Anda di halaman 1dari 6

Nama : Andresia Pitri

Nim : 856793738
Mk : Strategi Pembelajaran
1. Mengapa dalam proses pembelajaran seorang guru harus menggunakan strategi pembelajaran ?
2. Jelaskan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan penggunaan strategi
pembelajaran !
3. Jelaskan perbedaan pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran !
4. Jelaskan mengapa perlunya pembelajaran tematik untuk anak SD
5. Sesuai dengan Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, maka ada 3 proses yang
harus dilalui oleh peserta didik pada kegiatan inti di kegiatan pembelajaran. ” Kegiatan inti
merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini
dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. ”
Apa, dan bagaimana proses tersebut?

Jawab

1. Karna Strategi pembelajaran merupakan suatu bidang keilmuan yang canggih. Dengan kata lain,
karena strategi pembelajaran membutuhkan cakupan keilmuan yang sangat luas. Tidak hanya itu,
strategi pembelajaran juga mencakup tentang berbagai macam ilmu metode pengajaran, berbagai
macam teori, berbagai macam konsep, berbagai macam model pembelajaran, serta berbagai
macam model pengelolaan kelas itu sebabnya dalam proses pembelajaran seorang guru harus
manggunakan strategi pembelajaran.

2. faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan penggunaan strategi pembelajaran


a. Faktor Tujuan Pembelajaran Tujuan merupakan faktor yang paling pokok, sebab semua
faktor yang ada di dalam situasi pembelajaran, termasuk strategi pembelajaran, diarahkan dan
diupayakan semata-mata untuk mencapai tujuan. Tujuan pengajaran menggambarkan tingkah
laku yang harus dimiliki mahasiswa setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan.
Tingkah laku tersebut dalam dikeleompokkan ke dalam kelompok pengetahuan (aspek
kognitif), keterampilan (aspek psikomotorik), dan sikap (aspek afektif).
b. Faktor Materi Pembelajaran Dilihat dari hakikatnya, ilmu atau materi pelajaran memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Karakteristik ilmu atau materi pelajaran membawa implikasi
terhadap penggunaan cara dan teknik dalam pembelajaran. Secara teoritis di dalam ilmu atau
materi terdapat beberapa sifat materi, yaitu fakta, konsep, prinsip, masalah, prosedur
(keterampilan), dan sikap (nilai).
c. Faktor Siswa Siswa sebagai pihak yang berkepentingan di dalam proses pembelajaran, sebab
tujuan yang harus dicapai semata-mata untuk mengubah perilaku siswa itu sendiri. Beberapa
hal yang perlu dipertimbangkan ialah jumlah siswa yang terlibat di dalam proses
pembelajaran. Dalam hal ini perlu dipertimbangkan bahwa:
- Siswa sebagai keseluruhan. Dalam arti segala aspek pribadinya diperhatikan secara utuh.
- Siswa sebagai pribadi tersendiri.
- Setiap siswa memiliki perbedaan dari yang lain dalam hal kemampuan, cara belajar,
kebutuhan, dan sebagainya, yang berkaitan erat dengan proses pembelajaran.Tingkat
perkembangan siswa akan mempengaruhi proses pembelajaran.
d. Faktor Fasilitas turut menentukan proses dan hasil belajar. Misalnya, jika guru atau dosen
merencanakan akan menggunakan metode demonstrasi dalam mengajarkan suatu
keterampilan kepada mahasiswa dengan menggunakan alat pembelajaran yang telah
ditetapkan. Akan tetapi, jika ternyata alatnya kurang lengkap atau sama sekali tidak ada,
maka proses yang telah direncanakan tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya dan
hasilnya tidak akan tercapai sesuai yang diharapkan.
e. Faktor Waktu dapat dibagi dua, yaitu yang menyangkut jumlah waktu dan kondisi waktu. Hal
yang menyangkut jumlah waktu adalah berapa jumlah jam pelajaran yang tersedia untuk
proses pembelajaran. Sedangkan yang menyangkut kondisi waktu ialah kapan pembelajaran
itu dilaksanakan. Pagi, siang, sore atau malam, kondisinya akan berbeda. Hal tersebut akan
berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang terjadi.
f. Faktor guru adalah salah satu faktor penentu, pertimbangan semua faktor di atas akan sangat
bergantung kepada kreativitas guru. Dedikasi dan kemampuan gurulah yang pada akhirnya
mempengaruhi proses pembelajaran.

3. perbedaan pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran

a. Pendekatan berhubungan langsung dengan penggunaan sudut pandang guru terhadap proses
berlangsungnya pembelajaran. Sifatnya yang konseptual dan masih berupa paradigma membuat
pendekatan memiliki ruang lingkup yang sangat luas. Sebagai seorang tenaga pendidik, kita harus
bisa mengasumsikan seperti apa arah pelajaran yang akan ditempuh. Membekali diri dengan
berbagia teori, pengetahuan, dan strategi merupakan bagian dari pendekatan pembelajaran. Ibarat
jika guru adalah pilot, dan siswa adalah penumpang, maka pilot harus tau kemana ia harus
membawa seluruh penumpangnya terbang tanpa terkecuali. Menghadapi serta mengantisipasi
segala problematika penerbangan yang mungkin terjadi. Membekali diri dengan ilmu
pengetahuan tentang penerbagan dan lain sebagainya. Jika dilihat dari sudut pandang sosiologi
(tingkah laku siswa) pendekatan memiliki arti lain. Yakni, bagaimana guru bisa memberikan
treatment khusus pada masing-masing siswa. Karena seperti yang kita ketahui bahwa perilaku
siswa berbeda satu sama lain, oleh karenanya guru juga harus bisa memberikan treatment yang
berbeda. Namun, dalam kasus tertentu ketika guru harus mengajarkan materi dalam kondisi kelas
yang padat maka pendekatan pembelajaran bisa dilakukan secara general.Di Indonesia sendiri
banyak tenaga pendidik yang menggunakan pendekatan saintifik (scientific approach).
Pendekatan tersebut merupakan buah hasil kesepakatan pada kurikulum 2013 yang harus dipakai
oleh guru di semua tingkatan (SD, SMP, SMA/SMK). pendekatan saintifik sendiri lebih
menitikberatkan pembelajaran secara ilmiah sehingga mampu menstimulasi kemampuan berpikir
kritis, logis, dan objektif.

b. Strategi adalah Strategi pembelajaran adalah langkah-langkah implementasi nyata yang disusun
secara prosedural untuk mendapatkan hasil optimal. Bisa dibilang strategi membahas bagaimana
cara guru menyampaikan materi agar lebih mudah diterima oleh siswa. Hingga saat ini banyak
sekali metode pembelajaran yang sudah dikembangkan. misalnya saja untuk menjalankan metode
pembelajaran student centered learning, guru harus bisa menyusun strategi berupa langkah-
langkah agar siswa bisa berperan aktif dalam KBM. Banyak yang salah mengartikan antara
metode, strategi dan model pembelajaran. Padahal perbedaan antar istilah tersebut sangatlah jelas
bahwa strategi berada di bawah metode. Strategi adalah wujud rencana untuk melaksanakan
metode pembelajaran agar bisa berjalan dengan baik. Rencana tersebut biasanya dirumuskan
dalam bentuk langkah dan tahapan dalam dokumen RPP

c. Metode Dalam bahasa inggris kita sering menyebutnya sebagai “teaching method“. Pengertian
metode adalah cara yang ditempuh dan diimplementasikan secara nyata unutk mencapai target
pembelajaran. Dalam implementasinya, metode dipengaruhi berbagai unsur seperti partisipasi
siswa misalnya. Sedangkan pemilihan metode pembelajaran biasanya ditentukan berdasarkan
tingkat kesulitan materi yang disampaikan. Bukan berarti jika tingkat kesulitan materi semakin
tinggi maka metode yang diambil juga semakin baik. Karena pada dasarnya setiap metode itu
sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan.Lantas apa maksud pernyataan diatas?
maksudnya guru harus bisa membaca situasi dan memilih metode yang sesuai untuk penyampaian
materi tertentu. Misalnya saja jika kita guru matematika dan mengajar menggunakan metode
ceramah. Sudah pasti siswa akan merasa bosan karena seharusnya matematika bisa diajarkan
secara maksimal jika dipraktekan. maka dari itu metode yang diterapkan adalah “student centered
learning” atau pembelajaran yang berorientasi pada siswa. Dari sini kita sudah bisa menangkap
perbedaan metode dan strategi dari segi konsepnya.Berdasarkan penjelasan Brew (2008, p.98),
pemilihan metode mengajar bisa dibagi menjadi beberapa jenis. Metode tersebut terus
berkembang seiring berjalannya waktu mengikut arus perkembangan jaman. Di Indonesia sendiri
pemerintah terus memperbarui metode valid yang dipergunakan guru melalui revisi kurikulum
setiap periodenya. Hingga saat ini pemerintah menerapkan metode pembelajaran student centered
learning dimana siswa menjadi pusatnya dan guru hanyalah sebagai fasilitator saja. Pemilihan
metode ini tentunya harus diimbangi dengan strategi mengajar dan model pembelajaran yang
variatif.

d. Tehnik pembelajaran adalah yang notabennya menjadi turuan dari pada metode, strategi, dan
pendekatan. Teknik pembelajaran lebih berokus pada trik yang diimplementasikan dalam metode
sebagai salah satu rencana agar proses jalannya KBM bisa berjalan lancar. Ketika seorang guru
sudah menentukan ingin memakai metode collaborative dengan pendekatan saintifik misalnya, ia
harus menyusun strategi berupa teknik dan langkah pembelajaran yang sesuai dengan metode
yang dipilihnya. Contoh lain pengaplikasian teknik mengajar dapat kita lihat pada metode
pembelajaran ceramah. Guru memerlukan teknik mengajar yang berbeda ketika menghadapi
kelas dengan populasi padat, sedang, dan sedikit.

4. Jika kita mempertanyakan mengapa untuk implementasi Kurikulum 2013 di SD harus


menggunakan pembelajaran tematik, maka untuk menjawabnya kita harus memahami landasan
filosofis, psikologis, dan yuridis. Dengan memahami ketiganya, maka kita akan maklum mengapa
pembelajaran tematik dianggap paling cocok untuk digunakan.
- Landasan Filosofis Secara filosofis ada 3 faham yang melandasi mengapa di sekolah
dasar (SD) diterapkan pembelajaran tematik, yaitu fahan progresivisme, faham
konstruktivisme, dan faham humanisme.
- Progresivisme. Faham ini menekankan bahwa proses pembelajaran perlu ditekankan pada
pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural),
dan memperhatikan pengalaman siswa
- Konstruktivisme. Faham konstruktivisme menghendaki agar anak mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan
lingkungannya.
- Humanisme. Faham humanisme memandang siswa sebagai individu yang memiliki
keunikan/kekhasannya, potensi, dan motivasi masing-masing.
- Landasan Psikologis Menurut psikologi perkembangan, untuk menentukan tingkat
keluasan dan kedalamannya isi (materi pembelajaran) haruslah disesuaikan dengan tahap
perkembangan peserta didik. Sementara itu psikologi belajar menjelaskan bagaimana
isi/materi pembelajaran disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus
mempelajarinya. Dalam proses belajarnya, anak-anak usia sekolah dasar mempunyai
pemikiran yang bersifat konkrit, integratif, dan hierarkis.

Konkrit dimaknai sebagai proses belajar harusnya beranjak dari hal-hal yang konkrit
yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diutak-atik. Integratif dimaknai
sebagai keadaan di mana anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu
keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu.
Sementara hierarkis bermakna bahwa anak belajar berkembang secara bertahap mulai
dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks.

Belajar seharusnya adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa
kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian yang bersifat menetap dalam tingkah laku
yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Pembelajaran adalah proses
interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik.
Kegiatan pembelajaran bermakna jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan
memberikan rasa aman, bersifat individual dan kontekstual, anak mengalami langsung
yang dipelajarinya

- Landasan Yuridis Adapun landasan yuridis untuk implementasi pembelajaran tematik


dalam Kurikulum 2013 adalah:
- UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
- UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
- INPRES N0. 1 Tahun 2010 tentang Peningkatan Mutu Pendidikan
Dalam implementasi Kurikulum 2013 di SD, pembelajaran tematik di SD sangat penting
peranannya. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menekankan keterlibatan siswa
dalam proses belajar secara aktif sehingga siswa memperoleh pengalaman langsung dan terlatih
untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Peserta didik
diharapkan akan menerapkan konsep yang diperolehnya dalam kegiatan belajarnya sambil
melakukannya secara riil.
5. A. Kegiatan eksplorasi ialah kegiatan dalam mencari dan menghimpun warta dengan memakai
media untuk memperkaya pengalaman mengelola informasi, memfasilitasi akseptor didik
berinteraksi sehingga siswa (peserta didik) aktif, mendorong siswa mengamati banyak sekali
gejala, menangkap tanda-tanda yang membedakan dengan tanda-tanda pada insiden lain,
mengamati objek di lapangan dan laboratorium.

Peran guru dan siswa (peserta didik) dalam siklus eksplorasi


Peran siswa :
- membaca, berdiskusi, atau melaksanakan percobaan
- mengumpulkan dan mengolah data

Peran Guru :

- menggunakan banyak sekali pendekatan dan media


- memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan
sumber belajar
- melibatkan siswa secara aktif

b. Elaborasi

Kegiatan klarifikasi terperinci ialah kegiatan membaca dan menuliskan hasil eksplorasi, mendiskusikan,
mendengar pendapat, untuk lebih mendalami sesuatu, menganalisis kekuatan atau kelemahan argumen,
mendalami pengetahuan perihal sesuatu, membangun janji melalui kegiatan kooperatif dan kolaborasi,
membiasakan akseptor didik membaca dan menulis, menguji prediksi atau hipotesis, menyimpulkan
bersama, dan menyusun laporan atau tulisan, menyajikan hasil belajar.
Peran guru dan siswa (peserta didik) dalam siklus elaborasi
Peran siswa :

1. melaporkan hasil eksplorasi secara mulut atau tertulis, baik secara individu maupun kelompok
2. menanggapi laporan atau pendapat teman
3. mengajukan argumentasi dengan santun

Peran Guru :

1. memfasilitasi siswa untuk berpikir kritis, menganalisis, memecahkan masalah,


2. bertindak tanpa rasa takut
3. memfasilitasi siswa untuk berkompetisi

c. Konfirmasi
Kegiatan konfirmasi, ialah kegiatan umpan balik terhadap apa yang dihasilkan siswa melalui pengalaman
belajar, menawarkan apresiasi terhadap kekuatan dan kelemahan hasil berguru dengan memakai teori
yang dikuasai guru, menambah warta yang seharusnya dikuasai akseptor didik, mendorong akseptor didik
untuk memakai pengetahuan lebih lanjut dari sumber yang terpercaya untuk lebih menguatkan
penguasaan kompetensi berguru biar lebih bermakna.
Setelah memperoleh keyakinan, maka siswa mengerjakan tugas-tugas untuk menghasilkan produk
berguru yang konkrit dan kontekstual. Guru membantu siswa menuntaskan duduk kasus dan menerapkan
ilmu dalam kegiatan yang aktual dalam kehidupan sehari-hari.

Peran guru dan siswa (peserta didik) dalam siklus konfirmasi

Peran siswa :

1. melakukan refleksi terhadap pengalaman belajarnya

Peran Guru :

1. memberi umpan balik positif kepada siswa


2. memberi konfirmasi melalui banyak sekali sumber terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
3. berperan sebagai narasumber dan fasilitator
4. memberi contoh biar siswa melaksanakan pengecekan hasil eksplorasi
5. memberi motivasi kepada siswa

Pencarian yang populer

 contoh eksplorasi klarifikasi terperinci dan konfirmasi dalam rpp


 eksplorasi klarifikasi terperinci dan konfirmasi dalam ktsp
 pengertian eksplorasi klarifikasi terperinci dan konfirmasi dalam kegiatan inti pembelajaran
 pengertian klarifikasi terperinci berdasarkan para ahli
 eksplorasi dalam rpp
 contoh kalimat elaborasi
 pengertian eksplorasi dan eksploitasi
 contoh eksplorasi klarifikasi terperinci dan konfirmasi dalam rpp matematika

Anda mungkin juga menyukai