Pemilihan strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran harus berorientasi
pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selain itu, juga harus disesuaikan dengan jenis materi,
karakteristik peserta ddik, serta situasi atau kondisi di mana proses pembelajaran tersebut akan
berlangsung. Terdapat beberapa metode dan teknik pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru,
tetapi tidak semuanya sama efektifnya dapat mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itu dibutuhkan
kreativitas guru dalam memilih strategi pembelajaran tersebut.
5) Jumlah Siswa
Idealnya metode yang kita terapkan di dalam kelas perlu mempertimbangkan jumlah
siswa yang hadir, rasio guru dan siswa agar proses belajar mengajar efektif, ukuran kelas
menentukan keberhasilan terutama pengelolaan kelas dan penyampaian materi. Ahli
pendidikan berpendapat mutu pengajaran akan tercapai apabila mengurangi besarnya kelas,
sebaliknya pengelola pendidikan mengatakan bahwa kelas yang kecil-kecil cenderung
tingginya biaya dan latihan. Kedua pendapat ini bertentangan, jika ingin mutu, maka kita
membutuhkan biaya yang sangat besar, bila pendidikan mempertimbangkan biaya sering mutu
pendidikan terabaikan.
Pada sekolah dasar biasanya menerima siswa maks 40 siswa, dan sekolah lanjutan
maks 30 siswa. Ahli pendidikan berpendapat idealnya satu kelas pada sekolah dasar dan
sekolah lanjutan 24 siswa. Ukuran kelas besar dan jumlah siswa banyak, metode ceramah
lebih efektif, akan tetapi metode ceramah memiliki banyak kelemahan dibandingkan metode
lain, terutama pengukuran keberhasilan siswa. Kelas yang kecil dapat diterapkan metode
tutorial karena pemberian umpan balik dapat cepat dilakukan, dan perhatian terhadap
kebutuhan individual lebih dapat dipenuhi.
D. Selain itu seiiring dengan adanya perubahan paradigma dalam pembelajaran, maka
dalam pemilihan strategi pembelajaran para guru (pendidik) perlu mempertimbangkan
beberapa hal.
1. Pertama, pengetahuan ditemukan dan dikembangakan oleh siswa. peran guru adalah
menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan siswa membentuk makna dari bahan-
bahan pelajaran melalui suatu proses belajar, dan menyimpannya dalam ingatan yang
sewaktu-waktu apat diproses dan dikembangkan lebih lanjut.
2. Kedua, siswa membangun pengetahuan secara aktif. Belajar adalah suatu kegiatan yang
dilakukan siswa, bukan sesuatu yang dilakukan terhadap siswa. Siswa tidak menerima
pengetahuan dari guru atau kurikulum secara pasif.
3. Ketiga, pengajar perlu mengembangkan kompetensi dan kemampuan siswa. Kegiatan
belajar mengajar harus lebih menekankan pada proses daripada hasil. Setiap orang pasti
mempunyai potensi. Paradigma lama mengklasifikasikan siswa dalam kategori prestasi
belajar seperti dalam penilaian ranking dan hasil-hasil tes. Paradigma baru
mengembangkan kompetensi dan potensi siswa berdasarkan asumsi bahwa usaha
pendidikan bisa meningkatkan kemampuan siswa sampai setinggi yang dia bisa.
4. Keempat, pendidikan adalah interaksi pribadi di antara para siswa dan interaksi antara guru
dan siswa. Kegiatan pendidikan adalah suatu proses sosial yang tidak dapat terjadi tanpa
interaksi antarpribadi. Belajar bukan hanya proses pribadi, tetapi juga proses sosial yang
terjadi ketika masing-masing orang berhubungan dengan yang lain dan membangun
pengertian dan pengetahuan bersama.