Anda di halaman 1dari 8

A.

Dasar Pertimbangan dalam Memilih Model Pembelajaran


Menurut Harisman (2020: 2) proses belajar dewasa ini menuntut seorang pendidik
memiliki keterampilan atau metode yang beragam agar proses belajar tersebut menyenangkan
dan mampu mengembangkan kemampuan peserta didiknya. Metode merupakan hal yang
lebih
penting dari materi yang akan diajarkan. Metode adalah cara yang paling tepat dan
cepat, kata cepat dan tepat disini sering diungkapkan dengan ungkapan efektif dan
efisien. Di sini seorang guru harus memilih cara yang efektif dan efisien dalam
mentransformasi dan mengembangkan pengetahuan muridnya.
Pembelajaran yang efektif artinya pembelajaran yang dapat dipahami siswa secara
sempurna, dalam hal ini ialah pembelajaran yang berfungsi pada peserta didik. Berfungsi
artinya menjadi milik peserta didik, pengajaran itu membentuk dan mempengaruhi
pribadinya.
Adapun pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang tidak memerlukan
waktu yang lama, artinya pembelajaran tersebut difasilitasi alat–alat pembelajaran
yang dapat mempermudah pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan.
Seorang pendidik yang merupakan salah satu komponen di bidang pendidikan
harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga
profesional. Salah satu peran seorang guru adalah menjadi fasilitator, guru dalam hal
ini akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar, guru
harus menciptakan suasana kegiatan belajar yang sedimikian rupa, serasi dengan
perkembangan siswa, sehingga interaksi belajar-mengajar akan berlangsung secara
efektif (Harisman, 2020: 2).
Lawrence T.Alexander dan Robert H. Dawis dalam jurnal (Ulfa dan Saifudin, 2018: 39)
menyebutkan ada empat faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih strategi
pembelajaran. Faktor tersebut adalah tujuan pembelajaran khusus, keadaan siswa, sumber
belajar, karakteristik teknik penyajian tertentu. Adapun faktor penentu keefektifan strategi
pembelajaran meliputi
a. Struktur pembelajaran yang mencakup komponen- komponen yaitu pendahuluan
pembelajaran, penjelasan dan klarifikasi isi pembelajaran secara jelas, monitoring terhadap

1
pemahaman, pemberian waktu untu praktik/ berlatih, fase penyimpulan dan penutupan
pembelajaran, pendalaman secara terstruktur maupun mandiri.
b. Motivasi anak. Sejumlah variabel motivasi anak misalnya mengacu pada interes/minat
anak diluar sekolah, menyesuaikan aktivitas belajar anak dengan kebutuhan anak, variasi
dalam aktivitas belajar, pengalaman sukses belajar pada anak, tekanan yang menggerakkan
anak belajar, iklim kelas yang kondusif, monitoring terhadap kinerja anak, belajar yang
menantang.
c. Ekspektasi guru. Guru kurang berpengharapan terhadap siswa- siswa yang dianggap
kurang cerdas, kadang tanpa disadari guru memperlakukan siswa- siswa tersebut kurang
baik
sehingga siswa kurang optimis dengan dirinya, kurang produktif, kurang percaya diri untuk
konfirmasi terhadap guru. Namun apabila anak yang kurang cerdas mendapatkan perlakuan
yang sama dengan murid yang lainnya, maka prestasinya cenderung akan meningkat.
d. Pertanyaan kelas. Diantara semua metode pembelajaran, pertanyaan merupakan metode
yang multi guna. Pertanyaan dapat digunakan untuk menilai kesiapan dan kematangan
anak
untuk mempelajari suatu topik, mengarahkan minat, motivasi dan perhatian anak,
mengarahkan pembentukan konsep secara benar, mendeteksi pemahaman anak,
membimbing perilaku positif dan keterlibatan anak dalam belajar.
e. Memaksimalkan waktu. Keberhasilan siswa lebih banyak ditentukan oleh kesempatan
belajar dan kualitas pembelajaran
Berikut penjelasan mengenai begitu pentingnya memperhatikan dasar dalam memilih
model pembelajaran
1. Pentingnya Dasar Pertimbangan Memilih Strategi, Metode, Teknik dalam Pembelajaran
Menurut Sanjaya (2006: 129) pembelajaran pada dasarnya adalah proses
penambahan informasi dan kemampuan baru. Ketika kita berfikir informasi dan
kemampuan apa yang harus dimiliki siswa, maka pada saat itu juga kita semestinya berfikir
strategi apa yang

harus dilakukan agar semua itu dapat tercapai secara efektif dan efesien. Ini sangat penting
untuk dipahami, sebab apa yang harus dicapai akan menentukan bagaimana
cara mencapainya. Oleh karena itu, sebelum menentukan strategi pembelajaran

1
yang dapat digunakan, ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yang
kemudian menjadi dasar pertimbangan dalam memilih strategi tersebut.
Sedangkan menurut Majid (2013: 107) dasar pertimbangan memilih strategi dalam
pembelajaran merupakan bagian penting dari strategi pembelajaran, sebab berfungsi
sebagai landasan dalam menyajikan, menguraikan, memberikan contoh, dan memberi
latihan kepada peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu. Kadang-kadang dalam
pembelajaran, seorang pendidik merasa kaku dengan mempergunakan satu atau dua
metode, menerjemahkan metode itu secara sempit, hal ini bisa saja disebabkan karena
kurang memperhatikan dasar-dasar pertimbangan tersebut.
Seorang pendidik yang menyiapkan strategi pembelajaran secara rinci dan
terstruktur akan mampu menyuguhkan materi kepada peserta didik dengan baik.
Dasar pertimbangan memilih strategi, metode, dan teknik dalam tulisan ini
merupakan bahan pertimbangan dalam menetapkan strategi yang ingin diterapkan.
Misalkan untuk mencapai tujuan yang berhubungan dengan aspek kognitif, akan
memiliki strategi yang berbeda dengan upaya untuk mencapai tujuan yang afektif
psikomotor. Demikian juga halnya, untuk mempelajari bahan pelajaran yang bersifat
fakta akan berbeda dengan mempelajari bahan pembuktian suatu teori, dan lain
sebagainya.
Menurut Sanjaya (2006: 130) ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan seorang
guru di dalam menggunakan suatu strategi pembelajaran menurut Wina sanjaya, yaitu
pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai, pertimbangan
yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran, dan pertimbangan dari
sudut siswa.
a. Pertimbangan yang Berhubungan dengan Tujuan yang Ingin Dicapai
Setiap orang yang mengerjakan sesuatu haruslah mengetahui dengan jelas
tentang tujuan yang hendak dicapainya. Demikian juga setiap pendidik atau guru
yang pekerjaan pokoknya mendidik dan mengajar harus mengerti dengan jelas
tentang tujuan pendidikan. Pengertian akan tujuan pendidikan ini mutlak perlu sebab
tujuan itulah yang menjadi sasaran dan dan menjadi pengarah daripada tindakan-
tindakanya dalam menjalan fungsinya sebagai guru disamping menjadi sasaran dan
menjadi pengarah, tujuan pendidikan dan pengajaran juga berfungsi sebagai

1
pemilihan dan penentuan alat-alat (termasuk metode) yang digunakan dalam
mengajar.
Pada umumnya tahap-tahap tujuan pendidikan islam meliputi tujuan umum,
tujuan akhir, tujuan sementara dan tujuan operasional (Drajat, 2014: 29. Secara khusus
tujuan pembelajaran merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir pengajaran,
serta
kemampuan yang harus dimiliki peserta didik. Tujuan pembelajaran dapat
menentukan suatu strategi yang harus digunakan seorang pendidik.
Sejalan dengan yang dijelaskan Abdul Majid (2014: 126) bahwa urgensi
penyusunan rumusan pembelajaran dalam RPP sebagai berikut: pertama, agar guru
dapat
melakukan pemilihan strategi, materi, metode, media, dan urutan kegiatan; kedua,
agar guru memiliki komitmen untuk menciptakan lingkungan belajar sehingga
tujuan tercapai; ketiga, membantu guru dalam menjamin evaluasi yang benar. Hal
ini nampak bahwa pada poin pertama menjelaskan bagaimana urgensi tujuan
pembelajaran sebagai dasar dalam pemilihan strategi pembelajaran.
Kemudian berkaitan dengan pertimbangan dengan tujuan yang ingin dicapai
tersebut, pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:
1) Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan aspek
kognitif, efektif dan psikomotor?
2) Bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, apakah tingkat
tinggi atau rendah?
3) Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan akademis?
b. Pertimbangan yang Berhubungan dengan Bahan atau Materi Pembelajaran
Mengajar merupakan usaha untuk mengembangkan seluruh pribadi peserta
didik. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, tetapi
mengembangkan seluruh aspek afektif dan psikomotor. Oleh karena itu, strategi
pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek keribadian secara

terintegritas Waktu yang tersedia dalam pemberian materi pelajaran adalah satu jam
pelajaran. Jadi metode yang akan digunakan harus dirancang sebelumnya.

1
Perangkat pembelajaran tersebut dapat digunakan oleh seorang pendidik.
Metode pembelajaran disesuaikan dengan materi. Seperti dalam bidang studi
PAI, metode yang akan digunakan adalah metode diskusi atau ceramah bisa saja
dilakukan. Hal ini bukan berarti metode lain tidak dipergunakan, metode ceramah
sangat perlu yang waktunya dialokasi sekian menit untuk memberi petunjuk dan
arahan. Kemudian memungkinkan menggunak metode diskusi, karena dari hasil
belajar peserta didik memerlukan pemecahan masalah yang mereka hadapi.
Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran menurut
Sanjaya (dalam Harisman, 2020: 7) adalah:
1) Apakah materi tersebut berupa fakta, konsep, hukum, atau teori tertentu?\
2) Apakah untuk mempelajari materi pmbelajaran itu memerlukan prasyarat tertentu
atau tidak?
3) Apakah tersedia buku-buku sumber untuk mempelajari materi tersebut? Dengan
demikian, metode yang kita gunakan tidak terlepas dari bentuk dan
muatan materi dalam pokok bahasan yang kita sampaikan.
c. Pertimbangan Dari Sudut Siswa
Lebih lanjut Sanjaya dalam (Harisman. 2020: 7) Metode yang kita gunakan di
dalam kelas idealnya perlu mempertimbangkan jumlah siswa yang hadir, agar proses
belajar mengajar efektif. Ukuran kelas juga menetukan keberhasilan, terutama
pengelolaan kelas dan penyampaian materi. Para peserta didik merupakan faktor yang
tak kalah penting yang harus dipertimbangkan oleh guru dalam memilih metode
mengajar. Ini sebab metode mengajar itu ada yang menuntut pengetahuan dan kecekatan
tertentu misalnya; metode diskusi menuntut pengetahuan yang cukup banyak supaya
peserta diskusi dapat mengetahui serta menilai benar atau salahnya suatu pendapat yang
dikemukakan peserta lain dan penguasaan bahasa serta keterampilan dalam
mengemukakan pendapat.
Adapun beberapa pertimbangan dilihat dari sudut siswa adalah sebagai
berikut:
1) Apakah strategi pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan siswa?
2) Apakah strategi pembelajaran sesuai dengan minat, bakat, dan kondisi
siswa?

1
3) Apakah strategi belajar sesuai dengan gaya belajar siswa?.
Selain itu, Riyanto dalam (Harisman, 2020: 8-9) juga memberikan pandangannya
berkenaan dengan dalam pemilihan dan penetapan strategi pembelajaran ada beberapa
hal yang perlu dijadikan sebagai pertimbangan antara lain:
1) Kesusaian dengan tujuan intruksional yang hendak dicapai.
2) Kesusaian dengan bahan bidang studi yang terdiri dari aspek-aspek
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai.
3) Strategi pembelajaran itu mengandung seperangkat kegiatan pembelajaran
yang mungkin mencakup penggunaan beberapa metode pengajaran yang
relevan dengan tujuan dan materi pelajaran.
4) Kesusaian dengan kemampuan profesional guru bersangkutan terutama
dalam rangka pelaksanaannya di kelas.
5) Cukup waktu yang tersedia, karena erat kaitannya dengan waktu belajar
dan banyaknya bahan yang harus disampaikan.
6) Kesediaan unsur penunjang, khususnya media instruksional yang relevan
dan peralatan yang memadai.
7) Suasana lingkungan dalam kelas dan lembaga pendidikan secara
keseluruhan.
8) Jenis-jenis kegiatan yang serasi dengan kebutuhan dan minat siswa,
karena erat kaitannya dengan tingkat motivasi belajar untuk mencapai
tujuan intruksional.
Semua faktor tersebut mendasari pemilihan dan penggunaan strategi
pembelajaran yang dinilai lebih sesuai bagi pembelajaran. Strategi pembelajaran
banyak macamnya. Seorang guru dapat memilih satu atau beberapa strategi
sekaligus dan diterapkan secara bervariasi sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai,
materi yang disampaikan, siswa, lingkungan, serta kemampuan pengajar itu sendiri
untuk melaksanakannya.
B. Ciri-Ciri Model Pembelajaran yang Baik
Menurut Rofa’ah (2016: 71) menjelaskan ada beberapa ciri-ciri model pembelajaran
secara khusus daintaranya adalah:

1
1. Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya.
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa mengajar.
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
dengan berhasil.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Ciri-ciri model pembelajaran yang baik yaitu adanya keterlibatan intelektual


dan emosional peserta didik melalui kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat,
dan pembentukan sikap, adanya keikutsertaan peserta didik secara aktif dan kreatif.
Selama pelaksanaan model pembelajaran guru bertindak sebagai fasilitator,
koordinator, mediator dan motivator kegiatan belajar peserta didik.
Menurut Asyafah (2019: 23) Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus
yang tidak dimiliki oleh strategi, metode, atau prosedur. Terdapat beberapa ciri- ciri
tersebut antara lain:
1. Rasional teoretik yang logis, disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran
yang akan dicapai).
3. Tingkah laku mengajar-pelajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
dengan berhasil;
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
Lebih lanjut Asyafah (2019: 24) menjelaskan Suatu model pembelajaran dapat
dikatakan baik jika memenuhi kriteria tertentu. Terdapat tiga kriteria, yaitu valid,
praktis, dan efektif. Sahih (valid) adalah kesahihan suatu model pembelajaran dinilai
dengan dua hal,yaitu:
1. Apakah model pembelajaran yang didisain didasarkan pada rasionalitas dan teori
yang kuat?
2. Apakah terdapat konsistensi internalnya?. Praktis, merupakan aspek kepraktisannya
dapat diuji dengan:
a. Penilain para ahli dan para praktisi yang menyatakan bahwa model
yang dikembangkan dapat diterapkan secara praktis,

1
b. Uji lapangan (implementasi model) yang menun- jukkan bahwa apa yang
dikembangkan tersebut dapat diterapkan. Efektif; Aspek
Efektivitas dapat diuji dengan:
1. Penilaian para ahli dan praktisi berdasarkan pengalamannya menyatakan bahwa model
tersebut efektif,
2. Hasil uji (penelitian) empirik yang menunjukkan efektivitas model tersebut dalam
mencapai hasil yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai