbeda-beda. Berdasarkan teori
perkembangan setiap siswa memiliki tahapan perkembangan sesuai dengan tingkat usianya.
Artinya setiap proses belajar yang ditempuh siswa harus berdasarkan pada fase
perkembangannya.
Seperti telah dikemukakan, bahwa proses belajar merupakan rangkaian aktivitas siswa
melalui pengalaman belajar (learning experience) untuk membentuk perilaku siswa.

A. Karakteristik Proses Belajar di Sekolah Dasar


1. Proses Belajar Berdasarkan Teori dan Tipe Belajar
Belajar merupakan suatu kegiatan pemrosesan kognitif, keterampilan dan sikap. Pebelajar
(siswa) sepenuhnya harus melakukan upaya mengubah perilaku melalui pengalaman,
latihan maupun kegiatan-kegiatan lain yang dianggap efektif sebagai proses untuk
mengubah perilaku.
a. Teori Belajar
Ada beberapa belajar yang dikaji sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan
proses belajar di Sekolah Dasar
1) Teori Belajar Displin Mental
Karakteristik teori belajar ini menganut prinsip bahwa manusia memiliki sejumlah
daya mental seperti daya untuk mengamati, menanggapi, mengingat, berpikir dan
sebagainya yang dapat dilatih dan didisplinkan. Proses belajar berpikir, mengamati
dan mengingat dapat dilakukan siswa SD kelas rendah, yang meliputi a) belajar
mengidentifikasi ciri-ciri karakteristik suatu benda atau kejadian, misalnya;
“menguraikan atau menjelaskan ciri-ciri tumbuhan hijau”. b) menyebutkan kembali
nama-nama ibu kota provinsi di Indonesia..
2) Teori Belajar Asosiasi
Rumpun teori belajar ini identik dengan teori behaviorisme yang biasa disebut S-R
Bond. Teori belajar asosiasi ini berdasarkan pada perubahan tingkah laku yang
menekankan pola perilaku baru yang diulang-ulang sehingga menjadi aktivitas
yang otomatis. Dalam teori ini, belajar lebih mengutamakan stimulus-respons yang
membetuk kemampuan siswa secara spesifik dan terkontrol. Hukuman
(punishment) dan ganjaran (reward) merupakan penguatan (reinforcement) yang
dipakai. Pelopor aliran ini diantaranya Edward L. Thorndike.
3) Teori Insight
Menurut teori ini belajar adalah mengubah pemahaman siswa. Perubahan ini akan
terjadi apabila siswa menggunakan lingkungan. Belajar adalah suatu proses yang
bersifat eksploratif, imajinatif, dan kreatif. Belajar selalu diarahkan untuk
mengembangkan kemampuan tingkat tinggi yaitu berpikir tinggi.
4) Teori belajar Gestalt
Menurut teori belajar ini siswa merupakan individu yang utuh. Oleh karenanya,
belajar lebih mengutamakan keseluruhan, kemudia melihat bagian-bagiannya yang
mengandung makna dan hubungan. Pembelajaran selalu diberikan dalam bentuk
problematik, aktual dan nyata (sedang terjadi saat ini maupun saat yang akan
datang).
Siswa belajar melakukan pemecahan masalah (problem solving), melakukan penyelidikan
(inquiry), melakukan penemuan (discovery) dan kajian (investigation).
Dalam prakteknya penerapan teori belajar tersebut digunakan bercampur, tidak murni satu
per satu.
b. Tipe Belajar
Untuk mencapai proses dan hasil belajar yang optimal kita perlu mengenal beberapa
tipe belajar yang dikemukakan Gagne (1970). Menurut Gagne ada 8 tipe belajar yang
dapat dilakukan siswa, yaitu :
1) Signal learning (belajar melalui isyarat)
Belajar isyarat merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk perilaku
melalui sinyal atau isyarat sehingga terbentuk sikap tertentu.
2. Stimulus-respon learning (belajar melalui rangsangan tindak balas).
Belajar stimulus-respons merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk
perilaku melalui pengkondisian stimulus untuk menghasilkan suatu tindak-balas
(respons).
3. Chaining learning (belajar melalui perangkaia
Belajar chaining merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk perilaku
melalui beberapa stimulus-respons (S-R) yang berangkai; dalam bahasa contohnya
“Ibu-Bapak”, “kampung-halaman”. Chaining contoh; dari pulang tugas mengajar,
buka sepatu, menyimpan tas, ganti baju, makan dan seterusnya.
4) Verbal association learning (belajar melalui perkaitan verbal)
Belajar verbal association merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk
perilaku melalui perkaitan verbal. Perkaitan ini bisa dimulai dari yang sederhana.
5) Discrimination learning (belajar melalui membeda-bedakan)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui proses membeda-bedakan objek
yang abstrak maupun konkret. Sesuatu yang berkaitan dengan ruang, bentuk,
6) Concept learning (belajar melalui konsep)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui pemahaman terhadap sesuatu
benda, peristiwa, kategori, golongan dan suatu kelompok. Yang dimaksud konsep
itu sendiri adalah karakteristik, definisi sesuatu objek.
7) Rule learning (belajar melalui aturan-aturan)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui aturan. Belajar melalui aturan
merupakan proses belajar yang membentuk kemampuan siswa supaya memahami
aturan-aturan dan mampu menerapkannya.
8) Problem solving learning (belajar melalui pemecahan masalah)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui kegiatan pemecahan masalah.
Tipe belajar ini merupakan belajar yang dapat membentuk siswa berpikir ilmiah
dan kritis yang termasuk pada belajar yang menggunakan pemikiran atau intelektual
tinggi.
c. Hasil Belajar
Untuk melihat hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis dan ilmiah
pada siswa Sekolah Dasar, dapat dikaji proses maupun hasil berdasarkan : 1) kemampuan
membaca, mengamati dan atau menyimak apa yang dijelaskan atau diinformasikan; 2)
kemampuan mengindentifikasi atau membuat sejumlah (sub-sub) pertanyaan berdasarkan
substansi yang dibaca, diamati dan atau didengar; 3) kemampuan mengorganisasi hasil-
hasil identifikasi dan mengkaji dari sudut persamaan dan perbedaan; dan 4) kemampuan
melakukan kajian secara menyeluruh.

B. Tahapan Perkembangan Siswa Sekolah Dasar


Siswa Sekolah Dasar merupakan individu unik yang memiliki karakteristik
tertentu, bersifat khas dan spesifik. Pada dasarnya setiap siswa adalah individu yang
berkembang. Perkembangan siswa akan dinamis sepanjang hayat mulai dari kelahiran sampai
akhir hayat. Dalam hal in pendidikan maupun pembelajaran sangat dominan memberikan
kontribusi untuk membantu dan mengarahkan perkembangan siswa supaya menjadi positif dan
optimal. Setiap siswa memiliki irama dan kecepatan perkembangan yang berbeda-beda dan
bersifat individual.
Perkembangan siswa Sekolah Dasar usia 6 – 12 tahun yang termasuk pada
perkembangan masa pertengahan (middle childhood) memiliki fase-fase yang unik dalam
perkembangannya yang menggambarkan peristiwa penting bagi siswa yang bersangkutan.
Tahapan perkembangan siswa dapat dilihat dari aspek perkembangan berikut.
1. . Perkembangan Fisik
Perkembangan ini berkaitan dengan perkembangan berat, tinggi badan, dan
perkembangan motorik. Siswa pada tingkat Sekolah Dasar, kemampuan motoriknya mulai
lebih halus dan terarah (refined motor skills).
2. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial siswa pada tingkat Sekolah Dasar sudah terasa ada pemisahan
kelompok jenis kelamin (separation of the sexs) sehingga dalam pengelompokkan, siswa
lebih senang berkelompok berdasarkan jenis kelamin padahal kurang sesuai menurut
kriteria pengelompokan belajar.
3. Perkembangan Bahasa
Pada masa ini perkembangan bahasa siswa terus berlangsung secara dinamis. Dilihat dari
cara siswa berkomunikasi menunjukkan bahwa mereka sudah mampu menggunakan
bahasa yang halus dan kompleks
4. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif pada siswa Sekolah Dasar berlangsung secara dinamis. Untuk
menumbuhkembangkan kemampuan kognitif dalam fase konkret operasional pada siswa
Sekolah Dasar, acuannya adalah terbentuknya hubungan-hubungan logis di antara konsep-
konsep atau skema-skema.
5. Perkembangan Moral
Perkembangan moral yang harus dimiliki siswa Sekolah Dasar adalah kemampuan
bertindak menjadi orang baik. Tindakan yang dilakukan selalu berorientasi pada orang lain
yang dianggap berbuat baik. Bahkan siswa akan melakukan tindakan yang baik apabila
orang lain merasa senang.
6. Perkembangan Eksresif
Pola perkembangan ekspresif siswa Sekolah Dasar dapat dilihat dari kegiatan ungkapan
bermain dan kegiatan seni (art). Siswa Sekolah Dasar sudah menyadari aturan dari suatu
permainan, bahkan siswa pada usia itu sudah mulai membina hobinya.
a. Aspek-aspek Intelegensi
Dalam kehidupan sehari-hari itu tidak berfungsi dalam bentuk murni tetapi setiap individu
memiliki campuran yang unik dari ketujuh intelegensi tersebut. Aspek-aspek intelegensi
tersebut dapat ditumbuhkembangkan pada setiap siswa. Aspek intelegensi tersebut
diantaranya adalah :
1. Intelegensi linguistik, yaitu suatu kemampuan untuk menggunakan bahasa, termasuk
kepekaan terhadap suara, ritme, makna kata-kata, dan kegunaan fungsi-fungsi bahasa.
2. Intelegensi logis-matematis, yaitu kemampuan untuk menjajaki pola-pola, kategori,
dan hubungan-hubungan dengan manipulasi objek-objek atau simbol-simbol, dan
kepekaan kemampuan berpikir logis.
3. Intelegensi spasial, yaitu kemampuan untuk mengamati secara mental, memanipulasi
bentuk dan objek; atau kemampuan mempersepsi dunia ruang visual secara akurat dan
melakukan transformasi persepsi tersebut.
4. Intelegensi musik, yaitu kemampuan untuk menikmati, mempertunjukkan atau
mengubah musik termasuk kemampuan menghasilkan dan mengekpresikan ritme
nada dan bentuk-bentuk ekspresi musik.
5. Intelegensi fisik-kinestetik, yaitu kemampuan untuk menggunakan keterampilan
motorik halus dan kasar dan halus dalam olah raga seni dan produk-produk seni
pertunjukan serta keterampilan meliputi kemampuan mengontrol gerakan tubuh dan
menangani objek-objek secara terampil.
6. Intelegensi intrapribadi, yaitu kemampuan untuk memperoleh akses terhadap
pemahaman perasaan, impian dan gagasan-gagasan diri sendiri, dan memahami
kekuatan maupun kelemahan diri sendiri.
7. Intelegensi interpribadi, yaitu suatu kemampuan untuk mengamati dan merespons
suasana hati, temperamen, dan motivasi orang lain, serta memahami hubungan dengan
orang lain.
b. Aspek Kebutuhan Siswa
Selain aspek perkembangan siswa yang telah dikemukakan di atas juga perlu
dipertimbangkan aspek kebutuhan siswa sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan
materi apa yang akan dipelajari siswa. Secara umum ada dua kebutuhan siswa : 1) psiko-
biologis yang dinyatakan dalam keinginan, minat, tujuan, harapan dan masalahnya; 2)
sosial yang berkaitan dengan tuntutan lingkungan masyarakat, biasanya menurut
pandangan orang dewasa.
MODUL 3
MODEL-MODEL BELAJAR DAN
RUMPUN MODEL MENGAJAR

Kegiatan belajar 1
Model model pembelajaran
Belajar kolaboratif adalah suatu kegiatan belajar antara dua orang atau lebih yang
dilakukan secara bekerja sama dalam suatu kelompok untuk memecahkan suatu masalah guna
mencapai tujuan tertentu. Inti dari belajar kolaboratif yatu adanya kerja sama antara dua orang
siswa atau lebih, memecahkan masalah secara bersama-sama, dan adanya tujuan yang ingin
dicapai.
Ada dua unsur penting dalam belajar kolaboratif yaitu tujuan yang sama dan rasa
ketergantungan yang positif antar anggota kelompok. Oleh karena itu untuk mencapai
tujuantertentu setiap siswa harus mempunyai rasa ketergantungan yang positif maksudnya
setiap anggota kelompok akan berhasil mencapai tujuan apabila seluruh anggotanya bekerja
sama.

Kegiatan belajar 2
Model-model belajar dan Rumpun model mengajar
a. Rumpun Model Sosial
1. Partner dalam Belajar
Membantu pelajar bekerja secara efektif, dan membuat pelajar belajar secara lintas bidang
studi dalam suatu kurikulum, mengembangkan rasa solidaritas serta untuk memperoleh
informasi dan keterampilan melalui inkuiri dari suatu akademik.
2. Investigasi Kelompok
Investigasi kelompok menekankan rencana pada pengaturan kelas umum atau
konvensional. Rencana tersebut meliputi pendalaman materi terpadu secara kelompok,
diskusi, dan perencanaan proyek.
3. Bermain Peran
Bermain peran itu adalah guru mengajak siswa untuk memahami prilaku sosial, peranannya
dalam interaksi sosial dengan cara-cara yang lebih efektif atau membuat pelajar
menorganisasikan informasi isu-isu sosial.
4. Inkuiri Yurispedensi
Inkuiri Yurispedensi ini mengajak pelajar berpikir atas isu-isu sosial mengenai masyarakat
suatu Negara, di tingkat nasional maupun internasional. Tujuan model ini untuk
mempelajari kasus – kasus yang ada kemudian dikaitkan dengan kebijakan-kebijakan
public.
5. Keperibadian dan Gaya Belajar
Dalam model ini dikemukakan adanya gaya belajar pebelajar dan seorang guru harus yakin
bahwa semua dapat dikembangkan, perkembangan dapat terjadi secara optimal apabila
lingkungan menyediakan cara kerja secara konseptual.
6. Inkuiri social
Model ini dirancang untuk mengajarkan informasi, konsep-konsep, cara berfikir, studi
tentang nilai-nilai sosial dengan menghubungkan aspek konitif dan sosial
b. Rumpun Model Pemrosesan Informasi
1. Berpikir Positif
2. Pencapaian Konsep
Model ini adalah cara berpikir yang efektif untuk penyajian informasi yang
terorganisasi dan topik-topik yang berskala luas kepada pebelajar pada setiap tahap
perkembangan.
3. Inkuiri Ilmiah
Model belajar yang membawa pebelajar ke proses ilmiah dan dibantu mengumpulkan
dan menganalisis data, meengecek hipotesis dan teori serta mencerminkan hakikat
pembentukan pengetahuan.
4. Latihan Inkuiri
Yaitu model yang memberikan rancangan untuk mengajar pebelajar menghubungkan
alasan sebab akibat dan menjadi lebih baik serta tepat dalam mengajukan pertanyaan,
membentuk konsep, dan hipotesis serta mengujinya.
5. Memonik
Merupakan strategi untuk mengingat dan mengasimilasi informasi.
6. Sinektika
Yaitu model yang dirancang untuk membantu pebelajar memecahkan masalah dan
menulis kegiatan-kegiatan serta menambahkan pandangan-pandangan baru pada topik-
topik dari suat bidang ilmu yang luas.
7. Pengorganisasi awal
Model yang dirancang untuk memberikan struktur kognitif kepada pebelajar untuk
memahami materi melalui kuliah, membaca, dan media yang lain.
8. Penyesuaian dengan Pebelajar
Yaitu model yang membantu menyesuaikan pembelajaran pada suat tahap kematangan
pebelajar secara individual dan merancang serta meningkatkan perkembangan
pebelajar.
C. Rumpun Model Personal
1. Pengajaran Nondirektif(Kerjasama antar guru dan siswa)
2. Peningkatan harga diri .
D. Rumpun Model Sistem Perilaku
1. Belajar tuntas dan pembelajaran terprogram
Yaitu suat model pembelajaran yang mempelajari materi yang dipecah menjadi unit-
unit dari yang sederhana hingga ke yang kompleks. Materi tersebut dipelajari hingga
tuntas.
2. Pembelajaran langsung
Yaitu suat model pembelajaran yang disusun dari studi tentang perbedaan antara
guru mengajar yang lebih efektif dan kurang efektif serta dari teori belajar sosial.
3. Belajar melalui simulasi : latihan dan latihan mandiri
Yaitu model pembelajaran yang menggabungkan informasi tentang keterampilan
dengan demonstrasi, praktik, balikan, dan latihan sampai suatu keterampilan dikuasai.
Modul 4
Prosedur pembelajaran
Kegiatan belajar 1
Kegiatan pra dan awal pembelajaran
Keberhasilan proses pembelajaran di antaranya sangat di pengaruhi oleh kegiatan
pendahuluan pembelajaran adalah alat untuk menciptakan awal pembelajaran yang efektif
sehingga siswa siap secara penuh dalam mengikuti kegiatan inti dalam pembelajaran.
Pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Kegiatan Prapembelajaran
✓ Menciptakan sikap dan suasana kelas yang menarik
✓ Memeriksa kehadiran siswa
✓ Menciptkan kondisi belajar untuk meningkatkan konsentrasi dan perhatian siswa
dalam belajar.
✓ Mempersiapakan berbagai media pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran
dan minat siswa
✓ Menciptakan suasana belajar yang demokratis
b. Kegitan awal pembelajaran
• Memberikan motivasi dan perhatian serta memberitahu tujuan dari materi yang
dipelajari oleh siswa
• Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya
• Meminta siswa mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan materi yang akan
dibahas
• Melaksanakan tes awal

Kegiatan belajar 2
Kegiatan inti dalam pembelajaran
Adalah peranan penting dalam rangka mencapai tujuan yang telah di tetapkan dalam
kurikulum kegiatan inti pembelajaran di arahkan pada peroses pembelajaran hendaknya
melibatkan siswa sebnyak mungkin, yang memenuhi kebutuhan siswa baik secara individual
maupun perkelompok untuk itu kegiatan inti hendaknya merupakan kegiatan yang bervariasi.
1. Pembahasan materi pelajaran dalam pembelajaran klasikal
a. Prinsip-prinsip pembelajaran klasikal
➢ Sistematis
➢ Perhatian dan aktivitas
➢ Media pembalajaran
➢ Latihan atau penugasan
b. Kegiatan inti dalam pembelajaran klasikal
❖ Menyajikan bahan pelajaran dengan ceramah bervariasi
❖ Melakukan asosiasi dan memberikan ilustrasi untuk meningkatkan pemahaman
siswa terhadap bahan pelajaran yang lain dengan cara menghubungkan atau
mengaitkan materi yang sedang dipelajari dengan situasi nyata atau dengan bahan
pelajaran yang lain atau dengan pelajaran yang menggambarkan sebab akibat.
2. Pembahasan materi pelajaran dalam pembelajaran kelompok
a. Prinsip-prinsip pembelajaran kelompok
❖ Adanya topik dan permasalahan
❖ Pembentukan kelompok
❖ Kerja sama
b. Kegiatan inti dalam pembelajaran kelompok
➢ Merumuskan masalah berdasarkan topik pembahasan dan tujuan pembelajaran
➢ Mengidentifikasi dan menganalisis masalah atau sub-sub masalah
berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan
➢ Menyusun laporan oleh masing-masing kelompok
➢ Presentasi kelompok atau melaporkan hasil diskusi didepan guru dan kelompok
lain.
3. Pembahasan materi pembelajaran dalan pembelajaran perseorangan
a. Menjelaskan secara singkat tentang materi pelajaran dan tugas kepada siswa.
b. Memberikan lembaran kerja atau tugas
c. Memantau dan menilai kegiatan siswa.
Kegiatan pembelajaran 3
Kegiatan akhir dan tindaklanjut pembelajaran
Kegiatan akhir di lakukan untuk meyakinkan guru terhadap penguasaan kompetensi oleh
siswa dan upaya pemantapan penguasaan kompetensi yang di harapkan kegiatan ini harus di
laksanakan secara sistem matis,efektif,efisien,dan fleksibel.kegiatan yang dapat di laksanakan
dalam kegiatan akhir pembelajaran adalah :
1. Meninjau kembali penguasaan siswa
2. Melaksanakan penilaian
Kegiatan tidak lanjut yang dapat di lakukan guru :
1. Memberikan tugas atau Latihan.
2. Menjelaskan kembali bahan ajaran yang belum di kuasai
3. Menugaskan membacakan materi yang tertentu
4. Mengungkapkan topik bahasan yang akan datang

MODUL 5 PEMILIHAN METODE MENGAJAR

Kegiatan belajar 1
Hakikat dan faktor-faktor dalam pemilihan metode mengajar

Pembelajaran merupakan kegiatan yang bertujuan melibatkan aktivitas siswa dan guru. Untuk
mencapai tujuan tersebut deperlukan metode sebagai alternatif, sehingga dalam mencapai
tujuan dapat maksimal. Metode mengajar yang digunakan haruslah bervariatif sehingga tidak
menimbulkan kejenuhan aktivitas dalam proses pembelajaran.

A. Hakikat Metode Mengajar dalam Pembelajaran


Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus digunakan dalam
pembelajaran karena untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun dalam upaya membentuk
kemampuan siswa. Prinsip meode mengajar yang berkaitan dengan faktor perkembangan
siswa yaitu:
1. Dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa.
2. Dapat memberikan peluang untuk berekspresi dalam aspek seni.
3. Dapat memungkinkan siswa belajar memecahkan masalah.
Fungsi-fungsi penggunaan metode ditinjau dari segi prosesnya, yaitu:
1) Sebagai alat atau cara.
2) Sebagai gambaran aktivitas yang harus ditempuh siswa dan guru.
3) Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan penilaian.
4) Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan bimbingan.

B. Faktor-Faktor yang perlu diperhatikan dalam Pemilihan metode Mengajar



1. Tujuan Pembelajaran atau kompetensi Siswa.
Tujuan pembelajaran khusus atau Enabling Objectives artinya tujuan pembelajaran
harus dicapai selama proses belangsung. Tujuan pembelajaran umum atau yargey
objectives artinya tujuan pembelajaran dapat dicapai setelah selesai pembelajaran.
2. Karakteristik Bahan Pelajaran/materi Pembelajaran
3. Alokasi waktu
4. Faktor Siswa
5. Fasilitas, Media, dan Sumber Belajar

Prinsip-prinsip belajar yang dijadikan landasan dalam pembelajaran diantaranya adalah


ketersedian fasilitas, media dan sumber belajar.
C. Pentingnya Metode Mengajar dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran Maupun
Membentuk Kemampuan Siswa
Setiap metode mengajar memiliki tujuan yang berbede-beda dalam membentuk kemampuan
siswa, sehingga setiap pemilihan metode haruslah guru mendasari dengan memahami
karakteristik dan dampak dari metode tersebut.

Kegiatan belajar 2
Jenis-jenis metode mengajar

Untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun untuk membentuk kmampuan siswa


diperlukan adanya suatu metode mengajar yang efektif. Metode tersebut haruslah dikuasai
oleh guru agar tujuan tercapai secara maksimal. Berikut beberapa metode mengajar yang
dapat dilaksanakan dikelas:

A. Metode Ceramah (Lecture)


Metode ceramah merupakan suatu cara penyampaian bahan pelajaran secara lisan. Ceramah
yang baik adalah ceramah bervsriasi, artinya ceramah yang dilengkapi dengan penggunaan
alat dan media serta adanya tambahan dialog interaktif atau diskusi.

B. Metode Diskusi
Pembelajaran yang melibatkan beberapa siswa dalam menyelesaikan suatu masalah, dapat
dengan kelompok kecil (3-7 peserta), sedang (8-12 peserta), besar (13-40 peserta).

C. Metode Simulasi
Simulaasi adalah bermain peran. Ada 3 jenis model sismulasi, yaitu role playing (bermain
peran), sosiodrama (simulasi dalam kekeluargaan), simulation games (permainan simulasi).
Metode ini biasanya digunakan untuk permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan
masalah kehidupan sosial.
D. Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan metode mengajar yang dalam penyajian atau pembahasan
materinya melalui percoaan serta mengamati secara proses.
E. Metode Karyawisata
Metode karya wisata (field trip) adalah aktivitas belajar diluar kelas, dengan mengunjungi
tempat-tempat yang berkaitan dengan topic.
G. Metode Pemecahan Masalah
Metode pemecahan maslah meru[akan metode yang banyak menge,bangkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi

Kegiatan belajar 3
Hubungan pengalaman belajar dengan metode mengajar

Hakikat belajar, yaitu:


1. Belajar merupakan suatu proses.
2. Hasil belajar berupa perubahan sikap.
3. Pengalaman interaksi antara siswa dengan lingkungan.

Prinsip-prinsip dalam belajar, yaitu:


1. Belajar memerlukan perhatian khusus dan perasaan terhadap apa yang dipelajari.
2. Belajar memerlukan motivasi.
3. Belajar memerlukam aktivitas yang ,aksimal.
4. Belajar memerlukan balikan.
5. Belajar terjadi secara bertahap.
6. Belajar terjadi secara individual.

Kemampuan siswa yang diharapkan dari lulusan Sekolah Dasar yaitu:


1. Mengenali dan berperilaku sesuai ajaran agama.
2. Menjalankan hak dan kewajiban diri, serta beretos kerja.
3. Berpikir logis, kritis dan kreatif.
4. Menyenangi keindahan.
5. Membiasakan hidup bersih, bugar dan sehat.
6. Memiliki rasa cinta terhdap bangsa dan Negara.

Pengalaman belajar (learning experience) yang diharapkan adalah terjadinya aktivitas belajar
yang tinggi dibawah bimbingan guru sehingga pembentukan pengalaman bealajaarnya
dibangun atas kemampuan dan potensi diri sendiri. Pembelajaran adalah suatu proses
berkelanjutan berdasarkan atas pengalaman.
Metode ceramah berdampak terhadap pengalaman belajar siswa, yaitu pengalaman
menyimak, sehingga siswa akan memperoleh pengalaman tentang proses pemahaman suatu
konsep, fakta bahkan prinsip-prinsip.
Metode diskusi, pengalaman yang diperoleh yaitu bekerja sama, pengalaman mengeluarkan
ide, menjadi pemimpin, berkomunikasi, dan pengalaman menyimpulkan hasil diskusi.
Metode simulasi, pengalaman belajar yang didapat adalah berinteraksi, berkomunikasi
dengan kelompok, bermain peran, bekerja sama, dan menilai proses kegiatan simulasi.
Pengalaman yang didapat dari metode demonstrasi yaitu memperhatikan proses yang
sistematis, mempraktikkan secara proses, menggunakan alat dan bahan yang sebenarnya.
Metode eksperimen memberikan pengalaman membanding-bandingkan hasil eksperimen,
mendiskusikan perbedaan, menemukan suatu konsep, membuktikan sesuatu secara proses.
Metode karya wisata, dampak pengalaman yang diperoleh yaitu berinteraksi, bekerja sama,
mengamati, dan menilai objek, memberikan pengalaman nyata, praktis dan konkret.

MODUL 6
MEDIA PEMBELAJARAN

Kegiatan Pembelajaran 1
Hakikat Fungsi dan Peranan Media Pembelajaran

Media pembelajaran
Media dimanfaatkan berbagai pihak untuk keperluan sehari-hari. Misalnya dunia bisnis,
perusahaan ingin mempromosikan produknya di pasaran dengan memanfaatkan media atau
sarana seperti televisi, radio, surat kabar, brosur, leaflet, poster dan lain-lain.

Menurut Heinich, dkk (1993) media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari
bahasa latin dan bentuk jamak dari kata “medium” secara harfiah berarti“perantara”. Yaitu
perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (receiver ). Seperti film, televisi,
diagram, bahan tercetak ( printed materials), komputer, dan instruktur.

Menurut NEA (1969), sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar,
termasuk teknologiperangkat kerasnya. Guru berperan sebagai komunikator (communicator )
bertugas menyampaikan pesan atau bahan ajar (messages) kepada siswa. Siswa bertidak
sebagai penerima pesan (receiver atau communicant). Media pembelajaran adalah wahana
penyalur pesan atau bahan ajar yang disampaikan guru.

Komunikasi dua arah (two way traffic communication) atau lebih (multi way
trafficcommunication) adalah kondisi dimana siswa tidak hanya berperan sebagai penerima
pesan namun bisa saja bertindak sebagai penyampai pesan maka diperlukan media untuk
lebih meningkatkan tingkat keefektifan pencapaian tujuan atau kompetensi.

Media pembelajaran terdiri atas dua unsur penting yaitu unsur peralatan atau perangkat keras
(hardware), dan unsur pesan yang dibawa (messages atau software). Media pembelajaran
memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan, namun yang terpenting adalah pesan atau
informasi belajar yang dibawakan oleh media.

Proses pembelajaran akan berhasil apabila siswa turut aktif dalam pembelajaran maka
dibutuhkan fasilitas sebagai media pembelajaran sehingga dapat lebih mengoptimalkan
pencapaian hasil belajarnya. Pengetahuan paling banyak diperoleh secara visual atau indra
pengelihatan.

Fungsi media pembelajaran :


1. Bukan merupakan fungsi tambahan.
2. Merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran.
3. Penggunaannya harus relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai dan isipembelajaran
itu sendiri.
4. Bukan berfungsi sebagai alat hiburan.
5. Berfungsi untuk mempercepat proses belajar.
6. Meningkatkan kualitas belajar-mengajar.
7. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir.

Nilai dan manfaat media pembelajaran :


1. Membuat konkret konsep-konsep yang abstrak.
2. Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat.
3. Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil.
4. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat

Kegiatan Belajar 2
Jenis dan Krakteristik Media Pembelajaran

1. Ada 3 jenis media pembelajaran yang perlu di pahami oleh para guru, yaitu media visual.
Media audio, dan media audio visual dari masing masing jenis media tersebut terdapat
berbagai bentuk media yang dapat di kembangkan dalam kegiatan kegiatan pembelajaran di
sekolah dasar.
2. Media visual adalah media yang dapat di liat dengan amenggunakan media penghlihatan
terdiri atas media yang di proyeksikan ( projekted visual ). Media audio adalah media
merangsang piqiran, perasaan, perhatian yang dapat memancing kemauan siswa untuk
memahami bahan ajar dan jenisnya, seperti program kaset suara ( audio kasette ). CD audio,
dan program radio. Sedangkan media audiovisual merupakan kombinasi dari media audio dan
media visual di sebut media pandang dengar.
3. Setaip media memiliki karakteristik ( kelebihan dan keterbatasan ), oleh karena itu tk ada
media yang dapat di gunakan untuk di gunakan semua situasi atau tujuan media mana yang
akan di gunakan ketergantungan kepada kompetensi/tujuan yang ingin di capai sifat bahan
ajar ketersidiaan media tersebut dan kemampuan guru dalam menggunakannya
Kegiatan Belajar 3
Pemilihan, Penggunaan, dan Perawatan Media Pembelajaran

1. Media pembelajaran adalah jenis – jenis media pembelajaran alternatif mudah di buat
bahanya mudah di peroleh mudah di gunakan serta hanya lebih murah namaun demikian
sederhana tidaknya suatu media tersebut sebensrnya tergantung pada kondisi atu sekolah
2. Pemilihan media pembelajan pada hakikatnya merupakan peroses pengambilan
keputusan yang di lakukan oleh guru untuk menentukan jenis media mana yang lebih tepat di
gunakan dan sesuai dengan tujuan pembelajaran sifat materi yang akan di smapaikan setinggi
yang di gunakan serta evaluasinya adanya pilihan media ini di sebutkan sangat banyak dan
bervariasi jenis media dengan karakteristik yang berbeda – beda
3. Kegunaan media pembelajaan sdederhana perlu memperhatikan tujuan yang akan di
capai sifat dari bahan ajar karakteristik sasaran peljar membuka ( siswa ) dan kondisi tepat /
ruangan yang menjadi pertimbangan antara lain kesederhanaan menarik perhatian adanya
penonjolan/penekanan ( misalnya dengan warna) direncanak dengan baik serta
menggunakanya siswa lebih aktif belajar
4. Untuk memelihara media pembelajaran agar awet dan dapat di gunakan lebih lama perlu
di punyakan berbagai cara baik secara teknis misalnya dengan memberi bingkai kepada
media grafis ( moniting frame ) maupun yang lebih ideal yaitu menyediakan tempat / ruangan
secara khusus di set untuk menyimapan berbagai jenis media pembelajaran

Kegiatan Belajar 4
Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran

1. Sumber pembelajaran adalah semua sumber yang di gunakan oleh siswa dalam
pembelajaran sumber – sumber tersebut dapat berupa pesan atau informasi orang bahan –
bahanalat/perlengkapan teknik/metode dan lingkungan
2. Lingkungan sebagai sumber pembeljaran yang memiliki nilai – nilai yang sangat
berharga di optimalkan dalam peroses pembelajaran lingkunagn dapat memperkaya bahan
dan kegiatan pembelajaran siswa
3. Lingkungan yang dapat di manfaatkan sebagai sumber belajar terdiri atas lingkungan
sosial dan lingkungan fisik/lingkungan alam lingkunngan sosisial dapat di gunakan untuk
mempelajari ilmu- ilmu sosial dan kemanusiaan lingkungan alam dapat di gunakan untuk
mempelajari gejala – gejala alam serta dapat menumbuhkan kesadaran siswa akan cinta alam
dan berpartisipasi dalam media alam
4. Prosedur belajar untuk memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dapat di
tempuh melalui kegiatan dengan membawa siswa kelingkungan seperti survei, karyawisata,
berkemah di alam terbuka praktik lapangan dan pelayanan kepada masyarakat atau dengan
membawa lingkungan kedalam kelas/ sekolah, seperti pemanfaatan nara sumber yang ada di
masyarakat untuk berbicara di sekolah
5. Agar penggunaan lingkungan agar sumber belajar berhasil dengan baik perlu di lakukan
perencanaan plaksanaan dan tidak lanjut dalam melangkah- langkah trsebut guru-guru dan
siswa terlibat aktif sehingga kegiatan pemanfaatan lingkungan tersebut menjadi tanggung
jawab bersama.

MODUL 7
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 1

Kegiatan Belajar 1
Keterampilan Bertanya

Guru perlu menguasai keterampilan beratnya karena


a. Guru cenderung mendominasi kelas dengan ceramah
b. Meningkatnya keterlibatan siswa
c. Merangsang siswa untuk mengajukan pertanyaan
d. Mendominasi kelemahan siswa
e. Memusatkan perhatian siswa pada satu masalah
f. Membantu siswa menggunakan pendapat dengan bahan yang baik

Keterampilan bertanya dasar terdiri atas komponen- komponen


a. Pengajuan pertanyaan secara jelas dan singkat
b. Pemberian acuan
c. Pemusatan
d. Pemindahan giliran
e. Penyebaran
f. Pemberian waktu berfikir
g. Pemberian tuntutan

Keterampilan bertanya lanjut terdiri dari komponen


a. Pengubahan tuntuan kognitif dalam menjawab pertanyaan
b. Pengaturan urutan pertanyaan
c. Penggunaan pertanyaan pelcak
d. Penignktan terjadinya interaksi

Dalam menerapkan keterampilan dasar dan lanjut guru perlu memperhatikan perinsip –
prinsip berikut
a. Kehangatan dan keantusiasan
b. Menghindari kebiasaan menggulung pertanyaan sendiri menjawab pertanyaan sendiri
menganjukan pertanyaan yang mengundang jawaban serempak mengulangi jawaban siswa
mengajukan pertanyaan ganda dan menujuk siswa siswa sebelum mengajukan pertanyaan
c. Waktu berfikir yang di berikan pertanyaan tingkat lanjut lebih banyak dari yang di
berikan untuk pertanyaan tingkat dasar
d. Pertanyaan pokok harus di sesuaikan terlebih dahulu kemudian dinilai sesudah selesai
belajar

Kegiatan Belajar 2
Keterampilan Memberi Penguatan

Penguatan adalah respon yang di berikan oleh guru terhadap prilaku siswa yang baik yang
menyebabkan siswa tersebut terdorong untuk mengulangi atau meningkatkan prilaku yang
baik tersebut penguatan di berikan dengan tujuan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar
mengontrol dan memotivasi prilaku yang negatif menumbuhkan rasa prcaya diri srte
memelihara iklim kelas yang kondusif pengutan di bagi menjadi pengutan perbal dan non
perbal penggunaan perbal di berikan dalam untuk kata kata / klimat pujian sentuhan kegiatan
yang menyenangkan, serta benda / simbol pengutan dapat juga di berikan dalam bentuk
pengutan tak penuh jika respon/ prilaku siswa tidak sepenuhnya memenuhi harapan dalam
memberikan pengutan harus di perhatikan seperi – seperti berikut
1. Kehangatan dan keantusiaan
2. Kebermaknaan
3. Hindari respon negatif
4. Pengutan harus berpariasi
5. Sasaran pengutan harus jelas
6. Penguatan harus diberikan segera setelah prlaku yang di harapkan muncul

Kegiatan Belajar 3
Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi adalah keanekaragaman yang membuat sesuatu menonton variasi di dalam kegitan
pembelajran dapat mengilangkan kebosanaan, meningkatkan minat dan keinginan tahuan
siswa, melayani gaya belajr siswa yang beragam,

Komponen keterampilan mengadakan variasi di bagi menjadi 3 kelompok sebagai berikut.


1. Variasi dalm gaya belajar yang meliputi variasi secara, pemusatan perhatian, penyiapan
pergantian posisi guru, kontak pandung, serta gerakan tubuh.
MODUL 8
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 2

Kegiatan Belajar 1
Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Komponen keterampilan membuka peljaran adalah sebagai berikut


a. Menarik perhatian yang dapat di lakukan dengan
1. Memvariasikan gaya mengajar guru
2. Menggunakan alat bantu mengajar
3. Memvariasikan pola interaksi

b. Menimbulkan motivasi yang dapat di lakukan dengan


1. Menujukan kehangatan dan keantusiasan
2. Menimbulkan rasa ingin tau
3. Mengemukakan ide yang bertentangan
4. Memperhatikan minat siswa

c. Memberi acuan yang dapat di lakukan dengan


1. Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas
2. Menyarankan langkah-langkah yang akan di lakukan
3. Mengingatkan masalah pokok yang akan di bahas
4. Mengajukan pertanyaan-pertnyaan yang berkaitan dengan materi yang akan di bahas

d. Membuat kaitan yang dapat di lakukan dengan


1. Mengaitkan aspek-aspek yang relvan dari bidang studi yang telah di ajarkan
2. Membandingkan dan mempertentangkan pengetahuan baru dengan pengetahuan lama
3. Menjelaskan garis besar konsep untuk bahan yang sama sekali baru

Kegitan Belajar 2
Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Guru perlu menguasai keterampilan diskusi kelompok kecil karena


1. Musywarah ( diskusi ) sesudah membudaya dalam masyarakat indonesia
2. Tiap warga negara indonesia di harapkan memiliki keterampilan diskusi
3. Keterampilan berdiskusi / memimpin diskusi tidak di bawa sejak lahir
4. Diskusi punya peran khusus dalam pencapaian tujuan pendidikan yang bersifat
pembentukan sikap nilai kebisaan dan keterampilan
Dikusi kelompok kecil dapat terjadi jika sarat-sart berikut dapat di penuhi antara lain
1. Jumlah anggota kelompok 3 – 9 orang
2. Terjadinya tatap muka informal
3. Ada tujuan yang ingin di capai
4. Berlangsung secara sistematis

Komponen keterampilan membimbing diskusi kelopok kecil terdiri dari


1. Memusatkat perhatian
2. Memperjelas masalah masalah/uruain siswa
3. Menganalisis pandangan siswa
4. Meningkatlkan urunan siswa
5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
6. Menutup diskusi

Agar dapat menerapkan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil secara efektip.
Guru harus memperhatikan sejumlah hal, antara lain;
1. kesesuayan diskusi dengan topik bidang studi yang di bahas;
2. kekuatan dan kelemahan diskusi dalam kegiatan pembelajaran;
3. perencanaan dan persiapan yang matang;
4. iklim diskusi yang terbuka dan bersahabat;
5. pemilihan topik diskusi yang tepat

Kegiatan Belajar 3
Keterampilan Mengelola Kelas.

Mengelola kelas pada dasarnya adalah pengaturan orang dan barang yang memungkinkan
terciptanya dan terpliharanya kondisi belajar yang optimal,kondisi belajar yang optimal
sangat menentukan kehasilannyakegiatan pembelajaran.oleh karna itu, guru perlu menguasai
keterampilan untuk menciptakan kondisi yang optimal tersebut.kegiatan pembelajaran dapat
di badakaan menjadi dua masalah ,yaitu masalah istruksional dan masalah pengelolaan .guru
harus dapat membedakan kedua masalah tersebut agar dapat menanganinya secara teepat.
Masalah intrusional harus di selesaikan secara intruksional , sedangkan sistim pengelola
harus di selesaikan secara pengelola ,komponen ketrampilan mengelola kelas terdiri dari
keterampilan yang bersipat prepentip dan ketrampilan yang bersipat represif, ketrampilan
yang bersipat preventip terkait dengan usaha mencegah terjadinya gangguan,yang dapat di
tunjukan dengan :
1. sikap tangkap;
2. membagi perhatian;
3. memusatkan perhatian kelompok;
4. memberikan petunjuk yang jelas;
5. menegur;
6. memberikan penguatan;
Keterampilan yang bersipat represif, berkaitan dengan usaha mengatasi gangguan yang
muncul,yang dapat dilakukan melalui 3 pendekatan berikut:
1. Modifikasi tingkah laku ,yang mencakup:
a. Meningkapkan tingkah laku yang di harapkan.
b. Mengajarkan tingkah laku yang baru, dan
c. Mengurangi /menghilangkan tingkah laku yang tidak diharapkan
2. Pengelola kelompok, yang menekankan pada pemecahan masalah melalui diskusi
kelompok.
3. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.

Agar dapat mengelola kelas secara efektip guru harus memperhatikan beberapa hai di
samping menghindari sejumlah prilaku yang dianggap mudah menimbulkan gandguan.

Kegiatan Belajar 4
Keterampilan Meagajar Kelompok Kecil Dan Perorangan

Pada dasarnya , siswa mempunyai karakteristik yang sangat berbeda satu dengan yang
lainnya.untuk melanyani perbedaan ini , diperlukan variasi dan perorganisasian kegiatan
klasikal, keloompok kecil dan perorangan hanya mungkin terwujud jika dipenuhi syarat –
syarat tertentu.
1. Ada hudungan yang sehat dan akrab antara guru-siswa dan antarsiswa
2. Siswa belajar dengan kecepatan,kemampuan ,cara, dan minat sendiri
3. Siswa mendapat bantuan sesuai dengan kebutuhannya
4. Siswa dilibatkan dalam perencanaan pembelajaran .
5. Guru dapatmemainkan berbagai peran.

Perorganisasian kegiatan klasikal, kelompok kecil, perorangan dapat di buat berbagai variasi
,sesuai dengan topik / tujuan, kemampuan siswa, serta kemampuan dan fasilitas yang ada.
Agar dapat mengelola kegiatan kelompok kecil dan perorangan, guru harus menguasai 4
kelompok komponen keterampilan sebagai berikut .
1. Keterampilan mengadakan mendekatkan secara pribadi.
2. Keterampilan mengoganisasikan.
3. Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar
4. Keterampilan merancanakan dan melakukan kegiatan pembelajaran.

Agar pengajaran kelompok kecil dan perorangan dapat berlangsung secara efektif, guru harus
memperhatikan hal-hal berikut :
1. Tidak semua topik dapat disajikan dalam format kelompok kecil dan perorangan
2. Lakukan pengajaran kelompok kecil dan perorangan secara bertahap
3. Pengorganisasian siswa, sumber/materi, ruangan, dan waktu harus dilakukan secara
cermat
4. Kegiatan harus diakhiri dengan kulminasi yang memungkinkan siswa saling belajar
5. Guru harus mengenal siswa secara pribad
MODUL 9
KEGIATAN REM EDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAAN

Kegiatan Belajar 1
Kegiatan Remedial

A. Hakikat, Tujuan, Dan Fungsi Kegiatan Remedial


1. Hakikat Kegiatan Remedial
Remedial adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki keterampilan yang kurang
baik dalam suatu bidang tertentu. Kalau kita kaitkan dengan kegiatan pembelajaran, kegiatan
remedial dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki
kegiatan pembelajaran yang kurang berhasil

.
2. Tujuan dan Fungsi Kegiatan Remedial
Secara umum, tujuan kegiatan remedial adalah sama dengan pembelajran biasa, yaitu
membantu siswa mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
berdasarkan kurikulum yang berlaku. Secara khusus, kegiatan remedial bertujuan untuk
membantu siswa yang belum menguasai materi pelajaran melalui kegiatan pembelajaran
tambahan.
Warkitri, dkk. (1991) menyebutkan enam fungsi remedial dalam kaitannya dengan proses
pembelajaran. Keenam fungsi kegiatan remedial tersebut adalah fungsi korektif, pemahaman,
penyesuaian, pengayaan, akselerasi, dan terapeutik.

3. Perbedaan Kegiatan Remedial dari Pembelajaran Biasa


Secara sepintas kegiatan remedial tidak jauh berbeda dengan pembelajaran biasa. Guru harus
merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan alat evaluasi, memilih dan
mengorganisasikan materi pelajaran, dll. Tetapi kalau kita kaji lebih dalam, kedua bentuk
pembelajaran tersebut berbeda. Perbedaan kegiatan remedial dengan pembelajaran biasa.

Komponen Pembelajaran Pembelajaran Biasa Kegiatan Remedial


TUJUAN Berlaku bagi semua siswa Bersifat individu
(klasikal)
MATERI Sama untuk semua siswa Bersifat individu
KEGIATAN Diikuti semua siswa Diikuti oleh siswa yang
PEMBELAJARAN bermasalah

Metode dan media Bersifat klasikal Individual atau kelompok


Evaluasi Sama untuk semua siswa Bersifat individu
B. PENDEKATAN DALAM KEGIATAN REMEDIAL
Warkitri dkk. (1991) mengemukakan tiga pendekatan dalam kegiatan remedial. Ketiga
pendekatan tersebut adalah pendekatan yang bersifat preventif, kuratif, dan pengembangan.
Berikut ini akan dibahas ketiga pendekatan tersebut.
1. Pendekatan Yang Bersifat Preventif ( Kegiatan remedial yang bersifat preventif
dilaksankan sebelum kegiatan pembelajaran biasa dilaksankan.)
2. Pendekatan Yang Bersifat Kuratif (dilaksanakan karena hasil evaluasi siswa belum
mencapai target minimum).
3. Pendekatan Yang Bersifat Pengembangan
Kegiatan remedial dipandang bersifat pengembangan apabila kegiatan remedial dilaksanakan
selama berlangsungnya kegiatan pemebelajaran biasa.

C. JENIS-JENIS KEGIATAN REMEDIAL


Berikut ini beberapa bentuk kegiatan remedial yang dapat dilaksanakan guru (Suke, 1991):
1. Mengajarkan Kembali
2. Menggunakan Alat Peraga
3. Kegiatan Kelompok
4. Tutorial
5. Sumber Belajar Yang Relevan

D. PRINSIP PELAKSANAAN REMEDIAL


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan remedial (Suke, 1991) :
1. Guru harus mengelompokkan siswa yang mengalami remedial sesuai dengan
pemahaman siswa tentang materi pembelajaran.
2. Bantuan yang diberikan hendaknya sesuai dengan kesulitan yang dihadapi siswa. Tugas
atau kegiatan yang diberikan dalam kegiatan remedial jangan terlalu banyak.
3. Dalam menentukan kegiatan remedial guru hendaknya mempertimbangkan faktor
penyebab kesulitan tersebut dan jenis kesulitan yang dihadapi siswa,
4. Melalui kegiatan remedial ini, guru tidak hanya mengharapkan siswa akan mampu
menguasai kompetensi yang belum dikuasainya, tetapi juga timbulnya motivasi pada diri
siswa untuk belajar lebih giat.

E. PRINSIP PEMILIHAN KEGIATAN


Wardani (1991) menyatakan bahwa dalam memilih bentuk kegiatan dan metode yang akan
diterapkan dalam kegiatan remedial guru perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1. Memanfaatkan latihan khusus, terutama bagi siswa yang mempunyai daya tangkap
lemah.
2. Menekankan pada segi kekuatan yang dimiliki siswa..
3. Memanfaatkan penggunaan media yang multi-sensori.
4. Memanfaatkan permainan sebagai sarana belajar
F. PROSEDUR KEGIATAN REMEDIAL
Langkah-langkah kegiatan remedial :
1. Analisis Hasil Diagnosa
2. Menemukan Penyebab Kesulitan.
3. Menyusun rencana Kegiatan Remedial
4. Melaksanakan Kegiatan Remedial.
5. Menilai Kegiatan Remedial. Guru harus menganalisis setiap komponen-komponen,
dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut :
- Kompetensi atau Tujuan : Apakah kompetensi yang dirumuskan terlalu tinggi
atau terlalu rendah bagi siswa
- Materi : Apakah materi terlalu sulit bagi siswa?
- Kegiatan : Apakah Kegiatan remedial yang diterapkan
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa?
- Waktu : Apakah waktu yang disediakan cukup atau kurang?
- Penilaian : Apakah alat peneilaian yang digunakan sesuai
dengan kompetensi yang telah ditetapkan?

Kegiatan Belajar 2
Kegiatan Pengayaan

A. HAKIKAT KEGIATAN PENGAYAAN


Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa kelompok cepat dalam
memanfaatkan kelebihan waktu yang dimilikinya sehingga mereka memiliki pengetahuan
yang lebih kaya dan keterampilan yang lebih baik..

Tujuan kegiatan pengayaan adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk


memperdalam penguasaan materi pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar yang sedang
dilaksanakan sehingga tercapai tingkat perkembangan yang optimal.

B. JENIS KEGIATAN PENGAYAAN


Dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pengayaan, guru menerapkan pendekatan
individual. Menurut Guskey (1989), kegiatan pengayaan biasanya bersifat belajar mandiri.
Kegiatan pengayaan lebih bersifat fleksibel dibandingkan dengan kegiatan remedial. Yang
penting, kegiatan pengayaan hendaklah merupakan kegiatan yang menyenangkan dan
merangsang kreatifitas siswa. Kegiatan yang dapat dirancang dan dilaksanakan guru :
1. Tutor Sebaya
2. Mengembangkan Latihan
3. Mengembangkan Media dan Sumber Pembelajaran
4. Melakukan Proyek
5. Memberikan Permainan

C. FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM


MELAKSANAKAN KEGIATAN PENGAYAAN
Warkitri, dkk. (1991) mengemukakan tiga faktor yang harus dipertimbangkan dalam
memilih dan melaksanakan kegiatan pengayaan:Faktor Siswa, Faktor Manfaat Edukatif,
Faktor Waktu.
MODUL 10
PENGELOLAAN KELAS

Kegiatan Belajar 1
Hakikat Pengelolaan Kelas

A. Pengertian pengelolaan kelas


Pengelolaan kelas adalah serangkaian tindakan guru yang ditujukan untuk mendorong
munculnya tingkah laku yang diharapkan dan menghilangkan tingkah laku yang tidak
diharapkan, menciptakan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional
yang positif, serta menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang produktif dan
efektif.

B. Perbedaan pengelolaan kelas dari pembelajaran


Pembelajaran adalah segala kegiatan yang dilakukan guru untuk membantu siswa belajar,
sedangkan pengelolaan kelas adalah segala kegiatan yang dilakukan guru untuk
menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan terjadinya proses
pembelajaran yang efektif.

C. Pentingnya pengelolaan kelas dalam proses pembelajaran


Pengelolaan kelas yang efektif merupakan salah satu aspek penting dalam proses
pembelajaran karena pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat terciptanya
pembelajaran yang efektif.

Kegiatan Belajar 2
A. Penataan Lingkungan Kelas
Penataan lingkungan kelas yang tepat berpengaruh terhadap tingkat keterlibatan dan
partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.
1. Prinsip-prinsip penataan lingkungan kelas
a. Keleluasaan pandangan
b. Mudah dicapai
c. Keluwesan
d. Kenyamanan
e. Keindahan

2. Penataan tempat duduk


Yaitu guru harus menata tempat duduk siswa sesuai dengan strategi pembelajaran yang
diterapkan untuk memperlancar kegiatan pembelajaran. Pengaturan tempat duduk yang
berjejer menghadap guru tepat untuk kegiatan klasikal, yaitu untuk menyampaikan
informasi yang harus diketahui oleh seluruh siswa serta meningkatkan jumlah kerja yang
dilakukan siswa.
B. Penataan lingkungan psiko-sosial kelas.
Iklim psiko-sosial kelas berpengaruh terhadap hasil belajar, konsep diri, rasa harga diri,
dan sikap siswa terhadap sekolah. Iklim psiko-sosial kelas berkenaan dengan
hubungan sosial-pribadi antara guru dan siswa serta antar siswa. Hubungan yang
harmonis antara guru dan siswa serta antar siswa akan dapat menciptakan iklim psiko-
sosial kelas yang sehat, dan efektif bagi berlangsungnya proses pembelajaran.

MODUL 11
DISIPLIN KELAS

Kegiatan belajar 1
Hakikat disiplin kelas

A. Disiplin dan disiplin kelas


1. Disiplin.

2. Disiplin Kelas
Turney &cairns (1980) mengkaji ulang definisi disiplin kelas yang berasal dari para
pakar. Dalam kajian tersebut, antara lain diungkap definisi disiplin yang bervariasi
sebagai berikut :
- Pertama, disiplin diartikan tingkat keteraturan yang terdapat pada suatu kelompok.
- Kedua, disiplin kelas diartikan sebagai teknik yang digunakan oleh guru unuk
membangun atau memelihara keteraturan didalam kelas. Misalnya,ibu Ita meggunakan
hukuman untuk menertibkan anak-anak.
Dari ketiga pengertian diatas disepakati oleh beberapa pakar, yang mendifinisikan disiplin
sebagai bagian pengelolaan kelas yang terutama berurusan dengan penanganan prilaku
yang menyimpang(kohn, 1996).

B. Disiplin kelas
Sebagai guru, anda tentu perlu memahami alasan dari tindakan Anda didalam kelas. Ada
beberapa alasan penting siswa perlu diajajrkan disiplin diantaranya :
1. Disiplin perlu diajarkan dan perlu dipelajari serta dihayati oleh siswa, agar siswa
mampu mendisiplinkan dirinya sendiri. Inilah yang merupakan tujuan utama penanaman
disiplin. Siswa mampu mengendalikan diri sendiri, tanpa perlu dikontrol oleh guru
(Winzer,1992).
2. Disiplin, sebagaimana diakui oleh oleh para pakar sejak dahulu, merupakan pusat
berputarnya kehidupan sekolah (turney &cairns, 1980).
3. Tingkat ketaatan siswa yang tinggi terhadap aturan kelas,lebih-lebih jika ketaatan
tersebut tumbuh dari diri sendiri, bukan dipaksakan, akan memungkinkan terciptanya
iklim belajar yang kondusif.
4. Tingkat ketaatan siswa rendah terhadap aturan kelas akan membuat iklim belajar
yang tidak kondusif.
5. Jumlah siswa dalam satu kelas
6. Kebiasaan untuk menaati aturan dalam kelas akan memberi dampak yang lebih luas
bagi kehidupan siswa didalam masyarakat.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kelas


Faktor yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa sebenarya sangat kompleks, dan
sering sukar untuk diidentifikasi. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi 3
bagian, yaitu faktor fisik, sosial, dan psikologis.
1. Faktor fisik.
2. Faktor Sosial
3. Faktor Psikologis

Kegiatan belajar 2
Strategi penanaman dan penanganan disiplin kelas

A. Pandangan terhadap penanaman dan penanganan disiplin kelas


. Sikap atau pandangan ini akan berpengaruh terhadap cara-cara guru menangani disiplin
kelas. Berbagai pandangan tersebut antara lain :
Kohn (1996) menegaskan bahwa guru seharusnya memulai dengan pertanyaan “apa yang
diperlukan oleh anank-anak, dan bagaimana cara saya memenuhi kebutuhan tersebut?”
Cara pandang ini jelas-jelas berfokus pada siswa, bukan kepentingan guru.

B. Strategi penanaman disiplin dikelas


1. Modelkan tata tertib yang sudah di tetapkan sekolah. Contoh nyata merupakan alat
mengajar /mendidik yang terbaik, terutama bagi anak-anak SD.
2. Adakan pertemuan kelas secara berkala, terutama jika ada aturan yang perlu ditinjau
kembali. Pertemuan kelas dianggap oleh beberapa pakar (diantaranya glasser ) sebagai
salah satu alternatif yang efektif untuk menanamkan dan menangani disiplin kelas.
3. Terapkan aturan secara fleksibel (luwes) sehingga siswa tidak merasa tertekan.
4. Sesuaikan penerapan aturan dengan tingkat perkembangan anak.
5. Libatkan siswa dalam membuat aturan kelas.

C. Strategi penanganan disiplin kelas


Strategi penanganan disiplin kelas dibedakan menjadi 3 bagian sesuai dengan berat
ringannya gangguan yang terjadi.
1. Menangani Gangguan Ringan
2. Menangani Ganguan Berat
3. Menangani Perilaku Agresi
MODUL 12
PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

Kegiatan Belajar 1
Perencanaan pembelajaran yang efektif

A. Pengertian perencanaan pembelajaran


Perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai suat rangkaian yang saling
berhubungan dan saling menunjang antara berbagai unsur atau komponen yang ada di
dalam pembelajaran atau dengan pengertian lain suat proses
mengatur, mengkoordinasikan, dan menetapkan unsur-unsur atau komponen-komponen
pembelajaran

B. Komponen perencanaan pembelajaran


Komponen perencanaan pembelajaran mencakup :
a. Arah dari suatu program pembelajaran yang berupa standar kompetensi mata
pelajaran, kompetensi dasar, dan indikator-indikatornya
b. Isi atau materi yang harus diberikan untuk mencapai kompetensi tersebut
c. Strategi pelaksanaan
d. Penilaian yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran
C. Prinsip perencanaan pembelajaran
1. Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan kondisi siswa
2. Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan kurikulum yang berlaku
3. Perencanaan pembelajaran harus memperhitungkan waktu yang tersedia
4. Perencanaan pembelajaran harus merupakan urutan kegiatan belajar mengajar yang
sistematis
5. Perencanaan pembelajaran dilengkapi dengan lembaran kerja/tugas dan atau lembar
observasi
6. Perencanaan pembelajaran harus bersifat fleksibel dan ada evaluasi.
D. Prosedur perencanaan pembelajaran
1. Penyusunan Silabus
Prinsip-prinsip pengembangan silabus :
a. Ilmiah
b. Memperhatikan perkembangan dan kebutuhan siswa
c. Sistematis
d. Konsisten
e. Akurat
2. Penyusunan rencana pembelajaran
Unsur-unsur pokok rencana pembelajaran : Identitas mata pelajaran, Kompetensi dasar
dan indikator-indikator yang hendak dicapai, Materi pokok beserta uraiannya, Strategi
pembelajaran, Alat dan media yang digunakan,Penilaian dan tindak lanjut
Kegiatan Belajar 2
Pembelajaran yang efektif

A. Hakikat pembelajaran yang efektif


Pembelajaran yang efektif di mulai dari sebuah perencanaan pembelajaran karena
perencanaan pembelajaran akan membantu guru dalam mengorganisasikan,
mengimplementasikan dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

B. Faktor-faktor yang berkaitan dengan tugas belajar


Isi, Bahan,Strategi pembelajaran, Perilaku guru, Menstrukturkan pelajaran,
Lingkungan belajar, Pebelajar, Durasi pembelajaran, Lokasi pembelajaran

C. Karakteristik guru
Adapun karakterisitik guru yang mempengaruhi Keputusan perencanaan pembelajaran
adalah :
1. Banyaknya pengalaman mengajar guru
2. Filosofi belajar mengajar
3. Pengetahuan tentang isi pembelajaran
4. Gaya guru dalam mengorganisasikan pembelajaran
5. Harapan-harapan menata kelas
6. Perasaan aman dan kontrol pembelajaran

D. Guru yang efektif


1. Melakukan review harian
2. Menyiapkan materi baru
3. Melakukan praktik terbimbing
4. Menyediakan umpan balik dan koreksi
5. Melaksanakan praktik mandiri
6. Review mingguan dan bulanan

E. Pendekatan pembelajaran yang efektif


1. Belajar mandiri (independent learning)
2. Pembelajaran terpadu
Pendekatan pembelajaran terpadu membantu pebelajar melalui : Belajar aktif,Menilai diri
sendiri, Individualisasi
3. Belajar berbasis masalah (problem based learning)
Belajar berbasis masalah (BBM) adalah belajar yang berpusat pada pebelajar dan juga
menggambarkan metode belajar inti atau suplemen pembelajaran
MODUL AJAR
PROJEK PENGUAT PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5)

I. INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : Istin Nashibatuz Zulfa
Nama Sekolah :SDN kedungringin1

Tahun Penyusunan : 2023


Modul Ajar : Projek Penguat Profil Pelajar Pancasila (P5)
Fase/Kelas : B/IV
Alokasi Waktu : 2 JP x 35 menit

B. KOMPETENSI AWAL
1. Peserta didik dapat menganalisis kurang bermanfaatnya eceng gondok
dilingkungan sekitar
2. Peserta didik dapat membuat satu karya seni kerajinan dengan memanfaatkan
eceng gondok

C. PROFIL PELAJAR PANCASILA


Pada kegiatan pembelajaran ini akan dilatihkan dimensi profil pelajar pancasila
tentang:
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia dengan
cara melatih peserta didik berdoa sebelum dan sesudah belajar.
2. Bergotong royong dengan cara melatih peserta didik untuk saling membantu
bekerjasama dalam kelompok saat melaksanakan kegiatan praktikum, diskusi,
maupun presentasi hasil kerja kelompok.
3. Bernalar kritis dengan cara melatih peserta didik dengan pertanyaan-
pertanyaan dalam peristiwa kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan
topik materi.

D. SARANA DAN PRASARANA/ALAT DAN BAHAN


1. Ruang Kelas / Halaman
2. LCD Projector
3. Laptop
4. Jaringan Internet/Wifi
5. Buku Panduan Projek Penguat Profil Pelajar Pancasila
6. Alat dan Bahan
Pertemuan 1
1. Alat Tulis
Pertemuan 2
1. Eceng gondok
2. Gunting
3. Cutter
4. Dobel tips
5. Lem kertas

E. TARGET PESERTA DIDIK


Peserta didik reguler (bukan berkebutuhan khusus)

F. Model Pembelajaran
Tatap Muka

II. KOMPETENSI INTI


A. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menganalisis masalah melimpahnya eceng gondok
dilingkungan sekitar
2. Peserta didik dapat merancang projek berdasarkan bahan eceng gondok
3. Peserta didik dapat membuat satu projek kerajinan dengan memanfaatkan eceng
gondok

Capaian Pembelajaran :
1. Elemen Mengalami (Experiencing)
a. peserta didik mampu Mengalami, merasakan, merespon dan
bereksperimen dengan aneka sumber, termasuk projek dari berbagai
budaya dan era
b. Peserta didik mampu Mengamati, merekam dan mengumpulkan
pengalaman dan informasi projek
2. Elemen Merefleksikan (Reflecting)
Peserta didik mampu Menghargai pengalaman dan pembelajaran artistik
3. Elemen Berdampak (Impacting)
Memilih, menganalisa, menghasilkan karya untuk membangun kepribadian
dan karakter yang berdampak pada diri sendiri dan orang lain

B. Pemahaman Bermakna
1. Dengan melakukan berbagai kegiatan pada pembelajaran ini, peserta didik
mampu memahami dengan baik masalah lingkungan salah satunya adalah
tumbuhan eceng gondok yang melimpah di Desa Detrokalangan dan
pertumbuhannya cepat sehingga dapat menyumbat sungai atau saluran air.
Jalan keluar yang mungkin dilakukan adalah memanfaatkan eceng gondok atau
mengolahkan menjadi benda yang berguna seperti tas, gholok-gholok mentohk
wadah alat-alat tulis atau hiasan.

C. Pertanyaan Pemantik
1. Apa yang ditimbulkan mwlimpahnya eceng gondok lingkungan kita?
2. Apa kalian pernah melihat karya yang memanfaatkan dari eceng gondhok ?
3. Bagaimana cara membuat karya dari bahan eceng gondok?

D. Persiapan Pembelajaran
Guru mempersiapkan alat, bahan, dan media pembelajaran yang diperlukan

E. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama (5 JP x 40 menit)
Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Pendahuluan 10
1. Guru memberi salam, menyapa peserta didik (menanyakan kabar, menit
mengecek kehadiran dan kesiapan peserta didik, dan lain-lain), serta
menyemangati peserta didik dengan tepukan, atau bernyanyi.
2. Salah satu peserta didik memimpin pembacaan doa dilanjutkan dengan
penegasan oleh guru tentang pentingnya berdoa sebelum memulai suatu
kegiatan dalam rangka menanamkan keyakinan yang kuat terhadap
kuasa Tuhan Yang Maha Esa dalam memahami ilmu yang dipelajari.
Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
Waktu
3. Guru bertanya kepada peserta didik tentang kondisi siswa pada pagi hari
ini.
4. Guru mengadakan tes kemampuan awal melalui pertanyaan awal.
5. Guru menyampaikan tujuan kegiatan pembelajaran kali ini dan
menjelaskan kegiatan apa saja yang akan dilakukan serta hal-hal apa
saja yang akan dinilai dari peserta didik selama proses pembelajaran.
Kegiatan Inti 50
1. Guru mengajak peserta didik untuk mengamati gambar yang di menit
perlihatkan
2. Kemudian guru bertanya kepada peserta didik terkait gambar yang
mereka amati.
3. Guru menyampaikan secara naratif (bercerita) tetang jenis-jenis
tanaman air masalah yang di timbulkan
4. Guru mengajak siswa untuk menyebutkan contoh-contoh tanaman air
dan pengolahnnya
5. Guru juga memperbolehkan peserta didik untuk berdiskusi dengan
teman sebelahnya terkait contoh-contoh tanaman air di lingkungan
sekitar mereka dan pengolahnnya
.
Penutup 10
1. Guru dan siswa menyimpulkan isi pembelajaran yang telah menit
dilaksanakan.
2. Guru melaksanakan evaluasi proses pembelajaran.
3. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan menyanyikan lagu,
Nasional/Daerah dilanjutkan dengan doa, mengucapkan salam.

Pertemuan Kedua (5 JP x 40 menit)


Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Pendahuluan 10
1. Guru memberi salam, menyapa peserta didik (menanyakan kabar, menit
mengecek kehadiran dan kesiapan peserta didik, dan lain-lain), serta
menyemangati peserta didik dengan tepukan, atau bernyanyi.
2. Salah satu peserta didik memimpin pembacaan doa dilanjutkan
dengan penegasan oleh guru tentang pentingnya berdoa sebelum
memulai suatu kegiatan dalam rangka menanamkan keyakinan yang
kuat terhadap kuasa Tuhan Yang Maha Esa dalam memahami ilmu
yang dipelajari.
3. Guru bertanya kepada peserta didik tentang kondisi siswa pada pagi
hari ini.
4. Guru mengadakan tes kemampuan awal melalui pertanyaan awal.
Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
Waktu
5. Guru menyampaikan tujuan kegiatan pembelajaran kali ini dan
menjelaskan kegiatan apa saja yang akan dilakukan serta hal-hal apa
saja yang akan dinilai dari peserta didik selama proses pembelajaran.
Kegiatan Inti 50
1. Guru mengajak peserta didik untuk mengamati gambar / bentuk menit
projek dari bahan eceng gondok.
2. Guru dan siswa bisa membuat projek dari bahan enceng gondok
dengan Langkah-langkah:
1) Mengumpulkan bahan eceng gondok
2) Membersihkan bahan eceng gondok yang telah dipanen
3) Mengeringkan bahan eceng gondok
4) Membelah dan meluruskan eceng gondok
5) Menganyam eceng gondok menjadi sebuah karya
4. Guru dan siswa menyipakan alat dan bahan yang di gunakan
diantaranya
• Eceng gondok
• Gunting
• Pensil
• Dobel tips
• Lem kertas
5. Guru meminta siswa secara mandiri untuk membuat projek berupa
gholok-gholok menthok berfungsi sebagai tempat jajan atau nasi saat
peringatan maulid Nabi Muhammad SAW (pada khususnya).
6. Guru membimbing dan memonitor aktivitas siswa dalam
menyelesaikan projek mulai awal hingga akhir penyelesaian proyek.
7. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil
projek.
8. Siswa diberi kesempatan untuk melakukan refleksi dan
mengemukakan pengalamannya selama menyelesaikan projek untuk
memperbaiki kinerja dalam mengerjakan proyek berikutnya.
9. Guru memberi umpan balik terhadap proses yang telah dilakukan
selama penyelesaian projek dan produk yang dihasilkan siswa
Penutup 10
1. Guru dan siswa menyimpulkan isi pembelajaran yang telah menit
dilaksanakan.
2. Guru melaksanakan evaluasi proses pembelajaran.
3. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan menyanyikan lagu,
Nasional/Daerah dilanjutkan dengan doa, mengucapkan salam.

F. Asesmen/ Penilian
Skor jumlah Bobot X
Indikator Bobot Skor
1 2 3 4
Pemahaman terhadap pokok-
pokok materi
Pengembangan terhadap
pokok-pokok materi
Karya eksperimen
Kepribadian Pancasila
Total Bobot

G. Refleksi Guru
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah siswa dapat mengikuti pelajaran
dengan baik?
2. Apa saja kesulitan yang dialami selama
proses pembelajaran?
3. Apa saja langkah yang perlu dilakukan
untuk memperbaiki proses pembelajaran?
4. Apakah ada siswa yang perlu mendapat
perhatian khusus?

III. LAMPIRAN
Lampiran 1. Penilaian
A. PENILAIAN DIAGNOSTIK
1. Diagnostik Non Kognitif
Asesmen diagnostik non kognitif di awal pembelajaran dilakukan untuk
menggali hal-hal meliputi kesejahteraan psikologi peserta didik, sosial emosi,
aktivitas peserta didik selama belajar di rumah, kondisi keluarga dan pergaulan
peserta didik, gaya belajar, karakter, dan minat siswa.
Pilihan
No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1. Apa kabar hari ini?
2. Apakah ada yang sakit hari ini?
3. Apakah kalian dalam keadaan sehat?
4. Apakah anak-anak merasa bersemangat hari ini?
5. Apakah anak-anak sudah makan?
Pilihan
No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
6. Apakah tadi malam sudah belajar?

2. Diagnostik Kognitif
No Pertanyaan
Apa yang ditimbulkan dengan melimpahnya eceng gondok terhadap
1.
lingkungan kita?
2. Apa kalian pernah melihat karya yang memanfaatkan eceng gondok?
3. Bagaimana cara membuat karya dari bahan eceng gondok?

B. PENILAIAN FORMATIF
Instrumen Penilaian Kompetensi Keterampilan
Pedoman Penilaian Kompetensi Keterampilan

No Nama Peserta Didik Jumlah Nilai

2.
3.
4.
5.

C. PENILAIAN SUMATIF
Asesmen sumatif merupakan asesmen yang dilakukan g uru sete lah menyelesaikan
proses pembelajaran. Hasil asesmen sumatif digunakan untuk mengukur pencapaian
hasil belajar peserta didik, mengukur konsep dan pemahaman peserta didik, serta
mendorong untuk melakukan aksi dalam mencapai kompetensi yang dituju.

Anda mungkin juga menyukai