Anda di halaman 1dari 19

MEDIA PENDIDIKAN

(Hakikat, Landasan Penggunaan, Urgensi dan Karakteristik

Serta Ragam Media Pendidikan)

Izzatun Najiha
(Pascasarjana Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung)
Email : najihaizzatun@gmail.com

Abstract : This study aims to describe educational media which includes the nature, basis of use,
urgency and characteristics as well as the variety of the media itself. The research method used in
this research is qualitative research with the type of document or text study which is a study that
focuses on the analysis or interpretation of written material based on the context. Materials can be
in the form of published notes (journals, articles and others), textbooks, newspapers, magazines,
letters, films, diaries, manuscripts, articles, and the like. The results of this study are that the media
has a very important role in the teaching and learning process to achieve educational goals. Media
education has been used since the time of the Prophet Muhammad. Several verses in the Koran also
discuss educational media, one of which is the Koran surah al-Alaq verse 4.

Keywords : Learning Media, Nature, Foundation

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan media pendidikan yang


meliputi hakikat, landasan penggunaan, urgensi dan karakteristik serta ragam dari media
itu sendiri. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kualitatif dengan jenis studi dokumen atau teks yang merupakan kajian yang
menitik beratkan pada analisis atau interpretasi bahan tertulis berdasarkan konteksnya.
Bahan bisa berupa catatan yang terpublikasikan (jurnal, artikel dan lainnya), buku teks,
surat kabar, majalah, surat-surat, film, catatan harian, naskah, artikel, dan sejenisnya.
Adapun hasil penelitian ini yaitu media mempunyai peran yang sangat penting dalam
proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Media pendidikan sudah
digunakan sejak zaman Rasulullah SAW. Beberapa ayat dalam al-Quran juga membahas
tentang media pendidikan salah satunya al-Quran surah al-Alaq ayat 4.

Kata Kunci : Media Pembelajaran, Hakikat, Landasan

1| Ilmu dan Tafsir Tarbawi


A. PENDAHULUAN
Manusia tidak bisa terlepas dari pendidikan khususnya umat
islam karena pendidikan sangat penting dalam kehidupan. Berbicara
mengenai pendidikan tentu tidak terlepas dari adanya media/alat
pembelajaran. Media pendidikan merupakan sarana yang digunakan
untuk membantu proses belajar mengajar. Kehadiran alat/media
pembelajaran mempunyai arti yang cukup penting, karena apabila
terdapat ketidakjelasan materi yang disampaikan dalam proses belajar
mengajar maka dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai
perantara.
Pada zaman Nabi SAW sudah dikenal kegiatan belajar mengajar,
sehingga kalau dilihat kembali pada zaman Nabi SAW sebenarnya
media pembelajaran itu sendiri sudah ada dan sudah diaplikasikan oleh
Rasulullah SAW. Beliau dalam mengajarkan ilmu pengetahuan kepada
sahabat-sahabatnya tidak lepas dari adanya media sebagai sarana
penyampaian materi ajaran agama Islam. Media pendidikan yang
diterapkan Rasulullah pada masa itu dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan dunia pendidikan seiring dengan perkembangan IPTEK
(ilmu pengetahuan dan teknologi) dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam sampai dengan sekarang.1
Pada zaman ini pengetahuan dan teknologi terus mengalami
perkembangan. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini
semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan
hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para pendidik dituntut agar
mampu menggunakan media yang dapat disediakan oleh sekolah, dan
tidak tertutup kemungkinan bahwa media tersebut sesuai dengan
perkembangan dan tuntutan zaman. Di samping itu, pendidik juga
dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media
pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum
tersedia. Untuk itu pendidik harus memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran.
Dalam penelitian ini dipaparkan mengenai pengertian media
pendidikan, hakikat, landasan penggunaan, urgensi dan karakteristik
serta ragam media pendidikan.

1
Mihmidaty Ya’cub, Media Pendidikan Perspektif Al Quran Hadits Dan Pengembangannya ,
CENDEKIA: Jurnal Studi Keislaman Volume 4, Nomor 2, Desember 2018, hlm. 113.

2| Ilmu dan Tafsir Tarbawi


B. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono penelitian kualitatif adalah
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah,
dimana peneliti merupakan instrumen kunci. Adapun jenis penelitian
yang digunakan yaitu jenis studi dokumen atau teks yang merupakan
kajian yang menitik beratkan pada analisis atau interpretasi bahan
tertulis berdasarkan konteksnya. Bahan bisa berupa catatan yang
terpublikasikan (jurnal, artikel dan lainnya), buku teks, surat kabar,
majalah, surat-surat, film, catatan harian, naskah, artikel, dan sejenisnya.
Penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam mengenai media
pendidikan baik itu hakikat, landasan, karakteristik maupun
ragam/jenisnya yang dikumpulkan dari berbagai sumber seperti buku,
artikel, jurnal dan sebagainya.

C. PEMBAHASAN
1. Hakikat Media Pendidikan
Kata “media” berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk
jamak dari kata “medium”, yang secara harfiyah memiliki arti
“perantara” atau pengantar.2 Sedangkan menurut Zakiah Daradjat,
media pendidikan merupakan suatu benda yang dapat dilihat,
didengar ataupun diraba/dirasakan, baik yang terdapat di dalam
maupun di luar kelas, yang digunakan sebagai alat komunikasi
dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan efektivitas hasil
belajar siswa.3
Menurut Ahmad D. Marimba alat pendidikan yaitu segala
sesuatu yang dipergunakan dalam usaha mencapai tujuan.4
Sedangkan menurut Asnawir dan Basyiruddin Usman dalam
bukunya yang berjudul “Media Pembelajaran” menjelaskan bahwa

2
M. Ramli, ‛Media Pembelajaran dalam Pespektif Qur’an dan Hadis‛, dalam Ittihad, Jurnal
Kopertais Wilayah XI Kaimantan, Volume 13, Nomor 23, 25 April 2015, hlm.
3
Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, Cet.III (Jakarta: Bumi
Aksara, 1995), hlm. 226.
4
Ahmad D. Marimba, PengantarFilsafatPendidikan Islam, (Bandung: Al-Maarif, 2010),
hlm. 50.

3| Ilmu dan Tafsir Tarbawi


media pembelajaran merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan
pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien
(siswa) sehinga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada
dirinya.5 Selanjutnya Joni Purwono menjelaskan bahwa media
pembelajaran memiliki peranan penting dalam menunjang kualitas
proses belajar mengajar.6
Istilah media pembelajaran memiliki beberapa pengertian secara
luas dan secara sempit. Adapun secara luas yang dimaksud dengan
media pembelajaran adalah setiap orang, materi atau peristiwa yang
memberikan kesempatan pada siswa untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Adapun pengertian secara
sempit adalah sarana non personal (bukan manusia) yang digunakan
oleh guru yang memegang peranan dalam proses belajar mengajar
untuk mencapai tujuan.
Di era digital, pendidik tidak hanya harus mampu menggunakan
media pembelajaran klasik tetapi juga media pembelajaran yang
modern. Beberapa temuan penelitian juga menunjukkan dampak
positif media yang digunakan sebagai bagian integral dari
pembelajaran di kelas atau sebagai cara utama pembelajaran
langsung. Dampak penggunaan media dalam komunikasi dan
pembelajaran yaitu (1) penyampaian pembelajaran menjadi lebih
standar; (2) proses pembelajaran bisa lebih menarik; (3) proses
pembelajaran menjadi lebih interaktif; (4) lamanya waktu yang
dibutuhkan untuk belajar bisa dipersingkat; (5) kualitas hasil belajar
dapat ditingkatkan; (6) proses pembelajaran dapat diberikan
kapanpun diinginkan atau dibutuhkan; (7) menimbulkan sikap
positif peserta didik terhadap apa yang dipelajari; dan (8) peran
pendidik bisa berubah ke arah yang lebih positif .7
Media/alat pendidikan meliputi dua macam yaitu: Perbuatan
pendidik (biasa disebut software atau immaterial); mencakup

5
Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta Selatan: Ciputat Press,
2002), hlm. 11.
6 Purwono. Joni, dkk. Penggunaan Media Audio-Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam Di Sekolah Menengah Pertama Negeri1 Pacitan. Dalam Jurnal Teknologi
Pendidikan dan Pembelajaran Vol.2, No.2, 2014, hlm. 127.
7
Muhammad Hasan dkk, Media Pembelajaran, (Tahta Media Grup, 2021), hlm. 5.

4| Ilmu dan Tafsir Tarbawi


nasehat, teladan, larangan, perintah, pujian, teguran, ancaman dan
hukuman. Kemudian benda-benda sebagai alat bantu (bisa disebut
hardware atau material); mencakup meja, kursi belajar, papan tulis,
penghapus, kapur tulis, buku, dan sebagainya 8

2. Landasan Penggunaan Media Pendidikan

Media pembelajaran sudah digunakan di kalangan masyarakat


Mesir Kuno. Pada saat itu para pendidik telah mengajarkan anak-
anak untuk menulis berbagai contoh yang harus mereka tiru dengan
mengambil papan kayu untuk menuliskan contoh yang ditiru dari
gurunya. Ketika itu terlintas untuk mengumpulkan daun dan
gulungan-gulungan yang selanjutnya menjelma menjadi buku. Pada
saat itu masyarakat Mesir kuno menggunakan papyrus sebagai
media menulis. Jadi papyrus sendiri merupakan bahan yang
menyerupai kertas tebal yang digunakan pada zaman dahulu
sebagai tempat menulis. Bahan ini dibuat dari empulur tumbuhan
papirus yang tumbuh di lahan basah. Di wilayah jazirah Arab, pada
masa Nabi Muhammad SAW, tanaman ini selain dimanfaatkan
untuk tikar, juga dipakai untuk menulis Al-Qur'an serta bahan obat-
obatan tradisional.9

Selain masyarakat Mesir kuno, kalangan masyarakat Yunani


kuno juga menggunakan media dalam pembelajaran membaca dan
menulis walaupun berbeda dengan yang berlaku di Mesir kuno.
Anak-anak menggunakan media pasir sebagai media pembelajaran
dengan cara menuliskan huruf-huruf di pasir. Sementara itu, orang-
orang Romawi menggunakan huruf-huruf yang dituliskan di batu
lilin sebagai media pembelajaran. Demikian juga masyarakat Arab di
masa pra Islam menggunakan media yang berbeda-beda untuk
kegiatan pembelajaran, terutama dalam belajar mengeja atau
berhitung.
Allah menurunkan al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW
untuk menjelaskan segala sesuatu kepada manusia sehingga manusia

8
Qurrata Akyuni, Alat Pendidikan Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini, Tarbiyatul-
Aulad Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak, Vol. 8, No. 01, Januari 2022, hlm. 34.
9
https://id.wikipedia.org/wiki/Papirus diakses tanggal 24 November 2022 pukul 14.46 WIB

5| Ilmu dan Tafsir Tarbawi


dituntut menggunakan media untuk menjelaskan sesuatu itu seperti
dalam Al-Qur'an surah al-‘Alaq ayat 4 yaitu :

‫علَّ َم بِا ْلقَلَ ِم‬ ْ ‫الَّذ‬


َ ‫ِي‬
"Yang mengajar (manusia) dengan pena."10

Di antara bentuk kepemurahan Allah adalah Ia mengajari


manusia mampu menggunakan alat tulis. Mengajari di sini
maksudnya memberinya kemampuan menggunakannya. Dengan
kemampuan menggunakan alat tulis itu, manusia bisa menuliskan
temuannya sehingga dapat dibaca oleh orang lain dan generasi
berikutnya. Dengan dibaca oleh orang lain, maka ilmu itu dapat
dikembangkan. Dengan demikian, manusia dapat mengetahui apa
yang sebelumnya belum diketahuinya, artinya ilmu itu akan terus
berkembang. Demikianlah besarnya fungsi baca-tulis.11

Sebagai sarana penyampaian materi ajar, Rasulullah tidak pernah


lepas dari media pembelajaran. Menurut sebagian riwayat dijelaskan,
beliau seringkali menjelaskan sesuatu di hadapan para sahabat
dengan menggunakan ranting, kerikil, tangan, dan lainnya. Ini
menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW pun memanfaatkan
media dalam menyampaikan materi pelajaran.
Terdapat beberapa tinjauan tentang landasan atau dasar
penggunaan media pembelajaran yang berkembang dalam dunia
pendidikan diantaranya yaitu landasan filosofis, psikologis,
teknologis dan empirik. 12
a. Landasan Filosofis
Seorang guru dalam menggunakan media pembelajaran
perlu memperhatikan landasan filosofis. Artinya, penggunaan
media semestinya didasarkan pada nilai kebenaran yang telah
ditemukan dan disepakati banyak orang baik kebenaran
akademik maupun kebenaran sosial. Misalnya, isi pesan

10
Q.S Al-Alaq Ayat 4
11
https://quranhadits.com/quran/96-al-alaq/al-alaq-ayat-4/ diakses tanggal 24 November 2022
pukul 15.54 WIB
12
M. Ramli, ‛Media Pembelajaran dalam Pespektif Qur’an dan Hadis‛, dalam Ittihad, Jurnal
Kopertais Wilayah XI Kaimantan, Volume 13, Nomor 23, 25 April 2015, hlm. 135-136.

6| Ilmu dan Tafsir Tarbawi


(materi pelajaran) yang disampaikan kepada siswa seharusnya
sudah merupakan kebenaran yang teruji secara obyektif,
radikal dan empiris. Jangan sampai materi pelajaran masih
salah, tidak baik, dan tidak indah yang disampaikan kepada
peserta didik. Seorang guru perlu mengecek unsur kebenaran
materi sebelum disampaikan kepada peserta didik. Proses
inilah yang disebut penggunaan landasan filosofis dalam
memilih isi dan media pembelajaran.
Media yang digunakan guru juga perlu dicek kembali
kebenaran dan ketepatannya. Guru yang memilih media
belum sesuai dengan materi yang akan disampaikan berarti
media tersebut tidak benar, tidak bagus, dan tidak indah
artinya penggunaan media yang tidak tepat belum
mempertimbangkan landasan filosofis.
Penggunaan berbagai media hasil teknlogi baru di dalam
kelas dapat mengakibatkan proses pembelajaran yang kurang
manusiawi karena peserta didik dianggap seperti robot yang
dapat belajar sendiri dengan mesin atau dehumanisasi.
Namun, dengan berbagai media pembelajaran justru peserta
didik dapat memiliki banyak pilihan yang lebih sesuai dengan
karakteristik pribadinya. Peserta didik dalam konteks ini
dihargai dengan harkat kemanusiaannya diberi kebebasan
untuk menentukan pilihan, baik cara maupun alat sesuai
dengan kemampuannya. Ini berarti, penerapan teknologi
tidak berarti dehumanisasi. Perbedaan pendapat itu
sebenarnya tidak perlu muncul, yang terpenting, bagaimana
pandangan pendidik terhadap peserta didik dalam proses
pembelajaran. Jika pendidik menganggap peserta didik
sebagai manusia yang berkarakter dan berkemampuan
berbeda, menggunakan media hasil teknologi atau tidak,
proses pembelajaran tetap dilakukan dengan pendekatan
humanisme. Inilah landasan filsofis penggunan media
pembelajaran.

7| Ilmu dan Tafsir Tarbawi


b. Landasan Psikologis
Landasan psikologis penggunaan media pembelajaran
ialah alasan mengapa media pembelajaran dipergunakan
ditinjau dari kondisi pelajar dan bagaimana proses belajar itu
terjadi.13
Penggunaan media pembelajaran dilihat dari landasan
psikologis didasarkan atas beberapa pertimbangan: (1) belajar
merupakan proses kompleks dan unik sehingga pengelolaan
proses pembelajaran harus diusahakan dapat memberikan
fasilitas belajar - media dan metode pembelajaran – yang
sesuai dengan perbedaan individual peserta didik, (2) persepsi
berarti mengenal sesuatu melalui alat indera. Orang akan
memeroleh pengertian dan pemahaman tentang dunia luar
dengan jelas jika ia mengalami proses persepsi yang jelas. Hal-
hal yang memengaruhi kejelasan persepsi antara lain keadaan
alat indera seperti mata, telinga, dan sebagainya, perhatian,
minat, dan pengalaman, serta kejelasan obyek yang diamati.
c. Landasan Teknologis
Istilah teknologi dalam pembelajaran ini artinya ialah
memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mengefektifkan
proses pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran
(pendidikan). Teknologi pembelajaran adalah proses yang
kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide,
peralatan, dan organisasi, untuk menganalisis masalah,
mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan
mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana
kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol. 14
Penggunaan media dalam pembelajaran berarti
memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mengefektifkan
proses pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran
(pendidikan). Teknologi pembelajaran proses yang kompleks
dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan,

13
Hambali, ‛Landasan Media Pembelajaran‛, dalam Modul 4, Jurnal Ekonomika, Universitas
Almuslim Bireuen, hlm. 29.
14
Abdul Haris Pito, Media Pembelajaran Dalam Perspektif Al-Quran, Andragogi Jurnal Diklat
Teknis, Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018, hlm. 102.

8| Ilmu dan Tafsir Tarbawi


dan organisasi, untuk menganalisis masalah, mencari cara
pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola
pemecahan masalah-masalah dalam situasi yang, kegiatan
belajar itu, memiliki tujuan dan terkontrol.
d. Landasan Empiris
Landasan empiris menekankan pada pemilihan dan
penggunaan media belajar berdasarkan karakteristik orang
yang belajar dan medianya. Hal ini didasarkan atas
pengalaman yang di mana kita mengenal para peserta didik
itu bermacam-macam. Ada yang gaya belajarnya visual dan
auditif bahkan ada juga audio visual. Nah dari gaya belajar
itulah kita dapat memahami dalam pemilihan media belajar 15

3. Urgensi dan Karakteristik Media Pendidikan


Media pembelajaran memiliki tiga peran, yaitu sebagai penarik
perhatian (intentional role), komunikasi (communication role), dan
ingatan/ penyimpanan (retention role).16 Selain dapat menarik
perhatian peserta didik, media pembelajaran juga dapat
menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dalam setiap mata
pelajaran. Guru dapat menciptakan suasana belajar yang menarik
perhatian dengan memanfaatkan media pembelajaran yang kreatif,
inovatif dan variatif sehingga pembelajaran dapat berlangsung
dengan mengoptimalkan proses dan berorientasi pada prestasi
belajar.17 Hal ini sejalan dengan prinsip pendidikan dalam Qs. An-
Nahl ayat 89:
ْ ‫علَ ْيكَ ا ْل ِك ٰت َب تِ ْبيَانًا ِلِّ ُك ِِّل ش َْيءٍ َّوهُ ًدى َّو َرحْ َمةً َّوبُش ْٰرى ِل ْل ُم‬
‫س ِل ِم ْي َن‬ َ ‫َونَ َّز ْلنَا‬
"Dan Kami turunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu untuk
menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan
kabar gembira bagi orang yang berserah diri (Muslim)." 18

15
M. Ramli, ‛Media Pembelajaran dalam Pespektif Qur’an dan Hadis‛, dalam Ittihad, Jurnal
Kopertais Wilayah XI Kaimantan, Volume 13, Nomor 23, 25 April 2015, hlm. 136.
16
Umi Rosyidah dkk., Active Learning dalam Bahasa Arab (Malang: UIN Maliki Press, 2008),
hlm. 96.
17
Ahmad Mustafâ al-Marâgî, Tafsîr al-Marâgî, Jilid V, hlm. 246.
18
Q.S An-Nahl Ayat 89

9| Ilmu dan Tafsir Tarbawi


Al-Qur’an selain berperan untuk menjelaskan juga berfungsi
sebagai petunjuk, rahmat, dan pemberi kabar gembira bagi orang
yang berserah diri. Media dalam konteks ayat ini harus mampu
menjadi petunjuk untuk melakukan sesuatu yang baik. Al-Qur’an
sebagai rahmat dan pemberi kabar gembira harus mampu
menumbuhkan rasa gembira yang selanjutnya dapat meningkatkan
perhatian peserta didik dalam mempelajari berbagai materi yang
disampaikan di dalamnya.19 Hal ini didasarkan pada tujuan
pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada aspek kognitif
semata, melainkan dapat berpengaruh pada aspek afektif dan
psikomotorik.
Di samping itu, dalam melaksanakan tugasnya pendidik perlu
dilandasi dengan sumber ajaran agama, sesuai firman Allah swt.
dalam QS. An-Nahl ayat 44 :
ِ َّ‫َواَ ْن َز ْلنَا ٓ اِلَ ْيكَ ال ِذِّك َْر ِلتُبَيِِّ َن ِللن‬
‫اس َما نُ ِ ِّز َل اِلَي ِْه ْم َولَعَلَّ ُه ْم يَتَفَك َُّر ْو َن‬
"Dan kami turunkan kepadamu al-Quran, agar kamu menerangkan
pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan
supaya mereka memikirkan."20
Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa dalam masalah penerapan
media pembelajaran, pendidik harus memperhatikan perkembangan
jiwa (keagamaan) peserta didik, karena faktor ini yang justru menjadi
sasaran media pembelajaran. Tanpa memperhatikan dan memahami
perkembangan jiwa anak atau tingkat daya pikir peserta didik,
pendidik akan sulit diharapkan untuk dapat mencapai kesuksesan.
Hal ini ditegaskan pula dalam firman Allah QS. An-Nah 125 :
َ ْ‫سنَ ِة َو َجا ِد ْل ُه ْم بِالَّتِ ْي ِه َي اَح‬
‫س ُن‬ َ ‫ع ا ِٰلى‬
َ ‫سبِ ْي ِل َربِِّكَ بِا ْل ِح ْك َم ِة َوا ْل َم ْو ِع َظ ِة ا ْل َح‬ ُ ‫ا ُ ْد‬
‫سبِ ْي ِل ٖه َوهُ َو اَ ْعلَ ُم بِا ْل ُم ْهتَ ِدي َْن‬
َ ‫ض َّل ع َْن‬ َ ‫ا َِّن َربَّكَ هُ َو اَ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui
siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
siapa yang mendapat petunjuk."21

19
Abd al-‘Alîm Ibrâhîm, alMuwajjih al-Fannî li Mudarrisî al-Lugah al-‘Arabiyyah (Cet. XIX; al-
Qâhirah: Dâr al-Ma’ârif, 2007), hlm. 423.
20
Q.S An-Nahl Ayat 44.
21
QS. An-Nahl Ayat 125.

10 | I l m u dan Tafsir Tarbawi


Berdasarkan ayat tersebut, aktivitas pendidikan termasuk di
dalamnya pemilihan metodologi dan media pembelajaran harus
memperhatikan perkembangan jiwa peserta didik yang berbeda-
beda. Kata al-hikmah dalam ayat tersebut dapat dipahami sebagai
ilmu, keadilan, filsafat dan kebijaksanaan. 22
Mustafa Al-Maragi mengartikan al-hikmah sebagai perkataan
yang benar dan tegas dengan dalil yang kuat untuk menjelaskan
yang hak dan melenyapkan yang batil. Sedangkan kata mau'izatul
hasanah dapat diartikan sebagai pesan yang baik yang berkaitan
dengan segala aspek kehidupan contohnya seperti mendidik. Media
dalam pelaksanaan pendidikan mengacu pada term al-hikmah yaitu
harus disertai dengan contoh-contoh yang baik sesuai dengan tingkat
pemikiran audiens sehingga ajaran Islam benar-benar dapat
dirasakan sebagai satu-satunya pilihan yang tepat untuk
memecahkan masalah yang dihadapi.23
Berdasarkan pemahaman terhadap ayat tersebut, penggunaan
media dalam pembelajaran harus mempertimbangkan aspek pesan
yang disampaikan baik positif dan bahasa yang santun sebagai
sarana menyampaikan pesan, dan jika dibantah pun seorang
pendidik harus menjelaskannya dengan bahasa yang logis dan baik
supaya peserta didik dapat menerima dengan baik.
Media pembelajaran sangat berperan penting untuk
meningkatkan efektivitas proses pembelajaran, tujuannya yaitu :
a. Memperkaya pengalaman belajar peserta didik
b. Meningkatkan perhatian peserta didik terhadap pelajaran
c. Membuat peserta didik lebih siap belajar
d. Mengikutsertakan banyak panca indera dalam proses
pembelajaran
e. Meminimalisir perbedaan persepsi antara guru dan peserta
didik
f. Menambah kontribusi positif peserta didik dalam memperoleh
pengalaman belajar

22
Ahmad Mustafa al-Marâgî, Tafsîr al-Marâgî, Jilid V, hlm. 273.
23
Ahmad Mustafa al-Maragi, Tafsîr Al-Maragi, Jilid V, hlm. 274.

11 | I l m u dan Tafsir Tarbawi


g. Membantu menyelesaikan perbedaan pribadi antarpeserta
didik.24

4. Ragam Media Pendidikan


Media pendidikan terbagi menjadi dua macam, yaitu: hardware
(material) yaitu benda-benda sebagai alat bantu yang meliputi meja,
kursi belajar, papan tulis, penghapus, kapur tulis, buku, media
informasi, internet, dan lingkungan. Yang kedua software
(immaterial) yaitu perbuatan pendidik yang meliputi nasehat,
teladan, larangan, perintah, pujian, teguran, ancaman dan hukuman.
Berdasarkan kategori ini, ragam media pendidikan dalam al-Qur’an
mencakup kedua dari alat pendidikan tersebut.25
a. Media Hardware yang mencakup: media audio, media visual,
dan media audiovisual. Media Audio adalah media yang
hanya dapat didengar, berupa suara dengan berbagai alat
penyampai suara baik dari manusia maupun nonmanusia.
Penggunaan teknologi dalam pembelajaran di masa
modern memiliki perbedaan dalam wujudnya. Media
pembelajaran berbasis teknologi dewasa ini sangat maju dan
cukup variatif, masih terbuka untuk lebih canggih lagi masa
di masa akan datang. Beberapa media dalam pembelajaran
yang berbasis teknologi seperti: televisi, VTR (Video Tape
Recorder), VCD (Video Compact Disc), DVD (Digital Versatile
Disc), film, komputer/internet, dan lain-lain.26
b. Media Pendidikan Bukan Benda (Software/Immaterial)
Alat/media pendidikan yang bukan berupa benda
(immaterial) dijelaskan dalam banyak ayat al-Qur’an.
Pertama, keteladanan (al-uswah). Manusia memerlukan
figur keteladanan yang baik yang dapat membimbing
manusia ke arah kebenaran. Allah mengutus nabi dan rasul
untuk memenuhi keinginan tersebut seperti mengutus Nabi

24
Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pemelajaran (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hlm. 101.
25
Fadhilah Rohman, Urgensi Dan Jenis Media Pembelajaran Bahasa Arab : Studi Analisis
Terhadap Ayat-Ayat Alquran, Jurnal Ilmu Keislaman dan Pendidikan VOL. 3 NO. 1 202, hlm. 45-46
26
Ahmad Khubairî, al-Wasâ’il al-Ta’lîmiyyah wa al-Manhaj (al-Qâhirah: Dâr al-Nahdah al-
‘Arabiyyah, 1979), hlm. 37.

12 | I l m u dan Tafsir Tarbawi


Muhammad SAW menjadi teladan bagi manusia. Firman
Allah dalam Qs. al-Ahzâb ayat 21 :
َ ‫سنَةٌ ِلِّ َم ْن ك‬
‫َان يَ ْر ُجوا هللاَ َوا ْليَ ْو َم‬ َ ‫س َوةٌ َح‬ ُ ‫َان لَ ُك ْم فِ ْي َر‬
ْ ُ ‫س ْو ِل هللاِ ا‬ َ ‫لَقَ ْد ك‬
ْٰ
َ ‫اْل ِخ َر َوذَك ََر ه‬
‫ّٰللا َكثِي ًْرا‬
"Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang
banyak mengingat Allah."27
Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa sosok Nabi
Muhammad Saw merupakan barometer kehidupan dan suri
tauladan bagi manusia. Sebagai pembawa pesan Allah SWT,
Nabi Muhammad SAW sukses menghidupkan pesan tersebut
dalam dirinya dan bagi orang di sekitarnya. Sifat, sikap dan
nilai-nilai yang dibawa beliau–meskipun tidak seluruhnya
merupakan representasi dari ajaran-ajaran Al-Qur’an. 28
Menurut al-Gazali, terdapat beberapa sifat penting yang
harus dimiliki oleh guru sebagai orang yang diteladani, yaitu:
1. Amanah dan tekun bekerja
2. Bersifat lemah lembut dan kasih sayang terhadap
peserta didik
3. Dapat memahami dan berlapang dada dalam ilmu
serta orang-orang yang mengerjakannya
4. Tidak rakus pada materi
5. Berpengetahuan luas
6. Istiqamah dan memegang teguh prinsip. 29
Al-Gazali juga menambahkan bahwa terdapat beberapa
sifat penting yang harus terdapat dalam diri peserta didik,
yaitu rendah hati, mensucikan diri dari segala keburukan
(tazkiyyah), taat dan istiqamah. Seorang pendidik hendaknya
menjadi teladan dari sifat-sifat itu.
Kedua, perintah dan larangan (al-‘amr wa an-nahy).
Perintah adalah suatu keharusan untuk berbuat atau

27
Q.S. Al Ahzab ayat 21.
28
https://tafsiralquran.id/tafsir-surat-al-ahzab-ayat-21-nabi-muhammad-saw-adalah-suri-tauladan/
diakses tanggal 24 November 2022 pada pukul 18.06 WIB
29
Imam al-Gazali, Ihya ‘Ulum ad-Din, Juz I (Beirut: Darul ma'arif, 1951), hlm. 97-99

13 | I l m u dan Tafsir Tarbawi


melakukan sesuatu. Perintah bukan hanya apa yang keluar
dari mulut seseorang yang harus dikerjakan oleh orang lain,
tetapi termasuk pula anjuran, pembiasaan dan peraturan-
peraturan umum yang harus ditaati oleh peserta didik. Tiap-
tiap perintah dan peraturan dalam pendidikan mengandung
norma-norma kesusilaan. Perintah bersifat memberi arah atau
mengandung tujuan ke arah perbuatan moral. Misal perintah
dalam al-Quran surah Al-Maidah ayat 2:
ِ ‫اْلثْ ِم َوا ْلعُد َْو‬
ۖ ‫ان‬ َ ‫علَى ا ْلبِ ِ ِّر َوالتَّ ْق ٰو ۖى َو َْل تَعَا َونُ ْوا‬
ِ ْ ‫علَى‬ َ ‫اونُ ْوا‬
َ َ‫َوتَع‬
ِ ‫ش ِد ْي ُد ا ْل ِعقَا‬
‫ب‬ َ ‫َواتَّقُوا ه‬
َ ‫ّٰللا ا َِّن ه‬
َ ‫ّٰللا‬
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu
kepada Allah, Sungguh Allah amat berat siksa-Nya."30
Suatu perintah akan mudah ditaati oleh peserta didik jika
pendidik menaati dan hidup menurut peraturan-peraturan itu, atau
jika apa yang harus dilakukan oleh anak-anak itu sudah dimiliki dan
menjadi pedoman pula bagi hidup pendidik. Terdapat beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam memberikan perintah, yaitu:
1. Jangan memberikan perintah kecuali karena diperlukan
2. Hendaknya perintah itu dengan ketetapan hati dan niat yang
baik
3. Jangan memerintahkan kedua kalinya jika perintah pertama
belum dilaksanakan
4. Perintah hendaknya benar-benar dipertimbangkan akibat dan
konsekuensinya
5. Perintah hendaknya bersifat umum, bukan bersifat khusus.
Selain perintah, pendidik juga seringkali harus melarang
perbuatan peserta didik. Larangan biasanya dikeluarkan jika peserta
didik melakukan sesuatu yang buruk dan membahayakan dirinya.
Larangan sama seperti perintah, perintah merupakan suatu
keharusan untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat, sedangkan
larangan merupakan keharusan untuk tidak melakukan sesuatu yang
merugikan. Misal, dalam Q.S Luqman 18-19

30
Q.S al-Maidah ayat 2

14 | I l m u dan Tafsir Tarbawi


ُّ ‫ّٰللا َْل يُ ِح‬
‫ب ُك َّل‬ ِ ‫اس َو َْل تَ ۡم ِش ِفى ۡاْلَ ۡر‬
َ ‫ض َم َر ًحا ؕ ا َِّن ه‬ ِ َّ‫ص ِعِّ ۡر َخدَّكَ ِللن‬
َ ُ ‫َو َْل ت‬
١٨ ‫ُم ۡختَا ٍل فَ ُخ ۡو ٍر‬
"Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena
sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh,
Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membanggakan diri."
ُ‫ت لَص َۡوت‬ ۡ َ‫ُض ِم ۡن ص َۡوتِكَ ؕ ا َِّن اَ ۡنك ََر ا ْۡل‬
ِ ‫ص َوا‬ ۡ ‫َو ۡاق ِص ۡد فِ ۡى َم ۡشيِكَ َو‬
ۡ ‫اغض‬
١٩ ‫ۡال َح ِم ۡير‬
"Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu,
Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai."31
Kedua ayat tersebut menjelaskan tentang larangan terhadap
manusia untuk berbuat sombong dan angkuh, baik dengan perkataan
maupun tingkah lakunya. Tujuan larangan ini antara lain yaitu
memelihara peserta didik dari aspek-aspek yang dapat merugikan
dirinya sehingga proses pendidikan dipandang gagal total.
Ketiga, penghargaan (reward) dan hukuman (funishment).
Penghargaan merupakan hadiah yang diberikan kepada anak yang
berprestasi baik dalam belajar maupun sikap dan perilaku. Di dalam
al-Quran, media penghargaan ini disebut dengan al-targîb. Al-Qur’an
menggunakan media ini untuk meyakinkan seseorang terhadap
kebesaran Allah melalui janji-Nya disertai dengan bujukan untuk
melakukan amal saleh. Seperti dalam Al-Quran surah Yunus ayat 63-
64 yaitu :
63 ‫اَلَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْوا َوكَانُ ْوا يَتَّقُ ْو َن‬
" (Yaitu) orang-orang yang beriman dan senantiasa bertakwa."

‫ّٰللاِ ٰذ ِلكَ ُه َو‬


‫ت ه‬ ٰ ْ ‫لَ ُه ُم ا ْلبُش ْٰرى فِى ا ْل َح ٰيو ِة ال ُّد ْنيَا َوفِى‬
ِ ٰ‫اْل ِخ َر ِة َْل تَ ْب ِد ْي َل ِل َك ِلم‬
64 ‫ا ْلفَ ْو ُز ا ْل َع ِظ ْي ُم‬
"Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan di
akhirat. Tidak ada perubahan bagi janji-janji Allah. Demikian itulah
kemenangan yang agung." 32

31
Q.S Luqman Ayat 18-19.
32
Q.S Yunus Ayat 63-64.

15 | I l m u dan Tafsir Tarbawi


Kedua ayat diatas menjelaskan bahwa orang-orang yang beriman
dan bertakwa akan memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Media penghargaan dapat dilakukan oleh pendidik dengan
bermacam-macam cara, antara lain:
1. Pendidik mengangguk-anggukan kepala tanda senang dan
membiarkan suatu jawaban yang diberikan oleh seorang anak
2. Guru memberikan kata-kata yang menggembirakan (pujian)
3. Guru memberikan benda-benda yang menyenangkan dan
berguna bagi anak-anak, dan sebagainya. Hukuman itu
diberikan karena ada pelanggaran sedangkan tujuan
pemberian hukuman agar tidak terjadi pelanggaran secara
berulang.
Hukuman (funishment) dalam pendidikan dilaksanakan karena
dua hal, yaitu hukuman diadakan karena ada pelanggaran atau
kesalahan yang diperbuat dan hukuman diadakan dengan tujuan
agar tidak terjadi pelanggaran. Ciri-ciri hukuman dalam perspektif
pendidikan Islam:
1. hukuman diberikan untuk memeroleh perbaikan dan
pengarahan
2. memberikan kesempatan kepada anak memerbaiki
kesalahannya sebelum dipikul. Anak yang belum berusia
sepuluh tahun tidak boleh dipikul, kalaupun tidak boleh dari
tiga kali
3. pendidik harus tegas dalam melaksanakan hukuman, artinya
jika sikap keras pendidik telah dianggap perlu maka harus
dilaksanakan dari sikap lunak dan kasih sayang.33
Media hukuman ini dalam al-Qur’an disebut dengan at-tarhîb.
Seperti dalam al-quran surah al-Baqarah ayat 39
ٰٰۤ َ ٰ ٰ
‫ب النَّ ِار هُ ْم فِ ْي َها ٰخ ِلد ُْو َن‬
ُ ‫ول ِٕىكَ اَص ْٰح‬ ُ ‫َوالَّ ِذي َْن َكفَ ُر ْوا َو َكذَّبُ ْوا بِايتِنا ٓ ا‬
"Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami,
mereka itu penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya." 34
Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah akan memberikan
hukuman kepada orang-orang kafir yang mendustakan ayat-ayat-Nya

33
Oemar Hamalik, Media Pendidikan (Bandung: Penerbit Alumni, 1980), hlm. 76
34
Q.S Al-Baqarah Ayat 25

16 | I l m u dan Tafsir Tarbawi


berupa neraka. Allah akan menyiksa orang yang tidak patuh dengan
siksa yang pedih.

D. SIMPULAN
Media/Alat Pendidikan merupakan sarana dan pra sarana yang
digunakan untuk membantu proses pembelajaran supaya tujuan
pendidikan dapat dicapai. Media pendidikan itu sendiri telah digunakan
sejak zaman Rasulullah SAW. Media pendidikan pun telah disebutkan
di beberapa ayat dalam al-Quran contohnya pada surah Al-Alaq ayat 4.
Adapun Media pendidikan itu terbagi menjadi 2 macam yaitu (1)
Software yang mencakup audio, visual, maupun audiovisual seperti
nasehat, larangan, perintah, pujian, hukuman dan lain sebagianya, (2)
Hardware yaitu benda yang berupa meja, kursi, papan tulis, penghapus,
dan lain sebagainya. Adapun landasan yang media pendidikan yaitu
terdapat landasan filosofis, landasan psikologis, landasan teknologis
serta landasan empiris. Tujuan dari media pendidikan ini sendiri yaitu
menambah pengalaman serta meningkatkan perhatian dan kesiapan
peserta didik terhadap pembelajaran sehingga peserta didik mampu
berkontribusi dalam proses pembelajaran, melatih pancaindra pendidik
dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, meminimalisir
terjadinya perbedaan persepsi antara guru dan murid serta membantu
menyelesaikan perbedaan pribadi antar peserta didik.

17 | I l m u dan Tafsir Tarbawi


DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur'an Al-Karim

Ahmad Mustafâ al-Marâgî, Tafsîr al-Marâgî, Jilid V

Abdul Haris Pito, Media Pembelajaran Dalam Perspektif Al-Quran, Andragogi

Jurnal Diklat Teknis, Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-

Maarif, 2010)

Muhammad Hasan dkk, Media Pembelajaran, (Tahta Media Grup, 2021)

Abd al-‘Alîm Ibrâhîm, al-Muwajjih al-Fannî li Mudarrisî al-Lugah al-‘Arabiyyah


(Cet. XIX; al-Qâhirah: Dâr al-Ma’ârif, 2007)

Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pemelajaran (Jakarta: Ciputat Press,


2002).

Qurrata Akyuni, Alat Pendidikan Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini,


Tarbiyatul-Aulad Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak, Vol. 8, No. 01, Januari
2022

Ahmad Khubairî, al-Wasâ’il al-Ta’lîmiyyah wa al-Manhaj (al-Qâhirah: Dâr al-


Nahdah al-‘Arabiyyah, 1979).

Fadhilah Rohman, Urgensi Dan Jenis Media Pembelajaran Bahasa Arab : Studi
Analisis Terhadap Ayat-Ayat Alquran, (Jurnal Ilmu Keislaman dan
Pendidikan Volume. 3 Nomor. 01, 2022).

Mihmidaty Ya’cub, Media Pendidikan Perspektif Al Quran Hadits Dan


Pengembangannya , CENDEKIA: Jurnal Studi Keislaman Volume 4, Nomor
2, Desember 2018

Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, Cet.III (Jakarta:


Bumi Aksara, 1995)

18 | I l m u dan Tafsir Tarbawi


Umi Rosyidah dkk., Active Learning dalam Bahasa Arab (Malang: UIN Maliki
Press, 2008).

Imam al-Gazali, Ihya ‘Ulum ad-Din, Juz I (Beirut: Darul ma'arif, 1951).

Oemar Hamalik, Media Pendidikan (Bandung: Penerbit Alumni, 1980)

M. Ramli, Media Pembelajaran dalam Pespektif Qur’an dan Hadis, dalam Ittihad,
Jurnal Kopertais Wilayah XI Kaimantan, Volume 13, Nomor 23, 25 April
2015.

Purwono. Joni, dkk. Penggunaan Media Audio-Visual Pada Mata Pelajaran


Ilmu Pengetahuan Alam Di Sekolah Menengah Pertama Negeri1 Pacitan.
Dalam Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.2, No.2, 2014

Hambali, Landasan Media Pembelajaran, dalam Modul 4, Jurnal Ekonomika,


Universitas Almuslim Bireuen.

https://id.wikipedia.org/wiki/Papirus

https://quranhadits.com/quran/96-al-alaq/al-alaq-ayat-4/

https://tafsiralquran.id/tafsir-surat-al-ahzab-ayat-21-nabi-muhammad-saw-
adalah-suri-tauladan/

19 | I l m u dan Tafsir Tarbawi

Anda mungkin juga menyukai